KIMIA
KELAS 10
PENULIS:
10 MIPA 2
Daftar Isi:
1. Glosarium
2. Peta konsep
3. Uraian materi
4. Rangkuman
5. Latihan soal
6. Soal ulangan
7. Remedial
8. Kunci jawaban
2
Glosarium
3
1. Peta Konsep
Langkah
Keselamatan Kerja di
keselamatan kerja di
Laboratorium
laboratorium
4
9. Segara melaporkan bila ada alat yang rusak atau hilang, bahan yang habis, dan
kecelakaan dan atau hal yang dapat menimbulkan kecelakaan.
10. Membaca etiket pada botol bahan sebelum mengambilnya.
11. Etiket yang hilang atau rusak harus segera dilaporkan agar segera diganti.
12. Jangan mencoba mencicipi bahan kimia, anggaplah itu semua beracun bagi
mata, kulit, mulut, atau tubuh kita.
13. Muntahkanlah segera bila ada zat yang yang masuk dalam mulut, lalu berkumur
dengan air yang banyak.
14. Cuci dengan air sebanyak-banyaknya bila bagian tubuh atau baju kita terkena
asam atau basa.
15. Tutup botol jangan sampai tertukar dengan tutup botol yang lain.
16. Mengembalikan alat alat ketempat semula dalam keadaan bersih.
17. Membuang sampah ditempat pembuangan sampah.
18. Pembakar hanya dinyalakan bila diperlukan saja.
19. Berhati-hati dengan api, matikan gas dan listrik bila meninggalkan laboratorium.
20. Membaca pengumuman yang ada dan menaati peraturan.
21. Jika sudah selesai, maka
1. Membersihkan tempat, alat-alat yang digunakan, mengecek dan
mengembalikan, ketempat semestinya.
2. Mengembalikan botol zat ke tempatnya.
3. Mematikan kran air, gas, dan listrik.
4. Mengelap dan mengeringkan meja dan bangku.
5. Menyerahkan laporan atau hasil kegiatan kepada guru.
2.2 Pemeliharaan, Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Kimia
Dalam menyimpan alat dan bahan di laboratorium, hendaknya memenuhi 3
prinsip, yaitu:
1. Aman
5
Disimpan supaya aman dari kerusakan maupun kehilangan. Aman juga berarti
tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya
berkurang.
2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi
tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat
(lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpana seperti lemari, rak dan laci
yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat :
1. Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti :
Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet,
Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
2. Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti :
Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
3. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut
seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi:
1. Udara
2. Air
3. Asam dan Basa
4. Suhu
5. Mekanis
6. Cahaya
6
1. Botol-botol yang berisi bahan kimia disimpan pada rak atau lemari yang
disediakan khusus untuk itu.
2. Jangan mengisi botol-botol sampai penuh.
3. Jangan menggunakan tutup dari kaca untuk botol yang berisi basa, karena
lama kelamaan tutup itu akan melekat pada botol dan susah dibuka.
4. Semua peralatan/gelas kimia yang berisi bahan kimia harus diberi label yang
menyatakan nama bahan itu.
5. Bahan kimia yang dapat bereaksi hebat hendaknya jangan disimpan
berdekatan.
6. Bahan-bahan kimia yang sangat beracun dan berbahaya hendaknya dibeli
dalam jumlah kecil dan tanggai pembeliannya dicatat.
7. Semua bahan persediaan bahan kimia secara teratur diteliti.
1. Tabung reaksi yang berisi zat kimia tidak boleh diarahkan ke wajah sendiri
atau orang lain.
2. Senyawa kimia tidak boleh dibau secara langsung.
3. Larutan kimia yang tertuang di meja praktikum atau di lantai dibersihkan
segera dengan cara asam pekat dinetralkan dahulu dengan serbuk NaHC03.
Basa kuat dinetralkan dahulu dengan serbuk NH4CI, kemudian ditambah air
yang cukup.
4. Larutan pekat yang tidak terpakai harus dibuang setelah diencerkan dengan
air terlebih dahulu. Mulut tabung reaksi atau bejana, selama digunakan
untuk pencampuran atau pemanasan tidak boleh ditengok langsung.
5. Senyawa/zat kimia tertentu (asam kuat dan basa kuat) tidak boleh dicampur
karena akan terjadi reaksi yang dahsyat, kecuali sudah diketahui pasti tidak
menimbulkan bahaya.
7
6. Penggunaan masker sangat diperlukan jika menangani zat-zat/senyawa-
senyawa kimia yang berbahaya, dan jangan mengembalikan zat/senyawa
kimia yang terlanjur tertuang untuk dikembalikan ke botol asalnya.
7. Dalam mengencerkan asam pekat, selalu tambahkan asam ke dalam air. Jika
menambahkan air ke dalam asam, campuran akan mendidih dan bereaksi
keras
8. Zat/senyawa kimia yang tidak sengaja tertuang tidak boleh dikembalikan ke
botol asalnya
8
Bila yang akan terjadi diketahui akibat kelengahannya, peristiwa itu bukanlah
“kecelakaan” pada peringkat itu, dan orang yang lengah tersebut harus
bertanggungjawab atas kerugian dan kecelakaan orang lain. Dalam “kecelakaan”
yang sebenarnya, tidak satupun pihak yang dapat dipersalahkan, karena peristiwa
itu tidak dapat diprediksikan atau kemungkinan terjadinya sangat rendah. Misalnya,
seseorang ahli farmasi salah memberi label obat dan pasien yang mengonsumsinya
keracunan.
Jenis jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium kimia :
Keracunan
Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak bahan kimia korosif seperti asam sulfat,
asamklorida, natrium hidroksida, gas klor, dll. Iritasi dapat berbentuk luka atau
peradangan pada kulit, saluran pernapasan dan mata.
Kebakaran dan luka baker sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani
pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alcohol, dll. Hal
9
yang sama dapat disebabkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida
dan perklorat.
Luka Kulit
Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca. Luka sering terjadi
padatangan atau mata karena pecahan kaca.
Bahaya lainnya
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar spesifik dan pencemaran
lingkungan. Jadi jelas kalau laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya,
tetapi potensi bahaya apapun sebenarnya dapat dikendalikan sampai tidak
menyebabkan kerugian. Satu contoh, bahan bakar bensin dan gas cair memiliki
potensi bahaya kebakaran yang sangat besar. Tetapi dengan penanganan dan
pengendalian yang baik, transportasi jutaan ton sehari-hari yaitu hal biasa. Demikian
pula dalam produksi dan pemakaian pestisida yang memiliki potensi racun, hanya
mengakibatkan petaka bila salah perlakuan atau karena kecerobohan.
1. Bahan-bahan kimia yang berbahaya yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara
penanganan, dan cara penyimpanannya. Misalnya : bahan kimia beracun, mudah
terbakar, eksplosif, dll.
2. Teknik percobaan yang meliputi pencampuran bahan distilasi, ekstraksi, reaksi
kimia, dansebagainya.
10
3. Fasilitas laboratorium yaitu gas, listrik, air, dll.
Ketiga sumber tersebut diatas saling berkaitan, tetapi praktis potensi bahaya
terdapat pada kekhasan sifat bahan kimia yang dipakai. Semasing sumber beserta
keterkaitannya perlu dipahami lebih detail agar dapat memperkirakan setiap
kemungkinan bahaya yang mungkin berlangsung hingga dapat mencegah atau
menghindarinya. Selain itu, perlu juga dipahami tentang alat pelindung diri dan cara
penanggulangannya jika terjadi kecelakaan.
11
- Terkena logam natrium atau kalium
Logam yang nempel selekasnya di ambil
Kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit
Netralkan dengan larutan 1% asam asetat
Dikeringkan dan oleskan dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas
steril atau kapas yang sudah dibasahi asam pikrat.
- Terkena bromin
Segera dicuci dengan larutan amonia encer
Luka itu ditutup dengan pasta Na2CO3.
- Terkena phospor
Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya
Lalu cuci dengan larutan 3% CuSO4.
12
Dicuci dengan air bersih kurang lebih 15 menit terus-menerus
Dicuci dengan larutan 1% asam borat dengan gelas pencuci mata
Keracunan
Menghindari korban dari lingkungan zat itu, lalu pindahkan korban ke tempat yang
berudara segar. Bila korban tidak bernafas, selekasnya berikanlah pernafasan
buatan melalui cara menekan sisi dada atau pemberian pernafasan buatan dari
mulut ke mulut korban
Bila berlangsung kecelakaan laboratorium, sebaiknya segera menghubungi Badan
Layanan/personel seperti :
1. Biological Safety Officer
2. Pejabat laboratorium
3. Engineering/Water/Gas/Electrical
4. Satpam
2.5 Alat Keselamatan Kerja
Laboratorium kimia merupakan tempat kerja yang memiliki banyak potensi
bahaya. Ini meliputi larutan kimia, ledakan reaksi kimia, dan panas dari peralatan.
Tak heran, orang yang bekerja di sebuah laboratorium kimia harus menggunakan
peralatan pelindung diri (personal protective equipment). Laboratoriumnya juga
harus dilengkapi dengan alat-alat keselamatan kerja.
1. Jas laboratorium
13
Jas laboratorium (lab coat) berfungsi melindungi badan dari percikan
bahan kimia berbahaya. Jenisnya ada dua yaitu jas lab sekali pakai dan jas lab
berkali-kali pakai. Jas lab sekali pakai umumnya digunakan di laboratorium
bilogi dan hewan, sementara jas lab berkali- kali pakai digunakan di
laboratorium kimia.
A. Flame-resistant lab coat – Jas lab yang bahannya dilapisi material tahan api. Jas
lab jenis ini cocok digunakan untuk mereka yang bekerja dengan peralatan atau
bahan yang mengeluarkan panas, misalnya peleburan sampel tanah,
pembakaran menggunakan tanur bersuhu tinggi, dan reaksi kimia yang
mengeluarkan panas.
B. 100% cotton lab coat – Ini adalah jas lab yang biasanya digunakan di
laboratorium kimia umum (misalnya lab kimia pendidikan). Jas lab ini
diperkirakan memiliki umur pakai sekitar satu sampai dua tahun. Setelah
melewati waktu pakai terebut, jas ini rentan rusak karena pengaruh bahan kimia
asam.
C. Synthetic/cotton blends – Jas lab ini bisa terbuat dari 100% poliester atau
campuran poliester/cotton. Seperti halnya cotton lab coat, jas lab ini digunakan
di laboratorium kimia umum.
Percikan larutan kimia atau panas dapat membahayakan mata orang yang
bekerja di laboratorium. Oleh karena itu, mereka harus menggunakan kaca mata
khusus yang tahan terhadap potensi bahaya kimia dan panas. Kaca mata tersebut
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu clear safety glasses dan clear safety goggles. Clear
safety glasses merupakan kaca mata keselamatan biasa yang digunakan untuk
melindungi mata dari percikan larutan kimia atau debu. Sementara itu, clear safety
14
goggles digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia atau reaksi
kimia berbahaya.
B. Indirect vented goggles – Cocok digunakan untuk melindungi mata dari kilauan
cahaya dan debu, namun tidak cocok untuk melindungi mata dari percikan
bahan kimia.
C. Non-vented goggles – Baik digunakan untuk melindungi mata dari debu, uap,
dan percikan bahan kimia. Selai itu, kaca mata ini juga bisa digunakan untuk
melindungi mata dari gas berbahaya.
3. Sepatu
4. Pelindung muka
15
5. Masker gas
Bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan bisa mengeluarkan gas berbahaya.
Oleh karena itu, masker gas sangat cocok digunakan oleh Anda sehingga gas
berbahaya tersebut tidak terhirup. Dilihat dari jenisnya, masker gas bisa berupa
masker gas biasa yang terbuat dari kain dan masker gas khusus yang dilengkapi
material penghisap gas. Masker gas biasa umumnya digunakan untuk keperluan
umum, misalnya membuat larutan standar. Sementara itu, masker gas khusus
digunakan saat menggunakan larutan atau bahan kimia yang memiliki gas
berbahaya, misalnya asam klorida, asam sulfat, dan asam sulfida.
6. Kaos tangan
Kaos tangan (glove) melindungi tangan Anda dari ceceran larutan kimia yang
bisa membuat kulit Anda gatal atau melepuh. Macam-macam kaos tangan yang
digunakan di lab biasanya terbuat dari karet alam, nitril, dan neoprena. Terkait kaos
tangan yang terbuat dari karet alam, ada yang dilengkapi dengan serbuk khusus dan
tanpa serbuk. Serbuk itu umumnya terbuat dari tepung kanji dan berfungsi untuk
melumasi kaos tangan agar mudah digunakan.
7. Pelindung telinga
Alat pelindung diri yang terakhir adalah pelindung telinga (hear protector). Alat
ini lazim digunakan untuk melindungi teringa dari bising yang dikeluarkan perlatatan
tertentu, misalnya autoclave, penghalus sample tanah (crusher), sonikator, dan
pencuci alat-alat gelas yang menggunakan ultrasonik. Setiap orang yang terpapar
kebisingan dibatasi dari sisi waktu dan tingkat kebisingan. Batas kebisingan yang
diperbolehkan menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA)
adalah sebagai berikut:
8 jam = 90 dB
6 jam = 92 dB
4 jam = 95 dB
16
2 jam = 100 dB
1 jam = 105 dB
30 menit = 110 dB
15 menit = 115 dB
8. Pembasuh mata
Pembasuh mata (eye wash) berfungsi membasuh mata yang terkena cairan kimia.
Cara kerjanya, basuh mata Anda dengan air yang mengalir dari alat itu untuk
beberapa saat. Saat membasuh, pastikan tangan Anda bersih sehingga tidak
mengganggu mata Anda.
9. Fire blanket
Cairan kimia yang tumpah bisa saja menghasilkan api. Untuk memadamkannya,
Anda bisa menggunakan selimut api (fire blanket). Pastikan Anda menggunakan kaos
tangan saat menggunakan atau membersihkan alat tersebut.
Apa yang harus dilakukan jika badan Anda terkena tumpahan cairan kimia dengan
jumlah relatif banyak? Segeralah menuju safety shower dan guyur badan Anda
dengan air dari alat tersebut. Ini untuk membersihkan badan Anda dari larutan kimia
sehingga badan Anda terhindar dari cedera parah.
17
Kotak obat untuk pertolongan pertama (first aid kits) berguna bila terjadi
kecelakaan ringan, misalnya tangan tergores oleh suatu benda tajam. Kotak ini
biasanya berisi obat luka, gunting, perban, dan alkohol.
Alat pemadam api ringan (fire extinguishers) berguna untuk memadamkan api
ringan yang terjadi karena kecelakaan kerja atau sumber lain. Sebagai contoh, Anda
sedang menggunakan tanur dan tiba-tiba tanur itu mengeluarkan api, cepatlah
gunakan pemadam api untuk memadamkannya. Dengan demikian, api tidak
merembet ke mana-mana. Setelah api padam, segera hubungi bagian keamanan
atau bagian pemadam kebakaran di perusahaan Anda untuk menginvestigasi lebih
lanjut.
Ruang asam (fume hood) digunakan untuk mengambil larutan kimia yang
memiliki gas berbahaya (aseton, asam sulfat, asam klorida, dan sebagainya) atau
mereaksikan larutan-larutan tersebut. Ruang asam ini dilengkapi dengan penghisap
sehingga gas berbahaya yang dikeluarkan larutan kimia akan dihisap dan dinetralkan
sebelum dibuang ke lingkungan. Dengan mengetahui peralatan keselamatan kerja di
labortorium kimia, Anda bisa memimalisir kecelakaan kerja atau potensi bahaya
18
yang ada dalam lab tersebut. Tentu saja, peralatan tersebut harus digunakan dengan
baik dan benar. Oleh karena itu, mintalah kepada penanggung jawab laboratorium
agar Anda dilatih menggunakan peralatan pelindung diri dan peralatan keselamatan
laboratorium. Selain itu, minta juga staf keselamatan kerja untuk mengaudit
peralatan dan keselamatan kerja di lab tersebut secara reguler sehingga aspek
bahaya bisa diidentifikasi sedini mungkin.
4. Latihan Soal
19
2. Berikut ini yang bukan merupakn alat keselamatan kerja, yaitu …….
A. Kaos tangan
B. Jas laboratorium
C. Erlenmeyer
D. Safety shower
E. Kaus tangan
3. alat yang digunakan untuk membasuh mata yang terkena cairan kimia adalah…..
A. Spill neutralizers
B. Fire blanket
D. Eye washer
E. Air dingin
4. Tipe Kacamata yang digunakan untuk melindungi mata dari debu, namun tidak
cocok untuk melindungi mata dari percikan atau uap bahan kimia adalah ……….
A. Non-vented goggles
D. Autoclave
E. Glove
5. Soal Ulangan
20
1. Cara penyimpanan alat dan bahan dapat dibagi berdasarkan jawaban dibawah,
kecuali:
A. Jenis alat
B. Pokok bahasan
C. Golongan percobaan
E. Fungsi alat
2. Berikut yang bukan merupakan Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan
adalah:
A. Asam
B. Basa
C. Garam
D. Udara
E. Cahaya
3. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat zat kimia, yatu:
E. Mengembalikan ke tempat semula zat kimia yang tertuang secara tidak sengaja
6. Soal Remedial
21
1. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan bahan kimia adalah:
2. Apa yang harus dilakukan jika ada zat kimia yang masuk ke mulut?
B. Menelannya
E. Tutup botol jangan sampai tertukar dengan tutup botol yang lain
7. Kunci Jawaban
22
1.Menggunakan alat kelengkapan kerja seperti jas laboratorium, masker, kaca
pengaman, Tidak memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia, tidak
memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
2. C
3. D
4. B
6.2 Soal Ulangan
1. E
2.C
3. B
6.3 Soal Remedial
1. A
2 .C
3. A
23