Skripsi
Diajukan untuk Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Padang
Oleh:
Dwi Ranti Oktadeli Sutia
18058013
PRODI PENDIDIKAN
SOSIOLOGI DEPARTEMEN
SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU
SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI
PADANG 2022
Dwi Ranti Oktadeli Sutia, 18058013/2018. Eksistensi Tradisi Mampaduoi
Pada Masyarakat Ternak Sapi Nagari Mungo, Kecamatan Luak,
Kabupaten Lima Puluh Kota. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Sosiolog Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Padang, 2022
i
KATA PENGANTAR
2. Kedua Orang tuaku yang sangat aku cintai, Abang dan kakak ku yang
terkasih, Kepada adik-adik ku yang tersayang, aku persembahkan karya ini
sebagai bakti dan rasa terimakasih ku yang tiada batas.
3. Bapak Dr. Eka Vidya putra, S.sos., M.Si. selaku Kepala Departemen
Sosiologi dan Ibu Erda Fitria, S.sos., M.Si. selaku Sekretaris Departemen
Sosiologi.
4. Ibu Nora Susilawati, S.Sos., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak arahan, referensi, nasehat, serta ilmu dan meluangkan
waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan ketabahan.
ii
7. Segenap civitas akademik Kampus Universitas Negeri Padang, Dosen, Staf,
Karyawan dan seluruh mahasiswa semoga tetap semangat menjalankan
aktivitas di kampus Universitas Negeri Padang
11. Dwi Ranti Oktadeli Sutia, yaitu saya sendiri, sipreman cenggeng. Terima
kasih karena sudah berjuang memutar akal menyelesaikan rasa bosan, serta
mood yang amburadul. Saya tak menyangka diri sendiri bisa sekuat ini, meski
diselingi dengan tangisan dan keluhan. Setidaknya saya bisa bertahan sejauh
ini. Untuk saya, semangat! ayo terus berusaha, berjuang dan berharap semoga
perjalanan kedepan diberikan kaki yang lebih kuat, kokoh dan tegap untuk
nelangkah sebab satu hal yang saya percaya, jangan pernah berharap lebih,
sebelum berusaha lebih karena life is journey. miss me.
Penulis menyaBerdasarkan bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
jauh Berdasarkan kesempurnaan, dalam rangka penyempurnaan isi skripsi
penulis mengharapkan sumbangan pikiran para pembaca berupa kritik dan saran
yang bermanfaat bagi yang membaca dimasa yang akan datang. Mudah-
mudahan karya yang sederhana ini akan dapat meningkatkan kualitas
pendidiakan dan kualitas sumber daya manusia dalam mencapai cita-cita dan
masa depan. Amin.
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 6
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR
Table 4. Jenis dan Jumlah Fasilitas Pendidikan pada Kenagarian Mungo ......
Mungo.......................................................
v
DAFTAR GAMBAR
vi
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tetap bertahan sampai saat ini. Eksistensi tersebut tampak pada mampaduoi
sebagai suatu bentuk bagi hasil dalam beternak sapi. Mampaduoi salah satu
contoh tradisi yang masih eksis dan bertahan sampai saat ini, artinya
keberadaan bagi hasil beternak sapi merupakan suatu warisan yang sudah
pertanian (sawah) 554 Ha, sawah tadah hujan 196 Ha, dan kolam 147 Ha
Tahun 2017 sebanyak 36.090 ekor, Tahun 2018 sebanyak 39.736 ekor,
serta di
artikel Diskominfo Kabupaten Lima Puluh Kota dalam artikel yang berjudul
‘’Terima Hibah dari BPTU, Bupati Safaruddin Dt. Bandaro Rajo Targetkan
2
Untuk Tingkatkan Populasi Sapi’’. Dimana dikatakan oleh Bupati Lima
untuk usaha peternakan sapi. Terbukti dengan populasi Sapi yang terus
(https://kominfo.limapuluhkotakab.go.id/Welcome/lihatBerita/3832).
bagi hasil dalam beternak sapi yang bermodalkan rasa percaya, sektor
peternak sapi ini juga masih bersifat lokal dan regional. Namun, pada
tujuan yang sama yaitu guna usaha pemenuhan kehidupan, dan menjadi
3
dalam Tedi, 2016) dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat yang
dan pakan yang cangih dan instan. Pada dasarnya berternak sapi secara
rasa percaya.
sebelumnya, oleh Syamsul Sanjaya dan Lina Sudarwati, Tahun 2015 dengan
judul Modal Sosial Sistem Bagi Hasil Dalam Beternak Sapi Pada
Puspita Sari Edi Saputri, Tahun 2021 dengan judul Praktik Paronan
4
di Pekon Margodadi Dusun Sumber Agung Kecamatan Sumberejo
Datar. Penelitian selanjutnyan yang dilakukan oleh Ishak, A., Ramon, E.,
2020 dengan judul Peran Modal Sosial dalam Pengembangan Ternak Sapi
maju dan berubah, namun di satu sisi nyatanya tradisi Mampaduoi masih
B. Rumusan Masalah
peternakan, seperti sistem peternakan dan pakan yang instan. Dengan adanya
penggilai
5
(pemelihara sapi) tidak merawat sapi dengan baik, pembagian bagi hasil tidak
masalahnya, yaitu: Apa Faktor tradisi mampaduoi dalam beternak sapi masih
eksis dan bertahan sampai saat ini pada masyarakat Nagari Mungo,
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
2. Manfaat Praktis
wawasan dan
6
pengetahuan terkait “Eksistensi Mampaduoi Sapi pada Masyarakat Petani
7
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
permasalahan. Unsur penelitian yang memiliki peran yang besar yaitu teori,
yang menjadi pusat perhatian agar lebih mudah dipahami dan mengerti
masyarakat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mengunakan teori
sebagai seorang yang dipaksa oleh kekuatan kultural dan sosial (Rizer,
memenuhi sebuah tujuan yang ingin dia capai. Teori pilihan rasional James
suatu tujuan atau para pelaku harus dipandang sebagai seseorang termotivasi
oleh kepentingan diri. Tujuan teori pilihan rasional ini adalah untuk
menjelaskan fenomena
8
pilihan rasionalnya yaitu aktor dan sumber daya. Aktor dan sumber daya
memiliki ini hubungan sama halnya seperti kuasa dan juga kepentingan.
tertuju pada sumber daya. Selain itu, Aktor juga diasumsikan memilih
untuk mereka secara rasional individu yaitu memilih alternatif yang akan
aktor tersebut dipengaruhi oleh lima elemen penting (Sato, 2013), yaitu:
Batasan: Batasan mempengaruhi pilihan aktor melalui dua cara yaitu (1)
meliputi
9
yang tidak dapat dipisahkan dari natasan subyektif. Dalam hal ini
(materi).
Dampak Sosial: Dampak sosial ada karena alternatif yang di pilih lebih dari
dirasakan.
dilakukan masyarakat Nagari Mungo ini dalam teori pilihan rasional oleh
tindakan yang jsdi tujuan. Dimana terdapat 2 elemen teori James Colomen
yaitu aktor yang dimaksud ialah pihak pemilik dan pemelihara sapi
sedangkan sumber dayanya ialah ternak sapi itu. Dalam hal ini mampaduoi
merupakan
1
bentuk kerjasama bagi hasil dalam ternak sapi dilakukan dan dipilih dengan
kebutuhan hidupnya. Pemilik sapi dalam hal ini bertindak secara purposif
(sumber daya) untuk dipelihara oleh pihak lain dengan imbalan yang telah
suatu sumber daya atau peristiwa, maka dalam hal ini mampaduoi
merupakan salah satu sumber daya yang bisa dimanfaatkan oleh seorang
B. Studi Relevan
Tahun 2015 dengan judul Modal Sosial Sistem Bagi Hasil Dalam
penyelesaian konflik dalam sistem bagi hasil beternak sapi atau yang
cara musyawarah keluarga atau negosiasi. Hal ini sebab para pelaku
modal sosial sistem bagi hasil dalam beternak sapi dengan modal
kepercayaan
1
(gaduh). Serta berpedaan istilah pada perjanjian bagi hasil itu sendiri
2. Penelitian yang dilakukan oleh Bintang Ayu Puspita Sari, Edi Saputri,
yang dilakukan oleh Bintang Ayu Puspita Sari Edi Saputri, berfokus
3. Penelitian yang dilakukan oleh Idri Yani Fitri, Tahun 2017, dengan
hasil
1
4. Penelitian yang dilakukan oleh Ishak, A., Ramon, E., Efendi, Z.,
Bengkulu.
perbedaannya,
1
peningkatan
terdapat permasalahan.
yang dilakukan oleh Cut Miftahul Jannah dan M. Jafar Berfokus pada
C. Definisi Konsep
1. Konsep Eksistensi
1
manusia bukan lagi apa yang ada, tapi apa yang memiliki aktualisas
saja, tetapi dibalik itu terkandung maksud baik yang bersifat pribadi,
lingkungan.
tradiri tersebut.
2. Konsep Tradisi
sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi
moyang yang sah dalam masyarakat. Dalam artian suatu tindakan atau
sebagai cara atau model terbaik selagi belum ada alternatif lain.
dan
1
3. Konsep Mampaduoi
modal tersebut yaitu 1 ekor ternak betina atau satu ekor ternak
jantan.
Berdasarkan :
4. Peternak Sapi
peternak sendiri ialah orang atau badan hukum dan atau buruh
Ternak sendiri, secara umum dapat dibagi atas dua jenis, yaitu
angsa, kalkun, dan itik. Namun, pada ternak sapi, terdiri Berdasarkan
dua jenis, yaitu sapi potong dan sapi pedaging, yang umum dilakukan
daerah pedesaan.
2
profit tinggi
D. Kerangka Berpikir
dicapai, serta visualitas tentang kerangka berfikir penelitian ini dapat dilihat
Gambar 1
Kerangka Berfikir Penelitian Eksistensi Tradisi Mampaduoi
Masyarakat Nagari Mungo
Beternak sapi
Tradisional Modern
2
masih eksis sampai saat ini. Tradisi mampaduoi ini ada karena suatu
melaksanakan mampaduoi.
2
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lima Puluh Kota. Lokasi dipilih sebagai lokasi penelitian karena Nagari
Mungo merupakan salah satu tempat pengembangan usaha sapi potong yang
21
2
yang sangat luas ke dalam satu atau beberapa hal yang spesifik (Nurdin &
Hartati, 2019). Tipe studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lebih baik atau mendalam terhadap suatu permasalahan (Nurdin & Hartati,
2019). Studi kasus intrinsik terjadi apabila kasus yang dipelajari secara
Pemilihan informan dapat didasarkan pada dua aspek yaitu teori dan
mampaduoi yang masih eksis sampai saat ini. Informan tersebut yaitu
pemilik atau pemeliharaan sapi yang. Di lain hal, untuk memperoleh data
memberikan data yang lebih lengkap. Berikut adalah daftar para informan
penelitian:
2
Table 1
Pemilik Sapi
No. Nama Usia Pekerjaan
1 Sudarjito 62 Tahun Pensiunan PNS
2 Yusneti 70 Tahun Petani
3 Prengki 34 Tahun Pedagang
4 Junaidi 60 Tahun PNS
5 Jurnalis 50 Tahun Pensiunan PNS
6 Abdul Alwis 65 Tahun Pensiunan PNS
7 H. Ref/ Erina 61 Tahun Pensiunan Pegawai PT
8 Harpin Putra PNS
Mahenda
Table 2
Pemelihara sapi
No. Nama Usia Pekerjaan
1 Afriyal Malin Saidi 35 Tahun Guru honor
2 Harmis 57 Tahun Serabutan
3 Yantarius 50 Tahun Penjaga Sekolah
4 Yani 28 Tahun Ibu Rumah tangga
5 Jasman 56 Tahun Penjaga Sekolah
6 Elviati 30 Tahun Pedagang
7 Rahma Linda Wati 39 Tahun Serabutan
8 Aldi 23 Tahun Petani
9 Muhammad Zikri 27 Tahun Penjaga Sekolah
Pratama
Tabel 3
Masyarakat Nagari
Mungo
No. Nama Usia Pekerjaan
1 Novia Ahlam Fakhira 27 Tahun Guru honor
2 Pur Purniawati 45 Tahun Ibu Rumah Tangga
3 Dasrizal 44 Tahun Serabutan
4 Nelfitra 50 Tahun Wirausaha
5 Fitria Wistari 32 Tahun Guru honor
Sumber: Data diolah langsung Juni 2022
pemilik sapi, pemelihara sapi dan masyarakat Nagari Mungo di rasa telah cukup,
karena mereka telah memberikan data dan informasi serta pendapat yang cukup
Puluh Kota.
D. Pengumpulan Data
a. Observasi
pada siang dan malam hari karena mereka sIbu dengan kepentingan
masing- masing
b. Wawancara
rupa dimana dalam hal ini pertanyaan yang diberikan tidak terstruktur
atau secara acak namun tetap mengikuti pedoman dan tujuan peneliti.
bagi hasil dalam beternak sapi di Nagari Mungo secara tatap muka
c. Studi Dokumen
baik oleh Wali Nagari dan masyarakat Nagari Mungo. Selain itu,
2
E. Keabsahan Data
yang akurat. Dalam penelitian ini pertanyaan yang sama diajukan kepada
a) Triangulasi sumber
yang sama dan data yang berbeda untuk dianalisis lebih lanjut.
b. Triangulasi teknik
dengan cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik
c. Triangulasi waktu
F. Analisis Data
uraian dasar (Nurdin & Hartati, 2019). Dalam penelitian ini peneliti
Pola analisis interaktif Miles & Huberman (1984:23) itu, dapat dilihat
a. Reduksi Data
adanya pencatatan secara teliti dan rinci. Data tersebut perlu segera
b. Penyajian Data
melihat apa yang sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau
c. Penarikan Kesimpulan
Pengumpulan Pengumpulan
Data Data
Reduksi
Data
Penarikan
Kesimpulan
sebatang kayu yang bernama kayu andaleh, setiap kayu itu berbunga,
luak Begak Tanjung Bungo, oleh sebab karena bunga itulah maka
orang tua sepakat memberi nama nagari dengan nama Bungo, sesuai
andaleh karena kayu yang bernama kayu andaleh tumbuh disitu maka
33
3
2. Kondisi Geografis
Gambar 3
pertanian (sawah) 554 Ha, sawah tadah hujan 196 Ha, dan kolam 147
Taram
3. Kondisi Demografis
Gambar 2
Diagram Pie Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah Penduduk
Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 3.
Diagram Pie Usia Harapan Hidup
Mungo didominasi oleh usia produktif, yaitu pada usia 15-65 tahun
oleh anak hingga remaja, pada usia 0-15 tahun.dan untuk usia 65
4. Kondisi pendidikan
data berikut:
Table 4
Kondisi Pendidikan Pada Kenagarian Mungo
No Jenjang pendidikan Jumlah
1 Taman Kanak-kanak -
2 Sekolah Dasar/sederajat 1340 orang
3 SMP 1169 orang
4 SMA/SMU 1730 orang
5 Akademi/D1-D3 151 orang
6 Sarjana 351 orang
7 Pascasarjana 9 orang
8 Tidak Lulus 1910 Orang
(Sumber:Profil Nagari Mungo Tahun 2021)
Berdasarkan data di atas kondisi pendidikan Nagari Mungo
Table 5
Jenis dan Jumlah Fasilitas Pendidikan pada Nagari Mungo
No Fasilitas Pendidikan Jumlah
1 Taman Kanak-kanak/ PAUD 7 Unit
2 Sekolah Dasar 7 Unit
3 Sekolah Menengah Kejuruan 1 Unit
(Sumber: Profil Nagari Mungo Tahun 2021)
Kejuruan.
5. Kondisi ekonomi
tablenya:
3
Table 6
Mata Pencaharian pada Nagari Mungo
No. Mata Pencaharian Jumlah
1 Karyawan 168 orang
b. Pegawai Negeri Sipil i. orang
c. TNI/ Polri 212 orang
d. Swasta 536 orang
2 Wiraswasta/pePedagang 937 orang
3 Petani 315 orang
4 Buruh 385 orang
5 Pensiunan 72 orang
6 Peternak 25 orang
7 Jasa 0 orang
8 Pengrajin 0 orang
9 Pekerja Seni 0 orang
10 Lainnya 0 orang
11 Tidak bekerja/ Pengangguran 2204 orang
(Sumber: Profil Nagari Mungo Tahun 2021)
hidup. Serta dari data di atas terdapat 2.204 orang yang tidak bekerja
atau pengangguran.
6. Agama
beragama Islam.
4
Nagari Mungo, maka ada yang menganut agama lain seperti Protestan
sebagai berikut:
ternak sapi di Nagari Mungo tidak terlepas dari usaha ternak rakyat atau
menguntungkan bagi para pihak adalah saat ternak sapi betina sudah
4
menghasilkan anak dan saat ternak sapi jantan dalam kondisi layak
dan 2 kaki untuk pemeliharaan ternak sapi. Dan apa bila sapi ini
untuk dikawinkan.
beliau, yakni:
Rp.2.500.000+Rp.3.500.000+Rp.9.250.000+Rp.10.000.000
= Rp.25.250.000 (hasil mampaduoi yang di dapat)
(wawancara juni 2022)
ternak
4
Artinya:
uang hasil penjualan sapi Rp. 1.000.000., dalam hal ini ibu
sapi. Dalam hal ini modal yang diserahkan sudah berupa sapi
tertulis antara kedua belah pihak, dan , tidak ada batas waktu
dengan baik.
merawat sapi tetapi tidak mampu untuk membeli (A stiti, 2018). Hal inilah
yang kemudian
4
Kecurangan ini seperti sapi dijual sapi tanpa meminta izin pemilik sapi, atau
sapi. Selain itu, juga sering terjadi kelalaian yang dilakukan oleh pemelihara
kerjasama tradisi mampaduoi sapi ini. Masyarakat Nagari Mungo masih saja
bertahan, yaitu:
pokok mereka.
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ibu Yusneti (69
pemelihara sapi Bapak Afriyal (35 tahun seorang Guru Honor) selaku
Artinya:
ada modal uang untuk membeli sapi dan memiliki lahan rumput untuk
pakan sapi. Menurutnya dari pada uang yang ia miliki disimpan saja,
membuat anaknya juga ikut tertarik dalam mampaduoi ternak sapi ini.
ternak sapi di SMK PP Negeri Padang Mengatas pada tahun 2015 lalu,
sebagainya.
Artinya:
infoman Yani (30 Tahun, ibu rumah tangga) mngenai waktu dan
bahwa:
Artinya:
mengatakan:
Artinya:
bernama Ibu Harmis (56 Tahun bekerja serabutan, istri alm. Pensiunan
Gambar 6
Rumah Saudara Ibu Harmis Rumah Ibu Harmis
‘’… ama ko jando kak, alm. laki ama karajonya guru. Ama
idup maarokan pensiunan alm.laki. kalua diituang gaji
pensiunan tu indak cukuik untuak maiduikan duo urang anak
ama yang sadang sakolah katiko itu. SaTahun satalah laki
ama maningga, ama ditawari manggilai sapi dusanak, katiko
itu ama karajonya sarabutan manarimo tawaran dunsanak
tu. Kini alah masuak Tahun ka sambilan ama dipacayo
manggilai sapi dunsana ko. Alhamdulillah iduik ama
samanjak tu mulai mambayiak, 2 urang anak ama alah tamat
sakolah SMK (Sekolah Meneggah Kejuruan) dan
alhamdulillahnya kak, dulu ama tingga sarumah jo adiak
ama, kini ama alah bisa mambanggun rumah surang’’.
Artinya:
“… Saya adalah seorang janda, alm. suami saya bekerja
sebagai guru. Saya hidup mengharapkan pensiunan suami
saya. Jika di hitung gaji pensiunan suami saya tidak cukup
untuk menghidupi dua orang anak saya yang sekolah saat itu.
SeTahun setelah suami saya meninggal saya ditawari untuk
memelihara sapi orang (sapi saudara), saat itu saya yang
bekerja serabutan menerima tawaran itu demi memenuhi
kebutuhan hidup. Saat ini sudah masuk Tahun ke 9 saya
diberi kepercayaan untuk memelihara sapi orang ini.
Alhamdulillah kehidupan saya saat ini mulai membaik, 2
orang anak saya sudah tamat jenjang sekolah SMK (Sekolah
Menengah Kejuruan) dan alhmadulillah saya yang
sebelumnya yang
6
kebutuhan.
berupa nilai- nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi. Rasa
keuntungan bersama.
perjanjian kerjasama ini dilakukan hanya melalui lisan saja, agar tidak
yang yang di kenal atau terpercaya. Akibat perjanjian secara lisan itu
dan tidak adanya bukti tertulis, tidak dapat dipungkiri kerjasama ini
pemelihara sapinya.
Sudarwati, 2015)
6
Rasa saling percaya antara pemilik sapi dan pemelihara sapi timbul
observasi yang dilakukan oleh pemilik sapi kepada orang yang akan di
tahun seorang guru honor) pemelihara sapi yang di ajak teman lama
Artinya:
yakni:
6
“…. Kalau karajo tetap ndk ado apak do kk, apo nan bisa di
karajoan apak kakok, jadi kuli rombongan jadih, mayabik
disawah urang jadih, apopunlah nan pasti lai halal. Kalau
mampaduoi ko, apak manggilai sapi urang syukur
alhamdullilahnya urang tuh lai pacayo ka apak. Dek
manggilai sapi ko paliang ndk ado arok pitih apak, tau lah
akk bara lamo ka mandapek’’
Artinya:
“… kalua pekerjaan tetap atau yang pasti Bapak tidak ada.
Kalua dek apak apa yang bisa dikerjakan Bapak kerjakan
asalkan itu halal. Alhamdulillah Bapak bisa di percaya orang
untuk melakukan mampaduoi ini . sebab memelihara sapi ini
Bapak bisa mendapatkan pemasukan’’ (wawancara juni
2022)
berikutnya oleh Bapak Hendri Jaya (59 tahun seorang PNS/ guru)
saling memberi dan menerima. Harus ada timbal balik yang seimbang
Artinya:
Artinya:
dengan perjanjian hasil usaha dibagi dua antara pemilik dan peternak
sapi
Ibu Yani (41 Tahun seorang ibu rumah) pemelihara sapi, yang
berkata bahwa
6
Artinya:
Artinya:
‘’… mengenai norma yang pasti tidak ada, norma tersirat tapi
tidak tersurat hal ini namanya hukum adat, contohnya
mampaduoi yang berlandaskan kepercayaan dalam
pelaksanaannya harus di jaga. Jangan sampa sapi pemilik di
jual tanpa ada kesepakatan’’ (wawancara Mei 2022)
yakni:
Artinya:
sebab menjadi identitas ciri khas masyarakat. Hal ini selaras dengan
Mampaduoi yang
7
akan dapat menjadi karakter bagi suatu daerah tersebut. Seperti halnya
kerabat.
pada ternak sapi yang masih eksistensi dan bertahan sampai saat ini. Melihat
fokus utama dalam teori ini, aktor akan memilih alternatif yang dia yakini
membawa hasil sosial yang memiliki preferensi atau nilai dan kepuasan di
dicapai dari ternak sapi sebagi sumberdaya. Dan untuk mengetahui apakah
apakah pilihan aktor tersebut rasional perlu tahu apa keuntungan/ rewarding
dan beban/ cost yang didapat dalam mampaduoi ini. Dalam penentuan
sistem norma dimana norma yang muncul dari tindakan yang dilakukan
sejumlah
7
mengingat adanya stigma di era modernisasi ini segala hal dilakukan secara
instan atau modern. Dalam pilihan individu ini tentunya karena adanya
ada sebab faktor ekonomi yaitu uang (materi) karena inilah mampaduoi
memaksimalkan kepuasan yang ingin dicapai. Dan untuk mengerti apakah pilihan
aktor merupakan rasional, perlu diketahui apa yang menjadi keuntungan/ rewarding
dan beban/ cost. Actorlah yang berperan dalam menetukan pilihan rasionalnya
dan memilih mampaduoi hal ini yang membuat mampaduoi masih eksis dan
tidak berjalan selalu baik. Namun, ini merupakan salah satu alternative
pilihannya.
7
melali mampaduoi karena dirasa memiliki manfaat yang banyak. Hal ini
satu sama lain dan juga harus ada dukungan satu sama lain sehingga
inilah sesuatu yang akan menjadikan mampaduoi ada dan eksis sampai
saat ini.
sapi. Oleh sebab itu, pemilik dan pemelihara sapi harus menerapkan
norma yang ada walaupun tidak tertulis, sebab memiliki sanksi jika
akan tetap bertahan dan eksis. Maka aktor yaitu pemilik dan pemelihara sapi
memilih mampaduoi sebagai alternative dengan memanfaatkan sumber daya yaitu
ternak sapi untuk melakukan investasi jangka panjang atau menyimpan nilai asset
melali mampaduoi karena dirasa memiliki manfaat yang banyak. hal ini yang
dijadikannya
7
sapi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang menjadi penyebab eksistensi tradisi mampaduoi ternak sapi di Nagari Mungo,
Kecamatan Luak, Kabupaten, Lima Puluh Kota, adalah sebagai berikut Mampaduoi
Investasi jangka panjang bagi pemilik sapi: mampaduoi dijadikan tempat investasi
jangka panjang untuk memnyimpan asset dengan sederhana dan tradisional (3)
sekolah anak, memperbaiki rumah, dan lainnya. (4) Rasa Percaya PadaTradisi
modal untamanya adalah rasa saling percaya yang selalu dijaga (5) Norma dan
Nilai dalam mampaduoi: mampaduoi memiliki norma yang tidak tertulis namun
harus ditaati dan memiliki nilai-nilai yang harus diterapkan (6) Tradisi Turun
Temurun: mampaduoi merupakan suatu sistem kerjasama yang sudah ada sejak
semenjak BPTU Padang Menngatas eksis ditingkat nasional serta semenjak ada
79
Dan Tradisi mampaduoi ini masih ada dan bertahan sebab masih sangat
fungsional dalam kehidupan masyarakat Nagari Mungo. Hal ini senada dengan
teori pilihan rasional tampak jelas dalam gagasan dasarnya bahwa tindakan
perseorangan mengarah pada suatu tujuan dan tujuan tersebut adalah tindakan
yang ditentukan oleh nilai atau preferensi (pilihan). Hal ini sejalan dengan tradisi
mampaduoi dimana pemilik modal dan pemelihara modal sebagai aktor memilih
kebutuhan mereka. Ternak sapi sebagai sumber daya alternatif yang dipilih aktor
80
8
1. Saran
nilai ekonomi, sosial dan budaya yang patut untuk dipertahankan. Karena
ataupun kelompok sebab adanya unsur saling percaya yang harus selalu
dijaga.
perkembangan zaman, karena banyak cara yang kurang baik dipilih di era
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI
EKSISTENSI TRADISI MAMPADUOI PADA MASYARAKAT
PETERNAK SAPI NAGARI MUNGO, KECAMATAN LUAK,
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
Identitas Informan
Nama :
Jenis Kelamin :
Tanggal Wawancara :
Waktu Wawancara :
Daftar informan
Pemilik sapi Bentuk pelaksanaan tradisi Saparan
Dan Daftar pertanyaan:
Pemelihara sapi 1. Bagaimana bentuk pelaksanaan
mampaduoi di Nagari Mungo?
2. Apakah bentuk praktik mampaduoi selalu
seperti itu? atau sudah mengalami
perubahan?
3. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan
mampaduoi?
4. Bagaimana bentuk bagi hasil mampaduoi
di Nagari Mungo