Anda di halaman 1dari 12

PENGGUNAAN AKUNTANSI PENUH DALAM PENENTUAN

HARGA TRANSFER

DIATUR UNTUK MEMENUHI TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

DOSEN PENGAMPU : Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.

DI SUSUN OLEH

CANTIKA APRILIANI C1C020165

AKUNTANSI S1

EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I
PEDAHULUAN
 
A. LATAR BELAKANG
Pemikiran organisasi dewasa ini beroritasi ke arah desentralisasi. Salah satutantangan
utamanya didalam mengoprasikan sistem desentralisasi adalahmenyediakan dan
mempersiapkan metode akuntansi yang memuaskan untukmentransfer barang dan jasa
dari satu kepusat laba yang lain yang terdapat didalam perusahaan yang
memiliki jumlah transaksi yang cukup signifikan (berarti). 
Didalam bab ini berbagai pendekatan yang dikenal akan dibahas termasuk yang berkai
tandengan sistem negosiasi dari arbitrasi yang merupakan esensi dari sistem hargatranfer.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah latar belakang timbulnya masalah harga transfer?
2. Bagaimana konsep harga transfer itu?
3. Masalah apa yang perlu dirundingkan bagi setiap divisi dalam menentukan
hargatransfer?
4. Seperti apa metode penentuan harga transfer?
5. Apa saja masalah yang dihadapi dalam penentuan harga transfer?
6. Bagaimanakah pengelolaan harga transfer itu ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui latar belakang timbulnya masalah harga transfer.
2. Untuk mengetahui konsep harga transfer.
3. Untuk mengetahui masalah yang perlu dirundingkan bagi setiap divisi dalam
menentukan harga transfer.
4. Untuk mengetahui apa metode penentuan harga transfer.
5. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam penentuan harga transfer.
6. Untuk mengetahui pengelolaan harga transfer.
BAB II
PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG TIMBULNYA MASALAH HARGA TRANSFER


Masalah penentuan harga transfer dijumpai pada perusahaan yan organisasinya
disusun menurut pusat-pusat laba, dan antar pusat laba yang dibentuk tersebut
terjaditransfer barang atau jasa. Perusahaan semacam ini biasanya adalah perusahaan
yang telahmengalami kemajuan yang pesat dan kompleksitas. Latar belakang
timbulnya masalahharga transfer dapat dihubungkan dengan proses diferensiasi bisnis
dan perlunyaintegrasi dalam organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.
 Diferensiasi
Diferensiasi adalah proses pembagian pekerjaan menjadi tugas-tugas
yangdiperlukan untuk mencapai sasaran organisasi.
 Diversifikasia.
Diversifikasi merupakan proses pembentukan unit-unit organisasi
untukmenghadapi berbagai lingkungan industri.c.
 Integrasi
Integrasi merupakan usaha untuk mengkoordinasikan divisi-divisi yang
terbentukdari adanya diferensiasi dan diversifikasi agar divisi-divisi yang telah
terbentuktidak tercerai-berai.
Harga transfer memiliki peran ganda. Di satu sisi, harga transfer
mempertegasdiversifikasi yang dilakukan oleh manajemen puncak. Harga transfer
menetapkan dengantegas hak masing-masing divisi untuk mendapatkan laba. Di sisi
lain, harga transfer berperan sebagai salah satu alat untuk menciptakan mekanisme
integrasi. Misalnyadalam penentuan sumber pengadaan barang, manajemen puncak
dapat menempuhkebijakan jika menguntungkan perusahaan secara keseluruhan,
manajer divisi dipaksauntuk memilih sumber pengadaan dari divisi lain dalam
perusahaan, tidak dari pemasoklain. Dengan kebijakan ini, manajer divisi dipaksa
untuk merundingkan harga transferyang adil bagi semua divisi yang terlibat, sehingga
dua atau lebih divisi yang terpisah perlu melakukan hubungan dalam mencapai tujuan
perusahaan bersama. Harga transfermendekatkan dua atau lebih divisi yang semula
melakukan bisnis secara independen.
Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian kebebasan untuk mengambilkeputusan.Suatu
organisasi yang manajer tingkat bawahnya memliki kebebasan yang besar
dalam pengambilan keputusan adalah organisasi yang besar tingkat desentralisasi nya.
Sebaliknya suatu organisasi yang seluruh pengambilan keputusan terpusat
ditanganmanajer puncak disebut sebagai organisasi yang tingkat desentralisasinya
rendah atauyang bersifat sentralisasi.Desetralisasi merupakan tingkat seberapa besar
kebebasan untuk pengambilankeputusan didelegasikan oleh manajer puncak kepada
para manajer yang lebih rendah.Sentralisasi dan desetralisasi merupakan suatu
kontinum yang masing-masing ujungnyaterdapat pemusatan wewenang untuk
pengambilankeputusan.
Sentralisasi Desentralisasi

Wewenang pengambilan wewenang pengambila keputusan


Keputusan terpusat di didelegasikanketanganmanajemen
Tangan manajer puncak menengah dan manajemen bawah

Desentralisasi dapat mengambil salah satu dari tiga bentuk berikut ini :
 Desentralisasi berdasarkan fungsi ( functional decentralization ), 
 Desentralisasi berdasarkan daerah ( geographical decentralization ),
 Desentralisasi berdasar laba ( profit decentralization ).
Desentralisasi memiliki kebaikan dan kelemahan. Manfaat desentralisasi adalah :
1. Para manajer tingkat yang lebih rendah mempunyai pengetahuan yang
terbaiktentang kondisi setempat.
2. Desentralisasi memberikan kesempatan bagi para manajer tingkat lebih
rendahdalam mempersipakan diri untuk jabatan yang lebih tinggi setelah
berlatihmengelola unit organisasi tingkat bawah.
3. Desentralisasi memberikan kebebasan bagi para manajer dalam
pengambilankeputusan, sehingga mereka dapat merasakan statusnya lebih tinggi
biladibandingkan jiks mereka tidak memiliki kebebasan dalam pengambilan
keputusan.Dengan demikian desentralisasi dapat memberikan motivasi bagi para
manajer untuk berprestasi.
Sedangkan, kelemahan desentralisasi adalah :
 Para manajer mungkin membuat keputusan yang hanya menguntungkan divisi
yangdipimpinnya saja, dengan akibat merugikan perusahaan secara keseluruhan.
 Para manajer mempunyai kecenderungan untuk memiliki sendiri unit organisasi
penghasil jasa yang sebenarnya akan lebih murah jika jasa tersebut disediakan
secaraterpusat.
 Kadang-kadang biaya pengumpulan dan pengelolaan informasi mengalami
kenaikandalam perusahaan yang organisasinya sudah didesentralisasikan.

B. KONSEP HARGA TRANSFER


Harga transfer merupakan harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat labadalam
perusahaan yang sama. Penentuan harga transfer dalam perusahaan yang
telahmendesentralisasikan organisasinya ke dalam pusat-pusat laba menimbulkan
berbagaimasalah , terutama masalah yang menyangkut penentuan harga transfer yang
adil bagisemua pihak yang terkait, masalah motivasi, pengukuran kinerja, dan masalah
pencapaiantujuan perusahaan secara keseluruhan.

Karakteristik Harga Transfer


Jika antar pusat laba dalam suatu perusahaan membeli dan menjual barang, ada
duamacam keputusan yang harus dibuat :
 Keputusan pemilihan sumber. Apakah memproduksi sendiri ataukah membeli dari
pemasok. Keputusan ini disebut sourcing decision.
 Keputusan penentuan harga transfer. Jika barang diproduksi di dalam
perusahaansendiri, keputusan berikutnya adalah pada harga transfer dari divisi
penjual ke divisi pembeli. Keputusan ini dikenal dengan istilah transfer pricing
decision.
Harga transfer pada hakikatnya memiliki tiga karakteristik berikut :
 Masalah harga transfer hanya timbul jika divisi yang terkait hanya diukur kinerjanya
berdasarkan atas laba yang diperoleh mereka dan harga transfer merupakan
unsuryang signifikan dalam membentuk biaya penuh barang yang diporduksi di
divisi pembeli.
 Harga transfer mengandung unsur laba di dalamnya.
 Harga transfer merupakan alat untuk mempertegas diversifikasi dan
sekaligusmengintegrasikan divisi yang dibentuk.

C. MASALAH YANG DIRUNDINGKAN DALAM PENENTUAN HARGATRANSFER


Karena setiap divisi yang dibentuk perusahaan diukur kinerjanya atas dasar labayang
diperoleh masing-masing, maka dua masalah yang dirundingkan antara divisi penjual
dan divisi pembeli adalah :
 Dasar yang digunakan sebagai landasan penentuan harga transfer
 Besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer

Dasar penentuan harga transfer.


Dalam penentuan harga transfer, divisi pembeli da divisi penjual harus
menyepakati dasar yang akan dipakai sebagai landasan penetuan harga barang yang
ditransfer antar divisi tersebut.

Cara penilaian aktiva yang dipakai sebagai dasar penentuan laba


yangdiperhitungkan dalam harga transfer dapat dibagi menjadi dua : cara penilaian
aktivalancer dan cara penilaian aktiva tetap. Jika jenis aktiva lancer yang
diperhitungkan dalam investment base telah ditetapkan, penilaian aktiva lancer dapat
dipilih dari :
 Nilai bersih aktiva yang direalisasikan ( net realize value) aktiva lancar pada
awaltahun berlakunya harga transfer.
 Nilai bersih yang direalisasikan( net realize value) aktiva lancar rata-rata
dalamtahun berlakunya harga transfer.

D. METODE PENETUAN HARGA TRANSFER


1. Penentuan harga transfer atas dasar biaya (Cost-Based Transfer Pricing).
Dalam penentuan harga transfer ini, harga jual barang yang ditransfer antardivisi
didasarkan pada biaya penuh produk yang ditransfer. Biaya penuh yangdipakai
sebagai dasar penetuan harga transfer dapat dipilih dari dua macam biaya,yaitu biaya
penuh sesungguhnya dan biaya penuh standar.Jika activity based cost dipakai sebagai
pendekatan perekayasaan biaya yangdigunakan sebagai dasar penetuan harga transfer,
maka unsur-unsur yang harusdiperhatikan adalah sebagai berikut:
 Unit level activity cost.
Biaya ini dibebankan oleh divisi penjual berdasarkan biaya standar dikalikan
jumlah produk yang ditransfer.
 Batch-related activity cost.
Biaya ini dibebankan kepada divisi pembeli berdasarkan jumlah batch-
relatedactivity cost standar yang dikeluarkan ole divisi penjual
 Product-sustaining activity cost.
Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan taksiiran jumlah unit
produkyang akan dihasilkan selama umur produk tersebut.
 Facility-sustaining activity cost.
Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan taksiran unit produk
yangdihasilkan pada kapasitas normal divisi penjual
2. Penentuan harga transfer atas dasar harga pasar(market-based transfer pricing).
Harga pasar merupakan harga kesempatan bagi divisi penjual maupun pembeli.
Bagi divisi penjual, harga pasar merupakan penghasillan yang akandikorbankan
didalam transfer produk kepada divisi pembeli, sedangkan bagi divisi pembeli harga
pasar tersebut merupakan biaya yang seharusnya dikeluarkan jika produk tersebut
dibeli dari pihak luar.

E. MASALAH DALAM PENENTUAN HARGA TRANSFER


Setiap harga transfer akan menjadi biaya variabel bagi divisi pembeli, meskipundari
sudut pandang perusahaan secara keseluruhan, harga transfer tersebut mengandungunsur
biaya tetap dari divisi penjualan. Jika di devisi pembeli terdapat kapasitas yang berlebih,
analisis biaya yang dilakukan oleh divisi pembeli untuk pengambilan keputusan jangka
pendek di bidang pemasaran akan berakibat terjadinya kesalahan kesimpulan. Jikadivisi
pembeli memperlakukan unsur biaya biaya tetap yang terdapat dalam harga barangyang
ditransfer dari divisi penjual sebagai biaya variabel, biaya variabel divisi pembeliakan
berbeda dengan biaya variabel dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan.
 Jika manajer divisi pembeli melakukan perencanaan laba jangka pendek, ia
akanmemperlakukan harga yang dibayarkan kepada divisi penjual untuk produk
yangditransfer dari divisi tersebut sebagai unsur biaya variabel. Dengan demikian
usahaoptimasi laba jangka pendek yang dilakukan oleh divisi pembeli tidak selalu
berakibatoptimasi laba perusahaan secara keseluruhan.
 Masalah tersebut selalu timbul jiak produk atau jasa ditransfer dari divisi penjual
kedivisi pembeli dengan menggunakan harga transfer persatuan. Masalah ini
menjadilebih besar dalam perusahaan yang divisinyamemasarkan produk yang
diproduksioleh divisi lain dalam perusahaan yang sama.
 Jika suatu divisi menjual seluruh produknya ke divisi lain dalam perusahaan
yangsama, divisi tersebut merupakan captive suplier. Manajer divisi penjual ini
tidakmemilki wewenang yang signifikan dalam bidang pemasaran. Tanggung jawab
pokoknya adalah pada pada pengendalian biaya, mutu produk, ketepatan jadwal
produksi. Laba divisi ini sangat ditentukan oleh volume produk yang dijual oleh divisi
pembeli. Dengan demikian, laba bukan meruapkan ukuran kinerja yang baik
bagikinerja manajer divisi penjual.
Untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh captive suplier tersebut, ada
duaalternatif yang dapat dipilih:
 Memperlakukan divisi penjual sebagai pusat biaya
 Memilih satu dari tiga alternatif harga transfer: baben tetap bulanan, pembagian
laba,dan dua macam harga.
Divisi penjual diperlakukan sebagai pusat biaya
Jika divisi penjual mentransfer seluruh atau sebagian produknya kepada divisi
lainkepada perusahaan yang sama, divisi penjual pada hakekatnya merupakan peseudo
profitcenter (pusat laba tidak dalm arti yang sebenarnya). Manajer divisi penjual ini
tidakmemilki wewenang yang berarti dalam pemasaran produknya, sehingga laba
divisinyasangat ditentukan oleh kinerja divisi lain. Dengan demikian, laba tidak
dapatmencerminkan kinerja divisi penjual ini. Oleh karena itu, salah satu alternatif
yangtersedia bagi divisi penjual yang diperlukan sebagai captive supplier bagi divisi lain
iniadalah dengan memperlakukan divisi tersebut sebagai pusat biaya. Tanggung jawab
divisi penjual adalah terbatas pada pengendalian terhadap biaya.
Beban tetap bulanan (Fixed Monthly Charge)
Jika alternatif memperlakukan divisi penjual sebagai psat biaya tidak dipilih,namun
agar kinerja divisi penjual tidak ssemata-mata ditentukan oleh kinerja divisi pembeli,
maka peentuan harga transfer dapat dilakukan dengan beban tetap bulanan.Dengan
menggunakan beban tetap bulanan, divisi penjual sebagai captive supplier
tetapdiperlakukan sebagai pusat laba, yang kinerjanya tidak dipengaruhi oleh volume
penjualan divisi pembeli. Harga transfer produk divisi penjual dihitung sebagai berikut:
 Produk yang ditransfer ke divisi pembeli ditentukan harga transfernya sebesar
biayavariabel persatuan. Jika misalnya divisi penjual mentransfer X unit produk ke
divisi pembeli, maka divisi pembeli akan dibebani dengan hasil kali biaya variabel per
unit.Dengan jumlah unit produk yang ditransfer ke divisi pembeli.
 Setiap bulan divisi pembeli akan dibebani dengan beban tetap bulanan yang
unsurnyaterdiri dari:
a) Biaya tetap. Biaya tetap yang dibebankan oleh divisi penjual adalah sebesar
biayatetap yang terjadi untuk penyediaan kapasitas untuk kepentingan divisi
pembeli.Karena sebaga captive suplier, divisi penjual telah menyediakan
kapasaitas untukkeperluan divisi pembeli, maka semua biaya tetap yang timbul
sebagai akibat penyediaan kapasitas tersebut dibebankan pada divisi pembeli.
Dengan demikianvolume kegiatan divisi pembeli tidak mempengaruhi perhitungan
laba divisi penjual.
b) Laba. Unsur laba yang diperhitungkan dalam harga transfer ini dihitung
sebesartarif kembalian investasi (Return on investment) atas investasi divisi
penjualunruk melayani kepentingan divisi pembeli.
Besarnya biaya tetap yang dibebankan kepada divisi pembeli dan besarnya laba
yangditambahkan dalam harga transfer perlu dirundingkan secara periodek antar divisi
penjual dan divisi pembeli.
Pembagian Laba (Profit Sharing)
Dalam penentuan harga transfer ini, divisi pembeli dibebani baiaya variabelstandar
untuk setiap unit produk yang ditransfer oleh divisi penjual ke divisi pembeli.Biaya
variabel divisi penjual ke divisi pembeli ini digunakan untuk menghitung biayavariabel
komulatif produk yang selesai diproduksi dan dijual oleh divisi pembeli. Setelahdivisi
penjual berhasil menjual produk tersebut ke pasar luar, laba kontribusi yangdiperoleh
(yang merupakan selisih harga jual ke pasar luar dikurangi dengan biayavariabel
kumulatif) dibagi secara adil kepada divisi penjual dan divisi pembeli.
Dua Perangkat Harga (Two Sets of Price)
Untuk menyelsaikan masalah yang dihadapi oleh divisi penjual yang bertindaksebagai
captive supplier dapat ditempuh cara lain dengan menggunakan dua perangkatharga untuk
produk yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli. Perangkat harga pertama yang
digunakan adalah harga jual produk divisi penjual di pasar luar perusahaan.Pada saat divisi
penjual mentransfer produk ke divisi pembeli, rekening pendapatan divisi penjual dikredit
sebesar jumlah unit produk yang ditransfer dikalikan dengan harga jual produk tersebut di
pasar luar dikurangi dengan biaya pemasaran. Divisi pembeli dibebanisebesar biaya
variabel standar. Selish antar penadapatan dan biaya variabel tersebut,dikreditkan ke
rekening kantor pusat dan di eliminasi pda saat dilakukan konsolidasilaporan keuangan.

F. PENGELOLAA HARGA TRANSFER


Karena penentuan harga transfer berdampak langsung terhadap laba divisi
yangterlibat dalam transfer produk atau jasa, sistem penentuan harga transfer
memerlukanaturan formal agar dapat dilakukan secara berhasil. Dua aturan formal
yang perluditetapkan adalah aturan negosiasi dan aturan penyelesaian jika negosiasi
menghadapi jalan buntu.
Negosiasi antar divisi
Jika pembentukan divisi disertai dengan desentralisasi wewenag manajemen
puncak, penentuan harga transfer tidak ditetapkan oleh staf manajemen puncak,
namun merupakan hasil negosiasi antar manajer divisi yang terlibat dalam transfer
barang atau jasa. Jika wewenang penentuan harga transfer masih ditangan staf
manajemen puncak,manager divisi tidak ditempatkan dalam posisi yang dapat
mengendalikan pendapatan dan biaya divisinya. Dengan demikian, kondisi ini akan
mengakibatkan laba divisi tidak dapatdipakai sebagai pengukur yang baik kinerja
manajer divisi.
Setiap metode harga transfer seolah-olah seperti pedang bermata dua. Jika
metodeharga transfer menguntungkan divisi penjual, tentu dilain pihak akan
merugikan divisi pembeli. Begitu pula sebaliknya, jika divisi pembeli diuntungkan
dengan metode hargatransfer tertentu, maka divisi penjual tentu akan dirugikan. Oleh
karena itu, penentuanharga transfer harus dirundingkan oelh manajer divisi yang
terlibat.
Dalam melakukan perundingan, divisi yang terlibat perlu menetapkan dasar
yangakan dipakai sebagai landasan perundingan. Jiak digunakan baiya penuh sebagi
dasar,divisi yang terlibat perlu merundungkan tipe biaya yang akan dipakai sebagai
dasar (biayastandar atau biaya sesungguhnya), unsur biaya yang diperhitungkan
sebagai dasar penentuan harga transfer, unsur aktiva yang diperhitungkan dalam
capital employed, dan besarnya tarif kembalian yang diperhitngkan dalam menghitung
laba. Biasanya kantor pusat menetapkan kebijakan yang bersangkutan dengan sumber
pengadaan. Misalnyadivisi dilarang mengadakan kebutuhan bahan dari perusahaan
luar yang merupakan pesaing divisi lain dalam perusahaan.
Arbitrase
Bagaimanapun rinci aturan negosiasi yang telah disepakati oleh divisi yangterlibat,
suatu saan akan terjadi jalan buntu dalam perundingan penetuan harga transfer.Oleh
karena itu, perlu disusun prosedur untuk menengahi perselisihan yang terjadi
anatardivisi penjual dan divisi pembeli. Lembaga arbitrase perlu dibentuk untuk
menyelesaikanmasalah-masalah yang dipersengketakan oleh divisi penjual dan divisi
pembeli. Dalamlembaga arbitrase ini, managemen kantor pusat bertanggung jawab
dalam membantu penyelesaian masalah-masalah yang disengketakan oleh para
manajer divisi yang terkaitdalam penentuan harga transfer. Lembaga arbitrase ini
bertanggung jawab untuk:
 Menyelesaikan perselisihan yang timbul dalam penentuan harga transfer.
 Menelaah perubahan sumber pengadaan.
 Mengubah aturan harga transfer jika diperlukan.
BAB III
KESIMPULAN
Harga transfer merupakan mekanisme pendistribusian pendapatan perusahaandan
bukan semata-mata merupakan teknis akuntansi. Lebih-lebih ia merupakan alat
perilaku yang memotivasi para manajer untuk membuat keputusan yang benar
dantepat. Analisis keuntungan kotor adalah selisih hasil penjualan terhadap harga
pokok barang yang dijual. Sebagaimana yang telah diketahui sebelumnya bahwa hasil
penjualan merupakan hasil perkalian antara volume terhadap harga satuan barangyang
dijual. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa laba kotor yang dihasilkanakibat
adanya selisih harga adalah nol, atau tidak terdapat adanya keuntungan, Hal
inidisebabkan karena selama periode analisis tidak terjadi perubahan harga dari
hargayang ditetapkan sebelumnya, Harga jual nata de coco koktail merupakan harga
yangditerima perusahaan adalah mengikuti harga pasar, sehingga perusahaan
bertindaksebagai price taker atau penerima harga.

Anda mungkin juga menyukai