Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Hayatun Nufus
NIM. 14311352
FAKULTAS TARBIYAH
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Hayatun Nufus
NIM. 14311352
Pembimbing:
FAKULTAS TARBIYAH
xix
DAFTAR ISI
Motto ...................................................................................................... iv
Persembahan .......................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN
xii
G. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 9
H. Sistematika Penulisan ............................................................... 15
xiii
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 47
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 50
xiv
3. Pengukuran Kecerdasan Emosional Anak di Pondok
Pesantren Tahfizh Daarul Qur`an Sighor Putri
Tangerang ............................................................................ 73
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 93
B. Saran ......................................................................................... 94
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Undang-undang RI No.20 tahun 2003.
1
2
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010),
h. 210-211.
3
3
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), h. 129.
4
Oleh karena itu, pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan
karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan di mana pengajaran
berlangsung. Bila ditinjau secara lebih teliti sebenarnya keunggulan suatu
metode terletak pada beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain; tujuan,
karakteristik siswa, situasi dan kondisi, kemampuan dan pribadi guru, serta
sarana dan prasarana yang digunakan.
4
Agus Nggermanto, Quantum Quetion kecerdasan Quantum, (Bandung: Penerbit
Nuansa, 2001), h. 106.
5
Baharuddin, Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 75.
5
Mansur. Ditambah lagi dengan ke-khas-an Daarul Qur`an, bahwa setiap anak
menjadi penghafal Al-Qur`an. Terdapat beberapa perbedaan Pondok
Pesantren Tahfizh Daarul Qur`an Sighor Putri dengan SD lain, salah satunya
pada mata pelajaran PAI. Mata pelajaran PAI yang ada di Pondok Pesantren
Tahfizh Daarul Qur`an Sighor Putri dalam kurikulum yang mencakup di
antaranya; Tahfîzh al-Qur`ân, Tahsîn al-Qur`ân, metode ngaji yanbû’â,
Akidah Akhlak, Sîrâh, Imla, Al-Qur`ân hadîts, do’a harian, Mahfûdzât dan
Mufrâdât, sedangkan yang di luar PAI diantaranya; vocabulary, english,
arabic, indonesia, science, civic education, sosial, math, art dan culture.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, memperolah
beberapa identifikasi masalah, yaitu:
1. Pengaruh mata pelajaran PAI terhadap kecerdasan emosional
2. Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa
3. Strategi pembelajaran emotional quetient (EQ) dalam proses
pembelajaran
4. Strategi guru PAI dalam mencerdaskan emosional anak
5. Peranan guru PAI dalam mengembangkan kecerdasan siswa
6. Teknik evaluasi strategi guru PAI dalam mencerdaskan emosional anak
6
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang disajikan pada latar belakang di atas,
maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi guru PAI dalam proses belajar mengajar di Pondok
Pesantren Tahfizh Daarul Qur`an Sighor Putri, Tangerang?
2. Bagaimana mengevaluasi strategi guru PAI di Pondok Pesantren Tahfizh
Daarul Qur`an Sighor Putri, Tangerang dalam mencerdaskan emosional
anak?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan yang penulis kemukakan di atas maka manfaat
dari penelitian tersebut adalah:
1. Secara Teoritis
Manfaat teoritis menjelaskan bahwa hasil penelitian tersebut
bermanfaat dalam memberikan sumbangan pemikiran atau memperkaya
konsep-konsep dan teori-teori terhadap ilmu pengetahuan.
Adapun manfaat dan hasil penelitian ini secara teoritis dapat
membantu para guru PAI dalam memperkaya wawasannya dalam
melaksanakan tugasnya khususnya guru di Pondok Pesantren Tahfizh
Daarul Qur`an Sighor Putri, Tangerang agar dapat meningkatkan
keterampilannya mengajar dalam mengembangkan kecerdasan emosional
peserta didik serta meningkatkan prestasinya terutama dalam bidang studi
Pendidikan Agama Islam.
2. Secara praktis
Manfaat praktis menjelaskan bahwa hasil penelitian bermanfaat
memberikan sumbangan pemikiran dalam pemecahan masalah yang
berhubungan dengan topik atau tema sentral dari suatu penelitian, untuk
memperbaiki, meningkatkan suatu keadaan berdasarkan penelitian yang
dilakukan.
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat
menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berkaitan
dengan masalah strategi guru PAI dalam mengembangkan kecerdasan
emosional peserta didik serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang meningkatkan keterampilan dan strategi yang tepat bagi guru agar
kecerdasan emosional anak lebih berkembang.
Selanjutanya penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi
penetapan metode dan model pengajaran yang tepat bagi pendidik dalam
8
G. Tinjauan Pustaka
1. Latifatunnisak Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta Tahun 2013, menulis skripsi dengan judul “Pengembangan
Kecerdasan emosional (EQ) dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Godean”.
Dalam skripsi ini, objek yang diteliti adalah siswa kelas VIII
MTsN Godean. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
lapangan (Field Research) dan menggunakan metode kualitatif.
Sedangkan dalam pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi.
Dalam skripsi ini objek yang diteliti adalah siswa kelas VII
SMP Islam At-Taqwa Pamulang Kota Pamulang Selatan. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau
Classroom Research (CAR) yang terdiri dari 2 siklus. Metode
penelitiannya adalah dengan menggunakan metode kuantitatif. Sumber
data dalam penelitian ini adalah siswa, guru kelas dan peneliti. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah angket, observasi dan
wawancara.
Dalam skripsi ini objek yang diteliti adalah siswa SMP Islamic
Boarding School, Cipeundeuy, Bandung Barat. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini terdapat 2 variabel,
pertama yaitu variabel keistiqomahan salat tahajjud (variabel X) dan
kedua yaitu variabel kecerdasan emosional (EQ) (variabel Y). Populasi
yang diteliti adalah siswa-siswi SMP Islamic Boarding School
sebanyak 136 siswa dan sampel yang diambil adalah 25% dari populasi
yaitu 34 siswa. Peneliti menggunakan sampel random (random
sampling) yaitu pengambilan sampel secara acak dari dua kelas. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi
dokumentasi dan kuesioner/angket.
H. Sistematika Penulisan
Penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan
Disertasi yang diterbitkan oleh Insitut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta revisi
tahun 2017. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:
A. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Dalam proses pendidikan, diperlukan perhitungan tentang
kondisi dan situasi di mana proses tersebut berlangsung dalam
jangka waktu panjang. Dengan perhitungan tersebut tujuan yang
hendak dicapai menjadi terarah karena segala sesuatunya
direncanakan secara matang.
Strategi biasanya berkaitan dengan taktik (terutama banyak
dikenal dalam lingkungan militer). Taktik adalah segala cara dan
daya untuk menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar
memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal. Dalam
pendidikan dipergunakan istilah metode atau teknik.1
Strategi pada intinya adalah langkah-langkah yang terencana
dan bermakna luas dan mendalam serta berdampak jauh ke depan
dalam menggerakkan seseorang agar kemampuan dan kemauannya
sendiri dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
belajar.2
Menurut Muhibbin Syah, strategi mengajar (teaching strategy)
didefinisikan sebagai “sejumlah langkah yang direkayasa
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.”3
Sebagai contoh, untuk memperoleh perhatian siswa yang sedang
1
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam:Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 39.
2
Abuddin Nata, Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2014), h. 209.
3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: dengan Pendekatan Baru,(Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010) h. 211.
17
18
4
Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 73.
5
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2013), h. 209.
6
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2006), h. 126.
19
7
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), h. 5-6.
20
3. Metode Pembelajaran
Metode adalah suatu upaya mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.8 Dengan demikian,
dalam satu strategi pembelajaran bisa menggunakan beberapa
metode.
Ada beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran.
a. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan
pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung
kepada sekelompok siswa.9
b. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya
atau hanya sekadar tiruan.10
c. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua
arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan
8
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 124.
9
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 145.
10
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 150.
21
11
R. Ibrahim dan Nana Syaodih S., Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 106.
12
R. Ibrahim dan Nana Syaodih S., Perencanaan Pembelajaran, h. 106.
13
R. Ibrahim dan Nana Syaodih S., Perencanaan Pembelajaran, h. 107.
22
14
Abuddin Nata, Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, h. 210-214.
15
Abuddin Nata, Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, h. 215.
23
16
Undang-undang RI No.20 tahun 2003.
17
Ramayulis, Ilmu Pendidika Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2008), h. 16.
24
2. Pengertian Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang
berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan
yangdimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang
yang cerdas18
Pendidik adalah tokoh masyarakat dan mereka yang
memfungsikan dirinya untuk mendidik. Siapa saja yang dapat
menjadi pendidik dan melakukan upaya untuk mendidik secara
formal maupun nonformal. Para pendidik dikenal dengan sebutan
guru atau ustâdz pada sekolah agama.19
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik
di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa
ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya.20
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas
utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas
tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau
keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik
tertentu.21
Kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang
yang mengajar. Dalam bahasa Inggris, dijumpai kata teacher yang
berarti pengajar. Selain itu terdapat kata tutor yang berarti guru
18
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 112.
19
Tatang S, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012) h. 54.
20
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) h.
42.
21
Sudarwan Danim, Propesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung:Alfabeta,
2013), h. 17.
25
. ۗ إِمَّنَا ََيْ َشى اللموَ ِم ْن ِعبَ ِادهِ الْعُلَ َماءُ ۗ إِ من اللموَ َع ِزيْ ٌز َغ ُف ْوٌر...
“.... Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya,
hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha
Pengampun.”. (Q.S. Fâtir [35]: 28)
22
John M Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
1982), h. 581.
23
M. Asy‟ari, Konsep Pendidikan Islam, (Ciputat: Rabbani Press, 2011), h. 92-93.
24
Abuddin Nata, Pendidikan dalam Prespektif Al-Qur`an, h. 104.
26
25
M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah: Kesan, Pesan dan Keserasian Al-Qur`an
Volume 11, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 61.
26
Hamka, Tafsir l-Azhar, (Singapura: Pustaka Nasional,1990), h. 5932.
27
Abuddin Nata, Pendidikan dalam Prespektif Al-Qur`an, h. 113.
27
ْمةَ فَ َْ ْد أ ُْوِِتَ َخْي ًرا َكثِْي ًرا ۗ َوَما ِ اْلِكْمةَ من ي َشاء ۗ ومن ي ْؤ
َ ُ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ ْ يُ ْؤِِت
َ ت ا ْْلك
ِ ي مذ مكر إِمَّل أُولُو ْاْلَلْب
ابَ ُ َ
“Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki.
Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi
kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil
pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.”.
(Q.S. al-Baqarah [2]: 269)
28
M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah: Kesan, Pesan dan Keserasian Al-Qur`an,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 159.
29
M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah: Kesan, Pesan dan Keserasian Al-Qur`an,
h. 705.
28
30
Abuddin Nata, Pendidikan dalam Prespektif Al-Qur`an, h. 119.
31
Abuddin Nata, Pendidikan dalam Prespektif Al-Qur`an, h. 125.
29
32
M. Asy‟ari, Konsep Pendidikan Islam, h. 100.
30
33
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 6.
34
M. Arifin. Pendidikan Agama Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, hal. 22.
31
35
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Teraju Mizan,
2004), h. 149.
36
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), h. 75.
37
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h. 104.
32
ف ِِف ُو ُج ْوِى ِه ْم ِ ِإِ من ْاْلَب رار لَِفي نَعِي ٍم * َعلَى ْاْلَرائ
ُ ك يَْنظُُرْو َن * تَ ْع ِر َ ْ ْ َ َْ
ضَرَة النمعِْي ِم
ْ َن
22. Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada
dalam (surga yang penuh)kenikmatan.
23. Mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepaskan pandangan.
24. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup
yang penuh kenikmatan.(Q.S. al-Muthaffifin [83]: 22-24)
38
Darwin Hude, EMOSI Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia
di dalam Al-Qur`an, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 140.
33
b. Emosi Marah
Marah adalah emosi yang paling populer dalam
percakapan sehari-hari, bahkan kerap dinamai „emosi‟ dalam arti
peyorative39. Dalam firman Allah SWT disebutkan:
ِ ََىا أَنْتُم أُوََّل ِء ُُِتبُّونَهم وََّل ُُِيبُّونَ ُكم وتُ ْؤِمنُو َن بِالْكِت
اب ُكلِّ ِو ۗ َوإِ َذا ْ َ ْ ْ َ ُْ ْ ْ ْ
لَ ُْ ْوُك ْم قَالُْوا َآمنما َوإِ َذا َخلَ ْوا َعض ُّْوا َعلَْي ُك ُم ْاْلَنَ ِام َل ِم َن الْغَْي ِظ ۗ قُ ْل ُم ْوتُوا
.الص ُد ْوِر
ُّ ات ِ بِغَي ِظ ُكم ۗ إِ من اللمو علِيم بِ َذ
ٌْ َ َ ْ ْ
“Beginilah kamu! kamu menyukai mereka, padahal
mereka tidak menyukaimu, dan kamu beriman kepada semua
kitab. Apabila mereka berjumpa kamu, mereka berkata, "Kami
beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit
ujung jari karena marah dan benci kepadamu. Katakanlah,
"Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sungguh, Allah
Maha Mengetahui segala isi hati.”(Q.S. Ali „Imron [3]: 119)
39
Menurut KBBI adalah peyorasi, yaitu perubahan makna yang mengakibatkan
sebuah ungkapan menggambarkan sesuatu yang lebih tidak enak, tidak baik, dan sebagainya.
40
Darwin Hude, EMOSI Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia
di dalam Al-Qur`an, h. 169.
34
d. Emosi Takut
Emosi takut merupakan salah satu emosi yang sangat
penting dalam kehidupan manusia, karena berperan penting
dalam mempertahankan diri dari segala persoalan yang bisa
mengancam kehidupan. Rasa takut akan mendorong kita untuk
mengambil tindakan yang perlu untuk menghindari bahaya yang
mengancam kelangsungan hidup.42 Firman Allah SWT:
e. Emosi Benci
Emosi benci dapat muncul karena berbagai hal tergantung
pada subjek yang memandangnya. Semakin destruktif43 sesuatu
dipersepsikan, semakin dalam pula intensitas44 emosi kebencian
yang dicuatkan. Suatu stimulus yang dinilai baik oleh seseorang,
41
Darwin Hude, EMOSI Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia
di dalam Al-Qur`an, h. 179-180.
42
Darwin Hude, EMOSI Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia
di dalam Al-Qur`an, h. 192.
43
Bersifat destruksi (merusak, memusnahkan atau menghancurkan).
44
Keadaan tingkatan atau ukuran.
35
ِ ِ ِ
ٌت يَا َويْلَ َت أَأَل ُد َوأَنَا َع ُج ْوٌز َوَى َذا بَ ْعلي َشْي ًخا ۗ إ من َى َذا لَ َش ْيء ْ َقَال
ت اللم ِو َوبََرَكاتُوُ َعلَْي ُك ْم أ َْى َل ِ ِ ِع ِجيب * قَالُوا أَتَعجب
ُ َي م ْن أ َْم ِر اللمو ۗ َر ْْح
َْ َ ْ ْ ٌْ َ
ْحْي ٌد ََِمْي ٌد ِ الْب ي
َِ ت ۗ إِنمو
ُ َْ
72. Dia (isterinya) berkata,“Sungguh ajaib, mungkinkah aku
akan melahirkan anak padahal aku sudah tua, dan suamiku ini
sudah sangat tua?Ini benar-benar sesuatu yang ajaib.
45
Darwin Hude, EMOSI Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia
di dalam Al-Qur`an, h. 211.
46
Darwin Hude, EMOSI Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia
di dalam Al-Qur`an, h. 211.
47
Darwin Hude, EMOSI Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia
di dalam Al-Qur`an, h. 214.
36
48
Darwin Hude, EMOSI Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia
di dalam Al-Qur`an, h. 221.
37
49
Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, (Jakarta:
Prenadamedia,2011), h. 64-65.
38
50
Daniel Goleman, Emosional Inteligence (terjemahan), (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1996), h. 57-59.
39
5. Pengertian Anak
Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.52
Anak dalam dunia pendidikan biasa disebut peserta didik, secara
formal adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan
51
Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, h. 61-62.
52
Undang-undang RI No.20 tahun 2003.
40
53
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h. 77.
54
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 143.
55
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, h. 86.
56
Labil dalam KBBI berarti tidak stabil, cenderung berubah, tidak seimbang, dan
mudah berubah.
41
57
Masyita Pontoh, Pendidikan perempuan berbasis al-Qur`an dalam pandangan
prof. KH. Ibrahim Hosen, LML, (Ciputat: IIQ Press,2018), h. 31-32.
58
Menurut KBBI berarti sifat cenderung, tanggap, atau segera bereaksi terhadap
sesuatu yang timbul atau muncul.
59
Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, h. 28.
60
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, h. 73.
42
61
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, h. 76.
62
Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, h. 60-61.
BAB III
METODE PENELITIAN
43
44
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada strategi apa yang cocok, efektif
dan efisien untuk digunakan khususnya oleh para guru PAI dan guru-
guru agama, seperti guru tahfdz, guru tahsin, guru Bahasa Arab dan
lain-lain pada umumnya untuk mencerdaskan emosional anak di
Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur`anSighor Putri, Tangerang.
1
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 80.
45
Subjek penelitian ini adalah para guru PAI dan para siswa di
Pondok Pesantren Tahfidz Sighor Putri Darul Qur`an, Tanggerang.
Objek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian
yang ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. Pada obyek
penelitian ini, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas
(activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat (palace)
tertentu.2 Objek dari penelian ini adalah strategi guru PAI dalam
mencerdaskan emosional anak.
E. Sumber Data
Pada penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan umumnya
berbentuk kata-kata, gambar-gambar, dan kebanyakan bukan angka-
angka, kalaupun ada angka-angka, sifatnya hanya sebagai penunjang.
Menurut lofland dan Lofland, “sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.3Dalam penelitian sangat
membutuhkan data. Data-data yang dijadikan acuan dalam penelitian
ini diambil dari berbagai sumber, diantaranya:
1. Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh berupa
sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut. Semua
kata dan tindakan orang yang di amati atau diwawancarai
merupakan sumber data utama. Data primer diperoleh peneliti dari
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 215.
3
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 157.
46
4
Anggoro, M.Toha, MetodePenelitian, (Jakarta :PenerbitUniversitas Terbuka,
2007), h 43.
47
2. Sampel
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang
memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu
penelitian.5 Jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis sampel Purposif yaitu sampel yang anggota
sampelnya dipilih secara sengaja atas dasar pengetahuan dan
keyakinan peneliti.6Maka sampel dalam penelitian ini adalah 21
santriwati dari kelas 6 di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Tangerang Tahun Pelajaran 2018-2019, yang
diambil dengan menggunakan teknik pengambilan data kuesioner.
5
Prasetyo Irawan dkk, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h.
5.4.
6
Prasetyo Irawan dkk, Metode Penelitian, h. 5.11.
7
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 187.
48
8
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: sebagai Instrumen
Penggalian Data kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pres, 2015), h. 130-131.
9
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 219.
49
4. Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan
data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.11 Data
dokumentasi juga dapat berupa laporan tertulis dari suatu
10
Prasetyo Irawan dkk, Metode Penelitian, h. 6.6.
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, h. 221.
50
12
Prasetyo Irawan dkk, Metode Penelitian, h. 8.3.
51
13
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 200.
14
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, h. 210-211.
BAB IV
53
54
tahunnya. Dari yang kelas satu sampai yang kelas 6, kuota yang
terbatas untuk santri putri selalu penuh.
Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur`an Sighor Putri
Tangerang didirikan pada bulan Juli tahun 2011 di Cimanggis yang
kemudian berpindah lokasi ke Tangerang, di samping terminal Pasar
Baru, menempati Hotel Siti yang masih dibawah naungan Ustâdz
Yusuf Mansur yang pada setiap kamarnya hanya akan diisi 3 sampai 4
orang santri.
Santri juga akan dibiasakan melaksanakan Daqu Method
seperti: pembiasaan tahajud, duha, puasa Senin Kamis, sedekah dan
amaliyah sunnah lainya
Misi
Mewujudkan lembaga pendidikan berbasis Daqu method(Iqâmah al-
Wajib Wa Ihyâ as-Sunnah) yang unggul, kompetitif,Global dan
rahmatan lil ‘âlamîn.
Mission
To create a educational institution based on Daqu Method
55
NO NAMA JABATAN
9 Maryati, S. Pd. I
15 Zahrotul Wardah
19 Ani Ulfiyah
27 Haula Nurdinillah
36 Indra Dapur
37 Hadiansyah Kebersihan
38 Neti Kebersihan
39 Reni Kebersihan
Tabel 4.2
Keadaan Siswa
1 Kelas 1 14 Santri
2 Kelas 2 23 Santri
3 Kelas 3 23 Santri
4 Kelas 4 23 Santri
5 Kelas 5 30 Santri
6 Kelas 6 23 Santri
60
1
Wawancara dengan koordinator KBM Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur`an
Sighor Putri, Nia Tsamania, Tangerang, 14 Juli 2018.
61
2
PKBM adalah singkatan dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan
sebuah lembaga pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem pendidikan formal
diarahkan untuk mayarakat pedesaan dan perkotaan yang dikelola oleh masyarakat itu sendiri
serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan model pembelajaran
dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyarakat agar mampu
meningkatkan kualitas hidupnya.
3
Wawancara dengan Kepala Sekolah Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Jaya Rukmana, Tangerang, 14 Juli 2018.
62
4
Wawancara dengan Koordinator KBM Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Nia Tsamania, Tengerang, 28 Agustus 2018.
5
Klasikal menurut KBBI berarti secara bersama-sama di kelas.
63
sendiri dan memang pada dasarnya sekolah ini berbasis Home schooling
yang tidak terikat dengan Pemerintah DikNas.6
Kegiatan tahfîzh yang merupakan program unggulan di Darul
Qur`an dilaksanakan empat kali sehari. Pertama, ba’da subuh untuk
ziyâdah atau menambah hafalan baru. Kedua, ba’da duha untuk
murâja’ah hafalan baru. Ketiga, ba’da„asharuntuk murâja’ah hafalan
lama. Dan keempat, ba’da magrib tahsîn dan persiapan hafalan untuk
esok hari.
Bagi santri baru, pembelajaran dimulai dengan materi tahsîn
menggunakan Qoidah DaQu. Jadi, sebelum menghafal santri sudah bisa
membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Untuk target hafalannya,
lulus dari Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur`an Sighor Putrinanti
santri diharapkan bisa menyelesaikan hafalan minimal 15 juz dan
maksimal 30 juz.
Berikut ini jadwal kegiatan harian di Pondok Pesantren Tahfizh
Daarul Qur`an Sighor Putri Tangerang:
Tabel 4.3
Daily Activity Sighor Putri Daarul Qur`an
Waktu Kegiatan
03.30-04.00 Tahajud
04.00-04.45 Salat Subuh
05.00-06.00 Tahfîzh 1
06.00-07.00 Mandi Pagi & Sarapan
07.00-08.00 Tahfîzh2
08.00-08.30 Duha
08.30-09.30 Tahfîzh3
6
Wawancara dengan Koordinator KBM Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Nia Tsamania, Tengerang, 28 Agustus 2018.
64
09.30-12.00 KBM
12.00-12.30 Salat Zuhur
12.30-13.00 Makan Siang
13.00-15.00 Tidur Siang
15.00-16.00 Salat ‘Ashar
16.00-17.00 Tahfîzd4
17.00-18.00 Mandi & Makan Sore
18.00-18.30 Salat Magrib
18.30-19.15 Tahfîzh5
19.15-19.45 Salat Isya
19.45-21.00 Belajar Bersama
21.00-03.00 Tidur Malam
7
Wawancara dengan Guru Bidang Agama Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur`an
Sighor Putri, Nunung Nurasiah, tangerang, 14 Juli 2018.
66
8
Wawancara dengan Guru Bidang Agama Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`an Sighor Putri, Yuyun Yulpiah, Tangerang, 14 Juli 2018.
9
Wawancara dengan Guru Bidang Agama Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur`an
Sighor Putri, Aulia Fatimatuzzahra, Tangerang, 26 Juli 2018.
67
10
Wawancara dengan Guru Bidang Agama Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Nunung Nurasiah, tangerang, 14 Juli 2018.
68
11
Wawancara dengan Guru Wali Kelas 6 Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur`an
Sighor Putri, Iis Istiqomah, tangerang, 26 Juli 2018.
12
Wawancara dengan Koordinator Pengasuhan Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Saroh, Tengerang, 11 Juli 2018.
13
Wawancara dengan Koordinator KBM Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Nia Tsamania, Tangerang, 14 Juli 2018.
69
14
Wawancara dengan Guru Bidang Agama Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Zahrotul Wardah, Tengerang, 26 Juli 2018.
70
15
Wawancara dengan Guru Wali Kelas 6 Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Iis Istiqomah, Tengerang, 26 Juli 2018.
71
b. Teknik Tes
Keberhasilan strategi Guru PAI juga bisa dievaluasi
dengan berbagai macam cara. Dari hasil wawancara peneliti
bahwa salah satu cara mengevaluasi strategi tersebut, yaitu
dengan teknik tes yang diberikan guru setelah menggunakan
suatu metode tertentu untuk kegiatan belajar mengajar.
Teknik tes ini digunakan untuk melihat tingkat
kemampuan anak setelah menerapkan suatu strategi. Tehnik tes
dilakukan setelah guru menggunakan suatu metode tertentu
kemudian bisa dilihat hasil dari tes yang diberikan guru kepada
para santriwati. Jika dari 100% terdapat 70% anak yang berhasil
pada tes tersebut, maka bisa dikatakan metode yang digunakan
telah berhasil.16
Pada saat ulangan, anak-anak di Pondok Pesantren
Tahfizh Daarul Qur`an Sighor Putri menurut koordinator KBM
tidak pernah terlihat adanya anak yang berusaha untuk
menyontek atau pun melakukan segala cara yang tidak baik
ketika mengerjakan soal. Pada saat UN pun, ketika mereka
diharuskan bergabung dengan sekolah lain yang ada murid laki-
lakinya, mereka sudah bisa mengerti untuk menjaga sikap dan
perilaku yang semestinya dilakukan ketika berhadapan dengan
lawan jenis.17
Dengan begitu bisa dilihat bahwa kecerdasan emosional
anak di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur`an Sighor Putri
secara bertahap berkembang dan meningkat secara optimal.
16
Wawancara dengan guru bidang agama Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Yuyun Yulpiah, Tengerang, 14 Juli 2018.
17
Wawancara dengan Koordinator KBM Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Nia Tsamania, Tengerang, 28 Agustus 2018.
72
18
Wawancara dengan Koordinator KBM Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Nia Tsamania, Tengerang, 14 Juli 2018.
73
19
Wawancara dengan Koordinator Pengasuhan Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Saroh, Tengerang, 28 Agustus 2018.
74
20
Wawancara dengan Koordinator Pengasuhan Pondok Pesantren Tahfizh Daarul
Qur`anSighor Putri, Saroh, Tengerang, 28 Agustus 2018.
75
Tabel 4.6
Saya tahu kalau saya sedang bahagia
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
16. Sangat Setuju 12 57%
Setuju 8 38%
Tidak Setuju 1 5%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan nomor 16 yaitu pemahaman
tentang hal-hal yang menyebabkan bahagia yang dialaminya sangat
baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil prosentase yang menyatakan
sangat setuju 57%, yang setuju 38% dan yang tidak setuju hanya 5%
dari 21 anak sebagai responden.
Tabel 4.7
Saya tahu kalau saya sedang cemas
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
25. Sangat Setuju 8 38%
Setuju 7 33%
Tidak Setuju 4 19%
Sangat Tidak Setuju 2 9%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan ke-25 yaitu pemahaman
tentang hal-hal yang menyebabkan perasaan cemas tergolong sangat
bagus. Hal ini dibuktikan dengan hasil prosentase yang menyatakan
sangat setuju dan yang setuju sekitar 38% dan 33%, sedangkan yang
tidak setuju dan yang sangat tidak setuju sekitar 19% dan 9% dari 21
anak yang peneliti jadikan sebagai sampel dalam penelitian.
77
Pernyataan Negatif
Tabel 4.8
Saya merasa santai kalau dimarahi orang tua
No Alternatif Pertanyaan Frekuensi Prosentase
4. Sangat Setuju 1 5%
Setuju 0 0%
Tidak Setuju 4 19%
Sangat Tidak Setuju 16 76%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan keempat yaitu pemahaman
tentang perasaan santai ketika dimarahi orang tua sudah masuk dalam
kategori baik meskipun ada satu anak yang tetap merasa santai ketika
dimarahi orang tuanya. Hal ini dibuktikan dengan hasil prosentase
yang menyatakan sangat setuju ada 5%,yang tidak setuju ada 19%
dan yang menyatakan sangat tidak setuju mencapai 76% dari 21 anak
sebagai responden.
Tabel 4.9
Saya merasa sedih jika nilai ulangan saya jelek
No Alternatif Jawaban frekuensi Prosentase
19. Sangat Setuju 12 57%
Setuju 5 38%
Tidak Setuju 1 5%
Sangat Tidak Setuju 3 14%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan ke-19 dapat dikatakan bahwa
para anak cenderung merasa sedih ketika mendapatkan nilai yang
jelek tergolong baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil prosentase yang
menyatakan sangat setuju dan yang setuju sekitar 57% dan 38%,
78
sedangkan yang tidak setuju dan sangat tidak setuju hanya sekitar 5%
dan 14% dari 21 anak yang peneliti jadikan sebagai sampel dalam
penelitian.
Tabel 4.10
Saya sering takut untuk melakukan hal baru
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
26. Sangat Setuju 3 14%
Setuju 8 38%
Tidak Setuju 6 29%
Sangat Tidak Setuju 4 19%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan ke-26 yaitu perasaan takut
melakukan hal baru tergolong sedang. Hal ini dibuktikan dengan hasil
prosentase yang menyatakan sangat setuju 14%, yang setuju 38%,
sedangkan yang tidak setuju ada 29% dan yang sangat tidak setuju
19% dari 21 anak sebagai responden.
2. Mengelola Emosi
Pernyataan Positif
Tabel 4.11
Saya tetap belajar ketika tidak ada ulangan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
2. Sangat Setuju 5 24%
Setuju 8 38%
Tidak Setuju 8 38%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 21 100%
79
Pernyataan Negatif
Tabel 4.14
Saya tidak sedih jika kehilangan barang kesayangan saya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
12. Sangat Setuju 1 5%
Setuju 3 14%
Tidak Setuju 6 29%
Sangat Tidak Setuju 11 52%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan nomor 12 yaitu perasaan sedih
ketika kehilangan barang kesayangan sudah sangat baik. Terbukti
dengan hasil prosentase yang menyatakan sangat setuju hanya sekitar
5%, yang setuju ada 14%, sedangkan yang tidak setuju mencapai 29%
dan yang sangat tidak setuju sebanyak 52% dari 21 anak sebagai
responden.
81
Tabel 4.15
Saya merasa perlu membalas ejekan orang lain
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
27. Sangat Setuju 3 14%
Setuju 1 5%
Tidak Setuju 4 19%
Sangat Tidak Setuju 13 62%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan ke-27 yaitu sikap sikap perlu
membalas ejekan teman memberikan hasil yang sangat baik. Hal ini
dibuktikan dengan hasil prosentase yang menyatakan sangat setuju
hanya 14%, yang setuju 5%, sedangkan yang tidak setuju ada
sebanyak 19% dan yang sangat tidak setuju 62% dari 21 anak sebagai
responden.
Tabel 4.16
Saya kecewa bila guru tidak mengenal saya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
29. Sangat Setuju 6 29%
Setuju 5 23%
Tidak Setuju 4 19%
Sangat Tidak Setuju 6 29%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan ke-29 yaitu perasaan kecewa
bila tidak dikenal guru memberikan hasil yang tergolong sedang. Hal
ini dibuktikan dengan hasil prosentase yang menyatakan sangat setuju
ada 29%, yang setuju 23%, sedangkan yang tidak setuju ada 19% dan
yang sangat tidak setuju 29% dari 21 anak sebagai responden.
3. Memotivasi Diri Sendiri
82
Pernyataan Positif
Tabel 4.17
Saya merasa perlu membalas kebaikan orang lain
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
9. Sangat Setuju 14 67%
Setuju 6 29%
Tidak Setuju 1 5%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan kesembilan yaitu tentang
perlunya membalas kebaikan orang lain mempunyai prosentase yang
sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil prosentase yang
menyatakan sangat setuju mencapai 67%, yang setuju ada 29% dan
yang menyatakan tidak setuju hanya 5% dari 21 anak sebagai
responden.
Tabel 4.18
Saya memiliki cita-cita untuk masa depan saya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
14. Sangat Setuju 19 90%
Setuju 2 10%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan no 14 yaitu tentang sikap
optimis dalam meraih cita-cita menimbulkan hasil yang sangat baik.
Hal ini dibuktikan dengan hasil prosentase yang menyatakan sangat
setuju mencapai 90%, yang setuju 10%, sedangkan yang tidak setuju
dan yang sangat tidak setuju 0% dari 21 anak sebagai responden.
83
Tabel 4.19
Saya takut dihukum kalau saya melanggar peraturan sekolah
No Alternatif Jawaban frekuensi Prosentase
30. Sangat Setuju 9 43%
Setuju 4 19%
Tidak Setuju 1 5%
Sangat Tidak Setuju 7 33%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan ke-30 yaitu perasaan takut
dihukum jika melanggar aturan memberikan hasil yang tergolong
sedang. Hal ini dibuktikan dengan hasil prosentase yang menyatakan
sangat setuju sekitar 43%, yang setuju 19%, sedangkan yang tidak
setuju ada 5% dan yang sangat tidak setuju 33% dari 21 anak sebagai
responden.
Pernyataan Negatif
Tabel 4.20
Saya hanya belajar jika ada ulangan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
11. Sangat Setuju 6 29%
Setuju 6 29%
Tidak Setuju 6 29%
Sangat Tidak Setuju 3 14%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan kesebelas yaitu pernyataan
bahwa hanya belajar ketika ulangan menimbulkan hasil yang hampir
seimbang. Hal ini dibuktikan dengan hasil prosentase yang
menyatakan sangat setuju, setuju dan yang tidak setuju sama-sama
84
24%, sedangkan yang sangat tidak setuju hanya 14% dari 21 anak
sebagai responden
Tabel 4.21
Saya malas membantu orang tua
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
28. Sangat Setuju 2 10%
Setuju 19 90%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan ke-28 yaitu perasaaan malas
membantu orang tua memberikan hasil yang sangat baik. Hal ini
dibuktikan dengan hasil prosentase yang tidak ada yang menyatakan
sangat setuju dan setuju, sedangkan yang tidak setuju ada sebanyak
10% dan yang sangat tidak setuju 90% dari 21 anak sebagai
responden.
Tabel 4.22
Saya menghormati pendapat orang lain
No Aternatif Jawaban frekuensi Prosentase
6. Sangat Setuju 8 38%
Setuju 12 57%
Tidak Setuju 1 5%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan keenam yaitu sikap
menghormati pendapat orang lain sangat baik. Hal ini dibuktikan
dengan hasil prosentase yang menyatakan sangat setuju mencapai
38%,yang setuju ada 57% dan yang menyatakan tidak setuju hanya
5% dari 21 anak sebagai responden.
Pernyataan Negatif
Tabel 4.23
Saya tidak tersentuh bila melihat film yang penuh dengan kasih sayang
No Alternatif Jawaban frekuensi Prosentase
5. Sangat Setuju 3 14%
Setuju 3 14%
Tidak Setuju 11 52%
Sangat Tidak Setuju 4 19%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan kelima yaitu perasaan tidak
tersentuh dengan film yang penuh dengan kasih sayang sudah masuk
dalam kategori sedang karena ada beberapa yang tetap tidak tersentuh
saat melihat film kasih sayang. Hal ini dibuktikan dengan hasil
prosentase yang menyatakan sangat setuju mencapai 14%,yang setuju
86
5. Membina Hubungan
Pernyataan Positif
Tabel 4.25
Saya bersedia mendengar keluh kesah teman saya
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
3. Sangat Setuju 5 24%
Setuju 12 57%
Tidak Setuju 4 19%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 21 100%
87
Pernyataan Negatif
89
Tabel 4.29
Saya lebih suka mengerjakan tugas sendiri daripada mengerjakan bersama
teman
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
13. Sangat Setuju 2 9%
Setuju 4 19%
Tidak Setuju 10 48%
Sangat Tidak Setuju 5 24%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan nomor 13 yaitu pernyataan
bahwa lebih suka mengerjakan tugas sendiri daripada mengejakan
bersama-sama mempunyai hasil yang sangat baik. Hal ini dibuktikan
dengan hasil prosentase yang menyatakan sangat setuju ada 9%, yang
setuju 19%, yang tidak setuju sebanyak 48% dan yang sangat tidak
setuju mencapai hasil yang tinggi yaitu 24% dari 21 anak sebagai
responden.
Tabel 4.30
Saya enggan meminta tolong ketika saya kesulitan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
20. Sangat Setuju 3 14%
Setuju 5 24%
Tidak Setuju 5 24%
Sangat Tidak Setuju 8 38%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan ke-20 yaitu sikap enggan
meminta tolong ketika kesulitan tergolong sedang. Hal ini dibuktikan
dengan hasil prosentase yang menyatakan sangat setuju 14%, yang
90
setuju 24%, yang tidak setuju 24% dan yang sangat tudak setuju 38%
dari 21 anak yang peneliti jadikan sebagai sampel dalam penelitian.
Tabel 4.31
Saya bahagia bila melihat teman yang saya benci sedih
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
21. Sangat Setuju 1 5%
Setuju 3 14%
Tidak Setuju 6 29%
Sangat Tidak Setuju 11 52%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan ke-21 tentang perasaan bahagia
ketika teman lagi bersedih banyak yang tidak setuju dan ini sangat bagus.
Hal ini dibuktikan dengan hasil prosentase yang menyatakan sangat
setuju dan yang setuju hanya sekitar 5% dan 14%, sedangkan yang tidak
setuju dan yang sangat tidak setuju sebanyak 29% dan 52% dari 21 anak
yang peneliti jadikan sebagai sampel dalam penelitian.
Tabel 4.32
Bila memasuki lingkungan baru, saya kesulitan untuk beradaptasi
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
22. Sangat Setuju 2 10%
Setuju 7 33%
Tidak Setuju 8 38%
Sangat Tidak Setuju 4 19%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan ke-22 yaitu perasaan sulit
beradaptasi di lingkungan baru sangat bagus. Hal ini dibuktikan
dengan hasil prosentase yang menyatakan sangat setuju dan yang
setuju nahya sekitar 10% dan 33%, sedangkan yang tidak setuju dan
91
yang sangat tidak setuju sekitar 38% dan 19% dari 21 anak yang
peneliti jadikan sebagai sampel dalam penelitian.
Tabel 4.33
Saya sedih jika tidak mempunyai teman
No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase
23. Sangat Setuju 13 62%
Setuju 3 14%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 5 24%
Jumlah 21 100%
Prosentase terhadap pernyataan ke-23 yaitu perasaan sedih
ketika tidak mempunyai teman tergolong baik. Hal ini dibuktikan
dengan hasil prosentase yang menyatakan sangat setuju dan yang
setuju sekitar 62% dan 14%, sedangkan yang tidak setuju dan yang
sangat tidak setuju hanya sekitar 0%dan 24% dari 21 anak yang
peneliti jadikan sebagai sampel dalam penelitian.
Dari semua hasil data yang didapatkan dari penyebaran angket
oleh peneliti, bisa membuktikan bahwa tingkat keberhasilan strategi
guru PAI di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur`an Sighor Putri
Tangerang sudah bisa dikategorikan sangat baik. Hal tersebut dilihat
dari kecenderungan anak-anak dalam memilih jawaban setuju untuk
hal yang positif dan jawaban tidak setuju untuk hal yang negatif.
Berdasarkan hal tersebut, kecerdasan emosional anak sudah
mempunyai peningkatan yang baik. Dengan kecerdasan emosional ini
diharapkan mampu membawa anak-anak menuju masa depan yang
sukses dan berguna bagi bangsa dan negara.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
93
94
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab
sebelumya, maka dapat diajukan beberapa saran untuk dijadikan
pertimbangan bagi sekolah dan peneliti selanjutnya yaitu:
1. Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan kecerdasan emosional
anak, maka disarankan bagi pihak sekolah terutama para guru PAI
diharapkan mampu memberikan pengetahuan tentang kecerdasan
emosional kepada para anak didik dan melibatkan kecerdasan
emosional peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
berbagai metode dan strategi yang dapat melibatkan keaktifan
siswa sehingga kemampuan kecerdasan emosional semua anak
didik khususnya di Pondok Pesantren Tahfidz Sighor Putri Darul
Qur`an Tanggerang dapat berkembang dengan baik.
2. Bagi para peneliti selanjutnya, sebaiknya dalam pengambilan data
tentang strategi guru diharapkan hanya difokuskan pada guru
bidang studi yang sangat berhubungan dengan kecerdasan
emosional saja sehingga hasil data yang bisa didapatkan lebih
terarah dan menghasilkan data yang efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
95
96
Soetjipto dan Raflis Kosasi. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007
Yanggo, Huzaemah T., Dkk. revisi. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan
Disertasi Insitut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta. Jakarta: IIQ Pres.
2017
بسم هللا الرحمن الرحيم
KATA PENGANTAR
vi
mengajarkan penulis dan teman-teman untuk menjadi guru PAI yang
berkualitas dan profesional.
4. Dosen pembimbing bapak Dr. KH. Ahmad Dimyathi Badruzzaman,
MA, yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk
memberikan bimbingan, arahan dan saran demi kebaikan skripsi ini.
Semoga beliau selalu dalam lindungan Allah dan diberikan kesehatan.
5. Seluruh dosen Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta yang telah
membimbing, memberikan bekal pengetahuan kepada penulis, baik
secara teoritis maupun praktis selama penulis berada di bangku
perkuliahan.
6. Para instruktur tahfidz Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ), khususnya kaka
Nur Ilfayati, ibu Dra. Hj Isti‟anah Imron, ibu Hj. Hurul „Ien dan ibu
Dra. Hj. Azizah Burhan, MA yang tiada henti memotivasi penulis
untuk rajin menghafal Al-Qur`an.
7. Seluruh Staf Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta
yang telah membantu penulis dari proses awal masuk kuliah hingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
8. Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Sighor Putri Darul Qur`an,
bapak Jaya Rukmana beserta keluarga besar Asatidz dan Ustaadzat
Pondok Pesantren Tahfidz Sighor Putri Darul Qur`an yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan
memberikan informasi.
9. Kepada orang tua penulis, Drs. H. Abdurrahmansyah dan Hj. Fauziah,
S. Pd yang selalu memberikan dukungan terhadap apa saja yang
penulis lakukan serta kakak-kakak penulis yaitu Khairunnida dan
suami (Abi Ummi Nadiya dan alm. Syamil), Khairina dan suami
(Papa Mama Azka dan Maryam), Siti Rahmah dan suami (Abah
Mama Mubarak) dan juga Hayatul Mina (Ayah Bundanya Wafa dan
vii
Syahir) yang selalu memotivasi dan memberikan doa yang tidak
pernah putus, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10. Maria Ulfah, atas kebersamaan selama 4 tahun masa kuliah, dari
masa-masa mahasiswi baru hingga masa penyelesaian tugas-tugas
akhir. Terima kasih sudah mau berbagi makanan, kasur, bantal,
piring, gelas, canda dan tawa. Semoga selalu terkenang.
11. Sahabat PMQ Borneo, Hillah Jakarta dan teman seperjuangan penulis,
Rabiatul Adawiyah, S. Pd, Laila Alfiyah Rahmah, S. Pd, Sofia Nur
Hasanah, S. Pd, Ilmadhani Safitri, S. Pd, Nur Uz‟dmah Hayati, S. H
dan Maria ulfah, S. Ag, dengan segala ke-kepo-an dan kerempongan
mereka.
12. Teman-teman Fakultas Tarbiyah angkatan 2014 yang penulis sayangi.
Terkhusus kelas B, Terimakasih atas dukungan kalian semua sejak
penulis bergabung dalam lingkaran civitas Institut Ilmu Al-Qur`an
(IIQ).
Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca. Penulis menyadari
bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran selalu dinantikan demi kesempurnaan karya
selanjutnya. Semoga semua bantuan yang telah diberikan kepada
penulis dicatat sebagai amal kebaikan. Akhirnya semoga Allah
memberikan manfaat bagi penulis dan siapapun yang membacanya.
Âmin yâ Rabbal „Âlamin.
Jakarta, 07 Agustus 2018
Penulis
viii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing,
i
LEMBAR PENGESAHAN
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Pembimbing,
ii
PERNYATAAN PENULIS
NIM : 14311352
Hayatun Nufus
NIM 14311352
iii
MOTTO
“Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang belajar Al-
Qur`an dan mengajarkannya” (HR. al-Bukhârî)
iv
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini, saya persembahkan teruntuk dua orang insan yang
jasanya tidak akan pernah dapat saya balas, sekeras apapun saya berusaha
untuk itu. Abah dan mama tercinta.