MONOPROTIK
(STANDARISASI HCl
DENGAN NATRIUM
BORAKS – SAMPEL
NAOH)
16 Oktober 2020
TUJUAN
1. Menjelaskan penggunaan indikator
pada titrasi asam-basa.
2. Standarisasi larutan HCl dengan
boraks
3. Menentukan konsentrasi suatu
larutan asam atau basa dengan
menggunakan penetrasi HCl
DASAR TEORI
a. Titrasi Asam-Basa Monoprotik
Titrasi asam basa merupakan salah satu metoda
untuk menentukan kadar secara kuantitatif dari zat-
zat yang dikenal rumus kimianya. Titrasi juga dikenal
sebagai analisis massa, karena jumlah larutan yang
digunakan untuk menentukan kadar suatu zat, diukur
secara tepat.
Hal-hal yang perlu diketahui dalam titrasi
adalah :
• Persamaan reaksi
• Mol
• Derajat kesamaan dan kebebasan
• Ekivalensi
DASAR TEORI
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk analisis
massa adalah
• Reaksi kimia harus berlangsung dengan
cepat, kuantitatif dan sesuai dengan
perbandingan stoikhiometrinya.
• Reaksi harus dapat diulang dengan perbedaan
hasil tidak lebih dari 0,5%
• Titik akhir titrasi harus dapat diketahui
dengan jelas.
• Kadar dari larutan baku harus dapat diketahui
dengan tepat.
DASAR TEORI
Titrasi dapat terjadi dengan dua cara yaitu :
• Titrasi Langsung • Titrasi tak langsung
Hanya zat-zat yang mudah larut yang Zat-zat yang sukar larut dan hanya dapat bereaksi
dapat ditemukan dengan cara ini. secara tepat dan kuantitatif, serta konsentrasi
Zat yang akan ditentukan langsung tinggi, yang dapat ditentukan kadarnya dengan
dititrasi dengan larutan baku sampai cara titrasi ini. Caranya zat-zat itu direaksikan
titik akhir titrasi tercapai. dengan larutan baku dalam jumlah berlebih dan
Contoh : Titrasi antara HCl dengan kelebihannya dititrasi dengan baku lainnya.
NaOH Contoh : CaCO3 memiliki kelarutan dalam air
HCl + NaOH NaCl + H2O yang relatif rendah, pada 20Csebesar 1,4 x 10-3
%, karena itu CaCO3 direaksikan terlebih dahulu
dengan larutan baku HCl dalam jumlah berlebih
dengan reaksi sebagai berikut
CaCO3 + 2HClberlebih CaCl2 + H2O + CO2 + HCl
HCl + NaOH NaCl + H2O
DASAR TEORI
b. Titrsi Asam Diprotik
Penentuan kadar garam dari asam lemah ini dapat dilakukan dengan
menggunakan larutan baku asam.
Titrasi dilakukan secara bertahap :
1. Sejumlah volume campuran garam karbonat-bikarbonat di titrasi dengan
asam klorida dengan indikator yang perubahan warnanya sekitar pH
pembentukannya H2CO3 dari CO3-2 (phenol – phtaelin atau campuran
thynol blue – cresol red) reaksi : H + + CO3-2 H2CO3. Jumlah asam yang
digunakan ekivalen dengan separuh jumlah karbonat yang ada dalam
larutan.
2. Sejumlah volume yang sama dari gram tersebut di titrasi dengan asam
klorida dengan indikator pH perubahan warnanya meliputi pH
pembentukan H2CO3 dari semua CO3-2 dan H2CO3 yang ada dalam larutan,
yaitu methyl orange – indigo carmine atau broophenol blue. Jumlah asam
yang digunakan ekivalen dengan jumlah CO 3-2 dan H2CO3 yang ada dalam
ALAT DAN BAHAN
NO. PERALATAN BAHAN
1. Buret Dinatrium tetraboraks
2. Erlenmeyer 250 ml NaOH
3. Labu ukur 25 ml HCl
4. Pipet seukuran 25 ml Indikator fenol ftalein (pp)
5. Pipet tetes Innndikator metil merah (mm)
6. Gelas kimia 100 ml dan 200 ml
7. Ball pipet
8. Neraca analitik
9. Kaca alroji
10. Spatula
11. Batang pengaduk
12. Klem dan statif
13. Corong
DIAGRAM DAN SKEMA KERJA
Standarisasi larutan baku sekunder HCl dengan Boraks
Boraks
• Dikeringkan di oven pada suhu 105C – 110 C
selama 2 jam
• Ditimbang sebesar 1,9069 gram.
• Dimasukkan ke gelas kimia.
• Tambah air panas 20 mL
• Dimasukkan ke Labu ukur 100 mL
Larutan Boraks
• Ambil 25 mL, letakkan ke Erlenmeyer 250 mL
• Tambah 3 tetes indikator mm
• Titrasi dengan larutan HCl sebanyak 25 ml dari
warna kuning hingga merah
• Ulangi dua kali titrasi
• Hitung larutan baku sekunder HCl
Hasil
DIAGRAM DAN SKEMA KERJA
Penentuan Konsentrasi Sampel NaOH
NaOH
• Ambil 25 ml NaOH
• Letakkan dalam Erlenmeyer 250 ml
• Tambahkan tiga tetes indikator phenol
phtalein (pp)
Larutan NaOH
Hasil
DATA DAN PENGOLAHAN
DATA
a. Data Pengamatan
1. Titrasi Larutan Boraks dengan HCl, indikator mm
Percobaan Volume Boraks (mL) Volume HCl (mL)
1. 25 35,3
2. 25 35,2
3. 25 35,1
DATA DAN PENGOLAHAN
DATA
2. Titrasi NaOH sampel dengan larutan baku HCl
Percobaan Volume NaOH Sampel Volume HCl (mL)
1. 25 20,5
2. 25 20,7
3. 25 20,8
DATA DAN PENGOLAHAN
DATA
a. Pengolahan data
1. Titrasi Larutan Boraks dengan HCl, indikator mm
Jawab :
Diketahui
:
• Massa Dinatrium Mboraks
Tetraboraks = 1,906 gram =
• Mr Dinatrium Tetraboraks = x 100 %
= 202
= 0,9443 %
• BE
M
boraks x Vboraks = MHCl x VHCl
• VHCl
0,09436 X 25 = MHCl X 35,2
•
MHCl
DATA DAN PENGOLAHAN
DATA
2. Titrasi NaOH sampel dengan larutan baku HCl
Jawab :
Diketahui
:
• MHCl = 0,0664 M M
HCl x VHCl = MNaOHx VNaOH
• VHCl 0,0664 X 20,67 = MHCl X 25 x 100 %
• Mr NaOH= 40
MNaOH = 0,22 %
• BE = 0,0549 M
PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama, digunakan boraks (Na2B4O7.10H2O) sebagai larutan standar primer, HCl sebagai
larutan standar sekunder, dan metil merah (mm) sebagai indikator. Percobaan dimulai dari mengeringkan dinatrium
tetraboraks ke dalam oven kemudian ditimbang seberat 1,9069 gram. Kemudian dinatrium tetraboraks dimasukkan
ke dalam gelas kimia dan ditambahkan air panas ±20 ml. Larutan dinatrium tetraboraks yang ditambahkan dengan
air panas tadi dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, lalu di ambil 25 ml dan diletakkan ke Erlenmeyer 250 ml
kemudian ditambahkan tiga tetes indikator metil merah. Setelah itu, larutan boraks dititrasi menggunakan HCl dari
warna kuning hingga warna merah dan ulangi titrasi sebanyak dua kali yang hasilnya harus <0,5%.
Volume rata-rata HCl diperoleh sebanyak 35,2 ml. Dari proses standarisasi HCl maka diperoleh Molaritas
HCl dari perhitungan sebesar 0,0669 M atau ( 6,69 x 10 -2 M). Maka molaritas HCl dapat digunakan untuk
menentukan persen berat terhadap volume dengan rumus :