Kelas : XI MIPA 3
Ada empat komponen pembentuk perhitungan Break Even Point (BEP) yaitu biaya
tetap, biaya variabel, harga jual, dan pendapatan. Berikut penjelasannya.
Misalnya biaya bahan baku, biaya transportasi, atau biaya lainnya yang berkaitan
langsung dengan kapasitas produksi.
Harga Jual (Price)
Harga jual merupakan besaran harga setelah menentukan seluruh biaya produksi
ditambah dengan nilai keuntungan atau margin. Harga jual biasanya dihitung per-
unit setelah produksi.
Pertama kita harus mencari nilai BEP-nya terlebih dahulu, saat Anda mencari nilai BEP kamu
akan mengetahui juga nilai margin kontribusinya
Artinya perusahaan harus menjual 2500 Unit agar tidak mengalami kerugian, tetapi jika hanya
menjual 250 unit perusahaan ABC juga tidak akan memperoleh keuntungan.
2. Sebuah perusahaan yang memproduksi Smartphone ingin mengetahui jumlah unit yang harus
diproduksinya agar dapat mencapai break even point (BEP) atau titik impasnya. Biaya Tetap
Produksinya adalah sebesar Rp. 500 juta sedangkan biaya variabelnya adalah sebesar Rp. 1 juta.
Harga jual per unitnya adalah sebesar Rp. 1,5 juta. Berapakah unit yang harus diproduksi agar
dapat mencapai Break Even Point atau titik impasnya?
Diketahui :
Biaya Tetap Produksi : Rp. 500.000.000,-
Biaya Variabel per Unit : Rp. 1.000.000,-
Harga Jual per Unit : Rp. 1.500.000,-
Jadi Perusahaan harus dapat mencapai penjualan sebanyak Rp. 1,5 miliar agar dapat Break Even
(tidak untung dan tidak rugi).
3. Seorang akuntan manajer perusahaan ABC bertanggung jawab dalam operasional produksi dan
persediaan stok barang dan ingin mengetahui jumlah sales yang diperlukan untuk menutup
biaya operasional sebesar Rp 50.000.000,- dan ingin mendapat keuntungan sebesar Rp
20.000.000,- penyebaran biaya yang dikeluarkan untuk operasinya adalah sebagai berikut :
Carilah nilai break even point terlebih dahulu, saat nilai BEP sudah diketahui, selanjutnya Anda
dapat mengetahui juga nilai margin kontribusi.
4. PT KopiKat bergerak dalam bisnis jasa penyedia fotocopy. Biaya yang dikeluarkan bisnis jasa
penyedia fotocopy dijalankan yang terdiri dari biaya sewa lokasi, biaya renovasi tempat, biaya
sewa mesin fotocopy, dsb adalah sebesar Rp. 10.000.000. Harga jual per unit hasil fotocopy Rp.
150,- sedangkan biaya variable per unit seperti kertas, toner, listrik, dll totalnya adalah Rp. 100,-.
Berapa BEP dari usaha fotocopy tersebut?
Jawaban:
TFC
BEP (Unit) = ————–
P – VC
= 10.000.000 / (150-100)
BEP = 200.000 Unit
Artinya :
Usaha fotocopy tersebut akan mencapai titik impas (break even point) bila berhasil menjual
200.000 unit (lembar) hasil copy-an.
Jika asumsi 1 bulan adalah 26 hari kerja (senin – sabtu), dan setiap hari usaha tersebut bisa
menghasilkan 500 unit hasil copy-an, maka usaha tersebut akan BEP dalam jangka waktu =
200.000 : (500 x 26 hr) = 15 bulan lebih.
Untuk menghitung dan mengetahui berapa BEP dalam rupiah, adalah sebagai berikut
BEP (dalam Rupiah) = BEP (dalam unit) x Harga jual per unit
= 200.000 x Rp. 150,-
= Rp. 30.000.000,-
Artinya :
Usaha fotocopy tersebut akan mencapai titik impas (break even point) bila total penjualannya
mencapai Rp. 30.000.000,-
5. Misalnya ada seorang pengusaha baru yang mendirikan bisnis pabrik handuk. Setiap bulan
produksi pabrik tersebut 50 handuk. Sedangkan harga per buah Rp 50.000. Untuk biaya variabel
per handuk rata-rata Rp 30.000 dan rata-rata biaya tetap tahunan Rp 2.000.000. Pertanyaannya
berapa jumlah sepatu yang harus diproduksi dan harga per handuk agar mencapai BEP?
Jawaban:
Pertama-tama hitung terlebih dahulu jumlah handuk yang harus diproduksi supaya mencapai
titik impas atau BEP.
Maka pabrik tersebut harus memperoleh keuntungan (omset) sebesar Rp 5.000.000 untuk
mencapai BEP.
Untuk membuktikan apakah hitungan tersebut benar adalah dengan mengalikan unit BEP x
harga jual per unit.