Anda di halaman 1dari 121

SKRIPSI

ANALISIS PENDAPATAN PETANI JAGUNG PULUT DI DESA


LAMBIKU KECAMATAN NAPABALANO KABUPATEN MUNA

Oleh:

TISA LORENSA
NIM. D1A1 13 119

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
HALU OLEO KENDARI
2017
ANALISIS PENDAPATAN PETANI JAGUNG PULUT DI DESA
LAMBIKU KECAMATAN NAPABALANO KABUPATEN MUNA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Pertaninan


untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan
Studi pada Jurusan/Program Studi Agribisnis

Oleh :
TISA LORENSA
NIM.D1A1 13 119

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
HALU OLEO KENDARI
2017

i
HALAMAN PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH LAINNYA PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. APABILA

DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA

SKRIPSI INI HASIL JIPLAKAN /PLAGIAT DARI KARYA ORANG LAIN,

MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN

YANG BERLAKU.

KENDARI, AGUSTUS 2017

TISA LORENSA
NIM.DIA1131119

ii
HALAMAN PENGESAHAN

iii
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN

iv
ABSTRAK

Tisa Lorensa (D1A1 13 119) “Analisis Pendapatan Petani Jagung Pulut di


Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna.” Dibimbing oleh Anas
Nikoyan selaku pembibing I dan Abdul Gafaruddin selaku pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui besar pendapatan petani


pada usahatani jagung di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna
2. Mengetahui kontribusi usahatani jagung terhadap pendapatan rumahtangga
petani di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna 3. Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani jagung di Desa Lambiku
Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh petani jagung pulut yang ada di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano
Kabupaten Muna sebanyak 190 KK. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
rumus slovin yaitu pengambilan sampel secara simple random sampling (acak
sederhana) dengan tingkat kesalahan 10%. Jadi keseluruhan sampel berjumlah 65
responden. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Rata-rata pendapatan petani
jagung di Desa Lambiku per musim tanam sebesar Rp 4.204.944. Besarnya
kontribusi pendapatan petani dari usahatani jagung terhadap total pendapatan
rumahtangga yaitu 42,81% dan kontribusi pendapatan dari non usahatani yaitu
57,19%. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan meliputi variabel umur,
pengalaman berusahatani, tenaga kerja dan modal.

Kata Kunci: Pendapatan, Kontribusi pendapatan, Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pendapatan, Petani Jagung

v
ABSTRACT

Tisa Lorensa (D1A1 13 119) “The Income Analysis of the Pulut Corn
Farmer in Lambiku Village, Napabalano sub-District Muna District.” Under the
direction of Anas Nikoyan and Abdul Gafaruddin.

This study aims to: 1. Know the large income of farmer on corn farming
in Lambiku Village, Napabalano sub-District Muna District. 2. Know the corn
farming contribution to ward the farmer’s household income in Lambiku Village,
Napabalano sub-District of Muna District. 3. Know the factors that affect the
income of corn farmers in Lambiku Village, Napabalano sub-District Muna
District. The population in this research is the entire corn farmers in Lambiku
village, Napabalano sub-District Muna District as many 190 KK. The number of
respondents was determined using slovin formula and the respondents were
selected using simple random sampling method with error level 10%. So the total
respondents were 65 farmers. The result of this research showed that the average
income of corn farmers in Lambiku Village per planting season was Rp
4.204.944. The large of farmer income contribution to the total of household
income is about 42,81% and the income contribution of non-farming is amount
57,19%. The factors affected income were age, farming experience, labor and
capital.

Key words : Income, Income Contribution, Factors Affected Income, Corn


Farmer

vi
UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah Subhana Wa Ta’ala, atas Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah memberi

petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Pendapatan Petani Jagung pulut di Desa Lambiku Kecamatan

Napabalano Kabupaten Muna”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi

persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada

Jurusan/Program Studi Agribisnis konsentrasi Sosial Ekonomi Pertanian (SEP)

Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

Seiring dengan selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan terimakasih

dan penghargaan yang tidak terhingga kepada Ayahanda Syafaruddin dan Ibunda

tercinta Wilda Riani yang telah memberikan segala cinta, doa dan kasih sayang

serta dukungan moril dan materil selama ini sehingga penulis dapat

menyelesaikan jenjang studi ini hingga selesai. Penulis juga mengucapkan

terimakasih dan penghormatan kepada Bapak Dr. Ir. H. Anas Nikoyan, M.Si

sebagai pembimbing I dan Abdul Gafaruddin, S.P.,M.Si sebagai pembimbing II

yang telah banyak memberikan pengarahan serta kemudahan dalam penyusunan

skripsi ini. Selain itu, penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah ikut memberi andil dalam menyelesaikan skripsi:

1. Rektor Universitas Halu Oleo.

2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

vii
3. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan/Program Studi Agribisnis serta Dosen

dan Pegawai Administrasi di lingkup Jurusan/Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.

4. Dosen penguji seminar dari proposal hingga skripsi: Dr. La Ode Alwi,

S.P.,M.P., Dr. Weka Gusmiarty Abdullah, SP. M.P, Samsul Alam Fyka, SP,

M.Si dan Dr. Ir. Muhammad Arief Dirgantoro, M.Si.

5. Dosen Penasehat Akademik (PA) Dr. Ir. Mukhtar, M.Si.

6. Kepala Desa serta petani di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten

Muna.

7. Kakakku Tesar Primaretsya, tak lupa pula adikku tercinta Tegar Juliansya dan

Wilmar Guretsya yang selalu memberiku semangat dan Doa.

8. Sahabatku Adhe Muspita Devi Elsha, Rezki S.Pd dan Etriani yang selalu

menghibur dalam setiap canda dan tawa kebersamaan kami selama bangku

pendidikan SD hingga sekarang serta sahabat SMANSANAP Sitti ramalan, Wa

Ode Sri Wahyuni Amd. Keb dan Wa Ode Sintia Dewi S.Pd.

9. Kakanda Idam Hakim S.P yang sudah banyak memberikan semangat, motivasi

dan Doa kepada penulis.

10.Kakak Muhammad Syawal S.E alias Om Jenggot yang sudah banyak

membantu penulis dengan keluhan-keluhan yang dihadapi baik semasa aktif

kuliah sampai pada tahap penyelesaian skripsi.

11.Sahabat-sahabat kuliah Kahar, Fayadh Mahdi Halida S.P, La Ode Agus,

Armon, Syarwal S.P, Sawan, Sakti Saleh, Sawaluddin, Sakti Apot, Muh. Doris,

Muh. Indra Nur, Nurhidayah S.P, Desri Asfrianti Damin S.P, Dita Septiani

viii
Kamal S.P, Sufiani S.P, Hamiza, Iin Andriani, Erna S.P, Indah Wulandari,

Anisa, Wa Ode Mega Sari, Ade Siti Aisyah, Surianti Dahlan S.P, Elfi Febrina

Hadija serta seluruh saudara dan saudari saya dijurusan agribisnis pada

angkatan 2013. Terimakasih atas solidaritasnya, senyum, canda dan tawa yang

selalu menjadi dukungan moril bagi penulis.

12.Senior Aman Tabia S.P, La Roni S.P, La Hasrun S.P, Tri Satrical, , La Yoreni

S.P, Nurti Hidayah S.P, dan Sandra S.P yang selalu memberi arahan, dan

motivasi kepada penulis.

13. Junior Irman, Idul, Syarif, Fardin, Hadra, yang selalu memberikan dorongan

semangat kepada penulis.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

kepada kita semua, Amiin. Akhir kata penulis persembahkan kepada segenap

pembaca, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki

banyak kelemahan dan kekurangan, namun besar harapan penulis semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan terutama bagi pengembangan ilmu

pengetahuan.

Kendari, Agustus 2017

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul ................................................................................................. i


Halaman Pernyataan .......................................................................................... ii
Halaman Pengesahan.......................................................................................... iii
Halaman Persetujuan Panitia Ujian.................................................................. iv
Abstrak................................................................................................................. v
Abstract ................................................................................................................. vi
Ucapan Terima Kasih ......................................................................................... vii
Daftar Isi.............................................................................................................. x
Daftar Tabel......................................................................................................... xii
Daftar Gambar....................................................................................................xiv
Daftar Lampiran................................................................................................. xv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan dan Kegunaan................................................................................ 5

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi dan Konsep Teori...................................................................... 6


A.1 Tanaman Jagung ................................................................................. 6
A.2 Biaya Produksi ................................................................................... 14
A.3 Produksi .............................................................................................. 16
A.4 Penerimaan ......................................................................................... 18
A.5 Pendapatan.......................................................................................... 19
A.6 Kontribusi ........................................................................................... 22
A.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan ................................ 24
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 29
C. Kerangka Pikir ........................................................................................... 31

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................... 33


B. Populasi dan Sampel ................................................................................. 33

x
C. Jenis Data dan Sumber Data...................................................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 34
E. Variabel Penelitian .................................................................................... 35
F. Analisis Data ............................................................................................. 35
G. Konsep Operasional .................................................................................. 38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah .......................................................................... 41


A.1. Letak dan Batas Wilayah................................................................... 41
A.2. Keadaan Geografis Wilayah.............................................................. 41
A.3. Keadaan Penduduk ............................................................................ 42
A.3.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ........... 42
A.3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ......... 43
A.3.3. Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi .................................. 45
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................................ 47
B.1. Identitas Responden........................................................................... 47
B.1.1. Umur ..................................................................................... 47
B.1.2. Tingkatan Pendidikan ............................................................ 49
B.1.3. Pengalaman Berusahatani...................................................... 50
B.1.4. Jumlah Tanggungan Keluarga ............................................... 51
B.2. Karakteristik Usahatani ..................................................................... 52
B.2.1. Luas Lahan ............................................................................ 53
B.2.2. Produksi................................................................................. 53
B.2.3. Varietas Jagung ..................................................................... 54
B.2.4. Sumber Bibit ......................................................................... 55
C. Pendapatan Petani Pada Usahatani Jagung.................................................. 55
D. Kontribusi Usahatani Jagung terhadap Pendapatan Rumahtangga ............. 58
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung ................. 59

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........... ....................................................................................... 66
B. Saran ............................................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 68


LAMPIRAN.........................................................................................................72

xi
DAFTAR TABEL

Tabe Teks Halaman


l

1 Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa Lambiku


Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017........................ 43

2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Lambiku


Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017......................... 44

3 Kondisi Sarana dan Prasarana di Desa Lambiku Kecamatan


Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017............................................ 46

4 Petani Jagung Responden Berdasarkan Golongan Umur di Desa


Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun
2017......................................................................................................... 48

5 Petani Jagung Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di


Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun
2017......................................................................................................... 49

6 Pengalaman Petani Responden dalam Berusahatani Jagung di Desa


Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun
2017......................................................................................................... 51

7 Petani Jagung Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga di Desa


Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun
2017......................................................................................................... 52

8 Luas Lahan Usahatani Jagung di Desa Lamniku Kecamatan


Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017............................................ 53

9 Rata-rata Produksi Jagung di Desa Lambiku Keamatan Napabalano


Kabupaten Muna, Tahun 2017................................................................ 54

10 Rata-Rata Pendapatan Petani Jagung Per Musim Tanam di Desa


Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun
2017......................................................................................................... 56

xii
11 Rata-Rata Besarnya Pedapatan Rumahtangga Petani Jagung di Desa
Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun
2017......................................................................................................... 57

12 Kontribusi Usahatani Jagung terhadap Pendapatan Rumahtangga di


Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun
2017........................................................................................................ 58
2
13 Hasil Uji Adjusted R .............................................................................. 59

14 Hasil Uji F............................................................................................... 60

15 Hasil Uji t................................................................................................ 61

xiii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian .............................................................................. 32

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Teks Halaman

1. Riwayat Hidup....................................................................................... 73

2. Peta Lokasi Penelitian........................................................................... 74

3. Koesioner Penelitian.............................................................................. 75

4. Identitas Responden Petani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan 79


Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017..........................................

5. Karakteristik Usahatani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan


Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017.......................................... 81

6. Biaya Produksi pada Usahatani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan


Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017.......................................... 83

7. Penerimaan, Total Biaya dan Pendapatan Petani Jagung di Desa


Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun
2017....................................................................................................... 87

8. Nilai Penyusutan Alat Usahatani Jagung di Desa Lambiku


Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017....................... 89

9. Total Pendapatan Rumahtangga dari Usahatani Jagung dan Non


Usahatani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan Napabalno
Kabupaten Muna, Tahun 2017.............................................................. 92

10. Kontribusi Usahatani Jagung terhadap Pendapatan Rumahtangga di


Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun
2017....................................................................................................... 95

11. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung di


Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun
2017....................................................................................................... 98

12. Hasil Uji SPSS Regresi Linear Berganda....................................................... 102

13. Dokumentasi Penelitian......................................................................... 103

xv
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang

mendapat prioritas untuk dikembangkan karena kedudukannya disamping

sebagai sumber utama karbohidrat, juga merupakan bahan baku utama industri

pakan ternak dan industri lainnya (Tangendjaja, 2011), sehingga mempunyai

potensi yang besar untuk meningkatkan pendapatan petani, serta merupakan

komoditas penting dalam upaya diversifikasi pangan. Produksi jagung nasional

pada Tahun 2014 mencapai 19 juta ton dan pada Tahun 2015 produksi jagung

sebesar 19,61 juta ton (BPS RI, 2016).

Pengembangan jagung nasional dan daerah dalam menunjang ketahanan

pangan nasional bahkan swasembada bukan berarti tanpa hambatan. Introduksi

sebuah teknologi kedalam kebiasaan pola pertanaman tidaklah mudah. Secara

umum petani di Indonesia dalam bercocok tanam jagung kebanyakan masih

menggunakan teknologi sederhana atau tradisional diantaranya masih

menggunakan benih turunan atau hasil panen sebelumnya dan bukan benih baru

bahkan sangat minim yang menggunakan benih unggul. Input produksi tanaman

pangan terpenting adalah benih, dikarenakan tanpa benih seluruh input produksi

yang lain tidak akan menjadi berguna.

Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah penghasil jagung yang

cukup potensial, terutama yang berada di daerah kepulauan menggunakan jagung

sebagai makanan pokoknya. Daerah penanaman jagung di Sulawesi Tenggara


adalah kabupaten Buton, Muna, Bombana, Konawe Selatan dan Konawe. Hal ini

disebabkan karena provinsi Sulawesi Tenggara memiliki lahan pertanian yang

luas yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman jagung. Produksi jagung di Sulawesi

Tenggara sebesar 68.100 ton dari luas areal 27.133 ha (Badan Pusat Statistik,

2016).

Kabupaten Muna merupakan salah satu daerah yang potensial untuk

pengembangan usahatani jagung. Jagung banyak dibudidayakan sebagai pangan

utama masyarakat Muna. Tanaman jagung yang banyak digunakan sebagai

makanan pokok adalah jagung pulut/ketan. Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS) 2016, produksi jagung di Kabupaten Muna sebesar 32.007 ton

dengan luas panen 13.159 ha. Adopsi teknologi jagung di Kabupaten Muna masih

berada pada kategori sedang, Abidin dan Sri (2013). Hal ini mengindikasikan

bahwa penerapan teknologi jagung masih menjadi kendala, yang sekaligus

menyebabkan rendahnya produktivitas yang diperoleh. Kabupaten Muna yang

merupakan sentra pertanaman jagung, sekitar 99% pertanaman jagung dilakukan

di lahan kering. Sementara ini potensi lahan lain misalnya lahan sawah belum

optimal dimanfaatkan (Abidin et al. 2010).

Jagung telah berkembang pada setiap Kabupaten atau Kota di Provinsi

Sulawesi Tenggara. Salah satu wilayah pengelolaan usahatani jagung yaitu Desa

Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna. Desa Lambiku merupakan

salah satu daerah yang potensial untuk pengembangan usahatani jagung dengan

luas lahan 225 ha. Produksi jagung pada Tahun 2015 sebesar 353,7 ton dengan

produktivitas 1,57 ton/ha sedangkan Tahun 2016 sebesar 337,5 ton ini berarti
bahwa produksi jagung di Desa Lambiku mengalami penurunan sebesar 16,2 ton

(Kantor Desa Lambiku, 2016).

Masyarakat di Desa Lambiku sebagian besar berprofesi sebagai petani

jagung pulut yaitu sekitar 69,87 %, dalam mengusahakan usahatani jagung, petani

dihadapi oleh masalah terkait rendahnya tingkat produksi. Seperti diketahui

tingkat pendapatan petani erat kaitannya dengan tingkat produksi, sedangkan

tingkat produksi ditentukan oleh keahlian seorang petani dalam mengelola

usahataninya. Kondisi ini berdampak langsung terhadap tingkat pendapatan petani

jagung, dimana pendapatan yang diterima masih relatif kecil dan biaya

dibutuhkan setiap saat, sedangkan tidak semua petani terutama petani kecil yang

mempunyai lahan sempit dapat menyediakan biaya secara tepat waktu dan tepat

jumlahnya. Masalah ini sering dihadapi oleh petani, apabila biaya pembelian

faktor produksi tidak dapat dipenuhi secara tepat waktu, maka jumlah produksi

tidak sesuai dengan yang diharapkan (Daniel, 2004).

Pendapatan usahatani akan meningkat jika petani mengelola faktor

produksi yang ada dengan baik. Hal tersebut karena keberhasilan usahatani tidak

hanya dilihat dari tingginya produksi, tetapi penggunaan faktor produksi yang

sebaik mungkin, sehingga tidak hanya produksi yang meningkat tetapi juga

pendapatan yang diterima (Purwanto, 2008). Keluarga petani di Desa Lambiku

tidak hanya mengandalkan keberlanjutan hidupnya dengan berusahatani saja,

melainkan memiliki sumber pendapatan lain, sehingga sumbangan aspek

usahatani adalah titik tolak seberapa besar usahatani yang dikembangkan mampu

menyumbang perekonomian masyarakat. Besar kecilnya kontribusi pendapatan


usahatani tergantung pada seberapa besar usahatani yang dikembangkan dan

bagaimana kondisi sumber pendapatan lain. Usahatani yang dapat dikembangkan

salah satunya yaitu komoditi jagung.

Hernanto (1991) mengemukakan bahwa besarnya tingkatan pendapatan

yang diperoleh merupakan ukuran keberhasilan usahatani yang dikelola. Jadi,

ukuran keberhasilan dalam berusahatani dapat diketahui dengan melihat tingkat

pendapatan. Bentuk penerimaan tunai dapat menggambarkan kemampuan

ekonomi usahatani dalam spesialisasi pembagian kerja serta besarnya tingkat

pendapatan tunai dari total penerimaan dapat digunakan sebagai perbandingan

keberhasilan usahatani yang satu dengan yang lain.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna dengan

judul “Analisis Pendapatan Petani Jagung Pulut di Desa Lambiku

Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Berapa besar pendapatan petani pada usahatani jagung di Desa Lambiku

Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna ?

2) Berapa kontribusi usahatani jagung terhadap pendapatan rumahtangga petani di

Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna ?

3) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pendapatan petani jagung di Desa

Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna ?


C. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:

1) Mengetahui besar pendapatan petani pada usahatani jagung di Desa Lambiku

Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna.

2) Mengetahui kontribusi usahatani jagung terhadap pendapatan rumahtangga

petani di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna.

3) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani jagung di

Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna.

Kegunaan yang diharapakan dalam penelitian ini adalah:

1) Bagi petani, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan

pertimbangan guna meningkatkan pendapatan.

2) Bagi pemerintah dan instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan dalam menentukan kebijakan dan dalam usaha meningkatkan

pendapatan petani jagung.

3) Sebagai bahan pembanding bagi peneliti lainnya yang tertarik untuk

melakukan penelitian yang sejenis.


I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi dan Konsep Teori

A.1 Tanaman Jagung

Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim yang sesuai untuk

daerah iklim musim panas dan daerah iklim subtropika serta tropik, dimana sinar

matahari dan air tersedia secara optimum untuk pertumbuhannya. Tempat tumbuh

tanaman jagung harus mendapat sinar matahari yang cukup. Tanaman jagung

tidak membutuhkan persyaratan tumbuh yang istimewa karena dapat ditanam

pada semua jenis tanah. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 0-1300 m di

atas permukaan laut. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman jagung pada

temperatur 23 0C – 27 0C, suhu minimum yang mungkin untuk pertumbuhanannya

adalah 3 0C dan suhu maksimum 45 0C (Suprapto dan Marzuki, 2002).

Jagung mengandung senyawa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan

air. Fungsi dari kandungan senyawa yang terkandung di dalamnya yaitu

mengandung gizi yang dapat memberi energi, pengatur fungsi, membentuk

jaringan, dan reaksi biokimia di dalam tubuh. Selain mengandung banyak

senyawa yang bermanfaat, semua bagian dari tanaman jagung juga dapat

digunakan untuk pakan ternak dan pupuk hijau. Kulit jagung dan tongkol jagung

dapat digunakan sebagai bahan bakar, dan pakan ternak. Rambut jagung dapat

digunakan sebagai obat-obatan (Retno, 2008)

Menurut Daharti dan Najianti (2000), jagung mempunyai perakaran

serabut yang terdiri dari akar seminal, akar koronal dan akar nafas. Akar seminal
adalah akar yang tumbuh ke bawah, akar koronal adalah akar yang tumbuh ke

arah atas dan akar nafas adalah akar yang tumbuh dari buku-buku dipermukaan

tanah.

Menurut Purwono dan Rudi (2007) jagung termasuk tanaman yang tidak

memerlukan persyaratan yang khusus dalam penanamannya. Jagung dikenal

sebagai tanaman yang tumbuh dilahan kering, sawah, dan pasang surut, asalkan

syarat tumbuh tanaman yang diperlukan dapat terpenuhi. Secara umum ada

beberapa persyaratan kondisi yang dikehendaki tanaman jagung, antara lain

sebagai berikut:

1. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung yaitu Andosol, Latosol, Grumusol.

Pada tanah bertekstur berat (Grumusol) masih dapat ditanami jagung dengan

baik, tetapi perlu pengolahan secara baik serta aerasi dan drainase yang baik.

Tanah bertekstur lempung atau liat berdebu (Latosol) merupakan jenis tanah

terbaik untuk pertumbuhan jagung. Tanaman jagung akan tumbuh baik pada

tanah yang subur, gembur, dan kaya humus.

2. Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur hara tanaman

dan keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung berkisar

antara 5,2 – 8,5 dan yang optimum antara 5,8 – 7,8.

3. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan drainase, aerasi dan ketersediaan

air dalam kondisi baik.

4. Kemiringan tanah yang optimum untuk tanaman jagung maksimum adalah 8

persen. Hal ini untuk menghindari terjadinya erosi tanah yang besar.
Budidaya Tanaman Jagung

a.) Syarat Tumbuh

1. Iklim

a. Iklim yang kehendaki oleh sebagian besar tanaman adalah daerah-daerah

beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah, jagung

0 0
dapat tumbuh didaerah yang terletak antara 0-5 LU hingga 0-40 LS.

b. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah

hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase

pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup

air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim

kemarau.

c. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari.

Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/merana

dan memberikan biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk

buah.
0
d. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 C, akan tetapi bagi

pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-27


0
C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok
0
sekitar 30 C.

e. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari

pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan

pengeringan hasil.
2. Media Tanam

a. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya

dapat tumbuh optimum tanah harus gembur, subur dan kaya humus.

b. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain andosol, latosol,

grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat masih dapat

ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah secara

baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat berdebu adalah

yang terbaik untuk pertumbuhan.

c. Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara

tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung

adalah antara 5,6-7,5.

d. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air

dalam kondisi baik.

e. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8% dapat ditanami jagung, karena

disana kemungkinan terjadi erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah

dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan pembentukan

teras terlebih dahulu.

3. Ketinggian Tempat

Jagung dapat ditanam di Indonesia dari dataran rendah sampai di daerah

pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan

ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi

pertumbuhan tanaman jagung.


b.) Teknik Budidaya

1. Persiapan

Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga

perlu penggemburan tanah. Pada umumnya persiapan lahan untuk tanaman jagung

dilakukan dengan cara dibajak sedalam 15-20 cm, diikuti dengan penggaruan

tanah sampai rata.

Ketika mempersiapkan lahan, sebaiknya tanah jangan terlampau basah

tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis

tanah berat dengan kelebihan, perlu dibuatkan saluran drainase.

2. Penanaman

Pada saat penanaman tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak

tanaman harus diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan

pemeliharaan tanaman mudah. Beberapa varietas mempunyai populasi optimum

yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar

dipasaran sekitar 50.000 tanaman/ha. Jagung dapat ditanam dengan menggunakan

jarak tanam 100 cm x 40 cm dengan dua tanaman perlubang atau 100 cm x 20 cm

dengan satu tanaman perlubang atau 75 cm x 25 cm dengan satu tanaman

perlubang. Lubang dibuat sedalam 3-5 cm menggunkan tugal, setiap lubang diisi

2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup dengan tanah.

3. Pemupukan

a. Dari semua unsur hara yang diperlukan tanaman yang paling banyak diserap

tanaman adalah unsur Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).
b. Nitrogen dibutuhkan tanaman jagung selama masa pertumbuhan sampai

pematangan biji. Tanaman ini menghendaki tersedianya nitrogen secara

terus menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji.

Kekurangan nitrogen dalam tanaman walaupun pada stadia permulaan akan

menurunkan hasil.

c. Tanaman jagung membutuhkan pasokan unsur P sampai stadia lanjut,

khususnya saat tanaman masih muda. Gejala kekurangan fosfat akan terlihat

sebelum tanaman setinggi lutut.

d. Sejumlah besar kalium diambil tanaman sejak tanaman setinggi lutut sampai

selesai pembungaan.

4. Pemeliharaan

Tindakan pemeliharaan yang dilakukan antara lain penyulaman,

penjarangan, penyiangan, pembubunan dan pemangkasan daun. Penyulaman

dapat dilakukan dengan penyulaman bibit sekitar 1 minggu. Penjarangan tanaman

dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Tanaman yang sehat dan tegap terus di

pelihara sehingga diperoleh populasi tanaman yang diinginkan.

Penurunan hasil yang disebabkan oleh persaingan gulma sangat beragam

sesuai dengan jenis tanaman, jenis lahan, populasi dan jenis gulma serta faktor

budidaya lainnya. Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak

tanam sampai seperempat atau sepertiga dari daur hidup tanaman tersebut. Agar

tidak merugi, lahan jagung harus bebas dari gulma. Penyiangan dilakukan pada

umur 15 hari setelah tanam dan harus dijaga jangan sampai mengganggu atau

merusak akar tanaman. Penyiangan kedua dilakukan sekaligus dengan


pembubunan pada waktu pemupukan kedua. Pembubunan selain untuk

memperkokoh batang juga untuk memperbaiki drainase dan mempermudah

pengairan.

Tindakan pemeliharaan lainnya yaitu pemangkasan daun. Daun jagung

segar dapat digunakan sebagai makanan ternak. Dari hasil penelitian

pemangkasan seluruh daun pada fase kemasakan tidak menurunkan hasil secara

nyata karena pada fase itu biji telah terisi penuh.

5. Pengairan

Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembungaan (45-55 hari

sesudah tanam) dan pengisian biji (60-80 hari setelah tanam). Pada masa

pertumbuhan, kebutuhan airnya tidak begitu tinggi dibandingkan dengan waktu

berbunga yang membutuhkan air terbanyak. Pada masa berbunga ini waktu hujan

pendek diselingi dengan matahari jauh lebih baik dari pada hujan terus menerus.

Pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak

layu. Pengairan yang terlambat mengakibatkan daun layu. Daerah dengan curah

hujan yang tinggi, pengairan melalui air hujan dapat mencukupi. Pengairan juga

dapat dilakukan dengan mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau

menggunakan pompa air bila kesulitan air.

6. Hama dan Penyakit

Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa

jenis hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan mengganggu

pertumbuhan jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain :


a. Hama tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat

tanah, ulat daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol.

b. Penyakit tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak

ungu, karat.

Sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung

tersebut maka dapat dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara:

a. Penggunaan varietas bibit yang resisten

b. Penggunaan teknik-teknik agronomi

c. Penggunaan desinfektan pada benih yang akan ditanam

d. Pemeliharaan dan pemanfaatan musuh-musuh alami

7. Panen

Waktu panen jagung di pengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam,

ketinggian lahan, cuaca dan derajat masak. Umur panen jagung umumnya sudah

cukup masak dan siap dipanen pada umur 7 minggu setelah berbunga.

Pemanenan dilakukan apabila jagung cukup tua yaitu bila kulit jagung

sudah kuning. Pemeriksaan dikebun dapat dilakukan dengan menekankan kuku

ibu jari pada bijinya, bila tidak membekas jagung dapat segera dipanen.

Jagung yang dipanen prematur butirannya keriput dan setelah

dikeringkan akan menghasilkan butir pecah atau butirnya rusak setelah proses

pemipilan. Apabila dipanen lewat waktunya juga akan banyak butiran jagung

yang rusak. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat tidak turun hujan sehingga

pengeringan dapat segera dilakukan. Umumya jagung dipanen dalam keadaan

tongkol berkelobot (berkulit).


8. Pasca Panen

Penanganan pasca panen bisa dengan cara pengeringan, pada umumnya

dilakukan dengan menghamparkan jagung dibawah terik matahari menggunakan

alas tikar atau terpal. Pada waktu cerah penjemuran dapat dilakukan selama 3-4

hari. Dapat juga menggunakan mesin grain dryer. Kemudian jagung dipipil, agar

segera dijemur kembali sampai kering konstan (kadar air kurang lebih 12%) agar

dapat disimpan lama, biasanya memerlukan waktu penjemuran 60 jam sinar

matahari.

A.2 Biaya Produksi

Biaya produksi (cost) adalah keseluruhan masukan yang mempengaruhi

produksi yang digunakan dalam proses produksi. Menurut Soekartawi (2003),

mengatakan bahwa biaya dalam proses produksi dapat dibagi dalam dua bagian,

yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Dalam ilmu ekonomi dikenal dua

pengertian tentang modal, yakni : 1) modal niskala atau modal abstrak; 2) modal

yang nyata atau modal yang konkrit. Modal abstrak adalah kekuasaan ekonomis

yang timbul karena pemilikan modal itu. Modal konkrit sering dibedakan menjadi

modal atau kapital dalam arti privat-ekonomis dan modal atau kapital dalam arti

social-ekonomis. Modal privat-ekonomis dapat diartikan sebagai harta kekayaan

atau besar harta milik seseorang atau badan. Fungsi dari modal privat-ekonomis

ialah memberikan penghasilan atau pendapatan kepada pemiliknya.

Sugianto dkk (2000) mengatakan bahwa “biaya produksi adalah sejumlah

uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah input yaitu secara akuntansi

sama dengan jumlah uang keluar yang tercatat”. Menurut Riwayadi (2006), “biaya
produksi adalah biaya yang terjadi pada fungsi produksi, dimana fungsi produksi

merupakan fungsi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi”.

Menurut Garrison dkk (2006) “biaya produksi adalah mencakup semua

biaya yang terkait dengan pemerolehan atau pembuatan suatu produk”. Hansen

dan Mowen (2001) juga menyatakan bahwa “biaya produksi merupakan biaya

yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa”. Biaya produksi

adalah sejumlah biaya/uang yang dikeluarkan untuk dapat melakukan kegiatan

produksi barang.

Sumber-sumber biaya produksi adalah sebagai berikut,

1) Sumber-sumber Tetap (Fixed Resources)

Sumber-sumber tetap adalah sumber/input/bahan yang jumlahnya tetap

sekalipun jumlah output/produk yang dihasilkan bertambah ataupun berkurang.

Contoh: tanah, bangunan, mesin, dan sebagainya.

2.) Sumber-sumber Variabel (Variable Resources)

Sumber-sumber variabel adalah sumber/input yang jumlahnya berubah-ubah

sesuai perubahan nilai output. Artinya, input akan bertambah jika output yang

dihasilkan bertambah, dan akan berkurang jika output yang dihasilkan

berkurang.

Menurut Mubyarto (2003) bahwa biaya produksi merupakan jumlah dari

dua komponen yaitu biaya tetap dimana biaya yang besar kecilnya tidak

tergantung dengan besar kecilnya produksi, dan biaya variabel yaitu biaya yang

besar kecilnya berhubungan langsung dengan biaya besar kecilnya produksi.


Berdasarkan dari beberapa uraian tentang definisi mengenai biaya

poduksi, dapat disimpulkan bahwa sama-sama bertujuan untuk meningkatkan

kegiatan usahatani terutama produksi yang dihasilkan, dan setiap biaya yang

dikeluarkan dalam suatu produksi atau usahatani dianggap dapat memberikan

manfaat dimasa mendatang.

A.3 Produksi

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah

nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat

dalam memenuhi kebutuhan. Produksi tidak hanya terbatas pada pembuatannya

saja tetapi juga proses penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengeceran, dan

pengemasan kembali atau yang lainnya (Millers dan Meiners, 2000).

Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas

ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Dalam tanah dan

sekitar tanah banyak lagi faktor yang harus diperhatikan, misalnya topografinya,

kesuburannya, keadaan fisiknya, lingkungannya, lerengnya, dan lain sebagainya.

Dengan mengetahui semua keadaan mengenai tanah, usaha pertanian dapat

dilakukan dengan baik (Daniel, 2002).

Fungsi produksi adalah hubungan diantara faktor-faktor produksi dan

tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor produksi yang diciptakan terdiri dari

tenaga kerja, tanah, modal, dan keahlian keusahawan. Dalam teori ekonomi,

menganalisis mengenai produksi selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi (tanah,

modal, keahlian keusahawan) adalah tetap jumlahnya. Hanya tenaga kerja yang

dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Hubungan antara


faktor-faktor produksi dengan tingkat output yang dihasilkan apabila input yang

digunakan adalah tenaga kerja, modal dan kekayaan alam.

Soekartawi (2002) menjelaskan hubungan fisik antara produksi (Y) dan

faktor-faktor produksi (X) sering disebut dengan istilah factor relationship (FR).

Berdasarkan persamaan tersebut maka petani dapat melakukan peningkatan

produksi dengan cara menambah jumlah salah satu dari input yang digunakan.

Dalam fungsi produksi dikenal dengan istilah faktor ketidaktentuan dan

resiko. Besarnya faktor ketidaktentuan ini akan menentukan besarnya resiko yang

dihadapi, bila petani atau pengusaha sulit untuk menduga kapan akan terjadi

musibah, maka usaha yang dilakukan adalah berdasarkan konsep ketidaktentuan.

Bila seorang petani akan melakukan pendugaan dengan menggunakan fungsi

produksi pada usaha yang dikuasainya (banyak resiko) maka bentuk fungsi

produksinya adalah fungsi produksi under risk (Soekartawi, 2002).

Mubyarto (1989) dalam Gunawan (2009) mendefinisikan fungsi produksi

sebagai suatu fungsi yang menunjukan antara hasil produksi dengan faktor

produksi. Fungsi produksi dalam bentuk matematis sederhana adalah sebagai

berikut :

Y= f( , , …….. ).

Keterangan: Y = produksi (output) dan , , …….. adalah faktor-faktor


produksi (input).
A.4 Penerimaan

Penerimaan (revenue) adalah sejumlah hasil yang diperoleh dari

korbanan ekonomi tertentu, yang dinilai dan dinyatakan dalam bentuk uang pada

kenyataannya usahatani biasanya nilai hasil produksi sedikit sulit ditetapkan

secara pasti, sebagai akibat adanya kepentingan petani untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan konsumsi sehari-hari keluarganya serta untuk membayar

upah natura maupun pajak natura (Santoso, 2005).

Syarif (2007), mengemukakan bahwa penerimaan (revenue) adalah

penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Untuk menganalisa perilaku

produsen, ada bebrapa konsep penerimaan yang harus dipahami yakni :

1. Penerimaan total adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan total

outputnya. Penerimaan output merupakan hasil perkalian output dengan harga

jual outputnya.

2. Penerimaan rata-rata adalah penerimaan produsen per unit output yang dijual.

3. Penerimaan marginal adalah tambahan penerimaan karena adanya tambahan

penjualan satu unit output.

Hernanto (2001), mengemukakan bahwa penerimaan usahatani berasal

dari empat sumber utamanya yaitu pendapatan usahatani, penerimaan keluarga

dari luar usahatani, penjualan barang modal dan mesin-mesin serta uang

pinjaman. Suratiyah (2009) mengemukakan bahwa penerimaan atau pendapatan

kotor adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu

periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali. Pendapaatan

kotor = jumlah produksi (Y) x harga persatuan (Py).


Penerimaan dapat diartikan sebagai nilai produk total dalam jangka

waktu tertentu baik yang dipasarkan maupun tidak. Penerimaan juga dapat

didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan. Penerimaan

usahatani yaitu penerimaan dari semua sumber usahatani meliputi nilai jual hasil,

penambahan jumlah inventaris, nilai produk yang dikonsumsi petani dan

keluarganya. Penerimaan adalah hasil perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual produk. Pernyataan ini dapat dituliskan menurut (Soekartawi,

2002) sebagai berikut:

TR = Y . Py

Keterangan :

TR = Total Revenue (penerimaan usahatani)


Y = Output (produksi yang diperoleh)
Py = Price (harga output)

A.5 Pendapatan

Zannatos dan Kasryno (2004) mengemukakan bahwa bagi rumahtangga

pedesaan yang hanya menguasai faktor produksi tenaga kerja, pendapatan mereka

ditentukan oleh besarnya kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan dan tingkat

upah yang diterima. Kedua faktor ini merupakan fenomena dari pasar tenaga kerja

pedesaan. Kesempatan kerja pedesaan ditentukan oleh pola produksi pertanian,

produksi barang dan jasa non-pertanian di pedesaan, pertumbuhan angkatan kerja

dan mobilitas tenaga kerja pedesaan. Di sektor pertanian, besarnya kesempatan

kerja dipengaruhi oleh luas lahan pertanian, produktivitas laahan, intensitas dan

pola tanam, serta teknologi yang diterapkan. Di sektor non-pertanian kesempatan


kerja di tentukan oleh volume produksi, teknologi dan tingkat harga komoditi.

Pendapatan rumahtangga pertanian ditentukan oleh tingkat upah sebagai

penerimaan faktor produksi tenaga kerja. Nilai sewa tanah sebagai penerimaan

dari penguasaan asset produktif lahan pertanian. Dengan demikian, tingkat

pendapatan rumahtangga pedesaan sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan

faktor produksi.

Menurut Suratiyah (2006), pendapatan usahatani merupakan selisih

antara total penerimaan yang diterima dari hasil usahatani dengan total biaya

produksi yang dikeluarkan. Secara matematis untuk menghitung pendapatan

usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:

I = TR – TC
TR = Py .Y
TC = FC + VC

Keterangan :

I (Income) =Pendapatan usahatani jagung (Rp/musim tanam)


TR (Total Revenue) = Penerimaan total petani (Rp/musim tanam)
TC (Total Cost) = Biaya total petani (Rp/musim tanam)
FC (Fixed Cost) = biaya tetap (Rp/musim tanam)
VC (Variabel Cost) = biaya variabel (Rp/musim tanam)
Py = Harga produksi (Rp/kg)
Y = Jumlah produksi (kg/ha)

Pendapatan keluarga petani tidak hanya berasal dari usaha pertanian,

tetapi juga dari usaha-usaha di luar sektor pertanian seperti perdagangan, industri

pengolahan, pengangkutan dan lainnya. Pada sebagian rumahtangga pertanian,

usaha pertanian masih merupakan usaha utama dan menjadi sumber pendapatan

utama tetapi bagi sebagian rumahtangga pertanian lainnya, usaha non pertanian

merupakan usaha yang utama.


Keluarga petani di pedesaan memiliki berbagai macam mata pencaharian

dalam rangka memenuhi kebutuhannya sekaligus untuk meningkatkan

pendapatannya (Mubyarto, 1994). Pada umumnya pendapatan keluarga di

pedesaan berasal lebih dari satu sumber pendapatan. Anggota rumahtangga

bekerja pada berbagai kegiatan dalam rangka menambah pendapatan keluarga.

Sumber pendapatan itu dapat berasal dari sektor pertanian maupun dari luar sektor

pertanian. Bagi masyarakat di pedesaan dari kedua sektor tersebut merupakan

sumber yang penting dalam menunjang perekonomian keluarga.

Malian dan Siregar (2000) mengemukakan pendapatan petani pinggiran

perkotaan juga bersumber dari tiga kegiatan utama, yaitu kegiatan dalam

usahatani sendiri (on-farm), kegiatan pertanian di luar usahatani sendiri (off-farm)

dan kegiatan di luar sektor prtanian (non-farm). Untuk petani yang berada di

pedesaan, pendapatan yang bersumber dari kegiatan on-farm dan off-farm

umumnya mencapai lebih dari 90 %. Penggunaan tenaga kerja oleh keluarga

petani di negara berkembang pada umumnya, tidak hanya bekerja untuk on-farm,

tetapi juga off-farm dan non-farm, terutama pada usahatani skala kecil

(berdasarkan ukuran luas lahan yang diusahakan). Penggunaan tenaga kerja

berasal dari anggota keluarga petani menjadi topik penting untuk dipahami karena

mereka adalah sumber pendapatan bagi rumahtangga pertanian.

Sektor pertanian di negara manapun masih tetap memegang peranan

penting, karena sektor ini menghasilkan sumber pangan yang diperlukan oleh

masyarakat, dengan berbagai struktur budaya dan tingkat perekonomiannya.

Kondisi saat ini dimana pertumbuhan dan perkembangan industri telah


memberikan harapan perekonomian yang lebih menjanjikan dari sisi pendapatan;

memiliki daya tarik bagi tenaga kerja. Walaupun demikian tidak semua tenaga

kerja dapat beralih ke sektor industri atau pekerjaan lain di luar pertanian.

Dampak negatif di sektor pertanian bisa saja terjadi, akibat terjadinya peningkatan

persaingan dalam penggunaan tenaga kerja antara on farm dan off farm, yang

berasal dari rumahtangga pertanian. Di satu sisi kita ketahui bahwa harga-harga

produk pertanian tidak dapat dengan mudah dinaikkan terutama komoditi pangan

pokok, sedangkan rumahtangga tani membutuhkan income keluarga yang layak.

Ditambah lagi usaha pertanian yang kurang efisien akan menurunkan tingkat

keuntungan, ini akan semakin memperbesar peluang tenaga kerja berasal dari

rumahtangga pertanian akan beralih ke pekerjaan off farm atau non farm.

A.6 Kontribusi

Kontribusi merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa inggris yaitu

contribute yang berarti keikutsertaan, keterlibatan diri maupun sumbangan berupa

materi atau tindakan. Menurut sifatnya berasal dari kata contribution yang dalam

bahasa Indonesianya adalah kontribusi itu sendiri (Poerwadarminta, 1996).

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kontribusi adalah sumbangan,

sedangkan menurut Kamus Ekonomi (Guritno, 1992) kontribusi adalah sesuatu

yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya atau

penerimaan tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwa kontribusi dalam

meningkatkan pendapatan merupakan suatu sumbangan yang berupa materi yang


memberikan perubahan peningkatan keadaan ekonomi dari masyarakat tertentu,

dalam suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu. Hal yang bersifat ekonomi

misalnya perusahaan membangunkan sebuah koperasi di sekitar perusahaan demi

kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa

perilaku yang dilakukan oleh individu atau perusahaan yang kemudian

memberikan dampak positif maupun negatif terhadap pihak lain dalam hal ini

masyarakat. Sebagai contoh, perusahaan melakukan perluasan lahan untuk

perkebunan kelapa sawit, dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan

sehingga memberikan dampak positif bagi penduduk maupun pendatang. Dengan

kontribusi berarti perusahaan tersebut juga berusaha meningkatkan ekonomi

masyarakat dan bisa memperluas lagi perusahaan. Hal ini dilakukan dengan cara

menajamnya posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis,

agar lebih cepat sesuai dengan kompetensi (Anne, 2012).

Kontribusi pendapatan terhadap pendapatan rumahtangga dengan

menggunakan analisis kontribusi pendapatan terhadap total pendapatan

rumahtangga. Oleh karena itu, terlebih dahulu dihitung besarnya pendapatan istri,

pendapatan suami dan pendapatan anggota keluarga lain dengan menggunakan

rumus kontribusi sebagai berikut:

Kontribusi Usahatani Jagung = x 100%

Dengan kriteria pengukurannya (Sumantri, 2004) sebagai berikut :

a. Sangat rendah: apabila rentang kontribusi pendapatan petani jagung terhadap

pendapatan keluarga 1-19 %.


b. Rendah: apabila rentang kontribusi pendapatan petani jagung terhadap

pendapatan keluarga 20-39%

c. Sedang: apabila rentang kontribusi pendapatan petani jagung terhadap

pendapatan keluarga 40-59 %.

d. Tinggi: apabila rentang kontribusi pendapatan petaani jagung terhadap

pendapatan keluarga 60-79%.

e. Sangat tinggi: apabila rentang kontribusi pendapatan petani jagung terhadap

pendapatan keluarga ≥80%.

A.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Petani dalam usahatani pada hakekatnya bertujuan agar produksi

usahataninya lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan sumber pendapatan yang

diperoleh guna mencukupi kebutuhan rumahtangganya. Akan tetapi tujuan

tersebut sulit dicapai karena terbatasnya sumberdaya yang mereka miliki. Prayitno

dan Arsyad (1987) menyatakan bahwa pengembangan usahatani tergantung dari

tersedianya sumberdaya, tetapi sumberdaya ini terbatas jumlahnya, sehingga

produksi yang dihasilkan juga terbatas yang berimplikasi pada pendapatan.

Sumberdaya yang dimaksud adalah faktor produksi yang secara langsung

mempengaruhi pendapatan.

Soekartawi (1995) mengemukakan bahwa istilah faktor produksi

seringkali disebut dengan istilah “korbanan produksi” karena faktor produksi

tersebut “dikorbankan” untuk menghasilkan pendapatan. Macam faktor

produksi/input, berikut jumlah dan kualitasnya perlu diketahui oleh seorang


petani. Oleh karena itu untuk menghasilkan suatu produk, maka diperlukan suatu

pengetahuan hubungan antara faktor produksi (input) dengan produk (output).

Menurut Sumodiningrat dan Iswara (1993), proses produksi

membutuhkan berbagai macam jenis faktor produksi. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan dalam usahatani dapat diklasifikasikan menjadi faktor

umur, pengalaman berusahatani, luas lahan, tenaga kerja dan modal.

1. Umur

Umur petani dapat mempengaruhi kemampuan kerja, cara berpikir dan

tingkat respon terhadap suatu kondisi. Petani jagung dengan umur relatif muda

biasanya akan lebih terampil dan dinamis dalam bertindak, sehingga dapat

mengelola usahataninya dengan baik. Kisaran umur tenaga kerja bidang pertanian

yaitu 15-54 tahun dikategorikan sebagai umur produktif sedangkan kisaran umur

0-14 tahun dan 55 tahun keatas dikategorikan sebagai umur non produktif

(Soeharjo, 2002).

2. Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani merupakan suatu proses pendidikan yang

diperoleh di luar pendidikan formal yang memiliki arti penting bagi petani dalam

mengembangka usahataninya. Pengalaman yang petani miliki dalam usahatani

jagung berbeda-beda. Lamanya seorang petani dalam berusahatani merupakan

suatu modal, hal ini berhubungan dengan pengalaman dan kenyataan-kenyataan

yang diperoleh dalam berusahatani.

Petani yang lebih lama dalam usahatani jagungnya lebih mengerti dan

memahami apa yang menjadi kendala dalam berusahatani jagung sehingga petani
dapat menanggulangi kendala tersebut. Keputusan-keputusan yang diambil oleh

petani dalam mengelola usahataninya dipengaruhi pula oleh pengalaman-

pengalaman petani selama berusahatani. Pengalaman berusahatani dikatakan

cukup berpengalaman apabila telah menggeluti usahataninya selama 5-10 tahun,

sedangkan sepuluh tahun keatas sudah sangat berpengalaman (Soeharjo dan

Patong, 1984).

3. Luas Lahan

Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha, dan skala usaha

ini pada akhirnya akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian.

Makin luas lahan yang dipakai sebagai usaha pertaniaan akan semakin tidak

efisien lahan tersebut. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa luasnya lahan

mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisien akan

berkurang (Soekartawi, 2002).

Luas lahan merupakan faktor penentu bagi petani dalam menentukan

keputusannya, karena disamping sebagai salah satu produksi, lahan juga

dikategorikan sebgai investasi atau modal. Luas lahan yang relatif lebih luas akan

membuat petani lebih termotivasi dalam meningkatkan produksinya (Mubyarto,

1994).

4. Tenaga Kerja

Setelah tanah, tenaga kerja merupakan faktor produksi yang mempunyai

peranan dalam melakukan proses produksi. Faktor produksi tenaga kerja terdiri

dari dua unsur yaitu jumlah dan kualitas. Jumlah yang diperlukan dalam proses

produksi usahatani dapat bersumber dari tenaga kerja keluarga yang tersedia
maupun dari luar keluarga. Sedangkan kualitas yang mencirikan produktivitas

tenaga kerja tergantung dari keterampilan, kondisi fisik, pengalaman dan latihan

(Prayitno dan Arsyad, 1987).

Menurut Daniel (2002) tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja,

yaitu yang berumur antara 15-64 tahun, merupakan penduduk potensial yang

dapat bekerja untuk memproduksi barang atau jasa. Dari segi penduduk sebagai

faktor produksi, maka tidak semua penduduk bertindak sebagai faktor produksi.

Penduduk yang dianggap sebagai faktor produksi yaitu penduduk yang berupa

tenaga kerja.

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada usahatani dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu : (1) Tingkat perkembangan usahatani, (2) jenis tanaman

yang diusahakan, dan (3) topografi dan jenis tanah. Pada usahatani yang

tujuannya untuk mencukupi kebutuhan keluarga, jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan untuk operasional usahanya relatif lebih kecil. Pada usahatani yang

lebih maju misalnya perkebunan yang telah banyak menggunakan input modern,

diperlukan tenaga kerja yang lebih banyak. Tiap macam tanaman memerlukan

tenaga kerja yang berbeda. Tanaman yang memerlukan tenaga kerja yang intensif

adalah jenis tanaman semusim, sedangkan untuk tanaman perkebunan tidak

memerlukan tenaga kerja yang terlalu banyak (Hernanto, 1991).

5. Modal

Modal sama artinya dengan harta kekayaan seseorang. Yaitu semua harta

berupa uang, tabungan, tanah, rumah, mobil dan lain sebgainya. Jadi modal adalah

hasil atau produk atau kekayaan yang digunakan untuk memproduksi hasil
selanjutnya. Modal dapat dibagi dua, yaitu modal tetap dan modal bergerak.

Modal tetap adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi yang

dapat digunakan beberapa kali, meskipun akhirnya barang-barang modal ini habis

juga, tetapi tidak sama sekali terisap dalam hasil. Contoh modal tetap adalah

mesin, pabrik, gedung dan lain-lain. Modal bergerak adalah barang-barang yang

digunakan untuk sekali pakai atau dengan kata lain yaitu barang-barang yang

habis digunakan dalam proses produksi, misalnya bahan mentah, pupuk, bahan

bakar, dan lain-lain (Daniel, 2002).

Modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu land saving capital dan labour

saving capital. Modal dikatakan land saving capital jika dengan modal tersebut

dapat menghemat penggunaan lahan, tetapi produksi dapat dilipatgandakan tanpa

harus memperluas areal. Contohnya pemakaian pupuk, benih unggul, tenaga kerja

dan intensifikasi. Modal dapat dikatakan labour saving capital jika dengan modal

tersebut dapat menghemat penggunaan tenaga kerja. Contohnya pemakaian traktor

untuk membajak, mesin penggiling padi (Rice Milling Unit) untuk memproses

padi menjadi beras, pemakaian thresher untuk penggabahan dan sebagainya. Jadi,

dalam arti ekonomi modal adalah barang ekonomi yang dapat dipergunakan untuk

memproduksi kembali atau modal adalah barang ekonomi yang dapat

dipergunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan pendapatan (Suratiyah,

2009).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Nababan, tahun 2009 dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung Di


Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,

Independen variabel dapat menjelaskan dependen variable, sebagian variabel yaitu

jumlah tenaga kerja, dan luas lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani

jagung, sebagian lagi yaitu biaya pupuk pengaruhnya tidak nyata terhadap

pendapatan petani jagung.

Penelitian yang dilakukan oleh Sari dkk, tahun 2014 dengan judul

”Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Jagung

Di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan”. Hasil penelitian menunjukan

bahwa petani jagung di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan sebagian

besar berada dalam kategori cukup yaitu sebesar 60,78 persen, sedangkan

berdasarkan kriteria BPS (2007) rumahtangga petani jagung di Kecamatan Natar

masuk dalam kategori sejahtera yaitu sebesar 70,59 persen.

Penelitian yang dilakukan oleh Milasari dkk, tahun 2014 dengan judul

“Analisis Usahatani Jagung dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Keluarga

Petani di Desa Mojoduwur Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani jagung di Desa Mojoduwur

Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang yaitu Rp 4.116.199,63/Ha/MT

dengan total biaya yang dikeluarkan Rp 6.783.207,23/Ha/MT dan penerimaan

sebesar Rp 11.122.443,60/Ha/MT dan penerimaan sebesar Rp

11.122.443,60/Ha/MT. Efisiensi usahatani jagung di Desa Mojoduwur Kecamatan

Mojowarno Kabupaten Jombang sebesar 1,64 yang menunjukkan bahwa

usahatani jagung tersebut sudah efisien untuk dijalankan. Nilai kontribusi

usahatani jagung yaitu 70,73%, menunjukkan bahwa usahatani jagung


berkontribusi tinggi terdapat pendapatan keluarga petani jagung di daerah

penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Zhang, tahun 2015 dengan judul

“Analysis on the Influencing Factors of Farmers’ Income in Heilongjiang” Hasil

penelitian menunjukkan bahwa tanaman per kapita yang ditanami tanaman,

jumlah rata-rata pupuk kimia, investasi nasional di bidang pertanian, pendidikan

menengah atau tinggi menyumbang rata-rata seratus tenaga kerja merupakan

faktor utama yang mempengaruhi pendapatan petani di Heilongjiang.

Penelitian yang dilakukan oleh Mwatawala, et al. tahun 2016 dengan

judul “Paddy Production in Southern Highlands of Tanzania: Contribution to

Household Income and Challenges Faced by Paddy Farmers in Mbarali District.

Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh dari padi

per tahun adalah TZS670742.7. Pendapatan rata-rata tahunan dari tanaman lain,

produksi ternak dan pekerja lepas adalah TZS106859.0, TZS157800.0 dan

TZS113947.4. Sumber lainnya adalah transportasi sepeda motor (TZS191000.0),

pembuatan batu bata (TZS117916.7) dan perdagangan kecil (TZS109861.1).

Produksi padi ditemukan berkontribusi 46% terhadap total pendapatan rumah

tangga. Kontribusi dari sumber lain adalah perdagangan kecil (7%), pembuatan

batu bata (8%), produksi ternak (11%), tanaman lain yang diolah (7%), pekerja

lepas (8%) dan transportasi sepeda motor (13%). Analisis lebih lanjut

menunjukkan bahwa tanaman padi dan tanaman budidaya lainnya sangat

signifikan (P <0,0001) berkontribusi terhadap total pendapatan rumah tangga

tahunan.
C. Kerangka Pikir

Usahatani jagung atau biasa disebut dengan budidaya tanaman jagung

merupakan salah satu komoditas palawija utama di Indonesia. Jagung merupakan

tanaman serelia yang termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber

karbohidrat kedua setelah beras. Keunggulan jagung dibandingkan komoditas

pangan lain adalah kandungan gizinya lebih tinggi dari beras. Selain sebagai

bahan makanan pokok, jagung juga dimanfaatkan sebagai makanan ternak.

Dalam usahatani, pendapatan yang diperoleh ada dua unsur yang

digunakan yaitu unsur penerimaan dan unsur pengeluaran atau biaya dari

usahatani tersebut. Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total dengan

harga jual, sedangkan pengeluaran atau biaya yang dimaksudkan sebagai nilai

penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang dikeluarkan pada proses produksi

tersebut.

Kontribusi pendapatan usahatani merupakan seberapa besar sumbangan

aspek usahatani terhadap tingkat pendapatan secara keseluruhan. Besar kecilnya

kontribusi pendapatan usahatani tergantung pada seberapa besar usahatani yang

dikembangkan dan bagaimana kondisi sumber pendapatan lain. Keluarga petani

tidak hanya mengandalkan keberlanjutan hidupnya dengan berusahatani saja,

melainkan memiliki sumber pendapatan lain.

Petani dalam usahatani bertujuan agar produksi usahataninya lebih tinggi,

sehingga dapat meningkatkan sumber pendapatan yang diperoleh guna mencukupi

kebutuhan rumahtangganya. Akan tetapi tujuan tersebut sulit dicapai karena


terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan, yaitu faktor umur,

pengalaman berusahatani, luas lahan, tenaga kerja dan modal.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat pada Gambar 1.

Usahatani Jagung

Pendapatan Kontribusi Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi
Pendapatan :

-Pendapatan Usahatani - Umur


Biaya Total : Penerimaan Total :
Jagung - Pengalaman
Berusahatani
-Biaya Tetap -Jumlah Produksi
-Pendapatan Total - Luas Lahan
Rumahtangga - Tenaga Kerja
-Biaya Variabel -Harga Produksi
- Modal

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian


33

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano

Kabupaten Muna. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Lambiku merupakan salah satu

Desa yang berada di Kecamatan Napabalano yang memiliki produksi jagung pada

Tahun 2015 sebesar 353,7 ton dengan produktivitas 1,57 ton/ha sedangkan Tahun

2016 sebesar 337,5 ton ini berarti bahwa produksi jagung di Desa Lambiku

mengalami penurunan sebesar 16,2 ton, sehingga berdampak langsung terhadap

tingkat pendapatan petani jagung (Kantor Desa Lambiku, 2016).

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani jagung pulut di Desa

Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna yang berjumlah 190 KK.

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin (Rianse dan Abdi, 2009),

dengan besaran sampel ditunjukkan dalam tingkat kesalahan 10% = (0,1) yaitu:

190 190
= = = = 65 sampel
( .( ) + 1) (190(0,1 ) + 1 2,9

Keterangan :

n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
2
d = Tingkat Kesalahan
1 = Konstanta

Berdasarkan rumus slovin, maka jumlah sampel petani jagung terpilih

sebanyak 65 petani. Metode penentuan sampel petani jagung di Desa Lambiku


34

menggunakan metode simple random sampling. Simple random sampling

merupakan teknik pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak

sederhana tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut karena

anggota populasi dianggap homogen (sugiyono, 2014).

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan sekunder. :

1. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari responden penelitian

melalui wawancara menggunakan kuisioner untuk memperoleh informasi

tentang sumber mata pencaharian dan pendapatan petani sekitar kawasan hutan

jati di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui penelusuran informasi

kepustakaan yaang bersumber dari artikel, jurnal dan publikasi beberapa

instansi yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Survei, yaitu data dikumpulkan melalui komunikasi secara langsung antara

penelit dengan responden, berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik

objek yang diteliti secara individual atau kelompok.

2. Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan obyek penelitian

untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan

menggunakan kuisioner yang telah disiapkan sebelumnya.


3. Pencatatan, yaitu mengumpulkan data dengan mencatat data yang sudah

tersedia di kantor-kantor atau instansi yang ada kaitannya dengan penelitian

ini.

E. Variabel Penelitian

Penelitian terdapat beberapa variabel yang harus ditetapkan dengan jelas

sebelum pengumpulan data. Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut (Sugiyono, 2008).

Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diteliti yaitu:

1. Identitas responden yang meliputi : umur, tingkat pendidikan, pengalaman

berusahatani dan jumlah tanggungan keluarga.

2. Pendapatan keluarga petani yang bersumber dari usahatani jagung dan di luar

usahatani jagung di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna.

3. Kontribusi pendapatan petani jagung terhadap pendapatan keluarga di Desa

Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna.

F. Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah:

1. Analisis Pendapatan

Menurut Suratiyah (2006), pendapatan usahatani merupakan selisih

antara total penerimaan yang diterima dari hasil usahatani dengan total biaya

produksi yang dikeluarkan. Secara matematis untuk menghitung pendapatan

usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:


I = TR – TC
TR = Py .Y
TC = FC + VC

Keterangan :

I (Income) =Pendapatan usahatani jagung (Rp/musim tanam)


TR (Total Revenue) = Penerimaan total petani (Rp/musim tanam)
TC (Total Cost) = Biaya total petani (Rp/musim tanam)
FC (Fixed Cost) = biaya tetap (Rp/musim tanam)
VC (Variabel Cost) = biaya variabel (Rp/musim tanam)
Py = Harga produksi (Rp/kg)
Y = Jumlah produksi (kg)

2. Menghitung besarnya kontribusi petani jagung terhadap total pendapatan

keluarga digunakan rumus sebagai berikut:

Kontribusi Usahatani Jagung = x 100%

Dengan kriteria pengukurannya (Sumantri, 2004) sebagai berikut :

a) Sangat rendah: apabila rentang kontribusi pendapatan petani jagung terhadap

pendapatan keluarga 1-19 %.

b) Rendah: apabila rentang kontribusi pendapatan petani jagung terhadap

pendapatan keluarga 20-39%.

c) Sedang: apabila rentang kontribusi pendapatan petani jagung terhadap

pendapatan keluarga 40-59 %.

d) Tinggi: apabila rentang kontribusi pendapatan petaani jagung terhadap

pendapatan keluarga 60-79%.

e) Sangat tinggi: apabila rentang kontribusi pendapatan petani jagung terhadap

pendapatan keluarga ≥80%.


3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani jagung di Desa Lambiku

Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna adalah umur, pengalaman

berusahatani, luas lahan, tenaga kerja dan modal digunakan Fungsi pendapatan

persamaan regresi liner berganda (multiple linier regression) menurut

Widarjono 2013, yang dirumuskan sebagai berikut :

Y= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Keterangan :

Y = Pendapatan petani dari usahatani (Rp/musim tanam)


b0 = Konstanta
b1, b2, b3,b4,b5 = Koefisien regresi
X1 = Umur (tahun)
X2 = Pengalaman berusahatani (tahun)
X3 = Luas lahan (Ha)
X4 = Tenaga kerja (HKP)
X5 = Modal (Rp)
e = Error

Uji Kesesuaian (Test Goodness of Fit)

a. Analisis Koefisien Determinasi (R-Square)


2 2
Ciri-ciri nilai R adalah bahwa R merupakan fungsi yang menaik dari

variabel-variabel bebas yang tercakup dalam model, makin naik fungsi tersebut,
2
artinya makin besar nilai R tersebut. Jadi setiap penambahan nilai signifikan
2
variabel bebas dalam model akan memperbesar nilai R (Firdaus, 2004).

b. Uji F-Statistik (Uji Keseluruhan)

Pengujian hipotesis koefisien regresi secara simultan dilakukan dengan

menggunakan analisis varian. Analisis varian dalam regresi berganda pada

hakikatnya untuk menunjukkan sumber-sumber variasi total model regresi.

Dengan analisis varian ini akan dapat diperoleh pengertian tentang bagaimana
pengaruh sekelompok variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel tidak bebas. Statistik uji yang digunakan dalam hal ini adalah statistik uji

F, dengan keputusan jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,

sebaliknya jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak (Firdaus,

2004).

c. Uji t-Statistik (Uji Parsial)

Uji t statistik yaitu proses pengujian model bagian demi bagian atau

secara sendiri-sendiri (Suharjo, 2013). Menurut Firdaus, uji t statistik dapat diuji

dengan perbandingan nilai t hitung dengan t tabel, dengan kriteria jika t hitung < -

t tabel atau t hitung < + t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika t tabel ≤ t

hitung maka Ha diterima dan Ho ditolak.

G. Konsep Operasional

Konsep operasional adalah pengertian-pengertian atau batasan-batasan

yang digunakan untuk mendapatkan data sehingga di peroleh keseragaman untuk

memahami variabel-veriabel penelitian dan memudahkan dalam analisis data hasil

penelitian yang berhubungan dalam penarikan kesimpulan. Konsep operasional

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Responden yaitu petani yang melakukan kegiatan usahatani jagung (orang).

2. Umur adalah usia responden yang terhitung sejak lahir hingga terlaksananya

penelitian ini (tahun).

3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang pernah diikuti atau

dilalui oleh responden (tahun).


4. Pengalaman berusahatani adalah pengalaman petani responden dalam

membudidayakan tanaman jagung (tahun).

5. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang menjadi

tanggungan kepala keluarga (orang).

6. Luas lahan adalah luas lahan yang digunakan petani untuk usahatani jagung

dalam satu kali musim tanam (Ha).

7. Usahatani jagung adalah suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi

pertanian dan teknologi dalam suatu usaha budidaya tanaman jagung.

8. Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang bersumber dari luar

keluarga (orang).

9. Modal adalah hasil atau produk yang digunakan untuk memproduksi hasil

selanjutnya (Rp).

10. Produksi jagung adalah hasil jagung yang sudah dipanen (kg/ha).

11. Harga produksi adalah harga jual yang ditentukan oleh petani (Rp/kg).

12. Biaya total adalah biaya keseluruhan yang digunakan selama proses usahatani

jagung selama satu musim tanam (Rp/musim tanam).

13. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi jagung
yang dapat digunakan beberapa kali contohnya sewa lahan dan penyusutan
alat (Rp/tahun).

14. Biaya variabel adalah biaya yang sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar
kecilnya produksi yang dihasilkan contohnya biaya saprodi :
pupuk,benih,pestisida dan tenaga kerja (Rp/musim tanam).

15. Penerimaan adalah perkalian antara produksi jagung yang diperoleh selama

satu musim tanaman dengan harga jual (Rp/musim tanam).


16. Pendapatan adalah hasil yang diperoleh petani dari usahatani jagung selama

musim tanam (Rp).

17. Kontribusi adalah besarnya sumbangan aspek usahatani terhadap pendapatan

rumahtangga petani jagung secara keseluruhan.


41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah

A.1. Letak dan Batas Wilayah

Desa Lambiku merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Napabalano

Kabupaten Muna. Desa Lambiku berjarak ±9 km dari ibu kota kecamatan dan

berjarak ±20 km dari ibu kota kabupaten. Desa Lambiku memiliki luas wilayah

20.096 ha, terdiri dari berbagai jenis tanah yang meliputi tanah pertanian,

perkebunan, pekarangan, hutan dan bakau/mangrofe.

Desa Lambiku memiliki batasan wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kombungo (Kecamatan La Salepa).

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa La Bone (Kecamatan La Salepa).

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pentiro (Kecamatan Napabalano).

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut (Selat Buton).

A.2. Keadaan Geografis Wilayah

Secara geografis kondisi wilayah Desa Lambiku dapat dilihat dari

beberapa aspek tinjauan yaitu memiliki topografi datar dan berbukit, sehingga

cocok untuk melakukan kegiatan pertanian dan perkebunan. Keadaan Iklim

wilayah Tahun 2016, curah hujan rata-rata yang dimiliki Desa Lambiku yaitu

0
2000 – 3000 mm dan suhu rata-rata harian 27 – 30 C dimana suhu tersebut

masuk dalam iklim tropis. Secara umun keadaan iklim di Desa Lambiku tidak
42

jauh berbeda dengan keadaan iklim yang ada di wilayah lain yang ada di

Indonesia. Ciri iklim tropis dengan dua jenis musim dalam setahun merupakan

sifat kondisi iklim secara umum yang terjadi di Indonesia khususnya Desa

Lambiku. Dua jenis musim yang dimaksud adalah musim kemarau yang tarjadi

pada bulan Juli sampai bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi pada

bulan April sampai bulan Juni. Sedangkan musim penghujan dan musim kemarau

terjadi pada bulan November sampai bulan Maret. Kedua musim ini sangat

mempengaruhi kehidupan masyarakat yang ada di Desa Lambiku terutama dalam

bidang pertanian.

A.3. Keadaan Penduduk

A.3.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Keadaan penduduk yang dimiliki suatu daerah merupakan salah satu

faktor penunjang keberhasilan pembangunan suatu daerah tersebut, apabila

didukung dengan sumberdaya keadaan alam, modal dan teknologi yang memadai.

Jumlah penduduk yang besar apabila dapat dibina dan diarahkan sebagai tenaga

kerja produktif yang berkualitas akan merupakan modal pembangunan yang

handal dan dapat mendatangkan keuntungan bagi usaha pembangunan bangsa.

Jumlah penduduk di Desa Lambiku pada Tahun 2017 berjumlah 1114 jiwa,

meliputi 525 jiwa laki-laki dan 589 jiwa perempuan. Keadaan umur berdasarkan
golongan umur di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa Lambiku


Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017

No Umur (tahun) Jumlah penduduk (orang) Persentase (%)


1. <15 219 19,66
2. 16-54 752 67,50
3. >55 143 12,84
Jumlah 1.114 100,00
(Sumber: RPJM Desa Lambiku, 2017)

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian penduduk berada pada kisaran umur

16-54 tahun yaitu sebesar 67,50% dari jumlah penduduk yang ada. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Desa Lambiku merupakan usia

produktif untuk bekerja, dimana pada usia produktif memiliki kemampuan fisik

yang lebih kuat sehingga mampu bekerja dengan baik. Produktif dan tidak

produktifnya umur seseorang tentunya akan mempengaruhi terhadap kemampuan

kerja, cara berpikir dan tingkat respon terhadap sesuatu. Seseorang dengan usia

yang relatif muda (produktif) biasanya lebih terampil dan dinamis dalam

bertindak dibandingkan dengan usia yang tidak produktif. Dengan demikian maka

dapat dikatakan bahwa penduduk yang berada di Desa Lambiku dalam melakukan

kegiatan sehari-hari akan berhasil karena sebagian besar berada pada usia

produktif. Usia produktif akan menciptakan kondisi atau iklim kerja yang berdaya

saing dan proaktif dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.


A.3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencarian merupakan unsur penting untuk menunjang kehidupan

ekonomi manusia karena dengan mata pencaharian tersebut manusia dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. Jenis mata pencaharian suatu wilayah tergantung

dari potensi alam, tingkat pendidikan serta keterampilan yang dimiliki oleh

masing-masing masyarakat tersebut. Mata pencaharian penduduk Desa Lambiku

sangat bervariasi, namun sebagian besar penduduk bergerak di sektor pertanian.

Untuk mengetahui lebih jelas dari keadaan penduduk menurut mata pencaharian

dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2.Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Lambiku


Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah penduduk Persentase (%)


1. Petani 654 69,87
2. Peternak 41 4,38
3. Tukang Kayu 43 4,59
4. Tukang Batu 47 5,02
5. Tukang Ojek 10 1,07
6. Supir 25 2,67
7. Penjahit 9 0,96
8. Montir 23 2,46
9. Perangkat Desa 8 0,85
10. Pegawai Negeri Sipil 9 0,96
11. Honorer 35 3,74
12. Pensiunan 6 0,64
13. Wiraswasta 26 2,78
Jumlah 936 100,00
(Sumber: RPJM Desa Lambiku, 2017)

Pada Tabel 2 menunjukkan sebagian besar penduduk Desa Lambiku

bermata pencaharian sebagai petani, yaitu sebesar 69,87%. Berdasarkan jumlah

penduduk yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani maka sektor
pertanian baik itu tanaman pangan maupun tanaman perkebunan dijadikan sebagai

mata pencaharian utama penduduk Desa Lambiku.

A.3.3. Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi

Keadaan sarana dan prasarana di suatu daerah sangat menentukan tingkat

kemajuan suatu daerah. Hal ini terkait dengan akses informasi transportasi di

suatu wilayah. Semakin baik sarana dan prasarana yang ada maka semakin baik

pula akses masyarakat terhadap informasi-informasi baru khususnya yang terkait

dengan bidang pertanian. Salah satunya mengenai pemasaran hasil-hasil pertanian

merupakan suatu kegiatan yang tidak kalah pentingnya dalam usaha peningkatan

produksi dan pendapatan. Semakin panjang rantai hasil-hasil pertanian dari sentral

produksi ke konsumen akan menimbulkan biaya yang semakin besar yang pada

akhirnya akan mempengaruhi penerimaan hasil usahanya. Masyarakat Desa

Lambiku memiliki sarana dan prasarana yang cukup tersedia, meskipun masih

banyak yang harus diperbaiki karena kondisi bangunan sudah tua dan rusak. Lebih

jelasnya mengenai keadaan sarana dan prasarana sosial ekonomi di Desa Lambiku

dilihat pada Tabel 3 berikut:


Tabel 3. Kondisi Sarana dan Prasarana di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano
Kabupaten Muna, Tahun 2017

No. Sarana dan Prasarana Satuan Fisik Jumlah Fisik Keterangan

1 Balai Pertemuan Desa Unit 1 Bangunan


rusak
2 Rumah Jabatan Kepala Unit 1 Bangunan
Desa rusak
3 Masjid Unit 1 Belum ada
teras
4 Gedung Sekolah TK Unit 1 Kurang
ruangan
kelas
5 Gedung Sekolah SD Unit 1 Belum ada
perpustakaan
6 Gedung Sekolah MTS. Unit 1 Bangunan
rusak
7 Gedung Sekolah MAS. Unit 1 Bangunan
rusak
8 Gedung Poskeswan Unit 1 Bangunan
rusak
9 Gedung Pustu Unit 1 Belum
lengkap
10 Gedung Posyandu Unit 1 Belum
lengkap
11 Pasar Desa Unit 1 Belum ada
pagar
12 Lapangan Sepak Bola Unit 1 Belum
lengkap
(Sumber: RPJM Desa Lambiku, 2017)

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa sarana dan prasaran di Desa Lambiku

cukup tersedia, namun masi banyak yang harus diperbaiki karena kondisi

bangunan banyak yang rusak. Meskipun sudah banyak sarana dan prasarana yang

tersedia tapi masih membutuhkan sarana dan prasarana yang lebih baik dan

lengkap untuk mendukung tercapainya kesejahteraan masyarakat.


B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano

Kabupaten Muna. Pada penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah

petani jagung yaitu melihat pendapatan keluarga petani yang bersumber dari

usahatani jagung dan di luar usahatani jagung, kontribusi pendapatan petani

jagung terhadap pendapatan keluarga dan faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan petani.

B.1. Identitas Responden

Responden adalah orang yang memberikan keterangan tentang sesuatu

fakta/pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan,

yaitu ketika responden mengisi kuesioner atau ketika menjawab wawancara.

Identitas responden merupakan latar belakang kehidupan dari petani jagung di

Desa Lambiku yang mempunyai pengaruh terhadap kegiatan usahataninya dalam

memperoleh pendapatan. Identitas responden yang dimaksud yaitu umur, tingkat

pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga.

B.1.1. Umur

Umur merupakan usia seseorang yang dihitung sejak lahir sampai saat

penelitian dilaksanakan. Umur bagi seorang wanita sangat mempengaruhi

kemampuan fisik dalam mengelola suatu usaha atau kegiatan. Umumnya seorang

wanita yang masih berumur muda dan sehat akan mempengaruhi kemampuan

berfikir yang lebih maju, dinamis dan lebih kuat, lebih bersemangat dibandingkan
dengan seorang yang usianya lebih tua dimana kemampuan kerja seseorang akan

bertambah dan pada suatu tingkatan umur tertentu akan mulai menurun. Menurut

Soeharjo (2002) menyatakan bahwa kisaran umur tenaga kerja bidang pertanian

yaitu 15 – 54 tahun dikategorikan sebagai umur produktif sedangkan kisaran umur

0 – 14 tahun dan 55 tahun keatas dikategorikan sebagai umur non produktif.

Untuk lebih jelasnya data disajikan pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Petani Jagung Responden Berdasarkan Golongan Umur di Desa Lambiku


Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017

No. Golongan Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)


1. Produktif (15 - 54) 57 87,70
2. Non Produktif (diatas 54) 8 12,30
Jumlah 65 100,00

Tabel 4 menunjukkan bahwa sekitar 87,70% responden masih dalam

kategori umur produktif. Hal ini berarti bahwa kemampuan fisik dan kemampuan

berfikir petani jagung di Desa Lambiku masih cukup tinggi. Produktifnya umur

responden yang berada di lokasi sangat mempengaruhi prestasi kerja, dalam hal

ini kemampuan fisik, pengalaman dan cara berpikir dalam memecahkan masalah

terkait dengan kegiatan usahatani jagung. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 4.

B.1.2 Tingkatan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang menentukan kemampuan

dan cara berpikir responden dalam mengelola usahanya. Semakin tinggi

pendidikan formal responden, maka pengetahuan dan wawasannya luas serta cara

berpikirnya akan semakin rasional. Dengan demikian akan mempercepat proses


adopsi informasi dan inovasi dalam upaya mengembangkan usahatani yang

dikelolanya.

Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal

yang pernah diikuti oleh petani responden. Mengenai keadaan pendidikan formal

yang pernah diikuti oleh petani responden di Desa penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Petani Jagung Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di


Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)


1.
Tamat SD/Sederajat 46 70,77
2.
Tamat SMP/Sederajat 12 18,46

3. Tamat SMA/Sederajat 7 10,77

Jumlah 65 100,00

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa petani responden di Desa

Lambiku Kecamatan Napabalano pada umumnya telah menempuh pendidikan

formal, baik pendidikan dasar, menengah maupun atas. Dengan hasil persentase

petani responden yang pernah mengikuti pendidikan formal sebanyak 46

responden (70,77%) hanya menempuh jenjang pendidikan sekolah dasar (SD),

sebanyak 12 responden (18,46%) menempuh jenjang pendidikan sekolah

menengah pertama (SMP) dan sebanyak 7 responden (10,77%) menempuh

jenjang pendidikan sekolah menengah atas (SMA). Berdasarkan hasil penelitian

di Desa Lambiku maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan petani

jagung lebih dominan pada tingkat SD. Sehingga dapat dikatakan bahwa petani
responden telah memiliki pengetahuan dasar untuk mengembangkan usahatani

jagung. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

B.1.3 Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani adalah semua hal-hal yang pernah diperoleh

petani selama melakukan usahataninya yang diperoleh diluar bangku sekolah.

Pengalaman berusahatani akan memberikan motivasi kepada petani untuk

mengoreksi dan mengevaluasi diri tentang usahataninya. Makin lama petani

dalam berusahatani maka akan terampil dalam menentukan sikap kearah

berusahatani yang lebih baik dan menguntungkan.

Menurut Mubyarto (2000) menjelaskan bahwa pengelompokkan

pengalaman berusahatani terbagi menjadi tiga kategori yaitu pertama ≤ 5 tahun

berarti kurang berpengalaman dalam berusahatani, kedua 6 – 10 tahun berarti

cukup berpengalaman dalam berusahatani, dan > 10 tahun berarti sangat

berpengalaman dalam berusahatani. Pengalaman seorang petani dalam melakukan

kegiatan usahatani dapat berpengaruh terhadap keterampilan seseorang dalam

mengelola dan mengembangkan usahataninya. Gambaran mengenai petani

responden berdasarkan pengalaman dalam kegiatan berusahatani jagung dapat

dilihat pada Tabel 6 berikut:


Tabel 6. Pengalaman Petani Responden dalam Berusahatani Jagung di Desa
Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017

No. Kategori Jum.Responden (orang) Persentase (%)


1.
Kurang be rpengalaman (< 5) - -
2.
Cukup ber pengalaman (6 – 10) 12 18,46
3.
Berpengal aman (> 10) 53 81,54

Jumlah 65 100,00

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa petani responden lebih

dominan pada kategori berpengalaman (lebih dari 10 tahun) dengan persentase

81,54%, sehingga dapat dikatakan bahwa petani responden sangat berpengalaman

dan mempunyai pengetahuan lebih untuk meningkatkan pendapatan usahataninya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

B.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga merupakan anggota keluarga yang tinggal

satu rumah dimana dalam memenuhi kebutuhan hidupnya berada dalam satu unit

manajemen. Anggota keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam

kegiatan usahatani yang dilakukan seseorang, sebab selain merupakan sumber

tenaga kerja juga sering pula melibatkan anggota keluarga dalam melakukan

pengambilan keputusan sehingga keputusannya merupakan keputusan keluarga.

Semakin besar jumlah tanggungan keluarga berarti semakin besar pula usaha yang

dilakukan oleh petani dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tetapi jika

anggota keluarga tersebut telah cukup produktif, maka pertambahan anggota


keluarga akan mengurangi beban keluarga dalam mengatasi pemenuhan

kebutuhan rumahtangga.

Soeharjo dan Patong (1984) mengemukakan bahwa yang termasuk

anggota keluarga kecil yaitu berkisar 2-4 orang sedangkan anggota keluarga >4

orang termasuk keluarga besar. Dari hasil penelitian diperoleh data mengenai

jumlah anggota keluarga petani responden berkisar antara 1-6 orang seperti pada

Tabel 7 berikut:

Tabel 7. Petani Jagung Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga di Desa


Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017

No. Jum. Tanggungan Keluarga Jumlah Responden (orang) Persentase (%)

1. 2– 4 (kecil) 62 95,39
2. >4 (besar) 3 4,61
Jumlah 65 100,00

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan untuk

masing-masing responden lebih dominan pada kategori keluarga kecil sebanyak

62 orang dengan persentase 95,39 %. Sedangkan yang termasuk dalam kategori

keluarga besar sebanyak 3 orang dengan persentase 4,61 %. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran 4.

B.2 Karakteristik Usahatani

Karakteristik usahatani yang berhubungan dengan pendapatan petani

jagung antara lain meliputi: luas lahan, produksi, varietas jagung dan sumber

bibit.
B.2.1. Luas Lahan

Luas lahan yang dimiliki oleh petani responden merupakan salah satu

faktor yang sangat penting dalam melakukan kegiatan usahataninya. Luas lahan

sangat menetukan besar kecilnya produksi yang diterima oleh petani serta

kemampuan petani dalam mengelola usahatninya. Luas lahan yang dimiliki oleh

responden dapat dilihat pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8. Luas Lahan Usahatani Jagung di Desa Lamniku Kecamatan Napabalano


Kabupaten Muna, Tahun 2017

No. Kategori Jumlah Responden (orang) Persentase (%)

1. Sempit (<0,5 Ha) - -


2. Sedang (0,5-1 Ha) 49 75,39
3. Luas (>1 Ha) 16 24,61

Jumlah 65 100

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa luas lahan petani responden

lebih dominan dalam kategori sedang dengan persentase 75,39%. Luas lahan yang

dimiliki tersebut menjadi modal petani untuk meningkatkan produksi usahatani

jagung walau dengan penerapan teknologi yang sederhana. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran 5.

B.2.2. Produksi

Produksi yang diperoleh petani responden dalam kegiatan usahatani

jagung sangat menentukan besar kecilnya pendapatan yang diterima. Produksi

yang diperoleh tersebut dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:


Tabel 9. Rata-rata Produksi Jagung di Desa Lambiku Keamatan Napabalano
Kabupaten Muna, Tahun 2017

No. Jumlah Produksi (Kg) Jumlah Responden (orang) Persentase (%)

1. <1000 17 26,15
2. 1000 – 2000 41 63,08
3. >2000 7 10,77

Jumlah 65 100,00

Berdasarka Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah produksi yang terbanyak

diperoleh responden sekitar 1000 – 2000 kg yaitu 41 orang (63,08%), sedangkan

yang paling sedikit jumlah produksinya diperoleh responden >2000 kg yaitu 7

orang (10,77%). Perbedaan jumlah produksi yang diperoleh disebabkan belum

meluasnya penggunaan varietas unggul, minimnya permodalan petani serta cara

bercocok tanam yang belum memenuhi anjuran. Hasil panen yang diperoleh per

ha tidak semua dijual, sebagian dikonsumsi sendiri, dibagikan ke tetangga dan

juga disimpan untuk penanaman selanjutnya. Kondisi ini tentu akan

mempengaruhi tingkat pendapatan dalam mencukupi kebutuhan dasar rumah

tanggan petani. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

B.2.3. Varietas Jagung

Salah satu varietas jagung yang dibudidayakan di Desa Lambiku adalah

jagung pulut (Zea Mays Ceratina Kulesh). Rata-rata Petani lebih suka menanam

jagung pulut karena jenis jagung ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan

benihnya lebih mudah diperoleh dengan cara menyimpan sebagian kecil dari hasil

panennya. Olahan jagung pulut ini dapat dibuat berbagai jenis makanan seperti
jagung goreng, jagung rebus, jagung bakar dan kambewe (jagung yang sudah

digiling halus). Lebih jelasnya dapat dilihat pada Lamipran 5.

B.2.4. Sumber Bibit

Sumber bibit dalam pemenuhan benih jagung pulut, petani menggunakan

benih yang berasal dari hasil panen sebelumnya. Petani tidak memperoleh benih

dengan cara membeli ke tetangga ataupun ke pasar, karena mereka mengandalkan

sebagian dari hasil panen yang disimpan sehingga benih tidak termaksud biaya

produksi dalam usahatani jagung. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

C. Pendapatan Petani Pada Usahatani Jagung

Pendapatan dari usahatani jagung yang diterima petani setiap panen

berasal dari jumlah penerimaan yang diterima petani dikurangi dengan semua

biaya yang digunakan pada saat proses produksi. Biaya-biaya yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah biaya tetap dan biaya variabel, sehingga dapat

diketahui biaya total, penerimaan dan pendapatan yang diperoleh petani

responden untuk kegiatan usahatani jagung di Desa Lambiku Kecamatan

Napabalano Kabupaten Muna yaitu dilihat pada Tabel 10.


Tabel 10. Rata-Rata Pendapatan Petani Jagung Per Musim Tanam di Desa
Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017

No. Uraian Jumlah (Rp)


1. Penerimaan 5.742.307,69
2. Biaya
a. Tetap
- Pajak tanah 38.538,46
- Penyusutan alat 7.363
Total biaya tetap 197.769,23
b. Variabel
- Pestisida 153.000
- Tenaga kerja 1.353.846,15
Total biaya variabel 1.506.846

3. Total biaya 1.537.363


4. Pendapatan 4.204.944

Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan

responden adalah sebesar Rp 5.742.307,69 dan rata-rata biaya total yang

dikeluarkan oleh petani responden adalah sebesar Rp 1.537.363 sehingga

pendapatan rata-rata responden usahatani jagung adalah sebesar Rp 4.204.944.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kartasapoetra (1988)

bahwa pendapatan bersih usahatani menunjukkan imbalan yang diperoleh dari

pengeluaran faktor-faktor produksi yang berupa tenaga kerja, pengelolaan dan

modal sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada Lampiran 6, 7 dan 8.

Pendapatan rumahtangga merupakan sumberdaya ekonomi yang sangat

penting yang memungkinkan keluarga petani responden memiliki akses ekonomi

untuk memperoleh segala kebutuhan anggota rumahtangga. Pendapatan ini bisa

berasal dari usaha tani jagung, pendapatan istri dari usaha lainnya, pendapatan

suami dari usaha lainnya maupun pemberian dari anak/keluarga lain. Total
pendapatan keluarga petani di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten

Muna dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rata-Rata Besarnya Pendapatan Rumahtangga Petani Jagung di Desa


Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017

No. Uraian Rata-Rata Pendapatan (Rp) Persentase (%)


1 Pendapatan dari usahatani 4.204.944 42,82
jagung
2 Pendapatan istri dari usaha 2.146.153,85 21,85
lainnya
3 Pendapatan suami dari 3.394.615 34,56
usaha lainnya
4 Pemberian dari 75.384,62 0,77
anak/keluarga lain
Jumlah 9.821.098,47 100,00

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan

keluarga petani jagung di Desa Lambiku adalah Rp 9.821.098,47dengan rincian

:pendapatan dari usahatani jagung yaitu sebesar Rp 4.204.944 (42,82%),

sedangkan pendapatan istri dari usaha lainnya sebesar Rp 2.146.153,85 (21,85%),

pendapatan suami dari usaha lainnya sebesar Rp 3.394.615 (34,56%) dan

pemberian dari anak atau keluarga lainnya sebesar Rp 75.384,62 (0,77%).

Berdasarkan penelitian, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, petani di Desa

Lambiku melakukan non usahatani seperti berdagang, berternak, menjahit,

menjadi tukang kayu dan tukang batu untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya

disaat tanaman jagung yang mereka usahakan belum menghasilkan (belum

panen). Lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 9.


D. Kontribusi Usahatani Jagung Terhadap Pendapatan Rumahtangga

Kontribusi pendapatan usahatani jagung adalah besarnya sumbangan

pendapatan petani yang berasal dari usahatani jagung dan dari non usahatani

jagung terhadap total pendapatan keluarga yang dihitung dalam persen (%).

Sumber-sumber pendapatan petani dari non usahatani jagung berasal dari

berdagang, tukang kayu, tukang batu, menjahit dan berternak sehingga dapat

menambah pendapatan keluarga. Besarnya sumbangan pendapatan usahatani

jagung terhadap pendapatan rumahtangga dapat dilihat pada Tabel 12 berikut:

Tabel 12. Kontribusi Usahatani Jagung terhadap Pendapatan Rumahtangga di


Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017

No. Uraian Jumlah (Rp) Kontribusi pendapatan (%)

1 Rata-Rata Pendapatan 4.204.944 42,81


Petani dari Usahatani
Jagung
2 Rata-Rata Pendapatan 5.616.153,85 57,19
Petani dari Non
Usahatani Jagung
Jumlah 9.821.098,47 100,00

Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan bahwa kontribusi pendapatan petani

jagung terhadap total pendapatan rumahtangga yaitu 42,81%. Hal ini sesuai

dengan kriteria pengukuran Sumantri (2004) bahwa apabila rentang kontribusi

pendapatan petani terhadap pendapatan rumahtangga 40-59%, maka tergolong

dalam kategori sedang. Ini menunjukkan bahwa pendapatan usahatani jagung dan

non usahatani jagung yang dijalankan petani sama-sama memegang peran penting

dalam ekonomi rumahtangga petani. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran

10.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani

Hasil analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan petani diketahui dengan menggunakan analisis regresi

linear berganda, dimana variabel dependen adalah pendapatan dan variabel

independen yang terdiri dari umur (X1), pengalaman berusahatani (X2), luas lahan

(X3), tenaga Kerja (X4) dan modal (X5). Lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 11.

E.1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

2
E.1.1 Uji Adjusted R (Koefisien Determinasi)

Guna mengetahui ketepatan model sekaligus mengetahui besarnya pengaruh

variabel-variabel independen terhadap variabel dependen digunakan nilai


2
koefisien adjusted R (koefisien determinasi). Hasil analisis dengan uji adjusted
2
R dapat dilihat pada Tabel 13.
2
Tabel 13. Hasil Uji Adjusted R

Model R R Square Std. Error of the Estimate


a
1 .920 .846 6.32237E5

Dari hasil output SPSS analisis regresi pada Tabel 13 Model Summary di

atas diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,846. Nilai

koefisien determinasi tersebut menunjukkan 84,6% keragaman pendapatan

usahatani jagung pulut dapat dijelaskan oleh keragaman umur, pengalaman

berusahatani, luas lahan, tenaga kerja dan modal. Sisanya 15,4% dijelaskan oleh
variabel lain di luar variabel yang digunakan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 12.

E.1.2 Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (umur,

pengalaman berusahatani, luas lahan, tenaga kerja dan modal) yang diteliti

berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen

(pendapatan usahatani jagung pulut). Hasil analisis uji F dapat dilihat pada Tabel

14.

Tabel 14. Hasil Uji F

b
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 1.300E14 5 2.599E13 65.023 .000
Residual 2.358E13 59 3.997E11
Total 1.535E14 64

Berdasarkan Tabel 14 analisis uji F yang dilakukan dapat diketahui

bahwa nilai F hitung sebesar 65,023 dengan signifikansi sebesar 0,000 dan taraf

kepercayaan 90% atau probabilitas 10% (α = 0,1). Nilai signifikansi F hitung

lebih kecil dari pada α (0,000 < 0,1), maka diketahui bahwa umur, pengalaman

berusahatani, luas lahan, tenaga kerja dan modal yang digunakan pada model

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani

jagung pulut sehingga hipotesis penelitian dinyatakan diterima. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada Lampiran 12.


E.1.3 Uji-t

Uji-t adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen (umur, pengalaman berusahatani, luas lahan, tenaga kerja dan modal)

yang diteliti berpengaruh secara parsial (sendiri) terhadap variabel dependen

(pendapatan usahatani jagung pulut). Hasil analisis uji t dapat dilihat pada Tabel

15.

Tabel 15. Hasil Uji t

a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -720225.165 945102.546 -.762 .449
Umur 67705.080 32387.615 .355 2.090 .041*
Pengalaman
-69808.676 31119.808 -.384 -2.243 .029*
Berusahatani
Luas lahan tn
217681.558 258910.248 .082 .841 .404
Tenaga keja 16833.064 5732.597 .299 2.936 .005*
Modal .994 .212 .595 4.698 .000*
Keterangan : * = Variabel yang berpengaruh pada α = 0,1
tn = Variabel yang tidak berpengaruh pada α = 0,1

Berdasarkan Tabel 15 analisis uji-t yang dilakukan bahwa variabel yang

berpengaruh adalah umur, pengalaman berusahatani, tenaga kerja dan modal.

1. Umur (X1)

Dapat diketahui bahwa nilai t hitung umur sebesar 2,090 dengan

signifikansi sebesar 0,041 dan taraf kepercayaan 90% atau probabilitas 10% (α =
0,1). Nilai signifikansi lebih kecil dari α (0,041< 0,1), artinya variabel umur

berpengaruh signifikan terhadap variabel pendapatan usahatani jagung pulut.

Variabel umur mempunyai nilai koefisien regresi 67705,080 yang menunjukkan

bahwa pengaruh antara umur dan pendapatan usahatani jagung pulut adalah

positif. Artinya apabila variabel umur bertambah sebesar 1 tahun, maka

pendapatan usahatani jagung pulut bertambah sebesar Rp 67.705,080 per musim

tanam dan sebaliknya apabila variabel umur berkurang sebesar 1 tahun, maka

pendapatan usahatani jagung pulut berkurang sebesar Rp 67.705,080 per musim

tanam dengan anggapan faktor pengalaman berusahatani, luas lahan, tenaga kerja

dan modal dianggap tetap (ceteris paribus).

Variabel umur berpengaruh signifikan dan positif disebabkan petani yang

berusahatani jagung pulut lebih dominan pada umur produktif. Produktifnya umur

responden yang berada di lokasi sangat mempengaruhi prestasi kerja, dalam hal

ini kemampuan fisik dan kemampuan berfikir yang lebih maju dalam

memecahkan masalah terkait dengan kegiatan usahatani jagung.

2. Pengalaman Berusahatani (X2)

Nilai t hitung pengalaman berusahatani sebesar -2,243 dengan

signifikansi sebesar 0,029 dan taraf kepercayaan 90% atau probabilitas 10% (α =

0,1). Nilai signifikansi lebih kecil dari α (0,029<0,1), artinya variabel pengalaman

berusahatani berpengaruh signifikan terhadap variabel pendapatan usahatani

jagung pulut. Variabel pengalaman berusahatani mempunyai nilai koefisien

regresi -69808.676 yang menunjukkan bahwa pengaruh antara pengalaman

berusahatani dan pendapatan usahatani jagung pulut adalah negatif. Artinya


apabila variabel pengalaman berusahatani bertambah sebesar 1 tahun, maka

pendapatan usahatani jagung pulut berkurang sebesar Rp -69.808,676 per musim

tanam dan sebaliknya apabila variabel pengalaman berusahatani berkurang

sebesar 1 tahun, maka pendapatan usahatani jagung pulut bertambah sebesar Rp

69.808,676 per musim tanam dengan anggapan faktor umur, luas lahan, tenaga

kerja dan modal dianggap tetap (ceteris paribus).

Variabel pengalaman berusahatani berpengaruh signifikan dan negatif

dengan rata-rata 22,57 tahun yang disebabkan petani responden yang sudah

memiliki pengalaman yang cukup terkadang belum sepenuhnya memahami cara

untuk meningkatkan produksi jagung, karena pada setiap musim tanam tiba,

petani tidak pernah menggunakan benih baru dan menggunakan pupuk dalam

berusahatani jagung. Petani hanya menggunakan benih turunan terus menerus,

sehingga pendapatan yang diterimaa setiap panen tidak terlalu banyak.

3. Tenaga Kerja (X4)

Nilai t hitung tenaga kerja sebesar 2,936 dengan signifikansi sebesar

0,005 dan taraf kepercayaan 90% atau probabilitas 10% (α = 0,1). Nilai

signifikansi lebih kecil dari α (0,005>0,1), artinya variabel tenaga kerja

berpengaruh signifikan terhadap variabel pendapatan usahatani jagung pulut.

Variabel tenaga kerja mempunyai nilai koefisien regresi 16833,064 yang

menunjukkan bahwa pengaruh antara tenaga kerja dan pendapatan usahatani

jagung pulut adalah positif. Artinya apabila variabel tenaga kerja bertambah

sebesar 1 HKP, maka pendapatan usahatani jagung pulut bertambah sebesar Rp

16.833,064 dan sebaliknya apabila variabel tenaga kerja berkurang sebesar 1


HKP, maka pendapatan usahatani jagung pulut berkurang sebesar Rp 16.833,064

dengan anggapan faktor umur, pengalaman berusahatani, luas lahan dan modal

dianggap tetap (ceteris paribus).

Variabel tenaga kerja berpengaruh signifikan dan positif disebabkan

kelangkaan tenaga kerja sewaan ditandai dengan kesulitan mendapatakan tenaga

sewa kerjaan pada saat pengolahan lahan dan penanaman karena kegiatan

usahatani yang dilakukan oleh petani dalam waktu yang bersamaan dan

keterbatasan modal untuk menyewa tenaga kerja ditandai dengan

ketidakmampuan petani dalam menyewa tenaga kerja luar keluarga.

4. Modal (X5)

Nilai t hitung modal sebesar 4,698 dengan signifikansi sebesar 0,000 dan

taraf kepercayaan 90% atau probabilitas 10% (α = 0,1). Nilai signifikansi lebih

kecil dari α (0,000>0,1), artinya variabel modal berpengaruh signifikan terhadap

variabel pendapatan usahatani jagung pulut. Variabel modal mempunyai nilai

koefisien regresi 0,994 yang menunjukkan bahwa pengaruh antara modal dan

pendapatan usahatani jagung pulut adalah positif. Artinya apabila variabel modal

bertambah sebesar Rp 1, maka pendapatan usahatani jagung pulut bertambah

sebesar Rp 994 dan sebaliknya apabila variabel pengalaman berusahatani

berkurang sebesar Rp 1, maka pendapatan usahatani jagung pulut berkurang

sebesar Rp 994 dengan anggapan faktor umur, pengalaman berusahatani, luas

lahan dan tenaga kerja dianggap tetap (ceteris paribus).

Variabel modal berpengaruh signifikan dan positif disebabkan petani

tidak terlalu memperhatikan penggunaan saprodi dalam berusahatani, misalnya


pupuk dan benih. Hal ini dikarenakan ketersediaan modal yang mereka miliki

sangat terbatas.

Berdasarkan Tabel 15 analisis uji-t yang dilakukan bahwa variabel yang

tidak berpengaruh adalah luas lahan.

5. Luas Lahan (X3)

Nilai t hitung luas lahan sebesar 0,841 dengan signifikansi sebesar 0,404

dan taraf kepercayaan 90% atau probabilitas 10% (α = 0,1). Nilai signifikansi

lebih besar dari α (0,404 > 0,1), artinya variabel luas lahan tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel pendapatan usahatani jagung pulut. Variabel luas

lahan mempunyai nilai koefisien regresi 217681,558 yang menunjukkan bahwa

pengaruh antara luas lahan dan pendapatan usahatani jagung pulut adalah positif.

Artinya apabila variabel luas lahan bertambah sebesar 1 Ha, maka pendapatan

usahatani jagung pulut bertambah sebesar Rp 217.681,558 per musim tanam dan

sebaliknya apabila variabel luas lahan berkurang sebesar 1 Ha, maka pendapatan

usahatani jagung pulut berkurang sebesar Rp 217.681,558 per musim tanam

dengan anggapan faktor umur, pengalaman berusahatani, tenaga kerja dan modal

dianggap tetap (ceteris paribus).

Variabel luas lahan tiak berpengaruh signifikan dan positif disebabkan

petani yang berusahatani jagung pulut, khususnya yang memiliki lahan luas dalam

proses melakukan kegiatan usahatani masih menggunakan teknologi yang sangat

sederhana dari pengolahan lahan sampai panen. Hal ini akan berdampak pada

ketidak efisienan dalam melakukan usahatani jagung.


66

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pendapatan petani jagung

sekitar kawasan hutan jati di Desa Lambiku Kecamtan Napabalano Kabupaten

Muna, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1) Rata-rata pendapatan petani jagung pulut di Desa Lambiku per musim

tanam sebesar Rp 4.204.944.

2) Besarnya kontribusi usahatani jagung terhadap pendapatan rumahtangga

petani yaitu 42,81% dan kontribusi pendapatan dari non usahatani 57,19%.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan meliputi variabel umur,

pengalaman berusahatani, tenaga kerja dan modal berpengaruh signifikan

terhadap veriabel pendapatan usahatani jagung pulut di Desa Lambiku

Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna.

B. Saran

Saran yang dapat diusulkan berdasarkan kesimpulan penelitian adalah

sebagai berikut:

1) Agar pendapatan petani jagung pulut di Desa Lambiku Kecamatan

Napabalano Kabupaten Muna mencapai hasil yang optimal, maka petani

yang berumur produktif dan juga memiliki banyak pengalaman, harus

lebih terampil dalam melakukan kegiatan berusaha tani.

2) Bagi pemerintah setempat pada Desa Lambiku bahwa lebih

memperhatikan tingkat pendapatan petani jagung pulut sehingga bisa


67

membuat program mengenai pemberdayaan dan peningkatan pendapatan

bagi petani jangung pulut di Desa Lambiku.

3) Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian yang berkaitan

dengan:

- Strategi pengembangan usahatani jagung pulut;

- Strategi pemasaran usahatani jagung pulut; dan

- Faktor-faktor yang mempengaruhi minat petani terhadap usahatani

jagung pulut.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. dan S. Bananiek. 2013. Tingkat Adopsi Teknologi Dan Struktur Biaya
Usahatani Jagung Di Sulawesi Tenggara. Makalah Disampaikan pada
Seminar Nasional Akselerasi Inovasi dan Diseminasi Teknologi untuk
Mewujudkan Kemandirian dan Ketahanan Pangan Bernasis Sumber daya
Genetik Lokal. Palu.

Abidin, Z., Rusdin, M. Rusman, Idris, dan Bungati. 2010. Pemetaan Distribusi
Inovasi Teknologi Pertanian di Sulawesi Tenggara. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara. Kendari.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.


Jakarta.

BPS Kabupaten Muna. 2016. BPS dalam Angka 2016. BPS Kabupaten Muna.
Muna

BPS Sulawesi Tenggara. 2016. BPS dalam Angka 2016. BPS Sulawesi Tenggara.
Kendari.

BPS. 2016. Produktivitas dan Produksi Jagung di Indonesia. BPS. Jakarta.

Daharti dan S. Najianti. 2000. Palawija Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Data Produksi Jagung Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna


Tahun 2016-2017. Desa Lambiku Kecamatan Napabalano. Napabalano.

Firdaus, M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. PT. Bumi Aksara.


Jakarta.

Garrison, R. H., E. W. Noreen dan P. C. Brewer .2006. Akuntansi Manajerial,


Edisi 11, Cetakan ke-1, buku 1, Salemba Empat. Jakarta.

Guritno. 1992. Pengertian kontribusi. Bumi Aksara. Jakarta.

Hansen dan Mowen. 2001, Manajemen Biaya, Edisi bahasa Indonesia, Buku Dua,
Edisi Pertama, Salemba Empat. Jakarta.
Hernanto, F. 2001. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kantor Desa Lambiku. 2016. Data Produksi Jagung 2015-2016.

Kartasapoetra, G. 1988. Marketing Produk Pertanian dan Industri. Bina Aksara.


Jakarta.

Malian dan Siregar. 2000. Sumber Pendapatan Rumahtangga. PT Bumi Aksara.


Jakarta.

Milasari, I.I, Suwarto, dan S.W. Ani. 2014. Analisis Usahatani Jagung dan
Kontribusinya terhadap Pendapatan Keluarga Petani (Studi di Kecamatan
Mojowarno Kabupaten Jombang), Jurnal, Fakultas Pertanian, Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.

Miller, R.J and R.E. Meiners. 2000. Teori mikroekonomi intermediate. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.

Mubyarto. 2003. Pengantar Ekonomi Pertanian. LPJES. Jakarta.

Mwatawala, H.W, Mwang’onda E, Hyera R.N. 2016. Paddy Production in


Southern Highlands of Tanzania: Contribution to Household Income and
Challenges Faced by Paddy Farmers in Mbarali District.(An
International Publisher for Academic and Scientific Resources). Scholars
Journal of Agriculture and Veterinary Sciences. 3(3):262-269.

Nababan, C.D. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan


Petani Jagung (Studi di Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten
Karo),Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatra Utara. Medan.

Poerwadarminta. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Prayitno, H. dan Arsyad, L. 1987. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE UGM.
Yogyakarta.

Purwono dan Rudi. 2007. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Teori dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Rianse., U.,dan Abdi. 2009. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan
Aplikasi. Alfabeta Bandung. Bandung.

Riwayadi 2006, Akuntansi Biaya, Andalas University Press , Padang.


RPJM Desa Lambiku. 2017. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Lambiku Tahun 2017. Kantor Desa Lambiku.

Santoso.P.B. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft excel & SPSS.


Yogyakarta: Andi.

Sari, D.K, D. Haryono, dan N. Rosanti. 2014. Analisis Pendapatan dan Tingkat
Kesejahteraan Rumahtangga Petani Jagung (Studi di Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan), Jurnal, Fakultas Ekonomi, Universitas
Lampung. Bandar Lampung.

Soeharjo, A. 2002. Ekonomi Pertanian Indonesia. Angkasa. Bandung.

Soehardjo, A dan D. Patong, 1984. Sendi-sendi Pokok Usahatani. Institut


Pertanian Bogor. Bogor.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

---------------. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian.

PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

---------------. 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada.


Jakarta.

Subandi. 2007. Teknologi produksi dan strategi pengembangan. Iptek Tanaman


Pangan, 2(1):12-25.

Sugianto. 2000, Ekonomi Mikro , Salemba Empat , Jakarta.

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.


Bandung.

Suharjo,B. 2013. Statistika Terapan Disertai Contoh Aplikasi Dengan SPSS.


Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sumantri. 2004. Kontribusi Pendapatan Ibu Rumahtangga Terhadap Pendapatan


Keluarga. Jurnal Agrisep 2(2): 106-111.
Suprapto dan Marzuki. 2002. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tangendjaja, B. 2007. Inovasi Teknologi Pakan Menuju Kemandirian Usaha


Ternak Unggas. WARTAZOA, Vol. 17. No. 1. Hal. 44.
Warsana. 2007. “Analisis Efisiensi dan Keuntungan Usaha Tani Jagung (Studi di
Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora)”, Tesis, Magister Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro Semarang.
(tidak dipublikasikan).

W idarjo no. 2 013. E k onom etri ka d an Apl i kasin ya. UP P S T IM


YKP N .
Yo g ya k art a.

Zannatos, K. 2004. Pertumbuhan Adjusment Dan Pasar Tenaga Kerja, Efek Pada
Wanita Pekerja Keras. Disampaikan Pada Konferensi Internasional Ke-4
Assoviation Untuk Remisi Ekonomi Universite, Efrancoise, Tabelis,
Tours Perancis.

Zhang, D. 2015. Analysis on the Influencing Factors of Farmers’ Income in


Heilongjiang. International Conference on Civil, Materials and
Environmental Sciences. Hal. 547-550.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Tisa Lorensa dilahirkan di Desa

Lambiku, pada tanggal 15 Juni 1995 sebagai anak pertama

dari lima bersaudara pasangan suami istri, Ayahanda

Syafaruddin dan Ibunda Wilda Riani.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Sekolah

Dasar Negeri 1I Napabalano pada tahun 2007. Tamat di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 1 Raha pada tahun 2010 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Napabalano pada Tahun 2013. Pada tahun itu juga penulis diterima sebagai

mahasiswa disalah satu Perguruan Tinggi Negeri Sulawesi Tengggara

(Universitas Halu Oleo) yakni mengambil Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Halu Oleo, melalui jalur PPMP. Semasa menempuh studi di Kampus

Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, penulis aktif di lembaga internal dan

eksternal, yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis (HIMJAGRI), dan

Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia

(POPMASEPI). Akhirnya, dengan segala kesyukuran, pada tahun 2017 penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya yang berjudul “Analisis

Pendapatan Petani Jagung Pulut di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano

Kabupaten Muna”.
Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian

PULAU MUNA

Kec. Napabalano

Lokasi Penelitian
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

ANALISIS PENDAPATAN PETANI JAGUNG PULUT DI DESA LAMBIKU


KECAMATAN NAPABALANO KABUPATEN MUNA

Oleh : Tisa Lorensa ( D1A13119)


Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Halu Oleo
Kuesioner Untuk Petani Jagung

Nomor ................

I. 1. Tanggal Wawancara : ..........................

2. Desa : ..........................

II. Identitas Responden

Nama : ...........................

Umur : ...........................Tahun

Pendidikan Akhir : ...........................

Pengalaman Berusahatani : ...........................Tahun

Tanggungan Keluarga : ...........................Orang

No hp : ...........................

III. Karakteristik Usahatani Jagung

1. Luas Lahan Tanaman Jagung : ............................ha

2. Produksi yang dihasilkan : ............................kg

3. Varietas Jagung yang digunakan : ............................

4. Sumber Bibit : ............................


Lanjutan Lampiran 3.

A. Pendapatan Dari Usahatani Jagung

No. Uraian Nilai (Rp/ha)


1. Penerimaan
- Jum. Produksi ....................kg
- Harga/kg .....................
Total penerimaan .....................
2. Biaya
a. Biaya tetap
- Pajak tanah ....................
- Penyusutan alat ...................
- ................ ...................
Total .....................
b. Biaya variabel
- Pupuk ................
- Tenaga kerja ................
- Benih ................
- ............ ..................
Total .................

3. Total biaya ................


4. Total pendapatan ................

B. Pekerjaan dan pendapatan Anggota Keluarga Selain Usahatani Jagung

No. Anggota keluarga Jenis pekerjaan Pendapatan


1. Suami
2. Istri
3. Anak

C. Total Pendapatan Keluarga

Uraian Jumlah pendapatan (Rp)


Pendapatan dari usahatani
Pendapatan istri dari luar usahatani keluarga
Pendapatan suami dari luar usahatani keluarga
Pemberian dari anak/keluarga lain
Pendapatan total keluarga
Lanjutan Lampiran 3.

D. Kepemilikan Modal

1) Modal yang diperlukan dalam usahatani jagung : Rp......

2) Asal modal :

- Modal sendiri: Rp..............=................%

- Pinjaman: Rp.....................=.................%

E. Penggunaan Tenaga Kerja

1. Apakah status tenaga kerja yang Bapak/Ibu pekerjakan?

a. Upahan

b. Dikerjakan sendiri (keluarga)

2. Bagaimana sistem pengupahan tenaga kerja yang Bapak/Ibu lakukan?

a. Borongan

b. Harian

3. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan usahatani jagung?

*isikan dalam tabel/kolom yang telah disediakan


Lanjutan Lampiran 3.

Jenis kegiatan Tenaga kerja


Keluarga Di luar keluarga
Jumlah Upah (Rp) Jumlah Upah (Rp)
(orang) (orang)
 Persiapan lahan :
a. Pengolahan lahan b.
Pemupukan dasar
 Penanaman
 Pemeliharaan:
a. Penyulaman
b. Pemberian air c.
Pemeliharaan
saluran
d. Pemupukan
e. Pembumbunan f.
Penyiangan
 Panen
 Pasca panen
Lampiran 4. Identitas Responden Petani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan
Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017
Jum.
Pengalaman
Nama Umur Pendidikan Tanggungan
No. Berusahatani
Responden (Tahun) (Tahun) Keluarga
(Tahun)
(Jiwa)
1 Ld. Saadi 32 6 10 5
2 La Ifu 45 12 19 3
3 Ld. Ngkane 50 6 20 4
4 La Dome 51 6 25 2
5 Ld. Pinsi 43 9 15 2
6 Laerisi 40 6 11 4
7 Maliono 35 9 9 3
8 Ld. Ngkaema 59 6 34 4
9 La Bomu 61 6 40 3
10 La Mahe 49 12 27 3
11 La Malonggo 37 9 18 2
12 Ld. Rukaida 46 6 20 2
13 La Riana 56 6 35 4
14 La Ari 50 6 30 3
15 Alimi 50 6 28 3
16 La Tona 35 9 15 4
17 La Hudia 49 6 25 2
18 La Amir 49 6 28 3
19 La jiamu 53 6 33 4
20 La Kolono 53 6 30 4
21 La Toni 30 12 8 4
22 La Ida 49 6 25 3
23 La Juna 52 6 29 4
24 La Agus 48 9 28 2
25 La Igo 59 6 30 3
26 Wa Ria 62 6 35 4
27 Arifudin 54 6 27 4
28 La Fudhe 53 6 26 4
29 La Gana 48 12 23 4
30 Ld. Munansa 58 6 32 3
31 Sarman 35 12 10 2
32 La Sina 51 6 28 4
33 La Enge 42 9 18 4
Lanjutan Lampian 4.

Jum.
Pengalaman
Nama Umur Pendidikan Tanggungan
No. Berusahatani
Responden (Tahun) (Tahun) Keluarga
(Tahun)
(Jiwa)
34 La Anto 33 6 9 2
35 Udin 49 6 25 7
36 Jeli 43 6 17 3
37 Fadhuli 53 6 29 4
38 Nasar 44 9 20 3
39 Age 47 6 25 4
40 Rukaida 49 6 28 4
41 Ld. Hasili 53 6 29 3
42 La Angko 51 6 28 4
43 Ld. Kaemudin 30 9 10 4
44 La Liadi 48 6 25 4
45 La Paludi 48 6 27 3
46 Ld. Budiman 49 6 27 3
47 Wa Uli 51 6 28 2
48 La Ege 53 6 29 4
49 La Rosi 47 6 24 2
50 La Saluhi 39 9 15 3
51 Jaenudin 37 12 13 4
52 Maisa 43 6 20 6
53 La Pena 59 6 33 4
54 Wa Kare 52 6 28 4
55 La Nade 29 9 7 2
56 Karmia 50 6 29 4
57 Wa Unsa 57 6 31 3
58 La Pehe 44 6 17 4
59 Umar 38 9 14 2
60 La Sadiman 38 9 15 3
61 Kurnia 49 12 20 4
62 Salem 31 6 8 2
63 Lalembuto 46 6 20 3
64 Salam 53 6 29 4
65 La Rape 50 6 28 4
∑ 3047 468 1467 221
Rata-rata 46,88 7,2 22,57 3,4
Lampiran 5. Karakteristik Usahatani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan
Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017

Karakteristik Usahatani
No. Responden Luas Lahan Produksi Varietas
Sumber Bibit
(Ha) (Kg) Jagung
1 2 1.800 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
2 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
3 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
4 0,5 300 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
5 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
6 1 850 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
7 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
8 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
9 1 900 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
10 1 1.250 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
11 1 850 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
12 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
13 2 1.850 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
14 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
15 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
16 1 900 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
17 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
18 2,5 2.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
19 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
20 1 900 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
21 2 1.850 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
22 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
23 1 900 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
24 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
25 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
26 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
27 2 2.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
28 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
29 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
30 1 950 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
31 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
32 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
33 1,5 1.500 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
34 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
Lanjutan Lampiran 5.

Karakteristik Usahatani
No. Responden Luas Lahan Produksi Varietas
Sumber Bibit
(Ha) (Kg) Jagung
35 1 1.250 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
36 0,5 350 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
37 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
38 2 2.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
39 2,5 2.300 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
40 1 900 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
41 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
42 1,5 1.350 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
43 0,5 400 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
44 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
45 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
46 1,5 1.400 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
47 0,5 350 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
48 1,5 1.500 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
49 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
50 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
51 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
52 2,5 2.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
53 0,5 300 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
54 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
55 1 950 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
56 0,5 350 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
57 0,5 400 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
58 2 2.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
59 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
60 0,5 400 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
61 2 1.850 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
62 1 1.000 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
63 1 1.200 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
64 2,5 2.100 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
65 1,5 1.300 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
Rata-rata 1,18 1.148,46 Pulut Hasil Panen Sebelumnya
Lampiran 6. Biaya Produksi pada Usahatani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017

Biaya Variabel Biaya Tetap


No. Luas Lahan
Pestisida Total Biaya Pajak Total Biaya Total Biaya (Rp)
Responden (Ha) TK (Rp) Alat (Rp)
(Rp) Variabel (Rp/tahun) Tetap
1 2 260.000 2.750.000 3.010.000 11.611 55.000 305.000 3.076.611
2 1 130.000 1.250.000 1.380.000 9.583 35.000 225.000 1.424.583
3 1 130.000 1.000.000 1.130.000 8.333 35.000 235.000 1.173.333
4 0,5 65.000 0 65.000 2.768 25.000 145.000 92.768
5 1 130.000 1.250.000 1.380.000 10.429 35.000 225.000 1.425.429
6 1 130.000 1.000.000 1.130.000 10.066 35.000 215.000 1.175.066
7 1 130.000 1.500.000 1.630.000 7.375 35.000 235.000 1.672.375
8 1 130.000 1.250.000 1.380.000 2.488 35.000 235.000 1.417.488
9 1 130.000 1.250.000 1.380.000 7.929 35.000 215.000 1.422.929
10 1 130.000 1.250.000 1.380.000 8.124 35.000 225.000 1.423.124
11 1 130.000 1.000.000 1.130.000 6.550 35.000 225.000 1.171.550
12 1 130.000 1.250.000 1.380.000 6.719 35.000 225.000 1.421.719
13 2 260.000 2.500.000 2.760.000 10.637 55.000 270.000 2.825.637
14 1 130.000 1.250.000 1.380.000 6.889 35.000 230.000 1.421.889
15 1 130.000 1.000.000 1.130.000 6.767 35.000 235.000 1.171.767
16 1 130.000 1.250.000 1.380.000 6.548 35.000 230.000 1.421.548
17 1 130.000 1.000.000 1.130.000 9.614 35.000 230.000 1.174.614
18 2,5 325.000 3.000.000 3.325.000 2.718 65.000 375.000 3.392.718
19 1 130.000 1.250.000 1.380.000 7.361 35.000 235.000 1.422.361
20 1 130.000 1.250.000 1.380.000 6.780 35.000 235.000 1.421.780

83
83
Lanjutan Lampiran 6.

Biaya Variabel Biaya Tetap


No. Luas Lahan Total Biaya (Rp)
Responden (Ha) Pestisida Total Biaya Pajak Total Biaya
TK (Rp) Alat (Rp)
(Rp) Variabel (Rp/tahun) Tetap
21 2 260.000 2.750.000 3.010.000 12.159 55.000 305.000 3.077.159
22 1 130.000 1.250.000 1.380.000 7.487 35.000 230.000 1.422.487
23 1 130.000 1.000.000 1.130.000 6.387 35.000 225.000 1.171.387
24 1 130.000 1.000.000 1.130.000 6.196 35.000 225.000 1.171.196
25 1 130.000 1.250.000 1.380.000 10.121 35.000 235.000 1.425.121
26 1 130.000 1.000.000 1.130.000 7.083 35.000 220.000 1.172.083
27 2 260.000 2.750.000 3.010.000 11.725 55.000 305.000 3.076.725
28 1 130.000 1.250.000 1.380.000 7.389 35.000 235.000 1.422.389
29 1 130.000 1.000.000 1.130.000 7.056 35.000 225.000 1.172.056
30 1 130.000 1.000.000 1.130.000 8.433 35.000 225.000 1.173.433
31 1 130.000 1.000.000 1.130.000 7.926 35.000 215.000 1.172.926
2 1 130.000 1.250.000 1.380.000 8.548 35.000 220.000 1.423.548
33 1,5 195.000 2.500.000 2.695.000 4.135 45.000 255.000 2.744.135
34 1 130.000 1.000.000 1.130.000 7.331 35.000 225.000 1.172.331
35 1 130.000 1.250.000 1.380.000 6.447 35.000 235.000 1.421.447
36 0,5 65.000 0 65.000 3.051 25.000 135.000 93.051
37 1 130.000 1.250.000 1.380.000 3.974 35.000 230.000 1.418.974
38 2 260.000 2.500.000 2.760.000 1.1111 55.000 300.000 2.826.111
39 2,5 325.000 3.000.000 3.325.000 6.323 65.000 385.000 3.396.323

84
84
Biaya Variabel Biaya Tetap
No. Luas Lahan Total Biaya (Rp)
Responden (Ha) Pestisida Total Biaya Pajak Total Biaya
TK (Rp) Alat (Rp)
(Rp) Variabel (Rp/tahun) Tetap
40 1 130.000 1.250.000 1.380.000 7.107 35.000 235.000 1.422.107
41 1 130.000 1.000.000 1.130.000 7.303 35.000 235.000 1.172.303
42 1,5 195.000 2.000.000 2.195.000 7.371 45.000 275.000 2.247.371
43 0,5 65.000 0 65.000 7.830 25.000 125.000 1.422.830
44 1 130.000 1.250.000 1.380.000 7.807 35.000 235.000 172.807
45 1 130.000 1.000.000 1.130.000 7.250 35.000 230.000 2.747.250
46 1,5 195.000 2.500.000 2.695.000 3.260 45.000 245.000 93.260
47 0,5 65.000 0 65.000 10.825 25.000 145.000 2.250.825
48 1,5 195.000 2.000.000 2.195.000 6.500 45.000 255.000 1.421.500
49 1 130.000 1.250.000 1.380.000 7.933 35.000 225.000 1.172.933
50 1 130.000 1.000.000 1.130.000 8.175 35.000 225.000 1.173.175
51 1 130.000 1.000.000 1.130.000 13.572 35.000 230.000 3.153.572
52 2,5 325.000 2.750.000 3.075.000 3.316 65.000 365.000 93.316
53 0,5 65.000 0 65.000 8.831 25.000 135.000 1.423.831
54 1 130.000 1.250.000 1.380.000 7.741 35.000 235.000 1.422.741
55 1 130.000 1.250.000 1.380.000 3.210 35.000 235.000 93.210
56 0,5 65.000 0 65.000 3.420 25.000 120.000 93.420
57 0,5 65.000 0 65.000 8.830 25.000 120.000 2.823.830
58 2 260.000 2.500.000 2.760.000 9.098 55.000 320.000 1.424.098
59 1 130.000 1.250.000 1.380.000 4.544 35.000 255.000 94.544
60 0,5 65.000 0 65.000 7.107 25.000 125.000 1.422.107

85
85
Biaya Variabel Biaya Tetap
No. Luas Lahan Total Biaya (Rp)
Pestisida Total Biaya Pajak Total Biaya
Responden (Ha) TK (Rp) Alat (Rp)
(Rp) Variabel (Rp/tahun) Tetap
61 2 260.000 2.500.000 2.760.000 9.511 55.000 305.000 2.824.511
62 1 130.000 1.250.000 1.380.000 8.167 35.000 235.000 1.423.167
63 1 130.000 1.000.000 1.130.000 8.814 35.000 230.000 1.173.814
64 2,5 325.000 3.000.000 3.325.000 2.717 65.000 385.000 3.392.717
65 1,5 195.000 1.750.000 1.945.000 9.269 45.000 255.000 1.999.269
∑ 76,5 9.945.000 88.000.000 97.945.000 478.618 2.505.000 15.360.000 99.928.618
Rata-rata 1,18 153.000 1.353.846,15 1.506.846 7.363 385.38,46 236.307,69 1.537.363

8686
87

Lampiran 7. Penerimaan, Total Biaya dan Pendapatan Petani Jagung di Desa


Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017

No.
Penerimaan Total Biaya Pendapatan
Responden
1 9.000.000 3.076.611 5.923.389
2 5.000.000 1.424.583 3.575.417
3 6.000.000 1.173.333 4.826.667
4 1.500.000 92.768 1.407.232
5 5.000.000 1.425.429 3.574.571
6 4.250.000 1.175.066 3.074.934
7 6.000.000 1.672.375 4.327.625
8 5.000.000 1.417.488 3.582.512
9 4.500.000 1.422.929 3.077.071
10 6.250.000 1.423.124 4.826.876
11 4.250.000 1.171.550 3.078.450
12 5.000.000 1.421.719 3.578.281
13 9.250.000 2.825.637 6.424.363
14 5.000.000 1.421.889 3.578.111
15 6.000.000 1.171.767 4.828.233
16 4.500.000 1.421.548 3.078.452
17 5.000.000 1.174.614 3.825.386
18 11.000.000 3.392.718 7.607.282
19 5.000.000 1.422.361 3.577.639
20 4.500.000 1.421.780 3.078.220
21 9.250.000 3.077.159 6.172.841
22 6.000.000 1.422.487 4.577.513
23 4.500.000 1.171.387 3.328.613
24 5.000.000 1.171.196 3.828.804
25 5.000.000 1.425.121 3.574.879
26 6.000.000 1.172.083 4.827.917
27 10.000.000 3.076.725 6.923.275
28 6.000.000 1.422.389 4.577.611
29 5.000.000 1.172.056 3.827.944
30 4.750.000 1.173.433 3.576.567
31 6.000.000 1.172.926 4.827.074
32 5.000.000 1.423.548 3.576.452
33 7.500.000 3.076.611 5.923.389
34 5.000.000 1.424.583 3.575.417
35 6.250.000 1.173.333 4.826.667
Lanjutan Lampiran 7.

No.
Penerimaan Total Biaya Pendapatan
Responden
36 1.750.000 93.051 1.656.949
37 5.000.000 1.418.974 3.581.026
38 10.000.000 2.826.111 7.173.889
39 11.500.000 3.396.323 8.103.677
40 4.500.000 1.422.107 3.077.893
41 5.000.000 1.172.303 3.827.697
42 6.750.000 2.247.371 4.502.629
43 2.000.000 94.043 1.905.957
44 5.000.000 1.422.830 3.577.170
45 5.000.000 172.807 4.827.193
46 7.000.000 2.747.250 4.252.750
47 1.750.000 93.260 1.656.740
48 7.500.000 2.250.825 5.249.175
49 5.000.000 1.421.500 3.578.500
50 6.000.000 1.172.933 4.827.067
51 5.000.000 1.173.175 3.826.825
52 11.000.000 3.153.572 7.846.428
53 1.500.000 93.316 1.406.684
54 5.000.000 1.423.831 3.576.169
55 4.750.000 1.422.741 3.327.259
56 1.750.000 93.210 1.656.790
57 2.000.000 93.420 1.906.580
58 10.000.000 2.823.830 7.176.170
59 6.000.000 1.424.098 4.575.902
60 2.000.000 94.544 1.905.456
61 9.250.000 2.824.511 6.425.489
62 5.000.000 1.423.167 3.576.833
63 6.000.000 1.173.814 4.826.186
64 10.500.000 3.392.717 7.107.283
65 6.500.000 1.999.269 4.500.731
∑ 373.250.000 99.928.618 273.321.385
Rata-rata 5.742.307,69 1.537.363 4.204.944
Lampiran 8. Nilai Penyusutan Alat Usahatani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017
Cangkul Parang Tembilang
Total Nilai
No. Nilai Nilai Lama Nilai Nilai Lama Nilai Nilai Nilai Lama Nilai
Jum. Jum. Nilai Jum Penyusutan
Resp. Awal Akhir Pakai Penyusutan Akhir Pakai Penyusutan Awal Akhir Pakai Penyusutan
(Buah) (Buah) Awal (Rp) .(Buah) (Rp)
(Rp) (Rp) (Bln) (Rp) (Rp) (Bln) (Rp) (Rp) (Rp) (Bln) (Rp)
1 2 160.000 60.000 24 4.167 3 150.000 47.000 36 2.861 2 80.000 25.000 12 4.583 11.611
2 2 170.000 65.000 20 5.250 2 120.000 50.000 30 2.333 1 40.000 20.000 10 2.000 9.583
3 2 160.000 60.000 20 5.000 2 110.000 55.000 30 1.833 1 45.000 30.000 10 1.500 8.333
4 1 80.000 60.000 18 1.111 1 55000 45.000 28 357 1 45000 32.000 10 1.300 2.768
5 2 160.000 60.000 24 4.167 2 120.000 35.000 30 2.833 2 82.000 34.000 14 3.428 10.428
6 2 160.000 60.000 24 4.167 2 120.000 53.000 34 1.970 2 80.000 25.000 14 3.928 10.065
7 2 170.000 65.000 24 4.375 2 110.000 47.000 35 1.800 1 42.000 30.000 10 1.200 7.375
8 1 85.000 65.000 20 1.000 1 60000 50.000 29 344 1 40.000 24.000 14 1.142 2.487
9 2 160.000 60.000 22 4.545 2 120.000 46.000 32 2.312 1 50.000 35.000 14 1.071 7.929
10 2 160.000 60.000 20 5.000 2 120.000 34.000 35 2.457 1 40.000 32.000 12 666 8.123
11 2 150.000 60.000 24 3.750 2 120.000 52.000 35 1.942 1 42.000 30.000 14 857 6.550
12 2 160.000 60.000 24 4.167 2 120.000 54.000 35 1.885 1 38.000 30.000 12 666 6.719
13 3 225.000 65.000 25 6.400 2 110.000 44.000 38 1.736 2 74.000 34.000 16 2.500 10.636
14 2 160.000 60.000 24 4.167 2 100.000 50.000 36 1.388 1 40.000 20.000 15 1.333 6.888
15 2 160.000 60.000 22 4.545 2 100.000 54.000 40 1.150 1 38.000 23.000 14 1.071 6.766
16 2 160.000 60.000 24 4.167 2 100.000 57.000 38 1.131 1 40.000 25.000 12 1.250 6.548
17 3 225.000 65.000 25 6.400 2 120.000 45.000 35 2.142 1 40.000 25.000 14 1.071 9.614
18 1 80.000 60.000 18 1.111 1 59.000 54.000 28 178 1 50.000 30.000 14 1.428 2.718
19 2 150.000 60.000 24 3.750 2 100.000 42.000 36 1.611 1 42.000 22000 10 2.000 7.361
20 2 160.000 60.000 24 4.167 2 100.000 55.000 33 1.363 1 40.000 25.000 12 1.250 6.780
21 3 225.000 65.000 28 5.714 2 120.000 53.000 36 1.861 2 75.000 20.000 12 4.583 12.158
22 2 160.000 60.000 25 4.000 2 120.000 49.000 39 1.820 1 42.000 22.000 12 1.666 7.487

88
89
Lanjutan Lampiran 8.
Cangkul Parang Tembilang Total Nilai
No. Nilai Lama Nilai Nilai Lama Nilai Nilai Nilai Lama Nilai
Jum. Jum. Nilai Jum. Penyusutan
Resp Awal Nilai Pakai Penyusutan Akhir Pakai Penyusutan Awal Akhir Pakai Penyusutan (Rp)
(Buah) (Buah) Awal (Rp) (Buah)
Akhir
(Rp) (Bln) (Rp) (Rp) (Bln) (Rp) (Rp) (Rp) (Bln) (Rp)
(Rp)
23 2 160.000 60.000 28 3.571 2 100.000 50.000 38 1.315 1 40.000 22.000 12 1.500 6.387
24 2 160.000 60.000 27 3.704 1 63.000 47.000 27 592 1 39.000 20.000 10 1.900 6.196
25 2 160.000 60.000 25 4.000 2 100.000 52.000 35 1.371 2 80.000 23.000 12 4.750 10.121
26 2 150.000 60.000 24 3.750 2 100.000 36.000 30 2.133 1 42.000 24.000 15 1.200 7.083
27 3 225.000 65.000 28 5.714 2 120.000 45.000 32 2.343 2 80.000 25.000 15 3.666 11.724
28 2 160.000 60.000 24 4.167 2 110.000 45.000 36 1.805 1 40.000 23.000 12 1.416 7.388
29 2 160.000 60.000 25 4.000 2 110.000 45.000 36 1.805 1 35.000 20.000 12 1.250 7.055
30 2 160.000 60.000 24 4.167 3 150.000 46.000 40 2.600 1 40.000 20.000 12 1.666 8.433
31 2 150.000 60.000 25 3.600 3 150.000 47.000 38 2.710 1 42.000 21.000 13 1.615 7.925
32 2 150.000 60.000 28 3.214 2 120.000 36.000 36 2.333 2 70.000 25.000 15 3.000 8.547
33 1 80.000 60.000 20 1.000 2 120.000 46.000 38 1.947 1 40.000 21.000 16 1.187 4.134
34 2 160.000 60.000 28 3.571 2 120.000 46.000 34 2.176 1 42.000 23.000 12 1.583 7.331
35 2 160.000 60.000 25 4.000 2 100.000 45.000 38 1.447 1 40.000 25.000 15 1.000 6.447
36 1 85.000 65.000 20 1.000 1 50.000 30.000 30 666 1 39.000 21.000 13 1.384 3.051
37 1 85.000 65.000 25 800 2 120.000 52.000 38 1.789 1 40.000 22.000 13 1.384 3.974
38 2 160.000 60.000 24 4.167 2 120.000 50.000 36 1.944 2 80.000 20.000 12 5.000 11.111
39 1 85.000 65.000 28 714 2 110.000 57.000 39 1.358 2 74.000 23.000 12 4.250 6.323
40 2 160.000 60.000 24 4.167 2 110.000 53.000 36 1.583 1 39.000 20.000 14 1.357 7.107
41 2 160.000 60.000 25 4.000 2 100.000 40.000 34 1.764 1 40.000 20.000 13 1.538 7.303
42 2 160.000 60.000 25 4.000 2 110.000 40.000 33 2.121 1 42.000 22.000 16 1.250 7.371
43 1 85.000 65.000 20 1.000 1 62.000 35.000 30 900 1 54.000 24.000 14 2.142 4.042
44 2 160.000 59.000 25 4.040 2 100.000 44.000 34 1.647 1 54.000 24.000 14 2.142 7.829

90
89
Lanjutan Lampiran 8.
Cangkul Parang Tembilang Total Nilai
No. Jum. Nilai Awal Nilai Lama Nilai Jum. Nilai Awal Nilai Lama Nilai Jum. Nilai Nilai Lama Nilai Penyusutan
Resp (Buah) (Rp) Akhir Pakai Penyusutan (Bua) (Rp) Akhir Pakai Penyusutan (Buah) Awal (Rp) Akhir Pakai Penyusutan (Rp)
(Rp) (Bln) (Rp) (Rp) (Bln) (Rp) (Rp) (Bln) (Rp)
45 2 160.000 60.000 28 3.571 2 120.000 44.000 34 2.235 1 44.000 20.000 12 2.000 7.806
46 2 160.000 59.000 28 3.607 2 120.000 48.000 36 2.000 2 55.000 32.000 14 1.642 7.250
47 1 80.000 60.000 19 1.053 1 52000 42.000 28 357 1 37.000 18.500 10 1.850 3.259
48 2 150.000 60.000 23 3.913 2 110.000 45.000 34 1.911 2 80.000 20.000 12 5.000 1.0824

49 2 150.000 62.000 22 4.000 1 60000 47.000 26 500 1 41.000 21.000 10 2.000 6.500
50 2 160.000 60.000 24 4.167 2 120.000 47.000 30 2.433 1 40.000 24.000 12 1.333 7.933
51 2 160.000 60.000 22 4.545 2 120.000 45.000 32 2.343 1 40.000 22.000 14 1.285 8.174
52 3 240.000 65.000 24 7.292 2 100.000 45.000 38 1.447 2 80.000 22.000 12 4.833 13.572
53 1 80.000 63.000 20 850 1 60.000 32.000 29 965 1 40.000 22.000 12 1.500 3.315
54 2 160.000 60.000 22 4.545 2 120.000 44.000 34 2.235 1 38.000 17.500 10 2.050 8.830
55 2 160.000 62.000 24 4.083 2 100.000 42.000 33 1.757 1 38.000 19.000 10 1.900 7.740
56 1 80.000 60.000 20 1.000 1 50.000 41.000 29 310 1 38.000 19.000 10 1.900 3.210
57 1 80.000 62.000 19 947 1 55.000 40.000 27 555 1 45.000 22.000 12 1.916 3.419
58 2 160.000 60.000 23 4.348 2 100.000 44.000 35 1.600 2 80.000 31.000 17 2.882 8.830
59 2 160.000 60.000 24 4.167 2 120.000 37.000 33 2.515 1 49.000 20.000 12 2.416 9.098
60 1 80.000 63.000 18 944 1 63.000 34.000 29 1.000 1 46.000 20.000 10 2.600 4.544
61 3 240.000 65.000 26 6.731 2 100.000 53.000 35 1.342 1 55.000 32.000 16 1.437 9.511
62 2 160.000 61.000 20 4.950 2 100.000 49.000 36 1.416 1 39.000 21.000 10 1.800 8.166
63 2 160.000 60.000 23 4.348 2 120.000 43.000 30 2.566 1 39.000 20.000 10 1.900 8.814
64 1 80.000 60.000 22 909 1 65.000 57.000 26 307 1 54.000 30.000 16 1.500 2.716
65 2 160.000 62.000 24 4.083 2 100.000 46.000 35 1.542 2 78.000 27.000 14 3.642 9.269
∑ 122 9.675.000 3.978.000 1.525 237.519,32 120 665.4000 2.983.000 2185 107.020 80 3.253.000 1.561.000 824 1.340.78 4.786.18
Rata
1,88 148.846,15 61.200,00 23,46 3.654,14 1,85 102.369,23 45.892,31 33,62 1.646,47 1,23 50.046,15 24.015,38 12,68 2.062,74 7.363
-rata

90
91
Lampiran 9. Total Pendapatan Rumahtangga dari Usahatani Jagung dan Non Usahatani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna,
Tahun 2017

Pendapatan dari Usaha Lain Pendapatan Usahatani Pemberian dari


No. Jenis Usaha Lain Total Pendapatan
(Rp/3 bulan) Jagung (Rp/musim Anak/Keluarga Lain
Responden Keluarga (Rp)
Suami Istri Suami Istri tanam) (Rp/3 bulan)
1 Berternak Tukang Batu 9.000.000 3.000.000 5.923.389 17.923.389
2 Tukang Kayu Berdagang 3.000.000 2.400.000 3.575.417 8.975.417
3 Tukang Kayu Berdagang 4.500.000 2.700.000 4.826.667 200.000 12.226.667
4 Berternak 3.000.000 1.407.232 300.000 4.707.232
5 Tukang Batu Tukang Batu 1.800.000 4.500.000 3.574.571 9.874.571
6 Menanam Sayuran 4.500.000 1.500.000 3.074.934 9.074.934
7 Tukang Kayu Bedagang 3.000.000 2.400.000 4.327.625 250.000 9.977.625
8 3.582.512 300.000 3.882.512
9 Berdagang 2.700.000 3.077.071 200.000 5.977.071
10 Tukang Kayu Berdagang 3.750.000 3.000.000 4.826.876 1.157.6876
11 Berternak Tukang Batu 7.500.000 5.100.000 3.078.450 1.567.8450
12 Berternak 6.750.000 3.578.281 10.328.281
13 Berternak Berdagang 6.000.000 2.400.000 6.424.363 14.824.363
14 Berternak 6.000.000 3.578.111 250.000 9.828.111
15 Berternak 6.000.000 4.828.233 400.000 11.228.233
16 Tukang Kayu Menanam Sayuran 4.500.000 1.200.000 3.078.452 8.778.452
17 Tukang Kayu Berdagang 3.000.000 1.500.000 3.825.386 8.325.386
18 Berternak Menanam Sayuran 6.000.000 2.100.000 7.607.282 300.000 16.007.282
19 Berdagang 2.400.000 3.577.639 5.977.639
20 Menanam Sayuran 2.100.000 3.078.220 250.000 5.428.220
21 Berternak Tukang Batu 4.500.000 4.500.000 6.172.841 15.172.841
22 Tukang Kayu 3.000.000 4.577.513 7.577.513

91
92
Lanjutan Lampiran 9.

Jenis Usaha Lain Pendapatan dari Usaha Lain Pendapatan Usahatani Pemberian dari
No. (Rp/3 bulan) Jagung (Rp/musim anak/keluarga lain Total Pendapatan
Responden Suami Istri Suami Istri tanam) (Rp/3 bulan) Keluarga (Rp)
23 Tukang Kayu Menanam Sayuran 4.500.000 1.500.000 3.328.613 200.000 7.577.513
24 Tukang Kayu 3.000.000 3.828.804 9.528.613
25 Menjahit 750.000 3.574.879 200.000 6.828.804
26 4.827.917 300.000 4.524.879
27 Berternak Berdagang 7.500.000 1.500.000 6.923.275 5.127.917
28 Berternak 6.000.000 4.577.611 15.923.275
29 Tukang Kayu 3.000.000 3.827.944 10.577.611
30 Menjahit 1.200.000 3.576.567 200.000 6.827.944
31 Tukang Batu Tukang Batu 5.400.000 3.000.000 4.827.074 4.976.567
32 Tukang Batu 4.500.000 3.576.452 1.322.7074
33 Tukang Kayu 4.500.000 5.923.389 8.076.452
34 Tukang Kayu Berdagang 3.000.000 1.500.000 3.575.417 9.255.865
35 Tukang Kayu Menanam Sayuran 3.000.000 1.500.000 4.826.667 8.327.669
36 Berternak Tukang Batu 7.500.000 3.000.000 1.656.949 9.328.553
37 Tukang Batu 4.500.000 3.581.026 400.000 1.215.6949
38 Berternak Menjahit 9.000.000 1.050.000 7.173.889 8.481.026
39 Tukang Batu Tukang Batu 4.500.000 1.500.000 8.103.677 17.223.889
40 Tukang Batu 5.400.000 3.077.893 14.103.677
41 Berternak 6.000.000 3.827.697 200.000 8.477.893
42 Tukang Kayu Berdagang 3.000.000 2.700.000 4.502.629 10.027.697
43 1.905.957 10.202.629
44 Tukang Batu Tukang Batu 5.400.000 3.000.000 3.577.170 1.905.957
45 Beternak Tukang Batu 6.000.000 4.500.000 4.827.193 11.977.170

92
93
Jenis Usaha Lain Pendapatan dari Usaha Lain Pendapatan Usahatani Pemberian dari
No. (Rp/3 bulan) Jagung (Rp/musim anak/keluarga lain Total Pendapatan
Responden Suami Istri Suami Istri tanam) (Rp/3 bulan) Keluarga (Rp)
46 Beternak Menanam Sayuran 6.000.000 1.350.000 4.252.750 11.602.750
47 Berternak 4.500.000 1.656.740 6.156.740
48 Berdagang 2.700.000 5.249.175 7.949.175
49 Tukang Kayu 3.000.000 3.578.500 6.578.500
50 Tukang Kayu 4.500.000 4.827.067 9.327.067
51 Tukang Batu Tukang Batu 5.400.000 3.000.000 3.826.825 12.226.825
52 Berternak Berdagang 6.000.000 3.000.000 7.846.428 16.846.428
53 Menanam Sayuran 1.200.000 1.406.684 200.000 2.806.684
54 3.576.169 300.000 3.876.169
55 Tukang Batu Tukang Batu 4.500.000 1.500.000 3.327.259 9.327.259
56 Berdagang 2.400.000 1.656.790 4.056.790
57 Berdagang 1.200.000 1.906.580 250.000 3.356.580
58 Tukang Kayu Berternak 3.000.000 6.900.000 7.176.170 17.076.170
59 Tukang Batu Menanam Sayuran 4.500.000 900.000 4.575.902 9.975.902
60 Berternak 7.500.000 1.905.456 9.405.456
61 Tukang Kayu Berdagang 3.000.000 3.000.000 6.425.489 12.425.489
62 Tukang batu 4.500.000 3.576.833 8.076.833
63 Berternak Tukang Batu 7.500.000 3.000.000 4.826.186 15.326.186
64 Tukang Batu 5.400.000 7.107.283 200.000 12.707.283
65 Berternak Berdagang 7.500.000 1.500.000 4.500.731 13.500.731
∑ 220.650.000 139.500.000 273.321.385 4.900.000 638.371.385
Rata-rata 3.394.615 2.146.153,85 4.204.944 75.384,62 9.821.098,47

93
94
Lampiran 10. Kontribusi Usahatani Jagung terhadap Pendapatan Rumahtangga di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun 2017

No. Kontribusi Usahatani Jagung (%)


Responden Non Usahatani (Rp/3 bulan) Usahatani Jagung (Rp/musim tanam) Total (Rp) Non Usahatani (%) Usahatani Jagung (%) Total (%)
1 12.000.000 5.923.389 17.923.389 66,95 33,05 100,0
2 5.400.000 3.575.417 8.975.417 60,16 39,84 100,0
3 7.400.000 4.826.667 12.226.667 60,52 39,48 100,0
4 3.300.000 1.407.232 4.707.232 70,10 29,90 100,0
5 6.300.000 3.574.571 9.874.571 63,80 36,20 100,0
6 6.000.000 3.074.934 9.074.934 66,12 33,88 100,0
7 5.650.000 4.327.625 9.977.625 56,63 43,37 100,0
8 300.000 3.582.512 3.882.512 7,73 92,27 100,0
9 2.900.000 3.077.071 5.977.071 48,52 51,48 100,0
10 6.750.000 4.826.876 11.576.876 58,31 41,69 100,0
11 12.600.000 3.078.450 15.678.450 80,37 19,63 100,0
12 6.750.000 3.578.281 10.328.281 65,35 34,65 100,0
13 8.400.000 6.424.363 14.824.363 56,66 43,34 100,0
14 6.250.000 3.578.111 9.828.111 63,59 36,41 100,0
15 6.400.000 4.828.233 11.228.233 57,00 43,00 100,0
16 5.700.000 3.078.452 8.778.452 64,93 35,07 100,0
17 4,500,000 3.825.386 8.325.386 54,05 45,95 100,0
18 8,400,000 7.607.282 16.007.282 52,48 47,52 100,0
19 2,400,000 3.577.639 5.977.639 40,15 59,85 100,0
20 2,350,000 3.078.220 5.428.220 43,29 56,71 100,0
21 9,000,000 6.172.841 15.172.841 59,32 40,68 100,0
22 3,000,000 4.577.513 7.577.513 39,59 60,41 100,0
23 6,200,000 3.328.613 9.528.613 65,07 34,93 100,0

94
95
Lanjutan Lampiran 10.

No. Kontribusi Usahatani Jagung (%)


Responden Non Usahatani (Rp/3 bulan) Usahatani Jagung (Rp/musum tanam) Total (Rp) Non Usahatani (%) Usahatani Jagung(%) Total (%)
24 3.000.000 3.828.804 6.828.804 43,93 56,07 100,0
25 950.000 3.574.879 4.524.879 21,00 79,00 100,0
26 300.000 4.827.917 5.127.917 5,85 94,15 100,0
27 9.000.000 6.923.275 15.923.275 56,52 43,48 100,0
28 6.000.000 4.577.611 10.577.611 56,72 43,28 100,0
29 3.000.000 3.827.944 6.827.944 43,94 56,06 100,0
30 1.400.000 3.576.567 4.976.567 28,13 71,87 100,0
31 8.400.000 4.827.074 13.227.074 63,51 36,49 100,0
32 4.500.000 3.576.452 8.076.452 55,72 44,28 100,0
33 4.500.000 5.923.389 9.255.865 48,62 51,38 100,0
34 4.500.000 3.575.417 8.327.669 54,04 45,96 100,0
35 4.500.000 4.826.667 9.328.553 48,24 51,76 100,0
36 10.500.000 1.656.949 12.156.949 86,37 13,63 100,0
37 4.900.000 3.581.026 8.481.026 57,78 42,22 100,0
38 10.050.000 7.173.889 17.223.889 58,35 41,65 100,0
39 6.000.000 8.103.677 14.103.677 42,54 57,46 100,0
40 5.400.000 3.077.893 8.477.893 63,70 36,30 100,0
41 6.200.000 3.827.697 10.027.697 61,83 38,17 100,0
42 5.700.000 4.502.629 10.202.629 55,87 44,13 100,0
43 - 1.905.957 - - 100,00 100,0
44 8.400.000 3.577.170 11.977.170 70,13 29,87 100,0
45 10.500.000 4.827.193 15.327.193 68,51 31,49 100,0

95
96
No. Kontribusi Usahatani Jagung (%)
Responden Non Usahatani (Rp/3 bulan) Usahatani Jagung (Rp/musim tanam) Total(Rp) Non Usahatani (%) Usahatani Jagung (%) Total (%)
46 7.350.000 4.252.750 11.602.750 63,35 36,65 100,0
47 4.500.000 1.656.740 6.156.740 73,09 26,91 100,0
48 2.700.000 5.249.175 7.949.175 33,97 66,03 100,0
49 3.000.000 3.578.500 6.578.500 45,60 54,40 100,0
50 4.500.000 4.827.067 9.327.067 48,25 51,75 100,0
51 8.400.000 3.826.825 12.226.825 68,70 31,30 100,0
52 9.000.000 7.846.428 16.846.428 53,42 46,58 100,0
53 1.400.000 1.406.684 2.806.684 49,88 50,12 100,0
54 300.000 3.576.169 3.876.169 7,74 92,26 100,0
55 6.000.000 3.327.259 9.327.259 64,33 35,67 100,0
56 2.400.000 1.656.790 4.056.790 59,16 40,84 100,0
57 1.450.000 1.906.580 3.356.580 43,20 56,80 100,0
58 9.900.000 7.176.170 17.076.170 57,98 42,02 100,0
59 5.400.000 4.575.902 9.975.902 54,13 45,87 100,0
60 7.500.000 1.905.456 9.405.456 79,74 20,26 100,0
61 6.000.000 6.425.489 12.425.489 48,29 51,71 100,0
62 4.500.000 3.576.833 8.076.833 55,71 44,29 100,0
63 10.500.000 4.826.186 15.326.186 68,51 31,49 100,0
64 5.600.000 7.107.283 12.707.283 44,07 55,93 100,0
65 9.000.000 4.500.731 13.500.731 66,66 33,34 100,0
∑ 365.050.000 273.321.385 636.465.428 3477,74 3022,3 6.500,0
Rata-rata 5.616.153,85 4.204.944 9.791.776 53,50 46,50 100.0

96
97
Lampiran 11. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung di Desa Lambiku Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna, Tahun
2017

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung


No. Pengalaman Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
pendapatan Umur Luas Lahan Modal (Rp)
Responden Berusahatani (HKP) Kerja (HKP)
(Tahun) (Ha)
(Tahun)
TKP TKW TKP + TKW
1 5.685.000 32 10 2 55 10 65 3.315.000
2 3.395.000 45 19 1 33 18,8 51,8 1.605.000
3 4.635.000 50 20 1 26 21,6 47,6 1.365.000
4 1.290.000 51 25 0,5 13 6,4 19,4 210.000
5 3.395.000 43 15 1 26 20,8 46,8 1.605.000
6 2.905.000 40 11 1 27 16,8 43,8 1.345.000
7 4.135.000 35 9 1 27 13,6 40,6 1.865.000
8 3.385.000 59 34 1 26 16,8 42,8 1.615.000
9 2.905.000 61 40 1 35 15,2 50,2 1.595.000
10 4.645.000 49 27 1 46 32 78 1.605.000
11 2.895.000 37 9 1 31 22,4 53,4 1.355.000
12 3.395.000 46 20 1 36 22,4 58,4 1.605.000
13 6.220.000 56 35 2 55 32,8 87,8 3.030.000
14 3.390.000 50 30 1 30 25,6 55,6 1.610.000
15 4.635.000 50 28 1 38 23,2 61,2 1.365.000
16 2.890.000 35 10 1 50 19,2 69,2 1.610.000
17 3.640.000 49 25 1 35 31,2 66,2 1.360.000

97
98
Lanjutan Lampiran 11.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung


No. Pengalaman Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
pendapatan Umur Luas Lahan
Responden Berusahatani (HKP) Kerja (HKP) Modal (Rp)
(Tahun) (Ha)
(Tahun) TKP TKW TKP + TKW
18 7.300.000 49 28 2,5 88 51,2 139,2 3.700.000
19 3.385.000 53 33 1 32 27,2 59,2 1.615.000
20 2.885.000 53 30 1 42 32,8 74,8 1.615.000
21 5.935.000 30 8 2 52 39,2 91,2 3.315.000
22 4.390.000 49 25 1 40 29,6 69,6 1.610.000
23 3.145.000 52 29 1 34 27,2 61,2 1.355.000
24 3.645.000 48 28 1 42 31,2 73,2 1.355.000
25 3.385.000 59 30 1 55 18,4 73,4 1.615.000
26 4.650.000 62 35 1 43 28,8 71,8 1.350.000
27 6.685.000 54 27 2 61 27,2 88,2 3.315.000
28 4.385.000 53 26 1 40 26,4 66,4 1.615.000
29 3.645.000 48 23 1 40 28 68 1.355.000
30 3.395.000 58 32 1 43 18,4 61,4 1.355.000
31 4.655.000 35 10 1 46 19,2 65,2 1.345.000
32 3.400.000 51 28 1 51 32,8 83,8 1.600.000
33 4.550.000 42 18 1,5 46 25,6 71,6 2.950.000
34 3.645.000 33 9 1 50 32 82 1.355.000
35 4.635.000 49 25 1 45 28,8 73,8 1.615.000

98
99
Lanjutan Lampiran 11.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung


No. Pengalaman Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
pendapatan Umur Luas Lahan
Responden Berusahatani (HKP) Kerja (HKP) Modal (Rp)
(Tahun) (Ha)
(Tahun) TKP TKW TKP + TKW
36 1.565.000 43 17 0,5 13 4,8 17,8 200.000
37 3.390.000 53 29 1 34 22,4 56,4 1.610.000
38 6.940.000 44 20 2 60 16 76 3.060.000
39 7.790.000 47 25 2,5 99 55,2 154,2 3.710.000
40 2.885.000 49 28 1 32 22,4 54,4 1.615.000
41 3.635.000 53 25 1 39 20 59 1.365.000
42 4.280.000 51 28 1,5 57 27,2 84,2 2.470.000
43 1.810.000 30 10 0,5 9 8 17 190.000
44 3.385.000 48 25 1 43 24 67 1.615.000
45 3.640.000 48 27 1 49 11,2 60,2 1.360.000
46 4.060.000 49 27 1,5 68 27,2 95,2 2.940.000
47 1.540.000 51 28 0,5 14 7,2 21,2 210.000
48 5.050.000 53 29 1,5 36 24,8 60,8 2.450.000
49 3.395.000 47 24 1 49 23,2 72,2 1.605.000
50 4.645.000 39 15 1 48 16,8 64,8 1.355.000
51 3.640.000 37 8 1 49 24,8 73,8 1.360.000
52 7.560.000 43 20 2,5 80 54,4 134,4 3.440.000
53 1.300.000 59 33 0,5 10 8 18 200.000

1099
0
Lanjutan Lampiran 11.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung


No. Pengalaman Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
pendapatan Umur Luas Lahan
Responden Berusahatani (HKP) Kerja (HKP) Modal (Rp)
(Tahun) (Ha)
(Tahun) TKP TKW
54 3.385.000 52 28 1 50 26,4 76,4 1.615.000
55 3.135.000 29 7 1 52 14,4 66,4 1.615.000
56 1.565.000 50 29 0,5 14 7,2 21,2 185.000
57 1.815.000 57 31 0,5 9 7,2 16,2 185.000
58 6.920.000 44 17 2 53 33,6 86,6 3.080.000
59 4.365.000 38 12 1 43 26,4 69,4 1.635.000
60 1.810.000 38 9 0,5 9 7,2 16,2 190.000
61 6.185.000 49 20 2 60 16 76 3.065.000
62 3.385.000 31 8 1 34 22,4 56,4 1.615.000
63 4.640.000 46 20 1 35 28,8 63,8 1.360.000
64 6.790.000 53 29 2,5 85 41,6 126,6 3.710.000
65 4.300.000 50 28 1,5 62 15,2 77,2 2.200.000
∑ 259.960.000 3047 1467 76,5 2734 1534,8 4268,8 113.305.000
Rata-rata 4014769,23 46,88 22,57 1,18 42,06 23,61 65,67 1.743.154

100
10
1
102

Lampiran 12. Hasil Uji SPSS Regresi Linear Berganda

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .920 .846 .833 6.32237E5
a. Predictors: (Constant), modal, pengalaman berusahatani, Luas lahan, tenaga keja,
Umur

b
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 1.300E14 5 2.599E13 65.023 .000
Residual 2.358E13 59 3.997E11
Total 1.535E14 64
a. Predictors: (Constant), modal, pengalaman berusahatani, Luas lahan, tenaga keja,
Umur
b. Dependent Variable: Pendapatan

a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -720225.165 945102.546 -.762 .449
Umur 67705.080 32387.615 .355 2.090 .041
Pengalaman
-69808.676 31119.808 -.384 -2.243 .029
berusahatani
Luas lahan 217681.558 258910.248 .082 .841 .404
Tenaga keja 16833.064 5732.597 .299 2.936 .005
Modal .994 .212 .595 4.698 .000
a. Dependent Variable: Pendapatan
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian

1. Kantor Desa Lambiku Kecamatan Napabalano


2. Lahan Tanaman Jagung

3. Wawancara Responden Petani Jagung


4. Hasil Panen

Anda mungkin juga menyukai