HI ALI
KELAS : VI AKUNTANSI A
2. Pencegahan Fraud
Upaya untuk memberantas adannya segala bentuk kecurangan, perlu
ditingkatkan adanya suatu budaya kejujuran, keterbukaan dan saling
membantu antara pihak internal perusahaan, dan pihak Auditor yang
ditunjuk untuk mengurusi laporan keuangan perusahaan, budaya kejujuran,
keterbukaan dan saling menbantu ini terbagi menjadi empat faktor, yakni :
1. Merekrut karyawan yang jujur dan menyediakan pelatihan akan
kesadaran fraud
2. Membentuk lingkungan kerja yang positif
3. Menyebarkan pemahaman yang baik dan kode etik yang dapat
diterima
4. Mengimplementasikan Employee Assistance Programs (EAPs).
3. Menciptakan budaya jujur,terbuka dan saling dukung
Pencegahan fraud yang efektif mencakup dua aktivitas sebagai berikut:
1) Menciptakan dan menjaga budaya kejujuran dan beretika
2) Menilai resiko fraud yang dapat terjadi dan melakukan respon
yang tepat untuk mengurangi resiko dan menghilangkan peluang
terjadinya fraud
Pada umumnya, organisasi menggunakan beberapa pendekatan untuk
menciptakan budaya kejujuran dan beretika, antara lain:
1. Memastikan bahwa para manajer memberikan contoh perilaku
yang baik dan benar. Seseorang cenderung mengikuti tindakan dari
atasannya, atau biasa disebut tone at the top, sehingga, bila
atasan bertindak baik, maka bawahan cenderung ikut berbuat yang
baik dan sebaliknya. Manajemn dari suatu perusahaan haruslah
menjadi contoh yang baik bagi para bawahannya.
2. Mempekerjakan karyawan yang tepat. Untuk mencegah fraud,
langkah yang paling awal adalah dengan mempekerjakan orang-
orang yang jujur dan beretika. Untuk itu perusahaan perlu
menetapkan kebijakan dan peraturan untuk mempekerjakan calon
karyawan yang bisa memisahkan antara orang yang jujur dan tidak
jujur, khusunya untuk posisi yang penting dalam perusahaan.
Selain itu perusahaan juga harus proaktif dalam mempekerjakan
karyawan, misalnya dengan menelusuri latar belakang calon
karyawan secara cermat.
3. Mengkomunikasikan harapan yang ingin dicapai organisasi ke
seluruh bagian organisasi dan mengharuskan adanya konfirmasi
tertulis secara periodic yang berisi pernyataan setuju atas harapan-
harapan organisasi. Mengkomunikasikan harapan perusahaan juga
termasuk menyampaikan hal-hal berikut kepada karyawan:
a. Mengidentifikasikan dan membentuk peraturan mengenai
nilai-nilai dank ode etik yang tepat.
b. Pelatihan mengenai fraud apa saja yang mungkin dihadapi
karyawan dan bagaimana cara menangani dan
melaporkannya.
c. Mengkomunikasikan hukuman bagi karyawan yang
melanggar peraturan.Dalam perusahhan, hal-hal diatas
tercakup dalam kode etik perilaku atau code of conduct.
Agar berjalan dengan efektif, kode etik perilaku harus
dinyatakan secara tertulis dan disampaikan kepada
karayawan dan semua pihak yang terkait seperti pemasok
dan pelanggan. code of conductjuga harus dibentuk dengan
tujuan agar karyawan merasa memiliki perusahaan tempat
ia bekerja. Konfirmasi secara berkala yang berisi
pernyataan memahami harapan perusahaan juga merupakan
cara yang efektif untuk menciptakan budaya kejujuran.
4. Menciptakan lingkungan kerja yang positif. Pada kebanyakan
kasus, fraud terjadi jika karyawan merasa terancam atau diabaikan
oleh perusahaan, oleh karena itu, perusahaan haus menciptakan
lingkungan kerja yang mendorong orang untuk berbuat jujur dan
benar, sehingga karyawan merasa bahagia bekerja diperusahaan
tersebut.
5. Menciptakan dan menjaga kebijakan yang efektif untuk menangani
fraud jika sampai terjadi. Jika fraud terjadi, tidak semua
perusahaan konsisten dengan apa yang tertulis diperaturan sehingga
pelaku fraud merasa diampuni. Perusahaan hendaknya selalu
berpegang pada peraturan yang telah disetujui secara bersama jika
fraud sampai terjadi.
4. Eliminasi Kecurangan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengeliminasi peluang terjadinya fraud
dan menindak pelaku farud bisa dilakukan dengan:
a. Mempunyai internal control yang baik: (lingkungan pengendalian,
sistem akuntansi, aktivitas pengendalian, pengawasan, dan
komunikasi dan informasi.
b. Meminimalkan kolusi diantara karyawan
c. Menginformasikan dengan jelas kepada supplier dan pihak terkait
lainnya tentang kebijakan perusahaan dalam melawan fraud
d. Mengawasi karyawan
e. Memberikan sangsi terhadap para pelaku fraud
f. Melakukan audit secara proaktif: mengidentifikasi risiko yang
muncul, mengidentifikasi gejala dari masing-masing risiko,
membangun program audit untuk secara proaktif melihat
gejala/tanda dan kemunculannya, serta mengidentifikasi setiap
tanda yang teridentifikasi.
Tindakan kecurangan disini sering berhubungan dengan motivasi
di belakang penipuan yang dapat berupa tekanan, kesempatan, atau
rasionalisasi atau unsur fraud, bisa dalam bentuk pencurian, perahasiaan,
atau konversi, dalam hal ini untuk mendeteksi fraud, para manajer atau
auditor harus belajar untuk mengenali gejala dan memahami gejala
tersebut sampai mereka mendapatkan suatu bukti yang menyatakan terjadi
atau tidaknya penipuan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA