INTERVIEWS
1. Introduction
Bagian introduction menjelaskan bahwa bab ini akan membahas metode
pengumpulan data primer yang umum digunakan dalam penelitian bisnis, yaitu
wawancara. Wawancara merupakan salah satu metode yang populer dalam
penelitian bisnis karena memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan berbagai
jenis data dari responden manusia.
Orang yang diwawancarai dapat membuat data menjadi bias jika mereka
tidak mengungkapkan pendapatnya yang sebenarnya, namun memberikan
informasi yang menurut mereka merupakan apa yang diharapkan atau ingin
didengar oleh pewawancara. Selain itu, jika mereka tidak memahami pertanyaan
yang diajukan, mereka mungkin merasa malu atau ragu untuk mencari klarifikasi.
Mereka kemudian mungkin menjawab pertanyaan tanpa mengetahui pentingnya
pertanyaan tersebut, sehingga menimbulkan bias. Beberapa orang yang
diwawancara mungkin tidak tertarik karena kesukaan dan ketidaksukaan pribadi,
atau pakaian pewawancara, atau cara pertanyaan diajukan. Oleh karena itu,
mereka mungkin tidak memberikan jawaban yang benar, namun malah dengan
sengaja memberikan jawaban yang salah. Beberapa responden mungkin juga
menjawab pertanyaan dengan cara yang dapat diterima secara sosial daripada
menunjukkan sentimen mereka yang sebenarnya. Bias juga bisa bersifat
situasional, dalam hal (1) non-peserta, (2) tingkat kepercayaan dan hubungan
baik yang dibangun, dan (3) latar fisik wawancara. Ketidakikutsertaan, baik
karena keengganan atau ketidakmampuan orang yang diwawancarai untuk
berpartisipasi dalam penelitian, dapat membuat data menjadi bias karena
tanggapan para peserta mungkin berbeda dari tanggapan para non-peserta
(yang menyiratkan bahwa serangkaian penilaian yang bias, bukan mewakili,
tanggapan yang mungkin terjadi.
2.2.1 Tekhnik Bertanya
Pada awal wawancara tidak terstruktur, disarankan untuk mengajukan
pertanyaan terbuka untuk mendapatkan gambaran luas dan membentuk kesan
tentang situasi tersebut. Adapun contohnya:
Pertanyaan tidak memihak. Yaitu bertanya mengenai pertanyaan yang
tidak memihakuntuk memastikan bahwa peneliti meminimalkan bias
dalam tanggapan.
Mengklarifikasi masalah. Untuk memastikan bahwa peneliti memahami
permasalahan sebagaimana yang ingin diwakili oleh responden,
disarankan untuk menyatakan kembali atau menyusun ulang informasi
penting yang diberikan oleh responden.
Membantu responden untuk memikirkan masalahJika responden tidak
mampu mengungkapkannya secara verbal
MencatatKetika melakukan wawancara, penting bagi peneliti untuk
membuat catatan tertulis pada saat wawancara berlangsung, atau segera
Keuntungan utama dari wawancara telepon, dari sudut pandang peneliti, adalah
bahwa sejumlah orang yang berbeda dapat dihubungi (jika perlu, di seluruh
negeri atau bahkan internasional) dalam jangka waktu yang relatif singkat. Dari
sudut pandang responden, hal ini menghilangkan ketidaknyamanan yang
mungkin dirasakan sebagian dari mereka saat menghadapi pewawancara.
Mungkin juga sebagian besar dari mereka merasa kurang nyaman
mengungkapkan informasi pribadi melalui telepon dibandingkan tatap muka.
Kerugian utama dari wawancara telepon adalah responden dapat mengakhiri
wawancara secara sepihak tanpa peringatan atau penjelasan, dengan menutup
telepon. ID penelepon mungkin akan memperburuk situasi. Hal ini dapat
dimengerti, mengingat banyaknya panggilan telemarketing yang dibombardir
setiap hari. Untuk meminimalkan jenis masalah nonresponse ini, disarankan
untuk menelepon orang yang diwawancarai terlebih dahulu untuk meminta
partisipasi dalam survei, memberikan perkiraan berapa lama wawancara akan
berlangsung, dan menyiapkan waktu yang sesuai bagi kedua belah pihak. Orang
yang diwawancarai biasanya cenderung menghargai kesopanan ini dan lebih
cenderung bekerja sama. Merupakan kebijakan yang baik untuk tidak
memperpanjang wawancara melebihi waktu yang ditentukan sebelumnya.
Kekurangan wawancara:
1. Biaya dan waktu yang tinggi: Wawancara dapat memakan waktu dan
biaya yang signifikan, terutama jika wawancara dilakukan secara tatap
muka dan melibatkan responden yang tersebar geografis. Pelatihan
pewawancara juga membutuhkan biaya tambahan.
2. Potensi bias pewawancara: Pewawancara dapat mempengaruhi hasil
wawancara melalui bias mereka sendiri, seperti perbedaan dalam metode
pengajuan pertanyaan atau interpretasi respons. Pewawancara perlu
dilatih untuk menghindari bias ini dan memastikan objektivitas dalam
wawancara.
3. Keterbatasan dalam jumlah responden: Wawancara mungkin tidak
memungkinkan untuk melibatkan jumlah responden yang besar, terutama
jika wawancara dilakukan secara tatap muka