Media Sosial
Kelompok 2 :
Lifia Yolanda R
Dyah Kusumawati
Aris Sulistiawati
Andi
Media Sosial dan Jurnalisme
Media Sosial Dapat
Merubah Khalayak
Dengan adanya media sosial saat ini peran khalayak yang tadinya
sebagai penerima berita kini bertransformasi menjadi sumber
sekaligus sebagai pelapor berita. Hal ini di perkuat dengan
adanya perangkat telepon genggam,koneksi internet, dan media
sosial yang membuat khalayak lebih mudah dan leluasa dalam
menyebarkan dan melaporkan peristiwa di lapangan.
Penyambung Institusi
Media Massa
Keberadaan khalayak saat ini pun dapat menjadi
penyambung institusi media massa yang tidak bisa 24 jam
berada di lokasi peristiwa. Khalayak saat ini bukan lagi
sekedar narasumber tetapi juga berperan menjadi jurnalis
warga yang bisa melakukan tugas-tugas jurnalisme.
Kekuatan khalayak di media sosial saat ini
keberadaannya sudah mulai dilirik oleh institusi besar
media massa, dapat dilihat dari maraknya media massa
besar yang memberikan kanal jurnalisme warga.
Konsep Baru
Keuntungan Media
Sosial
Tabel Perbandingan Media Sosial dan Media Massa
Jenis informasi Informasi atau berita sesuai dengan jenis media, Informasi yang bisa di akses beragam,
apakah cetak, audio-visual, dan sebagainya. namun cenderung hanya memuat
informasi sekilas atau tautan (link) saja.
Kelengkapan Unsur 5w + 1 h lengkap dalam berita. Unsur 5W + 1H cenderung tidak
informasi lengkap dan beberapa informasi
yang disebarkan cenderung
singkat atau padat.
Perlu konfirmasi sekaligus
penggabungan dengan informasi
lainnya.
Akses terhadap Memerlukan media khusus. Bisa diakses melalui media sosial milik
informasi Akses informasi tergantung media tersebut, riwayat (timeline) di
terbatas,
seberapa banyak media yang diakises dan media sosial, atau penyebaran (tautan
atau link) di media sosial.
dilanggani.
Etika dan hukum Institusi media dilindungi oleh hukum, dan Tanggung jawab sepenuhnya ada di
berkerja dengan etika. individu (users)
Aspek terakir adalah periklanan pada era media sosial ini tidak lagi
bersifat satu arah . Kehadiran media sosial, secara khusus
memberikan arah komunikasi yang lebih efektif. Yakni merunjuk
pada type CGM yang sebelumnya melalui iklan.
Friendvertising merupakan konsep yang diperkenalkan oleh Traky
1. Tuten (2008 : 33-35) menunjukan bahwa pengguna media massa mengalami keruntuhan
sebagai sumber periklanan dikarenakan hubungan pasif, sedangkan media sosial dimana
penggunanya dalam jaringan terdekat memiliki interaksi dan komunikasi yang lebih intens.
Media sosial dengan beragam bentuk, memberikan media bagi pengguna untuk berinteraksi
sekaligus berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial virtual. Media dimana memberikan
kepercayaan menyediakan contact comfrom, semacam diantara pengguna yang memberikan
kepuasan serta kenyamanan untuk berafiliasi maupun bersosialisasi diantara kegiatan produksi
dan mendistribusikan sebuah konten secara online.
Perbandingan marketing tradisional dan marketing media sosial adalah dimana khalayak
marketing media sosial jumlah tidah terbatas dan menyebarkan pemasaran dengan
friendvertisting, dalam biaya pemasaran media sosial bisa diminimalkan bahkan tidak
diperlukan, target konsumen media sosial tidak terbatas, jenis media media sosial sangat
beragam, waktu media sosial tidak terbatas dan dapat diakses kapanpun dan dimanapun,
kebutuhan akan biyaya media sosial bisa ditekan seminimal mungkin.
Media Sosial Dan Public
Relations
PR tidak hanya membangun citra perusahaan
namun funsi PR lebih beragam dimana PR
membangun hubungan baik dalam pencapaian
organisasi, memberi kepuasan, melakukan evaluasi .
Ada 9 unsur yang menyiratkan hubungan antara
organisasi PR dengan publik (Cutlip et ai, 2000)
Publik sebagai sasaran PR terdiri atas masyarakat
luas, calon pegawai , pemasok jasa, dan berbagai
macam barang invertor, pasar uang , distributor,
konsumen dan media massaApa yang ada dan
ditawarkan oleh internet dan perangkat yang ada di
media sosial bisa digunakan untuk menjangkau
keberagaman publik tersebut
Friendvertising merupakan konsep yang tidak hanya
menunjukan dan terbatas pada pengguna yang
dimanfaatkan dengan kompensasi tertentu untuk
menceritakan sebuah produk atau jasa kepada
pengguna lain
Breakenridge ( 2012 : 146 -117 ) memberikan catatat
khusus terkait pertemuan antara PR dan media
sosial. Menurutnya , kehadiran media sosial
memberikan peningkatan terhadap teknik teknik
komunikasi , semakin beragama praktik PR , serta
adanya perubahan terhadap peran maupun fungsi
dan tanggung jawab PR. Namun, perkembangan
tersebut membawa pada sebuah kenyataan yang
bagi breakenridge dilukiskan sebagai “ you cannot
control communication . You cant only guide and
shape experiences”
Apa yang ditawarkan oleh internet dan perangkat
yang ada di media sosial bisa digunakan untuk
menjangkau keberagaman publik tersebut media
sosial bisa mencakup pengguna sebagai individu
yang berbeda beda bukan secara massal.