Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH RETORIKA

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Hj. Yuliani, M.Pd

Disusun Oleh :

Pipit Nur Aisyah 1204050114

Putra Dimas R 1204050117

Ranti Arminda 1204050126

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI JURNALISTIK

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

1442H / 2020M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “RETORIKA ” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
Prodi Ilmu Komunikasi Jurnalistik mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Retorika bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Hj. Yuliani, M.Pd selaku dosen
Ilmu komunikasi jurnalistik Mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 10 Oktober 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 2
2.1. Pengertian Retorika ............................................................................................................. 2
2.2. Jenis-Jenis Berbicara ........................................................................................................... 3
2.3. Metode Berbicara ................................................................................................................ 3
2.4. Berbicara dalam kegiatan Pidato ......................................................................................... 4
2.5. Berbicara dalam kegiatan Ilmiah ......................................................................................... 5
BAB III................................................................................................................................................ 8
3.1. Kesimpulan .................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berbicara atau berkomunikasi adalah kemampuan yang sangat mendasar yang
dimiliki oleh manusia. Sejak lahir manusia sudah berkomunikasi dengan cara menangis saat
bayi, selanjutnya kemampuan berkomunikasinya semakin meningkat seiring dengan waktu.
Sebagian besar komunikasi yang dilakukan oleh manusia berupa komunikasi secara lisan,
salah satunya dengan retorika.
Retorika merupakan sebuah disiplin ilmu yang mempelajari seni berbicara yang
diperlukan oleh setiap orang terutama bagi seorang komunikator. Sehingga dengan teori
retorika akan mempermudah ia untuk mempengaruhi pendengarnya dengan pesan-pesan
yang disampaikan dan dipahami dengan baik, sebagaimana Aristoteles mengansumsikan
retorika sebagai seni untuk mempengaruhi orang lain.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dari Retorika?
b. Bagaimana cara berbicara dalam kegiatan pidato?
c. Bagaimana cara berbicara dalam kegiatan Ilmiah

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Retorika


Retorika berasal dari bahasa inggris, rethoric yang artinya ilmu berbicara, yang
dalam perkembangannya berarti seni berbicara di hadapan umum atau ucapan untuk
menciptakan kesan yang diinginkan. Walaupun beragam pendapat tentang retorika, namun
dengan jelas dapat diketahui bahwa tujuan utama retorika adalah tercapainya tujuan
pembicaraan atau terjadinya komunikasi yang efektif.
Retorika sebenarnya bukan hanya ilmu yang mempelajari sekedar berbicara. Tetapi
juga merupakan sebuah ilmu yang saling berhubungan, antara seni berbicara dengan
pengetahuan dari suatu masalah. Hal tersebut bertujuan untuk meyakinkan khalayak umum
dengan menggunakan pendekatan persuasif. Hal lain yang harus diperhatikan oleh
komunikator adalah kemampuan menyampaikan pesan dengan menggunakan logika.
Retorika merupakan bagian ilmu bahasa (linguistik) khususnya ilmu bina bicara
(sprecherziehung).
Tujuan Retorika adalah persuasi, yaitu keyakinan pendengar akan kebenaran
gagasan hal yang dibicarakan. Artinya tujuan retorika adalah membina pengertian yang
mengembangkan kerjasama dalam menumbuhkan kedamaian dalam kehidupan masyarakat
dalam kegiatan bertutur.
Adapun fungsi retorika diantaranya:
 Membimbing penutur mengambil keputusan yang tepat.
 Membimbing penutur secara lebih baik memahami masalah kejiwaan manusia pada
umumnya dan kejiwaan penanggap tutur yang akan dan sedang dihadapi.
 Membimbing penutur menemukan ulasan yang baik.
 Membimbing penutur mempertahankan diri serta mempertahankan kebenaran dengan
alasan yang masuk akal.

2
2.2. Jenis-Jenis Berbicara
Jenis- jenis berbicara dapat diklasifikasikan berdasarkan situasi, berdasarkan reaksi
pesan yang disampaikan, berdasarkan tujuan, jumlah penyimak, dan wilayah kajiannya.
Berdasarkan situasinya, aktivitas berbicara selalu terjadi dalam situasberdasrkan wilayah
kajiani formal maupun informal.
Berdasarkan reaksi pesan yang disampaikan, kegiatan berbicara dibagi menjadi dua
diantaranya:
 Kegiatan berbicara yang menempatkan pembicara hanya sebagai penyampai pesan
dan pesannya dipahami pendengar, tetapi tidak terjadi interaksi antara pembicara dan
pendengar. Misalnya pembawa acara, penyampai berita, berpidato.
 Kegiatan berbicara yang menempatkan pembicara sebagai penyampai pesan dengan
adanya interaksi antar pembaca dan pendengar. Misalnya diskusi, debat.
Klasifikasi berbicara berdasarkan pesan, adanya jenis berbicara satu arah dan
berbicara dua arah. Berbicara satu arah yaitu hanya terjadi peristiwa penyampaian pesan
oleh pembicara kepada pendengar. Sedangkan berbicara dua arah yaitu dimana pengirim
pesan cukup leluasa mendapat umpan balik tentang cara penerima pesan menangkap pesan
yang telah dikirim.
Berdasarkan tujuannya, berbicara diagi bebrapa jenis, yaitu menginformasikan,
menghibur, meyakinkan.
Berdasarkan jumlah penyimaknya, berbicara dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
berbicara antarpribadi,berbicara dalam kelompok kecil, dan berbicara dalam kelompok
besar.
Berdasarkan wilayah kajiannya, berbicara berbicara dibagi menjadi 2 bidang umum
yaitu,berbicara fungsional(berbicara sebgai seni) dan pengetahuan dasar berbicara atau
berbicara sebagai ilmu.

2.3. Metode Berbicara


Penyajian suatu gagasan secara lisan kepada khalayak dapat dilakukan dengan
berbagai metode,diantaranya sebagai berikut:

3
 Metode Impromtu (serta merta)
Penyajian metode ini terjadi secara tiba-tiba, metode ini biasanya berhasil pada orang
ynag sudah terbiasa berbicara di depan umum. Akan tetapi, metode ini sulit dilakukan
oleh orang yang belum berpengalaman sehingga terjadilah demamm panggung atau
gugup.
 Metode Menghafal
Penyajian metode ini dilakukan dengan mengadakan perencanaan, menulis naskah
secara lengkap,kemudian menghafalkan naskah tersebut.
 Metode Naskah
Metode naskah sering dipergunakan saat seseorang berpidato, yang mana metode ini
dapat membantu pembicara yang kurang berpengalaman tetapi dapat pula menghambat
karena semua yang akan disampaikan sudah terdapat dalam naskah sehingga kurang
adanya kontak mata antara pembicara dengan pendengar.
 Metode Ekstemporan
Penyajian metode ini dilakukan dengan membuat naskah secara lengkap kemudian
membuat catatan-catatan penting tentang urutan uraian yang akan disampaikan.

2.4. Berbicara dalam kegiatan Pidato


Pidato merupakan salah satu bentuk keterampilan berbicara. Sebagai suatu
keterampilan, pidato memerlukan teknik tertentu, penguasaan teknik yang digunakan untuk
menyajikan pikiran atau gagasan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh orang
yang akan berpidato. Sebagai suatu bentuk penyampaian lisan yang ditujukan kepada
khalayak, pidato biasanya memberikan informasi, ide, atau menanamkan suatu pola
pemikiran tertentu kepada khalayak. Ada beberapa tujuan umum yang ingin dicapai pada
suatu kegiatan pidato, yaitu:
1. Menarik perhatian dan menyenagkan khalayak,
2. Memberikan informasi atau mendidik khalayak,
3. Merangsang atau memberikan kesan pada khalayak,
4. Meyakinkan khalayak.

4
Seorang pembicara harus memiliki persyaratan dasar agar pidatonya berhasil.
Persyaratan tersebut menurut Laksono dkk. (1991) adalah sebagai berikut:
1. Memiliki keberanian dan tekad yang kuat;
2. Memiliki pengetahuan yang luas;
3. Memahami proses komunikasi massa;
4. Menguasai bahasa yang baik dan lancar; dan
5. Melakukan latihan yang memadai.
Seorang pembicara yang baik akan meninggalkan kesan baik dan dalam kepada
khalayaknya. Ada beberapa ciri pembicara yang baik diantaranya:
1. Pandai memilih topik yang tepat;
2. Menguasai materi;
3. Memahami khalayak;
4. Memahami situasi;
5. Merumuskan tujuan dengan jelas;
6. Mempunyai kemampuan linguistik yang memadai;
7. Menjalin kontak dengan khalayak; dan
8. Menguasai khalayak.

2.5. Berbicara dalam kegiatan Ilmiah


Kegiatan ilmiah adalah kegiatan yang berlandas pada hal-hal yang bersifat ilmiah
atau bersifat keilmuan,contohnya diskusi kelompok. Diskusi kelompok yang bersifat ilmiah
yang merupakan kelompok resmi yang sering diartikan sebagai bentuk tukar pikiran dalam
musyawarah yang direncanakan atau dipersiapkan antara dua orang atau lebih tentang topik
tertentu dengan seorang pemimpin . Tujuan dari diskusi kelompok diantaranya untuk
menampung pendapat, pandangan, dan saran dari peserta diskusi.
Parera (1984: 190) berpendapat bahwa latar belakang dan mental suatu diskusi
adalah:
1. Pelaksanaan sikap demokrasi;
2. Pengujian sikap toleransi;

5
3. Pengembangan kebebasan berpikir;
4. Pengembangan latihan berpiir;
5. Penambahan pengetahuan dan pengalaman; dan
6. Perwujudan sikap intelegen dan kreatif.
Suatu diskusi akan berhasil dengan baik apabila memenuhi beberpa kriteria berikut
ini:
1. Peserta dapat menerima tujuan diskusi;
2. Peserta memahami permasalahan yang akan didiskusikan;
3. Peserta memiliki rasa tanggung jawab untuk kelamcaran diskusi dan memiliki sikap
tenggang rasa serta saling menghormati;
4. Pemimpin diskusi dan pembicara merupakan orang yang tegas, berwibawa, dan
dihormati peserta diskusi; dan
5. Pemimpin diskusi menjamin kebebasan mengeluarkan pendapat para peserta diskusi.
Ada beberapa jenis diskusi kelompok, misalnya diskusi panel, simposium, seminar,
konferensi dan sebagainya. Berikut ini penjelasan dari jenis-jenis diskusi kelompok:
 Diskusi panel, diskusi yang terdiri atas beberapa orang yang dipimpin oleh seorang
pemandu. Tujuan diskusi panel biasanya untuk menyampaikan informasi dan
pendapat-pendapat.
 Simposium, jenis diskusi kelompok yang hampir sama dengan panel, perbedaannya
terletak pada keresmian pidato yang disampaikan dalam simposium. Pidato
simposium cenderung lebih resmi dari panel. Selain itu, dalam simposium tidak
terdapat interaksi antara pembicara yang satu dengan pembicara yang lainnya.
Simposium bertujuan untuk menampung pendapat.
 Seminar, jenis diskusi kelompok yang diikuti oleh para ahli dan dipimpin oleh
pemandu untuk mencari pedoman dan penyelesaian masalah tertentu.
 Konferensi, pertemuan antara beberapa perwakilan kelompok atau organisasi untuk
merundingkan suatu masalah tertentu. Dalam konferensi terjadi saling tukar informasi
dari kelompok satu dengan kelompok lainnya. Tujuan dari konferensi yakni untuk

6
memperoleh pemikiran baru, mendapat kejelasan mengenai suatu masalah yang
sedang hidup di masyarakat, atau dapat juga menguji suatu konsep baru.

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Retorika atau bisa disebut public speaking menjadi sesuatu yang lebih penting untuk
dipelajari . Sejarah membuktikan bahwa kemampuan berbicara bisa digunakan dalam
bidang atau lingkungan yang sangat luas, seperti politik, pendidikan, pidato, perdagangan,
dan lain-lain. Perkembangannya diawali dari pengembaraan kaum shopis Yunani sebagai
ilmu berbicara yang dapat dipelajari dengan penekanan pada seni berbicara supaya
pendengar benar-benar percaya dan yakin terhadap informasi yang kita sampaikan. Hingga
kini kegiatan berbicara atau bertutur tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia,
yang merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari.

3.2. Saran
Kami Selaku Tim Penyusun menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih
terdapat banyak kekurangan, mengingat kata pepatah “Tiada Gading yang Tak Retak”
Demikianlah pula Makalah yang telah Kami Susun saat ini. oleh karena itu kritik, saran,
dan masukan yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan untuk baiknya makalah
ini ke depannya.Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita
semua,khususnya bagi kami dan umumnya bagi para Mahasiswa.

8
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Zainal.2013.Pengantar Retorika.Bandung: CV Pustaka Setia

Hendrikus, Dori.1991.Retorika.Yogyakarta: Kanisius

Rajiyem, Sejarah dan Perkembangan Retorika, vol.17, No.2. Juni 2005.

Onong, Effendy.2003.Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.Bandung: Citra Aditya Bakti

Anda mungkin juga menyukai