Anda di halaman 1dari 59

MAKALAH EKONOMI MIKRO

“ ANALISI TEORI PELAKU KOMSUMEN “


(SKALA KARDINAL)

DOSEN PENGAMPU:
ARMIN RAHMANSYAH NASUTION,SE.,M.SI.

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :

1. ARKAN HAFIDZ PURBA (7231400892)


2. ATIKA ZAHRA (7233510035)
3. YENY ELFINA (7233210006)
4. KEVIN VALENSIUS SIAHAAN (7233210005)
5. RIZKY NUR RAMADHAN SITORUS (7233510004)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVESITAS NEGRI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah "Analisis Teori Pelaku Konsumen (Skala Kardinal)".
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah “PENGANTAR MIKRO” yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya. Akhir kata kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak dosen semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna.

Medan, September 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……..……………………………………………………………... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. ………...…ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................3
A. Latar Belakang .......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................................3
C. Tujuan.......................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………..4
1. Penjelasan Teori Konsumen dengan Pendekatan kardinal………………………..4
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Prilaku Konsumen………………………….4
3. Pendekatan Konsumen Kardinal................................................................................5
4. Analisis Total Utility dan Marginal Utility dalam Pendekatan Kardinal...............6
BAB III PENUTUP..............................................................................................................9
A. Kesimpulan..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...10

ii
BAB I
PENDAHULUAH

A. Latar Belakang
Teori konsumen mengenai dua macam pendekatan, yaitu pendekatan guna kardinal atau
kardinal utility approach dan pendekatan guna ordinal atau ordinal utility approach. Pendekatan
guna kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan. Menurut kenyataan kepuasan
seseorang tidak dapat diukur maka asumsi tersebut dengan sendirinya dapat dikatakan
tidak realistik. Inilah yang biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan dari pada teori konsumen
yang menggunakan pendekatan guna kardinal, yang terkenal pula dengan sebutan teori
konsumen dengan pendekatan guna marginal klasik atau classical marginal utility approach.

B. Rumusan Masalah
A. Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini anatara lain sebagai berikut:
B. 1. Bagaimana penjelasan teori konsumen dalam pendekatan kardinal ?
C. 2. Apa saja asumsi – asumsi dasar pendekatan kardinal ?
D. 3. Bagaimana analisis Total Utility dan Marginal Utility dalam pendekatan kardinal
E. Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini anatara lain sebagai berikut:
F. 1. Bagaimana penjelasan teori konsumen dalam pendekatan kardinal ?
G. 2. Apa saja asumsi – asumsi dasar pendekatan kardinal ?
H. 3. Bagaimana analisis Total Utility dan Marginal Utility dalam pendekatan kardinal
I. Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini anatara lain sebagai berikut:
J. 1. Bagaimana penjelasan teori konsumen dalam pendekatan kardinal ?
K. 2. Apa saja asumsi – asumsi dasar pendekatan kardinal ?
L. 3. Bagaimana analisis Total Utility dan Marginal Utility dalam pendekatan kardinal
M. Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini anatara lain sebagai berikut:
N. 1. Bagaimana penjelasan teori konsumen dalam pendekatan kardinal ?
O. 2. Apa saja asumsi – asumsi dasar pendekatan kardinal ?
P. 3. Bagaimana analisis Total Utility dan Marginal Utility dalam pendekatan kardinal
Q. Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini anatara lain sebagai berikut:
R. 1. Bagaimana penjelasan teori konsumen dalam pendekatan kardinal ?
S. 2. Apa saja asumsi – asumsi dasar pendekatan kardinal ?
T. 3. Bagaimana analisis Total Utility dan Marginal Utility dalam pendekatan kardinal
U. Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini anatara lain sebagai berikut:
V. 1. Bagaimana penjelasan teori konsumen dalam pendekatan kardinal ?
W. 2. Apa saja asumsi – asumsi dasar pendekatan kardinal ?
X. 3. Bagaimana analisis Total Utility dan Marginal Utility dalam pendekatan kardinal
Y. Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini anatara lain sebagai berikut:
Z. 1. Bagaimana penjelasan teori konsumen dalam pendekatan kardinal ?
AA. 2. Apa saja asumsi – asumsi dasar pendekatan kardinal ?

3
BB. 3. Bagaimana analisis Total Utility dan Marginal Utility dalam pendekatan
kardinal
Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini anatara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana penjelasan teori konsumen dalam pendekatan kardinal ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen ?
3. Apa saja yang dimaksud dengan pendekatan konsumen kardinal ?
4. Bagaimana analisis Total Utility dan Marginal Utility dalam pendekatan kardinal?

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain, ialah:
1. Mahasiswa mampu memahami tentang penjelasan teori konsumen dalam pendekatan
kardinal.
2. Mahasiswa mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pendekatan konsumen kardinal.
4. Mahasiswa mampu menganalisis utilitas total dan utilitas marjinal dalam pendekatan
kardinal.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Penjelasan Teori Konsumen dengan Pendekatan kardinal


Teori perilaku konsumen pendekatan kardinal dikembangkan oleh beberapa ahli ekonomi seperti
Hermann Heinrich Gossen, William Stanley Jevons, dan Leon Walras. Aliran ini beranggapan
bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang atau jasa bergantung dari subjek yang memberikan
penilaian. Artinya suatu barang atau jasa akan dianggap bernilai apabila barang atau jasa tersebut
mempunyai nilai guna bagi penggunanya.
Menurut pendekatan kardinal, nilai guna atau kepuasan atas suatu barang itu bisa diukur dengan
angka. Satuan ukurannya adalah “ util ” (diambil dari kata “ utility “). Misal saat kita
mengonsumsi mie menghasilkan 8 util kepuasan, atau makan sebatang cokelat yang

4
menghasilkan 4 util. Nah, karena bisa diukur inilah pendekatan ini kemudian disebut dengan
Pendekatan Kardinal.

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen


Untuk memahami perilaku konsumen bergantung pada psikologi dan sosiologi. Hasilnya
berfokus pada empat bidang yang menjadi pengaruh utama terhadap perilaku konsumen:
psikologis, pribadi, sosial. dan budaya (RW.Griffin & RJ. Ebert, 2003:366)
1. Pengaruh psikologis mencakup motivasi, presepsi, kemampuan belajar,
dan sikap perseorangan.
2. Pengaruh pribadi mencakup gaya hidup, kepribadian, dan status ekonomi.
3. Pengaruh sosial mencakup keluarga, pendapat pemimpin (orang yang pendapatnya diterima
oleh orang lain), dan kelompok referensi lainya seperti teman, rekan sekerja, dan rekan seprofesi.
4. Pengaruh budaya mencakup budaya ("cara hidup" yang membedakan satu kelompok besar
dengan kelompok lainya), subkultur (kelompok yang lebih kecil, seperti kelompok etnis yang
memiliki nilai-nilai bersama).
5. Kelas sosial (kelompok-kelompok berdasarkan peringkat budaya menurut kriteria seperti latar
belakang, pekerjaan, dan pendapat.
Beberpa konsumen misalnya, memperlihatkan loyalitas terhadap merek (Brand Loyalty) tertentu,
yang berarti mereka secara rutin membeli produk-produk karena mereka puas atas kinerja merek
produk itu.

3. Pendekatan Konsumen Kardinal


Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau
utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai.
Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi
seseorang, maka akan semakin diminati.
Pendekatan ini merupakan gabungan dari beberapa pendapat para ahli ekonomi aliran
subyektif dari Austria seperti: Karl Menger, Hendrik Gossen. Yeavon, dan Leon Walras.
Menurut pendekatan ini daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau util, dan tinggi
rendahnya nilai atau daya guna bergantung kepada subyek yang menilai.
Dalam pendekatan ini akan banyak didasari oleh suatu hukum dari tokoh terkenal, Gossen,
yaitu hukum Gossen.

5
Hukum Gossen I menyatakan bahwa jika kebutuhan seseorang dipenuhi terus-menerus maka
kepuasanya akan semakin menurun.
Hukum Gossen II menyatakan bahwa orang akan memenuhi berbagai kebutuhanya sampai
mencapai intensitas yang sama. Intensitas yang sama itu ditunjukkan oleh rasio antara marginal
utility dengan harga dari barang yang satu dengan rasio marginal utility dengan harga barang
yang lain.
Adapun hipotesis yang utama dari pendekatan kardinal di sini ialah nilai guna marginal yang
akan semakin turun. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai guna yang diperoleh seorang konsumen
semakin menurun apabila mereka terus menerus menambah konsumsi terhadap produk yang
dimaksud. Apabila kita membahas nilai guna marginal pasti erat kaitannya dengan bagaimana
cara memaksimalkan nilai guna yang dirasakan konsumen.
Dalam suatu pendekatan kardinal ada beberapa asumsi utama, yaitu sebagai berikut.
a. Nilai guna atau daya dapat diukur melalui parameter satuan harga atau biasa disebut dengan
utilitas.
b. Konsumen disini bersifat rasional. Di mana mereka hanya akan mencukupi kebutuhan hidup
sesuai dengan batas kemampuan pendapatan yang dimiliki.
c. Konsumen tentu nantinya akan mengalami penurunan utilitas apabila secara terus menerus
melakukan kegiatan konsumsi produk yang dimaksud (diminishing marginal utility) yaitu
semakin banyak sesuatu barang yang dikonsumsikan maka tambahan kepuasan (marginal utility)
yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun.
d. Konsumen hanya mempunyai jumlah pendapatan yang tetap (tidak ada pendapatan lain).
e. Nilai guna (daya) dari uang tersebut tetap (konstan).
f. Total utility dapat bersifat melengkapi (additive) atau dapat juga dikatakan bisa berdiri sendiri
(independent).
g. Produk yang konsumen konsumsi normal dan periode konsumsinya biasanya berdekatan.
Dalam pendekatan kardinal ini konsumen dianggap melakukan konsumsi kombinasi
barang dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan yang maksimal, namun di sisi lain ketika
diperoleh tambahan dari konsumsi maka nilai tambah kepuasan akan berangsur menurun. Maka
dari itu hal ini membentuk beberapa asumsi dasar dari pendekatan kardinal, antara lain :
a. Tingkat kepuasaan konsumsi seorang konsumen bisa diukur dengan satuan hitung atau satuan
ukur
Hal ini dimaksudkan bahwasannya tingkat kepuasan konsumen bisa diukur dengan uang atau
satuan hitung lainnya. Ketika konsumen merasakan kepuasan yang lebih maka semakin besar
pula uang yang mereka keluarkan, dan sebaliknya ketika konsumen mengeluarkan uang sedikit
atau kecil bisa dipastikan barang yang dikonsumsi memiliki tingkat kepuasan yang rendah pula.
Contohnya ketika seorang konsumen butuh BBM yang harganya mahal mereka tetap

6
membelinya karena ketika mampu membeli BBM nilai tambah kepuasan akan bertambah, itulah
yang menyebabkan mereka tetap rela mengeluarkan uang demi mendapatkan BBM.
b. Semakin banyak barang yang dikonsumsi maka kepuasan akan bertambah besar
Pada umumnya memang situasi ini akan terjadi, ketika konsumen melakukan kegiatan
konsumsi terhadap suatu barang maka tingkat kepuasan yang didapat oleh konsumen juga akan
bertambah. Contohnya ketika seseorang lapar dan dia memakan makanan yang ada disetiap
suapnya nilai kepuasan yang mereka rasakan akan bertambah, misalnya, saat suapan pertama
nilai kepuasannya 3, kemudian suapan kedua nilai kepuasannya menjadi 6 dan seterusnya.

c. Berlaku hukum The law of deminishing of Marginal Utility


Maksud dari hukum ini adalah tingkat kepuasan seorang konsumen akan menurun atau
menjadi berkurang ketika konsumen terus menerus melakukan konsumsi meskipun
kebutuhannya sebenarnya sudah dipenuhi. Contohnya ketika seseorang haus dan mereka minum,
dengan hal itu maka kepuasan mereka akan bertanmbah namun jika minum tersebut terus
menerus dan tidak dihentikan maka kepuasan mereka akan hilang atau bahkan menghilang
karena bukan lega malah muntah.

4. Analisis Total Utility dan Marginal Utility dalam Pendekatan Kardinal


Dalam pendekatan kardinal dikenal dua ukuran kepuasan, yaitu Total Utility (kepuasan total)
dan Marginal Utility (kepuasan tambahan). Utility adalah suatu kepuasan yang dirasakan
seorang konsumen dalam mengkosumsi suatu barang ataupun jasa. Total utilitas adalah ukuran
kepuasan total yang diperoleh dari mengonsumsi sejumlah barang dan jasa. Sementara itu,
utilitas marjinal adalah tambahan kepuasan yang diperoleh dari konsumsi satu unit tambahan
barang.
Dalam pendekatan kardinal, berlaku hukum “tambahan kepuasan yang semakin menurun”
( hukum utilitas marjinal yang semakin berkurang ). Maksudnya adalah bahwa tambahan
kepuasan pada awalnya akan meningkat, namun kemudian setelah mencapai tingkat tertentu,
tambahan kepuasan tersebut akan terus menurun jika seseorang mengonsumsi barang yang sama
terus-menerus.

Untuk menggambarkan kurva Total Utility dan Marginal Utility, coba perhatikan tabel
Total Utility (TU) dan Marginal Utility (MU) atas konsumsi roti berikut ini !

7
A. Teori konsumen
mengenai dua macam
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
B. atau cardinal utility
approach dan pendekatan
guna ordinal atau ordinal
utility approach.
C. Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
8
D. tidak hanya dapat
diperbandingkan, akan
tetapi juga dapat diukur.
Oleh karena menurut
E. kenyataan kepuasan
seseorang tidak dapat
diukur maka asumsi
tersebut dengan
F. sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik.
Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai
G. kelemahan dari pada
teori konsumen yang

9
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
H. terkenal pula dengan
sebutan teori konsumen
dengan pendekatan guna
marginal klasik
I. atau classical marginal
utility approach
J. Teori konsumen
mengenai dua macam
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
K. atau cardinal utility
approach dan pendekatan

10
guna ordinal atau ordinal
utility approach.
L. Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
M. tidak hanya dapat
diperbandingkan, akan
tetapi juga dapat diukur.
Oleh karena menurut
N. kenyataan kepuasan
seseorang tidak dapat
diukur maka asumsi
tersebut dengan

11
O. sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik.
Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai
P. kelemahan dari pada
teori konsumen yang
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
Q. terkenal pula dengan
sebutan teori konsumen
dengan pendekatan guna
marginal klasik
R. atau classical marginal
utility approach

12
S. Teori konsumen
mengenai dua macam
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
T. atau cardinal utility
approach dan pendekatan
guna ordinal atau ordinal
utility approach.
U. Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
V. tidak hanya dapat
diperbandingkan, akan

13
tetapi juga dapat diukur.
Oleh karena menurut
W. kenyataan kepuasan
seseorang tidak dapat
diukur maka asumsi
tersebut dengan
X. sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik.
Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai
Y. kelemahan dari pada
teori konsumen yang
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang

14
Z. terkenal pula dengan
sebutan teori konsumen
dengan pendekatan guna
marginal klasik
AA. atau classical
marginal utility approach
BB. Teori konsumen
mengenai dua macam
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
CC. atau cardinal utility
approach dan pendekatan
guna ordinal atau ordinal
utility approach.

15
DD. Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
EE.tidak hanya dapat
diperbandingkan, akan
tetapi juga dapat diukur.
Oleh karena menurut
FF. kenyataan kepuasan
seseorang tidak dapat
diukur maka asumsi
tersebut dengan
GG. sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik.

16
Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai
HH. kelemahan dari pada
teori konsumen yang
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
II. terkenal pula dengan
sebutan teori konsumen
dengan pendekatan guna
marginal klasik
JJ. atau classical marginal
utility approach
KK. Teori konsumen
mengenai dua macam

17
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
LL.atau cardinal utility
approach dan pendekatan
guna ordinal atau ordinal
utility approach.
MM. Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
NN. tidak hanya dapat
diperbandingkan, akan
tetapi juga dapat diukur.
Oleh karena menurut

18
OO. kenyataan kepuasan
seseorang tidak dapat
diukur maka asumsi
tersebut dengan
PP. sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik.
Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai
QQ. kelemahan dari pada
teori konsumen yang
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
RR. terkenal pula dengan
sebutan teori konsumen

19
dengan pendekatan guna
marginal klasik
SS. atau classical marginal
utility approach
TT.Teori konsumen
mengenai dua macam
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
UU. atau cardinal utility
approach dan pendekatan
guna ordinal atau ordinal
utility approach.
VV. Pendekatan guna
kardinal menggunakan

20
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
WW. tidak hanya dapat
diperbandingkan, akan
tetapi juga dapat diukur.
Oleh karena menurut
XX. kenyataan kepuasan
seseorang tidak dapat
diukur maka asumsi
tersebut dengan
YY. sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik.
Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai

21
ZZ.kelemahan dari pada
teori konsumen yang
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
AAA.terkenal pula dengan
sebutan teori konsumen
dengan pendekatan guna
marginal klasik
BBB. atau classical
marginal utility approach
CCC. Teori konsumen
mengenai dua macam
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal

22
DDD.atau cardinal utility
approach dan pendekatan
guna ordinal atau ordinal
utility approach.
EEE. Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
FFF. tidak hanya dapat
diperbandingkan, akan
tetapi juga dapat diukur.
Oleh karena menurut
GGG.kenyataan kepuasan
seseorang tidak dapat

23
diukur maka asumsi
tersebut dengan
HHH.sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik.
Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai
III. kelemahan dari pada
teori konsumen yang
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
JJJ.terkenal pula dengan
sebutan teori konsumen
dengan pendekatan guna
marginal klasik

24
KKK.atau classical
marginal utility approach
LLL. Teori konsumen
mengenai dua macam
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
MMM. atau cardinal utility
approach dan pendekatan
guna ordinal atau ordinal
utility approach.
NNN.Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang

25
OOO.tidak hanya dapat
diperbandingkan, akan
tetapi juga dapat diukur.
Oleh karena menurut
PPP. kenyataan kepuasan
seseorang tidak dapat
diukur maka asumsi
tersebut dengan
QQQ.sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik.
Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai
RRR. kelemahan dari pada
teori konsumen yang

26
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
SSS. terkenal pula dengan
sebutan teori konsumen
dengan pendekatan guna
marginal klasik
TTT. atau classical
marginal utility approach
UUU.Teori konsumen
mengenai dua macam
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
VVV.atau cardinal utility
approach dan pendekatan

27
guna ordinal atau ordinal
utility approach.
WWW. Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
XXX.tidak hanya dapat
diperbandingkan, akan
tetapi juga dapat diukur.
Oleh karena menurut
YYY.kenyataan kepuasan
seseorang tidak dapat
diukur maka asumsi
tersebut dengan

28
ZZZ. sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik.
Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai
AAAA. kelemahan dari
pada teori konsumen yang
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
BBBB. terkenal pula
dengan sebutan teori
konsumen dengan
pendekatan guna marginal
klasik
CCCC. atau classical
marginal utility approach
29
DDDD. Teori konsumen
mengenai dua macam
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
EEEE. atau cardinal utility
approach dan pendekatan
guna ordinal atau ordinal
utility approach.
FFFF.Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
GGGG. tidak hanya dapat
diperbandingkan, akan

30
tetapi juga dapat diukur.
Oleh karena menurut
HHHH. kenyataan
kepuasan seseorang
tidak dapat diukur
maka asumsi tersebut
dengan
IIII. sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik.
Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai
JJJJ. kelemahan dari pada
teori konsumen yang
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
31
KKKK. terkenal pula
dengan sebutan teori
konsumen dengan
pendekatan guna marginal
klasik
LLLL. atau classical
marginal utility approach
MMMM. Teori konsumen
mengenai dua macam
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
NNNN. atau cardinal utility
approach dan pendekatan
guna ordinal atau ordinal
utility approach.
32
OOOO. Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
PPPP.tidak hanya dapat
diperbandingkan, akan
tetapi juga dapat diukur.
Oleh karena menurut
QQQQ. kenyataan
kepuasan seseorang
tidak dapat diukur
maka asumsi tersebut
dengan
RRRR. sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik.
33
Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai
SSSS.kelemahan dari pada
teori konsumen yang
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
TTTT. terkenal pula
dengan sebutan teori
konsumen dengan
pendekatan guna marginal
klasik
UUUU. atau classical
marginal utility approach
VVVV. Teori konsumen
mengenai dua macam
34
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
WWWW. atau cardinal
utility approach dan
pendekatan guna ordinal
atau ordinal utility
approach.
XXXX. Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
YYYY. tidak hanya dapat
diperbandingkan, akan
tetapi juga dapat diukur.
Oleh karena menurut
35
ZZZZ. kenyataan
kepuasan seseorang
tidak dapat diukur
maka asumsi tersebut
dengan
AAAAA. sendirinya
dapat dikatakan tidak
realistik. Inilah yang
biasanya ditonjolkan
sebagai
BBBBB. kelemahan dari
pada teori konsumen yang
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang

36
CCCCC. terkenal pula
dengan sebutan teori
konsumen dengan
pendekatan guna marginal
klasik
DDDDD. atau classical
marginal utility approach
EEEEE. Teori konsumen
mengenai dua macam
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
FFFFF. atau cardinal utility
approach dan pendekatan
guna ordinal atau ordinal
utility approach.
37
GGGGG. Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
HHHHH. tidak hanya
dapat diperbandingkan,
akan tetapi juga dapat
diukur. Oleh karena
menurut
IIIII. kenyataan kepuasan
seseorang tidak dapat
diukur maka asumsi
tersebut dengan
JJJJJ. sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik.
38
Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai
KKKKK. kelemahan dari
pada teori konsumen yang
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
LLLLL. terkenal pula
dengan sebutan teori
konsumen dengan
pendekatan guna marginal
klasik
MMMMM. atau classical
marginal utility approach
NNNNN. Teori konsumen
mengenai dua macam
39
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
OOOOO. atau cardinal
utility approach dan
pendekatan guna ordinal
atau ordinal utility
approach.
PPPPP. Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
QQQQQ. tidak hanya
dapat diperbandingkan,
akan tetapi juga dapat

40
diukur. Oleh karena
menurut
RRRRR. kenyataan
kepuasan seseorang
tidak dapat diukur
maka asumsi tersebut
dengan
SSSSS. sendirinya dapat
dikatakan tidak realistik.
Inilah yang biasanya
ditonjolkan sebagai
TTTTT. kelemahan dari
pada teori konsumen yang
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
41
UUUUU. terkenal pula
dengan sebutan teori
konsumen dengan
pendekatan guna marginal
klasik
VVVVV. atau classical
marginal utility approach
WWWWW. BAB I
XXXXX. PENDAHULUA
N
YYYYY. A. LATAR
BELAKANG
ZZZZZ. Teori konsumen
mengenai dua macam

42
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
AAAAAA. atau cardinal
utility approach dan
pendekatan guna ordinal
atau ordinal utility
approach.
BBBBBB. Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
CCCCCC. tidak hanya
dapat diperbandingkan,
akan tetapi juga dapat

43
diukur. Oleh karena
menurut
DDDDDD. kenyataan
kepuasan seseorang
tidak dapat diukur
maka asumsi tersebut
dengan
EEEEEE. sendirinya
dapat dikatakan tidak
realistik. Inilah yang
biasanya ditonjolkan
sebagai
FFFFFF. kelemahan dari
pada teori konsumen yang

44
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
GGGGGG. terkenal pula
dengan sebutan teori
konsumen dengan
pendekatan guna marginal
klasik
HHHHHH. atau classical
marginal utility approach
IIIIII. BAB I
JJJJJJ. PENDAHULUAN
KKKKKK. A. LATAR
BELAKANG
LLLLLL. Teori konsumen
mengenai dua macam
45
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
MMMMMM. atau
cardinal utility approach
dan pendekatan guna
ordinal atau ordinal utility
approach.
NNNNNN. Pendekatan
guna kardinal
menggunakan asumsi
bahwa guna atau kepuasan
seseorang
OOOOOO. tidak hanya
dapat diperbandingkan,
akan tetapi juga dapat
46
diukur. Oleh karena
menurut
PPPPPP. kenyataan
kepuasan seseorang
tidak dapat diukur
maka asumsi tersebut
dengan
QQQQQQ. sendirinya
dapat dikatakan tidak
realistik. Inilah yang
biasanya ditonjolkan
sebagai
RRRRRR. kelemahan dari
pada teori konsumen yang

47
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
SSSSSS. terkenal pula
dengan sebutan teori
konsumen dengan
pendekatan guna marginal
klasik
TTTTTT. atau classical
marginal utility approach
UUUUUU. BAB I
VVVVVV. PENDAHUL
UAN
WWWWWW. A. LATAR
BELAKANG

48
XXXXXX. Teori
konsumen mengenai dua
macam pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
YYYYYY. atau cardinal
utility approach dan
pendekatan guna ordinal
atau ordinal utility
approach.
ZZZZZZ. Pendekatan guna
kardinal menggunakan
asumsi bahwa guna atau
kepuasan seseorang
AAAAAAA. tidak hanya
dapat diperbandingkan,
49
akan tetapi juga dapat
diukur. Oleh karena
menurut
BBBBBBB. kenyataan
kepuasan seseorang
tidak dapat diukur
maka asumsi tersebut
dengan
CCCCCCC. sendirinya
dapat dikatakan tidak
realistik. Inilah yang
biasanya ditonjolkan
sebagai
DDDDDDD. kelemahan
dari pada teori konsumen
50
yang menggunakan
pendekatan guna kardinal,
yang
EEEEEEE. terkenal pula
dengan sebutan teori
konsumen dengan
pendekatan guna marginal
klasik
FFFFFFF. atau classical
marginal utility approach
GGGGGGG. BAB I
HHHHHHH. PENDAHUL
UAN
IIIIIII. A. LATAR
BELAKANG
51
JJJJJJJ. Teori konsumen
mengenai dua macam
pendekatan, yaitu
pendekatan guna kardinal
KKKKKKK. atau cardinal
utility approach dan
pendekatan guna ordinal
atau ordinal utility
approach.
LLLLLLL. Pendekatan
guna kardinal
menggunakan asumsi
bahwa guna atau kepuasan
seseorang

52
MMMMMMM.tidak hanya
dapat diperbandingkan,
akan tetapi juga dapat
diukur. Oleh karena
menurut
NNNNNNN. kenyataan
kepuasan seseorang
tidak dapat diukur
maka asumsi tersebut
dengan
OOOOOOO. sendirinya
dapat dikatakan tidak
realistik. Inilah yang
biasanya ditonjolkan
sebagai
53
PPPPPPP. kelemahan dari
pada teori konsumen yang
menggunakan pendekatan
guna kardinal, yang
QQQQQQQ. terkenal pula
dengan sebutan teori
konsumen dengan
pendekatan guna marginal
klasik
RRRRRRR. atau classical
marginal utility approach
Dari data di atas terlihat bahwa saat seseorang mengonsumsi 1 buah roti, roti pertama tersebut
memberikan kepuasan sebesar 10 util. Kepuasan total terus bertambah sampai dengan konsumsi
roti ke-4. Sementara di roti ke-5, kepuasan total tidak berubah. Roti ke-5 ini bisa dikatakan
sebagai titik jenuh .
Di roti ke-6, tambahan kepuasan menjadi negatif sehingga kepuasan total menjadi menurun. Roti
ke-6 tidak menambah kepuasan, tapi justru mengurangi kepuasan secara total (disutility).
Ilustrasi mengenai kepuasan mengonsumsi roti dapat digambarkan oleh kurva berikut:

54
Gambar (1) menjelaskan tentang kepuasan total (Total Utility), sedangkan Gambar (2)
menjelaskan tentang kepuasan tambahan (Marginal Utility). Perhatikan bahwa TU terus
meningkat dengan pertambahan yang semakin mengecil (ini ditunjukkan oleh area yang diarsir).
Begitupun dengan MU.
TU maksimum tercapai setelah konsumen mengonsumsi roti ke empat. Pada konsumsi roti ke
lima, TU tidak berubah, dan MU mencapai nol. Dengan kata lain, TU maksimum tercapai ketika
MU = 0. Kemudian setelah konsumsi roti ke lima, TU kembali turun, dan MU menjadi negatif.
Nah, slope kurva MU yang menurun (Downward Sloping) inilah yang merefleksikan The law of
diminishing Marginal Utility.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi terkait berlakunya The law of diminishing Marginal
Utility ini, yaitu:
 Konsumen bersifat rasional, artinya bahwa konsumen berusaha memaksimalkan
kepuasannya.
 .More is better (lebih banyak lebih disukai), konsumen lebih menginginkan konsumsi
dalam jumlah banyak dibanding yang sedikit.
 Daya guna marginal dari uang adalah tetap (Constant Marginal Utility Of Money).
 Barang yang dikonsumsi adalah barang normal, bukan barang yang bisa menimbulkan
kecanduan.
 Konsumsi dilakukan dalam periode yang berdekatan.

55
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan pribadi dan keluarga dan tidak untuk diperdagangkan. Pelanggan merasa
puas apabila harapan mereka terpenuhi dan merasa gembira apabila terlampaui. Perilaku
konsumen ada yang bersifat Irasional dan Rasional.
Dalam pendekatan kardinal digunakan konsep total Utility dan Marginal Utility (MU), ada
beberapa asumsi konsumen dalam melakukan kegiatan konsumsi yaitu konsumen yang harus
rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal konsumen punya preferensi jelas akan barang
dan jasa, serta terdapat kendala dalam anggaran. Hukum Law of deminishing Return atau nilai
guna marginal yang semakin menurun akan mudah dipahami apabila digambarkan dalam bentuk
angka ataupun grafik. Sedangkan pemaksimuman dapat diperhitungkan dengan menggunakan
teori hukum gossen it.

56
DAFTAR PUSAKA

Jagoekonomi.com.‘’Teori Perilaku Konsumen : Pendekatan Kardinal”


https://jagoekonomi.com/2020/06/15/teori-perilaku-konsumen-pendekatan-kardinal/
Hidayati, Syafaatul. 2019. Teori Ekonomi Mikro. Pamulang : Unpam Press
Zahara, Vadilla Mutia & Anwar, Cep Jandi. 2021. MikroEkonomi (Sebuah Pengantar).
Bandung : CV. Media Sains Indonesia
Akhmad. 2014. Ekonomi Mikro Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
https://dosenekonomi-com.cdn.ampproject.org/v/s/dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/
pendekatankardinal/amp?amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM
%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16938034411816&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fdosenekonomi.com%2Filmu-ekonomi
%2Fpendekatan-kardinal

57
58

Anda mungkin juga menyukai