Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.4.1 PEMADATAN
3.4.1.1 Maksud
Pengujian pemadatan dimaksudkan untuk mendapatkan kadar air
optimum dan berat isi kering maksimum pada suatu proses pemadatan.

3.4.1.2 Landasan Teori


Pemadatan adalah usaha secara mekanik untuk merapatkan butir-butir
tanah. Pemadatan dilakukan untuk mengurangi volume tanah, mengurangi volume
pori namun tidak mengurangi volume butir tanah. Derajat kepadatan tanah diukur
dari berat volume keringnya. Berat volume maksimum yaitu berat volume dengan
tanpa rongga udara atau berat volume tanah maksimum pada saat kondisi jenuh.
(JRSDD, Edisi September 2016). Pemadatan tanah di laboratorium dimaksudkan
untuk menentukan kadar air optimum dan kepadatan kering maksimum. Kadar air
dan kepadatan maksimum ini dapat digunakan untuk menentukan syarat yang harus
dicapai pada pekerjaan pemadatan tanah di lapangan (SNI 1742:2008).
Pemadatan tanah dilakukan untuk meningkatkan kerapatan tanah
dengan menggunakan energi mekanis guna menghasilkan kemampampatan partikel
tanah dengan tujuan meningkatkan geser tanah dan mengurangi kompresibilitas
tanah. Untuk suatu jenis tanah yang dipadatkan dengan daya pemadatan tertentu,
kepadatan yang dicapai tergantung pada banyaknya air (kadar air) tanah tersebut.
Besarnya kepadatan tanah, biasanya dinyatakan dalam nilai berat isi keringnya
( γ d ) . Apabila tanah dipadatkan dengan adanya pemadatan yang tetap pada kadar
air yang bervarias, maka pada nilai kadar air tertentu akan tercapai kepadatan
maksimum ( γ d max ). (Pengaruh pemadatan, Candra Irawan, 2010)
Lapisan jenis pemadatan tertentu, kepadatan yang tercapai tergantung pada
kadar air yang terkandung di dalam tanah, jika kadar air di dalam tanah kecil, maka
tanah akan sulit untuk di dapatkan. Jika kadar air di dalam tanah ditambah maka
tanah akan mudah didapatkan karena air berfungsi sebagai pelumas. Kondisi kadar
air yang tinggi menyebabkan tingkat kepadatan rendah karena air yang terjebak di
dalam tanah akan sulit dikeluarkan (Hendri Komara, 2012).
213
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.4.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan pemadatan adalah sebagai
berikut.
1. Modified proctor mold 7. Sekop
2. Modified proctor hammer 8. Trowel
3. Extruder mold 9. Straight edge
4. Square pan 10. Rubber mallet
5. Tin box 11. Steel wire brush
6. Graduated cylinder 12. Saringan No.4

7 8
1
6

2 11
4
3 10 5

9
12

Gambar 3.27 Alat-alat Kompaksi

Keterangan Gambar:
1. Palu pemadatan modified 7. Pelat pendorong modified
2. Palu pemadatan standard 8. Pelat pendorong standard
3. Mold Ø 6” 9. Handel dongkrak
4. Mold Ø 4” 10. Dongkrak
5. Tiang extruder 11. Collar Ø 6”
6. Pisau pemotong 12. Alas mold

214
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.4.1.4 Prosedur Percobaan


Prosedur persiapan sampel dan percobaan pemadatan adalah sebagai
berikut.
1. Menyiapkan sampel tanah yang tersedia setelah itu menjemur tanah sampai
kering udara atau mengeringkan dalam oven pada suhu 60o.
2. Menghancurkan gumpalan tanah dengan menggunakan palu karet, lalu
menyaring dengan menggunakan saringan No.4.
3. Menentukan kadar air yang terdapat di tanah tersebut dengan menggunakan
speedy test.
4. Menyiapkan sampel tanah yang sudah disaring dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Menyiapkan 1 buah sampel tanah seberat 3 kg untuk mold 4” atau 7 kg
untuk mold 6”, jika sampel yang digunakan merupakan butiran yang tidak
mudah pecah dan contoh tanah yang mudah menyerap air (tanah butir
kasar yang bersifat keras). Lalu memasukkan ke dalam kantong plastik.
b. Menyiapkan paling sedikit 5 buah sampel tanah masing-masing seberat 2,5
kg untuk mold 4” atau 5 kg untuk mold 6”, jika sampel yang digunakan
merupakan butiran yang mudah pecah (tanah butir kasar yang bersifat
lunak seperti batu pasir dan batu kapur serta lanau) dan contoh tanah yang
tidak mudah menyerap air (tanah berbutir halus seperti lempung). Setelah
itu memasukkan dalam kantong plastik.
5. Mengambil sampel tanah, kemudian menambahkan air, mengaduknya sampai
merata. Menambahkan air dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tambahkanlah air dilakukan secara bertahap untuk sampel tanah dengan
butiran yang tidak mudah pecah dan contoh tanah yang mudah menyerap
air. Pada tahap awal, penambahan air diatur sedemikian rupa (10 ml)
sehingga kadar airnya 6% di bawah kadar air optimum. Setelah didapat
campuran tanah tersebut, menentukan kadar airnya dengan perhitungan
sebagai berikut:

215
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

 B  100 
D C B
 A 
Penambahan air tahap berikutnya dilakukan setelah memadatan dan
memecahan kembali benda uji. Perbedaan kadar air pada masing-masing
tahap sekitar 3%.
b. Menambahkan air untuk butiran contoh tanah yang mudah pecah apabila
dipadatkan dan contoh tanah yang tidak mudah menyerap air diatur
sedemikian rupa (10 ml untuk sampel dengan kadar air 6% di bawah kadar
air optimum), sehingga 1 contoh mempunyai kadar air mendekati kadar air
optimum, 2 contoh di bawah optimum, dan 2 contoh lainnya di atas
optimum. Setelah mendapat campuran tanah tersebut, menentukan kadar
airnya dengan perhitungan sebagai berikut:

 B  100 
D C B
 A 
6. Menghitung penambahan air yang diperlukan untuk membuat sampel tanah
dengan kadar air lainnya dengan rumus:

 DB 
C  A
 100  B 
Di mana:
D : kadar air yang dicari (%)
C : penambahan air (ml)
B : kadar air semula (%)
A : berat tanah (g)
7. Mengisi data tersebut pada formulir kolom tengah kemudian isi kolom-kolom
samping kiri dan kanan untuk kadar air 3% dan 6% di atas kadar air optimum
serta 3% dan 6% di bawah kadar air optimum.
8. Melakukan penambahan air sesuai perhitungan lalu menyimpan sampel tanah
tersebut dalam plastik selama 24 jam agar didapatkan sampel dengan kadar air
yang benar-benar merata.

216
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

9. Menimbang mold berikut alasnya dengan timbangan ketelitian 1 g serta ukur


diameter dalam dan tingginya. Kemudian memberi tanda mold tersebut dengan
spidol agar tidak tertukar.
10. Memasang collar lalu mengencangkan dan menempatkan pada tumpuan yang
kokoh.
11. Mengambil sampel tanah yang telah dipersiapkan tadi untuk dipadatkan.
Mengisikan ke dalam mold sampai 1/3 tinggi mold. Setelah itu menumbuk
dengan modified proctor hammer sebanyak 25 kali tumbukan secara merata.
Mengulangi langkah tersebut hingga mencapai 3 lapisan.
12. Melakukan hal yang sama seperti lapisan pertama untuk lapisan kedua dan
lapisan ketiga sehingga lapisan ketiga mengisi sebagian collar.
13. Melepaskan collar dan meratakan kelebihan tanah pada mold dengan
menggunakan straight edge (pisau perata) sampai betul-betul rata dengan
permukaan mold.
14. Mengisi rongga-rongga yang terbentuk dengan tanah bekas potongan sehingga
didapatkan permukaan yang merata.
15. Menimbang mold yang berisi benda uji dan alasnya dengan ketelitian 1 g.
16. Mengeluarkan sampel tanah dari mold dengan menggunakan extruder mold
dan mengambil 1 buah sampel di bagian intinya untuk diperiksa kadar airnya.
17. Melakukan hal yang sama untuk sampel ke-2, 3 dan seterusnya sampai
mendapatkan 5 data pemadatan.
18. Melakukan modified proctor pada percobaan pemadatan adalah sebagai
berikut.
a. Cara modified proctor bisa juga menggunakan mold dengan diameter 4”
atau 6” dan palu pemadatan sebesar 10 lb.
b. Jumlah lapisan per-mold adalah 5 lapis.
c. Jumlah tumbukan per lapis untuk 4” adalah 25 kali tumbukan, dan untuk
mold 6” adalah 65 kali tumbukan.
d. Prosedur percobaan sama dengan pemadatan standar.

217
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

19. Kadar air yang sesuai dengan berat isi maksimum ini adalah kadar air optimum
dan harus dicatat dengan ketelitian 0,5%. Menggambar garis jenuh (zero air
void line), setelah diketahui w optimum berat isi kering maksimum dengan
rumus berikut.
(Gs)( γw )
ZAVL  100%
(100  (w  Gs))
Di mana:
Gs : berat jenis tanah (%)
γ w : berat jenis air (g/cm3)
W : kadar air (%)
Grafik pemadatan tidak boleh memotong garis jenuh (zero air void line)
dan pada harga kadar air yang tertinggi menjadi sejajar dengan garis jenuh tersebut.

3.4.1.5 Perhitungan
Pehitungan percobaan pemadatan dilakukan dengan menggunakan
perhitungan sebagai berikut:
1. Perhitungan penambahan air pada percobaan pemadatan pada sampel 0%
sebagai berikut.
a. Penambahan air (  6%) = 10,000 ml
b. Berat tanah basah (A) = 2500,000 g
c. Kadar air mula (B) = 43,111 %
 DB 
d. Penambahan air (C) =  B
 100  B 
 43,683  43,111 
=   2500 ,000
 100  43,111 
= 10,000 ml
 B  100 
e. Kadar air akhir (D) = C B
 A 
43,111  100
= 10,000   43,111  6
2500,000

218
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

= 43,683 %
2. Perhitungan pemeriksaan kadar air dan ZAVL setelah percobaan pemadatan
sampel 0% sebagai berikut.
a. Berat jenis tanah (Gs) = 2,736 %
b. Berat jenis air ( γw ) = 1,000 g/cm3
c. Berat air = (berat tin box  tanah basah) 
(berat tin box  tanah kering )
= (67,020  49,660)
= 17,360 g
d. Berat tanah kering = (berat tin box  tanah kering ) 
(berat tin box)
= (49,660  9,610)
= 40,050 g
berat air
e. Kadar air (w) setelah pemadatan =  100 %
berat tanah kering
17,360
=  100
40,050
= 43,346 %
(Gs)(w)
f. ZAVL =  100%
(100  ( w  Gs))
(2,736  1,000)
=  100
(100  (43,346  2,736))

= 1,252 g/cm 3

219
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3. Perhitungan pemeriksaan berat isi kering pada percobaan pemadatan sampel


0% sebagai berikut.
a. Berat tanah basah = (berat tanah basah + cetakan) 
(berat cetakan)
= (4843,000  3404,000)
= 1439,000 g
1
b. Isi cetakan =  π  d2  t
4
1
= 4 × 3,14 × 10,1292 × 11,632

= 937,297 cm3
Berat tana h basah
c. Berat isi basah =
Isi cetakan
1439,000
=
937,297

= 1,535 cm3
berat isi basah
d. Berat isi kering =  100
100  kadar air
1,535
=  100
100  43,683

= 1,069 g/cm 3

220
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.4.1.6 Hasil Pemeriksaan


Berdasarkan percobaan pemadatan yang dilakukan melalui google
meet. Pemeriksaan pemadatan dilakukan berdasarkan prosedur yang telah
ditetapkan pada Modul Praktikum Mekanika Tanah 2021, dengan mengacu pada
SNI 1742:2008 tentang Cara Uji Kepadatan Ringan untuk Tanah dan 1743:2008:
tentang Cara Uji Kepadatan Berat untuk Tanah. Hasil pemeriksaan dapat dilihat di
Tabel 3.41.

221
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Pemadatan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 24 Maret 2021

Tabel 3.36 Hasil Penambahan Air


Jenis kadar air
Parameter
-6% -3% Optimum +3% +6%
Berat tanah
(g) 2500,000 2500,000 2500,000 2500,000 2500,000
basah
Kadar air mula (%) 43,111 43,111 43,111 43,111 43,111
Kadar air akhir (%) 43,683 46,683 49,683 52,683 55,683
Penambahan air (ml) 10,000 62,407 114,814 167,221 219,627

Tabel 3.37 Hasil Pemeriksaan Kadar Air


Hasil
No. Parameter
-6% -3% 0% 3% 6%
1 Berat tin box (g) 9,610 11,670 11,620 9,510 11,310
2 Berat tin box + tanah basah (g) 67,020 69,160 44,460 67,370 67,030
3 Berat tin box + tanah kering (g) 49,660 51,240 33,960 47,960 47,540
4 Berat air (g) 17,360 17,920 10,500 19,410 19,490
5 Berat tanah kering (g) 40,050 39,570 22,340 38,450 36,230
6 Kadar air (%) 43,346 45,287 47,001 50,481 53,795
3
7 ZAVL (g/cm ) 1,252 1,222 1,197 1,149 1,107

222
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Pemadatan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 24 Maret 2021

Tabel 3.38 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Kering


Nilai
No. Parameter
-6% -3% 0% 3% 6%
1 Berat cetakan (g) 3404,000 3404,000 3404,000 3404,000 3404,000
Berat tanah basah
2 (g) 4843,000 4968,000 5005,000 4974,000 4938,000
+ cetakan
3 Berat tanah basah (g) 1439,000 1564,000 1601,000 1570,000 1534,000
4 Isi cetakan (cm3) 937,297 937,297 937,297 937,297 937,297
5 Berat isi basah (g/cm3) 1,535 1,669 1,708 1,675 1,637
6 Berat isi kering (g/cm3) 1,069 1,138 1,141 1,097 1,051

223
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur

Lampiran Surat : Dikerjakan : Kelompok 3


Pekerjaan : Pemadatan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 24 Maret 2021

1,300
Berat Isi Kering (g/cm2

1,200

1,100

1,000

0,900

0,800

0,700

0,600
40,000 42,000 44,000 46,000 48,000 50,000 52,000 54,000 56,000
Kadar Air (%)

Gambar 3.28 Grafik Pemeriksaan Pemadatan

224
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.4.1.7 Kesimpulan dan Analisis


Pemadatan dilakukan terhadap 5 sampel yang masing-masing sebanyak
2500,000 g. Tanah yang digunakan adalah tanah lolos saringan No.4 dengan kadar
air awal 43,111 %. Berdasarkan Gambar 3.26 dapat disimpulkan bahwa kadar air
optimum yang didapat adalah 43,346 % pada sampel optimum dengan berat isi
kering maksimum sebesar 1,069 g/cm 3 . Berdasarkan grafik ZAVL antara kadar air
dengan berat isi kering memperlihatkan bahwa kurva kadar air tidak memotong
kurva pemadatan. Sesuai dengan standar uji SNI 03-1742-2008 dan SNI 03-1743-
2008 hal ini menjelaskan bahwa rongga udara tidak keluar 100% dari tanah.

225
Kelompok 3 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen32 halaman
    Bab 4
    Bilian Putu Lisanto
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen26 halaman
    Bab 5
    Bilian Putu Lisanto
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Bilian Putu Lisanto
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen4 halaman
    Bab 2
    Bilian Putu Lisanto
    Belum ada peringkat
  • Berat Jenis Tanah Revisian 5
    Berat Jenis Tanah Revisian 5
    Dokumen10 halaman
    Berat Jenis Tanah Revisian 5
    Bilian Putu Lisanto
    Belum ada peringkat