DI SUSUN OLEH :
AKUNTANSI S1
UNIVERSITAS JAMBI
Tabel 1.1 Analisis Pengembalian Honley Medical: Arus Kas Tidak Merata
Beberapa analis menyarankan bahwa periode pengembalian dapat digunakan
sebagai ukuran kasar risiko, dengan anggapan bahwa semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk sebuah proyek membayar dirinya sendiri, maka akan semakin
berisiko. Juga, perusahaan dengan arus kas yang lebih berisiko dapat memerlukan
periode pengembalian yang lebih pendek dari biasanya. Selain itu, perusahaan
dengan masalah likuiditas akan lebih tertarik pada proyek dengan pengembalian
cepat. Perhatian kritis lainnya adalah usang. Di beberapa industri, risiko
keusangan tinggi; perusahaan dalam industri ini akan tertarik untuk memulihkan
dana dengan cepat.
Selain itu, periode pengembalian juga dapat digunakan untuk memilih di
antara alternatif yang bersaing. Dibawah pendekatan ini, investasi dengan periode
pengembalian terpendek lebih disukai daripada investasi dengan periode
pengembalian yang lebih lama. Namun, penggunaan periode pengembalian ini
lebih sedikit dapat dipertahankan karena tindakan ini memiliki dua kekurangan
utama: (1) mengabaikan kinerja investasi di luar periode pengembalian modal,
dan (2) mengabaikan nilai waktu dari uang.
Kedua kekurangan yang signifikan ini dengan mudah diilustrasikan.
Misalnya, departemen teknik Divisi Produk Khusus Honley Medical sedang
mempertimbangkan dua jenis sistem computer-aided-design (CAD) yang berbeda:
CAD-A dan CAD-B. Setiap sistem membutuhkan pengeluaran awal sebesar
$150.000, memiliki masa pakai lima tahun, dan menampilkan arus kas tahunan
berikut:
Kedua investasi memiliki periode pengembalian dua tahun. Jadi, jika seorang
manajer menggunakan periode pengembalian untuk memilih di antara investasi
yang bersaing, kedua investasi tersebut akan menjadi: sama-sama diinginkan.
Namun pada kenyataannya, sistem CAD-A harus lebih disukai daripada sistem
CAD-B karena dua alasan. Pertama, sistem CAD-A memberikan pengembalian
dolar yang jauh lebih besar untuk tahun-tahun setelah periode pengembalian
($150.000 versus $75.000). Kedua, sistem CAD-A mengembalikan $90.000 pada
tahun pertama, sedangkan B hanya mengembalikan $40.000. Tambahan $50.000
yang disediakan sistem CAD-A di tahun pertama dapat digunakan penggunaan
produktif, seperti menginvestasikannya di proyek lain. Lebih baik punya dolar
sekarang dari satu tahun dari sekarang, karena dolar di tangan dapat
diinvestasikan untuk menyediakan pengembalian satu tahun dari sekarang.
Singkatnya, periode pengembalian memberikan informasi kepada manajer
yang dapat digunakan sebagai berikut:
1. Untuk membantu mengendalikan risiko yang terkait dengan ketidakpastian arus
kas masa depan.
2. Untuk membantu meminimalkan dampak investasi pada masalah likuiditas
perusahaan.
3. Untuk membantu mengendalikan risiko keusangan.
4. Untuk membantu mengendalikan pengaruh investasi pada ukuran kinerja.
Namun, metode ini mengalami kekurangan yang signifikan: mengabaikan
total profitabilitas proyek dan nilai waktu dari uang. Sedangkan perhitungan
periode pengembalian mungkin berguna bagi seorang manajer, untuk
mengandalkannya semata-mata untuk keputusan investasi modal akan menjadi
bodoh.
Untuk mengetahui kondisi sebuah perusahaan sehat atau tidak, maka ada
baiknya dilakukan proses audit terhadap perusahaan tersebut. Audit yang
dilakukan bisa apa saja dari audit keuangan, kinerja sampai kepatuhan terhadap
SOP atau peraturan yang berlaku. Nantinya, auditor akan melakukan evaluasi
dengan prosedur audit yang telah ditentukan untuk menentukan apakah
perusahaan sudah sesuai atau tidak.
Output dari proses audit adalah penilaian tepat atau tidaknya sebuah
perusahaan. Contohnya jika yang dilakukan adalah audit keuangan, maka hasil
audit bisa saja menghasilkan sehat atau tidaknya keuangan perusahaan tersebut.
Jadi, output dari proses audit adalah untuk evaluasi perusahaan kedepannya.
Sebuah audit dapat dilakukan oleh pihak eksternal maupun pihak internal
perusahaan. Siapapun yang melakukan audit, tujuan proses audit tetap sama yaitu
untuk mengevaluasi perusahaan. Namun yang membedakan hanyalah proses dari
audit dan efek dari hasil audit. Salah satu jenis audit adalah audit internal atau
audit yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan. Biasanya, audit ini akan
diadakan setiap waktu tertentu untuk meningkatkan efektifitas dan keefisienan
suatu organisasi. Jadi sistem audit ini adalah departemen melakukan pengecekan
dan audit terhadap departemen lainnya.
Proses dari audit internal pun akan sama dengan proses audit pada
umumnya. Namun prosesnya biasanya tidak membutuhkan waktu selama audit
eksternal. Hasilnya pun akan digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kinerja perusahaan. Selain audit internal ada juga audit eksternal, dimana
dilakukan oleh badan independen yang telah memenuhi syarat. Biasanya audit
internal dilakukan karena adanya sebuah kebutuhan atau pemeriksaan terhadap
sebuah perusahaan. Jadi, proses audit ini akan lebih teliti dan membutuhkan
proses yang lama.
Arahan perusahaan dalam hal ini adalah jenis audit yang diinginkan,
apakah audit keuangan, kinerja dan yang lain. Jangan sampai yang diinginkan
audit kinerja namun yang dikeluarkan hanya audit keuangan.
2. Mempelajari Kondisi/ Sistem Perusahaan
3. Pengumpulan Data
4. Pengamatan
5. Pengujian Informasi
Data-data yang telah terkumpul harus disusun dan diuji untuk dianalisis
kemudian. Jika ada yang aneh dalam data atau hasil analisa akan dicatat dan
disampaikan pada hasil audit. Dalam proses ini, auditor harus jujur dan detail
dalam melakukan Analisa. Hal ini bertujuan agar tidak sampai terjadi kesalahan
dalam hasil audit.
6. Mendapatkan Hasil
Jika hasil pengujian telah selesai, maka auditor akan mendapatkan hasil
dari proses audit. Namun sebelum hasil tersebut disampaikan ke perusahaan,
auditor harus mengecek kembali hasil audit. Pastikan hasilnya sesuai dengan data
yang telah dikumpulkan.
8. Evaluasi Perusahaan
Audit dapat dilakukan kapan saja dalam selama setahun, namun ada
baiknya dilakukan pada saat awal tahun. Dengan melakukannya pada awal tahun,
perusahaan dapat mengetahui hasil kinerja perusahaan. Waktu yang tepat untuk
melakukan audit adalah pada bulan Januari sampai Maret. Ini juga akan
mempermudah perusahaan dalam menyiapkan data-data yang dibutuhkan untuk
audit.
Sedangkan untuk berapa kali audit harus dilakukan, ini bergantung pada
perusahaan masing-masing. Jika kondisi perusahaan dirasa tidak baik, maka dapat
dilakukan proses audit secara berkala seperti setiap tahun. Namun, sebelum
melakukan audit eksternal, ada baiknya melakukan audit internal dulu. Audit
internal sebaiknya dilakukan paling tidak 6 bulan sekali untuk melakukan evaluasi
perusahaan. Semakin sering dilakukannya audit internal, perusahaan akan terbiasa
ketika ada audit eksternal. Namun, kembali lagi tidak ada standar tertentu kapan
audit harus dilakukan.
Peran auditor
Hal ini menimbulkan perhatian yang lebih terhadap cara auditor dalam
melakukan audit. Perilaku pengurangan kualitas audit adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh auditor selama melakukan pekerjaan dan dapat mengurangi
ketepatan dan keefektifan pengumpulan bukti audit. Salah satu bentuk perilaku
pengurangan kualitas audit adalah penghentian prematur atas prosedur audit
(Malone dan Roberts, 1996 : Coram, et al., 2004) dalam Suryanita et al., (2006).
Praktik penghentian prematur atas prosedur audit, tentu saja sangat berpengaruh
secara langsung terhadap kualitas laporan audit yang dihasilkan auditor, sebab
apabila salah satu langkah dalam prosedur audit dihilangkan, maka kemungkinan
auditor membuat opini yang salah akan semakin tinggi dan dapat menyebabkan
auditor dituntut secara hukum. Seperti yang banyak dilakukan oleh auditor dalam
keadaan time pressure.
Auditor tidak menjamin bahwa laporan keuangan yang telah diaudit telah
terbebas dari salah saji material. Dengan demikian dalam perencanaan
pekerjannya, auditor harus mempertimbangkan risiko audit tersebut. Semakin
banyak prosedur audit yang dilakukan auditor, maka dapat memperkecil risiko
audit sehingga kemungkinan terjadinya penghentian prematur atas prosedur
auditpun semakin rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa risiko audit mempunyai
pengaruh terhadap terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit sesuai
dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Andani dan Mertha (2014), Nisa
dan Raharja (2013), Weningtyas, dkk. (2006), serta Kholidiah dan Murni (2014).
4 Faktor eksternal lain yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur
audit adalah materialitas.
Prosedur review adalah proses memeriksa atau meninjau ulang hal atau
pekerjaan untuk mengatasi terjadinya indikasi ketika staf auditor telah
menyelesaikan tugasnya padahal tugas yang disyaratkan gagal dilakukan
(Simamora, 2001 dalam Wahyudi,dkk. 2011) , sedangkan kontrol kualitas
memiliki arti untuk membantu memastikan apakah pelaksanaan audit dijalankan
sesuai standar auditing (Messier, 2000). Ketika prosedur review dan kontrol
kualitas telah dilakukan sesuai standart oleh kantor akuntan publik maka tingkat
terjadinya penghentian prematur yang dilakukan 5 audit menjadi rendah.
Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan prosedur review dan kontrol kualitas
berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, diantaranya
Weningtyas, dkk. (2006), serta Kholidiah dan Murni (2014).
Prosedur Analitis
Prosedur analitis lebih kepada membandingkan apa yang ada (dicatat)
dengan apa yang menjadi keyakinan/ekspektasi auditor. Bisa dilakukan dengan
membandingkan data-data keuangan dengan non keuangan atau dengan data-data
lainnya yang memiliki hubungan.
4) Jelaskan mengapa NPV lebih baik daripada IRR untuk keputusan investasi
modal yang melibatkan proyek yang saling eksklusif
NPV adalah perbedaan nilai sekarang aliran kas keluar (cash outflow)
dengan aliran kas masuk (cash inflow) selama umur proyek. Rumus perhitungan
NPV adalah sebagai berikut:
Menurut Garrison, dkk (2013), aliran kas masuk atau cash inflow
perusahaan dapat diperoleh dari penghasilan , pengurangan atau penghematan
biaya, nilai residu invesasi, dan pengurangan modal kerja. Aliran kas keluar atau
cash outflow dapat berasal dari investasi mula – mula, modal kerja yang
dibutuhkan, biaya reparasi dan pemeliharaan, tambahan investasi, dan biaya
operasional.
Apabila NPV < 0, maka usulan investasi ditolak karena investasi tersebut
tidak menguntungkan bagi perusahaan. (Hansen & Mowen, 2007)
𝐼𝑅𝑅 = ∑ 𝐶𝐹𝑡 (1 + 𝐼) 𝑡
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝐼𝑅𝑅 = 𝐶𝐹 (𝑑𝑓)
dimana :
I : investasi
Sabagai contoh: jika NPV > 0 dan IRR juga > dari tingkat pengembalian
yang diminta, maka kedua model mengisyaratkan keputusan yang tepat.
NPV berbeda dengan IRR dalam dua hal: Pertama, NPV mengasumsikan
setiap arus kas masuk yang diterima diinvestasikan kembali pada tingkat
pengembalian yang di minta, sedangkan metode IRR mengasumsikan
setiap arus kas yang nasuk diinvestasikan kembali pada IRR yang
dihitung. Kedua, metode NPV mengukur profitabilitas dalam nilai
absolut,sedangkan metode IRR mengukur profitabilitas dalam nilai
relative
Desain A Desain B
Pola arus kas dan analisis VPV : desain A dan B pada proyek
lingkungan Honley Medical:
0 $(180.000) $(210.000)
1 60.000 70.000
2 60.000 70.000
3 60.000 70.000
4 60.000 70.000
5 60.000 70.000
Analisis IRR
Faktor diskonto = investasiawal : arus kas tahunan
= $180.000 : $60.000
= 3.000
Desain B: analisis NPV
Tahun Arus kas Faktor diskonto Nilai
sekarang
0 $ (210.000) 1,000 $ (210.000)
1-5 70.000 3,605 253.350
NPV 42350
Analisis IRR
Faktor diskonto = investasiawal : arus kas tahunan
= $210.000 : $70.000
= 3.000
dari laporan laba rugi untuk menentukan arus kas setelah pajak
diilustrasikan dalam contoh berikut. Contoh tersebut juga digunakan untuk
menunjukkan bagaimana pengeluaran nontunai dapat meningkat arus kas
masuk dengan menghemat pajak. Divisi Produk Khusus Honley Medical
berencana membuat produk baru yang membutuhkan peralatan baru
seharga $800.000. Produk baru ini diharapkan meningkatkan pendapatan
tahunan perusahaan sebesar $600.000 untuk masing-masing dari empat
tahun ke depan.
Bahan, tenaga kerja, dan biaya operasional tunai lainnya akan
menjadi $250.000 per tahun. Itu peralatan memiliki umur empat tahun dan
akan disusutkan dengan dasar garis lurus. Mesin tidak akan memiliki nilai
sisa pada akhir empat tahun. Laporan laba rugi untuk tahun khas proyek
berikut:
Pendapatan $ 600.000
Lebih sedikit:
Biaya operasional tunai (250.000)
Depresiasi (200.000)
Penghasilan sebelum pajak penghasilan $ 150,000
Pajak penghasilan (@ 40%) 60.000
Penghasilan bersih $ 90.000
Arus kas dari laporan laba rugi dihitung sebagai berikut:
CF = NI + NC
= $90.000 + $200,000
= $290.000
Nilai sekarang, $300, adalah nilai masa depan $363 hari ini. Semua
lainnya semuanya sama, memiliki $300 hari ini sama dengan memiliki
$363 dua tahun dari sekarang. Dengan kata lain, jika sebuah perusahaan
membutuhkan tingkat pengembalian 10 persen, yang paling perusahaan
akan bersedia membayar hari ini adalah $300 untuk setiap investasi yang
menghasilkan $363 dua tahun dari sekarang.
Proses menghitung nilai sekarang dari arus kas masa depan sering
disebut untuk sebagai diskon; jadi, kita katakan bahwa kita telah
mendiskon nilai masa depan $363 menjadi nilai sekarang $300. Tingkat
bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan adalah
Nilai diskon. Ekspresi F/(1 +i)n dalam Persamaan 13A.3 adalah faktor
diskonto. Dengan membiarkan faktor diskonto, yang disebut df, sama
dengan 1/(1+ i)n, Persamaan 13A.3 dapat menjadi dinyatakan sebagai P =
F(df). Untuk menyederhanakan perhitungan nilai sekarang, diberikan tabel
faktor diskonto untuk berbagai kombinasi i dan n (lihat Peraga 13B-1 pada
Lampiran B). Misalnya, faktor diskon untuk i = 10 persen dan n = 2 adalah
0,826 (cukup pergi ke kolom 10 persen dari tabel dan pindah ke yang
kedua baris). Dengan faktor diskonto, nilai sekarang $363 dihitung sebagai
berikut:
P = F(df)
= $363 0,826
= $300 (dibulatkan)