Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

2.4 PEMERIKSAAN AGREGAT KASAR


2.4.1 Percobaan Analisis Saringan Agregat Kasar
2.4.1.1 Maksud
Percobaan analisis saringan agregat kasar dilakukan untuk mengetahui
ukuran butiran dan gradasi agregat dari yang kasar hingga yang halus serta untuk
keperluan desain campuran beton serta tingkat kehalusannya yang dinyatakan
dalam modulus kehalusan.

2.4.1.2 Landasan Teori


Analisis saringan agregat adalah suatu percobaan analisis yang digunakan
untuk menentukan persentase berat butiran agregat yang lolos dalam suatu set
saringan, yang angka persentase perolehannya digambarkan pada grafik
pembagian butir. Ukuran nominal maksimum agregat adalah ukuran saringan
maksimum agregat adalah ukuran saringan yang terbesar dimana diatas saringan
tersebut terdapat sebagian agregat yang tertahan. Analisis saringan agregat dibagi
menjadi dua, yaitu analisis saringan agregat halus dan analisis saringan agregat
kasar. Syarat untuk suatu agregat kasar adalah tertahan saringan No. 4 (SNI 03-
1968- 1990).

Ukuran butiran tanah ditentukan dengan menyaring sejumlah tanah


melalui seperangkat saringan yang disusun dengan lubang yang paling besar
berada paling atas dan makin kebawah makin kecil. Jumlah tanah yang tertahan
pada saringan tersebut disebut salah satu dari ukuran butir sampel tanah. Berat
tanah yang tertahan ditiap saringan dihitung beratnya dan persentase kumulatif
dari berat tanah yang melewati tiap saringan dihitung beratnya (Farhan 2014).

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

2.4.1.3 Peralatan
Percobaan analisis saringan agregat kasar diperlukan beberapa alat-alat
dalam membantu pekerjaan agar lebih efektif, antara lain :
1. Sieve shaker
1 1 3 1 3
2 2 1 2
2. Saringan 3 ”, ”, 2 ”, ”, 1”, 4 ”, 2 ”, 8 ”, No. 4
3. Pan dan cover
4. Timbangan
5. Oven

2.4.1.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan yang harus dilakukan pada percobaan
analisis saringan agregat kasar adalah sebagai berikut :
1. Mengambil contoh agregat halus dan kasar sebanyak ± 1000 gram.
Setelah itu, mengambil sampel agregat halus dan kasar
menggunakan sample splitter atau quartering method.
2. Memasukkan contoh sampel agregat ke dalam oven pada
suhu 110oC ± 5oC selama 24 jam atau sampai berat
agregatnya tetap.
3. Menimbang berat masing-masing saringan.
4. Menyusun saringan pada sieve shaker dengan susunan
saringan yang terbesar hingga yang terkecil lalu letakkan pan
dibawahnya.
5. Memasukkan agregat ke dalam saringan, kemudian menutup
bagian atas saringan dan mengguncangkannya selama 15
menit.
6. Membiarkan selama 5 menit untuk memberi kesempatan
supaya debu-debu dapat mengendap.

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

7. Membuka saringan lalu menimbang berat masing-masing


saringan beserta dengan isinya.
8. Menghitung berat masing-masing agregat yang tertahan di
dalam saringan.

2.4.1.5 Data Percobaan


Data yang didapat dari percobaan analisis saringan
agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 2.01.
Tabel 2.01 Data Percobaan Analisis Saringan Agregat Kasar

Berat contoh kering = 1006,5 gram


Berat Berat Saringan
Nomor
Saringan + Tertahan
Saringan
(gram) (gram)
3"
580,600 580,600
(76,20 mm)
2½"
574,100 574,100
(63,50 mm)
2"
584,100 584,100
(50,80 mm)
1½"
637,200 637,200
(38,10 mm)
1"
607,600 607,600
(25,40 mm)
¾"
539,900 763,100
(19,05 mm)
½"
561,800 1161,200
(12,50 mm)
3/8"
521,900 674,600
(9,53 mm)
No.4
424,800 438,500
(4,75 mm)
Pan 442,000 459,500

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

2.4.1.6 Perhitungan
Perhitungan untuk sempel yang terdapat pada saringan
nomor ½" adalah sebagai berikut.
Berat tertahan = (berat saringan + tertahan) −

berat saringan
= 1161.200- 561.800
= 599.400 gram

Jumlah berat tertahan = berat tertahan di saringan ½"+


jumlah berat
tertahan pada saringan ¾"
= 599.400 + 223.200
= 822.600
jumlah berat tertahan
×100,000%
Persentase kumulatif tertahan = berat contoh kering
822. 600
×100%
= 1006,500
= 81.728 %

Persentase kumulatif lolos = 100,000%  persentase tertahan

= 100,000%  81.728 %

= 18.272 %

Modulus kehalusan =

Jumlah persentase kumulatif tertahan tanpa pan


100,000
708 .642
= 100,000

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

= 7.086
Berat per fraksi = Berat tertahan saringan 1" + Berat
tertahan
3
Saringan 4 "
= 0 + 223.200
= 223.200 gram
Berat per fraksi
×100 ,000%
Persentase persebaran = Jumlah berat per fraksi
223 .200
×100 , 000 %
= 1006 .500
= 22.176

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN


KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan,
Ciracas, Jakarta Timur

Tabel 2.02 Hasil Perhitungan Percobaan Analisis Saringan Agregat Kasar

PEMERIKSAAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT KASAR


Berat contoh kering = 1006,5 gram
Berat Berat Berat Jumlah Persentase Kumulatif
Saringa Saringan Tertahan Berat
Nomor
n + (gram) Tertahan Tertahan Lolos
Saringan
(gram) Tertahan (gram)
(gram) (%) (%)

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

3"
(76,20 580,600 580,600 0 0 0 100
mm)
2½"
(63,50 574,100 574,100 0 0 0 100
mm)
2"
(50,80 584,100 584,100 0 0 0 100
mm)
1½"
(38,10 637,200 637,200 0 0 0 100
mm)
1"
(25,40 607,600 607,600 0 0 0 100
mm)
¾"
(19,05 539,900 763,100 223,200 223,200 22,176 77,824
mm)
½"
(12,50 561,800 1161,200 599,400 822,600 81,728 18,272
mm)
3/8"
521,900 674,600 152,700 975,300 96,900 3,100
(9,53 mm)
No.4
424,800 438,500 13,700 989,000 98,261 1,739
(4,75 mm)
Pan 442,000 459,500 17,500 1006,500 100,000 0

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN


KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan,
Ciracas, Jakarta Timur

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

Tabel 2.03 Hasil Perhitungan Modulus Kehalusan Agregat Kasar


MODULUS KEHALUSAN AGREGAT KASAR
Berat Kumulatif Berat Persentase Kumulatif
Nomor Saringan Tertahan tertahan (gram) tertahan (%)
(gram)
1½" (38,10 mm) 0 0 0
¾" (19,05 mm) 223,200 223,200 22,176
3/8" (9,53 mm) 752,100 975,300 96,900
No.4 (4,75 mm) 13,700 989,000 98,261
No.8 (2,36 mm) 0 989,000 98,261
No.16 (1,18 mm) 0 989,000 98,261
No.30 (0,60 mm) 0 989,000 98,261
No.50 (0,30 mm) 0 989,000 98,261
No.100 (0,15 mm) 0 989,000 98,261
Pan 17,500 1006,500 100,000

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN


KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan,


Ciracas, Jakarta Timur

Tabel 2.04 Persebaran Ukuran Butir Agregat Kasar


PERSEBARAN UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR
Nomor Fraksi Berat Berat per Persentase
Saringan (cm) Tertahan(cm) Fraksi (gram) Persebaran
3"
0
(76,20 mm)
2½"
0
(63,50 mm)
2>4 cm 0 0
2"
0
(50,80 mm)
1½"
0
(38,10 mm)
1"
0
(25,40 mm)
2-4 cm 223,200 22,176
¾"
223,200
(19,05 mm)
½"
599,400
(12,50 mm)
1-2 cm 752,100 74,724
3/8"
152,700
(9,53 mm)
No.4
0,480-1 cm 13,700 13,700 1,361
(4,75 mm)
Pan <0,480 cm 17,500 17,500 1,739
Jumlah 1006,500 100

2.4.1.7 Kesimpulan

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

Pada percobaan analisis saringan agregat kasar yang telah


dilakukan, maka data yang diperoleh nilai persentase agregat
kasar yang lolos pada saringan 3" sebesar 100,000%, saringan
1
2 2 " sebesar 100,000%, saringan 2" sebesar 100,000%,
1
1
saringan 2 " sebesar 100,000%, saringan 1" sebesar
3 1
100.000%, saringan 4 " sebesar 77.824%, saringan 2 " sebesar
3
18,272%, saringan 8 " sebesar 3,100%, dan saringan No. 4
sebesar 1,739%. Berdasarkan hasil perhitungan Modulus
Kehalusan Agregat Kasar didapatkan nilai modulus kehalusan
sebesar 7,086. Berat per fraksi adalah 223,200 gram dan
presentasi persebarannya adalah 22,176

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

2.4.2 Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar


2.4.2.1 Maksud
Percobaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar yang
telah dilakukan untuk mengetahui berat jenis agregat kasar dan
kemampuannya menyerap air.

2.4.2.2 Landasan Teori


Berat jenis adalah suatu nilai perbandingan antara massa dan volume dari
bahan yang kita uji. Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan
campuran beton dengan agregat. Campuran beton ditinjau berdasarkan
perbandingan berat, karena lebih teliti dibandingkan dengan perbandingan
volume. Data berat spesifik dari butiran tanah (bagian padat) sering dibutuhkan
dalam bermacam-macam keperluan perhitungan mekanika tanah, data-data
tersebut dapat ditentukan secara akurat dengan mengujinya di laboratorium
Penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk menyerap
air. Jumlah rongga atau pori yang didapat pada agregat disebut porositas.
Percobaan berat jenis dan penyerapan agregat digunakan untuk menentukan
banyaknya pori agregat sejak dini, sebelum menjadi beton yang sesuai dengan
perencanaan.
Agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah adonan
beton yang lebih banyak karena banyak kadar air yang terserap. Hal tersebut akan
mengakibatkan mutu beton menjadi tidak tahan lama. Maka dari itu percobaan
berat jenis dan penyerapan agregat kasar adalah percobaan yang membutuhkan
konsentrasi tinggi, dikarenakan di dalam percobaan ini suatu mutu bangunan yang
akan direncanakan akan terlihat tingkat kekuatanya

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

2.4.2.3 Peralatan
Di dalam percobaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar
dibutuhkan alat-alat yang menunjang suatu pekerjaan, antara lain :
1. Dunagan test set
2. Saringan No. 4
3. Oven
4. Cawan

2.4.2.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang harus dilakukan dalam percobaan berat
jenis dan penyerapan agregat kasar adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan benda uji yang tertahan pada saringan No. 4 (±
5.000 gram).
2. Mencuci benda uji tersebut, kemudian mengeringkannya di
dalam oven pada suhu 100 ºC ± 10 ºC selama 24 jam.
3. Mendinginkan benda uji dalam ruang terbuka sehingga
suhunya sama dengan suhu ruangan kemudian merendam
dalam air selama 24 jam.
4. Membuang air bekas rendaman, kemudian meletakan
agregat diatas kain agar menyerap air. Mengeringkan
masing-masing agregat hingga mendapatkan keadaan jenuh
kering permukaan (Satured Surface Dry).
5. Menimbang agregat yang sudah jenuh kering permukaan (A).

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

6. Segera memasukan ke dalam keranjang dunagan kemudian


mencelupkan ke dalam container berisi air. Kemudian
menggoyang-goyangkan keranjang di dalam air untuk
mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang
terperangkap.
7. Menimbang berat agregat di dalam air (B).
8. Mengeringkan agregat dalam oven selama 24 jam pada suhu
100 ºC ± 10 ºC, setelah didinginkan, kemudian menimbang
berat keringnya (C).

2.4.2.5 Data Percobaan


Data hasil pada percobaan berat jenis dan penyerapan
agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 2.05.

Tabel 2.05 Data Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat


Kasar
PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

Nomor sampel Rata-


Parameter
I II Rata
Berat contoh jenuh kering permukaan 3784,00 4938,00
4361,000
(gram) 0 0
Berat contoh dalam air 2229,00 2896,00
2562,500
(gram) 0 0
Berat contoh kering 3576,00 4638,00
4107,000
(gram) 0 0

2.4.2.6 Perhitungan
Perhitungan percobaan berat jenis dan penyerapan

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

agregat kasar yang berasal dari sample ke-1 adalah sebagai


berikut.
C
Bulk specific gravity = A−B
3576,000
= 3784 ,000−2229 ,000
= 2,299
A
Bulk specific gravity (SSD) = A−B
3784 ,000
= 3784 ,000−2229 ,000

= 3,369

C
Apparent specific gravity = C−B
3576 ,000
= 3576 ,000−2229 ,000
= 2,598
A−C
×100,000%
Absorption = C
3784 ,000−3576 ,000
×100 , 000 %
= 3576 ,000
= 5,81%
Di mana:
A : berat contoh kering permukaan (SSD) (gram)
B : berat contoh dalam air (gram)
C : berat contoh kering (setelah di oven) (gram)

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN


KONSTRUKSI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Kelapa Dua Wetan, Kelapa Dua Wetan,
Ciracas, Jakarta Timur

Tabel 2.06 Hasil Perhitungan Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat
Kasar

Nomor sampel
Parameter Rata-Rata
I II
4938.00
3784.000 4361.000
Berat contoh jenuh kering permukaan (gram) 0
2896.00
2229.000 2562.500
Berat contoh dalam air (gram) 0

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

4638.00
3576.000 4107.000
Berat contoh kering (gram) 0
Bulk spesific gravity 2.299 2.270 2.285
Bulk spesific gravity (SSD) 2.433 2.410 2.422
Apparent spesific gravity 2.598 2.660 2.629
Absorption/penyerapan (%) 5.810 6.460 6.135

2.4.2.7 Kesimpulan
Dari data pada percobaan berat jenis dan penyerapan
agregat kasar yang telah dilakukan dan semua percobaan yang
telah dilewati, maka diperolehlah nilai bulk specific gravity
sebesar 2,299, bulk specific gravity (SSD) sebesar 2,433, apparent
specific gravity sebesar 2,598, dan absorption (penyerapan)
sebesar 5.810%. Percobaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar sudah
dilkukan berdasarkan standar acuan yang digunakan SNI 1970:2008.

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

2.4.3 Percobaan Bobot Isi dan Rongga Udara Agregat Kasar


2.4.3.1 Maksud
Percobaan bobot isi agregat kasar dilakukan untuk
menentukan bobot isi serta rongga udara agregat di dalam
kondisi lepas dan padat.

2.4.3.2 Landasan Teori

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

Bobot isi adalah menyamakan suatu kondisi berat mineral dan volume.
Pengujian bobot isi pada agregat berguna untuk mengkonversi dari satuan berat ke
satuan volume. Pemeriksaan volume ini erat hubungannya dengan suatu rencana
biaya yang tersedia di dalam membuat suatu konstruksi yang dikehendaki (SNI
03-4804-1998).
Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam agregat mencangkup
perhitungan berat isi dalam kondisi padat dan lepas. Berat volume padat yaitu
berat yang dalam pengujiannya dilakukan pemadatan terlebih dahulu. Berat
volume lepas yaitu berat yang dalam pengujiannya tidak dilakukan pemadatan
(Sandi 2018).
Berat isi atau disebut juga sebagai berat satuan agregat adalah rasio antara
berat agregat dengan isi atau volume dan Rongga udara dalam satuan volume
agregat adalah ruang di antara butir-butir agregat yang tidak diisi oleh partikel
yang padat. Berat isi agregat diperlukan dalam perhitungan bahan campuran
beton, apabila jumlah bahan ditakar dengan ukuran volume. Berat isi agregat
adalah berat agregat persatuan isi.

2.4.3.3 Peralatan
Di dalam percobaan bobot isi dan rongga udara agregat dibutuhkan
alat-alat yang menunjang suatu pekerjaan, antara lain :
1. Oven
2. Timbangan
3. Batang pemadat Ø 16 mm
4. Container (mold 6")

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

5. Meja getar
6. Mistar perata
7. Jangka sorong
8. Sekop

2.4.3.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang harus dilakukan pada percobaan bobot isi lepas dan rongga
udara agregat kasar adalah sebagai berikut :
1. Menimbang berat container (B) yang telah diketahui volumenya (V).
2. Mengambil sampel agregat dan mengeringkan agregat di dalam oven hingga
beratnya tetap. Kemudian mengambil sampel dapat dilakukan dengan
menggunakan cara sample splitter atau menggunakan cara quartering
method.
3. Memasukan agregat dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir dari
ketinggian 5 cm di atas container dengan menggunakan sendok/sekop sampai
penuh.
4. Meratakan permukaan container dengan mistar perata.
5. Menimbang berat container + isi (C).

Prosedur yang harus dilakukan pada percobaan bobot isi


padat dan rongga udara agregat kasar adalah sebagai berikut.
1. Menimbang berat container (B) yang telah diketahui
volumenya (V).
2. Mengambil sampel agregat dan mengeringkan agregat di
dalam oven hingga beratnya tetap. Kemudian mengambil

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

sampel dapat dilakukan dengan menggunakan cara sample


splitter atau menggunakan quartering method.
3. Memasukan agregat ke dalam container ± sepertiga bagian
lapisan pertama lalu menumbuk dengan batang pemadat
sebanyak 25 kali.
4. Mengulangi hal yang sama untuk lapis kedua.
5. Memasukkan campuran agregat kasar sehingga melebihi
permukaan atas container lalu menumbuk sebanyak 25 kali
untuk lapis terakhir.
6. Meletakkan di atas meja penggetar lalu memasang
penjepitnya.
7. Menghidupkan motor penggerak selama 5 menit hingga
mencapai kepadatan.
8. Mengisi kembali bagian permukaan yang berlubang dengan
agregat lalu meratakan permukaannya dengan mistar perata.
9. Menimbang container berikut isinya (C).

2.4.3.5 Data Percobaan


Data hasil pada percobaan berat jenis dan penyerapan
agregat kasar dapat dilihat pada Tabel 2.07.
Berat Jenis (Kering) = 3,576
Absorpsi = 5,810
Tabel 2.07 Data Percobaan Bobot Isi Agregat Kasar Kondisi Lepas
Parameter Nilai
Berat container (gram) 7472
Berat container + agregat (gram) 11495
Berat agregat (gram) 4323

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Teknologi Bahan Kontruksi

Tabel 2.08 Data Percobaan Bobot Isi Agregat Kasar Kondisi Padat
Parameter Nilai
Berat container (gram) 7472
Berat container + agregat (gram) 12132
Berat agregat (gram) 4660

2.4.3.6 Perhitungan
Perhitungan pada percobaan bobot isi agregat kasar
kondisi lepas adalah sebagai berikut :

Kelompok 6 Jurusan Teknik


Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen32 halaman
    Bab 4
    Bilian Putu Lisanto
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen26 halaman
    Bab 5
    Bilian Putu Lisanto
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Bilian Putu Lisanto
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen4 halaman
    Bab 2
    Bilian Putu Lisanto
    Belum ada peringkat
  • Berat Jenis Tanah Revisian 5
    Berat Jenis Tanah Revisian 5
    Dokumen10 halaman
    Berat Jenis Tanah Revisian 5
    Bilian Putu Lisanto
    Belum ada peringkat