Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

MANAJEMEN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN

Disusun oleh
Nama : Dina Martini Silalahi
NIM : 2017/ 19392/ EP
Kelas : SMBP B
Jurusan : Ekonomi Pertanian
Acara I : Morfologi Umum Hama Tanaman
Co. Ass : Irfan Eko Hari Nugroho

INSTITUT PERTANIAN STIPER


YOGYAKARTA
2018
I. ACARA I : Morfologi Umum Hama Tanaman
II. TANGGAL : 28 Agustus 2018
III. TUJUAN : Mengenal ciri-ciri morfologi penting beberapa fillum
binatang yang sebagian anggotanya menjadi hama
tanaman
IV. TINJAUAN PUSTAKA
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi
dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi.
Dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat
di Indonesia. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama
(Kalshoven 1981). Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, atau
musuh alami (Christian & Gotisberger 2000). Kebanyakan spesies
serangga bermanfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000 spesies telah
berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan
hampir setiap tahun. Karena alasan ini membuat serangga berhasil dalam
mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi,
kapasitas reproduksi yang tinggi, kemempuan memakan jenis makanan
yang berbeda, dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya.
(usupress.usu.ac.id)
Serangga merupakan Filum Arthropoda (termasuk pada kelas insekta).
Filum Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ;
podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku,
atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh
Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya.
Arthropoda adalah nama lain hewan berbuku-buku.
Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah
arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan
dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa
ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk
berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis
hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap
berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika
Selatan. Filum Arthropoda sebagian berperan sebagai mangsa dari
sejumlah hewan predator yang terdiri atas arthropoda lain dan spesies
bukan arthropoda. Ikan dan kadal memangsa nyamuk, katak besar
mengkonsumsi scarabidae, burung mynah memakan belalang, itik
memakan wereng dsb. Ikan Gambusia affinis misalnya, telah luas
digunakan di berbagai tempat di dunia untuk mengendalikan larva
nyamuk. 
Beberapa arthropoda predator menggunakan alat mulut untuk
menggigit dan mengunyah mangsanya, seperti mantidae, capung, dan
kumbang buas. Lainnya seperti Hemiptera, larva Neuroptera, lalat dan
tungau tertentu, menggunakan alat mulut pencucuk dan pengisap untuk
mengkonsumsi cairan tubuh mangsa. Sebagian predator nampak gesit,
pemburu yang rakus, secara aktif mencari mangsa di tanah atau pada
vegetasi, seperti dilakukan oleh kumbang buas, serangga sayap jala
(lacewing) dan tungau, atau menangkap mangsa ketika terbang seperti
dilakukan oleh capung (dragonfly) dan lalat perompak (robberfly).
Kebanyakan spesies bersifat predator pada stadia muda maupun
dewasa, namun ada yang menjadi predator pada stadia larva saja,
sedangkan imago mengkonsumsi madu atau lainnya. Adapula spesies
bukan predator terutama betina, mencari mangsa untuk larvanya dengan
meletakkan telur di dekat mangsa, karena larva sering tidak dapat mencari
pakan sendiri. Lalat syrphidae misalnya, meletakkan telur di dekat koloni
aphids yang berguna sebagai sumber makanan saat telur menetas menjadi
larva yang buta dan tidak berkaki.
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Alat Tulis
B. Bahan
1. Cacing perut
2. Belalang
3. Bekicot
4. Tikus sawah
5. Babi hutan
6. Kumbang tanduk
7. Kutu daun
8. Burung pipit
VI. CARA KERJA
a. Lihat bahan tersebut dengan memakai kaca pembesar atau mikroskop.
b. Perhatikan :
1. Tubuh : bentuk, ukuran, bagian-bagiannya.
2. Kaput (kepala) : bentuk, bagian-bagiannya seperti mata, oceli,
antena, dan alat mulut (tunjuk bagian-bagiannya)
3. Thorax : jumlah dan nama ruas, jumlah dan letak kaki, jumlah dan
letak sayap, bagian-bagian kaki
4. Abdomen, jumlah ruas, letak typanum dan spikalum, serta alat
genitalia.
c. Gambarkan bahan tersebut dan sebutkan bagian-bagiannya.
d. Buatlah catatan tentang biologi termasuk perilakunya, macam tanaman,
sumber pakan dan gejala/tanda serangan yang diitimbulkan.
e. Simpulkan mengenai ciri-ciri umum, morfologi serangga, biologi
termasuk perilakunya.
5.
VII. HASIL PEGAMATAN
1. Nematoda paru akar (Meloidogyme gramminicola)

a. Deskripsi
 Hama Tanaman : Padi
 Tipe Mulut :
 Metamorfosi :
 Tipe Sayap :
 Morfologi :
b. Taksonomi
 Kingdom : Animalia
 Filum : Nemathelminthes
 Kelas : Nematoda
 Ordo : Thylenchina
 Family : Heteroderidae
 Genus : Meloidogyne
 Spesies : Meloidogyne sp.
2. Nematoda luka akar (Pratylencus sp.)

a. Deskripsi
 Hama Tanaman :
 Tipe Mulut :
 Metamorfosi :
 Tipe Sayap :
 Morfologi :

b. Taksonomi
 Kingdom : Animalia
 Filum : Nematoda
 Kelas : Secernentea
 Ordo : Rylenchida
 Genus : Pratylenchus
 Spesies : Pratylenchus sp.
3. Susuh Kura (Sulcospira testudinaria)

a. Deskripsi
 Hama Tanaman :
 Tipe Mulut :
 Metamorfosi :
 Tipe Sayap :
 Morfologi :

b. Taksonomi
 Kingdom : Animalia
 Filum : Molusca
 Kelas : Gastropoda
 Ordo :-
 Family : Pachychilidae
 Genus : Sulcophira
 Spesies : S. testudinaria
4. Bekicot (achatima fullica)

a. Deskripsi
 Hama Tanaman :
 Tipe Mulut :
 Metamorfosi :
 Tipe Sayap :
 Morfologi :

b. Taksonomi
 Kingdom : Animalia
 Filum : Chordata
 Kelas : Mamalia
 Ordo : Rodentia
 Family : Murinae
 Genus : Rattus
 Spesies : R. argentiventer
5. Babi hutan (Sus barbatus)
Keterangan :

1. Kaki
2. Ekor
3. Telinga
4. Mata
5. Hidung
6. Taring
7. Mulut

a. Deskripsi
Babi hutan berukuran sedang, panjang total tubuhnya 120-220,
berat badan mencapai 150kg. Tubuhnya nampak di tumbuhi
rambur-rambut panjang tetapi jarang. Kulitnya berwarna coklat,
kepala nampak besar, kurang proporsional jika dibandingkan
dengan ukuran tubuhnya. Lubang hidung nya menghadap kedepan
mirip corong yang di batasi kulit yang tebal. Taring nya nampak
menyembul ke arah samping dibagian depan kepala dan dibagian
depan bawah telinga terdapat tonjolan. Kaki yang pendek tidak
memungkinkan babi hutan dapat bergerak lincah.
b. Taksonomi
 Kingdom : Animalia
 Filum : Chordata
 Kelas : Mamalia
 Ordo : Artiodacyta
 Family : Suidae
 Genus : Sus
 Spesies : Sus barbatus
6. Kumbang tanduk (Orycetes rhinoceros L.)
Keterangan :

1. Tanduk
2. Kepala
3. Badan
4. Kaki

a. Deskripsi
Kumbang tanduk adalah jenis kumbang yang tersebar luas di
Asia Tenggara. Panjang tubuh 3,5 – 4,5 cm dengan kepala
bertanduk. Tanduk jantan lebih panjang dan melengkung ke
belakang, sedangkan tanduk betina berupa tonjolan. Kumbang
tanduk merupakan hama bagi kelapa. Tipe mulutnya adalah
penggigit pengunyah. Memiliki 2 pasang sayap
b. Taksonomi
 Kingdom : Animalia
 Filum : Arthropoda
 Kelas : Insecta
 Ordo : Coleoptera
 Family : Scarabaeidae
 Genus : Orycetes
 Spesies : Orycetes rhinoceros L.
7. Kutu daun (Myzus Persicae)
Keterangan :

1. Kepala
2. Kaki
3. Mulut
4. Antena

a. Deskripsi
Kutu daun merupakan hama tanaman hortikultura. Ukurannya
kurang dari 1 cm. Berwarna putih bisa juga hijau. Tipe mulutnya
penggigit pengunyah. Sayapnya 2 pasang atau 4 sayap.
Metamorfosis kutu daun adalah metamorfosis tidak sempurna.
b. Taksonomi
 Kingdom : Animalia
 Phylum : Arthropoda
 Class : Insecta
 Ordo : Hemiptera
 Family : Aphididae
 Genus : Myzus
 Species : M. persicae
8. Burung pipit (Lonchura punctulata)
Keterangan :
1. Mata
2. Sayap
3. Paruh
4. Kaki/Cakar

a. Deskripsi
Burung Pipit termasuk kelas Aves. Ukurannya sekitar 10-20
cm. Termasuk pemakan biji-bijian, sehingga menjadi hama padi.
Tipe mulut paruh pendek dan kuat karena pemakan biji-bijian.
Memiliki 2 sayap/ 1 pasang.
b. Taksonomi
 Kingdom :Animalia
 Phylum : Chordata
 Class : Aves
 Ordo : Passeriformes
 Family : Estrildidae
 Genus : Lonchura
 Species : Lonchura punctulata
VIII. PEMBAHASAN
Pengenalan bentuk dan struktur tubuh hama tanaman
merupakan langkah awal yang penting dalam mempelajari
hama tanaman. Hama tanaman adalah binatang herbivora
yang keberaaannya bertentangan kepentingan
manusia.Pada praktikum kali ini kami menggunakan
bebrapa macam jenis hewan dari beberapa jenis filum
diantarnya adalah filum ashelmintes, filum mollusca, filum
artropoda, filum chordata. Adapun jenis hewan yang kami
guanakan adalah: Siput (Pila ampullacea), Jangkrik (Grillus
assimilis), Burung Pipit (Conchura punctulata), dan Belalang
(Dissosteria carolina).
Siput merupakan hewan jenis moluska, kelas
Gastropoda yang mempunyai cangkang yang berputar.
Siput tidak bertulang belakang (invertebrate). Siput
mempunyai kulit cangkerang yang keras. Hewan
gastropoda lain yang tidak mempunyai cangkang dikenali
sebagai lintah bulan. Siput terdapat di air tawar, air masin,
dan di daratan.Siput bergerak seperti cacing dengan
menukar pengecutan badan bergilir-gilir dengan
menjangkau, pada kelajuan yang perlahan. Siput
menghasilkan lendir untuk membantu pergerakan dengan
mengurangkan geseran. Lendir juga mengelakkan siput
dari cedera dan membantu menjauhi serangga berbahaya
seperti semut. Seekor siput memecahkan makanannya
menggunakan radula, yaitu satu struktur berkitin yang
mengandung kutikula. Siput akan mengisap makanan yang
akan disalurkan. Inilalah sebabnya, kenapa seekor siput
mengunyah makanannya, karena radula mengoyak apa
yang di makan. Ganglion serebrum siput dibagi menjadi
empat bagian. Struktur ini lebih mudah daripada otak
mamalia, reptilia dan burung.
Siput dapat ditemukan pada berbagai lingkungan yang
berbeda dari parit hingga gurun, bahkan hingga laut yang
sangat dalam. Sebagian besar spesies siput adalah hewan
laut. Ada dua jenis keong yang menyerang yaitu keong
emas biasanya aktif memakan tanaman pada pagi hari.
Sedangkan menjelang siang yang aktif yaitu keong
berwarna hitam. Siput merupakanhama tanaman padi yang
sangat merugikan karena sifat dari keong ini yang
herbiforpolifagus, perkembangannya yang sangat cepat
dan pesat, mudah beradaptasi dengan lingkungan, maka
siput ini sangat potensial sebagai hama perusak tanaman
padi atau tanaman kangkung di persawahan. Keong yang
berukuran diameter satu cm saja telah mampu memakan
tanaman. Bibit dan tanaman muda yang baru ditanam
merupakan masa kritis bagi serangan siput ini . Pada
populasi tiga puluh ekor/ m2 tanaman padi muda siput
mampu menghabiskan dalam waktu semalam saja. Pada
tanaman padi yang sudah berumur cukup dewasa siput ini
memakanan tunas -tunas muda, sehingga anakan padi
menjadi berkurang. Aktivitas makan, kawin ,migrasi,
bertelur lebih banyak dilakukan hama keong ini pada
malam hari, karena keong ini tidak tahan terhadap terik
sinar matahari yang menyengat. Cara pengendalian siput
murbei sampai saat ini masih menggunakan pengendaalian
secara mekanis atau fisik yaitu dengan cara menangkap
siput-siput tersebut kemudian dikumpulkan dan dijadikan
bahan makanan.
IX. KESIMPULAN
Dari praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
acara satu dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam melakukan budidaya tanaman sangat banyak
sekali faktor – faktor penghambatnya salah satunya
adalah hama.
2. Hama adalah organisme pengganggu tanaman yang
dapat menyebabkan penurunan produksi tanaman.
3. Pada jenis hama yang kami pilih rata – rata
bermetamorfosis secara tidak sempurna atau tidak
lengkap.
4. Sebagian besar hama adalah jenis serangga.
5. Pengendalian hama yang baik adalah dengan tidak
mengguanakan bahan–bahan kimia melainkan dengan
cara mengguanakan cara–cara alami salah satunya
mengguanakan cara mekanis seperti menggunakan
orang-orangan sawah agar tidak merusak ekosistem.
DAFTAR PUSTAKA

Anieska, M., 2009. Pengenalan    Species Penting Hama Pasca Panen


Kelompok Coleoptera. Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.

Harianto, 2009. Pengenalan dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman


Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao: Jember .

Hidayat, H., 2009. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada


University Press: Yogyakarta .

Mu’in, Abdul, dkk. 2017. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar


Perlindunngan Tanaman. Institut Pertanian STIPER.
Yogyakarta.

Nonadita, 2008. Klasifikasi Hama Kumbang. http://ac.id/kultifasi/art/806/pdf/.


Diakses pada tanggal 14 September 2017.

Yogyakarta, September 2018


Mengetahui
Co. Ass Praktikan
() (Dina Martini Silalahi)

Anda mungkin juga menyukai