Anda di halaman 1dari 35

PERCOBAAN III

PANAS SPESIFIK

A. Tujuan
1. Memahami konsep termodinamika yang terkait dengan aliran panas dari
dan ke material.
2. Memahami hukum kekekalan energi yang diaplikasikan pada energi
termal.
3. Menentukan panas spesifik dari alumunium dalam range temperatur antara
air mendidih sampai dengan suhu ruangan.

(Monde, 2022)

B. Dasar Teori

Termodinamika dikenal sebagai ilmu yang mempelajari kalor (panas)


dan cara perpindahannya. Materi termodinamika merupakan materi fisika
yang banyak memuat konsep-konsep yang mengarah kepada kehidupan
sehari-hari dan pemanfaatan teknologi. (Sudarmo, dkk. 2018)

Perpindahan panas akan berlangsung apabila terdapat perbedaan


temperatur. Perbedaan temperatur mengakibatkan energi akan berpindah dari
daerah bertemperatur tinggi kebenda bertemperatur yang lebih rendah.
Menurut konsep termodinamika energi yang dipindahkan akibat perbedaan
temperatur disebut dengan panas. Meskipun hukum termodinamika ini
berkaitan dengan perpindahan energi, namun hanya terjadi pada sistem tidak
seimbang hingga mencapai keadaan kesetimbangan. Secara umum ada tiga
cara proses perpindahan panas yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
(Faisal&Usman, 2019).
Perpindahan panas dapat didefiniskan sebagai perpindahan energi dari
suatu daerah kedaerah lainnya sebagai akibat dari perbedaan terperatur antara
daerah-daerah tersebut. Perpindahan panas konduksi merupakan perpindahan
energi yang terjadi pada media padat atau fluida diam sebagai akibat dari
perbedaan temperatur. Perpindahan panas konveksi adalah suatu perpindahan
panas yang terjadi antara suatu permukaan padat dan fluida yang bergerak
atau mengalir akibat adanya perbedaan temperatur. Perpindahan panas radiasi
tidak diperlukan media. (Nugroho, 2009)

Penyimpanan energi panas dapat diklasifikasikan sebagai penyimpanan


energi dalam bentuk panas sensibel, panas latem dan gabungan panas sensibel
dengan panas laten. Penyimpanan panas laten memanfaatkan panas laten
yang terdapat pada material untuk menyimpan energi panas. Panas laten
adalah jumlah panas yang diserap selama perubahaan fasa pada material
tersebut dari satu fasa kefasa lainnya. (Umar, 2020)

Panas spesifik (Cp) adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk


meningkatkan terperatur satu-satuan. Jumlah energi yang diserap oleh zat ini
dinyatakan dalam satuan joule (J), dan lebih jarang dalam kalori (Cal). Secara
umum, diasumsikan bahwa energi diserap melalui panas, namun energi dapat
berasal dari sumber lain, seperti pekerjaan yang dilakukan pada zat (agitasi
ketat, misalnya). Contohnya teko dimana uap air yang dihasilkan oleh
pemanasannya dilepaskan. Untuk memanaskan air, ia harus menyerap panas
dari nyala api yang terletak dibawah teko. Jadi, seiring berjalannya waktu dan
tergantung pada intensitas api, api akan mendidih ketika mencapai titik
didihnya. Panas spesifik menentukan berapa banyak energi yang dikonsumsi
air untuk setiap derajat celcius (oC) yang meningkatkan suhunya. Nilai ini
konstan jika volume air berbeda dipanaskan diteko yang sama. (Jassin, 2010)
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Beaker glass
b. Hot plate
c. Neraca analitik
d. Cup sterofom
e. Termometer
f. Tang penjepit
2. Bahan
a. Potongan logam
b. Air

(Monde, 2022)

D. Bagan Kerja

Ditimbang cup sterofom kosong, dituang aquades 50 mL,


dihitung massa air

Diukur temperatur aquades didalam cup sterofom

Ditimbang potongan logam

Dipanaskan air dalam beaker glass menggunakan hot plate,


saat air sudah mendidih masukkan logam

Diteruskan pemanasam potongan logam ke cup air dingin

Dipindahkan dengan cepat potongan logam ke cup air dingin

Diaduk air dan logam, lalu ulangi langkah diatas dengan


massa air berbeda
(Monde, 2022)
E. Hasil Pengamatan
1. Data Percobaan
a. Tembaga I
- Percobaan I (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 7,41 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 56,03 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,11 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 30oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 30 C
o
: 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30,3 C
o
: 303,15 K
- Percobaan II (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 7,22 gram : 0,024 kg
- Massa sterofom : 55,8 gram : 0,073 kg
- Massa seng : 0,12 gram : 0,00165 kg
- Suhu awal air : 30,28oC : 302,15 K
- Suhu awal seng : 30 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 31 oC : 304,15 K
- Percobaan III (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 7,41 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 104 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,11 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 30oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 31 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30 oC : 303,15 K
- Percobaan IV (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 7,41 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 106 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,21 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 31oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 30 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30 oC : 303,15 K

b. Aluminium
1. Percobaan I (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 8 gram : 0,008 kg
- Massa sterofom : 56 gram : 0,056 kg
- Massa seng : 0,21 gram : 0,00021 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 27,5 oC : 300,65 K
- Suhu akhir air dan seng : 30,27 oC : 303,42 K
2. Percobaan II (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 23 gram : 0,023 kg
- Massa sterofom : 71 gram : 0,071 kg
- Massa seng : 0,47 gram : 0,00047 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 27,8 oC : 300,95 K
- Suhu akhir air dan seng : 30 oC : 303,15 K
3. Percobaan III (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 8 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 56 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,47 gram : 0,00047 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 27,5 oC : 300,65 K
- Suhu akhir air dan seng : 30,27 oC : 303,42 K
4. Percobaan IV (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 23 gram : 0,023 kg
- Massa sterofom : 71 gram : 0,071 kg
- Massa seng : 0,21 gram : 0,00021 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 27,5 oC : 300,65 K
- Suhu akhir air dan seng : 30 oC : 303,15 K
5. Percobaan V (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 8 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 103 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,21 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 27,5 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30,5 oC : 303,15 K
6. Percobaan VI (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 29 gram : 0,008 kg
- Massa sterofom : 118 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,47 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 27,8 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30,8 oC : 303,15 K
7. Percobaan VII (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 8 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 103 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,47 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 27,5 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30,5 oC : 303,15 K
8. Percobaan VIII (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 23 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 118 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,21 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 27,8 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30,8 oC : 303,15 K

c. Seng
1. Percobaan I (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 7 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 55 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,7 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 85 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30 oC : 303,15 K
2. Percobaan II (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 24 gram : 0,024 kg
- Massa sterofom : 73 gram : 0,073 kg
- Massa seng : 1,65 gram : 0,00165 kg
- Suhu awal air : 29oC : 302,15 K
- Suhu awal seng : 85 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 31 oC : 304,15 K
3. Percobaan III (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 7 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 55 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,7 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 85 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30 oC : 303,15 K
4. Percobaan IV (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 7 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 55 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,7 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 85 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30 oC : 303,15 K
5. Percobaan V (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 7 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 55 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,7 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 85 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30 oC : 303,15 K
6. Percobaan VI (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 7 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 55 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,7 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 85 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30 oC : 303,15 K
7. Percobaan VII (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 7 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 55 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,7 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 85 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30 oC : 303,15 K
8. Percobaan VIII (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 7 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 55 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,7 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 85 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30 oC : 303,15 K

d. Besi
1. Percobaan I (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 8,59 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 57,12 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,92 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 29 C
o
: 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 95,5 C
o
: 303,15 K
2. Percobaan II (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 8,59 gram : 0,024 kg
- Massa sterofom : 57,12 gram : 0,073 kg
- Massa seng : 0,51 gram : 0,00165 kg
- Suhu awal air : 28oC : 302,15 K
- Suhu awal seng : 29 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 95 oC : 304,15 K
3. Percobaan III (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 8,59 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 104 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,92 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 29 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 95,5 oC : 303,15 K
4. Percobaan IV (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 8,59 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 104 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,51 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 29 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 95 oC : 303,15 K

e. Tembaga II
1. Percobaan I (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 7 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 56 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,12 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28,4 oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 27,8 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 29,4 oC : 303,15 K
2. Percobaan II (50 mL)
- Massa sterofom kosong : 13 gram : 0,024 kg
- Massa sterofom : 62 gram : 0,073 kg
- Massa seng : 0,15 gram : 0,00165 kg
- Suhu awal air : 28,4 oC : 302,15 K
- Suhu awal seng : 27,8 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30 oC : 304,15 K
3. Percobaan III (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 7 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 106 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,12 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28,4 oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 31 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30 oC : 303,15 K
4. Percobaan IV (100 mL)
- Massa sterofom kosong : 13 gram : 0,007 kg
- Massa sterofom : 106 gram : 0,055 kg
- Massa seng : 0,12 gram : 0,0007 kg
- Suhu awal air : 28,4 oC : 301,15 K
- Suhu awal seng : 30 oC : 358,15 K
- Suhu akhir air dan seng : 30,5 oC : 303,15 K

2. Perhitungan dan Hasil Percobaan


a. Tembaga I
1. Hitung massa air
 Volume 50 mL
- Massa air cup 1 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,05603 kg – 0,00741 kg
= 0,04862 kg
- Massa air cup 2 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,0558 kg – 0,00722 kg
= 0,04858 kg
 Volume 100 mL
- Massa air cup 1 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,104 kg – 0,00741 kg
= 0,09659 kg
- Massa air cup 2 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,106 kg – 0,00741 kg
= 0,09859 kg

mw . Cpw . ( T f −T iw )
2. Hitung CpCu = Cp Cu =
mCu . ( T Izn−T f )

 Volume 50 mL
- Percobaan I
mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpCu =
mCu . ( T Izn−T f )
= 0,04862 kg . 4200 J/kg.K . (303,45 – 303,15) K
0,00011 kg . (369,15 – 303,45) K
= 0,04862 . 4200 J . 0,3
0,00011 kg . 56,7 K
= 8476,712 J/kg K
- Percobaan II

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpCu =
mCu . ( T Izn−T f )

= 0,04858 kg . 4200 J/kg.K . (303,15-303,28) K


0,00012 kg (369,15 – 303,15) K

= 0,04858 . 4200 J . (-0,13)


0,00012 kg . 66 K

= -7728,63 J/kg K

 Volume 100 mL
- Percobaan III

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpCu =
mCu . ( T Izn−T f )

= 0,09559 kg . 4200 J/kg.K . (303,45-303,15) K


0,00011 kg (369,15 – 303,45) K

= 0,09559 . 4200 J . 0,3


0,00011 kg . 65,7 K

= 166657,5 J/kg K

- Percobaan IV

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpCu =
mCu . ( T Izn−T f )

= 0,09859 kg . 4200 J/kg.K . (303,15-303,15) K


0,00012 kg (369,15 – 303,15) K

= 0,09859 . 4200 J . 0
0,00012 kg . 66 K

= 0 J/kg K
b. Alumunium
1. Hitung massa air
 Volume 50 mL
- Massa air cup 1 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,056 kg – 0,008 kg
= 0,048 kg
- Massa air cup 2 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,071 kg – 0,023 kg
= 0,048 kg
 Volume 100 mL
- Massa air cup 1 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,103 kg – 0,008 kg
= 0,095 kg
- Massa air cup 2 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,118 kg – 0,023 kg
= 0,095 kg

mw . Cpw . ( T f −T iw )
2. Hitung CpAl = Cp Al=
mAl . ( T IAl−T f )

 Volume 50 mL
- Percobaan I
mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpA =
mAl . ( T IAl−T f )
= 0,048 kg . 4200 J/kg.K . (303,42 – 301,15) K
0,00021 kg . (369,15 – 303,42) K
= 0,048 . 4200 J . 2,27
0,00021 kg . 65,73 K
= 33153,81 J/kg K

- Percobaan II

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mAl . ( T IAl−T f )

= 0,048 kg . 4200 J/kg.K . (303,15 – 301,15) K


0,00047 Kg (369,15 – 303,15 ) K
= 0,048 . 4200 J . 2
0,00047 kg . 66 K

= 12998,06 J/kg K

- Percobaan III

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mAl . ( T IAl−T f )

= 0,048 kg . 4200 J/kg.K . (303,42-301,15) K


0,00047 kg (369,15 – 303,42) K

= 0,048 . 4200 J . 2,27


0,00047 kg . 65,73 K

= 14813,40 J/kg K

- Percobaan IV

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mAl . ( T IAl−T f )

= 0,048 kg . 4200 J/kg.K . (303,15-301,15) K


0,00021 kg (369,15 – 303,15) K

= 0,048 . 4200 J . 2
0,0007 kg . 66 K

= 29090,90 J/kg K

 Volume 100 mL
- Percobaan V

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mAl . ( T IAl−T f )

= 0,095 kg . 4200 J/kg.K . (303,65-301,15) K


0,00021 kg (369,15 – 303,65) K

= 0,095 . 4200 J . 2,5


0,00021 kg . 65,5 K

= 72519,08 J/kg K
- Percobaan VI

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mAl . ( T IAl−T f )

= 0,095 kg . 4200 J/kg.K . (303,95-301,15) K


0,00047 kg (369,15 – 303,95) K

= 0,095 . 4200 J . 2,8


0,00047 kg . 65,2 K

= 36457,38 J/kg K

- Percobaan VII

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mAl . ( T IAl−T f )

= 0,095 kg . 4200 J/kg.K . (303,65-301,15) K


0,00047 kg (369,15 – 303,65) K

= 0,095 . 4200 J . 2,5


0,00047 kg . 65,5 K

= 32402,14 J/kg K

- Percobaan VIII

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mA . ( T IAl −T f )

= 0,095 kg . 4200 J/kg.K . (303,95-301,15) K


0,00021 kg (369,15 – 303,95) K

= 0,095 . 4200 J . 2,8


0,00165 kg . 65,2 K

= 81595,09 J/kg K

c. Seng
1. Hitung massa air
 Volume 50 mL
- Massa air cup 1 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,055 kg – 0,007 kg
= 0,048 kg
- Massa air cup 2 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,073 kg – 0,024 kg
= 0,049 kg
 Volume 100 mL
- Massa air cup 1 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,105 kg – 0,007 kg
= 0,098 kg
- Massa air cup 2 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,122 kg – 0,024 kg
= 0,098 kg

mw .Cp w . ( T f −T iw )
2. Hitung Cpzn = Cp zn=
mzn . ( T Izn−T f )

 Volume 50 mL
- Percobaan I
mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )
= 0,048 kg . 4200 J/kg.K . (303,15 – 301,15) K
0,0007 kg . (358,15 – 303,15) K
= 0,048 . 4200 J . 2
0,0007 kg . 55 K
= 10472,73 J/kg K

- Percobaan II

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )

= 0,049 kg . 4200 J/kg.K . (304,15 – 302,15) K


0,00165 Kg (358,15 – 304,15 ) K

= 0,049 . 4200 J . 2
0,00165 kg . 54 K

= 4691,53 J/kg K

- Percobaan III

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )
= 0,048 kg . 4200 J/kg.K . (305,15-301,15) K
0,00165 kg (358,15 – 303,15) K

= 0,048 . 4200 J . 2
0,00165 kg . 55 K

= 4442,98 J/kg K

- Percobaan IV

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )

= 0,049 kg . 4200 J/kg.K . (304,15-302,15) K


0,0007 kg (358,15 – 304,15) K

= 0,049 . 4200 J . 2
0,0007 kg . 54 K

= 10888,89 J/kg K

 Volume 100 mL
- Percobaan V

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )

= 0,098 kg . 4200 J/kg.K . (303,15-302,15) K


0,0007 kg (363,15 – 303,15) K

= 0,098 . 4200 J . 1
0,0007 kg . 55 K

= 9800 J/kg K

- Percobaan VI

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )

= 0,098 kg . 4200 J/kg.K . (303,15-302,15) K


0,00165 kg (363,15 – 303,15) K

= 0,098 . 4200 J . 1
0,00165 kg . 60 K
= 4157,58 J/kg K

- Percobaan VII

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )

= 0,098 kg . 4200 J/kg.K . (303,15-302,15) K


0,0007 kg (363,15 – 303,15) K

= 0,098 . 4200 J . 1
0,0007 kg . 60 K

= 9800 J/kg K

- Percobaan VIII

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )

= 0,098 kg . 4200 J/kg.K . (303,15-302,15) K


0,00165 kg (363,15 – 303,15) K

= 0,098 . 4200 J . 1
0,00165 kg . 54 K

= 4157,58 J/kg K

d. Besi
1. Hitung massa air
 Volume 50 mL
- Massa air cup 1 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,0571 kg – 0,0086 kg
= 0,0485 kg
- Massa air cup 2 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,0571 kg – 0,0086 kg
= 0,0485 kg
 Volume 100 mL
- Massa air cup 1 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,104 kg – 0,0086 kg
= 0,0954 kg
- Massa air cup 2 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,104 kg – 0,0086 kg
= 0,0954 kg

mw . Cpw . ( T f −T iw )
2. Hitung CpFe = Cp Fe =
m Fe . ( T IFe −T f )

 Volume 50 mL
- Percobaan I
mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpFe =
mFe . ( T IFe −T f )
= 0,0485 kg . 4200 J/kg.K . (302,15 – 301,15) K
0,00092 kg . (368,65 – 302,15) K
= 0,0485 . 4200 J . 1
0,00092 kg . 66,5 K
= 3328,4 J/kg K

- Percobaan II

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpFe =
mFe . ( T IFe −T f )

= 0,0485 kg . 4200 J/kg.K . (302,15 – 301,15) K


0,00051 Kg (368,15 – 302,15 ) K

= 0,0485 . 4200 J . 1
0,00051 kg . 66 K

= 6044,5 J/kg K

 Volume 100 mL
- Percobaan III

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpFe =
mFe . ( T IFe −T f )

= 0,0954 kg . 4200 J/kg.K . (302,15-301,15) K


0,00092 kg (368,65 – 302,15) K

= 0,0954 . 4200 J . 1
0,00092 kg . 65,5 K

= 6547,1 J/kg K
- Percobaan IV

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpFe =
mFe . ( T IFe −T f )

= 0,0954 kg . 4200 J/kg.K . (302,15-301,15) K


0,00051 kg (368,15 – 302,15) K

= 0,0954 . 4200 J . 1
0,00051 kg . 66 K

= 11889,6 J/kg K

e. Tembaga II
1. Hitung massa air
 Volume 50 mL
- Massa air cup 1 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,056 kg – 0,007 kg
= 0,049 kg
- Massa air cup 2 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,062 kg – 0,013 kg
= 0,049 kg
 Volume 100 mL
- Massa air cup 1 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,106 kg – 0,007 kg
= 0,099 kg
- Massa air cup 2 = (m sterofom+air) – m sterofom
= 0,122 kg – 0,013 kg
= 0,109 kg

mw . Cpw . ( T f −T iw )
2. Hitung CpCu = CpCu =
mCu . ( T ICu −T f )

 Volume 50 mL
- Percobaan I
mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpCu =
mCu . ( T ICu −T f )
= 0,049 kg . 4200 J/kg.K . (302,55 – 301,55) K
0,00012 kg . (363,15 – 302,55) K
= 0,049 . 4200 J . 1
0,00012 kg . 60,6 K
= 28300,33 J/kg K

- Percobaan II

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpCu =
mCu . ( T ICu −T f )

= 0,049 kg . 4200 J/kg.K . (303,15 – 301,55) K


0,00015 Kg (363,15 – 303,15 ) K

= 0,049 . 4200 J . 1,6


0,00015 kg . 60 K

= 365866,67 J/kg K

 Volume 100 mL
- Percobaan III

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpCu =
mCu . ( T ICu −T f )

= 0,099 kg . 4200 J/kg.K . (303,15-301,55) K


0,00012 kg (363,15 – 303,15) K

= 0,099 . 4200 J . 1,6


0,00012 kg . 60 K

= 92400 J/kg K

- Percobaan IV

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpCu =
mCu . ( T ICu −T f )

= 0,109 kg . 4200 J/kg.K . (303,65-301,55) K


0,00015 kg (363,15 – 303,65) K

= 0,109 . 4200 J . 2,1


0,00015 kg . 59,5 K

= 107657,34 J/kg K
F. Pembahasan

Panas spesifik adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan


suhu 1 kg bahan sebesar 1oC. Pengetahuan tentang panas spesifik sangat
diperlukan untuk perhitungan proses-proses pemanasan atau pendinginan.
Pada suhu kamar, panas spesifik suatu bahan yang mengandung air dapat
dihitung berdasarkan nilai-nilai panas spesifik dari bahan kering dan airnya.
Ketika suatu benda melepas panas disekitarnya, Q < 0 dan ketika benda-
benda menyerap panas dari sekitarnya, Q > 0. Kalor berpindah dari media
bersuhu tinggi ke media yang bersuhu rendah. Terlihat adanya perbedaan
antara suhu awal dengan suhu akhir dari bahan dan air. Panas spesifiksuatu
produk dapat diperkirakan dengan berbagai metode.

Pada praktikum percobaan kali ini dilakukan pemanasan logam besi


dengan air mendidih lalu didinginkan pada air yang bersuhu ruangan dan
didapat panas spesifik dari logam tersebut. Dilakukan 4 kali percobaan pada
logam Tembaga I dan Besi dengan volume air dan massa logam yang
berbeda, yaitu 2 kali percobaan dengan volume air 50 ml pada massa logam
berbeda dan 2 kali percobaan dengan volume air 100 ml pada massa logam
berbeda. Dan dilakukan 8 kali percobaan pada Alumunium, Seng dan
Tembaga II dengan volume air dan massa logam yang berbeda, yaitu 4 kali
percobaan dengan volume air 50 ml pada massa logam berbeda dan massa
sterofom berbeda dan 4 kali percobaan dengan volume air 100 ml pada massa
logam berbeda dan massa sterofom berbeda. Dimana mendapatkan hasil
panas spesifik pada Tembaga I, percobaan I; II; III dan IV berturut-turut yaitu
8476,712 J/kg K; -7728,63 J/kg K; 166657,5 J/kg K; 0 J/kg K. Panas spesifik
pada Alumunium, Percobaan I; II; III; IV; V; VI; VII; dan VIII berturut-turut
yaitu 33153,81 J/kg K; 12998,06 J/kg K; 14813,40 J/kg K; 29090,90 J/kg K;
72519,08 J/kg K; 36457,38 J/kg K; 32402,14 J/kg K; dan 81595,09 J/kg K.
Panas spesifik pada Seng, Percobaan I; II; III; IV; V; VI; VII; dan VIII
berturut-turut yaitu 10472,73 J/kg K; 4691,53 J/kg K; 4442,98 J/kg K;
10888,89 J/kg K; 9800 J/kg K; 4157,58 J/kg K; 9800 J/kg K; dan 4157,58
J/kg K. Panas spesifik pada Besi, Percobaan I; II; III; dan IV berturut-turut
yaitu 3328,4 J/kg K; 6044,5 J/kg K; 6547,1 J/kg K; dan 11889,6 J/kg K.
Panas spesifik pada Tembaga II, Percobaan I; II; III; dan IV berturut-turut
yaitu 28300,33 J/kg K; 365866,67 J/kg K; 6547,1 J/kg K; dan 107657,34 J/kg
K.

Setelah mendapatkan nilai panas spesifik dari logam yang ada, nilai
yang sudah didapatkan dibandingkan dengan literatur dan akan dilakukan
perhitungan persen error antara panas spesifik hasil eksperimen dan literatur.

Menghitung persen error antara panas spesifik hasil eksperimen dan


literatur. Dimana Cp literatur logam Tembaga I, Aluminium, Seng, Besi dan
Tembaga II berturut-turut adalah

Pada Seng dapat diketahui error dan keakuratan pada masing masing
massa yaitu :

- Untuk massa 0,7 gram Zn (50 mL)

Cp Zn
Kesalahan (Error) = ×100 %
CpZn literature

10472,73 J /KgK
= × 100 %
428,728 J /KgK

= 2443 %

Cp Zn−Cp Zn literature
Keakuratan = ×100 %
CpZn literature

10472,73 J /KgK −428,728 J /KgK


= × 100 %
428,728 J / KgK

= 2406 %
- Untuk massa 1,65 gram Zn (50 mL)

Cp Zn
Kesalahan (Error) = ×100 %
CpZn literature
4691,53 J / KgK
= ×100 %
428,728 J / KgK

= 1094 %

Cp Zn−Cp Zn literature
Keakuratan = ×100 %
CpZn literature

4691,53 J / KgK −428,728 J / KgK


= ×100 %
428,728 J /KgK

= 994,3 %

- Untuk massa 1,65 gram Zn (50 mL)

Cp Zn
Kesalahan (Error) = ×100 %
CpZn literature

4442,98 J / KgK
= ×100 %
428,728 J / KgK

= 1036 %

Cp Zn−Cp Zn literature
Keakuratan = ×100 %
CpZn literature

4442,98 J / KgK −428,728 J / KgK


= ×100 %
428,728 J /KgK

= 936 %

- Untuk massa 0,7 gram Zn (50 mL)

Cp Zn
Kesalahan (Error) = ×100 %
CpZn literature

10 888,89 J /KgK
= ×100 %
428,728 J /KgK

= 2540 %
Cp Zn−Cp Zn literature
Keakuratan = ×100 %
CpZn literature

10888,89 J / KgK −428,728 J /KgK


= × 100 %
428,728 J / KgK

= 2440 %

- Untuk massa 0,7 gram Zn (100 mL)

Cp Zn
Kesalahan (Error) = ×100 %
CpZn literature

9800 J / KgK
= ×100 %
428,728 J / KgK

= 2286 %

Cp Zn−Cp Zn literature
Keakuratan = ×100 %
CpZn literature

9800 J / KgK −428,728 J / KgK


= ×100 %
428,728 J /KgK

= 2186 %
- Untuk massa 1,65 gram Zn (100 mL)

Cp Zn
Kesalahan (Error) = ×100 %
CpZn literature

4157,58 J / KgK
= ×100 %
428,728 J / KgK

= 969,7 %

Cp Zn−Cp Zn literature
Keakuratan = ×100 %
CpZn literature

4157,58 J / KgK −428,728 J / KgK


= ×100 %
428,728 J /KgK
= 869,7 %

- Untuk massa 0,7 gram Zn (100 mL)

Cp Zn
Kesalahan (Error) = ×100 %
CpZn literature

9800 J / KgK
= ×100 %
428,728 J / KgK

= 2286 %

Cp Zn−Cp Zn literature
Keakuratan = ×100 %
CpZn literature

9800 J / KgK −428,728 J / KgK


= ×100 %
428,728 J /KgK
= 2186%
- Untuk massa 1,65 gram Zn (100 mL)

Cp Zn
Kesalahan (Error) = ×100 %
CpZn literature

4157,58 J / KgK
= ×100 %
428,728 J / KgK

= 969,7 %

Cp Zn−Cp Zn literature
Keakuratan = ×100 %
Cp Zn literature

4157,58 J / KgK −428,728 J / KgK


= ×100 %
428,728 J /KgK

= 869,7 %

Mengubah harga Tf dengan menambahkan persen error :

- Percobaan I
Tf = 303,15 K +2443%
= 327,58 K
- Percobaan II
Tf = 304,15 K + 1094 %
= 315,09 K
- Percobaan III
Tf = 303,15 K + 1036%
= 314,51 K
- Percobaan IV
Tf = 303,15 K +2540%
= 328,55 K
- Percobaan V
Tf = 303,15 K +2286%
= 326,01 K
- Percobaan VI
Tf = 303,15 K + 969,7%
= 312,85 K
- Percobaan VII
Tf = 303,15 K + 2286%
= 326,01 K
- Percobaan VIII
Tf = 303,15 K + 969,7%
= 312,85 K

Mengubah harga Tf lama dengan harga Tf yang baru :

 Volume 50 mL
- Percobaan I
mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )
= 0,048 kg . 4200 J/kg.K . (327,58– 301,15) K
0,0007 kg . (358,15 – 327,58) K
= 248997,06 J/kg K

- Percobaan II

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )

= 0,049 kg . 4200 J/kg.K . (315,09 – 302,15) K


0,00165 Kg (358,15 – 315,09 ) K

= 37481,9 J/kg K

- Percobaan III

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )

= 0,048 kg . 4200 J/kg.K . (314,51-301,15) K


0,00165 kg (358,15 – 314,51) K

= 37404,88 J/kg K

- Percobaan IV

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )

= 0,049 kg . 4200 J/kg.K . (328,15-302,15) K


0,0007 kg (358,15 – 328,15) K

= 254800 J/kg K

 Volume 100 mL
- Percobaan V

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )

= 0,098 kg . 4200 J/kg.K . (326,01-302,15) K


0,0007 kg (363,15 – 326,01) K

= 377751,21 J/kg K

- Percobaan VI

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )

= 0,098 kg . 4200 J/kg.K . (312,85-302,15) K


0,00165 kg (363,15 – 312,85) K

= 53064,88 J/kg K

- Percobaan VII

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )

= 0,098 kg . 4200 J/kg.K . (326,01-302,15) K


0,0007 kg (326,01 – 303,15) K

= 377751,21 J/kg K

- Percobaan VIII

mw . Cp w . ( T f −T iw )
Cpzn =
mzn . ( T Izn −T f )

= 0,098 kg . 4200 J/kg.K . (312,85-302,15) K


0,00165 kg (312,85 – 303,15) K

= 53064,88 J/kg K
Pada Aluminium dapat diketahui error dan keakuratan pada masing
masing massa yaitu :

- Untuk massa 0,21 gram Al (50 mL)

Cp Al
Kesalahan (Error) = × 100 %
Cp Al literature

333153,81 J / KgK
= ×100 %
900 J /KgK

= 3703 %

Cp Al−Cp Al literature
Keakuratan = × 100 %
Cp Al literature

333153,81 J / KgK −900 J / KgK


= ×100 %
900 J / KgK

= 3702 %

- Untuk massa 0,47 gram Al (50 mL)

Cp Al
Kesalahan (Error) = × 100 %
Cp Al literature

12998,06 J /KgK
= × 100 %
900 J /KgK

= 1444 %

Cp Al−Cp Al literature
Keakuratan = × 100 %
Cp Al literature

12998,06 J /KgK −900 J /KgK


= × 100 %
900 J / KgK

= 1344 %
- Untuk massa 0,47 gram Al (50 mL)

Cp Al
Kesalahan (Error) = × 100 %
Cp Al literature

14813,40 J /KgK
= × 100 %
900 J /KgK

= 1645 %

Cp Al−Cp Al literature
Keakuratan = × 100 %
Cp Al literature

14813,40 J /KgK −900 J /KgK


= × 100 %
900 J / KgK

= 1545 %

- Untuk massa 0,21 gram Al (50 mL)

Cp Al
Kesalahan (Error) = × 100 %
Cp Al literature

29090,90 J /KgK
= × 100 %
900 J /KgK

= 3232 %

Cp Al−Cp Al literature
Keakuratan = × 100 %
Cp Al literature

29090,90 J /KgK −900 J /KgK


= × 100 %
900 J / KgK

= 3132 %

- Untuk massa 0,21 gram Al (100 mL)

Cp Al
Kesalahan (Error) = × 100 %
Cp Al literature
72519,08 J /KgK
= × 100 %
900 J /KgK

= 8057 %

Cp Al−Cp Al literature
Keakuratan = × 100 %
Cp Al literature

72519,08 J /KgK −900 J /KgK


= × 100 %
900 J / KgK

= 7958 %
- Untuk massa 0,47 gram Al (100 mL)

Cp Al
Kesalahan (Error) = × 100 %
Cp Al literature

36457,38 J /KgK
= × 100 %
900 J /KgK

= 4050 %

Cp Al−Cp Al literature
Keakuratan = × 100 %
Cp Al literature

36457,38 J /KgK −900 J /KgK


= × 100 %
900 J / KgK

= 3950 %

- Untuk massa 0,47 gram Al (100 mL)

Cp Al
Kesalahan (Error) = × 100 %
Cp Al literature

32402,14 J / KgK
= ×100 %
900 J / KgK

= 3600 %
Cp Al−Cp Al literature
Keakuratan = × 100 %
Cp Al literature

32402,14 J / KgK −900 J / KgK


= ×100 %
900 J / KgK
= 3500 %
- Untuk massa 0,21 gram Al (100 mL)

Cp Al
Kesalahan (Error) = × 100 %
Cp Al literature

81595,09 J /KgK
= × 100 %
900 J /KgK

= 9066 %

Cp Al −Cp Al literature
Keakuratan = × 100 %
Cp Al literature

81595,09 J /KgK −900 J /KgK


= × 100 %
900 J / KgK

= 8966 %

Mengubah harga Tf dengan menambahkan persen error :

- Percobaan I
Tf = 303,42 K + 3703%
= 340,45 K
- Percobaan II
Tf = 304,15 K + 1444 %
= 317,59 K
- Percobaan III
Tf = 303,42 K + 1645%
= 319,87 K
- Percobaan IV
Tf = 303,15 K + 3232%
= 335,47 K
- Percobaan V
Tf = 303,65 K + 8057%
= 384,4 K
- Percobaan VI
Tf = 303,95 K + 4050%
= 344,45 K
- Percobaan VII
Tf = 303,65 K + 3600%
= 339,65 K
- Percobaan VIII
Tf = 303,95 K + 9066%
= 394,61 K

Mengubah harga Tf lama dengan harga Tf yang baru :


 Volume 50 mL
- Percobaan I
mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpA =
mAl . ( T IAl−T f )
= 0,048 kg . 4200 J/kg.K . (340,45 – 301,15) K
0,00021 kg . (369,15 – 340,45) K

= 6595804 J/kg K

- Percobaan II

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mAl . ( T IAl−T f )

= 0,048 kg . 4200 J/kg.K . (317,59 – 301,15) K


0,00047 Kg (369,15 – 317,59 ) K

= 106844,10 J/kg K

- Percobaan III
mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mAl . ( T IAl−T f )

= 0,048 kg . 4200 J/kg.K . (319,87-301,15) K


0,00047 kg (369,15 – 319,87) K

= 122161,64 J/kg K

- Percobaan IV

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mAl . ( T IAl−T f )

= 0,048 kg . 4200 J/kg.K . (335,47-301,15) K


0,00021 kg (369,15 – 335,47) K

= 499200 J/kg K

 Volume 100 mL
- Percobaan V

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mAl . ( T IAl−T f )

= 0,095 kg . 4200 J/kg.K . (384,4-301,15) K


0,00021 kg (369,15 – 384,4) K

= 241485,10 J/kg K

- Percobaan VI

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mAl . ( T IAl−T f )

= 0,095 kg . 4200 J/kg.K . (344,45-301,15) K


0,00047 kg (369,15 – 344,45) K
= 563787,36 J/kg K

- Percobaan VII

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mAl . ( T IAl−T f )

= 0,095 kg . 4200 J/kg.K . (339,65-301,15) K


0,00047 kg (369,15 – 339,65) K

= 498993,01 J/kg K

- Percobaan VIII

mw . Cp w . ( T f −T iw )
CpAl =
mA . ( T IAl −T f )

= 0,095 kg . 4200 J/kg.K . (394,61-301,15) K


0,00021 kg (369,15 – 394,61) K

= 272353,10 J/kg K

Dari perhitungan error yang telah dilakukan pada setiap potongan


logam dapat diketahui persen error dapat disebabkan karena alat yang
digunakan sebagai wadah untuk merendam potongan logam dan alat untuk
mengukur suhu kurang akurat atau dapat dikarenakan oleh human error.

Anda mungkin juga menyukai