Anda di halaman 1dari 16

Penilaian Berbasis Kelas

Nama : Muhammad Hakiki M.


NPM: 2017131005
• A. Pengertian Penelitian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas adalah suatu
proses pengumpulan, pelaporan, dan
penggunaan data dan informasi tentang hasil
belajar peserta didik untuk menetapkan
tingkat pencapaian dan penguasaan peserta
didik terhadap tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
• B. Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas
• Tujuan umum penilaian berbasis kelas adalah untuk memberikan
penghargaan terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik dan
memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran.
• Fungsi penilaian berbasis kelas bagi peserta didik dan guru adalah
untuk :
• (1). Membantu peserta didik dalam mewujudkan dirinya dengan
mengubah atau mengembangkan perilakunya kea rah yang lebih
baik dan maju.
• (2). membantu peserta didik mendapat kepuasan atas apa yang
telah dikerjakannya.
• (3). Membantu guru menetapkan apakah strategi, metode, dan
media mengajar yang digunakannya telah memadai.
• (4). Membantu guru dalam membuat pertimbangan dan keputusan
administrasi.
C. Obyek Penilaian Berbasis Kelas
Sesuai dengan petunjuk pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dikeluarkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional, maka obyek penilaian berbasis kelas adalah:
(1). Penilaian kompetensi dasar mata plajaran, yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan
suatu aspek atau subjek mata pelajaran tertentu.
(2). Penilaian kompetensi Rumpun pelajaran, yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang seharusnya dicapai oleh peserta
didik setelah menyelesaikan rumpun pelajaran.
(3). Penilaian kompetensi lintas kurikulum, yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang mencakup kecakapan belajar sepanjang
hayat dan kecakapan hidup yang harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar
secara berkesinambungan.
(4). Penilaian kompetensi tamatan, yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan jenjang
tertentu.
(5). Penilaiian terhada pencapaian keterampilan hidup. Kecakapan hidup yang dimiliki peserta didik
melalui berbagai pengalaman belajar perlu dinilai sejauh mana kesesuaiannya dengan kebutuhan
mereka untuk dapat bertahan dan berkembang dalam lingkungan kehidupannya. Jenis kecakapan
hidup yang perlu dinilai, antara lain keterampilan diri (keterampilan personal), keterampilan
berpikir rasional, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.
D. Domain dan Alat Penilaian Berbasis Kelas
Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, domain yang perlu dinilai
meliputi :
(1). Domain Kognitif, yang meliputi:
a. Tingkatan hafalan, mencakup kemampuan menghafal verbal atau menghafal
paraphrase materi pembelajaran berupa fakta, konsep, prinsip dan prosedur.
b. Tingkatan pemahaman, meliputi kemampuan membandingkan, mengidentifikasi
karakteristik, menggeneralisasi, dan menyimpulkan.
c. Tingkatan aplikasi, mencakup kemampuan menerapkan rumus, dalil atau prinsi
terhadap kasus-kasus nyata yang terjadi di lapangan.
d. Tingkatan analisis meliputi kemampuan mengklasifikasi, menggolongkan,
memerinci, mengurai suatu objek.
e. Tingkatan sintetis meliputi kemampuan memadukan berbagai unsur atau
komponen, menyusun, membentuk bangunan, mengarang, melukis, menggambar,
dan sebagainya.
f. Tingkatan evaluasi/penilaian mencakup kemampuan menilai terhadap objek studi
dengan menggunakan kriteria tertentu.
(2). Domain Psikomotor, yang meliput:
a. Tingkatan penguasaan gerakan awal berisi
kemampuan peserta didik dalam menggerakkan
sebagian anggota badan.
b. Tingkatan gerakan semirutin meliputi
kemampuan melakukan atau menirukan gerakan
yang melibatkan seluruh anggota badan.
c. Tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan
melakukan gerakan secara menyeluruh dengan
sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis.
(3). Domain Afektif
Berkenaan dengan ranah afektif, ada dua hal yang harus dinilai.
Pertama, kompetensi afektif yang ingin dicapai dalam pembelajaran
meliputi tingkatan pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan
internalisasi. Kedua, sikap dan minat peserta didik terhadap mata
pelajaran dan proses pembelajaran. Adapun tingkatan domain
afektif yang dinilai adlah kemampuan peserta didik dalam:
a. Memberikan respons atau reaksi terhadap nilai-nilai yang
dihadapkan kepadanya.
b. Menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek yang
mempunyai nilai etika dan estetika.
c. Menilai (valuating) dijintau dari segi baik-buruk, adil-tidak adil,
indah-tidak indah terhadap objek studi.
d. Menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma, etika, dan estetika
dalam perilaku kehidupan sehari-hari.
E. Manfaat Hasil Penilaian Berbasis Kelas
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) dalam dokumen “Kurikulum Berbasis
Kompetensi” mengemukakan hasil penilaian berbasis kelas berguna untuk:
(1). Umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kemampuan dan
kekurangannya, sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil
belajarnya;
(2). memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar peserta didik
sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remidiasi untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya;
(3). memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program
pembelajarannya di kelas;
(4). memungkinkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah ditentukan
walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.
(5). memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada orang tua dan masyarakat
tentang efektibitas pendidikan sehingga mereka dapat meningkatkan peran
sertanya di bidang pendidikan.
F. Jenis-Jenis Penilaian Berbasis Kelas.
Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004)
mengemukakan jenis-jenis penilaian berbasis kelas,
yaitu :
(1). Tes Tertulis
(2). Tes Perbuatan
(3). Pemberian Tugas
(4). Penilaian Proyek
(5). Penilaian Produk
(6). Penilaian Sikap
(7). Penilaian Portofolio
Penerapan Penilaian Berbasis Kelas
• a) Keeping track, yaitu untuk menelusuri agar proses
pembelajaran peserta didik tetap sesuai dengan
rencana.
• b) Checking-up, yaitu untuk mengecek adakah
kelemahan-kelemahan yang dialami peserta didik
dalam proses pembelajaran.
• c) Finding-out, yaitu untuk mencari dan menemukan
hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan
kesalahan dalam proses pembelajaran.
• d) Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan apakah
peserta didik telah mencapai kompetensi yang
ditetapkan atau belum.
Secara umum yang dinilai itu meliputi: hasil belajar kognitif, hasil belajar afektif, dan hasil belajar psikomotorik

1. Hasil Belajar Kognitif. Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk penguasaan dan
pemilikan konsep dasar keilmuan (content objectives) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan
prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas,
bukan hanya dalam bentuk hafalan. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan
mental atau otak. Pada ranah kognitif terdapat enam Jenjang proses berfikir, mulai dari yang tingkatan rendah
sampai tinggi, yakni:

(1) pengetahuan/ingatanknowledge,
(2) pemahaman comprehension,
(3) penerapanapplication,
(4) analisis - analysis,
(5) sintesis -synthesis, :
(6) evaluasi - evaluation. Krathwohl melakukan revisi terhadap Taksonomi BLoom menjadi:
(1) remember
(2) understand,
(3) apply,
(4) analyze,
(5) evaluate,dan
(6) create..
Mekanisme dan Prosedur Penilaian Berbasis Kelas

Mekanisme dan prosedur penilaian menurut BNSP 2007 dalam Salmiah adalah sebagai berikut:
a. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan
pendidikan, dan pemerintah
b. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya
merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP).
c. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas oleh pendidik di bawah koordinasi
satuan pendidikan
d. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/ atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui ujian sekolah/ madrasah
untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan
pendidikan
e. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran
pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian
oleh pendidik
f. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidikan
berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah/ madrasah
g. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah
• Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
Adapun fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal adalah :
Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi
peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran
yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui
ketercapainnya berdasarkan KKM yang diterapkan.
Pendidik harus memberikan respon yang tepat
terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk
pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan.
• 1. Langkah-Langkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran, langkah penetapan KKM adalah sebahai berikut:
Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu
kompleksitas, daya dukung dan Intake peserta didik dengan skema sebagai berikut :
• Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran.
• Hasil penetapan KKM oleh guru ataukelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan
guru dalam melakkan penilaian.
• KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua dan dinas
pendidikan.
• KKM dicantumkan dalam LBH pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua atau wali peserta didik.

• 2. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuankriteria ketuntasan minimal adalah:

• Tingkat kompleksitas, kesulitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
didik.
• Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran pada masing-masing sekolah.
• Tingkat kemampuan (Intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang bersangkutan (Depdiknas, 2008)
ANY QUESTION??????

Anda mungkin juga menyukai