Anda di halaman 1dari 28

PENGKAJIAN RESIKO KEBAKARAN

FIRE SAFETY RISK ASSESMENT ( FRSA )

I. PENDAHULUAN
Setiap rumah sakit sudah sepatutnya memiliki rencana atau prosedure untuk
menghadapi keadaan darurat dan bencana seperti kebakaran, gempa bumi,
kerusuhan/krisis social, atau kecelakaan di tempat kerja lainnya yang terjadi karena
faktor kelalaian manusia. Usaha-usaha keselamatan kerja harus terintegrasi dengan
rencana operasional secara keseluruhan, atau dengan kata lain bahwa usaha-usaha
keselamatan kerja adalah merupakan tanggung jawab setiap karyawan.
Menurut keputusan Menteri Kesehatan RI No.432/MENKES/IV/2007
tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit
bahwa kedaruratan dapat terjadi di rumah sakit. Kedaruratan merupakan suatu
kejadian yang dapat menimbulkan kematian atau luka serius bagi pekerja,
pengunjung, masyarakat, atau dapat menutup kegiatan usaha, mengganggu operasi,
menyebabkan kerusakan fisik lingkungan, ataupun mengancam finansial atau citra
rumah sakit. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak,
karena apabila kejadian tersebut apabila tidak ditangani secara khusus akan
mengakibatkan kerugian, baik harta maupun nyawa manusia, dalam hal ini SDM yang
berada di lingkungan kerja maupun masyarakat sekitar.
Program Pengamanan Bahaya dan Evakuasi adalah rangkaian tindakan yang
harus dilakukan oleh petugas yang ditunjuk sebelumnya, baik dalam penanggulangan
awal maupun lanjut dalam upaya penyelamatan penghuni bangunan, asset, termasuk
tindakan yang menyangkut komunikasi darurat, medical evacuation/emergency, dan
lain sebagainya. Sistem ini mengintregrasikan beberapa depertemen mencakup HRD,
keamanan (security), kesehatan, termasuk K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) itu
sendiri untuk menanggulangi kejadian bencana.

II. LATAR BELAKANG


Fire Risk Assessment (FRA) adalah proses untuk menggambarkan risiko yang
terkait dengan kebakaran yang membahas skenario atau skenario-skenario kebakaran
perhatian, probabilitas mereka, dan potensi-potensi konsekuensinya. Dokumen-
dokumen lain dapat menggunakan istilah-istilah selain FRA, misalnya analisis risiko
kebakaran, bahaya kebakaran, analisis bahaya, dan penilaian analisis bahaya
kebakaran. Penerapan FRA ini dapat mengacu kepada standar National Fire
Protection Association (NFPA) dan juga peraturan lokal seperti PerMen PU No. 26
Tahun 2008.
Perusahaan perlu memastikan tingkat keselamatan instalasi proses, peralatan
dan fasilitas yang mereka operasikan. Kehadiran bahaya kebakaran pada bangunan,
peralatan dan fasilitas dapat secara signifikan mempengaruhi keselamatan pekerja
serta kelangsungan operasional dan kegiatan di dalamnya. Tingkat keselamatan
kebakaran, yang selanjutnya kita sebut sebagai bahaya kebakaran atau risiko
kebakaran, dapat dilakukan melalui Fire Risk Assessment ini.

III. A. TUJUAN UMUM


Melaksanakan assessment /penilaian risiko bahaya kebakaran di RS Dharma Husada.

B. TUJUAN KHUSUS
Rumah sakit melakukan pengkajian risiko kebakaran meliputi:
a) Pemisah / kompartemen bangunan untuk mengisolasi asap/api.
b) Laundry, ruang linen, area berbahaya termasuk ruang di atas plafon. 
c) Tempat pengelolaan sampah.
d) Pintu keluar darurat kebakaran (emergency exit).
e) Dapur termasuk peralatan memasak penghasil minyak. 
f) Sistem dan peralatan listrik darurat/alternatif serta jalur kabel dan instalasi
listrik.
g) Penyimpanan dan penanganan bahan yang  berpotensi mudah terbakar
(misalnya, cairan dan gas mudah terbakar, gas medis yang mengoksidasi seperti
oksigen dan dinitrogen oksida), ruang penyimpanan oksigen dan komponennya
dan vakum medis.
h) Prosedur dan tindakan untuk mencegah dan mengelola kebakaran akibat
pembedahan. 
i) Bahaya kebakaran terkait dengan proyek konstruksi,renovasi, atau
pembongkaran.
IV. KEGIATAN POKOK
1. Melakukan assessment / penilaian risiko kebakaran menggunakan instrument
Fire Risk Assesment
2. Menindaklanjuti hasil assessment / penilaian risiko kebakaran

V. RINCIAN KEGIATAN
1. Menilai bahaya kebakaran/ Fire Hazard
2. Menilai Fire Protection
3. Menilai Managing Fire Safety
4. Analisa Fire Risk Assesment
5. Membuat Rencana Tindak Lanjut Action Plan
Masing-masing meliputi :
a. tekanan dan risiko lainnya di kamar operasi
b. system pemisahan (pengisolasian) dan kompartemenisasi pengendalian api dan
asap
c. daerah berbahaya (dan ruang diatas langit-langit di seluruh area) seperti ruang
linen kotor, tempat pengumpulan sampah, tempat penyimpanan oksigen
d. sarana evakuasi
e. dapur yang berproduksi dan peralatan masak
f. londri dan linen
g. system tenaga listrik darurat dan peralatan
h. gas medis
VII. HASIL ASSESMEN RISIKO KEBAKARAN
N
O UNIT HASIL ASSESMEN PENGENDALIAN RISIKO
1 TPS B3 - Upaya preventif risiko kebakaran sudah dipahami Perlu diperhitungkan sifat kimia
staf bahan yang ada di unit ini sehingga
- Hasil cek peralatan listrik dalam kondisi aman dapat diketahui apakah bahan
- Risiko Kebakaran lain dari sisa cairan kimia HD tersebut mudah menyala /
- Kesiapan evakuasi sudah tersedia combustible atau tidak
- Jalur evakuasi sudah tersedia
- sarana pemadam api sudah tersedia
- Bahan tahan api, pintu dari bahan tahan api
- Lampu darurat belum ada
2 Laundry - Upaya preventif risiko kebakaran sudah dipahami - Penyimpanan Linen secara
staf karena pernah terjadi insiden sebelumnya rapi
- Hasil cek peralatan listrik dalam kondisi aman - Peralatan Laundry dan Linen
- Risiko Kebakaran lain dari linen yang mudah dipisahkan dengan sekat
terbakar - Prosedur penggunaan
- Kesiapan evakuasi sudah tersedia peralatan jelas dan dipahami
- Jalur evakuasi sudah tersedia - Jam operasional sesuai
- sarana pemadam api sudah tersedia dengan rekomendasi pabrikan
- Bahan tahan api belum ada - Edukasi staf dilakukan
- Lampu darurat belum ada - APAR tersedia dan dicek
teratur
3 Instalasi Bedah Sentral - Upaya preventif risiko kebakaran sudah dipahami - Peralatan operasi ditempatkan
staf secara teratur
- Hasil cek peralatan listrik dalam kondisi aman - Penyimpanan Bahan B3
- Risiko Kebakaran lain dari konsleting terpisah
- Jalur evakuasi sudah tersedia - Peralatan operasi disimpan
- sarana pemadam api sudah tersedia dengan aman
- Bahan tahan api belum ada - Staf OK dapat menggunakan
- Lampu darurat belum ada APAR
- Dilarang merokok di area
kamar operasi
4 Gudang Farmasi - Upaya preventif risiko kebakaran sudah dipahami - Penyimpanan Tabung Gas
staf harus tegak dan terikat
- Hasil cek peralatan listrik dalam kondisi aman - Kondisi Tabung gas medic
- Risiko Kebakaran lain dari bahan kimia harus baik dan ada penandaan
- Kesiapan evakuasi sudah tersedia - Warna tabung gas medic
- Jalur evakuasi sudah tersedia harus sesuai
- sarana pemadam api sbelum adas udah tersedia - Bila Terjadi kebakaran, staf
- Bahan tahan api belum ada tahu katup O2 sentral yang
- Lampu darurat belum ada harus diamankan
5 Ruang Genzet - Upaya preventif risiko kebakaran sudah dipahami - Denah lokasi genset
staf - Lokasi Genset dan Panel
- Hasil cek peralatan listrik dalam kondisi aman diberi penanda
- Risiko Kebakaran lain dari bahan bakar - Kontrol Genset dan Panel
- Kesiapan evakuasi sudah tersedia dengan Ceklist
- Jalur evakuasi sudah tersedia - Dilakukan uji beban listrik
- Bahan tahan api, pagar dari bahan tahan api - Peralatan listrik dipastikan
- Lampu darurat belum ada kondisi bagus dan aman
- Dilaksanakan simulasi staf
6 Dapur - Upaya preventif risiko kebakaran sudah dipahami - Tabung LPG disimpan di
staf ruang yang aman
- Hasil cek peralatan listrik dalam kondisi aman - Kondisi tabung dicek
- Risiko Kebakaran lain dari bahan kering - Kompor ditempatkan secara
- Kesiapan evakuasi sudah tersedia rapi
- Jalur evakuasi sudah tersedia - Ventilasi dapur ada jendela
- sarana pemadam api sudah tersedia dan tidak terlalu panas
- Bahan tahan api belum ada - Edukasi staf dilakukan
- Lampu darurat belum ada
VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Demikian Penilaian/ assessment kebakaran di RS Dharma Husada tahun 2022,


berdasarkan hasil penilaian resiko kebakaran di unit kerja yang memiliki resiko tinggi
terjadinya kebakaran, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

a) RS Dharma Husada belum mempunyai system pemisah {pengisolasian) dan


kompartemenisasi pengendalian api dan asap terutama di Kamar Operasi dan
lnstalasi Gizi/ dapur

b) Pemeliharaan sistem proteksi kebakaran yang ada belum berjalan maksimal

c) Sistem proteksi kebakaran yang ada saat ini sudah dipelihara dengan rutin

d) APAR yang tersedia saat jenis serbuk belum sesuai kondisi ruangan yang ada
seperti di lnstalasi IT, dan lnstalasi Farmasi, karena meninggalkan debu yang
dapat merusak alat dan obat.

e) Sistem perkabelan diruangan belum semua tertata rapi.

f) Masih terdapat kebocoran dibeberapa atap gedung yang memiliki resiko untuk
terjadi konsleting listrik

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dengan ini kami merekomendasikan hal-
hal sebagai berikut

a) Penambahan Sistem Proteksi Kabakaran dan perbaikan sistem yang ada saat
ini diantaranya menyediakan APAR sesuai dengan kondisi ruangan di RS
dengan ketentuan sebagai berikut: Media yang bersih dan tidak meninggalkan
residu ' Dapat digunakan untuk kebakaran kelas A,B,C , Tidak berbahaya dan
beracun bagi tanaman, hewan dan manusia.

b) Pemantauan dan pemeliharaan sistem proteksi kebakaran secara rutin oleh IPS
dan K3RS

c) Pemeliharaan APAR : secara kontinu dan berkala dilakukan sleh Unit K3RS
d) IPS melakukan penilaian dan pemeliharaan terhadap kondisi gedung, atap dan
perkabelan yang beresiko terhadap kebakaran.

e) Meningkatkan monitoring dan evaluasi penerapan kawasan tanpa rokok


memperhatikan kegiatan pencegahan resiko kebakaran sebagai berikut:

1. Berhati-hati terhadap sumber kebakaran seperti lidah api dan alat pemanas

2. Perhatikan/ cek kabel listrik yang ada secara berkala

3. Berhati-hati bila mernbuang atau menaruh benda atau peralatan membakar


atau mudah meledak karena dapat menjadi sumber bahaya

5. Beri label yang jelas dan mudah terbaca pada wadah cairan mudah terbakar
dan bahan kimia, pastikan isinya sesuai dengan bahan tersebut, tutup wadah
cairan tersebut dan simpan dengan aman bila tidak digunakan

Mojokerto, 13 Juni 2022

Ketua Komite K3RS


RS Dharma Husada

Itus Nusantoro, S. Kep. Ners

Anda mungkin juga menyukai