Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PERILAKU KONSUMEN

“Prespektif Perilaku Konsumen dan Kerangka Kerja Konseptual Pengambilan Keputusan


Konsumen”

Disusun oleh:

Intan Aprilia 205040100111014

Kelas:

Perilaku Konsumen B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Prespektif Perilaku
Konsumen dan Kerangka Kerja Konseptual Pengambilan Keputusan Konsumen” hingga selesai,
untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Perilaku Konsumen . Saya Berharap paper ini dapat
berguna bagi pemahaman mengenai teori perilaku konsumen serta manfaatnya.

Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir Budi Setiawan M.S selaku
dosen pengampu mata kuliah Perilaku Konsumen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan
yang membantu saya dalam penyusunan paper. Saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan paper ini, oleh karena itu saya menerima kritik dan saran bagi
pembaca agar saya dapat memperbaiki paper saya berikutnya.

Malang, 5 Oktober 2022

Intan Aprilia

2
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
A. Perkembangan Teori Perilaku Konsumen............................................................................................. 4
B. Pengertian Teori Perilaku Konsumen ................................................................................................... 6
C. Manfaat Perilaku Konsumen ................................................................................................................. 8
D. Pemakai Kajian Perilaku Konsumen..................................................................................................... 9
1. Manajer ........................................................................................................................................... 10
2. Produsen.......................................................................................................................................... 11
3. Birokrat ........................................................................................................................................... 11
4. Peneliti ............................................................................................................................................ 11
5. Konsultan ........................................................................................................................................ 12
E. Elemen Utama Model ......................................................................................................................... 12
1. Komponen Afeksi dan Kognisi ....................................................................................................... 12
2. Lingkungan Konsumen ................................................................................................................... 13
3. Perilaku (Behaviour) ....................................................................................................................... 14
4. Strategi Pemasaran .......................................................................................................................... 14
F. Hubungan Antar Elemen..................................................................................................................... 15
G. Tingkatan Analisis Konsumen ............................................................................................................ 16
H. Arah Kajian Perilaku Konsumen ........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 19

3
A. Perkembangan Teori Perilaku Konsumen

Teori perilaku konsumen saat ini telah berkembang cukup pesat dan telah menjadi

perhatian pakar ekonomi sejak tahun 60-an. Sebelumnya telah dilakukan penelitian

mengenai motivasi konsumen oleh Levy (1959), McMurry (1944), Newman (1955)

dalam Holbrook (1995). Sehingga, ilmu psikologi menjadi dasar yang kuat untuk

mempelajari perilaku konsumen. Teori lain dari disiplin ekonomi, juga dikemukakan oleh

Holbrook (1995), Robinson (1954) dan Chamberlin (1956) yang telah memberikan

perhatian mengenai pernahaman konsumen dari ilmu ekonomi. Mereka merumuskan

model tentang persaingan tidak sempurna atau persaingan monopolistik yang

menjelaskan jika terdapat perbedaan dalam kebutuhan dan keinginan konsumen yang

dicerminkan oleh peranan dari perbedaan produk.

Model yang menggunakan bagan-arus (flow-chart) dan inspirasinya berasal dari

pakar ekonomi yang memperkenalkan model perilaku manusia dengan bagan-arus yang

logis dan berorientasi pada komputer, dikemukakan oleh Herbert Simon. Setelah itu

Howard mengadaptasi diagram panah dan kotak tersebut dalam penelitiannya yang

menjelaskan perilaku konsumen. Kemudian dilakukan dengan arah yang digunakan

untuk menyempurnakan model tersebut. Pertama, model flow-chart terlihat kompleks,

namun kemudian dibuat menjadi lebih sederhana.

Perkembangan teori perilaku konsumen lebih difokuskan pada karya John

Howard yang telah memberikan kontribusi cukup besar dalam sejarah riset perilaku

konsumen. Literatur awal mengenai perilaku konsumen ditulis oleh Howard dan Sheth

(1969) dengan judul The Theory of Buyer Behavior, dan telah menjadi masterpiece.

Mereka menggunakan paradigma: kognisi (pikiran) afek (emosi) konasi (aktivitas).

4
Paradigma tersebut digunakan sebagai pencarian informasi (kognisi) pradisposisi (afek)

beli (kognisi) yang digunakan pertama kali oleh Howard tahun 1963 b. Kemudian

Howard (1977, 1983, 1989, 1994) maupun Howard dan Sheth (1969) mengembangkan

aplikasi paradigma tersebut ke dalam konsep perilaku konsumen. Perkembangan

penggunaan konsep yang berbeda tersebut dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dasar

yang dijadikan pedoman dalam teori ini, yaitu psikologi. Kognisi dilakukan dalam bentuk

informasi atau identifikasi (Howard, 1983) atau informasi atau pengenalan (Howard,

1989); afek diaplikasikannya dalam bentuk sikap dan konasi dalam bentuk niat beli.

Dengan menggunakan tiga konsep dasar Howard dan Sheth (1%9,1995) yang

telah mengembangkan sebuah model perilaku konsumen yang disebut model pengolahan

informasi. Model Howard-Sheth sudah dalam bentuk penyederhanaan yang dilakukan

oleh Zaltman dan Wallendorf (1979) agar lebih mudah dipahami strukturnya. Model teori

tersebut jauh lebih komplek dan komprehensif dalam format yang sedikit berbeda.

Penjelasan lengkap model tersebut dapat dilihat dalam Howard dan Sheth (1969,1995).

Oleh Howard (1989), model tersebut disederhanakan dengan menggunakan beberapa

perubahan secara spesifik yang menunjukkan sebuah kasus tentang situasi yang berupaya

menyelesaikan masalah terbatas (limited problem solving). Model tersebut oleh Howard

juga dapat diaplikasikan pada dua situasi lain, yaitu penyelesaian masalah ekstensif

(extensive problem solving) dan penyelesaian masalah rutin (routine problem solving).

Sehingga, penerapan model dalam dua situasi terakhir tersebut memerlukan sedikit

modifikasi.

5
Kemudian teori perilaku konsumen yang berkembang pada abad ke 20

menerapkan pada prinsip psikologi dan ekonomi. Menurut Sumarwan (2004)

perkembangan teori perilaku konsumen tidak terlepas dari pengaruh ilmuan seperti

George Katona, Robert Ferker, John A Howard, dan Jogdish N Sheth.

B. Pengertian Teori Perilaku Konsumen


1. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1968), mengartikan perilaku konsumen

sebagai “…. Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing

of products and services, including the decision processes that precede and follow this

action”. Perilaku konsumen merupakan tindakan yang terlibat secara langsung dalam

memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses

keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

2. Menurut Hawkins, Best dan Coney (dalam Suryani, 2008:6), perilaku konsumen

merupakan studi yang membahas bagaimana individu, kelompok atau organisasi

melakukan proses pemilihan, pengamanan, penggunaan dan penghentian produk,

jasa, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya terhadap konsumen dan

masyarakat.

6
3. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994). Perilaku konsumen merupakan studi yang

mengkaji bagaimana individu membuat sebuah keputusan membelanjakan sumber

daya yang tersedia dimiliki (waktu, uang dan usaha) untuk mendapatkan barang atau

jasa yang akan dikonsumsi.

4. Menurut Loudon dan Bitta (1993), menekankan perilaku konsumen sebagai suatu

proses dalam pengambilan keputusan. Loudon dan Bitta mengatakan jika perilaku

konsumen merupakan proses pengambilan keputusan yan mensyaratkan aktivitas

individu untuk mengevaluas, memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan

jasa.

5. Menurut Kotler dan Amstrong (2001), perilaku konsumen adalah perilaku pembelian

konsumen akhir, baik individu maupun tumah tangga yang membeli produk untuk

dikonsumsi secara personal.

6. Menurut Wilkie (1990), perilaku konsumen menggambarkan berbagai aktivitas yang

dilakukakn oleh seseorang ketika memilih, membeli, dan menggunakan barang dan

jasa sehingga memuaskan kebutuhan dan keinginannya yang melibatkan proses

mental, emosi, dan fisik.

7. Menurut Mowen dan Minor (2002), perilaku konsumen merupakan suatu studi yang

mempelajari tantang unit pembelian dan proses pertukaran yang terlibat dalam

mencari, mengonsumsi, dan membuang barang, jasa, pengalaman, dan gagasan.

8. Menurut Schiffman dan Kunuk (2008), perilaku konsumen merupakan perilaku yang

ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi,

dan membuang produk dan jasa yang diharapkan dapat memenuhi berbagai

kebutuhannya.

7
C. Manfaat Perilaku Konsumen
Persaingan pasar yang semakin ketat membuat tuntutan konsumen semakin tinggi

dan ingin diperlakukan secara khusus, serta pemahaman akan konsumen begitu tinggi.

Sehingga diperlukan pengetahuan mengenai perilaku konsumen untuk memuaskan

konsumen dan memenangkan persaingan pasar, berikut adalah manfaat perilaku

konsumen:

1. Pemahaman perilaku konsumen bermanfaat untuk kepentingan penyusunan strategi

dan bauran pemasaran. Melalui pemahaman terhadap psikografis konsumen dan juga

perilaku penggunaan, pemasar dapat melakukan segmentasi berdasarkan variabel

tersebut.

2. Manfaat mempelajari perilaku konsumen bagi perusahaan adalah memungkinkan

perusahaan memahami dengan tepat kebutuhan dan keinginan pelanggannya sehingga

dapat membantunya untuk memuaskan pelanggan, menerapkan konsep pemasaran

dan memperluas legitimasi ke masyarakat (Sheth & Mittal, 2004).

Menurut Setiadi (2003), studi mengenai konsumen merupakan dasar yang penting

dalam manajemen pemasaran yang digunakan untuk merancang dan mengembangkan

riset pemasaran serta menetapkan segmentasi pasar. Sehingga dapat disimpulkan jika

marketing harus mempelajari perilaku konsumen dengan meletakkan konsumen sebagai

titik sentral perhatian pemasaran sehingga dengan memahami konsumen akan menuntun

pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien. Dengan kata lain mempelajari

perilaku konsumen bertujuan untuk mengetahui serta memahami berbagai aspek yang ada

8
pada konsumen yang kemudian akan digunakan sebagai kebijakan pemasaran yang akan

disusun.

Manfaat perilaku konsumen bagi organisai, pemerindah, dan politik diguanakan

sebagai dasar perumusan kebijakan politik dan perundang-undangan untuk melindungi

konsumen . Sehingga pemerintah memiliki kewajiban untuk mempengaruhi pilihan

konsumen melalui pelanggaran terhadap produk bisnis yang merugikan konsumen.

Menurut Sumarwan (2004), Undang-Undang Pangan memiliki dampak positif terhadap

perkembangan ekonomi memalui peningkatan produksi karena meningkatnya konsumsi

sebagai akkibat dari jaminan kehalalan produk.

D. Pemakai Kajian Perilaku Konsumen


Pengkajian perilaku konsumen akan dapat mendalami dan dinilai berhasil jika

dapat memahami aspek-aspek psikologis manusia secar keseluruhan, kekuatan faktor

sosial budaya dan prinsip ekonomi serta strategi pemasaran. Kemampuan dalam

menganalisis perilaku konsumen merupakan keberhasilan dalam mendalam perasaa

konsumen dalam memenuh kebutuhannya. Sehingga berarti jika keberhasila pengusaha,

ahli pemasaran, pimpina toko dan pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang

membawa kepuasan kepada konsumen serta bagi diri. Dalam perkembangan konsep

pemasaran, konsumen ditempatkan sebagai sentral perhatian. Para praktisi maupun

akademisi berusaha mengkaji aspek-aspek konsumen dalam rangka pengembangan

strategi pemasaran yang diharapkan mampu meraih pangsa pasar yang tersedia.

Setidaknya ada dua alasan mengapa perilaku konsumen perlu dipelajari, yaitu:

1. Konsumen sebagai titik sentral perhatian pemasaran, maka marketing harus dapat

mempelajari apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Memahami

9
keinginana konsumen dapat menuntun marketing pada kebijakan pemasaran yang

tepat dan efisien.

2. Perkembangan perdagangan saat ini menunjukkan jika ada banyak produk yang

ditawarkan dibandingkan permintaan. Kelebihan penawaran dapat menyebabkan

banyak produk yang tidak terjual atau tidak dikonsumsi oleh konsumen. Kelebihan

penawaran dapat disebabkan oleh faktor kualitas barang yang tidak layak, tidak

memenuhi keinginan serta bukan kebutuhan konsumen, atau bisa jadi karena

konsumen tidak mengetahui adanya produk tersebut.

Menurut Mowen (1995), beikut adalah manfaat mempelajari perilaku konsumen

bagi beberpa profesi:

1. Membantu para manajer dalam pengambilan keputusan.

2. Memberikan pengetahuan kepada para peneliti pemasaran dengan dasar pengetahuan

analisis konsumen.

3. Membantu legislator dan regulator dan menciptakan hukum dan peraturan yang

berkaitan dengan pembelian dan penjualan dan jasa.

4. Membantu konsumen dalam pembuatan keputusan pembelian yang lebih baik.

Berikut adalah penggunaan kajian teori perilaku konsumen yang relevan

digunakan oleh beberapa profesi:

1. Manajer
Manajer perusaaan menggunakan teori perilaku konsumen untuk menyusun

perencanaan perusahaannya, mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha

mencapai tujuan, dan melakukan tindakan koreksi yang diperlukan. Keputusan

10
yang diambil oleh manajer berdasarkan informasi perilaku konsumen yang terjadi

sebenernya.

2. Produsen
Produsen menggunakan teori perilaku konsumen untuk mengetahui produk apa

saja yang dibutuhkan oleh konsumen, produk apa saja yang tidak disukai oleh

konsumen dan untuk menentukan harga produksi yang mampu dibeli oleh

konsumen (mengetahui daya beli konsumen). Produsen dapat mengetahui

mengenai apa saja yang diminati oleh konsumen sesuai dengan situasi dan kondisi

yang ada saat ini. Sehingga produsen dapat memprediksi berapa kuantitas barang

(jumlah barang) yang akan diproduksi disesuaikan dengan keadaan pasar agar

produsen tidak mengalami kerugian akibat kelebihan produksi.

3. Birokrat
Birokrat menggunakan teori perilaku konsumen sebagai dasar perumusan

kebijakan publik dan perundang undangan untuk melindungi kosumen.

Pemerintah berkewajiban untuk mempengaruhi apa saja pilihan konsumen

melalui pelarangan terhadap produk bisnis yang merugikan konsumen. Menurut

Sumarwan (2004), secara makro Undang-Undang Pangan mempunyai dampak

positif terhadap perkembangan perekonomian, yaitu melalui peningkatan produksi

karena meningkatnya konsumsi sebagai akibat jaminan kehalalan produk.

4. Peneliti
Peneliti menggunakan teori perilaku konsumen untuk menemukan serta

menganalisis mengenai hal baru pada perilaku konsumen sebagai bahan acuan

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sedang berkembang. Kemudian

11
peneliti dapat menentukan segmen pasar yang tepat sehingga target pasar akan

sesuai rencana.

5. Konsultan
Konsultan khususnya konsultan bidang perilaku konsumen menggunakan teori

perilaku konsumen untuk memberikan nasehat atau informasi kepada perusahaan

untuk menentukan produk apa saja yang harus dipasarkan dengan melihat

keadaan serta kebutuhan konsumen, sehingga produk yang akan diproduksi dapat

bermanfaat dan laku dipasaran.

E. Elemen Utama Model


Peter dan Olson (1999), menyebutkan jika elemen utama dalam kerangka kerja

konseptual perilaku konsumen ada empat, yaitu afeksi (affect) dan kognisi (cognition),

perilaku (behavior), lingkungan, dan strategi pemasaran (marketing strategy).

1. Komponen Afeksi dan Kognisi


a. Komponen afeksi, berisikan perasaan atau emosional terhadap suatu

produk yang biasanya diungkapkan dengan perasaan rasa suka atau tidak

suka. Perasaan suka atau tidak suka ditentukan oleh keyakinan atau

perasaan konsumen tersebut dan setiap konsumen memiliki keyakinan

yang berbeda-beda terhadap suatu produk. Dalam hal ini tanggapan dari

afeksi ada yang positif dan negatif, menyenangkan atau tidak

menyenangkan, dan dalam intensitas atau tingkat pergerakan badan.

b. Komponen kognisi, merupakan keyakinan serta pengetahuan konsumen

mengenai suatu produk dimana keyakinan setiap konsumen berbeda-beda.

Kognisi mengacu pada proses mental dan struktur pengetahuan yang

12
memperlibatkan tanggapan seseorang terhadap lingkungannya. Misalnya,

pengetahuan yang didapat oleh seseorang dari pengalamannya dan yang

tertanam dalam ingatan mereka.

Peter dan Olson (1999), menilai jika afeksi dan kognisi mengacu

pada dua tipe tanggapan internal psikologis yang dimiliki oleh konsumen

terhadap rangsangan lingkungan dan kejadian yang sedang berlangsung.

Dengan kata lain afeksi melibatkan perasaan, sedangkan kognisi

melibatkan pemikiran.

2. Lingkungan Konsumen
Lingkungan konsumen dibagi menjadi dua yaitu lingkungan sosial

dan lingkungan fisik.

a. Lingkungan sosial merupakan interaksi sosial yang terjadi antara

konsumen dengan orang sekelilingnya atau antara banyak orang.

Lingkungan sosial adalah orang lain yang berada di sekeliling

konsumen dan termasuk perilaku dari orang tersebut. Lingkungan

konsumen terbagi menjadi dua yaitu, lingkungan makro dan

lingkungan mikro. Lingkungan makro merupakan lingkungan yang

jauh dari konsumen, lingkungan makro bersifat luas, contohnya sistem

politik dan hukum, ekonomi, sosial, budaya. Misalnya penurunan dolar

akan mempengaruhi daya beli konsumen.

b. Lingkungan fisik merupakan segala sesuatu yang berbentuk fisik dan

berada disekitar konsumen. Contoh lingkungan fisik adalah bermacam

produk, toko, lokasi toko, dan lain-lain. Misalnya, rumah adalah

13
lingkungan mikro fisik dari konsumen, karena akan mempengaruhi

sikap dan perilaku secara langsung (Sumarwan, 2003).

3. Perilaku (Behaviour)
Perilaku adalah respon seseorang mengenai objek atau aktivitas,

seperti keputusan untuk membeli atau tidak suatu produk. Menurut

Ferrinadewi (2008), keyakinan dan rasa suka pada suatu produk akan

mendorong konsumen melakukan tindakan yang berasal dari keyakinan

dan perasaannya. Jadi perilaku timbul karena adanya respon afeksi dan

kognisi yang menimbulkan suatu tindakan baik hanya meliha bahkan juga

membeli suatu produk yang dilihat atau diinginkan.

4. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan bagian dari lingkungan yang terdiri

dari rangsangan fisik dan sosial. Rangsangan tersebut adalah produk dan

jasa, materi promosi atau iklan, tempat pertukaran atau toko eceran, dan

informasi harga atau label harga yang ditempel pada produk. Penerapan

strategi pemasaran melibatkan penempatan rangsangan pemasaran tersebut

di lingkungan konsumen agar dapat mempengaruhi afeksi, kognisi, dan

perilaku mereka. Strategi pemasaran merupakan kegiatan yang dijalankan

oleh marketing untuk suatu tujuan. Strategi pemasaran berkaitan dengan

tiga elemen lain seperti komponen afeksi dan kognisi, lingkungan dan

perilaku. Strategi pemasaran yang diciptakan oleh marketing dapat

mempengaruhi perasaan dan pemikiran seseorang, selain itu strategi

pemasaran ini dapat menstimulus afeksi dan kognisi seseorang melalui

lingkunganya.

14
F. Hubungan Antar Elemen
Berikut akan dijelakan hubungan antar elemen menggunakan diagram, jika setiap

sistem dapat tanggap terhadap hasil dari system yang lain.

Menurut Peter dan Olson (1999), hubungan antara elemen ada dua bentuk, yaitu

hubungan satu arah sebab-akibat dan hubungan timbal- balik. Hubungan sebab-akibat

berfokus pada dampak yang bersifat kausal, misalnya hubungan antara kognitif dan

perilaku, serta dampak kausal lingkungan pada perilaku. Bentuk interaksi yang

berkesinambungan atau penetapan timbal-balik (reciprocal determinism) dapat

menjelaskan hubungan secara simultan dari seluruh elemen (efeksi dan kognisi, perilaku,

lingkungan serta strategi pemasaran). Istilah timbal-balik mengindikasi aksi yang saling

menguntungkan antara elemen, dan penetapan yang kemudian mencerminkan dampak

yang diakibatkan oleh elemen tersebut. Berikut adalah diagaram hubungan sebab-akibat:

15
Dari diagram di atas maka dapat disimpulkan jika stimulus akan menyebabkan

persepsi, kemudian dengan adanya presepsi seseorang akan melakukan pembelajaran

sebelum melakukan output. Stimulus sendiri berasal dari variabel eksogen. Berikut

ada;ah diagam bentuk hubungan timbal balik:

G. Tingkatan Analisis Konsumen


Peter dan Olson (1999), membangun roda analisis perilaku konsumen yang

digunakan untuk menganalisis pada berbagai tingkatan analisis konsumemn. Analisis

konsumen dapat dilakukan pada tingkatan masyarakat, industri, segmen pasar dan

individu konsumen.

a. Pada tingkatan masyarakat dapat digunakan untuk mendeskripsikan perubahan apa

saja yang dapat dipercaya dan dilakukan oleh masyarakat, misalnya kesadaran untuk

hidup lebih sehat. Hasil penelitian menjelaskan telah ada perubahan sikap pola makan

dan olah raga.

b. Pada tingkatan industri dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara suatu

perusahaan dan pesaingnya dengan konsumen dalam suatu industri.

16
c. Pada tingkatan segmen pasar dapat diaplikasikan untuk kelompok konsumen yang

telah mempunyai kesamaan dalam kognisi, afeksi, perilaku dan lingkungan yang

sama.

d. Pada tingkatan individu konsumen dapat digunakan untuk menganalisis persepsi,

pembelajaran dan memori, nilai, motivasi, kepribadian, gaya hidup, sikap, perubahan

sikap, dan komunikasi individu konsumen.

H. Arah Kajian Perilaku Konsumen


Arah Kajian Perilaku Konsumen merupakan suatu proses yang dilakukan

konsumen baik individu maupun organisasi dalam rangka mendapatkan suatu produk

yang melalui tahapan kognisi dan afeksi, sehingga kosumen melakukan tindakan apakah

akan membeli atau tidak membeli suatu produk, sekaligus tindakan setelah pembelian

produk tersebut. Arah Kajian Perilaku Konsumen dapat digunakan untuk

mengembangkan serta mengevaluasi strategi pemasaran. Pengembangan strategi

pemasaran dapat dilakukan oleh perusahaan, pemerintah, organisasi waralaba, partai

17
politik dan lain sebagainya, sedangkan evaluasinya dapat digunakan untuk implikasi

kebijakan publik, pendidikan konsumen dan kesempurnaan strategi pemasaran. Arah

kajian perilaku konsumen terdiri atas:

a. Kajian Perilaku Konsumen yang digunakan untuk dasar pengembangan strategi

pemasaran. Dalam penerapannya kajian perilaku konsumen membutuhkan alat

analisis seperti analisis SWOT yang dapat dikaitkan dengan bidang ilmu lainnya

seperti manajemen agribisnis, manajemen strategi, pemasaran hasil pertanian dan

lain sebagainya.

Kajian Perilaku Konsumen Strategi pemasaran

b. Evaluasi strategi pemasaran yang telah dimiliki perusahaan atau organisasi yang

berkaitkan dengan kajian perilaku konsumen sehingga perusahaan dapat terus

meningkatkan kinerjanya dimata konsumen.

Strategi Pemasaran Kajian Perilaku konsumen

c. Gabungan dari arah kajian (a) dan (b).

Kajian Perilaku Konsumen Strategi pemasaran Kajian Perilaku

konsumen.

18
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swastha Dharmmesta. 1999. Riset Konsumen Dalam Pengembangan Teori Perilaku
Konsumen dan Masa Depannya. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 14 (1).

Indah Wahyuni Utami. 2017. Perilaku Konsumen. CV Pustaka Begawan.

Bilson Simamora. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama.

Astri Rumondang, dkk. 2020. Pemasaran Digital dan Perilaku Konsumen. Yayasan Kita
Menulis.

19

Anda mungkin juga menyukai