Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

ZOOLOGI INVERTEBRATA

“KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI HEWAN ANGGOTA


INVERTEBRATA”

Nama : Fatikha Amalia

NIM : 2008086004

Kelas/Kel. : Pendidikan Biologi 2A/ 2

Dosen : Saifullah Hidayat, S.Pd., M.Sc.

Asisten Lab. : -

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2021
Acara 1

KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI HEWAN ANGGOTA


INVERTEBRATA
Kamis, 04 Maret 2021
A. Tujuan
1. Mengidentifikasi contoh hewan anggota Invertebrata
2. Menganalisis beberapa karakter penting dalam klasifikasi hewan anggota
invertebrate.
B. Dasar Teori
Zoologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu zoion,
yang berarti “hewan” dan logos berarti “ilmu”. Jadi zoology merupakan ilmu
yang mempelajari mengenai hewan, seperti perkembanagn embrio, evolusi,
distribusi ekologi, perilaku, serta klasifikasi hewan. Kajian dari ilmiah
zoology dimulai sejak abad ke-16 (Anonym, 2019).
Invertebrata atau yang disebut juga avertebrata merupakan kelompok
hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata mencakup 95 %
spesies hewan yang diketahui. Invertebrate juga menempati hamper setiap
permukaan bumi, mulai dari air mendidih, di laut, hingga ke tanah antartika
yang berbatu dan beku. Invertebrate memiliki cara beradaotasi yang sangat
bervariasi sehingga menghasilkan keanekaragaman yang sangat bervariasi
juga. Mulai dari spesies yang hanya terdiri dari sel-sel lapisan ganda yang
pipih hingga spesies dengan kelenjar pemintal sutra, duri-duri yang berputar,
lusinan kaki yang berbuku-buku, maupun tentakel yang ditutupi dengan
mangkok penghisap (Rahmadina, 2019).
Hewan invertebrate dapat dibedakan menjadi beberapa filum, antara lain:
protozoa, porifera, coelenterate, Plathyhelminthes, nemathelminthes,
annellida, Mollusca, Echinodermata, dan artropodha (Rusyana, 2014).
Fenomena keanekaragaman hewan yang sanagat unik juga telah
dijelaskan dalam beberapa ayat al-qur’an, diantaranya : Semut dalam Q.S An-
Naml : 18, Lebah dalam Q.S An-Nahl: 68-69, Rayap dalam Q.S Saba’:14,
Nyamuk dalam Q.S Al-Baqarah: 26, dan Lalat dalam Q.S Al-Hajj-73 (Zainal,
2010).
C. Metode
1. Alat
a. Alat penangkap
b. Kamera
c. Sarung tangan (jika dibutuhkan)
d. Penggaris
2. Bahan
a. 5 spesies hewan anggota invertebrate berbeda (Kupu-kupu, lalat,
semut, capung, dan bekicot)
b. Tisu/ kapas
3. Cara Kerja
Langkah yang pertama adalah mencari 5 spesies anggota
invertebrate yang berbeda di sekitar rumah peneliti. Kemudian
menangkap hewan tersebut dengan berhati-hati, diusahakan bukan hewan
yang berbahaya. Setelah menangkap hewan tersebut kemudian
mengambil foto, mengidentifikasi, serta menganalisis karakter taksonomi
hewan tersebut sesuai dengan table berikut.

Karakter Spesies 1 Spesies 2 Spesies 3 Spesies 4 Spesies 5


Bentuk tubuh
Warna tubuh
Ukuran
panjang,
lebar, tinggi
tubuh
Identifikasi
anggota
tubuh
Alat gerak
Sistem
respirasi
Sistem
sirkulasi
Sistem
digesti
System
ekskresi
Sistem
reproduksi

Setelah menganalisis hewan tersebut kemudian mengklasifikasi


spesies tersebut berdasarkan kategori kingdom, filum, kelas, ordo,
family, genus, dan spesies.

D. Hasil Pengamatan
Dari pengamatan yang dilakukan kita dapat mengetahui hewan
invertebrate yang ada dilingkungan sekitar. Selain itu kita juga dapat
mengetahui karakter serta identifikasi dari hewan tersebut. Dalam
pengamatan kali inipengamat meneliti 5 spesies yang terdiri dari kupu-
kupu, lalat, semut, capung, dan bekicot. Adapun table hasil pengamatan
tersebut adalah:
Tabel 1. Jenis hewan invertebrata pada daerah amatan
No Gambar Nama Kategori
1. Kupu-kupu Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pieridae

Genus : Appias

Spesies : Appias
olferna
2. Capung Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo : Odonata
Famili : Libellulidae
Genus : Pantala
Spesies : Pantala
flavescens
3. Lalat Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Subkelas: Pterygota
Infrakelas: Neoptera
Superordo: Panorpida
Ordo: Diptera

Famili : Muscidae

Genus : muscq

Spesies : M. domestica

4. Semut Kerajaan : Animalia


Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo: Hymenoptera
Sub ordo : Apokrita
Famili : Formicidae
Sub family :Vespoidea
Genus : Solenopsis
Spesies : Solenopsis
invicta
5. Siput Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Stylomatophora
Famili : Achatinidae
Genus : Achatina
Spesies : Achatina
fulica
Tabel 2. Karakter morfologi spesies yang ditemukan

Karakter Kupu-Kupu Capung Lalat Semut Siput

Bentuk Bilateral Bilateral Bilateral Bilateral Bilateral


tubuh
Warna Putih, hitam Ungu, hitam, Abu-abu Merah Cokelat
tubuh orange kuning orange
Ukuran 2,5-3,5 cm P. sayap 6-7 mm 2 mm Panjang : 6
(3,5cm), L. cm
sayap (1cm), Lebar : 3
P. badan cm
(5cm)
Identifika Kepala dengan Kepala Kepala Kepala, Kepala
si bagian Indra (caput) cembung, dada, perut, (caput)
anggota mata, mulut sepasang 3 pasang
Toraks (3 Cangkang/r
tubuh dan antena. mata kaki, dan
segmen/ruas) umah
Dadanya majemuk, Mata
terletak di Abdomen (10 sepasang majemuk 2 pasang
antara kepala segmen/ruas) antena tentakel
dan perut, pendek.Tor
Tubuh
terhubung aks lalat
lunak
dengan kepala rumah
melalui suatu berwarna
membran tipis abu-abu,
yg berperan hitam,
sebagai leher. dengan
Dibagi empat garis
menjadi longitudinal
metatoraks, lebar genap
mesotoraks di
dan protoraks. permukaan
Perut terdiri dorsal.
banyak ruas Seluruh
dan di tubuh lalat
dalamnya ada ditutupi
jantung, alat dengan
kelamin dan rambut
otot kompleks. pendek.

Alat sayap (utk sayap (utk Sayap Kaki/ Otot perut


gerak terbang), kaki terbang), kaki antena
(utk hinggap (utk hinggap)
System Trakhea Trakhea Trakhea Trakhea Paru-paru
respirasi
System Peredaran Peredaran Peredaran Peredaran Peredaran
sirkulasi darah terbuka darah terbuka darah darah darah
terbuka terbuka terbuka

System saluran Pencernaan Mandibula Midgut (mulut-


digesti pencernaan sempurna dan Maksila faring
memanjang (bagian yang berotot-
dari mulut depan,tengah, tereduksi esofagus-
hingga anus. belakang) menjadi tembolok
Terdiri dari proboscis. tipis-
tiga bagian, lambung-
yaitu usus usus halus
depan berkelok
(stomodeum), kelok-anus)
usus tengah
(mesenteron),
dan usus
belakang
(proktodeum).
System Pembuluh Pembuluh Pembuluh Pembuluh Ginjal
ekskresi Malpighi Malpighi Malpighi Malpighi
System Metamorfosis Metamorfosis Metamorfos Alat Bertelur
reproduks sempurna tidak is sempurna Reproduksi (Ovipar)
i sempurna berada di
metasoma
dan
mengalami
metamorfos
is sempurna

E. Pembahasan
1) Kupu-kupu
Kupu-kupu merupakan ordo Lepidoptera dan kelas insecta.
Lepidoptera berasal dari nama latin lepido yang berarti sisik dan nama
yunani ptera yang berarti sayap. Lepidoptera dikenali dengan adanya
sisik-sisik halus pada sayap dan permukaan tubuh. Sisik tersebut
mengandung pigmen yang memberikan variasi warna pada sayap dan
tubuh kupu-kupu. Pada pengamatan kali ini pengamat meneliti kupu-
kupu dari family pieridae. Kupu-kupu ini memiliki warna putih dan
terdapat bercak hitam serta garis hitam di tepi sayapnya dan berukuran
2,5 – 3,5 cm.
a. Struktur Tubuh
Tubuh kupu-kupu dibedakan atas kepala, torak, dan
abdomen. (1) Pada kepala terdiri atas antenna, mata, palpi dan
proboscis. Kupu-kupu memiliki sepasang mata majemuk spheris,
dan setiap mata tersusun atas 17000 ommatidia yang berfungsi
untuk mengenali bentuk, warna, dan gerakan sedangkan mata
tunggal berfungsi untuk mengetahui intensitas cahaya. Sedangkan
antena kupu-kupu terletak diantara kedua mata kupu-kupu.
Antena ini digerakkan secara volunteer dan berfungsi seperti
radar, antara lain untuk mengetahui lokasi pasangan, untuk
mendeteksi angina dan bau di udara. Pada antenna ini terdapat
banyak organ sensorik yang disebut sensillae. Palpi/ labial palpi
merupakan tonjolan kecil yang muncul dari bagian depan kepala
kupu-kupu. Palphi ini berfungsi untuk mendeteksi sumber
makanan untuk kupu-kupu dewasa seperti nectar, urine, getah
pohon dan lain-alin. Sedangkan proboscis merupakan pasangan
separuh lingkaran yang berbentuk huruf C yang saling berkaitan,
dengan kata lain proboscis merupakan sebuah belali yang
berfungsi untuk menyedot makanan.
(2) Torax terdiri atas tiga ruas yang disebut dengan segmen.
Pada thorax ini terdapat 3 pasang tungkai, 2 pasang sayap, dan
sekumpulan otot yang digunakan untuk terbang. Pasangan tungkai
pertama terdapat pada protorax (ruas dada pertama), pasangan
tungkai kedua dan pasangan sayap depan terdapat pada
mesothorax (ruas dada tengah) dan pasangan tungkai ketiga serta
pasangan sayap kedua terdapat pada bagian methatorax (ruas dada
terakhir). Kupu-kupu ini memiliki 3 pasang tungkai. Sayap kupu-
kupu tersusun atas selaput yang ditutupi sisik. Sisik ini berfungsi
sebagai pengatur suhu tubuh dan penghasil feromon. Pasangan
sayap yang lebih besar berada di depan sedangkan yang lebih
kecil berada di belakang.
(3) Abdomen, yang didalamnya tergantung system digestif,
alat pernapasan, jantung tabung, dan organ seksual. Abdomen
sendiri terdiri atas 10 ruas dimana tergum pada bagian dorsal dan
sternum pada bagian ventral. Ruas pertama hingga ketujuh
terdapat spirakel yang berfungsi sebagai jalan masuknya udara,
sedangkan 3 ruas terakhir berfungsi sebagai alat genitalia.

Gambar 1. Struktur tubuh Kupu-kupu


https://www.google.com

b. Sistem Pencernaan Makanan


Kupu-kupu mempunyai saluran pencernaan memanjang
dari mulut (proboscis) hingga anus. Saluran ini terdiri dari tiga
bagian, yaitu usus depan (stomedeum), usus tengah (Masenteron),
dan usus belakang (proktodeum). Usus depan berfungsi mengatur
jalannya makanan menuju usus tengah, usus tengah mempunyai
fungsi untuk mensekresi enzim-enzim pencernaanke dalam lumen
penyerapan makanan ke dalam tubuh, dan usus belakang
berfungsi sebagai alat pengeluaran feses (Triplehorn & Johnson,
2005).

c. Sistem Sirkulasi
Kupu-kupu memiliki system peredaran darah terbuka.
Darah pada kupu-kupu disebut hemolimfe yang memiliki warna
kekuningan atau kehijauan. Sistem peredaran darah terbuka
dimulai dari jantung yang memompa darah menuju ke aorta dan
keluar ke homosel kemudian mengalir dan mengenai jaringan dan
alat-alat tubuh lainnya.

d. Sistem Pernapasan
Spirakel merupakan lubang pernapasan yang terhubung
dengan trachea di dalam tubuh. Udara dapat mengalir masuk atau
meninggalkan tubuh sesuai dengan gerakan terbuka atau
tertutupnya spirakel. Di bagian dalam trachea terdapat kantung
udara yang berdinding tipis. Kantung udara ini mudah untuk
ditekan otot-otot tubuh sehingga memudahkan sirkulasi udara.
Selain itu pada trachea memiliki cabang-cabang halus yang
disebut tracheolus. Pada tracheolus ini udara akan disuplai ke
seluruh jaringan tubuh dan karbon dioksida dibawa keluar.

e. Sistem Ekskresi
Kupu-kupu memiliki system ekskresi berupa tubulus
Malpighi yang terbuka kebagian depan dari hidgut (usus
belakang).

f. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi pada kupu-kupu bersifat gonokoristik
(alat kelamin jantan dan betina terpisah). Kupu-kupu mengalami
metamorphosis sempurna mulai dari telur – larva (ulat) – pupa
(kepompong) – imago (dewasa). Larva tersebut terdiri atas kepala
dan 13 segmen tubuh (3 segmen toraks dan 10 segmen abdomen).
Kupu-kupu yang keluar dari kepompong sudah siap untuk
bertelur.
2) Capung
Capung merupakan salah satu jenis serangga dalam kelas insekta
dengan ordo odonata. Odonata berasal dari kata “odonot” yang berarti
gigi. Pantala flavescens dalam pengamatan memiliki panjang sayap
3,5 cm, lebar sayap 1 cm, dan panjang 5 cm. Selain itu memiliki
warna biru keunguan pada bagian tengah, bagian ekor berwarna
hitam dengan corak orange, dan kaki berwrana hitam. Selain itu
capung jenis ini memiliki sayap belakang yang berlekuk dan lebih
lebar dari sayap depan. Adapun identifikasi dari capung adalah
sebagai berikut: (Rizal dan Hadi, 2015)
a. Struktur Tubuh
Capung memiliki struktur tubuh yang terdiri atas tiga
bagian, yaitu : Kepala (caput), dada (toraks), dan perut
(abdomen). (1) Pada kepala terdapat mulut, antenna, mata
majemuk, mata tunggal. Adapun secara rinci terdiri atas
antiklipeus, sungut, mata majemuk, labium, mandibel, maksila,
mata tunggal, oksiput, postklipeus, postgena dan verleks.
Sedangkan kepala bagian belakang terdapat lubang (Foramen
magnum atau foramen Oksipitale) melalui lubang ini terdapat urat
saraf ventral, trakea, system saluran pernapasan, dan saluran
darah dorsal. Kemudian memiliki tubuh yang panjang dan
ramping. Mata majmuk terdapat pada permukaan paling atas
digunakan untuk menangkap gerakan sedangkan yang bagian
bawah digunakan untuk menangkap bayangan. Sayap pada
capung merupakan tonjolan dari bagian mesotoraks dan
metatoraks. Sayap capung berurat dan memiliki struktur berupa
vena, membrane, dan ruang yang terbentuk antar vena.Lembaran
sayap ditopang oleh venasi. Sayap capung memiliki bentuk yang
khas yaitu lonjong dan tembus pandang.
(2) Abdomen pada capung terbagi menjadi 3 bagian, yaitu
tergum (bagian atas), sternum (bagian bawah) dan pleuron
(bagian tengah) pada ruas kedelapan (pada betina) dan
kesembilan (pada jantan) membentuk ovipositor (alat peletakan
telur). Antena capung terletak pada kepala yang berfungsi
penerima rangsang berupa bau, rasa, raba, dan panas. Antenna
tersebut terdiri dari 3 ruas (scape, pedisel, dan flegela). Selain itu
juga berbentuk seperti rambut atau duri yang lebih kecil
ujungnya. Mulut pada capung terdiri atas labrum, sepasang
mandibular, sepasang maksila dan sebuah labium serta hifofaring.
(3) Kaki atau tungkai serangga terdiri dari beberapa
segmen, yaitu kokksa (bagian pertama) yang menempel langsung
pada torax, tronkhanter (ruas kedua) lebih pendek dari ruas kedua
dan menempel dengan ruas ketiga (femur), ruas keempat disebut
tibia dan ruas terakhir disebut petarsus yang terdiri dari sepasang
kuku tarsus. Setiap ruas toraks terdapat satu pasang tungkai dan
kaki yang berjumlah 3 pasang yang memiliki letak yang berbeda
(Anggraini, 2017).

Gambar 2. Struktur tubuh capung


https://www.google.com

b. Sistem Pencernaan Makanan


Capung memiliki system pencernaan yang sempurna
dimulai dari bagian depan, tengah, hingga belakang. Bagian
depan (foregut) terdiri darimulut, faring, kelenjar ludah,
esophagus, crop, dan gizzard yang digunakan untuk menggiling
makanan. Bagian kedua (Midgut) terdiri dari lambung yang
digunakan untuk menghasilkan enzim pencernaan. Selain itu,
pada bagian ini makanan akan diserap dan diedarkan ke seluruh
tubuh oleh darah. Dan bagian ketiga (hindgut) yang terdiri dari
ileum, colon, dan anus yang berfungsi sebagai tempat
pengeluaran sisa makanan.

c. Sistem Sirkulasi
Capung termasuk dalam golongan insecta. Peredaran darah
pada insecta menggunakan system peredaran darah terbuka, yaitu
hemolimfa yang keluar dari jantung akan dialirkan ke seluruh
tubuh dengan bantuan aorta.

d. Sistem Pernapasan
Memiliki system pernapasan yang disebut trachea. Trachea
tersebut berhubungan langsung dengan spirakel (tempat dimana
keluar masuknya udara yang terletak pada bagian perut dan dada).
Di bagian dalam trachea terdapat kantung udara yang berdinding
tipis. Kantung udara ini mudah untuk ditekan otot-otot tubuh
sehingga memudahkan sirkulasi udara. Selain itu pada trachea
memiliki cabang-cabang halus yang disebut tracheolus. Pada
tracheolus ini udara akan disuplai ke seluruh jaringan tubuh dan
karbon dioksida dibawa keluar (Rusyana, 2014).

e. Sistem Ekskresi
Karena capung tergolong dalam insect maka capung
memiliki system ekskresi berupa tubulus Malpighi yang terbuka
kebagian depan dari hidgut (usus belakang) (Rusyana,2014).

f. Sistem Reproduksi
Capung merupakan serangga yang mengalami
metamorphosis tidak sempurna. Terdapat tiga fase yaitu fase
telur, nimfa, dan capung dewasa. Setelah bertelur, capung betina
akan meletakkan telurnya di atas permukaan air atau diselipkan
pada tumbuhan. Setelah menetas telur akan menjadi nimfa, nimfa
ini seperti capung dewasa namun sayapnya belum berkembang
dengan baik. Nimfa tersebut akan semakin dewasa dan akan
mengganti kulitnya dan bakal sayapnya pun ikut membesar
hingga berubah menjadi capung dewasa (Sumartin, 2018).

3) Lalat
Lalat merupakan hewan invertebrate yang masuk ke dalam filum
arthropoda, kelas insect, dan ordo diptera. “Di” artinya dua dan
“ptera” artinya sayap. Jadi diptera adalah serangga yang memiliki dua
sayap. Musca domestica yang diteliti memiliki warna tubuh abu-abu
kehitaman, pada bagian abdomen berwarna kuning dengan ujung
coklat kehitaman. Pada bagian atas torax terdapat 4 garis berwarna
hitam. Memiliki panjang tubuh 7 mm dan sayap 6 mm. Kepalanya
besar dan berwarna coklat gelap, mata yang besar, menonjol, dan
terpisah. Serta memiliki sayap yang tipis, transparan, dan pada
ujungnya berwarna kuning.
a. Struktur Tubuh
Lalat memiliki tubuh beruas-ruas dengan tiap bagian tubuh terpisah
secara jelas. Memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, yang terbagi
atas tiga bagian yaitu kepala, thorax dan abdomen. Selain itu
mempunyai sepasang antenna (sungut) pendek, 1 pasang mata
majemuk, 3 pasang kaki, dan 1 pasang sayap. Selain itu tubuh lalat
ditutupi oleh rambut pendek (Menkes RI No.50, 2017)
Gambar 3. Struktur Tubuh Lalat Rumah
https://www.google.com

b. Sistem Pencernaan Makanan


Melihat bentuk mulutnya, lalat rumah hanya dapat
memakan makanan cair atu butiran yang kecil. Mandibula dan
maksila tereduksi dan membentuk proboscis. Diujung proboscis
terdapat labrlla yang dapat melebar saat lalat makan. Labella ini
berfungsi untuk menyerap dan mengadsorbsi makanan yang
berupa cairan. Sedangkan yang berbentuk padatan disekresei
terlebih dahulu dengan air liur.

c. Sistem Sirkulasi
Lalat termasuk dalam golongan insecta. Peredaran darah
pada insecta menggunakan system peredaran darah terbuka, yaitu
hemolimfa yang keluar dari jantung akan dialirkan ke seluruh
tubuh dengan bantuan aorta.

d. Sistem Pernapasan
Seperti serangga pada umumnya lalat memiliki system
pernapasan yang disebut trachea. Trachea tersebut berhubungan
langsung dengan spirakel (tempat dimana keluar masuknya udara
yang terletak pada bagian perut dan dada). Di bagian dalam
trachea terdapat kantung udara yang berdinding tipis. Kantung
udara ini mudah untuk ditekan otot-otot tubuh sehingga
memudahkan sirkulasi udara. Selain itu pada trachea memiliki
cabang-cabang halus yang disebut tracheolus. Pada tracheolus ini
udara akan disuplai ke seluruh jaringan tubuh dan karbon dioksida
dibawa keluar (Rusyana, 2014).

e. Sistem Ekskresi
Karena lalat tergolong dalam insect maka capung memiliki
system ekskresi berupa tubulus Malpighi yang terbuka kebagian
depan dari hidgut (usus belakang) (Rusyana, 2014).

f. Sistem Reproduksi
Lalat merupakan jenis insect yang mengalami
metamorphosis sempurna dimulai dari telur, larva, kepompong,
hingga lalat dewasa. Telur lalat berwarna putih dan pada saat
bertelur lalat mampu menghasilkan 120-130 butir telur serta
menetas pada suhu 30o C. Pada fase larva ini melewati 3 fase yaitu
instar I, Instar II, dan Instar III. Larva memiliki sepasang spirakel
posterior yang jelas serta memakan bakteri untuk
perkembangannya. Ketika terjadi pupasi larva akan mengerut dan
membentuk puparium. Pada fase ini memiliki bentuk bulat lonjong
dengan warna coklat hitam dan memiliki selaput luar (posterior
spirakel) yang digunakan untuk menentukan jenisnya. Setelah
melewati masa pupa kan berubah menjadi lalt muda namun
saypnya belum begitu kuat hingga berubah menjadi lalat dewasa
dan memiliki sayap yang sempurna.

4) Semut
Semut api (Solenopsis invicta) merupakan hewan avertebrata yang
masuk dalam kelas insect dan ordo Hymenoptera. Semut api memiliki
warna abdomen berwarna coklat. Ukuran panjang tubuh 2 mm dengan
seluruh tubuh ditutupi dengan rambut panjang dan warna tubuh coklat
kemerahan.
a. Struktur Tubuh
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala,
mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Semut memiliki antenna,
kelenjar metapleural, dan bagian perut yang berhubungan langsung
ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) diantara
mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma
(perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Semut ini
juga memiliki pedicel dengan dua node (petiol dan postpetiol).
Tubuh semut dilindungi oleh eksoskeleton (kerangka luar) dan juga
berfungsi sebagai tempat melekatnya otot. Selain itu semut juga
memiliki spirakel (lubang pernapasan) dibagian dada yang
digunakan untuk system respirasi. Semut api juga memiliki mata
majemuk yang terdiri atas kumpulan lensa kecil yang digunakan
untuk mendeteksi gerakan. Semut juga memiliki 3 oselus yang
berada di puncak kepalanya yang digunakan untuk mendeteksi
perubahan cahaya. Adapun untuk mendeteksi adanya rangsangan
kimiawi, alat komunikasi, dan mendeteksi fermon semut
menggunakan sepasang antenanya. Pada bagian kepala terdapat
sepasang rahang (mandibula) yang berfungsi untuk membawa
makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk
pertahanan.
Pada bagian dada terdapat 3 pasang kaki dan disetiap
ujungnya terdapat cakar kecil yang diguanakan untuk memanjat
dan berpijak pada permukaan.
Di bagian perut terdapat banyak organ penting termasuk
organ reproduksi semut memiliki sengat yang terhubung dengan
semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan
melindungi sarangnya (Taib, 2016).
Gambar 4. Struktur tubuh semut api
https://www.google.com

b. Sistem Pencernaan Makanan


Ketika semut makan, maka makanan tersebut akan
disalurkan ke bagian midgut. Sehingga semut akan mendapatkan
nutrisi yang cukup. Namun semut juga menyimpan makanannya
dalam crop. Makanan yang disimpan disini akan diteruskan ke
bagian midgut jika semut merasa lapar.

c. Sistem Sirkulasi
Sama dengan jenis insect lainnya, semut memiliki
peredaran terbuka yaitu hemolimfa yang keluar dari jantung akan
dialirkan ke seluruh tubuh dengan bantuan aorta.

d. Sistem Pernapasan
Seperti serangga pada umumnya Memiliki system
pernapasan yang disebut trachea. Trachea tersebut berhubungan
langsung dengan spirakel (tempat dimana keluar masuknya udara
yang terletak pada bagian perut dan dada). Di bagian dalam
trachea terdapat kantung udara yang berdinding tipis. Kantung
udara ini mudah untuk ditekan otot-otot tubuh sehingga
memudahkan sirkulasi udara. Selain itu pada trachea memiliki
cabang-cabang halus yang disebut tracheolus. Pada tracheolus ini
udara akan disuplai ke seluruh jaringan tubuh dan karbon dioksida
dibawa keluar (Rusyana, 2014).

e. Sistem Ekskresi
Karena semut tergolong dalam insect maka capung
memiliki system ekskresi berupa tubulus Malpighi yang terbuka
kebagian depan dari hidgut (usus belakang) (Rusyana, 2014).

f. Sistem Reproduksi
Semut api dalam siklus hidupnya mengalami metamorphosis
sempurna. Telurnya sangat kecil dan berwarna putih susu. Telur
tersebut akan menetas menjadi larva. Larva ini berwarna putih
seperti ulat dengan kepala menyempit ke arah depan. Kemudian
larva kan berubah menjadi pupa. Pupa tersebut memiliki bentuk
seperti semut dewasa namun lebih lunak, berwarna putih krem, dan
tidak aktif. Kemudia semut muda berubah menjadi semut dewasa
setelah beberapa hari dan akan mengalami proses pengerasan dan
penggelapan kutikula.alat reproduksi semut ini berada pada
metasoma atau bagian perut.

5) Bekicot
Bekicot merupakan salah satu hewan invertebrate yang masuk
kedalam filum molusca. Mollusca sendiri merupakan hewan bertubuh
lunak dan tidak memiliki ruas. Pada umumnya tubuh Mollusca
berbentuk triploblastic, bilateral, dan mempunyai sejenis mantel yang
menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok ini
berfungsi sebagai tempat tinggal (rangka luar). Mollusca mempunya
struktur tubuh berotot yang isebut kaki yang memiliki bentuk dan
fungsi yang berbeda. Molusca memilikialat pencernaan yang lengkap
mulai dari mulut yang mempunyai radula (lidah parut) sampai anus
terbuka yang berada di daerah rongga mantel.selain itu sudah
dilengkapi dengan kelenjar pencernaan yang berkembang dengan
baik, memiliki peredaran darah terbuka kecuali dalam kelas
cephalopoda, bernafas menggunakan insang atau paru-paru, mantel
atau bagian epidermis. Sedangkan alat ekskresi berupa ginjal, system
saraf terdiri dari 3 pasang ganglion (cerebral, visceral, dan pedal) yang
dihubungkan saraf longitudinal dan memiliki alat reproduksi terpisah
atau bersatu, baik internal maupun eksternal (Rusyana, 2014). Adapun
klasifikasi dan identifikasi lebih lanjut dari bekicot adalah sebagai
berikut (Wijaya, 2018):
a. Struktur Tubuh
Memiliki tubuh bercangkok (concha) yang berputar ke arah
kanan (dekstral). Putaran tersebut berasal dari apeks melalui
whorl hingga ke aperture. Bagian tengah sebagai sumbu putaran
dinamakan kollumella, namun tidak tampak dari luar.
Cangkok bekicot berasal dari bahan kapur yang kuat dan
didalamnya mengandung lapisan mutiara. Selain itu cangkang
bekicot terpilin spiral (body whorl) dengan jumlah putaran tujuh,
memiliki bentuk cangkang fusiform, tidak memiliki tutup
cangkang (operculu) dan memiliki warna coklat deng pola garis
gelap.

Gambar 5. Bagian cangkok Achantina fulica


https://www.google.com
Adapun bagian tubuh bekicot terdiri atas (1) kepala yang
terdapat mulut, 2 pasang tentakel (Sepasang tentakel yang
panjang dan tegak ke atas terdapat mata dan sebagai alat penerima
rangsang, sedangkan sepasang tentakel yang pendek dan
mengarah ke bawah berfungsi sebagai kemoreseptor tau penerima
rangsang kimiawi serta sebagai alat peraba), (2) leher (pada sisi
sebelah kanan terdapat lubang genital), (3) kaki perut (terdiri atas
otot yang kuat untuk merapat, lebar dan pipih, dan mengandung
banyak lendir), (4) viscera yang belum jelas batasnya.

Gambar 6. Morfologi Achantina fulica


https://www.google.com

b. Sistem Pencernaan Makanan


Makanan berupa tumbuhan yang dipotong oleh rahang zat
tanduk (mandibula) kemudian dikunyah oleh radula dan diserap
zat intestine. Saluran pencernaan terddiri atas rongga mulut -
faring – esophagus – tembolok – lambung – intestine – rectum –
anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah
hati dan pancreas.

Gambar 7. Radula Achantina fulica


https://www.google.com

c. Sistem Sirkulasi (Peredaran darah)


Jantung terdapat dalam cavum pericardi yang terdiri atas 2
bagian yaitu atrium dan ventrikel. Dari ventrikel keluar aorta yang
bercabang 2 yaitu (1) cabang berjalan kearah anterior mensuplai
darah bagian tubuh bagian kepala kemudian membelok ke rah
ventral menjadi arteria pedalis yang mensuplai darah ke bagian
kaki, (2) cabang yang berjalan ke arah posterior menyuplai darah
bagian visceria. Kemudian darah menuju homocelom kemudian
menuju paru-paru hingga kembali lagi ke atrium dan menuju
ventrikel. Darah tersebut berwarna biru (haemocyanin) yang
berfungsi untuk mengikat O2, zat-zat makanan, dan sisa
metabolisme.

d. Sistem Pernapasan
Berupa paru-paru yang merupakan modifikasi dari rongga mantel
yang kaya akan kapiler-kapiler darah.

e. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa nephridia, terletak didekat jantung dan
saluran uretranya terletak di dekat anus.

f. Sistem Reproduksi
Achantina fulica bersifat hermafrodit, namun untk fertilisasi
dibutuhkan spermatozoa dari individu lain karena spermatozoa
dari induk yang saa tidak bisa membuahi sel telur. Ova dan
spermatozoa dibentuk bersama-sama di ovotestis. Ovotestis
berupa kelenjar kecil berwarna putih kemerahan yang terletak
diantara kelenjar pencernaan. Saluran yang terdapat pada
ovotestis adalah duktus hermaproditikus dan spermaviduk
(saluran telur/ oviduk dan saluran semen/ vasdeferens). Vagina
dan penis memiliki hubungan terbuka dengan satu ruangan yaitu
atrium genital yang memiliki lubang ke luar (porus genitalis).
F. Kesimpulan
Dari pengamatan yang dilakukan terdapat beberapa hewan anggota
invertebrate yang berada di daerah sekitar diantaranya yaitu : kupu-kupu,
capung, lalat, semut, dan bekicot. Kupu-kupu, capung, lalat, dan semut
masuk dalam filum dan kelas yang sama yaitu filum arthropodha dan kelas
insect. Karena mereka masuk ke dalam kelas yang sama sehingga terdapat
beberapa karakteristik yang sama. Diantaranya yaitu : bentuk tubuh yang
simetri radial, anggota tubuh yang terdiri dari kepala, dada, dan perut,
system respirasi yang berupa trachea, system sirkulasi berupa peredaran
darah terbuka, dan system ekskresi berupa pembuluh Malpighi. Sedangkan
bekicot masuk kedalam ordo Mollusca dan kelas gastropodha. Meskipun
sama-sama memiliki bentuk tubuh simetri bilateral namun memiliki
anggota tubuh dan beberapa system lainnya yang berbeda. Anggota tubuh
terdiri kepala, cangkang, tentakel, dan tubuh yang lunak. Memiliki alat
gerak berupa perut, system respirasi berupa paru-paru dan memiliki
system ekskresi berupa ginjal.

G. Daftar Pustaka

Anonym. 2019. Petunjuk Praktikum Zoologi Invertebrata. Semarang :


Universitas Islam Negeri Semarang.

Anggraini, Maya. 2017. Karakter Morfologi dan Morfometri Capung


Ciwet (Pantala flavescens) Di Kawasan Tiga Juhar Kecamatan
Sinembah Tanjung Muda Hulu, Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas
Biologi. Universitas Medan Area, Medan.

Kementrian kesehatan RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan tentang


Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit serta
Pengendaliannya. Jakarta: Kemenkes RI.
Rahmadina. 2019. Taksonomi Invertebrata. Medan: UINSU.

Rizal, Samsul dan Mochamad Hadi. 2015. Inventarisasi Jenis Capung


(Odonata) Pada Areal Persawahan Di Desa Pundenarum
Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak. BIOMA. 17 (1). 16-20

Ruslan, Hasni. 2015. Keanekaragaman Kupu-Kupu. Jakarta: LPU –


UNAS.

Rusyana, Adun. 2014. Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta.

Sumartin, Erni. 2018. Inventarisasi Keanekaragaman Jenis-Jenis Capung


Di Kecamatan Sumberharta. Skripsi. FMIPA, Pendidikan Biologi,
STKIP-PGRI, Lubuklinggau.

Taib, Minarti. 2016. Ekologi Semut Api (Solenopsis invicta). Gorontalo:


SMP Negeri Widyakrama.

Wijaya, Dede Rangga. 2018. Identifikasi Mollusca Jenis Keong di


Persawahan Desa Lamburluar. Skripsi. FTIK, Tadris Biologi, UIN
Sulthan Thaha Saifuddin, Jambi.

Zainal, Abidin. 2010. Studi Keanekaragaman Serangga di Vegetasi


Savana Taman Nasional Bromo Tangger Semeru. Malang:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
H. Lembar Pengesahan
Jepara, 09 Maret 2021
Mengetahui,
Dosen pengampu Praktikan

Saifullah Hidayat, S.Pd., M.Sc. Fatikha Amalia

Anda mungkin juga menyukai