Anda di halaman 1dari 8

Nama : Febria Novita

NIM : 856196565

II. RANGKUMAN REFERENSI


RANGKUMAN 5 REFERENSI JURNAL (LEBIH DARI 5 LEBIH BAGUS)
Indikator Artikel 1 Artikel 2 Artikel 3 Artikel 4 Artikel 5 ………
Pembelajaran Sentra MODEL Implementasi Model PENERAPAN Implementasi
dalam Mengembangkan PEMBELAJARAN Pembelajaran Sentra MODEL Model
Kecerdasan SENTRA PADA Dalam PEMBELAJARAN Pembelajaran
Interpersonal Anak ANAK USIA 4-5 Mengembangkan SENTRA DALAM Sentra pada
JUDUL Artikel TAHUN Multiple Intellegensi PENGEMBANGAN Lembaga Taman
Anak Usia Dini di RA KECERDASAN Kanak-Kanak di
Azzahra Lampung BAHASA Kabupaten Pati
Timur EKSPRESIF ANAK
USIA DINI
Jurnal Pendidikan Jurnal Kumara Jurnal Raudhah, Vol. 9 Jurnal Psikologi Jurnal Obsesi :
Cendekia
Nama Journal Tambusai No. 2, Juli-Desember Volume 4 No.1 Jurnal Pendidikan
2021 September 2018 Anak Usia Dini
Anggel Pra Novia , Tri Ulya Wardati Sefriyanti , Raden Farny Sutriany Jafar , Sumiyati,
Nama Penulis Artikel Nenny Mahyuddin Qori’ah , Ruli Hafidah Rachmy Diana Malpaleni Satriana Siswanto Masruri,
, Nurul Kusuma Dewi Maemonah
Tahun Terbit Tahun 2020 Tahun 2019 Tahun 2021 Tahun 2018 Tahun 2021
Rangkuman Artikel 1
Dikatakan demikian karena pembelajaran sentra menerapkan belajar sambil bermain, dalam melakukan permainan anak pasti akan
berinteraksi atau berhubungan dengan anak lainnya. Pembelajaran sentra juga melakukan kegiatan dengan cara membuat kelompok-
kelompok kecil, dalam kelompok anak akan diberikan kegiatan permainan yang akan dilakukan secara bersama-sama. Anak akan
berkomunikasi, memberikan saran atau arahan satu sama lain untuk mencari atau merancang cara untuk menyelesaikan kegiatan
permainan yang telah dirancang oleh guru. Dengan adanya kegiatan ini, dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal anak, karena
anak akan berkomunikasi, berinteraksi, beradapatsi dengan kelompoknya, menerima pendapat temannya, dan bekerjasama untuk dapat
menyelesaikan kegiatan dalam sentra.

Pendekatan dalam pembelajaran anak usia dini, terbagi menjadi dua. Pendekaan yang berpusat anak menekankan anak untuk menjadi
pusat dari proses pembelajaran, sedangkan pendekatan yang berpusat pada guru menekankan pada transfer pengetahuan dari guru ke
murid (Suwarjo, Maryatun & Kusuma Dewi, 2012). Model pembelajaran sentra berasal dari Creative Center For Childhood Research
And Training (CCCRT) di Florida, Amerika Serikat, penemu dan pengembangnya adalah Dr. Pamela Phelps. Model pembelajaran ini
diadaptasi pertama kali oleh drg. Wismiarti yang bercita-cita untuk dapat mewujudkan anak yang cerdas spiritual tanpa mengabaikan
kecerdasan yang lainnya (Hanafi, 2014). Kemudian baru secara resmi tahun 2004 kerjasama antara Direktorat PAUD, Dirjen, PLSP,
Depdiknas, dan Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT) dan dilakukan penyebaran model pembelajaran sentra ke
seluruh Indonesia (Oktaria, 2014). Di indonesia model pembelajaran BCCT ini lebih dikenal dengan sebutan model pembelajaran sentra.
Rangkuman Artikel 2
Proses pembelajaran sentra meliputi penataan lingkungan main, penyambutan anak, main pembukaan, transisi, kegiatan inti dimasing-
masing kelompok yang meliputi pijakan sebelum main, pijakan selama main, pijakan setelah main, makan bekal bersama, dan kegiatan
penutup (Depdiknas, 2006). Latif dkk. (2013) menjelaskan bahwa guru mengelola bahan dan alat main yang cukup (tiga tempat main
untuk tiap anak) memenuhi tiga jenis main (main sensorimotor, main peran, dan main pembangunan) merencanakan densitas dan
intensitas main serta mendukung pengalaman keaksaraan anak. Setidaknya ada 6 jenis sentra yang umunya di terapkan di PAUD yaitu
sentra imtak, sentra bahan alam, sentra seni dan kreativitas, sentra bermain peran, sentra balok, dan sentra persiapan (Suyadi & Dahlia,
2014).

Rangkuman Artikel 3 Implementasi pembelajaran sentra dalam mengembangkan multiple intellegensi anak usia 5-6 tahun di RA Azzahra Lampung Timur
menunjukkan hasil yang baik dengan dibuktikannya melalui kegiatan-kegiatan yang terstruktur meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran sentra memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatan sesuai minatnya, anak mampu
mengeksplor kemampuan dirinya sehingga kecerdasan- kecerdasan anak akan muncul.

Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran sentra. Menurut Guru
model pembelajaran Sentra memungkinkan anak untuk melakukan manipulasi terhadap berbagai obyek, terlibat dalam role playing saling
bercakap-cakap dengan teman-temannya, bereksplorasi, berinteraksi secara fisik, emosional, sosial dan secara kognitif serta kegiatan
variatif yang menarik lainnya.Model pembelajaran sentra sangat berperan dalam mengembangkan kecerdasan bahasa ekspresif anak,
Rangkuman Artikel 4
karena anak-anak dapat belajar berkomunikasi dengan orang lain berbagai cara. Dan juga dalam pengembangan kecerdasan bahasa
ekspresif, anak juga mampu Mengungkapkan perasaan, ide dengan pilihan kata yang sesuai ketika berkomunikasi. 2)Faktor yang
mempengaruhi pengembangan bahasa ekspresif anak usia dini antara lain : a. Faktor Kesehatan b. Intelegensi. c. Status sosial ekonomi
keluarga. d. Jenis kelamin d. Hubungan keluarga
Rangkuman Artikel 5 Anak merupakan seseorang dengan potensi yang luar biasa, yang harus diberikan stimulasi sejak usia dini. Pendidikan untuk anak usia
dini, diatur dalam peraturan perundangan yaitu tahun 2003, nomor 20. menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah
suatu usaha yang diperuntukkan bagi anak-anak, dimulai dari lahir hingga berusia enam tahun, dilakukan dengan cara memberikan
stimulasi pendidikan supaya dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik serta perkembangan mental, agar anak
mempunyai kesiapan dalam memasuki pendidikan pada tingkat selanjutnya (Nasional, 2004, p. 4). Pendidikan yang dimulai sejak usia
dini akan mengantarkan anak pada kesiapan memasuki jenjang pendidikan anak selanjutnya, maka di usia dini inilah anak diajarkan
kebiasaan-kebiasaan yang baik, hal ini akan merangsang otak anak untuk terus bertumbuh dan mengembangkan seluruh aspek
perkembangannya. Pendidikan anak dapat berawal dari habitat yang paling kecil yaitu keluarga. Lingkungan keluarga adalah tempat
landasan dan utama untuk anak dapat belajar pengalaman baru. Sebagaimana diungkapkan oleh Montessori bahwa hal pertama yang
dibutuhkan anak adalah penciptaan lingkungan yang menjadi sarana untuk berkembang (Montessori, 2008, p. 155) sehingga pendidikan
anak harus memperhatikan peraturan dan rambu yang berlangsung di wilayah masyarakat tempat mereka tinggal. Dewasa ini, kesadaran
orang tua akan pentingnya pendidikan anak sejak usia dini semakin meningkat. Misalnya, Orang tua di Kota Yogyakarta memiliki
pemahaman konsep pendidikan anak usia dini sedang dan partisipasi yang tinggi (Rosdiana, 2006, p. 71). Para orang tua menginginkan
anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan sedini mungkin, sebagai bekal untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Sebagaimana data
Kemendikbud yang dikutip Muhammad Abdul Latif dkk. lembaga PAUD di Indonesia mengalami peningkatan baik TPA, Kelompok
Bermain sampai Taman Kanak-kanak (TK)/ Raudhatul Athfal (RA) (Latif et al., 2020, p. 303), sehingga orang tua memiliki banyak
pilihan untuk memasukkan anak-anaknya ke lembaga PAUD sesuai dengan kebutuhan serta keinginan dari orang tua masing-masing.
Mengingat potensi yang begitu besar pada diri anak yang tidak dapat diabaikan melainkan harus dikembangkan (Susanti, 2012, p. 35),
salah satunya yaitu dengan memfasilitasi anak memperoleh layanan pendidikan di lembaga PAUD. Salah satu layanan PAUD yang
paling penting adalah pembelajaran yang menyenangkan, menstimulus perkembangan anak, dan mengembangkan potensi yang dimiliki
masing-masing anak. Namun, faktanya ditemukan lembaga PAUD masih menggunakan pembelajaran berbasis konvensional di mana
guru mengajar/ menggurui dengan format satu arah (Latif, 2020, pp. 2–3; Rahayu et al., 2019, p. 13; Wahyu Christiany Martono, Heni,
2018, p. 160). Padahal sejatinya pembelajaran pada PAUD itu mementingkan proses daripada hasil (Khobir, 2009, p. 196).

RANGKUMAN REFERENSI DARI 5 BUKU (LEBIH DARI 5 LEBIH BAGUS)


Indikator Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5 ……………
Buku panduan Buku metode belajar Buku implementasi Buku perkembangan Buku
pembelajaran di anak usia dini metode sentra meningkatkan Kecerdasan
Judul Buku
Tk/RA berbasis sentra kecerdasaan spiritual interpersonal
anak anak usia dini
Nama Penerbit AA-DZ Grafika Kencana CV Budi Utama RAJAWALI PERS Guepedia

Erdiyanti, S.Ag., M.Pd Elliyil Akbar, M.Pd.I M. Zakaria Hanafi Dr. Hj. Rifda El fiah Siti kurniasih,
Dr. Hj. Hadi Mahmud, M.Pd
M.Pd
La Hewi, S.Pd.I, M.Pd
Nama Penulis Buku La Ode Anhusadar,
S.Pd.I, M.Pd
Suhartini Syukri,
S.Pd.I, S.Pd., M.Pd
Kendari sulawesi Jakarta Yogyakarta Depok
Kota Terbit
selatan
Ada beberapa prinsip Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini antara lain sebagai berikut;

Pertama, pendidikan beroreontasi pada anak. Dengan demikian disetiap kegiatan pembelajaran harus selalu mengacu pada
tujuan pemenuhan kebutuhan anak secara individu.

Kedua, dunia anak adalah dunia bermain, maka selayaknyalah konsep pendidikan untuk anak usia dini dirancang dalam
bentuk bermain. Intinya, bermain adalah belajar, dan belajar adalah bermain. Anak beljar melalui main, main yang
menyenangkan. Melalui sentra, proses pembelaajaran dilakukan dengan menempatkan siswa pada posisi yang proposoional.
Anak dirangsang untuk secara aktif melakukan kegiatan bermain sambil belajar. Perlu ditekankan bahwa bermain
yang menyenangkan dapat merangsang anak untuk melakukan eksplorasi dengan menggunakan benda- benda yang ada
disekitarnya (happylearning). sehingga, anak dapat menemukan pengetahuan dari benda-benda yang dimainkannya.

Ketiga, kegiatan pembelajaran dirancang secara cermat untuk membangun sistimatika kerja. Bagaimana anak membuat
Rangkuman Buku 1 pilihan-pilihan dari serangkaian kegiatan, focus pada apa yang dikerjakan dan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan yang
dia telah mulai dengan tuntas.

Keempat, kegiatan pembelajaran berorientasi pada pengembangan kecakapn hidup anak, yaittu membantu anak menjadi
mandiri, disiplin, maupun bersosialisasi dan memiliki keterampilan dasar yang berguna bagi kehidupannya kelak.

Kelima, pendidikan dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang dengan mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan
anak. Stimulus pendidikan bersifat menyeluruh, mencakup semu aspek perkembaangan. Karena itu, setiap kegiatan harus
dapat mengembangkan atau membangun berbagai perkembangan atau kecerdasan anak. Dalam perkembangan anak
berkembang secara optimal.

Keenam, dalam kegiatan main anak akan belajar lebih banyak bila mendapat pijakan dari guru.

Rangkuman Buku 2 Perkembangan adalah suatu proses tahapan pertumbuhan kerarah yang lebih maju.
Baharudin merangkum pendapat ahli tentang perkembangan ke dalam tiga golongan :
a. Nativisme
b. Empirisme
c. Konvergensi
Prinsip pendidikan anak :
a. Berorientasi kepada kebutuhan anak
b. Lingkungan yang kondusif
c. Menggunakan pembelajaran terpadu
d. Mengembangkan keterampilan hidup
e. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
f. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang
Pembelajaran berasal dari kata belajar yaitu suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari
pengalama
Faktor yang mempengaruhi pembelajaran yaitu terdiri dari : faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri dan juga
faktor eksternal berupa lingkungan rumah, sekolah dan lingkungan masyarakat yang merupakan faktor diluar dari diri sendiri.

Gardner menegaskan dalam memberikan penjelasannya mengenai kecerdasan, menurutnya bahwa kecerdasan adalah kemampuan praktis
Rangkuman Buku 3 yang dimiliki oleh seseorang untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi serta menghasilkan sebuah produk budaya dalam
setting yang berbeda-beda pada situasi yang nyata.
Rangkuman Buku 4 1. Jenis-jenis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) a. Kecerdasan verbal (linguistik) Kecerdasan verbal/linguistik adalah bagian
dari kecerdasan jamak berkaitan dengan kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna dan fungsi kata serta bahasa yang muncul melalui
kegiatan bercakapcakap, berdiskusi dan membaca. Ciri-ciri yang dapat diidentifikasi dari kemunculan kecerdasan ini adalah: senang
membaca, menulis, bercerita, bermain games kata-kata, dll. b. Kecerdasan logika matematika Kecerdasan logika matematika adalah
bagian dari kecerdasan jamak berkaitan dengan kepekaan dalam mencari dan menemukan pola yang digunakan untuk melakukan
kalkulasi hitung dan berpikir absrak serta berpikir logis dan berpikir ilmiah. c. Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan intrapersonal adalah
bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam melakukan instrospeksi terhadap diri sendiri dan
membandingkannya dengan kelemahan dan kekuatan orang lain. Ciri-ciri dari kemunculan kecerdasan ini dapat dilihat dari sikap bebas
dan memiliki pandangan sendiri, memiliki kemauan yang kuat, belajar dan bekerja sendiri, belajar dari pengalaman masa lalu,
mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan tepat. d. Kecerdasan Interpersonal Bagian dari kecerdasan jamak (multiple intelligences)
yang berkaitan dengan kepekaan dalam membedakan dan merespon perilaku yang ditampilkan orang lain. Kemunculan dari kecerdasan
ini dapat dilihat kemampuan menggerakkan dan berkomunikasi dengan orang lain, bekerja sama dalam tim, disenangi oleh orang-orang
lain yang berada disekitarnya, kemampuan menggerakkan dan berkomunikasi dengan orang lain. e. Kecerdasan naturalis Kecerdasan
naturalis adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam mengapresiasi alam dan lingkungan sekitar.
Kemunculan kecerdasan ini dapat dilihat dari kecintaan terhadap alam dan lingkungan melalui berbagai kegiatan seperti kepedulian
terhadap lingkungan atau konservasi lingkungan alam sekitar. f. Kecerdasan kinestetik dan gerakan tubuh (bodily – kinesthetic)
Kecerdasan kinestetik adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dan keterampilan dalam mengontrol
koordinasi gerakan tubuh melalui gerakan motorik kasar dan halus, seperti menggunakan alat-alat secara terampil, melompat, berlari,
berhenti secara tiba-tiba dengan terampil dalam rangka melakukan gerakan senam atau tari. g. Kecerdasan Musik-Irama Kecerdasan
musik irama adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam mendengarkan suara, musik, dan suara
lainnya. Kemunculan kecerdasan ini dapat dilihat dari kemampuan dalam menghasilkan dan mengapresiasi ritme dan musik yang dapat
diwujudkan dalam kemampuan mempersepsikan, misalnya sebagai pemain musik, membedakan, misalnya sebagai kritisi musik, dan
mengekspresikan. h. Kecerdasan Visual-Spatial Kecerdasan visual-spatial adalah bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan
kepekaan dalam memadukan kegiatan persepsi visual (mata) maupun pikiran serta kemampuan mentransformasikan persepsi visual
spatial seperti yang dilakukan dalam kegiatan melukis, mendesain pola, merancang bangunan, dll. Kecerdasan ini melibatkan kepekaan
terhadap warna, garis, bentuk, ukuran, luas, dan hubungan-hubungannya yang ada di antara unsur-unsur itu.

Kecerdasan adalah kemampuan untuk memproses jenis informasi tertentu yang berasal dari faktor biologis dan psikologis manusia
Salah satu dari beberapa macam kecerdasan yang dipaparkan oleh garder yaitu kecerdasan interpersonal, kecerasan interpersonal
membantu kita memahami perasaan, motivasi, dan intensi orang lain.
Rangkuman Buku 5
Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk memahami dan membuat perbedaan pada suasana hati, maksud, motivasi, dan
perasaan terhadap orang lain.
1. KERANGKA PENULISAN (Gabungan dari rangkuman yang telah Anda buat)
Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun, usia ini ditandai dengan masa golden age atau disebut masa keemasan.
Anak usia dini menurut Suyadi dan Ulfa (2015:2) adalah masa dimana pertumbuhan dan perkembangan anak saat usia ini sangat menentukan bagi
kehidupan anak di masa yang akan datang. Sejalan dengan itu, menurut Mulyasa (2017:16) pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan anak
sedang berkembang dengan pesatnya, sehingga anak memerlukan perhatian penuh dari keluarga dan lingkungannya. Agar pertumbuhan dan
perkembangan anak berkembang dengan optimal, diperlukan langkah yang tepat untuk bisa mengembangkan seluruh aspek kemampuan anak.
Pendidikan anak usia dini menurut Suyadi (2015:22) adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh. Sejalan dengan itu, pendidikan anak usia dini menurut Sudarna (2014:1) merupakan pembinaan yang
diberikan pada anak usia dini dengan memberikan berbagai rangsangan yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Pendidikan
anak usia dini dapat memberikan anak pengetahuan serta pengalaman, agar anak memiliki kesiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih
tinggi. Pendidikan anak usia dini memiliki karakteristik, menurut Suyadi (2015:12-13) yaitu : 1) mengutamakan kebutuhan anak, 2) belajar
melalui bermain dan bermain seraya belajar, 3) lingkungan belajar yang aman dan nyaman, 4) menggunakan pembelajaran terpadu dalam bermain,
5) mengembangkan berbagai keterampilan hidup, 6) menggunakan berbagao media atau permainan edukatif, 7) dilaksanakan secara bertahap dan
berulangulang.
Salah satu kecerdasaan yang penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal menurut
Suyadi dalam Sahidun (2018:13) adalah kecerdasan yang menunjukkan kemampuan anak dalam bersosialisasi dengan orang lain dengan baik,
seperti mudah bergaul, memahami dan bekerja sama dengan orang lain. Dengan mengembangkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain, anak akan belajar mengenal orang yang berada di lingkungan keluarganya, tetangga, teman sebaya, dan orang yang berada di lingkungan
sekolahnya. Kecerdasan interpersonal sangat dibutuhkan dan menjadi hal yang yang penting dalam kehidupan, sebab setiap orang akan hidup
bersama dan membutuhkan orang lain. Anak yang kecerdasan interpersonal kurang cenderung kurang peka, tidak peduli, egois dan sering
menyinggung perasaan orang lain (Saleh & Sugito, 2015:85-87).

Anda mungkin juga menyukai