Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BUKTI AUDIT
Diatur untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing 1
Dosen Pengampu: Dr. Netty Herawaty, S.E., M.Si., Ak, CA.

Disusun Oleh:
Kelompok 2 (Ganjil)
Fiona Agnesia Br Sidauruk (C1C020121)
Sabrina Audre Yasmin (C1C020137)
Paula Agustina Sitorus (C1C020163)
Cantika Apriliani (C1C020165)
Indah Maharani Putri (C1C020167)
Muhammad Fiqih Julian Rizki (C1C020171)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Auditing 1, dengan judul: “Bukti Audit”.
Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dr. Netty Herawaty, S.E., M.Si.,
Ak, CA., selaku dosen pengajar yang telah memberikan bimbingannya kepada
kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.

Jambi, 12 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1. 1 Latar Belakang.............................................................................................. 1

1. 2 Rumusan Penulisan.......................................................................................1

1. 3 Tujuan Penulisan...........................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2

2. 1 Bukti Audit................................................................................................... 2

2. 2 Tujuan Bukti Audit....................................................................................... 4

2. 3 Manfaat Bukti Audit..................................................................................... 4

2. 4 Jenis-jenis Bukti Audit..................................................................................5

BAB III PENUTUP..................................................................................................8

3. 1 Kesimpulan................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan
independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan
yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk
mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang
terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Auditor harus dapat mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup
dan kompeten agar dapat mendukung kesimpulan audit. Bukti audit sangat besar
pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor dalam rangka
memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena itu,
auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten
agar kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga
untuk menghindari dari tuntutan pihak-pihak yang berkepentingan di kemudian
hari apabila pendapat yang diberikannya tidak pantas. Tipe bukti audit berupa
dokumentasi (bukti dokumenter) juga penting bagi auditor. Namun, dokumentasi
pendukung yang dibuat dan hanya digunakan dalam organisasi klien merupakan
bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak adanya pengecekan dari
pihak luar yang bebas. Bukti audit tersebut harus didokumentasikan dengan baik
dalam kertas kerja.

1. 2 Rumusan Penulisan
a. Apa pengertian dari bukti audit?
b. Bagaimana memahami tujuan dan manfaat dari bukti audit?
c. Bagaimana mengidentifikasi jenis-jenis bukti dalam pengauditan?

1. 3 Tujuan Penulisan
a. Mampu menjelaskan arti dari bukti audit.
b. Mampu memahami tujuan dan manfaat dari bukti audit.
c. Mampu mengidentifikasi jenis-jenis bukti dalam pengauditan.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Bukti Audit
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan auditor untuk
mencapai kesimpulan yang menjadi dasar opini audit. Sebagian besar pekerjaan
auditor independen dalam rangka memberikan opini atas laporan keuangan terdiri
dari usaha untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit. Ukuran keabsahan
(validity) bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor
independen. Dalam hal ini bukti audit (audit evidence) berbeda dengan bukti
hukum (legal evidence) yang diatur secara tegas oleh peraturan yang ketat. Bukti
audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh
auditor independen dalam rangka memberikan opini atas laporan keuangan
auditan. Relevansi, obyektivitas, ketepatan waktu, dan keberadaan bukti audit lain
yang menguatkan kesimpulan, seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti.
Cobalah perhatikan bunyi teks yang tercantum dalam International
Standard on Auditing (ISA) 200 (Para.A28) berikut ini : “Bukti audit penting
untuk mendukung opini dan laporan auditor. Bukti tersebut bersifat kumulatif dan
terutama diperoleh dari prosedur audit yang digunakan selama pelaksanaan audit.
Namun demikian, bukti audit mencakup pula informasi yang diperoleh dari
sumber lain seperti misalnya dari audit periode yang lalu atau prosedur kualitas
pengendalian klien dalam rangka memutuskan diterima atau diteruskannya
penugasan. Selain dari sumber-sumber dalam dan luar entitas, catatan akuntansi
entitas yang diaudit merupakan sumber bukti audit yang penting. Selain itu,
informasi yang bisa digunakan sebagai bukti audit bisa pula berupa informasi
yang diberikan oleh seseorang ahli yang disewa atau diberi penugasan oleh entitas.
Bukti audit terdiri dari informasi-informasi yang mendukung asersi manajemen,
maupun yang berlawanan dengan asersi tersebut. Dalam hal-hal tertentu,
ketiadaan informasi (misalnya, karena manajemen menolak untuk memberikan
informasi yang diminta auditor) digunakan oleh auditor, dan oleh karenanya juga
merupakan bukti audit. Sebagian besar pekerjaan auditor dalam rangka

2
merumuskan opini auditor terdiri dari pekerjaan mendapatkan dan mengevaluasi
bukti audit.” (Terjemahan dari ISA 200, para. A28)
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari:
1. Data akuntansi
Salah satu tipe bukti audit adalah data akuntansi yaitu seperti: jurnal, buku
besar, dan buku pembantu, serta buku pedoman akuntansi, memorandum dan
catatan tidak resmi.
2. Semua informasi penguat (corrobating information) yang tersedia bagi
auditor.
Informasi penguat meliputi segala dokumen seperti cek, faktur, surat kontrak,
notulen rapat, konfirmasi, dan pernyataan tertulis dari pihak yang mengetahui
informasi yang diperoleh auditor melalui permintaan keterangan, pengamatan,
infeksi dan pemeriksaan fisik; serta informasi lain yang dikembangkan oleh
atau tersedia bagi auditor yang memungkinkannya untuk menarik kesimpulan
berdasarkan alasan yang kuat. Pertimbangan auditor tentang kelayakan bukti
audit yang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
1) Pertimbangan profesional
Yaitu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keseragaman
penerapan mutu dan jumlah bukti yang diperlukan dalam audit.
2) Integritas manajemen
Manajemen juga bertanggung jawab atas asersi yang tercantum dalam
laporan keuangan. Manajemen juga berada dalam posisi untuk
mengendalikan sebagian besar bukti dan data akuntansi yang mendukung
laporan keuangan.
3) Kepemilikan publik versus terbatas
Umumnya auditor memerlukan tingkat keyakinan yang lebih tinggi
dalam audit atas laporan keuangan perusahaan publik (misalnya PT yang
go public) dibandingkan dengan audit atas laporan keuangan perusahaan
yang dimiliki oleh kalangan terbatas (misalnya PT tertutup).
4) Kondisi keuangan

3
Umumnya jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan
proses kebangkrutan, pihak-pihak yang berkepentingan, seperti kreditur,
akan meletakan kesalahan dipundak auditor, karena kegagalan auditor
untuk memberikan peringatan sebelumnya mengenai memburuknya
kondisi keuangan perusahaan. Dalam keadaan ini, auditor harus
mempertahankan pendapatnya atas laporan keuangan auditan dan mutu
pekerjaan audit yang telah dilaksanakan.

2. 2 Tujuan Bukti Audit


Adapun tujuan bukti audit (Anonim : 2012) yaitu:
1. Membantu membuat keputusan tentang penilaian risiko dengan
mempertimbangkan salah saji berupa potensial yang akan mungkin terjadi.
Penilaian risiko audit adalah proses rekursif penelusuran bukti untuk
menentukan keyakinan dan menilai keaslian dan kebenaran bukti audit guna
mendukung penerbitan opini. Risiko audit merupakan salah satu yang
menjadi perhatian auditor dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
profesionalnya dan kemungkinan adanya risiko audit. Risiko audit dapat
ditimbulkan dari tingkat penemuan yang direncanakan dalam menghadapi
irregularities, misalnya related party transaction (transaksi perusahaan induk
dan anak atau transaksi antar keluarga), client misstate (klien melakukan
penyimpangan), kualitas komunikasi (klien tidak kooperatif), initial audit
(klien baru pertama kali audit) klien bermasalah (Anonim : 2011).
2. Membantu menentukan prosedur audit yang cocok dengan asersi dan
penilaian resiko.
Asersi sangat penting karena membantu auditor dalam memahami bagaimana
laporan keuangan mungkin disalah sajikan dan menuntun auditor dalam
mengumpulkan bukti (Anonim : 2009).

2. 3 Manfaat Bukti Audit


Mengidentifikasi jenis dan sumber bukti audit merupakan langkah awal
yang baik dan sangat menentukan tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas audit
yang dilakukan. Dengan demikian, auditor harus mengidentifikasi secara jelas

4
sifat, mutu, dan jumlah bukti audit yang akan dikumpulkan. Adapun manfaat
bukti audit (Agung Rai : 2008) adalah sebagai berikut:
1. Bukti akan digunakan untuk mendukung temuan, simpulan, dan
rekomendasi audit. Mutu simpulan dan rekomendasi audit sangat
bergantung pada bukti audit ini.
2. Bukti-bukti audit mempunyai peran yang sangat penting terhadap
keberhasilan pelaksanaan audit. Oleh karena itu, bukti-bukti audit harus
mendapatkan perhatian auditor sejak tahap perencanaan audit sampai
dengan akhir proses audit.

2. 4 Jenis-jenis Bukti Audit


Menurut Arens, dkk yang diterjemahkan oleh tim Dejacarta (2003:251)
mengatakan bahwa dalam memutuskan audit prosedur yang mana yang akan
digunakan, terdapat beberapa jenis bukti-bukti audit yang dapat dipilih oleh
auditor, antara lain:
1. Pengujian Fisik (Physical Examination)
Pengujian fisik adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor
atas aktiva yang berwujud (tangible assets). Jenis bukti ini sering berkaitan
dengan persediaan dan kas tetapi dapat pula diterapkan untuk berbagai
verifikasi atas surat berharga, surat piutang serta aktiva tetap yang berwujud.
2. Konfirmasi (Confirmation)
Konfirmasi menggambarkan penerimaan tanggapan baik secara tertulis
maupun lisan dari pihak ketiga yang independen yang memverifikasikan
keakuratan informasi sebagaimana yang diminta oleh auditor. Permintaan ini
ditunjukkan bagi klien, klien meminta pihak ketiga yang independen untuk
memberikan tanggapannya secara langsung kepada auditor. Karena
konfirmasi ini datang dari berbagai sumber yang independen untuk klien,
maka jenis bukti audit ini sangatlah dihargai dan merupakan jenis bukti yang
paling sering digunakan. Konfirmasi diidentifikasikan menjadi dua jenis yaitu:
1) konfirmasi positif, konfirmasi yang membutuhkan jawaban dalam situasi
apa pun.

5
2) konfirmasi negatif, konfirmasi yang dijawab hanya jika terdapat
perbedaan saldo.
3. Dokumentasi (Documentation)
Dokumentasi adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan
klien untuk mendukung informasi yang terjadi atau seharusnya terjadi dalam
laporan keuangan. Dokumen secara sederhana dapat diklasifikasikan sebagai
dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal adalah dokumen
yang dipersiapkan dan dipergunakan dalam organisasi klien sendiri serta
tidak pernah disampaikan kepada pihak-pihak di luar organisasi seperti
pelanggan atau pemasok klien. Contoh dari dokumen ini adalah salinan faktur
penjualan, laporan waktu kerja karyawan, serta laporan penerimaan
persediaan. Dokumen eksternal adalah dokumen yang pernah berada dalam
genggaman seseorang di luar organisasi yang mewakili pihak yang menjadi
klien dalam melakukan transaksi tetapi dokumen tersebut saat ini berada di
tangan klien atau dengan segera dapat diakses oleh klien. Contoh dokumen
eksternal adalah faktur-faktur dari pemasok, surat utang yang dibatalkan serta
polis-polis asuransi.
4. Prosedur Analitis (Analytical Procedures)
Prosedur analitis merupakan cara yang digunakan auditor untuk memperoleh
bukti dengan menggunakan perbandingan data non keuangan dengan data
keuangan. Contoh atas hal ini adalah perbandingan persentase antara laba
kotor yang diperoleh selama tahun berjalan terhadap laba kotor yang
diperoleh tahun sebelumnya. Prosedur analitis digunakan secara luas dalam
praktek dan penggunaan prosedur tersebut telah meningkat dengan
tersedianya komputer untuk melakukan perhitungan. Dewan Standar Audit
telah menyimpulkan bahwa prosedur analitis adalah begitu penting sehingga
mereka dibutuhkan selama fase perencanaan dan penyelesaian atas semua
audit.
5. Wawancara kepada klien (Inquires of The Client)
Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan
maupun tertulis dari klien sebagai tanggapan atas berbagai pertanyaan yang

6
diajukan oleh auditor. Walaupun banyak bukti dari klien berasal dari hasil
wawancara ini, bukti tersebut tidak dapat dinyatakan sebagai bukti yang
meyakinkan karena tidak diperoleh dari sumber yang independen dan
barangkali cenderung mendukung pihak klien. Oleh karena itu, saat auditor
memperoleh bukti dari hasil wawancara ini, maka pada umumnya merupakan
suatu keharusan bagi auditor untuk memperoleh bukti audit lainnya yang
lebih meyakinkan melalui berbagai prosedur lainnya.
6. Hitung Uji (Reperformance)
Hitung uji melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer
informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam
periode audit pada sejumlah sampel yang diambil auditor. Pengujian kembali
atas berbagi perhitungan ini terdiri dari pengujian atas keakuratan aritmatis
klien. Hal ini mencakup sejumlah prosedur seperti pengujian perkalian dalam
faktur-faktur penjualan dan persediaan, penjualan dalam jurnal-jurnal dan
catatan-catatan pendukung serta menguji perhitungan atas beban depresiasi
dan beban di bayar di muka. Pengujian kembali atas berbagi transfer
informasi mencakup penelusuran nilai-nilai untuk memperoleh keyakinan
bahwa pada saat informasi tersebut dicantumkan pada lebih dari satu tempat,
maka informasi tersebut selalu dicatat dalam nilai yang sama pada setiap saat.
7. Observasi (Observation)
Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 06 Tahun ke-2 September-Desember
2011 Observasi adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas-
aktivitas tertentu. Sepanjang proses audit, terdapat banyak kesempatan bagi
auditor untuk mempergunakan indera penglihatan, pendengaran, perasa dan
penciumannya dalam mengevaluasi berbagi item yang sangat beraneka ragam.

7
BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau
informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh
auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya. Kemudian,
keputusan auditor mengenai bukti pendukung audit dapat dipisahkan menjadi
empat golongan, yaitu: (1) Prosedur audit mana yang akan digunakan, (2) Jumlah
sampel yang akan dipilih untuk suatu prosedur tertentu, (3) Item (transaksi) mana
yang akan dipilih dari keseluruhan data/populasi, dan (4) Kapan prosedur-
prosedur itu akan dilaksanakan.
Ada tiga faktor penentu dari bukti yang meyakinkan adalah kompetensi,
kecukupan dan ketepatan waktu. Perhatikan bahwa faktor yang disebutkan
terdahulu diambil langsung dari standar ketiga kerja lapangan, yaitu hasil
gabungan serta masalah biaya dan meyakinkannya bukti.
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk meyatakan
pendapat apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
Kemudian, dalam memutuskan prosedur audit aman yang akan digunakan, ada
tujuh kategori umum bukti audit yang dapat dipilih oleh auditor, yaitu;
pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, observasi, pertanyaan terhadap klien,
ketepatan mekanis dan prosedur analitis.

8
DAFTAR PUSTAKA

Daud, R. (t.thn.). JURNAL BUKTI AUDIT. Dipetik dari Academia.edu:


https://www.academia.edu/31316095/JURNAL_BUKTI_AUDIT

Jusup, A. H. (2014). Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta: Bagian


Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Rahman. (2013, November 06). Makalah: Bukti Audit dan Kertas Kerja. Dipetik
dari Blogspot: http://rahman8194.blogspot.com/2013/11/bukti-audit-kertas-
kerja.html

Ramdani, D. (t.thn.). BUKTI AUDIT. Dipetik dari Academia.edu:


https://www.academia.edu/25514110/BUKTI_AUDIT_Untuk_memenuhi_t
ugas_mata_kuliah_Auditing

Anda mungkin juga menyukai