Dwi Arianda
TEKNOLOGI
HIDAYATULLAH JAKARTA
2010
SURAT PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR – BENAR HASIL KAR
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
DWI ARIANDA
RINGKASAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan
maka penelitian dan penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan terima
1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi.
2. Bapak Drs. Acep Muhib, MMA selaku ketua Program Studi Agribisnis
3. Bapak Dr. Ujang Maman, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah
i
5. Ibu Bintan Humeira, M.Si selaku dosen penguji I yang telah
6. Bapak Ir. Bambang WEN, M.Si selaku dosen penguji II yang telah
semangat dan do’a bagi penulis, serta kak Dewi yang sering membantu
11. Abang dan adikku tercinta ( Eko Julanda dan Tri Suci Miranda) yang
ditelan waktu dari sejak pembuatan skripsi hingga selesai, serta saudara
i
dan saudariku, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-
motivasi dan perhatian yang tak pernah usang ditelan waktu dari sejak
atas semua yang telah diberikan oleh ayah dan ibu untuk ananda.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
semoga Allah SWT, membalas kebaikan yang mereka berikan. Penulis banyak
i
melakukan kesalahan dan kekhilafan, baik itu disengaja ataupun tidak, sekiranya penulis mohon di
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari sistematika, bahasa m
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
v
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...........................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
16.1.Latar Belakang........................................................................1
16.2...................................................................Perumusan Masalah 4
16.3. Tujuan Penelitian...................................................................5
16.4.Ruang Lingkup Penelitian.......................................................5
16.5. Manfaat Penelitian.................................................................5
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
3.
DAFTAR LAMPIRAN
9. Dokumentasi...............................................................................................111
sektor non migas. Besarnya kesempatan kerja yang dapat diserap dan besarnya
jumlah penduduk yang masih bergantung pada sektor ini memberikan arti
1996 :1).
distribusi pangan lebih merata. Permintaan akan komoditas pangan akan terus
industri dan pakan. Disisi lain, upaya untuk meningkatkan pendapatan petani
usaha taninya.
berbagai kendala dan masalah. Kekeringan dan banjir yang tidak jarang
saing produksi, dan kelestarian lingkungan. Hal ini penting artinya dalam
pengkajian teknik penataan populasi tanaman dalam satuan luas lahan tertentu.
Teknik ini banyak dilaksanakan oleh petani Jawa yang disebut dengan sistem
tanam jajar legowo. Legowo berasal dari bahasa Jawa, yaitu lego = lega/luas
dan dowo = memanjang, artinya sistem tanam jajar dimana antara barisan
tanaman padi terdapat lorong yang kosong yang lebih lebar dan memanjang
komponen teknologi PTT yaitu pengelolaan tanaman terpadu yang terdiri dari
2
Menurut BP2TP (2009:49) bahwa sistem tanam legowo merupakan
salah satu komponen PTT pada padi sawah yang memiliki beberapa
tikus.
teknologi tersebut yaitu dari balai ke petani belum tentu akan memperoleh
keuntungan yang sama seperti hasil penelitian balai tersebut. Maka dalam
3
(1999:13) bahwa evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebuah proses yang
menafsirkan informasi atau data yang didapat sehingga dapat ditarik suatu
Tujuannya adalah jika ada kesalahan dapat segera diperbaiki sehingga dalam
penerapan teknologi legowo diperoleh hasil yang optimal. Jika hasil penelitian
balai tidak sesuai dengan yang diterapkan petani maka program dapat dialihkan
Dengan batasan pada evaluasi hasil dari tujuan penyuluhan yang diharapkan.
Kecamatan Cisauk?
4
2. Sejauh mana tingkat adopsi petani mengenai sistem legowo di
Kecamatan Cisauk?
Kecamatan Cisauk.
Kecamatan Cisauk.
penelitian ini merupakan studi kasus yang merekam banyak faktor yang harus
penyuluhan.
5
Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam perbaikan pela
Penyusun
Agar lebih memahami ilmu yang berkaitan dengan evaluasi penyuluhan pertanian baik secara te
Pembaca
Dapat memberikan manfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan referensi yan
6
BAB II
LANDASAN TEORI
proses skripsi. Dengan adanya landasan teori ini, dapat mempermudah penulis
hidup lebih sejahtera (better living) dan bermasyarakat lebih baik (better
keluarganya yang hidup di pedesaan dengan membawa dua tujuan utama yang
mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi mau, tahu dan bisa
keadaan, kebutuhan dan kepentingan, baik dari sasaran, waktu maupun tempat.
Karena sifatnya yang demikian maka penyuluhan bisa juga disebut pendidikan
mereka adalah pendidikan non formal yang praktis, mudah diterapkan dalam
economic conditions so that they can, in the long term, shape their lives
8
menurut Mubyarto (1994:55) bahwa tujuan utama penyuluh pertanian adalah
mereka. Dengan demikian BPP akan terasa manfaatnya bagi petani dan petani
pun akan menjadi pengguna aktif berbagai informasi dan kesempatan berusaha.
9
meningkat, baik pengetahuan maupun keterampilannya, keempat sebagai
para petani.
Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier dalam
AAK (1990:12) menyatakan bahwa padi berasal dari dua benua : Oryza fatua
Koenig dan Oryza Sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi
lainnya yaitu Oryza Stapfii Roschev dan Oryza Galberrima Steund berasal dari
sesuai dengan harapan maka tanaman yang akan ditanam harus sehat dan
subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan
penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan
dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman subur
oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan. Adapun menanam padi dapat
dilakukan di sawah dengan pengairan sepanjang musim dan ada juga yang
1
ditanam di tanah tegalan (tanah kering). Terdapat beberapa teknik dalam
melakukan sistem budidaya padi salah satunya dengan cara sistem legowo.
(2009:1) bahwa cara tanam jajar legowo 2:1 adalah cara tanam berselang-
seling dua baris dan satu baris dikosongkan. Cara tanam ini telah banyak
terpadu yang terdiri dari varietas unggul, persemaian, bibit muda, sistem tanam
hama penyakit, panen dan pasca panen, yang akan diuraikan dibawah ini :
1. Benih padi
1
2. Persemaian
persemaian seperti pada cara tanam padi biasa. Umur persemaian 25-30 hari.
3. Pengolahan tanah
dibuat kolam pengungsian ukuran 1x1 m dengan kedalaman 30 cm. Pada setiap
pintu pemasukan dan pengeluaran air pada setiap petakan dipasang saringan
5. Penanaman padi
Cara tanam adalah jajar legowo 2:1 atau 4:1. Pada jajar legowo 2:1,
setiap dua barisan tanam terdapat lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20
cm, tetapi jarak dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm. Pada jajar legowo 4:1.
setiap empat barisan tanam terdapat lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan
20 cm, jarak dalam barisan tengah 20 cm, tetapi jarak dalam barisan pinggir
lebih rapat yaitu 10 cm. Untuk mengatur jarak tanam digunakan caplak ukuran
mata 20 cm. Pada jajar legowo 2:1 dicaplak satu arah saja, sedangkan pada
1
6. Pengaturan air
tanaman.
7. Pemupukan
Pupuk dasar diberikan secara disebar pada satu tanam padi dengan
dosis 1/3 bagian Urea dan seluruh dosis SP-36. Pupuk susulan pertama
diberikan pada umur 15 HST (sesudah penyiangan) dan pupuk susulan kedua
8. Penyiangan
dengan Furadan 3G atau Dharmafur 34 dengan takaran 18-20 kg/ha. Hama lain
bawah ambang batas. Tetapi alangkah lebih baik pengendalian hama penyakit
Jenis ikan yang dianjurkan adalah ikan yang berwarna gelap. Penebaran
benih ikan dilakukan pada sore hari secara perlahan-lahan agar ikan tidak
1
mengalami stres akibat perubahan lingkungan. Ukuran benih yang dianjurkan
dan pengawasan hama. Pakan tambahan berupa dedak halus 250 kg/ha
diberikan secara disebar pada caren, pagi/sore hari. Lama pemeliharaan ikan
70-75 hari.
12. Panen
program atau dampak dari suatu kegiatan, Bagaimana keadaan sebelum dan
apa, juga dicari jawaban dari mengapa atau sebabnya hal-hal positif maupun
1
penyuluhan petanian merupakan evaluasi program penyuluhan pertanian guna
pertanian dapat dilakukan baik pada awal, ditengah atau pada akhir program
gambaran seberapa jauh tujuan penyuluhan pertanian tercapai. Dalam hal ini,
seberapa jauh perubahan perilaku petani dalam melakukan usaha tani, mulai
Semua ini terangkum didalam ungkapan “berusaha lebih baik dan berusaha tani
dicapai. untuk maksud tersebut dan agar evaluasi penyuluhan pertanian efisien
suatu wilayah dapat dicapai dan menafsirkan informasi atau data yang didapat
1
mengambil keputusan dan pertimbangan-pertimbangan terhadap program
menjadi tiga cakupan yaitu : evaluasi hasil, evaluasi metode, dan evaluasi saran
dan prasarana.
pengalaman masa lalu dan biasanya terbentuk dalam waktu yang lama. Oleh
pengalaman dan harapan yang serupa, maka apa yang dia katakan secara
1
2. Pendidikan : mereka yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat
orang memperoleh pengetahuan tentang inovasi itu dapat bersifat aktif maupun
dapat bersifat pasif, didasari pada pandangan bahwa orang menyadari adanya
inovasi karena kebetulan, dan orang tak akan secara aktif mencari inovasi,
bahwa pengetahuan merupakan suatu penerimaan yang cermat dari isi stimuli
sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, kecakapan dan sikap mental petani itu
sendiri. Tetapi kondisi dimana tingkat kesejahteraan hidup petani dan keadaan
1
lingkungan mereka tinggal dapat dikatakan masih menyedihkan, menyebabkan
dengan terjadinya perubahan cara berpikir, cara kerja, cara hidup, pengetahuan
dan sikap mentalnya yang lebih terarah dan lebih menguntungkan baik bagi
pemahaman seseorang tentang sesuatu yang nilainya lebih baik dan bermanfaat
dan tindakannya.
budidaya padi sistem tanam legowo dapat diketahui dengan beragam kriteria
yang terkait dengan sistem legowo, adapun beberapa kriteria yang terdapat
1
1) Petani dapat memberikan penjelasan mengenai sistem legowo.
selama musim tanam berlangsung yaitu 15 HST dan 45 HST dan sesuai
2.8. Adopsi
petani pada saat menghadapi suatu inovasi, dimana terjadi proses penerapan
suatu ide baru sejak diketahui atau didengar sampai diterapkannya ide baru
lambatnya proses adopsi akan tergantung dari sifat dinamika sasaran. Adopsi
merupakan suatu proses dimana individu atau unit berubah dari pengetahuan
1
mempertimbangkan, dan akhirnya menolak atau mempraktekkan suatu inovasi.
dalam diri seseorang harus terdapat kemauan untuk melakukan tindakan nyata
yang sistematis dan bertahap. Van den Ban dan Hawkins (1999:124)
diambil.
1. Pembaharu (innovator).
- Aktif di masyarakat.
pertanian.
2
- Lebih aktif berpartisipasi di masyarakat.
petani.
- Pendidikan kurang.
- Lebih tua.
- Pendidikan kurang.
- Lebih tua.
2
Pada tahapan petani mengadopsi sistem legowo, petani dapat mengacu
pada konsep yang diterapkan oleh BP2TP mengenai sistem legowo dengan
yang meliputi :
5) Petani dapat menggunakan tali tambang ataupun tali plastik sebagai alat
pertama dan kedua pada saat tanaman berusia 15 HST dan 45 HST.
akan lebih baik jika diterapkan secara bersama-sama oleh petani. Oleh sebab
2
itu peranan kelompok tani sangat besar dalam mendukung keberhasilan
bahwa kelompok adalah himpunan atau kesatuan individu yang hidup bersama
(1987:22) pada dasarnya kelompok tani merupakan sistem sosial, dimana suatu
kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat oleh kerjasama
oleh petani (adopters). Tetapi dalam hal inovasi, maka pihak penyuluh harus
selama ini oleh pihak petani atau belum. Menurut Rogers (1983:5) bahwa
dimana peserta menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk
mencapai pemahaman bersama, dan inovasi adalah segala sesuatu ide, cara-
cara ataupun obyek yang dipersepsikan oleh seorang sebagai sesuatu yang
baru. Menurut Hanafi (1981:26) inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang
2
an alteration in, or a synthesis of, preexistent materials, conditions, or
penerapan atau suatu hal yang dianggap baru. Dalam kegiatan penyuluhan
perubahan praktek cara-cara berusahatani dari cara lama ke cara baru, misalnya
penggunaan bibit varietas baru yang lebih baik, teknologi cara-cara bertanam,
penggunaan pupuk, alat-alat dan mesin pertanian dan sebagainya. Menurut Van
den Ban Hawkins (1999:110) suatu perilaku akan diterima dan dijalankan oleh
petani pada saat inovasi dapat membantu mereka mencapai tujuan secara lebih
efektif.
inovasi memberikan gambaran tentang lima tahap yang dilalui dalam proses
keputusan adopter dalam hal mengadopsi suatu inovasi tidak terlepas dari
ide-ide baru ialah : (1) inovasi yang (2) dikomunikasikan melalui saluran
tertentu (3) dalam jangka waktu tertentu, kepada (4) anggota suatu sistem
sosial. Unsur waktu merupakan unsur yang membedakan difusi dengan tipe
riset komunikasi lainnya. Pada hakekatnya keempat unsur difusi itu sama
2
dengan unsur pokok dalam model komunikasi pada umumnya, seperti yang
2
untuk mencoba inovasi itu secara terbatas, dan cepatnya hasil inovasi
tingkatan cara berpikir, cara kerja, cara hidup dan keterbukaan petani
terhadap hal-hal yang baru tidak sama, maka bentuk saluranpun akan
atribut).
oleh masyarakat.
2
- Anggota sistem sosial adalah populasi yang terdiri dari individu-
tertentu, yaitu :
kelompok.
dan universal, sehingga kecenderungan yang ada dalam setiap orang yang tidak
puas hanya sekadar memiliki pengetahuan yang ada dalam benak pikirannya,
realitas kehidupan, maka nampaklah arti praktis dari ilmu pengetahuan. Hal
tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharyanto, dkk
(2001) menyatakan hasil analisis menunjukkan bahwa umur dan luas lahan
2
berkorelasi negatif terhadap peluang petani mengadopsi tabela dan secara
dalam contoh diatas, antara lain merupakan intervensi yang diarahkan pada
(belief), sikap (attitude), dan niat individu (intention). Menurut Adi (2001:37)
pembangunan sosial.
suatu peristiwa. Dengan teori kita bisa berargumentasi lebih jauh mengenai
suatu objek, gagasan atau ide, bahkan tentang apa saja yang mungkin bisa
dengan pola kebudayaan yang telah ada, (b) struktur sosial masyarakat dan
2
2.11. Penelitian Terdahulu
penelitian yang dilakukan oleh Abdul Rosyid (2008) dalam penelitiannya yang
karakteristik individu petani dengan tingkat adopsi inovasi. Dalam hal ini
Selain itu peneliti juga mendapat rujukan dari penelitian yang dilakukan
Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah. Dalam hal ini alat yang digunakan
dalam penelitian adalah berupa alat peraga dan alat bantu peraga penyuluhan
meliputi (OHP), Over Head Transparantie, Video Player, flip chart, tape
2
EM4, air dan lembaran plastik. Sedangkan materi penyuluhan yang diberikan
aspek sasaran, dan hasil yang dicapai menunjukkan perbedaan yang sangat
3
legowo pada budidaya padi di Kabupaten Tangerang. Adapun karakteristik
Fokus kegiatan penelitian ini secara umum terbagi menjadi tiga bagian
legowo, seberapa tinggi tingkat adopsi petani mengenai sistem tanam legowo
memberikan batasan dalam hal (sikap petani, usia petani, pendidikan petani.
luas lahan petani, kepemilikan lahan, jumlah tanggungan keluarga tani dan
BPP Cisauk. Data yang diperoleh akan dianalisis secara kuantitatif dan
3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Adapun data primer adalah data yang diambil dari hasil
secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui perantara. Sedangkan data
yaitu :
berlangsung secara langsung antara dua orang atau lebih bertatap muka
menjadi responden.
& Rony (2005;59) sensus ialah cara pengumpulan data jika seluruh elemen
yang menyeluruh. Data yang diperoleh sebagai hasil pengolahan sensus disebut
data sebenarnya (true value) atau sering disebut parameter, yakni dengan
sistem tanam legowo dan juga termasuk dalam binaan BPP Cisauk sebagai
bagaimana isi materi penyuluhan yang berkaitan dengan budidaya padi sistem
3
3.5.2. Analisis Kuantitatif
dengan adopsi sistem tanam legowo petani padi. Untuk melihat pengetahuan
Teknik ini mempunyai kaitan erat dengan Chi Square yang digunakan untuk
Al Rasyid (2005) dalam Ating & Sambas (2006:207) bahwa tabel kontingensi
atau lebih dua variabel. Oleh karena itu, rumus yang digunakan mengandung
𝑥2
∁= √
𝑁 + 𝑥2
r k
𝑥 = ∑
2
(f0 − fh)²
∑ f
𝑖=1 j=1 h
3
Sebelum dimasukkan ke dalam perhitungan menggunakan Chi Square,
3
Tabel 2. Skor Untuk Mengukur Adopsi Inovasi Petani
sama penting, (2) lebih penting, nilai tersebut dibandingkan pada masing-
uji silang untuk pengetahuan maupun adopsi inovasi yang terdapat dalam
kuesioner peneliti. Dengan tujuan untuk melihat skor total untuk masing-
3
3.6. Uji Validitas dan Realibilitas
yang telah diuji sebelumnya. Menurut Alias Baba dalam Iskandar (2009;94)
konstruk variabel yang teliti. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian
adalah nilai yang dapat diterima dalam analisis faktor. Menurut Sugiyono
(2009:126) bila korelasi faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka
faktor tersebut merupakan construct yang kuat, dan bila harga dibawah 0,30
maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga
harus diperbaiki atau dibuang. Rumus yang digunakan untuk uji validitas
2006;194) yaitu :
nΣXY − ΣxΣy
r = √(nΣ X2 − (Σ X)2 )(nΣ y2 − (Σ y)²
Keterangan :
N = jumlah responden
3
Menurut Sudarmanto (2008;89) reliabilitas instrument menggambarkan
pada kemantapan alat ukur yang digunakan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki
reliabilitas yang tinggi atau dapat dipercaya, apabila alat ukur tersebut stabil,
Dimana :
𝑞𝑖 = 1 - 𝑃𝑖 .
0,00 - < 0,20 Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada)
3
3.7. Definisi Operasional
berikut :
5. Umur petani adalah usia hidup petani sejak dilahirkan sampai dengan
7. Status lahan adalah suatu hak kepemilikan yang dimiliki oleh petani
4
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN PROFIL BALAI
PENYULUHAN PERTANIAN
Cisauk, Desa Dangdang, Desa Suradita, Desa Sampora, Desa Cibogo, Desa
berikut :
Setu.
lahan paling luas adalah untuk lahan industri, selain itu lahan juga digunakan
untuk lahan sawah, lahan kering, perkebunan dan untuk daerah ekonomi.
Jumlah penduduk Kecamatan Cisauk 2010 adalah terdiri dari 58.046 jiwa yang terdiri dari laki-laki b
Berikut ini dijelaskan pada Tabel 5 dimana jumlah penduduk dibagi
4
Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Lapangan Kerja
No. Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 3.460 orang
2 Buruh petani 1.472 orang
3 Pedagang 1.000 orang
4 PNS 1.900 orang
5 Petani Penggarap/penyekap 1.783orang
6 Buruh industri 700 orang
7 Pertukangan 735 orang
8 ABRI 95 orang
9 Pensiunan PNS 1.700 orang
10 Purnawirawan ABRI 80 orang
11 Perangkat Desa 90 orang
12 Pengangguran 8.500 orang
13 Pengangguran tak kentara 70 orang
Total 21.585 orang
Sumber : Laporan Bulanan Umum Kecamatan Cisauk (Mei 2010:3)
4
Maka BPP Pondok Jagung dipindahkan ke daerah Cisauk yang sekarang
1. Kecamatan Cisauk.
2. Kecamatan Pagedangan.
3. Kecamatan Serpong.
diantaranya :
Kecamatan Setu).
untuk ditangani oleh BPP Cisauk, hingga dari tahun 2009-sekarang pihak BPP
1. Kecamatan Cisauk.
2. Kecamatan Pagedangan.
Adapun pada tahun 2010 ini program BPP Cisauk memiliki agenda
4
- Kegiatan penyuluhan (demonstrasi, demBul, demFarm, kunjungan
Badan Dinas.
kecamatan.
sistem tanam legowo, maka kelompok tani yang mendapatkan pelatihan dibagi
perinciannya :
4
4.3. Visi & Misi
Visi
Misi
produktivitas agribisnis.
kredibel.
akuntabel.
4
3. Memberikan rekomendasi berusahatani dan lain-lain yang lebih
mimbar saresehan.
pembangunan pertanian.
4
Untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan secara terencana dan terarah
melaksanakan usahatani.
1. Personalia
Personalia yang ada di BPP Cisauk ada sebelas orang yang mempunyai
f. 1 penyuluh pertanian .
4
g. 1 penyuluh pertanian WKPP Kecamatan Cisauk.
4
4.5. Struktur Organisasi
gambar berikut :
Koordinator BPP
Maman, Ks. SP
Sutrisno. SP
Pelnis (Pelaksana Teknis)
Sarmi
li
1) Aula : satu aula yang dilengkapi sound sistem dengan kapasitas masing
150-200 orang.
5
Musholla : satu ruang musholla dilengkapi dengan satu ruang untuk wudhu dan satu ruangan
Rumah : dua unit rumah terdiri dari : 2 kamar tidur, 2 ruang tamu, 2 dapur dan 2 kamar man
Wisma : 1 unit wisma dengan 2 kamar untuk menampung tamu, narasumber, dan penyuluh.
Kantor BPP : 1 unit kantor BPP yang terdiri 1 ruang ketua kordinator BPP, 1 ruang tamu serta
Komputer : 1 unit komputer serta 1 buat printer.
Televisi : 1 unit televisi yang terletak di ruang tamu kantor BPP Cisauk.
5
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
oleh Kabupaten Tangerang dan mempunyai potensi yang cukup bagus dalam
sebagai salah satu lembaga pemerintah yang salah satu tugasnya memberikan
satu kendala yang dihadapi adalah beragamnya tingkat pengetahuan petani dan
pengembangan usaha tani. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk membahas
adopsi sistem legowo dan hubungan antara pengetahuan dengan adopsi sistem
legowo.
berusaha tani hanya sebagai pekerjaan sampingan mereka. Adapun dalam hal
berjenis kelamin pria. Karakteristik individu petani yang diteliti terdiri dari
umur petani, tingkat pendidikan petani, pengalaman petani, jumlah tanggungan
luas lahan.
yaitu umur 28-47 tahun, 48-55 tahun, dan 56-71 tahun. Umur petani yang
menjadi responden yang paling muda adalah petani yang berusia 28 tahun
orang (42%), dan umur ini termasuk umur yang sudah tidak produktif lagi.
Dilain sisi, hanya sedikit petani dengan usia 28-47 tahun, yaitu sebanyak 14
diatas SD. Tingkat pendidikan petani pada umumnya berada pada tingkatan SD
sebanyak 32 orang (64%), dan yang tidak sekolah sebanyak 14 orang (28%).
5
berpendidikan rendah. Kemudian petani yang tingkat pendidikannya tinggi diatas SD ada sebanyak 4
Tabel 10. Distribusi Petani Menurut Tingkat Pendidikan
merata pada setiap petani, yang dibagi menjadi 3 interval. Berikut sebaran
5
Hampir seluruh responden memperoleh pengalaman dalam berusaha
tani dimulai dari lingkungan keluarga tani. Adapun dalam menjalankan usaha
budidaya padi motif petani disebabkan karena tuntutan kehidupan, tidak ada
pilihan pekerjaan lain selain bertani padi, dan menjadikan pekerjaan sampingan
selain pekerjaan utama yang mereka tekuni dan mengisi waktu kosong mereka.
petani dibagi menjadi tiga interval yang terdiri dari 3-4 orang, 5-6 orang dan 7-
Mekar, Cileutik, Makmur Mandiri dan Cisauk Girang, petani yang tergabung
dalam kelompok tani Tunas Mekar sebanyak 9 orang, petani yang tergabung
5
dalam kelompok tani Cileutik sebanyak 8 orang, petani yang tergabung dalam
dalam kelompok tani dan menghadiri kegiatan penyuluhan yaitu kelompok tani
diukur dengan banyaknya peserta tani yang berjumlah 12 orang (24%) dan
kelompok tani yang kurang aktif untuk kehadiran kegiatan penyuluhan adalah
Status kepemilikan lahan petani dibagi menjadi dua bagian yang terdiri
dari lahan garapan & lahan milik sendiri. Status lahan petani didominasi oleh
lahan garapan yang dikelola oleh petani sebanyak 27 orang (54%), sedangkan
5
milik sendiri hanya sebanyak 23 orang (46%). Sebagian kecil petani memiliki
lahan garapan dan milik sendiri sebanyak 4 orang. Berikut sebaran distribusi
diungkapkan oleh penulis diatas. Dengan status tersebut petani hanya bisa
pasrah jika suatu saat lahan mereka diambil kembali oleh pemiliknya. Selama
Luas lahan petani dibagi menjadi tiga interval yaitu terdiri dari 0,08-
0,35 Ha, 0,4-0,5 Ha, dan 0,6-2 Ha. Mayoritas lahan yang dikelola petani
(38%), sedangkan luas lahan petani yang dikelola diatas 0,6 Ha sebanyak 16
orang (32%), dan petani lainnya mengelola lahan petani dengan luasan lahan
5
Tabel 15. Distribusi Petani Menurut Luas Lahan
Luas lahan Petani Jumlah Persentase (%)
0,08 - 0,35 Ha 15 orang 30%
0,4 - 0,5 Ha 19 orang 38%
0,6 – 2 Ha 16 orang 32%
Total 50 orang 100%
Sumber : Data Hasil Olahan Penelitian
Untuk mengukur tingkat pengetahuan petani, peneliti menggunakan kuesioner dengan mengambil ru
tanam legowo 4:1, pemupukan berimbang, penggunaan bahan organik,
pengendalian hama penyakit, panen dan pasca panen. Hal tersebut digunakan
untuk mengukur seberapa jauh penyerapan petani mengenai materi yang telah
dianjurkan oleh pihak penyuluh yaitu kriteria rendah, kriteria cukup dan
sebanyak 10 orang (20%) petani berada pada tingkat kriteria tinggi mengenai
5
sistem legowo, adapun pada kriteria tersebut petani dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan dan sesuai dengan pola PTT sistem legowo yang
dengan cara disebar agar pupuknya dapat merata ke tanaman, mengetahui hama
pengganggu pada tanaman padi, pupuk urea merupakan pupuk yang mudah
larut didalam air, memberantas tikus dengan cara menggunakan klerat dan
dasar pada tanaman padi, melakukan penyiangan pada tanaman padi sebanyak
usia 14 hari setelah tanam, memberikan pupuk sebanyak 2 kali selama musim
tanaman padi saat usia tanaman padi 15 HST dan 7 orang (14%) menjawab
untuk bobot yang cukup tinggi diberikan oleh penyuluh mengenai sifat pupuk
urea sebesar 13 dan pertanyaan nomor 3 tersebut hanya dijawab oleh minoritas
petani yaitu 4 orang (8%), jika dilihat dari karakteristik petani pada kriteria
tinggi, mayoritas petani berada pada usia 48-56 tahun dan memperoleh
5
Untuk kriteria lainnya terbagi ke dalam kriteria rendah, pada tahapan
pupuk diberikan dengan cara sebar agar pupuknya merata, pupuk urea
merupakan pupuk yang mudah larut didalam air, menggunakan pupuk NPK
sebagai pupuk dasar pada tanaman padi, memberantas tikus dengan cara
pengganggu pada tanaman padi, Pada kriteria rendah mayoritas petani 4 orang
dipindahkan dari persemaian pada saat 21 hari setelah semai dan sedikitnya 1
dengan cara sebar, pertanyaan tersebut memiliki bobot tinggi yang diberikan
oleh penyuluh sebesar 14 dan 11. Jika dilihat dari karakteristik petani pada
kriteria rendah, mayoritas petani berada pada usia 48-56 tahun dan tidak
mengenai definisi dari tanam legowo, pemupukan dengan cara disebar agar
tanaman padi, pupuk urea merupakan pupuk yang mudah larut didalam air,
sekitar tanaman, menggunakan pupuk NPK sebagai pupuk dasar pada tanaman
6
padi, melakukan penyiangan pada tanaman padi sebanyak 2 kali selama musim
HST, adapun pertanyaan tersebut memiliki bobot tinggi yang diberikan oleh
kedua dilakukan pada usia 45 HST sedikitnya dijawab oleh 15 orang (30%)
petani, dan memiliki bobot rendah sebesar 5. Dengan melihat dari karakteristik
petani pada kriteria cukup, mayoritas petani berada pada usia 57-71 tahun dan
sistem legowo ternyata petani dapat menyerap materi penting yang diberikan
oleh penyuluh dengan melihat dari bobot pertanyaan tersebut yang telah
6
Tabel 16. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Petani terhadap Sistem Legowo
menerima suatu informasi baik bersifat inovasi maupun yang lain, erat
6
kaitannya terhadap pengetahuan atas hal-hal tersebut, sehingga
penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh
komunikator.
kepada anjuran penyuluh yang telah diberikan kepada petani serta pola PTT
legowo 4x1 , penggunaan alat jarak tanam (tali plastik atau tali tambang), 2-3
bibit padi per lubang tanam, usia bibit yang digunakan 21 hari setelah semai,
waktu 14 HST dan 42 HST, serta pemberian pemupukan sebanyak 2 kali pada
waktu 15 HST dan 45 HST. Hal tersebut digunakan untuk mengukur seberapa
legowo dibagi menjadi tiga kriteria yaitu kriteria rendah, kriteria cukup dan
kriteria tinggi, adapun pembagian kriteria tersebut dengan melihat bobot yang
mengenai legowo.
6
Adapun dari pembagian kriteria tersebut, mayoritas petani mengadopsi
sistem legowo pada kriteria cukup sebesar 27 orang (54%), hal tersebut
menunjukkan bahwa adopsi sistem legowo yang diberikan oleh penyuluh yang
mencakup pola PTT terdiri dari 9 perlakuan hanya 3-6 perlakuan yang
diterapkan petani, adapun beberapa hal yang diadopsi oleh petani yaitu :
melakukan pola tanam legowo dengan membuat satu baris kosong diantara
beberapa barisan tanam, menggunakan tali plastik sebagai alat garis tanam,
21 hari setelah semai, penggunaan alat jarak tanam (tali plastik atau tali
nomor 6 mengenai pola pemupukan pertama pada tanaman padi saat berumur 7
hari setelah tanam, adapun bobot perlakuan tersebut memiliki bobot tinggi
dan pertanyaan adopsi nomor 1 hanya dijawab 4 orang (8%) petani yang
menerapkan pola tanam legowo dengan membuat satu baris kosong diantara
petani pada kriteria cukup, mayoritas petani berada pada usia 48-56 tahun dan
(30%), pada tahapan ini petani hanya menerapkan 0-4 perlakuan sistem legowo
6
yang dianjurkan penyuluh, terdapat sebagian petani menerapkan 3-4 perlakuan
tetapi memiliki nilai yang rendah dalam hal penganjuran dari penyuluh
diadopsi oleh petani dalam kriteria rendah yaitu : menggunakan tali plastik
sebagai alat garis tanam, menggunakan 1 sampai 3 bibit padi perlubang tanam,
2 kali selama musim tanam berlangsung pada waktu 14 HST dan 42 HST, serta
adapun bobot perlakuan tersebut memiliki nilai tinggi yang diberikan oleh
orang (4%) petani yang menerapkan nomor 9 mengenai pupuk susulan kedua
pada waktu 45 HST dan memiliki bobot 7, adapun pada karakteristik petani
untuk kriteria rendah, mayoritas dari petani berada pada usia 57-71 tahun dan
Petani yang berada pada tingkat adopsi tinggi dalam penerapan sistem
sebanyak 7-9 perlakuan. Berikut perlakuan sistem legowo pada kriteria tersebut
melakukan pola tanam legowo dengan membuat satu baris kosong diantara
beberapa barisan tanam, menggunakan tali plastik sebagai alat garis tanam,
21 hari setelah semai, penggunaan alat jarak tanam (tali plastik atau tali
6
tambang), penyiangan dilakukan sebanyak 2 kali selama musim tanam
6 mengenai pemupukan pertama pada saat padi berumur 7 HST (hari setelah
tanam), adapun bobot perlakuan tersebut memiliki nilai tinggi yang diberikan
oleh penyuluh mengenai penerapan sistem legowo sebesar 12, dan sedikitnya 3
kandang pada lahan sebelum tanam dan memiliki bobot sebesar 8. Sedangkan
karakteristik petani untuk kriteria tinggi, mayoritas petani berada pada usia 28-
6
Tabel 20. Distribusi Petani Menurut Adopsi Sistem Legowo
Adopsi Inovasi Bobot Jumlah (orang) Persentase (%)
Rendah 0 – 23 15 30%
Cukup 24 – 47 27 54%
Tinggi 48 – 72 8 16%
Total 72 50 100
Sumber : Data Hasil Olahan Penelitian
besar berada pada tingkatan cukup. Suatu adopters akan memiliki tingkat
adopsi inovasi yang tinggi jika inovasi yang disampaikan efektif dalam
memajukan usaha tani yang berkembang dan mudah untuk diterapkan. Selain
itu inovasi yang disampaikan tidak terlampau jauh dengan kebiasaan petani
yang sudah ada. Hal ini ditujukan supaya petani tidak kesulitan dalam
memodifikasi antara kebiasaan yang sudah ada dengan inovasi yang diterima.
Van den Ban dan Hawkins (1999;124) menyatakan bahwa dalam implementasi
menyatakan bahwa ada anggota masyarakat yang memang sejak lama telah
menanti datangnya inovasi, ada anggota masyarakat yang melihat dulu kiri-
kanannya dan setelah yakin benar akan keuntungan tertentu yang bakal
diperoleh, baru mau menerima inovasi dimaksud, namun ada pula anggota
masyarakat yang sampai akhir tetap tidak mau menerima suatu inovasi.
6
5.4. Hubungan Pengetahuan Petani dengan Adopsi Sistem Legowo
Berdasarkan Tabel 21 nilai distribusi petani terhadap hubungan tingkat
17.0 menghasilkan nilai Chi Square pada data olahan sebesar 2,590 dengan df
sebesar 4 dan taraf signifikansi 0,629. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak
dengan tingkat kepercayaan 0,629 atau 62,9%. Artinya jika terjadi pengetahuan
kriteria cukup, maka berakibat pada adopsi sistem legowo yang berada pada
kriteria sedang, hal ini ditunjukkan dari 19 petani yang menerapkan sistem
6
Dengan meningkatnya pengetahuan yang dimiliki oleh petani tidak
oleh Yates (2001) dengan menyatakan A third important factor in the diffusion
research. Nevertheless, time is involved in three of the four theories that deal
Hal tersebut didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nusril,
dari penerapan sistem legowo sendiri yang masih rendah dikalangan petani,
khususnya untuk hal-hal yang memiliki bobot perlakuan tinggi yang dianjurkan
bahwa sebanyak 34 orang petani menerapkan penggunaan bibit 1-3 per lubang
tanaman dari 9 perlakuan yang dianjurkan oleh penyuluh untuk metode tanam
6
untuk melakukan pola tanam legowo dengan membuat satu baris kosong
diantara beberapa barisan tanam, hanya diterapkan oleh 11 orang petani dari 50
dari pendapat Rogers (1983:15) bahwa terdapat lima karakteristik inovasi yaitu
tersebut, kesempatan untuk mencoba inovasi itu secara terbatas, dan cepatnya
hasil inovasi itu dapat dilihat. Adapun adopsi sistem legowo jika dilihat dari
dengan sistem budidaya yang telah diterapkan selama ini, meluangkan waktu
banyak dalam hal pengawasan untuk pengaturan jarak tanam dan penanaman
benih serta memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak. Hal-hal tersebut yang
selama ini masih menjadi kendala petani untuk menerapkan sistem legowo, dan
7
program, tidak bersifat transformatif, yakni partisipasi sejak awal dalam
lapangan, petani selalu meminta bantuan, baik berupa saprodi maupun upah
tenaga kerja, dan lebih jelek lagi mayoritas petani hanya mau melaksanakan
pembaruan atau penerapan teknologi bila ada bantuan. Bila bantuan tidak lagi
dan evaluasi program WISMP, NTB-WRMP dan PISP pada 5-7 Desember
2010 Semarang bahwa petani meskipun menunjukkan hasil yang sangat nyata,
ada beberapa petani yang hanya mau melaksanakan metode tersebut, hanya
pada saat adanya pendampingan dana dari pemerintah, dengan alasan terlalu
beragamnya karakteristik petani setempat, oleh sebab itu peneliti ingin melihat
peneliti melihat rujukan dari Rosyid (2008) bahwa terdapat hubungan antara
7
Tabel 22. Distribusi Karakteristik Petani dengan Adopsi Sistem Legowo
rendah, usia lebih tua dan lahan yang mereka olah merupakan lahan garapan.
Sedangkan untuk kategori adopsi inovasi tingkat tinggi, mereka tergolong usia
lebih muda dibandingkan petani lainnya yang mengadopsi sistem legowo dan
demikian memang seringkali agak sulit untuk mengubah dirinya dengan hal-hal
baru. Seringkali mereka yang tergolong sudah lanjut usia, status sosialnya
7
Sedangkan petani yang mengadopsi sistem legowo kategori tinggi
usahatani yang lebih luas, mempunyai resiko kapital dan bersedia menanggung
resiko. Secara umum mereka menjadi orang yang pertama untuk mencoba ide
inovasi ketika program sudah selesai merupakan permasalahan lama yang terus
pembangunan.
data sekunder yang tersedia, laporan dari daerah serta program yang diusulkan
oleh daerah. Usulan daerah tidak ada bedanya dengan program yang
7
keberhasilan kinerja aparat lebih cenderung berdasarkan laporan dan
perkembangan dan apa yang terjadi di lapang. Program yang diterapkan sering
masyarakat hanya menerima dan menjalankan karena semua input diberi secara
gratis. Bila proyek selesai, perilaku dan penerapan teknologi kembali seperti
dan hasrat mencari informasi sesuai kebutuhan yang mereka rasakan. Sasaran
hasrat untuk berubah, dan mencapai kehidupan yang lebih baik, mengacu pada
membentuk motif, konsep diri, sikap dan pembentukan nilai, dimana peserta
didik memiliki hasrat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, sehingga
peserta didik dengan sendirinya akan mencari informasi, baik yang bersumber
sumber lainnya. Jika berangkat dari kebutuhan dan memiliki hasrat untuk
7
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
sistem legowo.
6.2. Saran
baik.
76
DAFTAR PUSTAKA
7
Sastraatmadja, Entang. Penyuluhan Pertanian. ( Bandung : Alumni,1986).
Suhardiyono. Penyuluhan : Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. ( Jakarta :
Erlangga. 1992).
Suharyanto. dkk. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Teknologi
Tabela di Provinsi Bali. (Penelitian). (Bali : Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Bali, 2001).
Sugiyono. Statistika Untuk penelitian. (Bandung : C.V Alfabeta, 2009).
7
Lampiran 1 : Daftar Materi SLPTT Padi Sawah 2010
Keterangan
Pengajar terdiri dari
1. Penyuluh PNS sebanyak 3 orang
2. Penyuluh THL sebanyak 6 orang
3. PELNIS sebanyak 2 orang
Lampiran 2
A) Karakteristik Petani
1) Nama :
2) Umur :
3) Luas lahan :
4) Status lahan : (a) milik sendiri, (b) sewa, (c) bagi hasil, (d) garapan
5) Nama Kelompok tani :
6) Jumlah anggota keluarga :
7) Pendidikan terakhir anda : (a) Tidak sekolah. (b) SD. (c) SMP. (d) SMA.
(e) Perguruan Tinggi. (f) Lainnya……
8) Sudah berapa tahun anda melakukan usaha tani ini ?........tahun
9) apakah bapak pernah mengetahui tentang cara tanam legowo pada padi sawah?
a) Ya b) Tidak
10) Jika ya, darimana bapak/ibu mendapat informasi tentang sistem tanam legowo?
a) Penyuluh b) TV c) Petani d) Majalah e) lainnya………
B) Kegiatan Penyuluhan
1) Dalam sebulan terakhir ini, apakah Anda pernah ikut hadir dalam penyuluhan?
a) Pernah, (b) Tidak pernah
2) Jika pernah, berapa kali anda ikut penyuluhan dalam sebulan terakhir ini?
a) 1 kali. (c) Tiga kali
b) 2 kali. (d) Lainnya...............(sebutkan)
C) Pengetahuan petani
1) Cara tanam legowo merupakan cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan
tanam yang diselingi oleh beberapa baris kosong.
B = benar S = salah
2) Bibit padi bagusnya dipindahkan dari persemaian berusia diatas 21 hari.
B = benar S = salah
3) Pupuk urea merupakan pupuk yang susah larut didalam air.
B = benar S = salah
4) Pemupukan padi lebih baik menggunakan cara sebar agar pupuknya merata.
B = benar S = salah
5) Pemupukan dasar tanaman padi lebih baik menggunakan pupuk NPK (Pupuk
Kujang) B = benar S = salah
6) Memberantas tikus dapat dilakukan dengan cara menggunakan klerat, pengasapan dan
pembersihan rumput-rumput di sekitar lubang tikus.
B = benar S = salah
7) Penyiangan tanaman padi sebaiknya dilakukan sebanyak 4 kali selama musim
tanam. B = benar S = salah
8) Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan pada saat tanaman padi berusia 23 hari setelah
tanam.
B = benar S = salah
9) Penyiangan kedua sebaiknya dilakukan saat tanaman padi berusia berusia 30 hari setelah
tanam.
B = benar S = salah
10)Tanaman padi mulai diganggu hama tikus pada usia 20 hari setelah tanam.
B = benar S = salah
11)Pemupukan pertama sebaiknya dilakukan pada saat tanaman padi berusia 25 hari setelah
tanam.
B = benar S = salah
12)Pemupukan kedua sebaiknya dilakukan pada saat tanaman padi berusia 43 hari setelah
tanam.
B = benar S = salah
13)Pengendalian wereng pada tanaman padi dapat dilakukan dengan cara disemprot dengan
pestisida (applaud 10 WP). B = benar S = salah
D) Adopsi Inovasi
1. Sewaktu anda menanam padi disawah, Apakah anda membuat beberapa baris tanam
yang diselingi oleh satu baris kosong di sawah?
Tidak Ya
2. Ketika anda menanam padi, apakah anda menggunakan tali plastik sebagai alat garis
tanam?
Tidak Ya
3. Ketika menanam padi, apakah anda menggunakan 1sampai 3 bibit padi per lubang
tanam?
Tidak Ya
4. Sewaktu menanam padi, berapa usia bibit yang anda gunakan……hari
5. Apakah anda melakukan pemupukan sebelum tanam untuk tanaman padi anda?
Tidak (langsung no. 7) Ya
6. Jika ya, apakah anda memupuk dengan menggunakan
urea? Tidak Ya
7. Sebelum ditanami padi, apakah lahan sawah diberi pupuk
kandang? Tidak Ya
8. Ketika memupuk padi di sawah, Apakah anda menyebar pupuk
tersebut? Tidak Ya (langsung no.10)
9. Jika tidak disebar, Apakah anda menggunakan cara membenamkan pupuk tersebut di
sawah?
Tidak Ya
10. Apakah anda melakukan penyiangan pertama pada tanaman padi
anda? Tidak (langsung no. 12) Ya
11. Jika ya, kapan anda melakukan penyiangan pertama pada tanaman padi anda……hari
setelah tanam
12. Apakah anda melakukan pupuk susulan pertama pada padi?
Tidak (langsung no.14) Ya
13. Jika ya, kapan pemupukan pertama diberikan pada tanaman padi anda………hari
setelah tanam
14. Apakah anda melakukan penyiangan kedua pada tanaman padi anda?
Tidak (langsung no. 16) Ya
15. Ketika anda melakukan penyiangan kedua, berapa usia tanaman padi anda..........hari
setelah tanam
16. Apakah anda melakukan pupuk susulan kedua pada padi?
Tidak Ya
17. Jika ya, kapan anda melakukan pupuk susulan kedua pada tanaman padi anda……hari
setelah tanam
Lampiran 3
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√{𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2}{𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2}
( 20 𝑥 81) − ( 12 𝑥 116)
= √{( 20 𝑥 12)– (12²)( 20 𝑥 742 )– ( 1162 )}
( 1620) − (1392)
= √{( 240)– (144)(14840 )– (13456)}
228
= √( 96)( 1384)
228
= √132864
228
= 364,5
= 0.62(𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑)
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL INDEPENDEN
Variabel Item r-hitung r-tabel Status
Metode penyuluhan sistem legowo 1 0,62 Valid
2 0,62 Valid
3 0,71 Valid
4 0,47 Valid
5 0,44 Valid
6 1,01 Valid
7 0,44 Valid
8 0,28 Invalid
9 -0,13 0,30 Invalid
*Dari 9 butir pertanyaan variabel independen yaitu metode penyuluhan sistem legowo ada 2 butir pertanyaan
yang tidak valid yaitu no.8 & 9
Deviasi Standar
742
380 − 20
𝑠2 = = 5,589
𝑡
20 − 1
𝑘 𝑠 2 − 𝛴𝑝𝑖𝑞𝑖
𝑟𝑖 = (
𝑘−1 )( )
𝑡 2
�
𝑡
9
=( 5,589 − 2,05
9 − 1) ( 5,589 )
= 0,712 (𝑟𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙)
Kuder
Variabel Keterangan
Richardson 20
Metode Penyuluhan 0,73 Reliabel
Pengetahuan 0,71 Reliabel
Adopsi Inovasi 0,71 Reliabel
Dalam hal ini relialibilitas menggunakan tabel yang digunakan oleh Guilford Emperical
Rules dalam Somantri (2006:214) sebagai berikut :
Besar 𝑟𝑥𝑦 Intepretasi
0,00 - < 0,20 Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada)
≥ 0,20 - < 0,40 Hubungan rendah
≥ 0,40 - < 0,70 Hubungan sedang/cukup
≥ 0,70 - < 0,90 Hubungan kuat/tinggi
≥ 0,90 - < 1,00 Hubungan sangat kuat/tinggi
Sumber : JP. Guilford, Fundamental Statistic in Psychology and Education
Cara tanam legowo merupakan cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan tanam yang diselingi oleh
1 beberapa baris kosong 20
2 Bibit padi dipindahkan dari persemaian pada saat usia 21 hari 13
3 Pupuk urea merupakan pupuk yang mudah larut didalam air 13
4 Pemupukan padi menggunakan cara sebar bertujuan untuk pupuk yang diberikan merata disawah 3
5 Pemupukan dasar tanaman padi menggunakan pupuk NPK (Pupuk Kujang) 3
Memberantas tikus dapat dilakukan dengan cara klerat, pengasapan dan pembersihan rumput-rumput di sekitar lubang
6 tikus 3
7 Penyiangan tanaman padi dilakukan sebanyak 2 kali selama musim tanam berlangsung 13
8 Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman padi berusia 14 hari setelah tanam. 13
9 Tanaman padi diganggu hama tikus pada usia diatas 30 hari setelah tanam 13
10 Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman padi berusia 15 hari setelah tanam. 13
11 Pemupukan kedua dilakukan saat tanaman padi berusia 45 hari setelah tanam 3
Total Skor Harapan 110
Lampiran 5