Selanjutnya untuk setiap unit barang yang akan diproduksi membutuhkan variabel
cost yang bisa berubah-ubah. Biaya bahan baku, ongkos kerja, dan
biaya-biaya lain selama produksi dimasukkan dalam kelompok variable cost dan dihitung
per satuan item barang yang diproduksi. Jumlah kedua biaya tersebut (Fix cost dan
variable cost) disebut total biaya (garis biru).
Kemudian barang yang diproduksi tersebut dijual dan semua hasil penjualan barang
Total Pendapatan (Total Revenue, garis
dimasukkan dalam
hijau). Keadaan dimana total hasil penjualan (Total Revenue)
sama dengan total biaya (Total Cost) inilah yang
disebut Break Even Point (BEP). Pada saat garis Total Revenue di atas
garis Total Cost maka laba mulai diperoleh. Semakin besar selisih Total Revenue dan
Total Cost ini semakin besar laba bersih atau keuntungan investasi yang akan didapat
(ditunjukkan oleh area arsiran Hijau).
Untuk menghitung perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk BEP, kita mulai saja
bagaimana cara menghitung BEP baik berdasarkan jumlah unit dan berdasarkan nilai.
Dengan asumsi Pendapatan Total (TR) adalah sama dengan Biaya total
(TC) maka perhitungan BEP berdasarkan unit dapat diturunkan melalui turunan rumus
berikut :
Dimana :
BEP Rupiah ?
BEP Unit ?
Waktu ?
BEPunit : X = TFC / ( P – V)
= Rp 21.000.000 / ( Rp 8.000 – Rp 5.000) = 7.000 unit(potong)
Kalau bisa laku 35 potong perhari maka 7.000/35 = 200 hari, dan
seterusnya.
Jadi berapa omzet yang harus diperoleh untuk BEP? Jawabannya adalah jumlah
unit barang dikali harga jual :
Dimana :
Yang paling penting dalam perhitungan BEP adalah bagaimana mengelompokkan biaya
yang termasuk fix cost dan variabel cost. Untuk dapat memahami biaya mana yang
termasuk fix cost atau variabel cost maka hal terpenting yang perlu dilakukan anda
adalah berlatih dengan contoh kasus perhitungan BEP yang lebih kompleks. Kita akan
coba kembangkan contoh kasus sebelumnya.
Kita kelompokkan dulu biaya yang masuk dalam masing-masing kelompok:
FIX COST
Peralatan Masak
Gerobak/Etalase
Meja Kursi
Peralatan makan/minum
Spanduk
VARIABLE COST
Lihat komponen variabel cost di atas. Terlihat perbedaan waktu pada variabel-variabel
tersebut. Ada yang per potong, harian dan bulanan. Untuk mempermudah mendapatkan
nilai variabel cost per potong ayam kita buat dahulu ke dalam satuan bulan setelah itu
baru di konversi ke dalam satuan potong ayam. Misalkan target penjualan per hari
adalah 20 potong ayam, maka target 1 bulan adalah 600 potong ayam. Demikian juga
untuk minyak goreng, kita konversi dulu dalam bulanan. Setelah itu kita akan
mendapatkan nilai variable cost setiap potong ayam dengan cara menjumlahkan semua
komponen biaya variable cost lalu di bagi dengan total potong ayam dalam per bulan.
Selanjutnya Dengan harga jual Rp 8.000 pe potong ayam kita akan dapat menghitung
BEP unit dan nilai omzet seperti terlihat pada gambar hasil perhitungan BEP
menggunakan microsoft excel berikut.
Contoh perhitungan BEP dengan menggunakan Microsoft Excel
Tips Hitung BEP/Titik Impas Usaha Bisnis
Perhitungan Break Even Point (BEP) di atas hanya menggunakan angka yang
konstan. Artinya, faktor inflasi atau kenaikan harga belum dihitung. Jadi bila hasil
perhitungan anda ternyata termasuk dalam jangka waktu yang lama maka
pertimbangkanlah faktor inflasi, depresiasi, dan faktor-faktor lainnya yang mungkin
dapat berpengaruh kuat pada usaha bisnis anda. Untuk hal tersebut anda bisa saja
menggunakan simulasi per tahun
Pada saat perhitungan BEP pergunakanlah angka yang “moderat”, tidak terlalu
optimis maupun pesimis. Frenchise terkadang memberikan angka yang optimis, dan ini
bisa menjerumuskan anda dalam memperkirakan BEP