Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mochamad Nur Alfian

NIM : 20220080385
Program Studi : Manajemen/22B/Semester 2
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu ekonomi
Dosen : Mulus Wijaya Kusuma, SE.,MEc.,Dev.MA.,Ph.D

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan marginal product? Berilah contoh/ilustrasinya!

Jawab:
Marginal product atau produk marjjinal adalah formula yang digunakan untuk
menentukan bagaimana perubahan salah satu faktor produksi mengubah produksi secara
keseluruhan. Faktor yang dimaksud dapat berupa tenaga kerja, modal, tanah, mesin atau aspek
lain yang secara langsung mempengaruhi produksi barang dagangan. Contohnya, perubahan
output ketika tenaga kerja perusahaan meningkat dari lima menjadi enam unit. Contoh
lainnya, disaat tenaga kerja 2 orang mampu menghasilkan 5 unit pot keramik, setelah menambah
1 orang lagi karyawan maka pot keramik yang dihasilkan sebanyak 8, jadi 3 unit pot keramik
merupakan produk marginal, karena semula dengan 2 orang karyawan mampu menghasilkan 5
unit pot keramik, setelah menambah 1 karyawan maka dapat menghasilkan 8 unit pot keramik
Rumus untuk menghitung produk marjinal adalah (Q^n – Q^n-1) / (L^n – L^n-1).

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hukum Gossen? Berilah contoh/ilustrasinya!

Jawab:
Hukum Gossen adalah tiga hukum ekonomi yang menyatakan hubungan marjinal dalam
pemenuhan kebutuhan. Ketiga hukum ini dinamai atas nama Hermann Heinrich Gossen (1810–
1858), seorang ekonom Jerman yang pertama mengamati hubungan ini. Secara umum Hukum
Gossen ini memiliki dua karakteristik, yaitu sebagai teori murni (pure theory), dan sebagai ilmu
terapan (applied economics). Hukum Gossen sendiri dibagi menjadi 3, yaitu Hukum Gossen I,
Hukum Gossen II, dan Hukum Gossen III.
 Hukum Gossen I
Hukum Gossen I merupakan konsep yang dibuat berdasarkan fakta pengalaman di lapangan.
Hukum ini menyatakan bahwa “jika pemenuhan kebutuhan (konsumsi) atas suatu barang
dilakukan terus-menerus, maka total kepuasannya akan meningkat dengan pertambahan
kepuasan yang semakin menurun, sampai akhirnya mencapai suatu kejenuhan”.
Hukum Gossen I menganalisis kepuasan atas konsumsi pada satu jenis barang. Jika suatu
barang memiliki harga sebesar nol (P = 0) alias gratis, maka kepuasan total (total
utility) maksimum akan tercapai ketika tambahan kepuasan (marginal utility) mencapai nol
(MU = 0).
Sementara itu jika suatu barang memiliki harga lebih dari nol (P > 0), maka kepuasan
maksimum akan tercapai ketika besarnya tambahan kepuasan sama dengan harga barang
tersebut (MU = P). Artinya kita akan terus mengonsumsi barang hingga tercapai kondisi di
mana tambahan kepuasan (MU) yang kita dapatkan setara dengan pengorbanan (P) yang kita
bayarkan.
Menurut Hukum Gossen I, saat konsumen berada pada kondisi MU > P, maka ia dapat terus
mengonsumsi tambahan barang berikutnya. Konsumen akan terus menambah konsumsinya,
karena di saat yang sama nilai MU akan turun seiring bertambahnya jumlah konsumsi. Dan
konsumen akan berhenti menambah konsumsinya saat tercapai kondisi di mana tambahan
kepuasan yang ia peroleh sebanding dengan uang yang ia korbankan (MU = P).
Lalu sebaliknya, jika yang terjadi adalah kondisi MU < P, maka konsumen sebaiknya
mengurangi jumlah konsumsi barang karena tambahan kepuasan yang ia peroleh tidak
sebanding dengan uang yang ia bayarkan. Konsumen akan terus mengurangi jumlah
konsumsinya hingga tercapai kondisi MU = P. Jadi, dalam analisis perilaku konsumen,
setiap konsumen diasumsikan bersifat rasional dan berusaha memaksimalkan kepuasannya.
 Hukum Gossen II
Jika dalam Hukum Gossen I kita hanya menganalisis kepuasan atas konsumsi satu macam
barang, maka Hukum Gossen II berusaha menganalisis kepuasan konsumen atas lebih dari
satu macam barang. Ide pokok dari Hukum Gossen II yaitu bahwa “seorang konsumen
senantiasa akan memenuhi berbagai macam kebutuhan sampai mencapai intensitas yang
sama”.
Di sini konsumen dihadapkan dengan jenis barang yang berbeda-beda. Jika setiap barang
memiliki harga yang sama (Px = Py = Pz), maka kepuasan maksimum akan tercapai
apabila marginal utility dari setiap barang adalah sama (MUx = MUy = MUz).
Namun dalam kenyataannya, harga berbagai jenis barang itu berbeda. Dalam kondisi seperti
ini, syarat yang harus dipenuhi adalah bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli
unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama
besarnya.
Perhatikan contoh berikut!

    →         

    →    

    →    

Kepuasan maksimum tercapai jika rasio antara tambahan kepuasan dengan harga dari barang
yang satu adalah sama dengan rasio antara tambahan kepuasan untuk harga barang yang
lain.

Penafsiran dari hubungan tersebut adalah bahwa konsumen berusaha sampai pada kombinasi
barang X, Y, dan Z, di mana setiap rupiah yang akan dibelanjakan untuk barang X akan
menghasilkan tambahan kepuasan yang sama dengan tambahan kepuasan yang dapat
diperoleh bila satu rupiah tersebut dibelanjakan barang Y atau Z.

Sekarang anggaplah konsumen dihadapkan pada pilihan dua konsumsi barang. Bila

konsumen berada pada kondisi    .


 Hukum Gossen III
Hukum Gossen sebelumnya. Hukum ini menyatakan bahwa sebuah barang/komoditas
memiliki nilai subjektif. Tinggi rendahnya nilai suatu barang ditentukan oleh
ketersediaannya. Menurut Hukum Gossen III, sebuah barang hanya akan memiliki nilai
hanya ketika jumlah permintaan atas barang tersebut melebihi jumlah penawarannya.
Logika yang dipakai Gossen yaitu bahwa marginal utility akan terus turun seiring
bertambahnya konsumsi. Dan sebuah barang hanya akan memiliki marginal utility (“nilai”)
yang positif jika ketersediaanya lebih sedikit dibanding jumlah yang dibutuhkan untuk
mencapai kepuasan maksimum (titik jenuh). Namun jika kebutuhan tersebut sudah terpenuhi
dan mencapai titik jenuh, maka marginal utility akan menjadi nol, begitupun dengan nilai
barang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai