Anda di halaman 1dari 12

Teori Konsumsi Pendekatan Kardinal

“Disusun untuk memenuhi tugas kelompok”


Dosen Pengamou: Dr. Fitrawaty, M.Si.

OLEH:
Anggi Emalia Putri (7212141002)
Dinda Syahdaini (7212141003)
Erli Dayinati (7211141009)
Leonardo Siahaan (7212441004)
Rizka Muliani (7211141006)

Pendidikan Ekonomi B/Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan

2022
KATA PENGANTAR
Puji serta rasa syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
yang berjudul Teori Konsumsi Pendekatan Kardinal ini dengan baik. Meskipun didalamnta
masik terdapat banyak kesalahan ataupun kekurangan.

Dan tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini, terkhususnya ibu Dr. Fitrawaty, M.Si. selaku dosen Pengampu
mata kuliah Teori Ekonomi Mikro, yang telah memberikan tugas dan pengarahan kepada kami.

Besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat dan dijadikan pegangan dalam
mempelajari tentang materi “Teori Konsumsi Pendekatan Kardinal” ini. Juga menjadi harapan
bagi kami dengan hadirnya makalah ini, akan mempermudsh semua pihak dalam proses
perkuliahan mata kuliah Teori Ekonomi Mikro.

Semoga tugas makalah yang sederhana ini dapat dipahami oleh kelompok lain maupun
orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari teman-
teman serta dosen pengampu demia perbaikan tugas ini dimasa yang akan datang.

Medan, 3 Maret 2022

Kelompok VI
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................................. 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................................................. 2

a. Latar Belakang............................................................................................................................................................ 3

b. Rumusan Masalah...................................................................................................................................................... 3

c. Tujuan Penulisan........................................................................................................................................................ 3

BAB II.......................................................................................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN....................................................................................................................................................................... 4

1. Teori Perilaku Konsumen........................................................................................................................................ 4

2. Pendekatan Kardinal.............................................................................................................................................. 5

3. Maksimalisasi Nilai Guna....................................................................................................................................... 7

4. Surplus Konsumen.................................................................................................................................................. 8

BAB III...................................................................................................................................................................................... 15

PENUTUP................................................................................................................................................................................ 15

a. Kesimpulan................................................................................................................................................................ 15

b. Saran............................................................................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................................... 16
BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Bagaimana seorang konsumen dengan pendapatan terbatas memutuskan barang dan layanan
untuk membeli? Ini adalah masalah mendasar dalam ekonomi mikro—satu yang kita bahas
dalam bagian ini. Kita lihat bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan mereka di seluruh
barang. Perilaku Konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan. Namun ada pula yang mengartikan Perilaku Konsumen
sebagai hal-hal yang mendasari untuk membuat keputusan pembelian misal untuk barang
berharga jual rendah maka proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah sedangkan
untuk barang berharga jual tinggi maka proses pengambilan keputusan akan dilakukan dengan
pertimbangan yang matang.
Teori konsumen mengenai dua macam pendekatan, yaitu pendekatan guna kardinal atau
cardinal utility approach dan pendekatan guna ordinal atau ordinal utility approach. Pendekatan
guna kardinal menggunakan asumsi bahwa guna atau kepuasan seseorang tidak hanya dapat
dibandingkan, akan tetapi juga dapat diukur . Oleh karena menurut kenyataan kepuasan seseorng
tidak dapat diukur, maka asumsi tersebut dengan sendirinya dapat dikaitkan tidak realistik. Inilah
yang biasanya ditonjolkan sebagai kelemahan dari pada teori konsumen yang menggunakan
pendekatan guna kardinal, yang terkenal pula dengan sebuah teori konsumen dengan pendekatan
guna marginal klasik atau classical marginal utility approach.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1.Apakah Konsep Teori Perilaku Konsemuen ?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen?

3.Apa yang dimaksud dengan pendekatan konsumen kardinal?

C. TUJUAN
1. Menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca dan pengkaji tentang konsep “Teori
Perilaku Konsumen”.

2. Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.

3. Menambah pengetahuan tentang pendekatan konsumen kardinal dan ordinal.


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Perilaku Konsumen


Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, Perilaku konsumen adalah proses dan
aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan,
serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku
konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Perilaku konsumen
adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari,menukar, menggunakan, menilai,
mengatur barang atau jasa yang mereka anggap untuk memuaskan kebutuhan mereka. Definisi
lainnya adalah bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas, seperti :
uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan demi kepuasan
mereka.

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang disaat kondisi yang lain
tidak berubah (ceteris paribus).Setiap hari kita melakukan pemilihan atau menentukan skala
prioritas karena kebutuhan yang tidak terbatas sedangkan sumber daya yang tersedia sangat
terbatas. Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen. Konsep dasar
perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu berusaha untuk mencapai kegunaan
maksimal dalam pemakaian barang yang dikonsumsinya. Kegunaan (Utility) adalah derajat
seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang.
2.2. Pendekatan Kardinal
Teori ini merupakan gabungan pendapat yang diajukan oleh ahli-ahli ekonomi aliran Austria
abad ke sembilan belas, seperti Heinrich Gossen (1854), Stanley Jevons (1871) dan Leon Walras
(1894). (Sudarsono, 1995)
Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subyek yang
memberikan penilaian. Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi seorang konsumen apabila
barang tersebut mempunyai dayaguna baginya.
Kegunaan marginal (marginal utility) merupakan peningkatan kepuasan seorang konsumen
karena mengonsumsi satu unit tambahan barang atau jasa. Kebanyakan barang dan jasa memiliki
kegunaan marginal yang terus menurun. Artinya, saat konsumsi suatu produk meningkat, nilai
guna tambahan yang diperoleh dari tiap unit tambahan akan turun secara bertahap. Nah, dalam
hal ini konsumen dikatakan mempunyai kepuasan marginal yang menurun ketika ia semakin
merasa puas dengan mengonsumsi produk itu. Jadi, nilai guna marginallah yang menentukan
apakah sesuatu barang itu mempunyai harga yang tinggi atau rendah. Hal ini akan diperjelas
dalam hukum Gossen berikut. Gejala tambahan kepuasan yang tidak proporsional seperti
dijelaskan di atas dikenal sebagai The Law of Diminishing Marginal Utility (Hukum Tambahan
Kepuasan yang Terus Menurun). Hukum ini dikenal sebagai Hukum Gossen 1. Selengkapnya
Hukum Gossen I berbunyi:

"Jika jumlah suatu barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu terus ditambah, maka
kepuasan total yang diperoleh juga bertambah. Akan tetapi, kepuasan marginal akan semakin
berkurang. Bahkan bila konsumsi terus dilakukan, pada akhirnya tambahan kepuasan yang
diperoleh akan menjadi negatif dan kepuasan total menjadi berkurang."
Hukum Gossen I tersebut menyatakan pemuasan kebutuhan secara vertikal yaitu pemuasan satu
macam kebutuhan yang dilakukan secara terus-menerus, sehingga kenikmatannya semakin lama
semakin berkurang dan akhirnya dicapai titik kepuasan. Namun, Hukum Gossen I mempunyai
kelemahan. Dalam praktik, orang tidak akan memuaskan satu macam kebutuhan sampai sepuas-
puasnya, tetapi setelah mencapai titik kepuasan tertentu akan menyusul kebutuhan yang lain, hal
ini karena kebutuhan itu bermacam-macam. Maka Hukum Gossen I dilengkapi dengan Hukum
Gossen II.
Pendekatan kardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada teori Gossen I dan asumsi yang
digunakan bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat
diukur dengan satuan tertentu seperti uang, jumlah atau buah. Semakin besar jumlah barang yang
dikonsumsi, semakin besar pula tingkat kepuasaan konsumen. Konsumen yang relasional akan
berusaha memaksimumkan kepuasaanya dengan pendapatan yang lebih. Tingkat kepuasan
konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan
(marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari
mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total
per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumi. Asumsi-asumsi yang
digunakan dalam memahami pendekatan ini adalah sebagai berikut:
1. Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan
batasan pendapatannya.

2. Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan
selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.

3. Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen
dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu
barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.

4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat
kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka
semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka.

5. Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan
barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan
independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang
X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.

Nilai guna (Utility) adalah kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang. Nilai
Guna Total (Total Utility/TU) adalah total kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi suatu
barang. Nilai Guna Tambahan (Marginal Utility/MU) adalah tambahan kepuasan yang diperoleh
dari mengkonsumsi tambahan satu unit produk/barang.
2.3. Maksimalisasi Nilai Guna

Setiap orang berusaha untuk memaksimalkan kepuasan dari mengkonsumsi barang. Untuk
konsumsi satu jenis barang, maka kepuasan maksimum dapat dicapai pada saat nilai guna total
(TU) mencapai maksimum. Jika konsumen mengkonsumsi lebih dari satu barang, maka
penentuan kepuasan maksimum dapat dicapai:

Jika ada 2 barang dan harganya sama, maka kepuasan maksimum MUx=MUy
Jika ada 2 barang dengan harga yang berbeda, maka tambahan kepuasan (MU) yang lebih besar
diperoleh dari barang dengan harga yang lebih rendah dengan MUx=MUy
Dengan harga barang yang berbeda, maka syarat untuk memperoleh nilai guna maksimum (TU)
adalah setiap rupiah yang dikeluarkan untuk 1 unit tambahan berbagai jenis barang akan
memberikan MU yang sama

Faktor yang dapat merubah permintaan suatu barang:


1. Faktor substitusi/penggantian (substitution effect)
Jika P naik, maka MU per rupiah menjadi turun dan sebaliknya dan barang lain tidak berubah,
maka konsumen akan menambah konsumsi barang dengan P tetap dan mengurangi barang
dengan P naik. Dengan demikian demand barang dengan P naik menjadi turun dan meningkatkan
demand barang dengan P tetap.
2. Faktor pendapatan (Income effect)
Dengan pendapatan tetap dan P naik (turun), maka daya beli pendapatan menurun (meningkat),
sehingga konsumen mengurangi (menambah) konsumsi barang dengan P naik (turun).

2.4. Surplus Konsumen


Surplus konsumen adalah kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh konsumen atau selisih antara
kepuasan yang diperoleh oleh konsumen dari mengkonsumsi barang dengan pembayaran yang
dilakukan untuk mengkonsumsi barang tersebut.

Istilah surplus digunakan dalam ekonomi untuk jumlah yang terkait. The surplus consumen
(kadang bernama surplus konsumen) adalah utilitas untuk konsumen dengan mampu membeli
produk dengan harga yang kurang dari harga tertinggi yang mereka akan bersedia membayar.
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu berusaha untuk mencapai
kegunaan maksimal dalam pemakaian barang yang dikonsumsinya. Kegunaan (Utility) adalah
derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang.
Kegunaan marginal (marginal utility) merupakan peningkatan kepuasan seorang konsumen
karena mengonsumsi satu unit tambahan barang atau jasa. Kebanyakan barang dan jasa memiliki
kegunaan marginal yang terus menurun. Artinya, saat konsumsi suatu produk meningkat, nilai
guna tambahan yang diperoleh dari tiap unit tambahan akan turun secara bertahap.

b. Saran

Bagi kita yang ini menkonsumsi suatu barang dan jasa maka pendekatan cardinal yang baik di
pelajari agar dapat menentukan skala prioritas.
DAFTAR PUSTAKA
http://ekonomisku.blogspot.com/2015/02/hukum-gossen-1-dan-2.html

file:///D:/New%20folder%20(2)/BUKU%20PENGANTAR%20TEORI%20EKONOMI
%20new.pdf

Anda mungkin juga menyukai