BAB 7
KETENT
UAN
PENGEN
Pada Bab ini akan dibahas mengenai Ketentuan Pengendalian dari Penyusunan Dokumen Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan Kawasan Peruntukan Industri Jabaran Kecamatan Balongbendo Kabupaten
DALIAN Sidoarjo
bangunan gedung (TABG), dan penerapan insentif dan disinsentif, Pemantauan dan
evaluasi atas pelaksanaan materi teknis dokumen RTBL, Evaluasi pelaksanaan
peran para pemangku kepentingan sesuai dengan kesepakatan penataan bangunan
dan lingkungan, baik pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat, maupun
pemerintah, Pengawasan teknis atas pelaksanaan sistem perijinan dan pelaksanaan
kegiataan pembangunan di lokasi penataan dan penerapan mekanisme sanksi
dalam penyelenggaraan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
1. Unsur Teknis
Unsur teknis yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan kota yaitu instansi
horizontal seperti bagian pembangunan, Dinas Permukiman, Cipta Karya dan
Penataan Ruang, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
maupun instansi sektoral serta unsur masyarakat dan swasta.
2. Unsur Administrasi
Instansi yang terkait antara lain Sekretariat Daerah, Bappeda, Bagian Umum dan
Kantor kecamatan dan desa.
3. Unsur Bendahara
Instansi yang terkait yaitu Sekretariat Daerah, Bagian Keuangan, Dinas
Pendapaan daerah dan Perbankan.
4. Unsur Pengawasan
Instansi yang terkait dengan pengawasan yaitu Inspektorat Wilayah Kabupaten
(Itwilkab), Itwilprop maupun BPKP.
TIM TEKNIS/ADVISORY
(Terdiri dari instansi terkait) BKPRD
Unsur
Pendukung:
Kelompok
Swasta/Investo
BADAN r, LSM
MUSYAWARAH
BADAN PENGELOLA
KAWASAN
oleh perorangan atau swasta. Oleh sebab itu pada tahap pelaksanaan rencana
kota terjadi pada dasarnya merupakan suatu proses pengendalian, yang
memiliki tiga simpul utama kegiatan yang saling terkait, yaitu:
FAKTA
Kondisi yang PENGAWASAN
berkembang pada Kaji banding antara
kawasan perencanaan kondisi yang TUJUAN
berkembang dengan Kondisi yang
arahan-arahan dalam diterapkan (sesuai
RTBL arahan RTBL)
INTERVENSI
Tindakan thd kawasan
perenc. untuk mencapai REKOMENDASI EVALUASI
tujuan yg diharapkan Kesimpulan dari hasil Evaluasi dan Revisi
malalui: Peraturan kajian banding untuk RTBL
(Desinsentif), Instalasi menemukan tindakan
(Insentif), Informasi dan Intervensi-Revisi
Motivasi
A. Mekanisme Perijinan
Dalam rangka melaksanakan seluruh rencana dan program serta
mendorong operasionalisasi RTBL Kawasan Peruntukan Industri Jabaran
Balongbendo, dibutuhkan ketentuan administratif melalui mekanisme perijinan, baik
perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan, antara lain:
tanah dan daya dukung lingkungan sekitarnya serta saling menunjang dan
berkesinambungan secara terpadu.
kegiatan dan pemanfaatan ruang untuk industri, maupun adanya perubahan jenis
pemanfaatan ruang.
F. Mekanisme Sanksi
Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan yang tidak memenuhi kewajiban
pemenuhan fungsi, dan/atau persyaratan, dan/atau penyelenggaraan bangunan
gedung sebagaimana yang diatur dalam rencana penataan Kawasan Balongbendo
ini dikenai sanksi administratif dan/atau pidana.
Setiap orang atau badan yang karena kelalaiannya melanggar ketentuan yang telah
ditetapkan dalam undang-undang ini sehingga mengakibatkan bangunan gedung
tidak laik fungsi dapat dipidana kurungan dan/atau pidana denda. Pidana kurungan
dan/atau pidana denda sebagaimana yang disebut di atas:
a. Pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak 1 % dari nilai bangunan gedung jika karenanya mengakibatkan kerugian
harta benda orang lain;
b. Pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak 2 % dari nilai bangunan gedung jika karenanya mengakibatkan
kecelakaan bagi orang lain sehingga menimbulkan cacat seumur hidup;
c. Pidana kurungan paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak 3 % dari nilai bangunan gedung jika karenanya mengakibatkan matinya
orang lain.
1
2
2.1
2.1.1
4.2 STRATEGI PENGENDALIAN RENCANA
Aspek-aspek pengendalian sebagai strategi pengendalian rencana:
1. Ketentuan administratif untuk mengendalikan pelaksanaan seluruh rencana dan
program serta kelembagaan yang diperlukan pemerintah daerah dalam rangka
Bersifat rumusan arahan substansi teknis kelanjutan dari rencana dan program
Arahan pengendalian yang bersifat lokal, sesuai dengan batasan lingkungan yang
dikendalikan.
Ketentuan umum penatalaksanaan atau manajemen pelaksanaannya, yang
dilakukan sendiri oleh pemerintah daerah sendiri, maupun melibatkan peran dunia
usaha dan masyarakat.
Untuk mempertegas arahan rencana tata bangunan dan lingkungan sebagai sebuah
panduan pembangunan, diperlukan pengaturan mekanisme sanksi yang mengacu
pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
A. Organisasi Pelaksana
Pembentukan Struktur Organisasi Kemasyarakatan dimaksudkan agar suara
komunitas menjadi melembaga, sehingga mempunyai kekuatan hukum. Struktur
Organisasi Kemasyarakatan ini merupakan representasi suara kelompok
Masyarakat Kawasan Balongbendo yang nantinya dapat berperan aktif dalam
menyuarakan pembangunan di Kawasan Balongbendo. Dalam UU No: 28 tahun
2002 tentang Bangunan Gedung dan PP No: 36 Tahun 2005 telah dijelaskan secara
tegas peran masyarakat dalam mengantarkan pembangunan kotanya, antara lain
(Pasal 42 UU No: 28 tahun 2002):
BUPATI/KEPALA DAERAH
KABUPATEN SIDOARJO
PENANGGUNGJAWAB
BADAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT KAB. SIDOARJO
D. Tahapan Pengembangan
Tahapan rencana pengembangan komunitas disusun berdasarkan skala
prioritasnya. Adapun tahapan pengembangan yang dapat dilakukan adalah:
2. Mengagendakan forum-forum dialog, pertemuan, komunikasi yang dilakukan
secara tetap dengan melibatkan beberapa pihak terkait dari unsur masyarakat,
pemerintah dan Swasta;
3. Menyusun skala prioritas rencana pengembangan komunitas;
4. Melakukan beberapa kegiatan yang bersifat promosi dan publikasi;
5. Melakukan beberapa kegiatan pembangunan kawasan berdasarkan skala
prioritas.
6. Melakukan monitoring dan evaluasi;
A. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala untuk melihat apakah agenda
yang telah ditetapkan telah dilaksanakan dengan baik. Disamping itu, monitoring
dan evaluasi dapat dilakukan terhadap realisasi pembangunan fisik berdasarkan
rancangan yang sudah digariskan (antara lain: RTBL Kawasan Peruntukan Industri
Jabaran Balongbendo). Mekanismenya telah diatur dalam undang-undang dan
Peraturan Pemerintah tentang keterlibatan masyarakat.