Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 2

Disusun Oleh

1.Rindiyani Margarettha 920050415)


2.Anggita Nurul Ambarwati (20050416)
3.Fevyana Veronica Wijaya (20050417)
4.Prihatini (20050418)
5.Anita Darsih Rahayu (20050419)
PERILAKU KONSUMEN

Pendekatan Guna Batas


• Menjelaskan bagaimana konsumen
mendayagunakan sumberdaya yang ada
(uang) dalam rangka memuaskan kebutuhan
suatu produk/jasa
Pokok Bahasan

1.Pentingnya konsep guna (Utility)


2.Pendekatan Kardinal
3.Pendekatan Ordinal
PENDEKATAN KARDINAL
(PENDEKATAN MARGINAL UTILITY)

Menurut dari beberapa ahli Karl Menger, Leon walras, jevons


1. Memberikan penilaian bersifat subjektif akan pemuasan kebutuhan
dari suatu barang.
- tinggi rendahnya suatu barang tergantung sudut pandang subjek yang
memberikan penilaian.
- teori nilai guna kardinal mengkwantifisir kepuasan.
• Di dasari oleh hukum :
• Hukum Gossen 1 :
- Jika kebutuhan seseorang itu dipenuhi secara terus
menerus maka kepuasannya akan semakin menurun
Hukum Gossen II :
- Orang akan memenuhi berbagai kebutuhan sampai
mencapai intensitas yang sama
Beberapa asumsi dari pendekatan ini:
• Daya guna diukur dalam satuan uang
• Konsumen bersifat rasional
• Diminishing marginal utility
• Pendapatan konsumen tetap
• Constant Marginal utility of money
• Total utility additive dan independent
• Barang normal
• Periode konsumsi berdekatan
PENDEKATAN KARDINAL
KASUS SATU JENIS BARANG
• Nilai guna / Utility : kepuasan yang diperoleh oleh seorang konsumen dari
mengkonsumsi sejumlah barang.
• Pendekatan ------------ Guna Batas
(Marginal Utility)
• Marginal Utility :Tambahan kepuasan sebagai akibat bertambahnya satu satuan
barang yang dikonsumsi.
• Total Utility : jumlah kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi berbagai
jumlah barang
PENDEKATAN ORDINAL
(ANALISIS KURVA INDIFEREN)
• J. Hicks R.J Allen ------ Hicksian
• Tingkat kepuasan diurutkan dalam tingkatan-tingkatan tertentu (konsumen mampu membuat
urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang)
• Untuk memperjelas digunakan kurva indeferen
Indifference Curve (IC)
• Kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat
kepuasan yang sama)
• Dasar pemikiran:
• Semakin banyak barang yang dikonsumsi semakin memberikan kepuasan terhadap konsumen
Asumsi :
• Konsumen rasional
• Mempunyai pola preferensi terhadap barang
• Memiliki sejumlah uang tertentu
• Konsumen berusaha mencapai kepuasan maksimum
• Konsumen konsisten----A lebih dari B tidak berlaku
sebaliknya
• Berlaku hukum transitif
PERBEDAAN PENDEKATAN KARDINAL DAN ORDINAL
BERDASARKAN AUMSI
Asumsi dalam pendekatan Kardinal
• konsumen bertindak rasional yakni ingin memaksimalkan kepuasan sesuai dengan batas
anggarannya.
• Pendapatan konsumen tetap.
• uang memiliki nilai subjektif yang tetap.
Beberapa konsep mendasar yang berkaitan perilaku konsumen melalui pendekatan
cardinal adalah konsep utilitas total (total utility) dan Utilitas marjianal (marginal utility).
# utilitas total adalah yang dinikmati konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang
atau jasa tertentu secara keseluruhan.
# utilitas marjianl adalah pertambahan utilitas yang dinikmati konsumen dari setiap
tambahan satu unit dan jasa yang dikonsumsi
CONTOH KASUS KARDINAL

“Jika Anda merasa haus, segelas es cendol akan terasa sangat menyegarkan,gelas
kedua masih terasa segar,sampai pada gelas ketiga mungkin anda merasa
kekenyangan bahkan mual”.
Contoh tersebut mengilustrasikan turunnya utilitas total sampai pada tingkat
tertentu.
ASUMSI DALAM PENDEKATAN ORDINAL
• Konsumen bertindak rasional yakni ingin memaksimumkan kepuasaanya.
• Konsumen memiliki pola pilihan (preferensi) terhadap barang yang disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya (pilihan) nilai guna.
• Konsumen konsisten dengan pilihannya.jika memilih A dibanding B, memilih B
dibanding C,maka ia akan memilih A disbanding C.
• Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu.
Pendekatan ordinal dapat dianalisis dengan menggunakan kurva indiferen
(indifference curve) dan garis anggaran (budget line).
Kurva indeiferen merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi dua macam
barang konsumsi yang memberekan tingkat utilitas yang sama.
CONTOH KASUS ORDINAL

Seorang konsumen membeli sejumlah barang .misalnya makanan dan pakaian ,lalu
berusaha mengombinasikan dua kebutuhan tersebut agar menghasilan utilitas sama.
Situasi

Situasi Makanan Pakaian

A 4 2

B 3 4
Apabila konsumen menyatakan bahwa:
• A > B artinya makan 4 kali sehari dengan membeli pakaian 2 kali setahun lebih
berdaya guna dan memuaskan ketimbang makan 3 kali sehari dan membeli
pakaian 4 kali setahun.
• A < B artinya makan 3 kali sehari dengan membeli pakaian 4 kai setahun lebih
berdaya guna dan memuaskan konsumen dari pada makan 4 kali sehari dengan
membeli pakaian 2 kalii setahun.
• A = B artinya makan 4 kali sehari dengan membeli pakaian 2 kali setahun dan
makan 3 kali sehari dengan membeli pakaian 4 kali setahun memberikan utilitas
yang sama kepada konsumen.

Anda mungkin juga menyukai