Anda di halaman 1dari 23

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

KIMIA
KELAS 10

PENULIS:
10 MIPA 2
Daftar Isi:

1. Glosarium
2. Peta konsep
3. Uraian materi
4. Rangkuman
5. Latihan soal
6. Soal ulangan
7. Remedial
8. Kunci jawaban

2
Glosarium

3
1. Peta Konsep
Langkah
Keselamatan Kerja di
keselamatan kerja di
Laboratorium
laboratorium

Tata tertib di Pemeliharaan, Penanganan neraca


laboratorium penyimpanan, dan
penggunaan bahan
kimia

Jenis bahaya akibat


kelalaian kerja di Alat keselamatan kerja
laboratorium

2. Uraian Materi dan Rangkuman


2.1 Tata Tertib di Laboratorium
Tata tertib menjadikan suatu keharusan adanya karena laboratorium
merupakan tempat yang berisi alat dan bahan yang mungkin bisa berbahaya jika
digunakan. Ketertiban harus dilaksanakan oleh setiap pengguna laboratorium, baik
itu guru maupun peserta didik. Berikut tata tertib standar yang ada di laboratorium
kimia bagi para peserta didik.
1. Menggunakan alat kelengkapan kerja seperti jas laboratorium, masker, kaca
pengaman.
2. Tidak memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia.
3. Tidak memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
4. Mengikat rambut untuk siswi berambut panjang.
5. Memasuki laboratorium kimia seijin dan dibawah pengawasan guru.
6. Hanya melalukan percobaan atau kegiatan yang disetujui guru.
7. Alat dan bahan hanya digunakan di laboratorium dan mengikuti petunjuk-
petunjuk yang ada.
8. Memeriksa alat dan bahan sebelum bekerja.

4
9. Segara melaporkan bila ada alat yang rusak atau hilang, bahan yang habis, dan
kecelakaan dan atau hal yang dapat menimbulkan kecelakaan.
10. Membaca etiket pada botol bahan sebelum mengambilnya.
11. Etiket yang hilang atau rusak harus segera dilaporkan agar segera diganti.
12. Jangan mencoba mencicipi bahan kimia, anggaplah itu semua beracun bagi
mata, kulit, mulut, atau tubuh kita.
13. Muntahkanlah segera bila ada zat yang yang masuk dalam mulut, lalu berkumur
dengan air yang banyak.
14. Cuci dengan air sebanyak-banyaknya bila bagian tubuh atau baju kita terkena
asam atau basa.
15. Tutup botol jangan sampai tertukar dengan tutup botol yang lain.
16. Mengembalikan alat alat ketempat semula dalam keadaan bersih.
17. Membuang sampah ditempat pembuangan sampah.
18. Pembakar hanya dinyalakan bila diperlukan saja.
19. Berhati-hati dengan api, matikan gas dan listrik bila meninggalkan laboratorium.
20. Membaca pengumuman yang ada dan menaati peraturan.
21. Jika sudah selesai, maka
1. Membersihkan tempat, alat-alat yang digunakan, mengecek dan
mengembalikan, ketempat semestinya.
2. Mengembalikan botol zat ke tempatnya.
3. Mematikan kran air, gas, dan listrik.
4. Mengelap dan mengeringkan meja dan bangku.
5. Menyerahkan laporan atau hasil kegiatan kepada guru.
2.2 Pemeliharaan, Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Kimia
Dalam menyimpan alat dan bahan di laboratorium, hendaknya memenuhi 3
prinsip, yaitu:
1. Aman

5
Disimpan supaya aman dari kerusakan maupun kehilangan. Aman juga berarti
tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya
berkurang.
2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi
tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat
(lemari, rak atau laci).
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpana seperti lemari, rak dan laci
yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat :
1. Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti :
Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet,
Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
2. Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti :
Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
3. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut
seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi:
1. Udara
2. Air
3. Asam dan Basa
4. Suhu
5. Mekanis
6. Cahaya

Untuk mencegah terjadinya bahaya yang tidak diinginkan, penyimpanan bahan


kimia perlu memperhatikan hal-hal berikut:

6
1. Botol-botol yang berisi bahan kimia disimpan pada rak atau lemari yang
disediakan khusus untuk itu.
2. Jangan mengisi botol-botol sampai penuh.
3. Jangan menggunakan tutup dari kaca untuk botol yang berisi basa, karena
lama kelamaan tutup itu akan melekat pada botol dan susah dibuka.
4. Semua peralatan/gelas kimia yang berisi bahan kimia harus diberi label yang
menyatakan nama bahan itu.
5. Bahan kimia yang dapat bereaksi hebat hendaknya jangan disimpan
berdekatan.
6. Bahan-bahan kimia yang sangat beracun dan berbahaya hendaknya dibeli
dalam jumlah kecil dan tanggai pembeliannya dicatat.
7. Semua bahan persediaan bahan kimia secara teratur diteliti.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat-zat kimia, yaitu:

1. Tabung reaksi yang berisi zat kimia tidak boleh diarahkan ke wajah sendiri
atau orang lain.
2. Senyawa kimia tidak boleh dibau secara langsung.
3. Larutan kimia yang tertuang di meja praktikum atau di lantai dibersihkan
segera dengan cara asam pekat dinetralkan dahulu dengan serbuk NaHC03.
Basa kuat dinetralkan dahulu dengan serbuk NH4CI, kemudian ditambah air
yang cukup.
4. Larutan pekat yang tidak terpakai harus dibuang setelah diencerkan dengan
air terlebih dahulu. Mulut tabung reaksi atau bejana, selama digunakan
untuk pencampuran atau pemanasan tidak boleh ditengok langsung.
5. Senyawa/zat kimia tertentu (asam kuat dan basa kuat) tidak boleh dicampur
karena akan terjadi reaksi yang dahsyat, kecuali sudah diketahui pasti tidak
menimbulkan bahaya.

7
6. Penggunaan masker sangat diperlukan jika menangani zat-zat/senyawa-
senyawa kimia yang berbahaya, dan jangan mengembalikan zat/senyawa
kimia yang terlanjur tertuang untuk dikembalikan ke botol asalnya.
7. Dalam mengencerkan asam pekat, selalu tambahkan asam ke dalam air. Jika
menambahkan air ke dalam asam, campuran akan mendidih dan bereaksi
keras
8. Zat/senyawa kimia yang tidak sengaja tertuang tidak boleh dikembalikan ke
botol asalnya

2.3 Penanganan Neraca


Pada umumnya sebuah laboratorium memiliki satu atau lebih neraca. Alat ini
bernilai ekonomis tinggi dan ketahanannya bergantung pada cara penggunaan dan
pemeliharaannya. Umumnya laboratorium tidak mempunyai ruang tersendiri untuk
neraca. Walaupun demikian, hendaknya diusahakan agar neraca itu mendapat
tempat yang baik. Neraca itu harus berdiri di atas sebuah meja yang tahan getaran
dan letaknya jangandekat jendela atau pintu yang sering kali dibuka.
Setiap tahun neraca hendaknya ditera, untuk dapat mempertahankan
ketelitiannya. Setelah menimbang sesuatu, piring penimbang hendaknya
dibersihkan. Jika ada zat yang tertumpah ketika sedang menimbang, segera piring
neraca dicuci dengan air, lalu dikeringkan. Ketika menimbang harus diusahakan agar
daya beban yang telah ditentukan tidak dilampaui. Juga harus dijaga agar jumlah
batu timbang tetap lengkap.
2.4 Jenis Bahaya Akibat Kelalaian Kerja di Laoratorium
Kecelakaan mengacu pada peristiwa yang terjadi secara tidak sengaja. Sebagai
contoh kecelakaan lalu lintas, kecelakaan tertusuk benda tajam dsb. Secara teknis,
“kecelakaan” tidak termasuk dalam peristiwa yang disebabkan oleh kesalahan
seseorang, misalnya bila dia lengah dan gagal mengambil langkah berjaga-jaga.

8
Bila yang akan terjadi diketahui akibat kelengahannya, peristiwa itu bukanlah
“kecelakaan” pada peringkat itu, dan orang yang lengah tersebut harus
bertanggungjawab atas kerugian dan kecelakaan orang lain. Dalam “kecelakaan”
yang sebenarnya, tidak satupun pihak yang dapat dipersalahkan, karena peristiwa
itu tidak dapat diprediksikan atau kemungkinan terjadinya sangat rendah. Misalnya,
seseorang ahli farmasi salah memberi label obat dan pasien yang mengonsumsinya
keracunan.

Jenis jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium kimia :

Keracunan

Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik,


seperti ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dll. Keracunan bisa
berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan. Yang terakhir yaitu yang seringkali
terjadi baik yang dapat di ketahui dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Efek jangka panjang seperti pada penyakit hati, kanker, dan asbestois, yaitu akibat
akumulasi penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus.

Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak bahan kimia korosif seperti asam sulfat,
asamklorida, natrium hidroksida, gas klor, dll. Iritasi dapat berbentuk luka atau
peradangan pada kulit, saluran pernapasan dan mata.

Kebakaran dan Luka Bakar

Kebakaran dan luka baker sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani
pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alcohol, dll. Hal

9
yang sama dapat disebabkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida
dan perklorat.

Luka Kulit

Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca. Luka sering terjadi
padatangan atau mata karena pecahan kaca.

Bahaya lainnya

Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar spesifik dan pencemaran
lingkungan. Jadi jelas kalau laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya,
tetapi potensi bahaya apapun sebenarnya dapat dikendalikan sampai tidak
menyebabkan kerugian. Satu contoh, bahan bakar bensin dan gas cair memiliki
potensi bahaya kebakaran yang sangat besar. Tetapi dengan penanganan dan
pengendalian yang baik, transportasi jutaan ton sehari-hari yaitu hal biasa. Demikian
pula dalam produksi dan pemakaian pestisida yang memiliki potensi racun, hanya
mengakibatkan petaka bila salah perlakuan atau karena kecerobohan.

Sumber – sumber Bahaya dalam Laboratorium

Pada dasarnya, sumber-sumber bahaya dalam laboratorium dapat


dikelompokkan jadi tiga, yaitu :

1. Bahan-bahan kimia yang berbahaya yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara
penanganan, dan cara penyimpanannya. Misalnya : bahan kimia beracun, mudah
terbakar, eksplosif, dll.
2. Teknik percobaan yang meliputi pencampuran bahan distilasi, ekstraksi, reaksi
kimia, dansebagainya.

10
3. Fasilitas laboratorium yaitu gas, listrik, air, dll.

Ketiga sumber tersebut diatas saling berkaitan, tetapi praktis potensi bahaya
terdapat pada kekhasan sifat bahan kimia yang dipakai. Semasing sumber beserta
keterkaitannya perlu dipahami lebih detail agar dapat memperkirakan setiap
kemungkinan bahaya yang mungkin berlangsung hingga dapat mencegah atau
menghindarinya. Selain itu, perlu juga dipahami tentang alat pelindung diri dan cara
penanggulangannya jika terjadi kecelakaan.

Penanganan Kecelakaan Kerja di Laboratorium

Laboratorium adalah tempat kerja yang berpotensi muncul kecelakaan.


Walaupun kecelakaan kecil dan ringan, tetaplah adalah kecelakaan yang bisa saja
menyebabkan dampak yang makin besar.
Sumber bahaya yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan dapat berbahan
kimia, bahan biologis, radiasi, aliran listrik, dan yang lain. Semuanya bisa membuat
dampak yang tidak diinginkan seperti keracunan, iritasi, ledakan sampai kebakaran.
Berikut ini adalah tips cara penanganan awal sebagai pertolongan pertama (P3K)
pada kecelakaan kerja di Laboratorium kimia :

Luka bakar akibat zat kimia

- Terkena larutan asam


kulit segera dihapuskan dengan kapas atau lap halus
dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya
Kemudian bersihkan dengan 1% Na2CO3
lalu cuci lagi dengan air
Keringkan dan oleskan dengan salep levertran.

11
- Terkena logam natrium atau kalium
Logam yang nempel selekasnya di ambil
Kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit
Netralkan dengan larutan 1% asam asetat
Dikeringkan dan oleskan dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas
steril atau kapas yang sudah dibasahi asam pikrat.

- Terkena bromin
Segera dicuci dengan larutan amonia encer
Luka itu ditutup dengan pasta Na2CO3.

- Terkena phospor
Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya
Lalu cuci dengan larutan 3% CuSO4.

Luka bakar akibat benda panas

Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran


Mencelupkan ke air es secepatnya atau dikompres sampai rasa nyeri agak
berkurang.

Luka pada mata


Terkena percikan larutan asam
Bila terkena percikan asam encer,
Mata dapat dicuci dengan air bersih kurang lebih 15 menit terus-menerus
Dicuci dengan larutan 1% Na2C3

Terkena percikan larutan basa

12
Dicuci dengan air bersih kurang lebih 15 menit terus-menerus
Dicuci dengan larutan 1% asam borat dengan gelas pencuci mata

Keracunan

Keracunan zat melalui pernafasan


Akibat zat kimia karena hirup Cl2, HCl, SO2, NO2, formaldehid, ammonia.

Menghindari korban dari lingkungan zat itu, lalu pindahkan korban ke tempat yang
berudara segar. Bila korban tidak bernafas, selekasnya berikanlah pernafasan
buatan melalui cara menekan sisi dada atau pemberian pernafasan buatan dari
mulut ke mulut korban
Bila berlangsung kecelakaan laboratorium, sebaiknya segera menghubungi Badan
Layanan/personel seperti :
1. Biological Safety Officer
2. Pejabat laboratorium
3. Engineering/Water/Gas/Electrical
4. Satpam
2.5 Alat Keselamatan Kerja
Laboratorium kimia merupakan tempat kerja yang memiliki banyak potensi
bahaya. Ini meliputi larutan kimia, ledakan reaksi kimia, dan panas dari peralatan.
Tak heran, orang yang bekerja di sebuah laboratorium kimia harus menggunakan
peralatan pelindung diri (personal protective equipment). Laboratoriumnya juga
harus dilengkapi dengan alat-alat keselamatan kerja.

Sebagai seorang kimiawan (chemist), Berikut 15 alat keselamatan kerja di


laboratorium kimia.

1. Jas laboratorium

13
Jas laboratorium (lab coat) berfungsi melindungi badan dari percikan
bahan kimia berbahaya. Jenisnya ada dua yaitu jas lab sekali pakai dan jas lab
berkali-kali pakai. Jas lab sekali pakai umumnya digunakan di laboratorium
bilogi dan hewan, sementara jas lab berkali- kali pakai digunakan di
laboratorium kimia.

Jas lab kimia bisa berupa:

A. Flame-resistant lab coat – Jas lab yang bahannya dilapisi material tahan api. Jas
lab jenis ini cocok digunakan untuk mereka yang bekerja dengan peralatan atau
bahan yang mengeluarkan panas, misalnya peleburan sampel tanah,
pembakaran menggunakan tanur bersuhu tinggi, dan reaksi kimia yang
mengeluarkan panas.

B. 100% cotton lab coat – Ini adalah jas lab yang biasanya digunakan di
laboratorium kimia umum (misalnya lab kimia pendidikan). Jas lab ini
diperkirakan memiliki umur pakai sekitar satu sampai dua tahun. Setelah
melewati waktu pakai terebut, jas ini rentan rusak karena pengaruh bahan kimia
asam.

C. Synthetic/cotton blends – Jas lab ini bisa terbuat dari 100% poliester atau
campuran poliester/cotton. Seperti halnya cotton lab coat, jas lab ini digunakan
di laboratorium kimia umum.

2. Kaca mata keselamatan

Percikan larutan kimia atau panas dapat membahayakan mata orang yang
bekerja di laboratorium. Oleh karena itu, mereka harus menggunakan kaca mata
khusus yang tahan terhadap potensi bahaya kimia dan panas. Kaca mata tersebut
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu clear safety glasses dan clear safety goggles. Clear
safety glasses merupakan kaca mata keselamatan biasa yang digunakan untuk
melindungi mata dari percikan larutan kimia atau debu. Sementara itu, clear safety

14
goggles digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia atau reaksi
kimia berbahaya.

Peralatan pelindung mata ini terdiri dari tiga tipe, yaitu:

A. Direct vented goggles – Umumnya digunakan untuk melindungi mata dari


debu, namun tidak cocok untuk melindungi mata dari percikan atau uap bahan
kimia.

B. Indirect vented goggles – Cocok digunakan untuk melindungi mata dari kilauan
cahaya dan debu, namun tidak cocok untuk melindungi mata dari percikan
bahan kimia.

C. Non-vented goggles – Baik digunakan untuk melindungi mata dari debu, uap,
dan percikan bahan kimia. Selai itu, kaca mata ini juga bisa digunakan untuk
melindungi mata dari gas berbahaya.

3. Sepatu

Sandal atau sepatu sandal dilarang digunakan ketika Anda bekerja di


laboratorium. Mengapa? Karena keduanya tidak bisa melindungi kaki Anda ketika
larutan atau bahan kimia yang tumpah. Sepatu biasa umumnya sudah cukup untuk
digunakan sebagai pelindung. Namun, di laboratorium perusahaan besar, sepatu
yang digunakan adalah sepatu keselamatan yang tahan api dan tekanan tertentu.
Selain itu, terkadang disediakan juga plastik alas sepatu untuk menjaga kebersihan
laboratorium jika sepatu tersebut digunakan untuk keluar dari laboratorium.

4. Pelindung muka

Seperti namanya, pelindung muka (face shield) digunakan untuk melindungi


muka Anda dari panas, api, dan percikan material panas. Alat ini biasa digunakan
saat mengambil alat laboratorium yang dipanaskan di tanur suhu tinggi, melebur
sampel tanah di alat peleburan skala lab, dan mengambil peralatan yang dipanaskan
dengan autoclave.

15
5. Masker gas

Bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan bisa mengeluarkan gas berbahaya.
Oleh karena itu, masker gas sangat cocok digunakan oleh Anda sehingga gas
berbahaya tersebut tidak terhirup. Dilihat dari jenisnya, masker gas bisa berupa
masker gas biasa yang terbuat dari kain dan masker gas khusus yang dilengkapi
material penghisap gas. Masker gas biasa umumnya digunakan untuk keperluan
umum, misalnya membuat larutan standar. Sementara itu, masker gas khusus
digunakan saat menggunakan larutan atau bahan kimia yang memiliki gas
berbahaya, misalnya asam klorida, asam sulfat, dan asam sulfida.

6. Kaos tangan

Kaos tangan (glove) melindungi tangan Anda dari ceceran larutan kimia yang
bisa membuat kulit Anda gatal atau melepuh. Macam-macam kaos tangan yang
digunakan di lab biasanya terbuat dari karet alam, nitril, dan neoprena. Terkait kaos
tangan yang terbuat dari karet alam, ada yang dilengkapi dengan serbuk khusus dan
tanpa serbuk. Serbuk itu umumnya terbuat dari tepung kanji dan berfungsi untuk
melumasi kaos tangan agar mudah digunakan.

7. Pelindung telinga

Alat pelindung diri yang terakhir adalah pelindung telinga (hear protector). Alat
ini lazim digunakan untuk melindungi teringa dari bising yang dikeluarkan perlatatan
tertentu, misalnya autoclave, penghalus sample tanah (crusher), sonikator, dan
pencuci alat-alat gelas yang menggunakan ultrasonik. Setiap orang yang terpapar
kebisingan dibatasi dari sisi waktu dan tingkat kebisingan. Batas kebisingan yang
diperbolehkan menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA)
adalah sebagai berikut:

 8 jam = 90 dB
 6 jam = 92 dB
 4 jam = 95 dB
16
 2 jam = 100 dB
 1 jam = 105 dB
 30 menit = 110 dB
 15 menit = 115 dB

8. Pembasuh mata

Pembasuh mata (eye wash) berfungsi membasuh mata yang terkena cairan kimia.
Cara kerjanya, basuh mata Anda dengan air yang mengalir dari alat itu untuk
beberapa saat. Saat membasuh, pastikan tangan Anda bersih sehingga tidak
mengganggu mata Anda.

9. Fire blanket

Cairan kimia yang tumpah bisa saja menghasilkan api. Untuk memadamkannya,
Anda bisa menggunakan selimut api (fire blanket). Pastikan Anda menggunakan kaos
tangan saat menggunakan atau membersihkan alat tersebut.

10. Safety shower

Apa yang harus dilakukan jika badan Anda terkena tumpahan cairan kimia dengan
jumlah relatif banyak? Segeralah menuju safety shower dan guyur badan Anda
dengan air dari alat tersebut. Ini untuk membersihkan badan Anda dari larutan kimia
sehingga badan Anda terhindar dari cedera parah.

11. Spill neutralizers

Meskipun sudah berkerja dengan hati-hati, terkadang larutan kimia tumpah ke


lantai. Jika ini terjadi, spill neutralizers digunakan untuk menetralkan cairan kimia
tumpah tersebut. Perlengkapan keselematan laboratorium ini dilengkapi material
asam dan basa. Sebagai contoh, bila cairan yang tumpah itu asam, gunakan material
basa untuk menetralkannya.

12. First aid kits

17
Kotak obat untuk pertolongan pertama (first aid kits) berguna bila terjadi
kecelakaan ringan, misalnya tangan tergores oleh suatu benda tajam. Kotak ini
biasanya berisi obat luka, gunting, perban, dan alkohol.

13. Alat pemadam api

Alat pemadam api ringan (fire extinguishers) berguna untuk memadamkan api
ringan yang terjadi karena kecelakaan kerja atau sumber lain. Sebagai contoh, Anda
sedang menggunakan tanur dan tiba-tiba tanur itu mengeluarkan api, cepatlah
gunakan pemadam api untuk memadamkannya. Dengan demikian, api tidak
merembet ke mana-mana. Setelah api padam, segera hubungi bagian keamanan
atau bagian pemadam kebakaran di perusahaan Anda untuk menginvestigasi lebih
lanjut.

14. Pintu keluar darurat

Laboratorium sebaiknya dilengkapi juga dengan pintu keluar untuk


mengantisipasi keadaan darurat, misalnya gempa bumi dan kebakaran. Pintu ini
khusus untuk digunakan untuk keadaan darurat saja dan tidak boleh digunakan
untuk keperluan umum. Oleh karena itu, pintu tersebut biasanya didesain untuk
tidak bisa dibuka dari luar laboratorium. Selain itu, pintu tersebut dilengkapi juga
dengan alarm sehingga bila dibuka akan menghasilkan bunyi khusus. Bunyi ini
terintegrasi dengan bagian keamanan sehingga bila semakin sering dibuka, pihak
keamanan akan memeriksa keadaan di sekitar pintu tersebut.

15. Ruang asam

Ruang asam (fume hood) digunakan untuk mengambil larutan kimia yang
memiliki gas berbahaya (aseton, asam sulfat, asam klorida, dan sebagainya) atau
mereaksikan larutan-larutan tersebut. Ruang asam ini dilengkapi dengan penghisap
sehingga gas berbahaya yang dikeluarkan larutan kimia akan dihisap dan dinetralkan
sebelum dibuang ke lingkungan. Dengan mengetahui peralatan keselamatan kerja di
labortorium kimia, Anda bisa memimalisir kecelakaan kerja atau potensi bahaya

18
yang ada dalam lab tersebut. Tentu saja, peralatan tersebut harus digunakan dengan
baik dan benar. Oleh karena itu, mintalah kepada penanggung jawab laboratorium
agar Anda dilatih menggunakan peralatan pelindung diri dan peralatan keselamatan
laboratorium. Selain itu, minta juga staf keselamatan kerja untuk mengaudit
peralatan dan keselamatan kerja di lab tersebut secara reguler sehingga aspek
bahaya bisa diidentifikasi sedini mungkin.

2.6 Langkah Langkah Keselamatan Kerja di Laboratorium


a. Membaca petunjuk praktikum.
b. Menggunakan peralatan kerja (kacamata,jas praktikum, sarung tangan, dan
sepatu tertutup)
c. Perempuan yang berambut panjang harus mengikat rambutnya.
d. Dilarang makan dan minum dilaboratorium.
e. Menjaga kebersihan meja praktikum dan lingkungan laboratorium.
f. Membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan setelah
praktikum.
g. Bila kulit terkena bahan kimia segera cuci dengan air mengalir dan jangan digaruk
agar tidak menyebar.
h. Memastikan keran gas tidak bocor sewaktu hendak menggunakan Bunsen.
i. Memastikan keran air selalu dalam keadaan tertutup sebelum dan sesudah
melakukan praktikum
j. Hati-hati saat membawa dan menggunakan alat-alat praktikum yang terbuat dari
kaca.
k. Menggunakan alat bantu seperti pipa kaca, pipet tetes, sendok plastic, pinset
untuk mengambil zat atau bahan
3. Rangkuman

4. Latihan Soal

1. Sebutkan 3 tata tertib laboratorium bagi peserta didik!

19
2. Berikut ini yang bukan merupakn alat keselamatan kerja, yaitu …….

A. Kaos tangan

B. Jas laboratorium

C. Erlenmeyer

D. Safety shower

E. Kaus tangan

3. alat yang digunakan untuk membasuh mata yang terkena cairan kimia adalah…..

A. Spill neutralizers

B. Fire blanket

C. First aid kits

D. Eye washer

E. Air dingin

4. Tipe Kacamata yang digunakan untuk melindungi mata dari debu, namun tidak
cocok untuk melindungi mata dari percikan atau uap bahan kimia adalah ……….

A. Non-vented goggles

B. Direct vented goggles

C. Indirect vented goggles

D. Autoclave

E. Glove

5. Soal Ulangan

20
1. Cara penyimpanan alat dan bahan dapat dibagi berdasarkan jawaban dibawah,
kecuali:

A. Jenis alat

B. Pokok bahasan

C. Golongan percobaan

D. Bahan pembuat alat

E. Fungsi alat

2. Berikut yang bukan merupakan Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan
adalah:

A. Asam

B. Basa

C. Garam

D. Udara

E. Cahaya

3. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat zat kimia, yatu:

A. Menetralkan asam pekat dengan NH4Cl

B. Menetralkan basa dengan NH4Cl

C. Mencampurkan air ke dalam asam

D. Mencium senyawa kimia secara langsung

E. Mengembalikan ke tempat semula zat kimia yang tertuang secara tidak sengaja

6. Soal Remedial

21
1. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan bahan kimia adalah:

A. Menyimpan bahan kimia yg dapat beraksi keras berjauhan

B. Mengisi botol botol hingga penuh

C. Menggunakan tutup kaca untuk botol berisi basa

D. Membeli dalam skala besar bahan kimia yang sangat beracun

E. Menaruh botol berisi bahan kimia diatas meja

2. Apa yang harus dilakukan jika ada zat kimia yang masuk ke mulut?

A. Mengeluarkannya secara langsung

B. Menelannya

C. Memuntahkan lalu berkumur dengan air

D. Berkumur dengan air

E. Meminum air yang banyak

3. Berikut adalah contoh tata tertib di laboratorium, kecuali:

A. Membaca etiket pada botol setelah mengambilnya

B. Menggunakan alat kelengkapan kerja seperti jas laboratorium, masker, kaca


pengaman.

C. Tidak menggunakan sepatu hak tinggi bagi yang perempuan

D. Memeriksa bahan dan alat sebelum bekerja

E. Tutup botol jangan sampai tertukar dengan tutup botol yang lain

7. Kunci Jawaban

6.1 Soal Latihan

22
1.Menggunakan alat kelengkapan kerja seperti jas laboratorium, masker, kaca
pengaman, Tidak memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan kimia, tidak
memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi.
2. C
3. D
4. B
6.2 Soal Ulangan
1. E
2.C
3. B
6.3 Soal Remedial
1. A
2 .C
3. A

23

Anda mungkin juga menyukai