Oleh:
TISA LORENSA
NIM. D1A1 13 119
Skripsi
Oleh :
TISA LORENSA
NIM.D1A1 13 119
i
HALAMAN PERNYATAAN
YANG BERLAKU.
TISA LORENSA
NIM.DIA1131119
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
Tisa Lorensa (D1A1 13 119) “The Income Analysis of the Pulut Corn
Farmer in Lambiku Village, Napabalano sub-District Muna District.” Under the
direction of Anas Nikoyan and Abdul Gafaruddin.
This study aims to: 1. Know the large income of farmer on corn farming
in Lambiku Village, Napabalano sub-District Muna District. 2. Know the corn
farming contribution to ward the farmer’s household income in Lambiku Village,
Napabalano sub-District of Muna District. 3. Know the factors that affect the
income of corn farmers in Lambiku Village, Napabalano sub-District Muna
District. The population in this research is the entire corn farmers in Lambiku
village, Napabalano sub-District Muna District as many 190 KK. The number of
respondents was determined using slovin formula and the respondents were
selected using simple random sampling method with error level 10%. So the total
respondents were 65 farmers. The result of this research showed that the average
income of corn farmers in Lambiku Village per planting season was Rp
4.204.944. The large of farmer income contribution to the total of household
income is about 42,81% and the income contribution of non-farming is amount
57,19%. The factors affected income were age, farming experience, labor and
capital.
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Allah Subhana Wa Ta’ala, atas Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah memberi
dan penghargaan yang tidak terhingga kepada Ayahanda Syafaruddin dan Ibunda
tercinta Wilda Riani yang telah memberikan segala cinta, doa dan kasih sayang
serta dukungan moril dan materil selama ini sehingga penulis dapat
terimakasih dan penghormatan kepada Bapak Dr. Ir. H. Anas Nikoyan, M.Si
skripsi ini. Selain itu, penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut memberi andil dalam menyelesaikan skripsi:
vii
3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan/Program Studi Agribisnis serta Dosen
4. Dosen penguji seminar dari proposal hingga skripsi: Dr. La Ode Alwi,
S.P.,M.P., Dr. Weka Gusmiarty Abdullah, SP. M.P, Samsul Alam Fyka, SP,
Muna.
7. Kakakku Tesar Primaretsya, tak lupa pula adikku tercinta Tegar Juliansya dan
8. Sahabatku Adhe Muspita Devi Elsha, Rezki S.Pd dan Etriani yang selalu
menghibur dalam setiap canda dan tawa kebersamaan kami selama bangku
Ode Sri Wahyuni Amd. Keb dan Wa Ode Sintia Dewi S.Pd.
9. Kakanda Idam Hakim S.P yang sudah banyak memberikan semangat, motivasi
Armon, Syarwal S.P, Sawan, Sakti Saleh, Sawaluddin, Sakti Apot, Muh. Doris,
Muh. Indra Nur, Nurhidayah S.P, Desri Asfrianti Damin S.P, Dita Septiani
viii
Kamal S.P, Sufiani S.P, Hamiza, Iin Andriani, Erna S.P, Indah Wulandari,
Anisa, Wa Ode Mega Sari, Ade Siti Aisyah, Surianti Dahlan S.P, Elfi Febrina
Hadija serta seluruh saudara dan saudari saya dijurusan agribisnis pada
angkatan 2013. Terimakasih atas solidaritasnya, senyum, canda dan tawa yang
12.Senior Aman Tabia S.P, La Roni S.P, La Hasrun S.P, Tri Satrical, , La Yoreni
S.P, Nurti Hidayah S.P, dan Sandra S.P yang selalu memberi arahan, dan
13. Junior Irman, Idul, Syarif, Fardin, Hadra, yang selalu memberikan dorongan
kepada kita semua, Amiin. Akhir kata penulis persembahkan kepada segenap
banyak kelemahan dan kekurangan, namun besar harapan penulis semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan terutama bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
x
C. Jenis Data dan Sumber Data...................................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 34
E. Variabel Penelitian .................................................................................... 35
F. Analisis Data ............................................................................................. 35
G. Konsep Operasional .................................................................................. 38
A. Kesimpulan........... ....................................................................................... 66
B. Saran ............................................................................................................ 67
xi
DAFTAR TABEL
xii
11 Rata-Rata Besarnya Pedapatan Rumahtangga Petani Jagung di Desa
Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun
2017......................................................................................................... 57
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Riwayat Hidup....................................................................................... 73
3. Koesioner Penelitian.............................................................................. 75
xv
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang
sebagai sumber utama karbohidrat, juga merupakan bahan baku utama industri
pada Tahun 2014 mencapai 19 juta ton dan pada Tahun 2015 produksi jagung
menggunakan benih turunan atau hasil panen sebelumnya dan bukan benih baru
bahkan sangat minim yang menggunakan benih unggul. Input produksi tanaman
pangan terpenting adalah benih, dikarenakan tanpa benih seluruh input produksi
luas yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman jagung. Produksi jagung di Sulawesi
Tenggara sebesar 68.100 ton dari luas areal 27.133 ha (Badan Pusat Statistik,
2016).
Statistik (BPS) 2016, produksi jagung di Kabupaten Muna sebesar 32.007 ton
dengan luas panen 13.159 ha. Adopsi teknologi jagung di Kabupaten Muna masih
berada pada kategori sedang, Abidin dan Sri (2013). Hal ini mengindikasikan
di lahan kering. Sementara ini potensi lahan lain misalnya lahan sawah belum
Sulawesi Tenggara. Salah satu wilayah pengelolaan usahatani jagung yaitu Desa
salah satu daerah yang potensial untuk pengembangan usahatani jagung dengan
luas lahan 225 ha. Produksi jagung pada Tahun 2015 sebesar 353,7 ton dengan
produktivitas 1,57 ton/ha sedangkan Tahun 2016 sebesar 337,5 ton ini berarti
bahwa produksi jagung di Desa Lambiku mengalami penurunan sebesar 16,2 ton
jagung pulut yaitu sekitar 69,87 %, dalam mengusahakan usahatani jagung, petani
jagung, dimana pendapatan yang diterima masih relatif kecil dan biaya
dibutuhkan setiap saat, sedangkan tidak semua petani terutama petani kecil yang
mempunyai lahan sempit dapat menyediakan biaya secara tepat waktu dan tepat
jumlahnya. Masalah ini sering dihadapi oleh petani, apabila biaya pembelian
faktor produksi tidak dapat dipenuhi secara tepat waktu, maka jumlah produksi
produksi yang ada dengan baik. Hal tersebut karena keberhasilan usahatani tidak
hanya dilihat dari tingginya produksi, tetapi penggunaan faktor produksi yang
sebaik mungkin, sehingga tidak hanya produksi yang meningkat tetapi juga
usahatani adalah titik tolak seberapa besar usahatani yang dikembangkan mampu
B. Rumusan Masalah
2) Bagi pemerintah dan instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat digunakan
Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim yang sesuai untuk
daerah iklim musim panas dan daerah iklim subtropika serta tropik, dimana sinar
matahari dan air tersedia secara optimum untuk pertumbuhannya. Tempat tumbuh
tanaman jagung harus mendapat sinar matahari yang cukup. Tanaman jagung
pada semua jenis tanah. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 0-1300 m di
atas permukaan laut. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jagung pada
senyawa yang bermanfaat, semua bagian dari tanaman jagung juga dapat
digunakan untuk pakan ternak dan pupuk hijau. Kulit jagung dan tongkol jagung
dapat digunakan sebagai bahan bakar, dan pakan ternak. Rambut jagung dapat
serabut yang terdiri dari akar seminal, akar koronal dan akar nafas. Akar seminal
adalah akar yang tumbuh ke bawah, akar koronal adalah akar yang tumbuh ke
arah atas dan akar nafas adalah akar yang tumbuh dari buku-buku dipermukaan
tanah.
Menurut Purwono dan Rudi (2007) jagung termasuk tanaman yang tidak
sebagai tanaman yang tumbuh dilahan kering, sawah, dan pasang surut, asalkan
syarat tumbuh tanaman yang diperlukan dapat terpenuhi. Secara umum ada
sebagai berikut:
1. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung yaitu Andosol, Latosol, Grumusol.
Pada tanah bertekstur berat (Grumusol) masih dapat ditanami jagung dengan
baik, tetapi perlu pengolahan secara baik serta aerasi dan drainase yang baik.
Tanah bertekstur lempung atau liat berdebu (Latosol) merupakan jenis tanah
terbaik untuk pertumbuhan jagung. Tanaman jagung akan tumbuh baik pada
dan keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung berkisar
persen. Hal ini untuk menghindari terjadinya erosi tanah yang besar.
Budidaya Tanaman Jagung
1. Iklim
0 0
dapat tumbuh didaerah yang terletak antara 0-5 LU hingga 0-40 LS.
hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase
air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim
kemarau.
dan memberikan biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk
buah.
0
d. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 C, akan tetapi bagi
e. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari
pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan
pengeringan hasil.
2. Media Tanam
dapat tumbuh optimum tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
b. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain andosol, latosol,
grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat
ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara
3. Ketinggian Tempat
ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi
1. Persiapan
perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung
dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan
tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis
2. Penanaman
Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak
tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan
yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar
perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi
3. Pemupukan
a. Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak diserap
tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).
b. Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai
menurunkan hasil.
khususnya saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat
d. Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi lutut sampai
selesai pembungaan.
4. Pemeliharaan
dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di
sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma serta faktor
budidaya lainnya. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak
tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut. Agar
tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada
umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai mengganggu atau
pengairan.
pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara
5. Pengairan
sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa
berbunga yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan
pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada hujan terus menerus.
layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah
hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga
dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau
Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa
jenis hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan mengganggu
ungu, karat.
7. Panen
ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya sudah
cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga.
Pemanenan dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung
ibu jari pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen.
dikeringkan akan menghasilkan butir pecah atau butirnya rusak setelah proses
pemipilan. Apabila dipanen lewat waktunya juga akan banyak butiran jagung
yang rusak. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak turun hujan sehingga
alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat dilakukan selama 3-4
hari. Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian jagung dipipil, agar
segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air kurang lebih 12%) agar
matahari.
mengatakan bahwa biaya dalam proses produksi dapat dibagi dalam dua bagian,
yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Dalam ilmu ekonomi dikenal dua
pengertian tentang modal, yakni : 1) modal niskala atau modal abstrak; 2) modal
yang nyata atau modal yang konkrit. Modal abstrak adalah kekuasaan ekonomis
yang timbul karena pemilikan modal itu. Modal konkrit sering dibedakan menjadi
modal atau kapital dalam arti privat-ekonomis dan modal atau kapital dalam arti
atau besar harta milik seseorang atau badan. Fungsi dari modal privat-ekonomis
uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah input yaitu secara akuntansi
sama dengan jumlah uang keluar yang tercatat”. Menurut Riwayadi (2006), “biaya
produksi adalah biaya yang terjadi pada fungsi produksi, dimana fungsi produksi
biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk”. Hansen
dan Mowen (2001) juga menyatakan bahwa “biaya produksi merupakan biaya
yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa”. Biaya produksi
produksi barang.
sesuai perubahan nilai output. Artinya, input akan bertambah jika output yang
berkurang.
dua komponen yaitu biaya tetap dimana biaya yang besar kecilnya tidak
tergantung dengan besar kecilnya produksi, dan biaya variabel yaitu biaya yang
kegiatan usahatani terutama produksi yang dihasilkan, dan setiap biaya yang
A.3 Produksi
nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat
Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas
sekitar tanah banyak lagi faktor yang harus diperhatikan, misalnya topografinya,
tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi yang diciptakan terdiri dari
tenaga kerja, tanah, modal, dan keahlian keusahawan. Dalam teori ekonomi,
menganalisis mengenai produksi selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi (tanah,
modal, keahlian keusahawan) adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja yang
faktor-faktor produksi (X) sering disebut dengan istilah factor relationship (FR).
produksi dengan cara menambah jumlah salah satu dari input yang digunakan.
resiko. Besarnya faktor ketidaktentuan ini akan menentukan besarnya resiko yang
dihadapi, bila petani atau pengusaha sulit untuk menduga kapan akan terjadi
produksi pada usaha yang dikuasainya (banyak resiko) maka bentuk fungsi
sebagai suatu fungsi yang menunjukan antara hasil produksi dengan faktor
berikut :
Y= f( , , …….. ).
korbanan ekonomi tertentu, yang dinilai dan dinyatakan dalam bentuk uang pada
jual outputnya.
2. Penerimaan rata-rata adalah penerimaan produsen per unit output yang dijual.
dari luar usahatani, penjualan barang modal dan mesin-mesin serta uang
kotor adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu
waktu tertentu baik yang dipasarkan maupun tidak. Penerimaan juga dapat
usahatani yaitu penerimaan dari semua sumber usahatani meliputi nilai jual hasil,
dengan harga jual produk. Pernyataan ini dapat dituliskan menurut (Soekartawi,
TR = Y . Py
Keterangan :
A.5 Pendapatan
pedesaan yang hanya menguasai faktor produksi tenaga kerja, pendapatan mereka
ditentukan oleh besarnya kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan dan tingkat
upah yang diterima. Kedua faktor ini merupakan fenomena dari pasar tenaga kerja
kerja dipengaruhi oleh luas lahan pertanian, produktivitas laahan, intensitas dan
penerimaan faktor produksi tenaga kerja. Nilai sewa tanah sebagai penerimaan
faktor produksi.
antara total penerimaan yang diterima dari hasil usahatani dengan total biaya
I = TR – TC
TR = Py .Y
TC = FC + VC
Keterangan :
tetapi juga dari usaha-usaha di luar sektor pertanian seperti perdagangan, industri
usaha pertanian masih merupakan usaha utama dan menjadi sumber pendapatan
utama tetapi bagi sebagian rumahtangga pertanian lainnya, usaha non pertanian
Sumber pendapatan itu dapat berasal dari sektor pertanian maupun dari luar sektor
perkotaan juga bersumber dari tiga kegiatan utama, yaitu kegiatan dalam
dan kegiatan di luar sektor prtanian (non-farm). Untuk petani yang berada di
petani di negara berkembang pada umumnya, tidak hanya bekerja untuk on-farm,
tetapi juga off-farm dan non-farm, terutama pada usahatani skala kecil
berasal dari anggota keluarga petani menjadi topik penting untuk dipahami karena
penting, karena sektor ini menghasilkan sumber pangan yang diperlukan oleh
memiliki daya tarik bagi tenaga kerja. Walaupun demikian tidak semua tenaga
kerja dapat beralih ke sektor industri atau pekerjaan lain di luar pertanian.
Dampak negatif di sektor pertanian bisa saja terjadi, akibat terjadinya peningkatan
persaingan dalam penggunaan tenaga kerja antara on farm dan off farm, yang
berasal dari rumahtangga pertanian. Di satu sisi kita ketahui bahwa harga-harga
produk pertanian tidak dapat dengan mudah dinaikkan terutama komoditi pangan
Ditambah lagi usaha pertanian yang kurang efisien akan menurunkan tingkat
keuntungan, ini akan semakin memperbesar peluang tenaga kerja berasal dari
rumahtangga pertanian akan beralih ke pekerjaan off farm atau non farm.
A.6 Kontribusi
Kontribusi merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa inggris yaitu
materi atau tindakan. Menurut sifatnya berasal dari kata contribution yang dalam
yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau
penerimaan tertentu.
dalam suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu. Hal yang bersifat ekonomi
memberikan dampak positif maupun negatif terhadap pihak lain dalam hal ini
masyarakat dan bisa memperluas lagi perusahaan. Hal ini dilakukan dengan cara
rumahtangga. Oleh karena itu, terlebih dahulu dihitung besarnya pendapatan istri,
tersebut sulit dicapai karena terbatasnya sumberdaya yang mereka miliki. Prayitno
mempengaruhi pendapatan.
1. Umur
tingkat respon terhadap suatu kondisi. Petani jagung dengan umur relatif muda
biasanya akan lebih terampil dan dinamis dalam bertindak, sehingga dapat
mengelola usahataninya dengan baik. Kisaran umur tenaga kerja bidang pertanian
yaitu 15-54 tahun dikategorikan sebagai umur produktif sedangkan kisaran umur
0-14 tahun dan 55 tahun keatas dikategorikan sebagai umur non produktif
(Soeharjo, 2002).
2. Pengalaman Berusahatani
diperoleh di luar pendidikan formal yang memiliki arti penting bagi petani dalam
Petani yang lebih lama dalam usahatani jagungnya lebih mengerti dan
memahami apa yang menjadi kendala dalam berusahatani jagung sehingga petani
dapat menanggulangi kendala tersebut. Keputusan-keputusan yang diambil oleh
Patong, 1984).
3. Luas Lahan
Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha, dan skala usaha
ini pada akhirnya akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian.
Makin luas lahan yang dipakai sebagai usaha pertaniaan akan semakin tidak
efisien lahan tersebut. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa luasnya lahan
mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisien akan
dikategorikan sebgai investasi atau modal. Luas lahan yang relatif lebih luas akan
1994).
4. Tenaga Kerja
peranan dalam melakukan proses produksi. Faktor produksi tenaga kerja terdiri
dari dua unsur yaitu jumlah dan kualitas. Jumlah yang diperlukan dalam proses
produksi usahatani dapat bersumber dari tenaga kerja keluarga yang tersedia
maupun dari luar keluarga. Sedangkan kualitas yang mencirikan produktivitas
tenaga kerja tergantung dari keterampilan, kondisi fisik, pengalaman dan latihan
Menurut Daniel (2002) tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja,
yaitu yang berumur antara 15-64 tahun, merupakan penduduk potensial yang
dapat bekerja untuk memproduksi barang atau jasa. Dari segi penduduk sebagai
faktor produksi, maka tidak semua penduduk bertindak sebagai faktor produksi.
Penduduk yang dianggap sebagai faktor produksi yaitu penduduk yang berupa
tenaga kerja.
beberapa faktor yaitu : (1) Tingkat perkembangan usahatani, (2) jenis tanaman
yang diusahakan, dan (3) topografi dan jenis tanah. Pada usahatani yang
dibutuhkan untuk operasional usahanya relatif lebih kecil. Pada usahatani yang
lebih maju misalnya perkebunan yang telah banyak menggunakan input modern,
diperlukan tenaga kerja yang lebih banyak. Tiap macam tanaman memerlukan
tenaga kerja yang berbeda. Tanaman yang memerlukan tenaga kerja yang intensif
5. Modal
Modal sama artinya dengan harta kekayaan seseorang. Yaitu semua harta
berupa uang, tabungan, tanah, rumah, mobil dan lain sebgainya. Jadi modal adalah
hasil atau produk atau kekayaan yang digunakan untuk memproduksi hasil
selanjutnya. Modal dapat dibagi dua, yaitu modal tetap dan modal bergerak.
Modal tetap adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi yang
dapat digunakan beberapa kali, meskipun akhirnya barang-barang modal ini habis
juga, tetapi tidak sama sekali terisap dalam hasil. Contoh modal tetap adalah
mesin, pabrik, gedung dan lain-lain. Modal bergerak adalah barang-barang yang
digunakan untuk sekali pakai atau dengan kata lain yaitu barang-barang yang
habis digunakan dalam proses produksi, misalnya bahan mentah, pupuk, bahan
Modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu land saving capital dan labour
saving capital. Modal dikatakan land saving capital jika dengan modal tersebut
harus memperluas areal. Contohnya pemakaian pupuk, benih unggul, tenaga kerja
dan intensifikasi. Modal dapat dikatakan labour saving capital jika dengan modal
untuk membajak, mesin penggiling padi (Rice Milling Unit) untuk memproses
padi menjadi beras, pemakaian thresher untuk penggabahan dan sebagainya. Jadi,
dalam arti ekonomi modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk
2009).
B. Penelitian Terdahulu
jumlah tenaga kerja, dan luas lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani
jagung, sebagian lagi yaitu biaya pupuk pengaruhnya tidak nyata terhadap
Penelitian yang dilakukan oleh Sari dkk, tahun 2014 dengan judul
besar berada dalam kategori cukup yaitu sebesar 60,78 persen, sedangkan
Penelitian yang dilakukan oleh Milasari dkk, tahun 2014 dengan judul
penelitian.
Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh dari padi
per tahun adalah TZS670742.7. Pendapatan rata-rata tahunan dari tanaman lain,
tangga. Kontribusi dari sumber lain adalah perdagangan kecil (7%), pembuatan
batu bata (8%), produksi ternak (11%), tanaman lain yang diolah (7%), pekerja
lepas (8%) dan transportasi sepeda motor (13%). Analisis lebih lanjut
tahunan.
C. Kerangka Pikir
tanaman serelia yang termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber
pangan lain adalah kandungan gizinya lebih tinggi dari beras. Selain sebagai
digunakan yaitu unsur penerimaan dan unsur pengeluaran atau biaya dari
usahatani tersebut. Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total dengan
harga jual, sedangkan pengeluaran atau biaya yang dimaksudkan sebagai nilai
penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang dikeluarkan pada proses produksi
tersebut.
Usahatani Jagung
Desa yang berada di Kecamatan Napabalano yang memiliki produksi jagung pada
Tahun 2015 sebesar 353,7 ton dengan produktivitas 1,57 ton/ha sedangkan Tahun
2016 sebesar 337,5 ton ini berarti bahwa produksi jagung di Desa Lambiku
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani jagung pulut di Desa
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin (Rianse dan Abdi, 2009),
dengan besaran sampel ditunjukkan dalam tingkat kesalahan 10% = (0,1) yaitu:
190 190
= = = = 65 sampel
( .( ) + 1) (190(0,1 ) + 1 2,9
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
2
d = Tingkat Kesalahan
1 = Konstanta
sederhana tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut karena
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
1. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari responden penelitian
tentang sumber mata pencaharian dan pendapatan petani sekitar kawasan hutan
ini.
E. Variabel Penelitian
apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
2. Pendapatan keluarga petani yang bersumber dari usahatani jagung dan di luar
F. Analisis Data
1. Analisis Pendapatan
antara total penerimaan yang diterima dari hasil usahatani dengan total biaya
Keterangan :
berusahatani, luas lahan, tenaga kerja dan modal digunakan Fungsi pendapatan
Keterangan :
variabel-variabel bebas yang tercakup dalam model, makin naik fungsi tersebut,
2
artinya makin besar nilai R tersebut. Jadi setiap penambahan nilai signifikan
2
variabel bebas dalam model akan memperbesar nilai R (Firdaus, 2004).
Dengan analisis varian ini akan dapat diperoleh pengertian tentang bagaimana
pengaruh sekelompok variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel tidak bebas. Statistik uji yang digunakan dalam hal ini adalah statistik uji
F, dengan keputusan jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,
sebaliknya jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (Firdaus,
2004).
Uji t statistik yaitu proses pengujian model bagian demi bagian atau
secara sendiri-sendiri (Suharjo, 2013). Menurut Firdaus, uji t statistik dapat diuji
dengan perbandingan nilai t hitung dengan t tabel, dengan kriteria jika t hitung < -
t tabel atau t hitung < + t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika t tabel ≤ t
G. Konsep Operasional
2. Umur adalah usia responden yang terhitung sejak lahir hingga terlaksananya
3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang pernah diikuti atau
6. Luas lahan adalah luas lahan yang digunakan petani untuk usahatani jagung
8. Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang bersumber dari luar
keluarga (orang).
9. Modal adalah hasil atau produk yang digunakan untuk memproduksi hasil
selanjutnya (Rp).
10. Produksi jagung adalah hasil jagung yang sudah dipanen (kg/ha).
11. Harga produksi adalah harga jual yang ditentukan oleh petani (Rp/kg).
12. Biaya total adalah biaya keseluruhan yang digunakan selama proses usahatani
13. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi jagung
yang dapat digunakan beberapa kali contohnya sewa lahan dan penyusutan
alat (Rp/tahun).
14. Biaya variabel adalah biaya yang sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar
kecilnya produksi yang dihasilkan contohnya biaya saprodi :
pupuk,benih,pestisida dan tenaga kerja (Rp/musim tanam).
15. Penerimaan adalah perkalian antara produksi jagung yang diperoleh selama
Kabupaten Muna. Desa Lambiku berjarak ±9 km dari ibu kota kecamatan dan
berjarak ±20 km dari ibu kota kabupaten. Desa Lambiku memiliki luas wilayah
20.096 ha, terdiri dari berbagai jenis tanah yang meliputi tanah pertanian,
beberapa aspek tinjauan yaitu memiliki topografi datar dan berbukit, sehingga
wilayah Tahun 2016, curah hujan rata-rata yang dimiliki Desa Lambiku yaitu
0
2000 – 3000 mm dan suhu rata-rata harian 27 – 30 C dimana suhu tersebut
masuk dalam iklim tropis. Secara umun keadaan iklim di Desa Lambiku tidak
42
jauh berbeda dengan keadaan iklim yang ada di wilayah lain yang ada di
Indonesia. Ciri iklim tropis dengan dua jenis musim dalam setahun merupakan
sifat kondisi iklim secara umum yang terjadi di Indonesia khususnya Desa
Lambiku. Dua jenis musim yang dimaksud adalah musim kemarau yang tarjadi
pada bulan Juli sampai bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi pada
bulan April sampai bulan Juni. Sedangkan musim penghujan dan musim kemarau
terjadi pada bulan November sampai bulan Maret. Kedua musim ini sangat
bidang pertanian.
didukung dengan sumberdaya keadaan alam, modal dan teknologi yang memadai.
Jumlah penduduk yang besar apabila dapat dibina dan diarahkan sebagai tenaga
Jumlah penduduk di Desa Lambiku pada Tahun 2017 berjumlah 1114 jiwa,
meliputi 525 jiwa laki-laki dan 589 jiwa perempuan. Keadaan umur berdasarkan
golongan umur di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna dapat
16-54 tahun yaitu sebesar 67,50% dari jumlah penduduk yang ada. Hal ini
produktif untuk bekerja, dimana pada usia produktif memiliki kemampuan fisik
yang lebih kuat sehingga mampu bekerja dengan baik. Produktif dan tidak
kerja, cara berpikir dan tingkat respon terhadap sesuatu. Seseorang dengan usia
yang relatif muda (produktif) biasanya lebih terampil dan dinamis dalam
bertindak dibandingkan dengan usia yang tidak produktif. Dengan demikian maka
dapat dikatakan bahwa penduduk yang berada di Desa Lambiku dalam melakukan
kegiatan sehari-hari akan berhasil karena sebagian besar berada pada usia
produktif. Usia produktif akan menciptakan kondisi atau iklim kerja yang berdaya
dari potensi alam, tingkat pendidikan serta keterampilan yang dimiliki oleh
Untuk mengetahui lebih jelas dari keadaan penduduk menurut mata pencaharian
penduduk yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani maka sektor
pertanian baik itu tanaman pangan maupun tanaman perkebunan dijadikan sebagai
kemajuan suatu daerah. Hal ini terkait dengan akses informasi transportasi di
suatu wilayah. Semakin baik sarana dan prasarana yang ada maka semakin baik
merupakan suatu kegiatan yang tidak kalah pentingnya dalam usaha peningkatan
produksi dan pendapatan. Semakin panjang rantai hasil-hasil pertanian dari sentral
produksi ke konsumen akan menimbulkan biaya yang semakin besar yang pada
Lambiku memiliki sarana dan prasarana yang cukup tersedia, meskipun masih
banyak yang harus diperbaiki karena kondisi bangunan sudah tua dan rusak. Lebih
jelasnya mengenai keadaan sarana dan prasarana sosial ekonomi di Desa Lambiku
cukup tersedia, namun masi banyak yang harus diperbaiki karena kondisi
bangunan banyak yang rusak. Meskipun sudah banyak sarana dan prasarana yang
tersedia tapi masih membutuhkan sarana dan prasarana yang lebih baik dan
Kabupaten Muna. Pada penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah
petani jagung yaitu melihat pendapatan keluarga petani yang bersumber dari
pendapatan petani.
B.1.1. Umur
Umur merupakan usia seseorang yang dihitung sejak lahir sampai saat
kemampuan fisik dalam mengelola suatu usaha atau kegiatan. Umumnya seorang
wanita yang masih berumur muda dan sehat akan mempengaruhi kemampuan
berfikir yang lebih maju, dinamis dan lebih kuat, lebih bersemangat dibandingkan
dengan seorang yang usianya lebih tua dimana kemampuan kerja seseorang akan
bertambah dan pada suatu tingkatan umur tertentu akan mulai menurun. Menurut
Soeharjo (2002) menyatakan bahwa kisaran umur tenaga kerja bidang pertanian
kategori umur produktif. Hal ini berarti bahwa kemampuan fisik dan kemampuan
berfikir petani jagung di Desa Lambiku masih cukup tinggi. Produktifnya umur
responden yang berada di lokasi sangat mempengaruhi prestasi kerja, dalam hal
ini kemampuan fisik, pengalaman dan cara berpikir dalam memecahkan masalah
terkait dengan kegiatan usahatani jagung. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran 4.
pendidikan formal responden, maka pengetahuan dan wawasannya luas serta cara
dikelolanya.
yang pernah diikuti oleh petani responden. Mengenai keadaan pendidikan formal
yang pernah diikuti oleh petani responden di Desa penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 5 berikut:
Jumlah 65 100,00
formal, baik pendidikan dasar, menengah maupun atas. Dengan hasil persentase
jagung lebih dominan pada tingkat SD. Sehingga dapat dikatakan bahwa petani
responden telah memiliki pengetahuan dasar untuk mengembangkan usahatani
Jumlah 65 100,00
satu rumah dimana dalam memenuhi kebutuhan hidupnya berada dalam satu unit
tenaga kerja juga sering pula melibatkan anggota keluarga dalam melakukan
Semakin besar jumlah tanggungan keluarga berarti semakin besar pula usaha yang
dilakukan oleh petani dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tetapi jika
kebutuhan rumahtangga.
anggota keluarga kecil yaitu berkisar 2-4 orang sedangkan anggota keluarga >4
orang termasuk keluarga besar. Dari hasil penelitian diperoleh data mengenai
jumlah anggota keluarga petani responden berkisar antara 1-6 orang seperti pada
Tabel 7 berikut:
1. 2– 4 (kecil) 62 95,39
2. >4 (besar) 3 4,61
Jumlah 65 100,00
keluarga besar sebanyak 3 orang dengan persentase 4,61 %. Lebih jelasnya dapat
jagung antara lain meliputi: luas lahan, produksi, varietas jagung dan sumber
bibit.
B.2.1. Luas Lahan
Luas lahan yang dimiliki oleh petani responden merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam melakukan kegiatan usahataninya. Luas lahan
sangat menetukan besar kecilnya produksi yang diterima oleh petani serta
kemampuan petani dalam mengelola usahatninya. Luas lahan yang dimiliki oleh
Jumlah 65 100
lebih dominan dalam kategori sedang dengan persentase 75,39%. Luas lahan yang
jagung walau dengan penerapan teknologi yang sederhana. Lebih jelasnya dapat
B.2.2. Produksi
1. <1000 17 26,15
2. 1000 – 2000 41 63,08
3. >2000 7 10,77
Jumlah 65 100,00
bercocok tanam yang belum memenuhi anjuran. Hasil panen yang diperoleh per
jagung pulut (Zea Mays Ceratina Kulesh). Rata-rata Petani lebih suka menanam
jagung pulut karena jenis jagung ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan
benihnya lebih mudah diperoleh dengan cara menyimpan sebagian kecil dari hasil
panennya. Olahan jagung pulut ini dapat dibuat berbagai jenis makanan seperti
jagung goreng, jagung rebus, jagung bakar dan kambewe (jagung yang sudah
benih yang berasal dari hasil panen sebelumnya. Petani tidak memperoleh benih
sebagian dari hasil panen yang disimpan sehingga benih tidak termaksud biaya
produksi dalam usahatani jagung. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
berasal dari jumlah penerimaan yang diterima petani dikurangi dengan semua
biaya yang digunakan pada saat proses produksi. Biaya-biaya yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah biaya tetap dan biaya variabel, sehingga dapat
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kartasapoetra (1988)
modal sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan. Lebih jelasnya dapat
berasal dari usaha tani jagung, pendapatan istri dari usaha lainnya, pendapatan
suami dari usaha lainnya maupun pemberian dari anak/keluarga lain. Total
pendapatan keluarga petani di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten
menjadi tukang kayu dan tukang batu untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya
pendapatan petani yang berasal dari usahatani jagung dan dari non usahatani
jagung terhadap total pendapatan keluarga yang dihitung dalam persen (%).
berdagang, tukang kayu, tukang batu, menjahit dan berternak sehingga dapat
jagung terhadap total pendapatan rumahtangga yaitu 42,81%. Hal ini sesuai
dalam kategori sedang. Ini menunjukkan bahwa pendapatan usahatani jagung dan
non usahatani jagung yang dijalankan petani sama-sama memegang peran penting
dalam ekonomi rumahtangga petani. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran
10.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani
independen yang terdiri dari umur (X1), pengalaman berusahatani (X2), luas lahan
(X3), tenaga Kerja (X4) dan modal (X5). Lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran 11.
2
E.1.1 Uji Adjusted R (Koefisien Determinasi)
Dari hasil output SPSS analisis regresi pada Tabel 13 Model Summary di
berusahatani, luas lahan, tenaga kerja dan modal. Sisanya 15,4% dijelaskan oleh
variabel lain di luar variabel yang digunakan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran 12.
E.1.2 Uji F
pengalaman berusahatani, luas lahan, tenaga kerja dan modal) yang diteliti
(pendapatan usahatani jagung pulut). Hasil analisis uji F dapat dilihat pada Tabel
14.
b
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 1.300E14 5 2.599E13 65.023 .000
Residual 2.358E13 59 3.997E11
Total 1.535E14 64
bahwa nilai F hitung sebesar 65,023 dengan signifikansi sebesar 0,000 dan taraf
lebih kecil dari pada α (0,000 < 0,1), maka diketahui bahwa umur, pengalaman
berusahatani, luas lahan, tenaga kerja dan modal yang digunakan pada model
independen (umur, pengalaman berusahatani, luas lahan, tenaga kerja dan modal)
(pendapatan usahatani jagung pulut). Hasil analisis uji t dapat dilihat pada Tabel
15.
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -720225.165 945102.546 -.762 .449
Umur 67705.080 32387.615 .355 2.090 .041*
Pengalaman
-69808.676 31119.808 -.384 -2.243 .029*
Berusahatani
Luas lahan tn
217681.558 258910.248 .082 .841 .404
Tenaga keja 16833.064 5732.597 .299 2.936 .005*
Modal .994 .212 .595 4.698 .000*
Keterangan : * = Variabel yang berpengaruh pada α = 0,1
tn = Variabel yang tidak berpengaruh pada α = 0,1
1. Umur (X1)
signifikansi sebesar 0,041 dan taraf kepercayaan 90% atau probabilitas 10% (α =
0,1). Nilai signifikansi lebih kecil dari α (0,041< 0,1), artinya variabel umur
bahwa pengaruh antara umur dan pendapatan usahatani jagung pulut adalah
tanam dan sebaliknya apabila variabel umur berkurang sebesar 1 tahun, maka
tanam dengan anggapan faktor pengalaman berusahatani, luas lahan, tenaga kerja
berusahatani jagung pulut lebih dominan pada umur produktif. Produktifnya umur
responden yang berada di lokasi sangat mempengaruhi prestasi kerja, dalam hal
ini kemampuan fisik dan kemampuan berfikir yang lebih maju dalam
signifikansi sebesar 0,029 dan taraf kepercayaan 90% atau probabilitas 10% (α =
0,1). Nilai signifikansi lebih kecil dari α (0,029<0,1), artinya variabel pengalaman
69.808,676 per musim tanam dengan anggapan faktor umur, luas lahan, tenaga
dengan rata-rata 22,57 tahun yang disebabkan petani responden yang sudah
untuk meningkatkan produksi jagung, karena pada setiap musim tanam tiba,
petani tidak pernah menggunakan benih baru dan menggunakan pupuk dalam
0,005 dan taraf kepercayaan 90% atau probabilitas 10% (α = 0,1). Nilai
jagung pulut adalah positif. Artinya apabila variabel tenaga kerja bertambah
dengan anggapan faktor umur, pengalaman berusahatani, luas lahan dan modal
sewa kerjaan pada saat pengolahan lahan dan penanaman karena kegiatan
usahatani yang dilakukan oleh petani dalam waktu yang bersamaan dan
4. Modal (X5)
Nilai t hitung modal sebesar 4,698 dengan signifikansi sebesar 0,000 dan
taraf kepercayaan 90% atau probabilitas 10% (α = 0,1). Nilai signifikansi lebih
koefisien regresi 0,994 yang menunjukkan bahwa pengaruh antara modal dan
pendapatan usahatani jagung pulut adalah positif. Artinya apabila variabel modal
sangat terbatas.
Nilai t hitung luas lahan sebesar 0,841 dengan signifikansi sebesar 0,404
dan taraf kepercayaan 90% atau probabilitas 10% (α = 0,1). Nilai signifikansi
lebih besar dari α (0,404 > 0,1), artinya variabel luas lahan tidak berpengaruh
pengaruh antara luas lahan dan pendapatan usahatani jagung pulut adalah positif.
Artinya apabila variabel luas lahan bertambah sebesar 1 Ha, maka pendapatan
usahatani jagung pulut bertambah sebesar Rp 217.681,558 per musim tanam dan
sebaliknya apabila variabel luas lahan berkurang sebesar 1 Ha, maka pendapatan
dengan anggapan faktor umur, pengalaman berusahatani, tenaga kerja dan modal
petani yang berusahatani jagung pulut, khususnya yang memiliki lahan luas dalam
sederhana dari pengolahan lahan sampai panen. Hal ini akan berdampak pada
A. Kesimpulan
petani yaitu 42,81% dan kontribusi pendapatan dari non usahatani 57,19%.
B. Saran
sebagai berikut:
dengan:
jagung pulut.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. dan S. Bananiek. 2013. Tingkat Adopsi Teknologi Dan Struktur Biaya
Usahatani Jagung Di Sulawesi Tenggara. Makalah Disampaikan pada
Seminar Nasional Akselerasi Inovasi dan Diseminasi Teknologi untuk
Mewujudkan Kemandirian dan Ketahanan Pangan Bernasis Sumber daya
Genetik Lokal. Palu.
Abidin, Z., Rusdin, M. Rusman, Idris, dan Bungati. 2010. Pemetaan Distribusi
Inovasi Teknologi Pertanian di Sulawesi Tenggara. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara. Kendari.
BPS Kabupaten Muna. 2016. BPS dalam Angka 2016. BPS Kabupaten Muna.
Muna
BPS Sulawesi Tenggara. 2016. BPS dalam Angka 2016. BPS Sulawesi Tenggara.
Kendari.
Daharti dan S. Najianti. 2000. Palawija Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Hansen dan Mowen. 2001, Manajemen Biaya, Edisi bahasa Indonesia, Buku Dua,
Edisi Pertama, Salemba Empat. Jakarta.
Hernanto, F. 2001. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Milasari, I.I, Suwarto, dan S.W. Ani. 2014. Analisis Usahatani Jagung dan
Kontribusinya terhadap Pendapatan Keluarga Petani (Studi di Kecamatan
Mojowarno Kabupaten Jombang), Jurnal, Fakultas Pertanian, Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Miller, R.J and R.E. Meiners. 2000. Teori mikroekonomi intermediate. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Prayitno, H. dan Arsyad, L. 1987. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE UGM.
Yogyakarta.
Purwono dan Rudi. 2007. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rianse., U.,dan Abdi. 2009. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan
Aplikasi. Alfabeta Bandung. Bandung.
Sari, D.K, D. Haryono, dan N. Rosanti. 2014. Analisis Pendapatan dan Tingkat
Kesejahteraan Rumahtangga Petani Jagung (Studi di Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan), Jurnal, Fakultas Ekonomi, Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Zannatos, K. 2004. Pertumbuhan Adjusment Dan Pasar Tenaga Kerja, Efek Pada
Wanita Pekerja Keras. Disampaikan Pada Konferensi Internasional Ke-4
Assoviation Untuk Remisi Ekonomi Universite, Efrancoise, Tabelis,
Tours Perancis.
RIWAYAT HIDUP
Pertama Negeri 1 Raha pada tahun 2010 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Napabalano pada Tahun 2013. Pada tahun itu juga penulis diterima sebagai
Universitas Halu Oleo, melalui jalur PPMP. Semasa menempuh studi di Kampus
Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, penulis aktif di lembaga internal dan
Kabupaten Muna”.
Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian
PULAU MUNA
Kec. Napabalano
Lokasi Penelitian
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Nomor ................
2. Desa : ..........................
Nama : ...........................
Umur : ...........................Tahun
No hp : ...........................
D. Kepemilikan Modal
2) Asal modal :
- Pinjaman: Rp.....................=.................%
a. Upahan
a. Borongan
b. Harian
3. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan usahatani jagung?
Jum.
Pengalaman
Nama Umur Pendidikan Tanggungan
No. Berusahatani
Responden (Tahun) (Tahun) Keluarga
(Tahun)
(Jiwa)
34 La Anto 33 6 9 2
35 Udin 49 6 25 7
36 Jeli 43 6 17 3
37 Fadhuli 53 6 29 4
38 Nasar 44 9 20 3
39 Age 47 6 25 4
40 Rukaida 49 6 28 4
41 Ld. Hasili 53 6 29 3
42 La Angko 51 6 28 4
43 Ld. Kaemudin 30 9 10 4
44 La Liadi 48 6 25 4
45 La Paludi 48 6 27 3
46 Ld. Budiman 49 6 27 3
47 Wa Uli 51 6 28 2
48 La Ege 53 6 29 4
49 La Rosi 47 6 24 2
50 La Saluhi 39 9 15 3
51 Jaenudin 37 12 13 4
52 Maisa 43 6 20 6
53 La Pena 59 6 33 4
54 Wa Kare 52 6 28 4
55 La Nade 29 9 7 2
56 Karmia 50 6 29 4
57 Wa Unsa 57 6 31 3
58 La Pehe 44 6 17 4
59 Umar 38 9 14 2
60 La Sadiman 38 9 15 3
61 Kurnia 49 12 20 4
62 Salem 31 6 8 2
63 Lalembuto 46 6 20 3
64 Salam 53 6 29 4
65 La Rape 50 6 28 4
∑ 3047 468 1467 221
Rata-rata 46,88 7,2 22,57 3,4
Lampiran 5. Karakteristik Usahatani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan
Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017
Karakteristik Usahatani
No. Responden Luas Lahan Produksi Varietas
Sumber Bibit
(Ha) (Kg) Jagung
1 2 1.800 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
2 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
3 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
4 0,5 300 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
5 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
6 1 850 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
7 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
8 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
9 1 900 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
10 1 1.250 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
11 1 850 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
12 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
13 2 1.850 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
14 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
15 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
16 1 900 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
17 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
18 2,5 2.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
19 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
20 1 900 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
21 2 1.850 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
22 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
23 1 900 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
24 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
25 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
26 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
27 2 2.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
28 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
29 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
30 1 950 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
31 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
32 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
33 1,5 1.500 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
34 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
Lanjutan Lampiran 5.
Karakteristik Usahatani
No. Responden Luas Lahan Produksi Varietas
Sumber Bibit
(Ha) (Kg) Jagung
35 1 1.250 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
36 0,5 350 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
37 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
38 2 2.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
39 2,5 2.300 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
40 1 900 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
41 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
42 1,5 1.350 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
43 0,5 400 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
44 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
45 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
46 1,5 1.400 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
47 0,5 350 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
48 1,5 1.500 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
49 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
50 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
51 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
52 2,5 2.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
53 0,5 300 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
54 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
55 1 950 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
56 0,5 350 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
57 0,5 400 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
58 2 2.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
59 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
60 0,5 400 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
61 2 1.850 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
62 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
63 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
64 2,5 2.100 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
65 1,5 1.300 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
Rata-rata 1,18 1.148,46 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
Lampiran 6. Biaya Produksi pada Usahatani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017
83
83
Lanjutan Lampiran 6.
84
84
Biaya Variabel Biaya Tetap
No. Luas Lahan Total Biaya (Rp)
Responden (Ha) Pestisida Total Biaya Pajak Total Biaya
TK (Rp) Alat (Rp)
(Rp) Variabel (Rp/tahun) Tetap
40 1 130.000 1.250.000 1.380.000 7.107 35.000 235.000 1.422.107
41 1 130.000 1.000.000 1.130.000 7.303 35.000 235.000 1.172.303
42 1,5 195.000 2.000.000 2.195.000 7.371 45.000 275.000 2.247.371
43 0,5 65.000 0 65.000 7.830 25.000 125.000 1.422.830
44 1 130.000 1.250.000 1.380.000 7.807 35.000 235.000 172.807
45 1 130.000 1.000.000 1.130.000 7.250 35.000 230.000 2.747.250
46 1,5 195.000 2.500.000 2.695.000 3.260 45.000 245.000 93.260
47 0,5 65.000 0 65.000 10.825 25.000 145.000 2.250.825
48 1,5 195.000 2.000.000 2.195.000 6.500 45.000 255.000 1.421.500
49 1 130.000 1.250.000 1.380.000 7.933 35.000 225.000 1.172.933
50 1 130.000 1.000.000 1.130.000 8.175 35.000 225.000 1.173.175
51 1 130.000 1.000.000 1.130.000 13.572 35.000 230.000 3.153.572
52 2,5 325.000 2.750.000 3.075.000 3.316 65.000 365.000 93.316
53 0,5 65.000 0 65.000 8.831 25.000 135.000 1.423.831
54 1 130.000 1.250.000 1.380.000 7.741 35.000 235.000 1.422.741
55 1 130.000 1.250.000 1.380.000 3.210 35.000 235.000 93.210
56 0,5 65.000 0 65.000 3.420 25.000 120.000 93.420
57 0,5 65.000 0 65.000 8.830 25.000 120.000 2.823.830
58 2 260.000 2.500.000 2.760.000 9.098 55.000 320.000 1.424.098
59 1 130.000 1.250.000 1.380.000 4.544 35.000 255.000 94.544
60 0,5 65.000 0 65.000 7.107 25.000 125.000 1.422.107
85
85
Biaya Variabel Biaya Tetap
No. Luas Lahan Total Biaya (Rp)
Pestisida Total Biaya Pajak Total Biaya
Responden (Ha) TK (Rp) Alat (Rp)
(Rp) Variabel (Rp/tahun) Tetap
61 2 260.000 2.500.000 2.760.000 9.511 55.000 305.000 2.824.511
62 1 130.000 1.250.000 1.380.000 8.167 35.000 235.000 1.423.167
63 1 130.000 1.000.000 1.130.000 8.814 35.000 230.000 1.173.814
64 2,5 325.000 3.000.000 3.325.000 2.717 65.000 385.000 3.392.717
65 1,5 195.000 1.750.000 1.945.000 9.269 45.000 255.000 1.999.269
∑ 76,5 9.945.000 88.000.000 97.945.000 478.618 2.505.000 15.360.000 99.928.618
Rata-rata 1,18 153.000 1.353.846,15 1.506.846 7.363 385.38,46 236.307,69 1.537.363
8686
87
No.
Penerimaan Total Biaya Pendapatan
Responden
1 9.000.000 3.076.611 5.923.389
2 5.000.000 1.424.583 3.575.417
3 6.000.000 1.173.333 4.826.667
4 1.500.000 92.768 1.407.232
5 5.000.000 1.425.429 3.574.571
6 4.250.000 1.175.066 3.074.934
7 6.000.000 1.672.375 4.327.625
8 5.000.000 1.417.488 3.582.512
9 4.500.000 1.422.929 3.077.071
10 6.250.000 1.423.124 4.826.876
11 4.250.000 1.171.550 3.078.450
12 5.000.000 1.421.719 3.578.281
13 9.250.000 2.825.637 6.424.363
14 5.000.000 1.421.889 3.578.111
15 6.000.000 1.171.767 4.828.233
16 4.500.000 1.421.548 3.078.452
17 5.000.000 1.174.614 3.825.386
18 11.000.000 3.392.718 7.607.282
19 5.000.000 1.422.361 3.577.639
20 4.500.000 1.421.780 3.078.220
21 9.250.000 3.077.159 6.172.841
22 6.000.000 1.422.487 4.577.513
23 4.500.000 1.171.387 3.328.613
24 5.000.000 1.171.196 3.828.804
25 5.000.000 1.425.121 3.574.879
26 6.000.000 1.172.083 4.827.917
27 10.000.000 3.076.725 6.923.275
28 6.000.000 1.422.389 4.577.611
29 5.000.000 1.172.056 3.827.944
30 4.750.000 1.173.433 3.576.567
31 6.000.000 1.172.926 4.827.074
32 5.000.000 1.423.548 3.576.452
33 7.500.000 3.076.611 5.923.389
34 5.000.000 1.424.583 3.575.417
35 6.250.000 1.173.333 4.826.667
Lanjutan Lampiran 7.
No.
Penerimaan Total Biaya Pendapatan
Responden
36 1.750.000 93.051 1.656.949
37 5.000.000 1.418.974 3.581.026
38 10.000.000 2.826.111 7.173.889
39 11.500.000 3.396.323 8.103.677
40 4.500.000 1.422.107 3.077.893
41 5.000.000 1.172.303 3.827.697
42 6.750.000 2.247.371 4.502.629
43 2.000.000 94.043 1.905.957
44 5.000.000 1.422.830 3.577.170
45 5.000.000 172.807 4.827.193
46 7.000.000 2.747.250 4.252.750
47 1.750.000 93.260 1.656.740
48 7.500.000 2.250.825 5.249.175
49 5.000.000 1.421.500 3.578.500
50 6.000.000 1.172.933 4.827.067
51 5.000.000 1.173.175 3.826.825
52 11.000.000 3.153.572 7.846.428
53 1.500.000 93.316 1.406.684
54 5.000.000 1.423.831 3.576.169
55 4.750.000 1.422.741 3.327.259
56 1.750.000 93.210 1.656.790
57 2.000.000 93.420 1.906.580
58 10.000.000 2.823.830 7.176.170
59 6.000.000 1.424.098 4.575.902
60 2.000.000 94.544 1.905.456
61 9.250.000 2.824.511 6.425.489
62 5.000.000 1.423.167 3.576.833
63 6.000.000 1.173.814 4.826.186
64 10.500.000 3.392.717 7.107.283
65 6.500.000 1.999.269 4.500.731
∑ 373.250.000 99.928.618 273.321.385
Rata-rata 5.742.307,69 1.537.363 4.204.944
Lampiran 8. Nilai Penyusutan Alat Usahatani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017
Cangkul Parang Tembilang
Total Nilai
No. Nilai Nilai Lama Nilai Nilai Lama Nilai Nilai Nilai Lama Nilai
Jum. Jum. Nilai Jum Penyusutan
Resp. Awal Akhir Pakai Penyusutan Akhir Pakai Penyusutan Awal Akhir Pakai Penyusutan
(Buah) (Buah) Awal (Rp) .(Buah) (Rp)
(Rp) (Rp) (Bln) (Rp) (Rp) (Bln) (Rp) (Rp) (Rp) (Bln) (Rp)
1 2 160.000 60.000 24 4.167 3 150.000 47.000 36 2.861 2 80.000 25.000 12 4.583 11.611
2 2 170.000 65.000 20 5.250 2 120.000 50.000 30 2.333 1 40.000 20.000 10 2.000 9.583
3 2 160.000 60.000 20 5.000 2 110.000 55.000 30 1.833 1 45.000 30.000 10 1.500 8.333
4 1 80.000 60.000 18 1.111 1 55000 45.000 28 357 1 45000 32.000 10 1.300 2.768
5 2 160.000 60.000 24 4.167 2 120.000 35.000 30 2.833 2 82.000 34.000 14 3.428 10.428
6 2 160.000 60.000 24 4.167 2 120.000 53.000 34 1.970 2 80.000 25.000 14 3.928 10.065
7 2 170.000 65.000 24 4.375 2 110.000 47.000 35 1.800 1 42.000 30.000 10 1.200 7.375
8 1 85.000 65.000 20 1.000 1 60000 50.000 29 344 1 40.000 24.000 14 1.142 2.487
9 2 160.000 60.000 22 4.545 2 120.000 46.000 32 2.312 1 50.000 35.000 14 1.071 7.929
10 2 160.000 60.000 20 5.000 2 120.000 34.000 35 2.457 1 40.000 32.000 12 666 8.123
11 2 150.000 60.000 24 3.750 2 120.000 52.000 35 1.942 1 42.000 30.000 14 857 6.550
12 2 160.000 60.000 24 4.167 2 120.000 54.000 35 1.885 1 38.000 30.000 12 666 6.719
13 3 225.000 65.000 25 6.400 2 110.000 44.000 38 1.736 2 74.000 34.000 16 2.500 10.636
14 2 160.000 60.000 24 4.167 2 100.000 50.000 36 1.388 1 40.000 20.000 15 1.333 6.888
15 2 160.000 60.000 22 4.545 2 100.000 54.000 40 1.150 1 38.000 23.000 14 1.071 6.766
16 2 160.000 60.000 24 4.167 2 100.000 57.000 38 1.131 1 40.000 25.000 12 1.250 6.548
17 3 225.000 65.000 25 6.400 2 120.000 45.000 35 2.142 1 40.000 25.000 14 1.071 9.614
18 1 80.000 60.000 18 1.111 1 59.000 54.000 28 178 1 50.000 30.000 14 1.428 2.718
19 2 150.000 60.000 24 3.750 2 100.000 42.000 36 1.611 1 42.000 22000 10 2.000 7.361
20 2 160.000 60.000 24 4.167 2 100.000 55.000 33 1.363 1 40.000 25.000 12 1.250 6.780
21 3 225.000 65.000 28 5.714 2 120.000 53.000 36 1.861 2 75.000 20.000 12 4.583 12.158
22 2 160.000 60.000 25 4.000 2 120.000 49.000 39 1.820 1 42.000 22.000 12 1.666 7.487
88
89
Lanjutan Lampiran 8.
Cangkul Parang Tembilang Total Nilai
No. Nilai Lama Nilai Nilai Lama Nilai Nilai Nilai Lama Nilai
Jum. Jum. Nilai Jum. Penyusutan
Resp Awal Nilai Pakai Penyusutan Akhir Pakai Penyusutan Awal Akhir Pakai Penyusutan (Rp)
(Buah) (Buah) Awal (Rp) (Buah)
Akhir
(Rp) (Bln) (Rp) (Rp) (Bln) (Rp) (Rp) (Rp) (Bln) (Rp)
(Rp)
23 2 160.000 60.000 28 3.571 2 100.000 50.000 38 1.315 1 40.000 22.000 12 1.500 6.387
24 2 160.000 60.000 27 3.704 1 63.000 47.000 27 592 1 39.000 20.000 10 1.900 6.196
25 2 160.000 60.000 25 4.000 2 100.000 52.000 35 1.371 2 80.000 23.000 12 4.750 10.121
26 2 150.000 60.000 24 3.750 2 100.000 36.000 30 2.133 1 42.000 24.000 15 1.200 7.083
27 3 225.000 65.000 28 5.714 2 120.000 45.000 32 2.343 2 80.000 25.000 15 3.666 11.724
28 2 160.000 60.000 24 4.167 2 110.000 45.000 36 1.805 1 40.000 23.000 12 1.416 7.388
29 2 160.000 60.000 25 4.000 2 110.000 45.000 36 1.805 1 35.000 20.000 12 1.250 7.055
30 2 160.000 60.000 24 4.167 3 150.000 46.000 40 2.600 1 40.000 20.000 12 1.666 8.433
31 2 150.000 60.000 25 3.600 3 150.000 47.000 38 2.710 1 42.000 21.000 13 1.615 7.925
32 2 150.000 60.000 28 3.214 2 120.000 36.000 36 2.333 2 70.000 25.000 15 3.000 8.547
33 1 80.000 60.000 20 1.000 2 120.000 46.000 38 1.947 1 40.000 21.000 16 1.187 4.134
34 2 160.000 60.000 28 3.571 2 120.000 46.000 34 2.176 1 42.000 23.000 12 1.583 7.331
35 2 160.000 60.000 25 4.000 2 100.000 45.000 38 1.447 1 40.000 25.000 15 1.000 6.447
36 1 85.000 65.000 20 1.000 1 50.000 30.000 30 666 1 39.000 21.000 13 1.384 3.051
37 1 85.000 65.000 25 800 2 120.000 52.000 38 1.789 1 40.000 22.000 13 1.384 3.974
38 2 160.000 60.000 24 4.167 2 120.000 50.000 36 1.944 2 80.000 20.000 12 5.000 11.111
39 1 85.000 65.000 28 714 2 110.000 57.000 39 1.358 2 74.000 23.000 12 4.250 6.323
40 2 160.000 60.000 24 4.167 2 110.000 53.000 36 1.583 1 39.000 20.000 14 1.357 7.107
41 2 160.000 60.000 25 4.000 2 100.000 40.000 34 1.764 1 40.000 20.000 13 1.538 7.303
42 2 160.000 60.000 25 4.000 2 110.000 40.000 33 2.121 1 42.000 22.000 16 1.250 7.371
43 1 85.000 65.000 20 1.000 1 62.000 35.000 30 900 1 54.000 24.000 14 2.142 4.042
44 2 160.000 59.000 25 4.040 2 100.000 44.000 34 1.647 1 54.000 24.000 14 2.142 7.829
90
89
Lanjutan Lampiran 8.
Cangkul Parang Tembilang Total Nilai
No. Jum. Nilai Awal Nilai Lama Nilai Jum. Nilai Awal Nilai Lama Nilai Jum. Nilai Nilai Lama Nilai Penyusutan
Resp (Buah) (Rp) Akhir Pakai Penyusutan (Bua) (Rp) Akhir Pakai Penyusutan (Buah) Awal (Rp) Akhir Pakai Penyusutan (Rp)
(Rp) (Bln) (Rp) (Rp) (Bln) (Rp) (Rp) (Bln) (Rp)
45 2 160.000 60.000 28 3.571 2 120.000 44.000 34 2.235 1 44.000 20.000 12 2.000 7.806
46 2 160.000 59.000 28 3.607 2 120.000 48.000 36 2.000 2 55.000 32.000 14 1.642 7.250
47 1 80.000 60.000 19 1.053 1 52000 42.000 28 357 1 37.000 18.500 10 1.850 3.259
48 2 150.000 60.000 23 3.913 2 110.000 45.000 34 1.911 2 80.000 20.000 12 5.000 1.0824
49 2 150.000 62.000 22 4.000 1 60000 47.000 26 500 1 41.000 21.000 10 2.000 6.500
50 2 160.000 60.000 24 4.167 2 120.000 47.000 30 2.433 1 40.000 24.000 12 1.333 7.933
51 2 160.000 60.000 22 4.545 2 120.000 45.000 32 2.343 1 40.000 22.000 14 1.285 8.174
52 3 240.000 65.000 24 7.292 2 100.000 45.000 38 1.447 2 80.000 22.000 12 4.833 13.572
53 1 80.000 63.000 20 850 1 60.000 32.000 29 965 1 40.000 22.000 12 1.500 3.315
54 2 160.000 60.000 22 4.545 2 120.000 44.000 34 2.235 1 38.000 17.500 10 2.050 8.830
55 2 160.000 62.000 24 4.083 2 100.000 42.000 33 1.757 1 38.000 19.000 10 1.900 7.740
56 1 80.000 60.000 20 1.000 1 50.000 41.000 29 310 1 38.000 19.000 10 1.900 3.210
57 1 80.000 62.000 19 947 1 55.000 40.000 27 555 1 45.000 22.000 12 1.916 3.419
58 2 160.000 60.000 23 4.348 2 100.000 44.000 35 1.600 2 80.000 31.000 17 2.882 8.830
59 2 160.000 60.000 24 4.167 2 120.000 37.000 33 2.515 1 49.000 20.000 12 2.416 9.098
60 1 80.000 63.000 18 944 1 63.000 34.000 29 1.000 1 46.000 20.000 10 2.600 4.544
61 3 240.000 65.000 26 6.731 2 100.000 53.000 35 1.342 1 55.000 32.000 16 1.437 9.511
62 2 160.000 61.000 20 4.950 2 100.000 49.000 36 1.416 1 39.000 21.000 10 1.800 8.166
63 2 160.000 60.000 23 4.348 2 120.000 43.000 30 2.566 1 39.000 20.000 10 1.900 8.814
64 1 80.000 60.000 22 909 1 65.000 57.000 26 307 1 54.000 30.000 16 1.500 2.716
65 2 160.000 62.000 24 4.083 2 100.000 46.000 35 1.542 2 78.000 27.000 14 3.642 9.269
∑ 122 9.675.000 3.978.000 1.525 237.519,32 120 665.4000 2.983.000 2185 107.020 80 3.253.000 1.561.000 824 1.340.78 4.786.18
Rata
1,88 148.846,15 61.200,00 23,46 3.654,14 1,85 102.369,23 45.892,31 33,62 1.646,47 1,23 50.046,15 24.015,38 12,68 2.062,74 7.363
-rata
90
91
Lampiran 9. Total Pendapatan Rumahtangga dari Usahatani Jagung dan Non Usahatani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna,
Tahun 2017
91
92
Lanjutan Lampiran 9.
Jenis Usaha Lain Pendapatan dari Usaha Lain Pendapatan Usahatani Pemberian dari
No. (Rp/3 bulan) Jagung (Rp/musim anak/keluarga lain Total Pendapatan
Responden Suami Istri Suami Istri tanam) (Rp/3 bulan) Keluarga (Rp)
23 Tukang Kayu Menanam Sayuran 4.500.000 1.500.000 3.328.613 200.000 7.577.513
24 Tukang Kayu 3.000.000 3.828.804 9.528.613
25 Menjahit 750.000 3.574.879 200.000 6.828.804
26 4.827.917 300.000 4.524.879
27 Berternak Berdagang 7.500.000 1.500.000 6.923.275 5.127.917
28 Berternak 6.000.000 4.577.611 15.923.275
29 Tukang Kayu 3.000.000 3.827.944 10.577.611
30 Menjahit 1.200.000 3.576.567 200.000 6.827.944
31 Tukang Batu Tukang Batu 5.400.000 3.000.000 4.827.074 4.976.567
32 Tukang Batu 4.500.000 3.576.452 1.322.7074
33 Tukang Kayu 4.500.000 5.923.389 8.076.452
34 Tukang Kayu Berdagang 3.000.000 1.500.000 3.575.417 9.255.865
35 Tukang Kayu Menanam Sayuran 3.000.000 1.500.000 4.826.667 8.327.669
36 Berternak Tukang Batu 7.500.000 3.000.000 1.656.949 9.328.553
37 Tukang Batu 4.500.000 3.581.026 400.000 1.215.6949
38 Berternak Menjahit 9.000.000 1.050.000 7.173.889 8.481.026
39 Tukang Batu Tukang Batu 4.500.000 1.500.000 8.103.677 17.223.889
40 Tukang Batu 5.400.000 3.077.893 14.103.677
41 Berternak 6.000.000 3.827.697 200.000 8.477.893
42 Tukang Kayu Berdagang 3.000.000 2.700.000 4.502.629 10.027.697
43 1.905.957 10.202.629
44 Tukang Batu Tukang Batu 5.400.000 3.000.000 3.577.170 1.905.957
45 Beternak Tukang Batu 6.000.000 4.500.000 4.827.193 11.977.170
92
93
Jenis Usaha Lain Pendapatan dari Usaha Lain Pendapatan Usahatani Pemberian dari
No. (Rp/3 bulan) Jagung (Rp/musim anak/keluarga lain Total Pendapatan
Responden Suami Istri Suami Istri tanam) (Rp/3 bulan) Keluarga (Rp)
46 Beternak Menanam Sayuran 6.000.000 1.350.000 4.252.750 11.602.750
47 Berternak 4.500.000 1.656.740 6.156.740
48 Berdagang 2.700.000 5.249.175 7.949.175
49 Tukang Kayu 3.000.000 3.578.500 6.578.500
50 Tukang Kayu 4.500.000 4.827.067 9.327.067
51 Tukang Batu Tukang Batu 5.400.000 3.000.000 3.826.825 12.226.825
52 Berternak Berdagang 6.000.000 3.000.000 7.846.428 16.846.428
53 Menanam Sayuran 1.200.000 1.406.684 200.000 2.806.684
54 3.576.169 300.000 3.876.169
55 Tukang Batu Tukang Batu 4.500.000 1.500.000 3.327.259 9.327.259
56 Berdagang 2.400.000 1.656.790 4.056.790
57 Berdagang 1.200.000 1.906.580 250.000 3.356.580
58 Tukang Kayu Berternak 3.000.000 6.900.000 7.176.170 17.076.170
59 Tukang Batu Menanam Sayuran 4.500.000 900.000 4.575.902 9.975.902
60 Berternak 7.500.000 1.905.456 9.405.456
61 Tukang Kayu Berdagang 3.000.000 3.000.000 6.425.489 12.425.489
62 Tukang batu 4.500.000 3.576.833 8.076.833
63 Berternak Tukang Batu 7.500.000 3.000.000 4.826.186 15.326.186
64 Tukang Batu 5.400.000 7.107.283 200.000 12.707.283
65 Berternak Berdagang 7.500.000 1.500.000 4.500.731 13.500.731
∑ 220.650.000 139.500.000 273.321.385 4.900.000 638.371.385
Rata-rata 3.394.615 2.146.153,85 4.204.944 75.384,62 9.821.098,47
93
94
Lampiran 10. Kontribusi Usahatani Jagung terhadap Pendapatan Rumahtangga di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017
94
95
Lanjutan Lampiran 10.
95
96
No. Kontribusi Usahatani Jagung (%)
Responden Non Usahatani (Rp/3 bulan) Usahatani Jagung (Rp/musim tanam) Total(Rp) Non Usahatani (%) Usahatani Jagung (%) Total (%)
46 7.350.000 4.252.750 11.602.750 63,35 36,65 100,0
47 4.500.000 1.656.740 6.156.740 73,09 26,91 100,0
48 2.700.000 5.249.175 7.949.175 33,97 66,03 100,0
49 3.000.000 3.578.500 6.578.500 45,60 54,40 100,0
50 4.500.000 4.827.067 9.327.067 48,25 51,75 100,0
51 8.400.000 3.826.825 12.226.825 68,70 31,30 100,0
52 9.000.000 7.846.428 16.846.428 53,42 46,58 100,0
53 1.400.000 1.406.684 2.806.684 49,88 50,12 100,0
54 300.000 3.576.169 3.876.169 7,74 92,26 100,0
55 6.000.000 3.327.259 9.327.259 64,33 35,67 100,0
56 2.400.000 1.656.790 4.056.790 59,16 40,84 100,0
57 1.450.000 1.906.580 3.356.580 43,20 56,80 100,0
58 9.900.000 7.176.170 17.076.170 57,98 42,02 100,0
59 5.400.000 4.575.902 9.975.902 54,13 45,87 100,0
60 7.500.000 1.905.456 9.405.456 79,74 20,26 100,0
61 6.000.000 6.425.489 12.425.489 48,29 51,71 100,0
62 4.500.000 3.576.833 8.076.833 55,71 44,29 100,0
63 10.500.000 4.826.186 15.326.186 68,51 31,49 100,0
64 5.600.000 7.107.283 12.707.283 44,07 55,93 100,0
65 9.000.000 4.500.731 13.500.731 66,66 33,34 100,0
∑ 365.050.000 273.321.385 636.465.428 3477,74 3022,3 6.500,0
Rata-rata 5.616.153,85 4.204.944 9.791.776 53,50 46,50 100.0
96
97
Lampiran 11. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun
2017
97
98
Lanjutan Lampiran 11.
98
99
Lanjutan Lampiran 11.
1099
0
Lanjutan Lampiran 11.
100
10
1
102
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .920 .846 .833 6.32237E5
a. Predictors: (Constant), modal, pengalaman berusahatani, Luas lahan, tenaga keja,
Umur
b
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 1.300E14 5 2.599E13 65.023 .000
Residual 2.358E13 59 3.997E11
Total 1.535E14 64
a. Predictors: (Constant), modal, pengalaman berusahatani, Luas lahan, tenaga keja,
Umur
b. Dependent Variable: Pendapatan
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -720225.165 945102.546 -.762 .449
Umur 67705.080 32387.615 .355 2.090 .041
Pengalaman
-69808.676 31119.808 -.384 -2.243 .029
berusahatani
Luas lahan 217681.558 258910.248 .082 .841 .404
Tenaga keja 16833.064 5732.597 .299 2.936 .005
Modal .994 .212 .595 4.698 .000
a. Dependent Variable: Pendapatan
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian