2. Contoh Kasus
Setelah mengetahui rumus BEP, kini saatnya kita belajar menghitung BEP menggunakan contoh kasus.
Misalnya, Pak Budi memiliki sebuah toko baju dengan ketentuan biaya produksi sebagai berikut:
- Biaya tetap: Rp 5.000.000,-
BEP = Biaya Tetap / (Harga Per Unit - Biaya Variabel Per Unit)
Dengan begitu, Pak Budi disebut telah mengalami balik modal apabila bisa menjual 30 baju dalam
sebulan dan akan mendapatkan keuntungan lebih dari penjualan tersebut.
BEP = Biaya Tetap / (Kontribusi Margin Per Unit / Harga Per Unit)
BEP = 5.000.000 / (Harga Jual – Biaya Variabel Per Unit) / Harga Per Unit
BEP = 5.000.000 / (200.000 – 30.000) / 200.000
BEP = 5.000.000 / 0,9
BEP = Rp 5.600.000
Artinya, Pak Budi bisa mencapai BEP apabila angka penjualan mencapai Rp 5.600.000. Jika
penjualan sudah melewati angka tersebut maka Pak Budi dikatakan sudah untung dan balik modal.
Nah, itulah cara menghitung BEP yang baik dan benar. Ingat terus rumus BEP atau Breakeven Point di
atas. Semoga informasi ini membantu!
Berikut ini adalah contoh serta rumus cara menghitung atau mencari Break Even
Point (BEP) dengan menggunakan sebuah studi kasus dari bisnis UMKM:
Sebuah perusahaan yang diberi nama “Usaha Gemilang” memiliki data-data biaya dan
rencana produksi seperti berikut ini:
Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp140 juta yaitu terdiri dari:
Sekarang mari kita hitung berapa tingkat BEP usaha tersebut baik dalam unit maupun
dalam rupiah dengan menggunakan rumus
Break Even Point (BEP) Unit = Biaya Tetap : (harga/unit – biaya variable/unit)
Jadi, dengan rumus ini, BEP dari contoh di atas adalah 7.000 unit
Jadi, dengan rumus perhitungan di atas, BEP dalam nilai Rupiah dari contoh di atas
adalah Rp665.083.135.
Bisa disimpulkan bahwa untuk memperoleh titik impas dengan harga penjualan sebesar
Rp95.000, maka perusahaan harus dapat menjual sebanyak 7.000 unit.
Jika jumlah penjualan tidak sampai 7.000 unit, maka tidak akan menutup biaya produksi
yang sudah sudah dikeluarkan.
Dengan mengetahui kapan perusahaan melewati tingkat BEP, Anda juga akan dapat
menghitung berapa minimal penjualan untuk mendapatkan laba yang Anda targetkan.
Sebagai manager atau pemilik usaha, Anda dapat menambahkan laba yang ditargetkan
tersebut dengan biaya tetap yang anda miliki.
Misalnya target laba sebulan adalah Rp60 juta, maka minimal penjualan yang harus
dicapai adalah sebagai berikut:
Terutama untuk menentukan target penjualan yang harus dipenuhi dalam rangka
memperoleh keuntungan usaha.
Hal ini karena berhubungan dengan biaya program marketing, menganalisa kemampuan
perusahaan terhadap permintaan konsumen untuk sebuah produk.