DISUSUN OLEH:
Proses pengambilan keputusdan sering disebut penganggaran modal ada dua jenis
proyek penganggaran modal: proyek independen dan proyek saling eksklusif. Proyek
independen adalah proyek yang jika diterima atau ditolak , tidak akan mempengaruhi arus kas
proyek lainnya. Sedangkan proyek saling ekslusif adlah proyek yang apabila diterima akan
menghalangi penerimaan proyek lain.
Pengembalian yang wajar ssecara umum telah disepakati bahwa setiap proyek baru
harus menutup biaya kesempatan dari dana yang dinvestasikan. Contohnya,jika perusahaan
memperoleh dana dari pasar uang dengan bunga 6 persen dan menginvesstasikannya pada
proyek baru,maka proyrek tersebut harus memberikan ssedikitnya 6 persen dari
pengembalian. Jika perrusahaan menggunakan dua sumber dana yang berbneda-satu dengan
kesempatan 4 persen dan yang lain 6 persen-maka penge,mbalian yang harus yang harus
dihasilnkan antara 4 persen dan 6 persen. Hal itu tergantung pada jumlah relatif dana yang
diperoleh dari setiap sumber.
a. Periode pengembalian
Periode pengambilan (payback period) adalah waktu yng dibutuhkan suatu perusahaan untuk
memperleh investasi awalnya kembali.
Ketika jumalah arus kas dari suatu proyek diassumsikan tetap maka rumus
yang dapat digunakan untuk menghitung periode pengembaliannya adalah :
Ketika jumalah arus kas dari suatu proyek diassumsikan tidak tetap maka
rumus yang dapat digunakan untuk menghitung periode pengembaliannya
adalah :
Dengan menambahkan arus kas tahunan sampai waktu ketika investasi awal
diperoleh kembali
Laba tidak setara dengan arus kas karena akrual dan penangguhanyng digunakan
dalam perhitungannya. Laba rata-rata dari suatu proyek dihasilkan dengan menjumlahkan
laba bersih setiap tahun dari proyek, kemudian membagi total laba bersih tersebut dengan
jumlah rahun. Laba bersih rata-rata proyek dapat diperoleh dari pengurangan penyusutan
rata-rata dari arus kas rata-rata. Dengan asumsi semua pendapatan yang diperoleh dalam
suatu periode dikumpulkan dan penyusutan merupakan satu-satunya beban nonkas, taksiran
tersebut akan tepat.
Investasi dapat didefinisikan sebagai investasi awal atau investasi rata-rata. Jika I
adalah investasi awal, S adalah nilai sisa (salvage value). Dengan asumsi investasi
dikonsumsi secara merata, investasi rata-rata dapat didefinisikan sebagai berikut :
Investasi rata-rata = ( I + S ) / 2
Contoh : Divisi IV dari Honley Medical melakukan investasi suatu alat khusus dengan biaya
awal sebesar $100.000. umur investasi adalah 5 tahun dengan arus kas $30.000, $30.000,
$40.000, $30.000, dan $50.000. anggaplah aktiva tersebut tidak memiliki nilai sisa setelah 5
tahun dan semua pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun tertagih pada tahun tersebut.
Total arus kas selama 5 tahun adalah ( $180.000), hal itu bearti arus kas rata-rata adalah
$36.000 ( $180.000 / 5 tahun ). Penyusutan rata-rata adalah $20.000 ( $100.000 / 5 tahun ).
Laba bersih rata-rata adalah selisih antara kedua angka tersebut $16.000 ($36.00 - $20.000 ).
Dengan menggunakan laba bersih rata-rata dan investasi awal , diperoleh tingkat
pengembalian akuntansi sebesar 16 % ( $16.000 / $100.000 ) . jika investasi rata-rata
digunakan sebagai pengganti investasi awal , maka tingkat pengembalian akuntansi menjadi
32 % ( $16.000 / $50.000).
MODEL DISKONTO
NPV = { ( ∑ CFt I (1 + i )t } – I
= { ∑ CFt dft } – I
=P - I
Keterangan
CFt = Arus kas masuk yang diterima dalam periode t, dengan t = 1.... n
t = Periode waktu
Nilai sekarang bersih (NPV) mengukur profitabilitas suatu investasi. Jika suatu proyek
memiliki NPV poitif, bearti ada peningkatan kekayaan. Bagi perusahan, hal ini bearti
besarnya nilai positif NPV mengukur peningkatan nilai perusahaan yang dihasilkan dari suatu
investasi. Dalam menggunakan metode NPV, tingkat pengembalian yang diminta harus
ditentukan. Tingkat pengembalian yang diminta ( required rate of return ) adalah tingkt
pengembalian minimum yang dapat diterima. Hal itu juga disebut tingkat diskonto, tingkat
rintangan, atau tingkat batas (hurdle rate), dan biaya modal.
Contoh : Divisi produk khusus dari Honley Medical sedng mengembangkan instrumen
tekadan darah, manajer pemasaran tertarik dengan proyek tersebut setelah menyelesaikan
suatu penelitian pasar secara mendalam yang mengungkapkan pendapatan tahuan diharapkan
ecapai $300.000 . Instrumen BP memiliki proyeksi iklus hidup produk lama adalah 5 tahun.
Peralatan untuk membuat BP mebutuhkan biaya sebesar $320.000 . setelah 5 tahun ,
peralatan tersebut dapat dijual seharga $40.000. selain peralatan, modal kerjadiperkirakan
akan bertambah sebesar $40.000karena meningkatnya persediaan dan piutang. Peeusahaan
berharap dapat memperoleh kembali investasi dalam modal kerja pada akhir umum proyek.
Beban operasional kas tahunan diperkirakan sebesar $180.000. dengan asumsi tingkat
pengembalian yang diminta adalah 12% , haruskan Honley Medical memproduksi Instumen
BP tersebut ?
Tingkat pengembalian internal (internal rate of return – IRR ) adalah suku bunga yang
mengatur nilai sekarang dari arus kas masuk proyek sama dengan nilai sekarang dari biaya
proyek tersebut. Dengan kata lain, IRR adalah suku bunga yang mengatur NPV proyek sama
dengan nol. Persamaan berikut dapat digunakan untuk menentukan IRR proyek .
I - ∑ CFt I (1 + i )t
Tingkat pengembalian internal merupakan teknik investasi modal yang paling banyak
diguakan. Salah satu alasan bagi popularitasnya mungkin karena konsep tingkat
pengembaliannya, yaitu konsep yang mudah digunakan oleh para manajer. Kemungkinan lain
adalah para mananer mungkin percaya bahwa IRR adalah tingkat pengembalian majemuk
aktual atau sebenarnya yang diterima oleh investasi awal. Alasan apapun mengenai
popularitasnya, pemahaman mendasar terhadap konsep adalah perlu.
Contoh :
Divisi produk khusus daei Honley Medical memiliki peluang investasi sebesar $1.200.000
pada sistem ultrasound baru yang akan menghasilkan arus kas masuk bersih sebesar $499.500
pada setiap akhir tahun selama tiga tahun berikutnya. IRR adalah suku bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari tiga penerimaan $499.500 dengan investasi sebesar
$1.200.000.karena rangkaian arus kasnya seragam, maka cara pada tampilan 13B-2 dapat
digunakan untuk menghitung nilai sekarang anuitas tersebut. Dengan df sebagai faktor
diskonto dan Cf sebagai arus kas tahunan, persamaan 13-2 mengasilkan bentuk sebagai
betikut :
I - CF (df)
df = I / CF
Pada kasus beberapa periode, persamaan 13-2 dapat dipecahkan dengan teknik coba-coba
atau menggunakan kalkulator bisnis atau program spreadsheet. ,misalnya, anggaplah investasi
sebesar $100.000 pada sistem PC menghasilkan penghematan aktivitas administrasi sebesar
$6.000 dan $7.200 per tahun selama 2 tahuan. IRR nya adalah suku bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari kedua arus kas masuk sama dengan :
= $10.000
Teknik coba-coba yaitu dengan menggunakan tingkat bunga 20% maka akan didapat :
= $9.995
Karena nilai ini cukup mendekati $10.00 , kita dapat mengatakan IRR nya adalah 20 % .
Unsur penting dalam proses investasi modal adalah analisis lebih lanjut terhadap proyek
modal segera setelah proyek diimplementasikan. Analisis ini disebut pascaaudit. Pascaaudit
membandingkan manfaat aktual dengan manfaat yang diestimasi dan biaya operasional aktual
dengan biaya operasional yang diestimasi. Pascaudit mengevaluasi hasil keseluruhan
investasi dan mengusulkan tindakan perbaikan bila diperlukan.
Manfaat pascaudit
Jika proyek berjalan dengan baik, maka hal itu mungkin memerlukan dana tambahan dan
perhatian ekstra. Jika proyek berjalan dengan tidak baik, maka tindakan perbaikan mungkin
diperlukan untuk meningkatkan kinerja atau menghentikan proyek.
Akan tetapi, pascaaudit memakan biaya yang cukup besar, lebih dari itu, meskipun
memberikan manfaat yang signifikan, pascaaudit memiliki keterbatasan lain. Hal yang paling
jelas adalah fakta bahwa asumsi yang diberikan oleh analisis awal sering cacat seiring dengan
perubahan lingkungan operasional. Kondisi yang dapat dipertanggungjawabkan harus
memenuhi kualifikasi untuk beberapa tingkat dengan kemungkinan ramalan setiap kejadian
yang mungkin terjadi.
Sampai saat ini, pembahasan telah berfokus pada pryoek independen. Sebagian besar
keeputusan investasi modalberkaitan dengan proyek saling eklusif. Bagaimana analisis NPV
dan IRR digunakan untuk memilih di antara proyek yang saling bersaing merupakan
pertanyaan yang menarik. Pertanyaan yang lebih menarik lagi adalah memperhatikan apakah
kemampuan NPVNdan IRR berbeda dalam membantu seorang manajer membuat keputusan
maksimal saat munculnya berbagai alternative yang saling bersaing. Sebagai contoh, kita
telah mengetahui model nondiskontodapat menyebakan pilihan yang salah karena model ini
mengabaikan nilai waktu uang (NPV).Akibat kekurangan ini, model diskonto dianggap lebih
unggul. Secara umum, dapat ditunjukkan bahwa model NPV lebih disenangi dibandingkan
model IRR ketika memiliih diantara alternative saling ekslusif.
NPV Dibandingkan dengan IRR
Baik NPV maupun IRR menghasilkan keputuan yang ssama bagi proyek independen.
Sebagai contoh, jika NPV lebih besar dari nol, dan IRR juga lebih besar dari tingkat
pengembalian yang diminta, maka kedua model mengisyaratkan keputusan yang tepat. Akan
tetapi, untuk proyek yang saling bersaing, kedua metode ini bias memberikan hasil yang
berbeda. Berdasarkan intuisi, diyakini bahwa untuk proyek yang saling ekslusif, proyek yang
memiliki NPV tertinggi atau IRR tertinggi yang harus dipilih. Karena kedua metode bias
menghasilkan rangking yang berbeda untuk proyek-proyek yang saling ekslusif, metode yang
secara konsisten mengungkapkan proyek dengan kesejahteraan maksimal akan lebih disukai.
NPV berbeda dengan IRR dalam dua hal. Pertama, NPV mengasumsikan setiap arus
kas masuk yang diterima diinvestasikan kembali pada tingkat pengembalian yang diminta,
sedangkan metode IRR mengasumsikan setiap arus kas masuk diinvestasikan kembali pada
IRR yang dihitung. Menginvestasikan kembali pada tingkat pengembalian yang diminta
adalah lebih realistis dan memberikan hasil yang lebih dapat dipercaya ketika
membandingkan proyek saling ekslusif.Kedua, metode NPV mengukur profitabilitas dalam
nilai relative. NPV mengukur jumlah yang disebabkan oleh perubahan nilai perusahaan.
Karena NPV mengukur dampak proyek-proyek yang saling bersaing dalam nilai
perusahaan, pemilihan suatu proyek dengan NPV terbesar sejalan dengan pemaksimalan
kesejahteraan pemegang saham. Di pihak lain, IRR menghasilkan pilihan yang
memaksimalkan kesejahteraan tidak secara konsisten. Sebagai suatu ukuran profitabilitas
relatif, IRR memiliki kelebihan untuk mengukur dengan akurat tingkat pengembalian dana
yang tetap diinvestasikan secara internal. Meskipun demikian, memaksimalkan IRR tidak
berartimemaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan karena hal itu tidak dapat terjadi
secara alami, yaitu mempertimbangkan kontribusi nilai absolut dolar proyek. Pada analisis
terakhir, apa yang dihitung adalah total dolar yang didapatkan-laba absolut-bukan laba relatif.
Oleh karena itu, NPV (bukan IRR) yang sebaiknya digunakan untuk memilih diantara
beberapa proyek yang bersaing, proyek saling ekslusif, atau proyek yang bersaing jika dana
modal terbatas.
Suatu proyek independen akan diterima jika NPV nya positif. Bagi proyek saling
ekslusif, dipilih proyek dengan NPV terbesar. Ada tiga tahap dalam memilih proyek terbaik
dari beberapa proyek yang saling bersaing : menilai pada arus kas untuk setiap proyek,
menghitung NPV setiap proyek, dan mengidentifikasi proyek dengan NPV terbesar. Untuk
menggambarkan analisis NPV bagi proyek yang saling bersaing, diberikan sebuah contoh
berikut.
Desain A Desain B
Pendapatan tahunan 179460 239280
Biaya operasional tahunan 119469 169280
Peralatan (dibeli sebelum Tahun 1) 180000 210000
Umur proyek 5 tahun 5 tahun
Semua arus kas dinyatakan setelah pajak. Perusahaan harus memutuskan desain yang dipilih.
Asumsikan biaya modal untuk perusahaan adalah 12 persen.
Desain A memerlukan pengeluaran awal sebesar $180.000 dan memiliki arus kas
masuk tahunan bersih sebesar $60.000 (pendapatan sebesar $179.460 dikurangi biaya sebesar
$119.460). dengan pengeluaran awal sebesar $210.000, desain B memiliki arus kas masuk
tahanan bersih sebesar $70.000 ($239.280 - $169.280). Dengan informasi ini, pola arus kas
setiap proyek dapat digambarkan dan NPV dapat dihitung. Analisis tersebut disajikan pada
Tampilan 13-3. Berdasarkan analisis NPV, desain B lebih menguntungkan yang ditunjukkan
dengan nilai NPV yang lebih besar. Olah karena itu, perusahaan harus memilih desain B
daripada desain A.
Hal yang menarik adalah desain A dan B memiliki tingkat pengembalian internal yang sama.
Seperti diilustrasikan pada Tampilan 13-3, kedua desain memiliki faktor diskonto sebesar
3.000. Dari Tampilan 13B-2, dengan mudah terlihat faktor diskonto sebesar 3.000 dan
kelangsungan hidup lima tahun menghasilkan IRR sebesar 20 persen, perusahaan sebaiknya
tidak mempertimbangkan kedua desain yang sama-sama bagus. Analisis tersebut
memperlihatkan desain B memberikan NPV terbesar sehingga akan meningkatkan nilai
perusahaan yang melebihi desai A. Desain B harus menjadi pilihan. Ilustrasi ini menunjukkan
keunggulan konseptual NPV terhadap IRR untuk analisis proyek yang saling bersaing.
Penghitungan dan Penyesuaian Arus Kas
Satu langkah penting dalam nanalisis investasi modal adalah menentukan pola arus kas setiap
proyek. Pada kenyataannya, penghitungan arus kas mungkin merupakan langkah kritis dalam
proses investasi modal. Estimasi ysng keliru dapat menghasilkan keputusan yang juga keliru,
tanpa memperhatikan pengalaman model keputusan yang pernah digunakan. Ada dua langkah
yang diperlukan untuk menghitung arus kas: (1) peramalan pendapatan, beban, dan
pengeluaran modal, serta (2) penyesuaian arus kas kotor dengan inflasi dan pajak. Dari kedua
langkah tersebut, langkah pertama lebih menantang. Peramalan arus kas merupakan hal
teknis dengan berbagai persyaratan dan metodologinya dipelajari secara khusus dalam
penelitian pemasaran, ilmu manajemen, dan statistic. Setelah arus kas kotor diestimasi, hal itu
harus disesuaikan dengan pengaruh inflasi. Akhirnya, aplikasi hokum pajak dapat digunakan
untuk menghitung arus setelah pajak. Pada tingkat ini, diasumsikan peramalan kas kotor telah
tersedia dan fokusnya diarahkan pada penyesuaian arus kas yang diramaikan untuk
memperbaiki akurasi serta penggunaannya dalam analisis pengeluaran modal.
Di Amerika Serikat, laju inflasi relatif rendah dan keperluan untuk menyesuaikan arus kas
mungkin bukan merupakan hal yang kritis. Meskipun demikian, sekitar 47 persen perusahaan
Fortune 100 menggunakan arus kas yang disesuaikan dengan inflasi. Inflasi bisa sangat tinggi
di beberapa Negara tertentu, tetapi bagi perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan
internasional, pengaruhnya terhadap keputusan investasi modal bisa sangat dramatis. Sebagai
contoh, Venzuela pernah mengalami tingkat inflasi dua digit selam beberapa tahun. Jadi,
penting untuk mengetahui bagaimana menyesuaikan model penganggaran modal atas
pengaruh inflasi terutama jika melihat fakta bahwa perusahaan Amerika Serikat banyak yang
membuat keputusan investasi modal dalam beberapa lingkungan Negara yang berbeda.
Dalam suatu lingkungan inflasi, pasar keuangan beraksi terhadap kenaikan biaya modal untuk
mencerminkan inflasi. Jadi, biaya modal terdiri atas dua unsur berikut.
1. Tingkat riil.
2. Unsur inflasi (investor meminta premi sebagai komponsasi atas hilangnya daya beli
dolar atau mata uang local).
Karena tingkat pengembalian yang diminta (yang seharusnya biaya modal) yang digunakan
dalam analisis investasi modal mencerminkan komponen inflasi ketika analisis NPV
dilaksanakan, inflasi juga harus dilibatkan dalam memprediksi arus kas operasional. Jika arus
kas operasional tidak disesuaikan dengan inflasi, maka akan dihasilkan keputusan yang salah.
Ketika menyesuaikan prediksi arus kas, bila mungkin, sebaiknya digunakan indeks perubahan
harga spesifik. Jika tidak mungkin, dapat digunakan indeks harga umum.
Akan tetapi, perhatikan bahwa arus kas masuk akibat pengaruh pajak penyusutan
tidak perlu disesuaikan dengan inflasi selama hokum pajak nasional mensyaratkan
penyusutan harus didasarkan pada investasi awal dalam dolar. Pada kasus ini, potongan
beban penyusutan tidak boleh dinaikkan untuk memenuhi inflasi.
Sebagai contoh, sebuah anak perusahaan dari perusahaan di Amerika Serikat yang
beroperasi di Venezuela sedang mempertimbangkan suatu proyek yang membutuhkan
investasi sebesar 5.000.000 unit dan diharapkan menghasilkan arus kas masuk tahunan
sebesar 2.900.000 unit selama dua tahun mendatang. Tingkat pengembalian yang diminta 20
persen mencakup komponen inflasi. Tingkat inflasi umum di Venezuela diharapkan rata-rata
15 persen untuk dua tahun mendatang.
Analisis nilai sekarang bersih dengan atau tanpa penyesuaian prediksi arus kas untuk inflasi
diperlihatkan pada Tampilan 13-4. Seperti uraian pada analisis tersebut, prediksi arus kas
yang tidak disesuaikan dengan inflasi akan menghasilkan keputusan menerima proyek. Jadi,
kegagalan untuk menyesuaikan prediksi arus kas akibat pengaruh inflasi dapat menghasilkan
kesimpulan yang salah.
Dengan asumsi arus kas kotor yang disesuaikan terhadap inflasi diprediksi dengan tingkat
akurasi yang diinginka, analisis harus meneysuaikan arus kas tersebut untuk tujuan pajak.
Untuk menganalisis pengaruh pajak, arus kas biasanya dibedakan menjadi dua kategori: arus
kas keluar awal yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva proyek dan arus kas masuk yang
dihasilkan selama umur proyek. Arus kas keluar dan arus kas masuk yang disesuaikan untuk
pengaruh pajak disebut arus kas keluar dan arus kas masuk bersih. Arus kas bersih itu
mencakup provisi untuk pendapatan, beban operasi, penyusutan, dan implikasi pajak yang
relevan. Hal-hal tersebut merupakan input bagi keputusan investasi modal.
Arus kas keluar pada tahun 0 (biaya tunai awal) adalah selisih antara biaya awal proyek dan
setiap arus kas masuk yang secara langsung berhubungan dengannya. Biaya kotor proyek
terdiri atas beberapa hal, seperti biaya lahan, biaya peralatan (termasuk transportasi dan
instalasi), pajak atas keuntungan pejualan aktiva, dan kenaikan modal kerja. Arus kas masuk
yang muncul pada waktu akuisi termasuk penghematan pajak dari penjualan aktiva, kas dari
penjualan aktiva, dan keuntungan pajak lainnya seperti kredit pajak.
Menurut undang-undang pajak yang berlaku saat ini, seluruh biaya yang berhubungan
dengan akuisisi aktiva lain diluar lahan seharusnya dikapitalisasi dan dihapus selama umur
manfaat aktiva (penghapusan dicapai melalui penyusutan). Penyusutan dikurangi dari
pendapatan dalam menghitung laba kena pajak selama setiap tahun dari unsur aktiva. Namun,
saat akuisisi, tidak ada beban penyusutan yang dihitung. Jadi, penyusutan tidak relvevan pada
tahun 0. Implikasi pajak yang utama pada titik akuisisi berhubungan dengan pengakuan
keuntungan dan kerugian atas penjualan aktiva yang ada, serta berhubungan dengan setiap
pengakuan kredit pajak investasi.
Keuntungan penjualan aktiva menghasilkan pajak tambahan sehingga mengurangi
hasil kas yang diterima dari penjualan aktiva lama. Di pihak lain, kerugian merupakan beban
nonkas yang mengurangi laba kena pajak sehingga menghasilkan penghematan pajak.
Akibatnya, hasil kas dari penjualan aktiva lama meningkat sebesar penghematan pajak.
Penyesuaian arus kas masuk dan arus kas keluar terhadap pengaruh pajak
memerlukan pengetahuan mengenai tarif pajak perusahaan yang berlaku. Saat ini, sebagian
besar perusahaan dikenakan tarif pajak federal sebesar 35 persen. Tariff pajak perusahaan
Negara bagian bervariasi disetiap Negara bagian. Untuk tujuan analisis, diasumsikan 40
persen adalah tarif gabungan untuk pajak Negara bagian dan federal.
Perhatikan contoh berikut. Saat ini, Divisi Critical Care monitoring di Honley
Medical menggunakan dua jenis mesin yang dikendalikan secara numeris (CNC-11 dan
CNC-12) untuk memproduksi salah satu produk pemantau detak jantung. Saat ini, teknologi
baru telah membuat satu mesin CNC tunggal yang dapat menngantikannya. Pihak manajemen
ingin mengetahui investasi bersih yang diperlukan untuk mendapatkan mesin baru tersebut.
Jika mesin baru diperoleh, peralatan lama akan dijual.
Investasi bersih dapat ditentukan dengan menghitung hasil bersih dari penjualan mesin lama
dan mengurangi hasil tersebut dari biaya perolehan mesin baru. Hasil bersih ditentukan
dengan menghitung konsekuensi pajak dari penjualan dan penyesuaian penerimaan kotor
yang sesuai.
Konsekuensi pajak dapat dinilai dengan mengurangi nilai buku dari harga jual. Jika
selisihnya positif, maka perusahaan mengalami keuntungan dan akan terkena pajak. Uang
yang diterima dari penjualan akan dikurangi sejumlah utang pajak. Di pihak lain, jika
selisihnya negatif, maka perusahaan mengalami kerugian nonkas. Akan tetapi, kerugian
nonkas ini memiliki implikasi kas. Hal itu dapat dikurangi dari pendapatan. Sebagai
konsekuensinya, pendapatan kena pajak dapat dilindungi sehingga pajak dapat dihemat. Jadi,
krugian arus kas masuk sama dengan pajak yang dihemat.
Sebagai ilustrasi, perhatikan pengaruh pajak dari penjualan CNC-11 dan CNC-12
yang disajikan pada Tampilan 13-5. Dengan menjual kedua mesin tersebut, perusahaan
menerima hasil bersih berikut.
$260.00
Harga jual CNC-11 0
Harga jual CNC-12 400.000
Penghematan pajak 16.000
$676.00
Hail bersih 0
Berdasarkan hasil bersih tersebut, investasi bersih dapata dihitung sebagai berikut.
Di samping menentukan pengeluaran tunai awal, manajer juga harus mengestimasi arus kas
setelah pajak tahunan yang diharapkan selama umur proyek. Jika proyek menghasilkan
pendapatan, maka sumber utama arus kas adalah dari operasional. Arus kas masuk
operasional dapat diperkirakan dari laporan laba rugi proyek. Arus kas setelah pajak tahunan
merupakan jumlah dari laba proyek setelah pajak dan beban nonkas. Jika dinyatakan dalam
rumus sederhana, maka penghitungan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut,
Arus kas setelah pajak= laba bersih setelah pajak + beban nonkas
CF = NI + NC
Di mana:
Contoh yang paling nyata mengenai beban nonkas adalah penyusutan dan kerugian.
Sekilas, hal itu tampaknya aneh bahwa arus kas setelah pajak dihitung dengan menggunakan
bebean nonkas. Beban nonkas bukan merupakan arus kas, tetapi menghasilkan arus kas
dengan mengurangi pajak. Dengan melindungi pendapatan dari pajak, penghematan kas
akrual akan diperoleh. Penggunaan laporan laba rugi untuk menentukan arus kas setelah
pajak digambarkan pada contoh berikut. Contoh ini juga digunakan untuk menunjukkan
bagaimana beban nonkas dapat meningkatkan arus kas masuk melalui penghematan pajak.
Divisi Produk Khusus di Honley Medical berencana membuat produk baru yang
memerlukan peralatan baru senilai $800.000. Produk baru tersebut diharapkan akan
meningkatkan pendapatan tahunan perusahaan sebesar $600.000. Bahan, tenaga kerja, dan
beban operasional kas lainnya adalah $250.000 per tahun. Peralatan baru memiliki unsur
manfaat selama empat tahun dan akan disusutkan atas dasar garis lurus. Mesin tersebut tidak
akan memiliki nilai sisa pada akhir tahun keempat. Berikut laporan laba rugi untuk proyek
ini.
Pendapata $600.00
n 0
Dikurangi:
(250.000
Beban Operasional kas )
(200.000
Penyusutan )
$150.00
Laba sebelum pajak 0
Pajak penghasilan (@ 40%) 60.000
Laba bersih $ 90.000
Arus kas dari laporan laba rugi dihitung sebagai berikut.
CF = NI + NC
= $90.000 + $200.000
= $290.000
Pendekatan laporan laba rugi untuk menentukan arus kas operasional dapat dipecah
kembali untuk menilai pengaruh arus kas setelah pajak dari setiap kategori individu terhadap
laporan laba rugi. Pendekatan dikomposisi menghitung arus kas operasional dengan
menghitung arus kas setelah pajak untuk setiap pos dalam laporan laba rugi.
Bagian yang pertma, (1 – Tarif pajak) x Pendapatan, menggambarkan arus kas masuk
setelah pajak dari pendapatan kas. Pada contoh ini, pendapatan kas diperkirakan sebesar
$600.000. jadi, perusahaan dapat berharap menyimpan $360.000 dari pendapatan yang
diterima: (1 – Tarif pajak) x Pendapatan = 0,60 x $600.00 = $360.000. pendapatan setelah
pajak merupakan jumlah aktual kas setelah pajak yang tersedia dari aktivitas penjualan
perusahaan.
Bagian yang kedua, (1 – Tarif pajak) x Beban kas adalah arus kas keluar setelah pajak
dari beban operasional kas. Karena beban kas dapat dikurangi dari pendapatan untuk
menentukan laba kena pajak, pengaruhnya adalah melindungi pendapatan dari pajak. Hasil
dari perlindungan ini adalah menghemat pajak dan mengurangi arus kas kerual aktual yang
berkaitan dengan pengeluaran. Pada contoh ini, perusahaan memiliki beban operasional kas
sebesar $250.000. Arus kas keluar aktual bukan $250.000, melainkan $150.000 (0,60 x
$250.000). pengeluaran kas untuk beban operasional berkurang sebesar $100.000 karena
penghematan pajak. Untuk lebih jelasnya, asumsikan beban operasional merupakan satu-
satunya beban dan perusahaan memiliki pendapatan sebesar $600.000. Jika beban operasional
tidak dapat dikurangi untuk tujuan pajak, maka pajak yang terhitung sebesar $240.000 (0,40 x
$600.000). Jika beban operasional dapat dikurangi untuk tujuan pajak, maka laba kena pajak
sebesar $350.000 ($600.000 - $250.000). pajak yang terutang adalah $140.000 (0,40 x
$350.000). karena pengurangan beban operasional menghemat pajak sebesar $100.000,
pengeluaran aktual untuk pembiayaan berkurang sebesar $100.000.
Bagian ketiga, (Tarif pajak) x Beban nonkas merupakan arus masuk dari penghematan
pajak yang dihasilkan oleh beban nonkas. Beban nonkas seperti penyusutan juga melindungi
pendapatan dari perpajakan. Penyusutan melindungi pendapatan kena pajak sebesar $200.000
sehingga menghemat pajak $80.000 (0,40 x $200.000).
Ciri pertama dari dekomposisi adalah kemampuannya menghitung arus kas setelah
pajak dalam format spresdsheet. Format tersebut menekankan pada pengaruh arus kas dari
setiap pos dan memudahkan penggunaan paket peranti lunak spreadsheet. Format
spreadsheet disusun dengan membuat empat kolom, tiga untuk masing-masing dari ketiga
kategori arus kas dan satu lagi untuk total arus kas setelah pajak, yaitu jumlah ketiga kategori
pertama. Format tersebut ditunjukkan pada Tampilan 13-7. Ingat kembali bahwa pendapatan
kas adalah $600.000 per tahun selama tiga tahun, beban kas tahunan $250.000, dan
penyusutan tahunan adalah $200.000.
Ciri kedua dari dekomposisi adalah kemampuannya menghitung pengaruh kas setelah pajak
atas dasar pos per pos. Sebagai contoh, anggaplah perusahaan sedang mempertimbangkan
suatu proyek dan tiak yakin dengan metode penyusutan yang akan digunakan. Dengan
menghitung penghematan pajak yang dihasilkan pada setiap metode penyusutan, perusahaan
dapat menilai metode yang paling tepat secara cepat.
Untuk tujuan pajak, semua aktiva bisnis yang dapat disusutkan, selain real estate
disebut kekayaan pribadi (personal property) yang diklasifikasikan dalam salah satu dari
enam kelas. Setiap kelas menunjukkan umur aktiva yang harus digunakan untuk
menggambarkan penyusutan. Umur ini harus digunakan, bahkan jika harapan hidup aktual
berbeda dari umur kelas. Umur kelas ditetapkan untuk tujuan pengakuan penyusutan dan
biasanya akan lebih pendek dibandingkan umur aktual. Sebagian besar peralatan, mesin, dan
furniture kantor diklasifikasikan sebagai aktiva tujuh tahun. Truk kecil, mobil, dan peralatan
computer diklasifikasikan sebagai aktiva lima tahun. sebagian besar alat-alat kecil
diklasifikasikan sebagai aktiva tiga tahun. karena mayoritas kekayaan pribadi dapat
dimasukkan dalam salah satu dari kategori tersebut, kita akan membatasi perhatian pada hal-
hal tersebut.
Wajib pajak dapat menggunakan metode garis lurus atau modified accelerated cost
recovery system (MACRS) untuk menghitung penyusutan tahunan. Undang-undang yang
berlaku saat ini mendefinisikan MACRS sebagai metode saldo menurun ganda. Dalam
menghitung penyusunan, nilai sisa tidak perlu dipertimbangkan. Meskipun demikian,
menurut kedua metode tersebut, diterapkan suatu konvensi setengah tahun (half-year
convention). Konvensi tersebut mengasumsikan aktiva yang baru diperoleh digunakan selama
setengah tahun kena pajak pertama, tanpa memperhatikan tanggal dimulainya alat tersebut
digunakan. Jika aktiva telah mencapai akhir umurnya, maka setengah tahun penyusutan
lainnya dapat diklaim pada tahun berikutnya. Jika suatu aktiva dijual sebelum akhir umur
kelasnya, maka konvensi setengah tahun mengizinkan setengah penyusutan untuk tahun
tersebut.
Sebagai contoh, asumsikan Hpnley Medical membeli sebuah mobil pada 1 Maret
2008. Harga mobil tersebut adalah $20.000 dan perusahaan memilih metode garis lurus.
Mobil itu merupakan aktiva lima tahun (untuk tujuan pajak). Penyusutan tahunan adalah
$4.000 untuk periode lima tahun ($20.000/5). Akan tetapi, dengan menggunakan konvensi
setengah tahun, perusahaan hanya dapat mengurangi $2.000 untuk tahun 2005, yaitu setengah
dari jumlah garis lurus (o,5 x $4.000). Setengah sisanya dikurangi selama pada tahun keenam
(atau tahun pelepasan, jika lebih awal).
Asumsikan aktiva tersebut dilepas pada bulan April 2010. Pada kasus ini, hanya
$2.000 penyusutan yang dapat diklaim pada tahun 2010 (aturan pelepasan awal).
Jika metode saldo menurun ganda yang dipilih, maka jumlah penyusutan yang
diklaim pada tahun pertama adalah dua kali dari metode garis lurus. Menurut metode ini,
jumlah penyusutan yang diklaim secara progresif menjadi lebih kecil sampai pada akhirnya
melebihi jumlah yang diklaim menurut metode garis lurus. Jika hal ini terjadi, maka metode
garis lurus digunakan untuk menyelesaikan penyusutan aktiva. Tampilan 13-8 menampilkan
suatu table tarif penyusutan untuk metode saldo menurun ganda atas aktiva yang termasuk
kelas tiga tahun, lima tahun, dan tujuh tahun. Tarif penyusutan yang disajikan pada table
tersebut dipadukan dengan konvensi setengah tahun sehingga merupakan tarif penyusutan
MACRS.
Metode garis lurus dan metode saldo menurun ganda menghasilkan total jumlah
penyusutan yang sama selama umur aktiva. Kedua metode tersebut juga menghasilkan total
penghematan pajak yang sama (dengan asumsi tarif pajak adalah sama selama umur aktiva).
Namun, karena penyusutan yang diklaim pada awal tahun proyek lebih besar menurut metode
saldo menurun ganda, penghematan pajak juga lebih besar selama tahun tersebut. Dengan
mempertimbangkan nilai waktu dari uang, penghematan pajak pada awal tahun akan lebih
disukai dibandingkan pada waktu-waktu berikutnya. Jadi, perusahaan sebaiknya
menggunakan metode penyusutan MACRS dibandingkan metode garis lurus. Kesimpulan ini
diilustrasikan pada contoh berikut.
Honley Medical sedang mempertimbangkan untuk membeli peralatan computer seharga
$20.000. Ketentuan pajak mensyaratkan biaya perolehan peralatan tersebut akan disusutkan
selama lima tahun. Namun, ketentuan pajak ini juga memungkinkan untuk menghitung pajak
dengan menggunakan metode manapun. Perusahaan tentu harus memilih metode saldo
menurun ganda karena metode itu memberikan manfaat terbesar.
Dari dekomposisi, diketahui bahwa arus kas masuk yang disebabkan oleh
perlindungan pajak dapat dihitung dengan mengalikan tarif pajak dengan jumlah yang
disusutkan (t x NC). Arus kas yang dihasilkan oleh setiap metode penyusunan dan nilai
sekarangnya dengan asumsi tingkat diskonto sebesar 10 persen disajikan pada Tampilan 13-9.
Seperti yang dapat dilihat, nilai sekarang dari penghematan pajak atas penggunaan MACRS
lebih besar dibandingkan menggunakan penyusutan garis lurus.
Pada lingkugan manufaktur yang canggih, investasi jangka panjang umumnya berkaitan
dengan otomatisasi pabrik. Namun, sebelum setiap komitmen untuk otomatisasi dibuat,
pertama-tama, perusahaan sebaiknya menggunakan teknologi yang ada secara efisien.
Banyak manfaat yang dapat direalisasikan dengan merancang ulang dan menyederhanakan
proses manufaktur saat ini. Suatu contoh yang sering diberikan untuk mendukung penelitian
ini adalah otomatitasi penanganan bahan. Otomatitasi semacam semacam ini dapat memakan
biaya jutaan dolar dan biasanya tidak perlu karena efisiensi yang lebih besar dapat dicapai
dengan mengeliminasi persedian dan menyederhanakan transfer bahan melalui JIT.
Akan tetapi, setelah manfaat dari desauin ulang dan penyederhanaan dicapai,otomatisasi
yang menghasilkan manfaat tambahan akan menjadi nyata. Banyak perusahaan dapat
memperbaiki posisi persaiganya dengan menanbahan fitur, seperti penggunaan robot, sistem
produksi yang fleksibel, dan sistem manufakturyang terintegrasi secara menyeluruh. Selain
itu, microchip yang murah telah menurunkan biaya otomatisasi dan telah meningkatkan daya
dan akurasi alat-alat mesin secara bersamaan. Contohnya, pada tahun 2001, huffman
corporation menjual mesin yang dapat memproduksi alat-alat bedah dalam 11 menit.
Bandigan dengan mesin pada tahun 1994 yang mememrukan waktu 222 menit.
Investasi dalam proses manufaktur yang terotamatisasi adalah jauh lebih kompleks di
dibandingkan investasi dalam peralatan manufaktur standar di masa lalu. Bagi peralatan
standar, biaya langsung akuisisi mencerminkan investasi sebenarnya. Pada manufaktur yang
terotomatisasi, biaya langsung mencerminkan sedikitnya 50 atau 60 persen dari total
investasi; perangkat lunak, teknik, pelatihan, dan implementasi merupakan pertentase yang
signifikan dari total biaya. Jadi, kita harus sangat berhati-hati dalam menilai biaya aktual dari
sistem yang dilakukan secara otomatis.
Entimasi arus kas operasional dari investasi dalam peralatan standar memiliki ciri yang
mengandalkan manfaat berwujud yang dapat diindefikasikan secara langsung, seperti
penghematan langsung dari tenaga kerja, listrik, dan sisa bahan baku. Penghematan biaya
tenaga kerja langsung sering digunakan sebagai justifikasi utama untuk melakukan
otomatisasi.
Akan tetapi, dalam keputusan otomatitasi, manfaat yang tak berwujud dan tak lasung
cukup berpengaruh dan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsugan hidup proyek.
Kualitas lebih baik dapat diandalkan, mengguragi waktu tenggang, meningkatkan kepuasan
pelanggan, dan meningkatkan kemampuan untuk mempertahan pangsa pasar merupakan
manfaat tak terwujud. Namun, penting dalam sistem manufaktur yang canggih.
Dengan menggunakan data tersebut, nilai sekarang bersih dari sistem yang diajukan dapat
dihitung sebagai berikut.
Investasi (18.000.000)
Nilai sekarang bersih $(5.570.000)
Angka ini adalah faktor diskonto suku bunga 12 persen dan umur sepuluh tahun (lihat
tampilan 13B-2)
Nilai sekarang bersih adalah positif dan besar sehinggah menandakan diterimanya FMS
secara jelas. Akan tetapi , hasil tersebut sangat tergantung pada pengankuan eksplisit dari
manfaat tak berwujud dan manfaat tak langsung. Jika manfaat tersebut dihilangkan, maka
total penghematan langsung adalah $2,2 juta dan NPV menjadi negatif.
Investasi (18.000.000)
Tampilan 13-10 menggukapkan pentingnya manfaat tak berwujud. Salah satu manfaat tak
berwujud yang terpenting adalah mempertahankan dan meningkatkan posisi kompetatif
perusahaan.
Jika arus kas akan menurun bila investasi tidak dilakukan, maka penurun ini harus
menunjukan manfaat tambahan pada teknologi canggih. Pada tampilan 13-10, perusahaan
mengesitimasi manfaat kompetitif ini sebesar $1.000.000. Estimasi manfaat tersebut
memperlukan beberapa perencanaan strategis dan analisis yang serius, tetapi dampaknya
dapat menjadi penting. Jika manfaat tersebut dihilangkan atau diabaikan, maka nilai sekarang
bersih akan menjadi negatif dan alternatif investasi ini harus ditolak.
Investasi 18.000.000
Nilai sisa atau nilai akhir sering diabaikan dalam keputasan investasi. Alas an yang biasa
dikemukan adalah karena sulitnya mengestimasi nilai sisa.. karena ketidak pastian ini,
dampak nilai sisa sering diabaikan.namun, pendekatan tersebut mungkin tidak bijaksana
karena nilai sisa dapat menghasilkan perbedaan keputusan antara melakukan investasi atau
tidak.
Pendekatan terbaik berkaitan dengan ketidak pastian ini adalah menggunakan analisis
sensitivitas. Menggubah asumsi yang mengandalkan analisis investasi modal dan menilai
pengaruhnya terhadap pola arus kas. Sebagai contoh, pendekatan ini digunakan untuk
menjawab pertanyaan apa pengaruh keputusan untuk melakukan investasi dalam suatu
proyek jika penerimaan kas 5 persen lebih kecil yang diperkiran? Bagaimana jika lebih dari 5
persen? Meskipun mempunyai banyak perhitugan jika dilakukan secara menual, analisis
sensitivitas dapat dikerjakan lebih cepat dan lebih mudah menggunakan computer dan peranti
lunak spreadsheet seperti lotus, excel, dan quattroPro.
Untuk mengilustrasikan potensial dari nilai akhir, asumsikan arus kas operasional tahunan
setelah pajak dan proyek yang ditunjukan pada tampilan 13-10 adalah $3,1 juta bahkan $4
juta. Nilai sekarang bersih adalah sebagai berikut.
Investasi 18.000.000
Tampa nilai akhir, proyek akan ditolak. Namun nilai sekarang bersih dengan nilai sisa
sebesar $2 juta merupakan hasil yang positif. Hal ini berarti investasi perlu dilakukan.
Investasi (18.000.000 )
Namun, bagaimana jika nilai sisa lebih kecil dari yang diharapkan? Misalnya, kemungkinan
hasil terburuk adalah nilai sisa sebesar $1.600.000? apa pengaruh terhadap keputusan yang
diambil?
Investasi (18.000.000)
Tingkat diskonto
Jangan terlalu konservatif dengan tingkat diskonto yang ternyata dapat membahayakan.
Secara teori, jika arus kas masa depan diketahui dengan pasti, maka tingkat diskonto yang
tempat merupakan biaya perusahaan.
Investasi 18.000.000
Misalnya, suatu bank mencatumkan suatu bunga tahunan sebesar 4 persen. Jika seorang
nasabah menginvestasikan uang sebesar $100, setelah suatu tahun, ia akan menerima jumlah
awal sejumlah $100 ditambah bunga $4 [($100.+(0,04) ($100] = (1+0,04) $100 = ($104].
Hasil ini dapat dinyatakan dengan persamaan dimana f adalah masa depan, p adalah
pengeluran awal, dan I adalah suku bunga.
Misalnya, bank yang sama menawarkan suku bunga seberas 5 persen jika nasabah tetap
menyimpan tabugan awalnya, ditambah setiap bunga, atas tabugannya atas dua tahun.
Berapah banyak yang akan diterima nasabah menabung sebesar $100. Dengan menggunakan
persamaan 13A.1 nasabah akan mendapat $105 pada akhir tahun 1 [f=$100(1+0,05) = ($100)
(1,05) = $105). Jika jumlah ini tetap dibiarkan dalam rekening sampai tahun kedua, maka
persamaan 13A. 1 gunakan lagi dengan nilai p sekarang adalah $105. Pada akhir tahun total
adalah [f=$100(1+0,05) = ($100)(1,05) = $105) = $110,25) .pada tahun kedua bunga
memperoleh dari deposit awal dan bunga diperoleh pada tahun pertama. Pendapatan bunga
atas bunga ini sering disebut pemajemukan bunga. Nilai yang akan diakumulasikan pada
akhir umur investasi dengan asumsi pengembalian majemuk yang spesifik adalah nilai masa
depan.
Nilai sekarang
Seorang manajemen tidak hanya menghitung nilai masa depan, tetapi juga jumlah yang harus
diinvestasikan untuk menghasilkan suatu nilai masa depan dikenal dengan nilai sekarang
(present value) dari jumlah masa depan sebagai contoh berapa jumlah harus diinvestasikan
sekarang untuk mendapatkan $363 dua tahun dari sekarang dengan asumsi suku bunga adalah
10 persen? Dengan kata lain, berapa nilai sekarang dari $363 yang akan diterima dua tahun
dari sekarang?
Pada contoh ini , nilai masa depan tahun, dan suku bunga telah diketahui kita ingin
mengetahui pengeluaran saat ini yang akan menghasilkan jumlah dimasa depan. Pada
persaamaan 13A,2 variabel yang menyatakan pengeluran saat ini ( nilai sekarang dari f )
adalah p. jadi untuk menghitung nilai sekarang dari pengeluran masa depan yang perlu kita
lakukan mencari p dari persamaan 13A,2.
P=F/(1+t)
Dengan menggunkan persamaan 13A, 3 nilai sekarang dari $363 dapat dihitung sebagai
berikut.
P=$363/(1+0,1)
= $363/1,21
= $300
Nilai sekarang yang sebesar $300 sama dengan jumlah masa depan sebesar $363. Dengan
kata lain, memiliki $300 saat ini adalah sama dengan memiliki $363 pada dua tahun dari
sekarang. Jadi jika perusahaan hanya ingin membayar $300 hari ini atas setiap investasi yang
menghasilkan $363 dua tahun dari sekarang.
Sebagai contoh, suatu investasi diharapkan menghasilkan arus kas tahunan sebagai berikut
$110 , $121 dan $133,10. Dengan asumsi tingkat diskonto sebesar 10 persen, nilai sekarang
dari serangkaan arus kas tersebut dihitung pada tampilan 13A-1.
Jika serangkaian arus kas tetap, maka perhitugan nilai sekarang anuitas dapat
disederhanakan. Sebagai contoh asumsikan suatu investasi diharapkan memberikan
pengambilan sebesar $100 pertahun selama tiga tahun. Dengan menggunakan tampilan 13B-1
dan asumsi tingkat diskonto sebesar 10 persen , nilai sekarang asumsi terlihat pada tampilan
13A-2.
Seperti halnya arusserangkaian arus kas tidak tetap, nilai sekarang pada tampilan 13A-2
diperoleh dengan menghitung nilai sekarang dan setiap arus kas secara berpisah,, kemudian
menjumlahkanya. Namun, dalam kasus anuitas yang mengambarkan arus kas seragam,
perhitugan dapat dikurangi dari tiga bisa menjadi satu sepert yang diuraikan pada catatan kaki
tampilan tersebut . jumlah setiap factor diskonto dapat dianggap sebagai factor diskonto
untuk anuitas dari arus kas yang seragam disajikan pada tampilan 13B-2
DAFTAR PUSTAKA