Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Nomor 1 (Sofyan Syafri,
2001: 125 ) tujuan laporan keuangan adalah “menyampaikan imformasi yang menyangkut
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ”.
Laporan keuanga berisi informasi penting untuk masyrakat, pemerintah, pemasok dan kreditur,
pemilik perusahaan atau pemegang saham, manajemen perusahaan, investor pelanggan dan
karyawan, yang diperlukan secara tetap untuk mengukur efesiensi dan kondisi operasi perusahaan.
Analisa laporan keuangan bersifat relatif kerna didasarkan pengetahuan dan menggunakan ratio
dan nilai relatif.
Sedangkan Menurut Bernstein (1983 : 3)“Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode
dan teknik analisis untuk laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu
ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan”
Laporan keuangan pemerintah daerah itu sendiri adalah gambaran mengenai kondisi dan kinerja
keuangan entitas tersebut. Salah satu pengguna laporan keuangan pemerintah daerah adalah
pemerintah pusat. Pemerintah pusat berkepentingan dengan laporan keuangan pemerintah daerah
karena pemerintah pusat telah menyerahkan sumber daya keuangan kepada daerah dalam rangka
pelaksanaan otonomi daerah, sehingga isi dari laporan keuangan daerah itu sendiri terdiri dari
komponen-komponen yang berbeda dari laporan keuangan pada umumnya diantaranya adalah :
1.Laporan Realisasi Anggaran APBD (LRA)
2.Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3.Neraca
4.Laporan Operasional
5.Laporan Arus Kas
6.Laporan Perubahan Ekuitas
Catatan Atas Laporan Keuangan
Ada dua jenis analisa yang biasa digunakan dalam melaksanakan analisa laporan keuangan, yaitu:
1. Analisa Horizontal (Analisa Dinamis)
Analisa horizontal dilakukan dengan membandingkan pos-pos yang sama atau ratio yang sama
dalam satu seri atau periode hingga dapat diketahui kecenderungannya naik atau turun pos-pos
keuangan yang penting dari waktu ke waktu
2. Analisa Vertikal ( Analisa Statis)
Analisa vertical dilakukan untuk mengetahui komposisi satu unsur laporan keuangan, atau terbatas
hanya satu periode akuntansi saja.
Dalam melaksanakan analisa terhadap laporan keuangan, ada beberapa teknik analisa yang biasa
digunakan, yaitu :
1.Analisa Trend merupakan teknik analisa untuk mengetahui tedensi keadaan keuangan apakah
menunjukkan perubahan naik atau penurunan.
Analisa Common Size merupakan teknik analisa persentase per komponen untuk mengetahui
berapa besar proporsi setiap pos aktiva maupun hutang terhadap keseluruhan dan total aktiva
maupun utang.
3.3. Analisa Rasio Keuangan Daerah
Menurut Halim, (2007:231).Analisis keuangan adalah usaha
mengidentifikasi ciri-ciri keuangaangan berdasarkan laporan yang tersedia.
Dalam menganalisis laporan keuangan peemerintah daerah digunakan analisis rasio keuangan,
khususnya pada APBD, belum banyak dilakukan Penggunaan analisis rasio pada sektor publik
khususnya pada APBD belum banyak dilakukan, sehingga secara teori belum ada kesepakatan
secara bulat mengenai nama dan kaedah pengukurannya. Meskipun demikian, dalam rangka
pengelolahan keuangan daerah yang transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan
akuntabel,analisis rasio terhadap APBD perlu dilaksanakan meskipun kaidah pengakuntansian
dalam APBD berbeda dengan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan swasta.
Adapun pihak-pihak yang berkepentingan dengan rasio keuangan pada APBD ini adalah :
1.DPRD sebagai wakil dari pemilik daerah (masyrakat).
2.Pihak eksekutif sebagai landasan dalam penyusunan APBD berikutnya.
3.Pemerintah pusat/provensi sebagai bahan masukan dalam membina pelaksanaan pengelolahan
keuangan daerah.
Masyarakat dan kreditur, sebagai pihak yang akan turut memiliki saham pemda, bersedia memberi
pinjaman atapun membeli obligasi.
Banyak formula yang digunakan dalam analisa ratio keuangan tersebut yang masing-masing
memadukan dua atau lebih elemen dalam laporan keuangan, dimana formula ini tentunya
disesuaikan menurut kebutuhan si penganalisa.
Dalam tugas akhir ini penulis bertitik tolak pada beberapa analisa ratio seperti :
1.Rasio Efektivitas PAD
2.Rasio Efesiensi PAD
3.Rasio Keserasian
4.Rasio Kemandirian Daerah
5.Rasio Likuiditas
6.Rasio Solvabilitas
Beberapa rasio laporan keuangan pemerintah daerah tersebut yang digunakan dalam penulisan ini
adalah sebagai berikut:
1.Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah
Perbandingan ini digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam
merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan (berdasarkan
potensi riil daerah). Kemampuan daerah dalam melaksanakan tugasnya dikatakan efektif jika hasil
perhitungannya minimal sebesar 1 atau 100%..

2.Rasio Efesiensi PAD


Perhitungan ini menggambarkan perhitungan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh PAD dengan realisasi pendapatan diterima
3.Rasio Keserasian PAD
Rasio keserasian ini digunakan untuk mengukur keserasian belanja yang direalisasikan oleh
pemda. Berdasarkan Permendagri Nomor 13 tahun 2006, belanja dibagi ke dalam dua kelompok:
belanja tidak langsung dan belanja langsung. Berdasarkan konsep tersebut maka perbandingan
yang serasi adalah bila belanja langsung lebih besar dan semakin besar dibandingkan belanja tidak
langsung.
4.Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
Perbandingan ini digunakan untuk mengukur tingkat kemandirian pemerintah daerah dalam hal
pendanaan aktivitasnya.

5.Rasio Likuiditas
Perhitungan likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam
membayar utang jangka pendeknya.
(Aktiva Lancar Persediaan) asio Lancar
tang Jangka Pendek

6.Rasio Solvabilitas
Perhitungan solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam
membayar semua utangnya yang akan jatuh tempo.

Akurasi hasil analisis laporan keuangan sangat tergantung pada akurasi dan validitas laporan
keuangan pemerintah daerah. Analisis laporan keuangan itu sendiri mengandung keterbatasan
inheren, antara lain adalah:
1.Sifat laporan keuangan adalah historis.
Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai transaksi dan kejadian pada masa lalu. Oleh
karena itu, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai laporan mengenai keadaan saat ini.
2.Informasi dalam laporan keuangan adalah bertujuan umum.
Informasi dalam laporan keuangan tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan. informasi secara
khusus bagi setiap kelompok pengguna laporan keuangan.
3.Penggunaan taksiran dalam laporan keuangan.
Didalam penyusunan laporan keuangan tidak dapat dihindari adanya penggunaan estimasi
akuntansi, yang cenderung bersifat subyektif. Misalnya, estimasi atas kemungkinan tidak
tertagihnya piutang, estimasi masa manfaat atau umur ekonomis asset tetap, dan lain-lain.
4.Hakikat laporan keuangan adalah informasi kuantitatif.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, terutama berupa informasi kuantitatif yang
bersifat keuangan. Oleh sebab itu, hasil analisis laporan keuangan dengan sendirinya juga bersifat
kuantitatif.
Laporan keuangan lebih menggambarkan kinerja keuangan. Laporan keuangan yang menjadi
objek analisis adalah laporan keuangan yang lebih menggambarkan kinerja keuangan. Meskipun
APBD disusun dengan pendekatan kinerja, akan tetapi kinerja pelaksanaan program dan kegiatan
tidak dapat dilihat dalam laporan realisasi anggaran, melainkan dalam laporan kinerja intasnsi
pemerintah. Dengan demikian, analisis laporan keuangan dapat dikatakan lebih cenderung pada
analisis kinerja keuangan.
3.4. Analisis Hasil Penelitian
Berdasarkan laporan keuangan tahunan Pemerintah Daerah Tanjung Balai maka dapat dianalisis
beberapa rasio dan keuangan tersebut untuk melihat tingkat perkembangan pengelolaan seluruh
aktivitas instansi.

Anda mungkin juga menyukai