Disusun Oleh :
Kelompok 2 (Ganjil)
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Auditing 1 dengan judul “ Srategi Audit Keseluruhan dan
Program Audit”. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Reni
Yustien, S.E.,M.Si, Ak., C.A selaku dosen pengajar yang telah memberikan
bimbingannya kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah wawasan dan
pengalaman bagi pembaca mengenai Strategi Audit Keseluruhan dan Program
Audit.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik
dalam materi maupun cara penulisan. Oleh karena iu, kami harap kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan Audit (audit planning) adalah suatu tahapan yang rinci mengenai
prosedur dan rencana auditor yang akan digunakan dalam pelaksanaan suatu audit.
Tujuan audit, jadwal kerja audit, dan staf yang akan diikutsertakan dalam proses
audit, harus diterangkan dengan jelas dalam perencanaan audit. Audit planning
bertujuan untuk menentukan pada area mana, bagaimana, kapan serta oleh siapa
(anggota tim yang mana) audit akan dilakukan. Langkah penting dalam audit
planning adalah mengidentifikasi faktor resiko.
1
C. Tujuan Penulisan Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Hubungan antara Prosedur audit lebih lanjut dengan Bukti
Prosedur Jenis Bukti
audit lebih Pemeriksaan Permintaan Pelaksanaan Prosedur
lanjut konfirmasi Dokumentasi Pengamatan Rekalkulasi
Fisik Keterangan ulang Analitis
Pengujian
pengendalian
(termasuk
prosedur
untuk
memperoleh
pemahaman
Pengujian
substantive
golongan
transaksi
Prosedur
analitis
Pengujian
rinci saldo
1) Pengujian rinci saldo membutuhkan jenis bukti paling banyak (enam jenis)
dibandingkan dengan jenis pengujian lainnya.
2) Hanya pengujian rinci saldo yang membutuhkan jenis bukti pemeriksaan fisik
dan konfirmasi.
4
Biaya Pelaksanaan Pengujian
Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian apakah yang harus dipilih
untuk mendapatkan bukti yang tepat, biaya bukti tersebut penting untuk
dipertimbangkan. Jenis-jenis pengujian yang disusun dalam daftar berikut
berdasarkan urutan biaya yang terendah ke yang tertinggi.
1) Prosedur analitis
Prosedur analitis memakan biaya yang paling rendah karena relatif lebih
mudah untuk membuat perhitungan dan perbandingan-perbandingan. Sering
kali, informasi yang penting mengenai kemungkinan salah saji dapat diperoleh
hanya dengan membandingkan dua atau tiga angka.
3) Pengujian pengendalian
5
Auditor dapat melakukan sejumlah besar pengujian pengendalian dengan
cepat menggunakan perangkat lunak audit. Perangkat lunak semacam itu dapat
menguji pengendalian dalam sistem akuntasni komputerisasi yang secara
otomatis mengesahkan penjualan kepada pelanggan yang ada dengan
membandingkan jumlah penjualan yang diminta dan saldo piutang dagang
yang ada dengan batas kredit pelanggan.
Biasanya, biaya untuk setiap jenis bukti berbeda dalam situasi yang berbeda.
Sebagai contoh, biaya yang dikeluarkan auditor untuk menguji perhitungan
persediaan (pengujian subtantif perincian saldo persediaan) sering kali bergantung
pada jenis dan jumlah rupiah persediaan tersebut, lokasinya, serta banyaknya
jenis-jenis persediaan.
6
Hubungan Antara Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif
7
awalnya meyiapkan faktur penjualan tersebut telah melakukan pekerjaan dengan
hati-hati dan kompeten.
Di sisi lain, jika tidak ada dokumen, atau hanya beberapa dokumen yang tidak
memiliki inisial, maka pengendalian akan dianggap efektif sehingga auditor dapat
mengurangi pengujian subtantif transaksi dan pengujian terperinci saldo. namun,
beberapa pengerjaan ulang dan perhitungan ulang pengujian subtantif tetap
diperlukan untuk memberikan keyakinan bahwa petugas yang melakukkan
verifikasi tidak menuliskan inisial dalam dokumen tanpa benar-benar melakukan
prosedur pengendalain atau melakukkannya dengan asal-asalan. Karena
pentingnya melakukan beberapa pengujian dengan pengerjaan ulang dan
perhitungan ulang, banyak auditor yang melakukannnya sebagai bagian dari
pengujian pengendalian. Tidak sedikit auditor yang menunda hal tersebut,
menunggu hasil dari pengujian pengendalian dan kemudian menentukan ukuran
sampel yang di perlukan.
8
Pilihan Antara Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substanstif
PSA 07 (SA 326) dan PSA (SA 319) memberikan panduan bagi auditor dari
entitas-entintas yang menyebarkan, memproses dan menyimpan atau mengakses
informasi penting secara elektronik. Bukti pelaksanaan pengendalian otomatis,
seperti perbandingan komputer atas permintaan penjualan dengan batas kredit
pelanggan, juga dapat berupa format elektronik.
Standar audit mengakui bahwa ketika sejumlah besar bukti audit muncul
dalam bentuk elektronik, akan tidak praktis atau tidak mungkin untuk mengurangi
risiko deteksi hingga ke tingkat yang dapat diterima dengan hanya melakukan
pengujian substantif. Meskipun beberapa pengujian substantif masih dibutuhkan,
auditor dapat secara signifikan mengurangi pengujian substantive jika hasil
pengujian pengendalian mendukung efektivitas pengendalian. Dalam audit atas
suatu perusahaan publik, pengendalian yang dilakukan oleh komputer (yang
disebut dengan pengendalian otomatis) harus diuji jika auditor menganggapnya
sebagai pengendalian kunci untuk mengurangi kemungkinan salah saji material
dalam laporan keuangan.
9
Karena konsistensi bawaan dalam pemrosesan yang berdasarkan teknologi
informasi, auditor mungkin dapat mengurangi pengujian pengendalian otomatis.
Sebagai contoh, pengendalian yang berbasis perangkat lunak hampir dipastikan
berfungsi secara konsisten kecuali jika programnya diubah. Jika auditor
memutuskan bahwa pengendalian otomatis berjalan dengan tepat, auditor dapat
memfokuskan pada pengujian selanjutnya untuk menilai apakah setiap perubahan
yang terjadi akan membatasi efektivitas pengendalian.Pendekatan ini dapat
mengakibatkan efisiensi audit yang signifikan ketika auditor memutuskan bahwa
pengendalian otomatis yang diuji di periode audit sebelumnya belum berubah dan
terus menjadi pengendalian yang efektif. Jika keberadaan pengendalian umum
yang efektif akan menyebabkan efisiensi audit yang signifikan, standart 2 PCAOB
mengharuskan auditor perusahaan publik untuk menguji pengendalian setiap
tahun.
10
C. Kombinasi Bukti Perancangan Program Audit
Kombinasi Bukti
Untuk mendapatkan bukti yang tepat dan memadai untuk menghadapi risiko
risiko yang teridentifikasi melalui prosedur penilaian risiko, auditor menggunakan
kombinasi antara keempat jenis pengujian lainnya. Kombinasi inisering kali
dinamai dengan bukti gabungan (envidence mix).
Perlu diingat bahwa auditor juga merancang program audit untuk memenuhi
tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan. Sebagai tambahan di bagian
progam audit yang berisi prosedur penilaian risiko yang dilakukan dalam tahap
perencanaan, program audit bagi sebagian besar pengauditan dirancang dalam tiga
bagian utama. Ketiga bagian itu adalah pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi, prosedur analitis, dan pengujian perincian saldo.
11
Setiap siklus transaksi akan dievaluasi dengan menggunakan seperangkat
sub-program audit yang terpisah. Dalam siklus penjualan dan penagihan,
misalnya. Auditor dapat menggunakan :
3) Program audit pengujian terperinci saldo untuk kas, piutang dagang, beban
piutang tak tertagih, penyisihan piutang tak tertagih dan piutang lain-lain.
Prosedur Audit
12
4) Untuk kemungkinan jenis-jenis salah saji yang terkait dengan masing-masing
tujuan audit terkait transaksi, merancang pengujian substantif transaksi yang
tepat, dengan mempertimbangkan kekurangan-kekurangan dalam
pengendalian internal dan ekspektasi hasil pengujian pengendalian.
Prosedur Analitis
13
Berikut keputusan-keputusan kunci dalam merancang prosedur audit
pengujian terperinci
14
pengujian terperinci saldo akan berkurang. Sebaliknya, pengendalian yang
tidak memadai akan rnenaikkan jumlah bukti substantif yang diperlukan.
15
ketepatan rancangan tersebut bergantung pada hasil pengujian-pengujian
lainnya.
16
BAB III
KESIMPULAN
1) Prosedur analitis.
17
3) Pengujian pengendalian.
3) Program audit pengujian terperinci saldo untuk kas, piutang dagang, beban
piutang tak tertagih, penyisihan piutang tak tertagih dan piutang lain-lain.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/34931807/
strategi_audit_keseluruhan_dan_program_audit
http://kartikayogiswari.blogspot.com/2017/03/pengujian-dalam-audit.html?m=1
http://okta-wiskey.blogspot.com/2013/11/keseluruhan-perencanaan-dan-
program.html?m=1
19