Anda di halaman 1dari 6

Cara Menghitung BEP/Titik Impas Usaha Bisnis

Oleh Sri Widiyaningsih


Menghitung Break Event Point (BEP) atau Titik Impas di Ms Excel - Setiap
pengusaha atau pemilik modal sebelum menanamkan uang atau modal pada sebuah
usaha pasti akan menghitung untung rugi usaha yang akan digeluti terlebih dahulu.
Lebih jauh lagi, hitungan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk balik modal
alias titik impas mutlak perlu dilakukan. Secara sederhana, Break Even Point (BEP) atau
Titik impas adalah sebuah istilah ekonomi yang menunjukkan kapan total Keuntungan
sebuah usaha setara atau sama dengan modal yang telah dikeluarkan.

Kenapa BEP/titik impas menjadi penting? Karena titik ini bisa menunjukkan mulai kapan
usaha anda memberikan keuntungan yang sesungguhnya. Sebagai contoh, misalnya
anda membuka gerai frenchise makanan/minuman dengan modal awal Rp 25 juta.
Keuntungan bersih yang didapat (keuntungan setelah dikurangi semua biaya produksi)
selama 3 tahun adalah 30 juta. Berarti BEP usaha tersebut kurang dari 3 tahun dan
layak dipertimbangkan untuk dilakukan. Bagaimana bila BEP usaha tersebut 10 tahun?
Untuk memperjelas bagaimana BEP bisa dihitung silahkan anda perhatikan gambar
dibawah ini.

Grafik BEP (Break Event Point)

Untuk setiap usaha bisnis yang akan dibuat biasanya memiliki Fix Cost (garis orange),
bisa berupa modal awal untuk sewa lahan, pembelian alat produksi, dan biaya-biaya
lainnya. Pokoknya segala biaya yang diperlukan untuk membuat usaha berjalan atau
dapat dimulai. Semua biaya tersebut dikelompokkan dalam biaya tetap (Fix Cost).

Selanjutnya untuk setiap unit barang yang akan diproduksi membutuhkan variabel cost
yang bisa berubah-ubah. Biaya bahan baku, ongkos kerja, dan biaya-biaya lain selama
produksi dimasukkan dalam kelompok variable cost dan dihitung per satuan item barang
yang diproduksi. Jumlah kedua biaya tersebut (Fix cost dan variable cost) disebut total
biaya (garis biru).

Kemudian barang yang diproduksi tersebut dijual dan semua hasil penjualan barang
dimasukkan dalam Total Pendapatan (Total Revenue, garis hijau). Keadaan dimana
total hasil penjualan (Total Revenue) sama dengan total biaya (Total Cost) inilah yang
disebut Break Even Point (BEP). Pada saat garis Total Revenue di atas garis Total Cost
maka laba mulai diperoleh. Semakin besar selisih Total Revenue dan Total Cost ini
semakin besar laba bersih atau keuntungan investasi yang akan didapat (ditunjukkan
oleh area arsiran Hijau).

Untuk menghitung perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk BEP, kita mulai saja
bagaimana cara menghitung BEP baik berdasarkan jumlah unit dan berdasarkan nilai.

Dengan asumsi Pendapatan Total (TR) adalah sama dengan Biaya total (TC) maka
perhitungan BEP berdasarkan unit dapat diturunkan melalui turunan rumus berikut :

Rumus menghitung BEP berdasarkan Unit

Dimana :

TR adalah Pendapatan total (Total Revenue)


P adalah Harga Per Unit (jual)
X adalah Jumlah Unit
TC adalah Biaya total (Total Cost)
TFC adalah Biaya tetap total (Total Fix Cost)
V adalah Biaya variabel per unit (produksi)

Untuk lebih jelasnya kita gunakan saja contoh kasus bagaimana menggunakan rumus
BEP diatas. Misalkan kita ingin menghitung BEP usaha frenchise ayam goreng
Huahahahey. Modal awal yang diperlukan hingga usaha siap berjalan adalah Rp 21 juta.
Ongkos produksi untuk setiap 1 item(potong) ayam goreng adalah Rp 5.000,- (termasuk
untuk minyak goreng, tepung, bumbu, ongkos kerja, dan lain sebagainya) Sedangkan
harga harga jual Rp 8.000,- per potong ayam. Maka perhitungan BEP usaha tersebut
dilakukan sebagai berikut:
BEPunit : X = TFC / ( P V)
= Rp 21.000.000 / ( Rp 8.000 Rp 5.000) = 7.000 unit(potong)

Lantas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk BEP? Yah tergantung frekuensi
penjualannya. Kalau anda berpikir bahwa secara rata-rata terjual 20 potong ayam per
hari maka waktu yang dibutuhkan adalah 7.000/20 = 350 hari. Kalau bisa laku 35
potong perhari maka 7.000/35 = 200 hari, dan seterusnya.

Jadi berapa omzet yang harus diperoleh untuk BEP? Jawabannya adalah jumlah unit
barang dikali harga jual :

BEPRupiah = 7.000 x Rp 8.000 = Rp 56.000.000 .

Bila anda ingin menghitung jumlah omzet saat BEP TANPA menghitung jumlah unit
dahulu, maka gunakan saja rumus berikut :

Rumus menghitung BEP berdasarkan Nilai (harga)

Dimana :

FC adalah Biaya Tetap


P adalah Harga jual per unit
VC adalah Biaya Variabel per unit
Jadi bila kita gunakan data pada contoh di atas maka :

BEPNilai = 21.000.000 / ( 1 [5000 / 8000] )


= 21.000.000 / (1 0,625) = Rp 56.000.000

Yang paling penting dalam perhitungan BEP adalah bagaimana mengelompokkan biaya
yang termasuk fix cost dan variabel cost. Untuk dapat memahami biaya mana yang
termasuk fix cost atau variabel cost maka hal terpenting yang perlu dilakukan anda
adalah berlatih dengan contoh kasus perhitungan BEP yang lebih kompleks. Kita akan
coba kembangkan contoh kasus sebelumnya.
Kita kelompokkan dulu biaya yang masuk dalam masing-masing kelompok:

FIX COST

Peralatan Masak
Gerobak/Etalase
Meja Kursi
Peralatan makan/minum
Spanduk

VARIABLE COST

Daging ayam Per Potong


Bumbu (per potong ayam)
Plastik/kertas pembungkus
Minyak Goreng (harian)
Karyawan (1 orang) per bulan
Sewa tempat per bulan
Listrik+Air per bulan

Lihat komponen variabel cost di atas. Terlihat perbedaan waktu pada variabel-variabel
tersebut. Ada yang per potong, harian dan bulanan. Untuk mempermudah mendapatkan
nilai variabel cost per potong ayam kita buat dahulu ke dalam satuan bulan setelah itu
baru di konversi ke dalam satuan potong ayam. Misalkan target penjualan per hari
adalah 20 potong ayam, maka target 1 bulan adalah 600 potong ayam. Demikian juga
untuk minyak goreng, kita konversi dulu dalam bulanan. Setelah itu kita akan
mendapatkan nilai variable cost setiap potong ayam dengan cara menjumlahkan semua
komponen biaya variable cost lalu di bagi dengan total potong ayam dalam per bulan.
Selanjutnya Dengan harga jual Rp 8.000 pe potong ayam kita akan dapat menghitung
BEP unit dan nilai omzet seperti terlihat pada gambar hasil perhitungan BEP
menggunakan microsoft excel berikut.
Contoh perhitungan BEP dengan menggunakan Microsoft Excel
Untuk mengurangi kebingungan, silahkan download file contoh perhitungan BEP
(studi kasus ayam goreng) di atas .

Tips Hitung BEP/Titik Impas Usaha Bisnis


Perhitungan Break Even Point (BEP) di atas hanya menggunakan angka yang
konstan. Artinya, faktor inflasi atau kenaikan harga belum dihitung. Jadi bila hasil
perhitungan anda ternyata termasuk dalam jangka waktu yang lama maka
pertimbangkanlah faktor inflasi, depresiasi, dan faktor-faktor lainnya yang mungkin
dapat berpengaruh kuat pada usaha bisnis anda. Untuk hal tersebut anda bisa saja
menggunakan simulasi per tahun
Pada saat perhitungan BEP pergunakanlah angka yang moderat, tidak terlalu
optimis maupun pesimis. Frenchise terkadang memberikan angka yang optimis, dan ini
bisa menjerumuskan anda dalam memperkirakan BEP

Terima kasih telah membaca Cara Menghitung BEP/Titik Impas Usaha Bisnis.
Semoga bermanfaat.

Email This

Anda mungkin juga menyukai