Disusun Oleh :
Kelompok 9
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serangga merupakan suatu misteri penciptaan yang luar biasa. Serangga mempunyai jumlah
terbesar dari seluruh spesies yang ada di bumi ini, mempunyai berbagai macam peranan dan
keberadaannya ada dimana-mana, sehingga menjadikan serangga sangat penting di ekosistem
dan kehidupan manusia (Suheriyanto, 2008).
Dari 1,82 juta spesies tumbuhan dan hewan yang telah diidentifikasi, serangga
merupakan kelompok yang paling besar, yaitu mencapai 60% dari spesies tersebut atau lebih
kurang ada 950.000 spesies serangga. Jumlah seluruh serangga baik yang sudah diidentifikasi
secara pasti. Menurut perkiraan pada tahun 1992, jumlah serangga berkisar antara 5 sampai 10
juta spesies (Suheriyanto, 2008).
Hymenoptera adalah salah satu ordo biologi serangga, yang antara lain terdiri
atas tawon, lebah, dan semut. Nama ini merujuk karena serangga ini memiliki sayap yang
bermembran. Sayap belakang terhubung ke sayap depan oleh sejumlah kait disebut hamuli.
Betinanya khas memiliki ovipositor khusus untuk memasukkan telur ke dalam inang maupun
tempat lain yang tak dapat dijangkau. Ovipositor sering termodifikasi atas alat penyengat.
Yang mudanya berkembang melalui metamorfosis sempurna yakni memiliki stadium larva
seperti cacing dan stadium kepompong yang tak atif sebelum dewasa.
Dari sudut kepentingan manusia, ordo ini barangkali berguna dari seluruh kelas
serangga. Ordo ini mengandung banyak sekali jenis yang berharga sebagai parasit-parasit atau
pemangsa-pemangsa dari hama-hama serangga, dan ordo itu mengandung penyerbuk-
penyerbuk yang paling penting dari tumbuh-tumbuhan yaitu lebah-lebah. Hymenoptera adalah
satu kelompok yang sangat menarik dalam hal biologi, karena menunjukkan keragaman yang
besar dari kebiasaan-kebiasaan dan kompleksitas kelakuan yang meningkat dalam hal
organisasi sosial dari tabuhan, lebah dan semut-semut (Borror, 1996).
Kehadiran serangga di alam bisa mendatangkan manfaat dan keuntungan, namun tidak
sedikit pula yang mendatangkan masalah dan kerugian. Salah satu serangga yang dapat
mendatangkan masalah dan kerugian adalah lalat. Lalat termasuk insekta Ordo Diptera yang
ditandai dengan sepasang sayap, yang hidupnya dekat dengan lingkungan manusia dan
penyebarannya sangat luas di seluruh dunia. Seekor lalat dapat membawa 6.500.000 jasad
renik. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu
tempat, kurang lebih 125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut (Melsilawati, 2012)
Diptera berasal dari dua kata bahasa Yunani di artinya dua dan ptera artinya sayap.
Lalat memiliki sifat cosmopolitan artinya kehidupan lalat di jumpai merata hampir di seluruh
permukaan bumi. Diperkirakan di seluruh dunia terdapat lebih kurang 85.000 jenis lalat yang
paling merugikan manusia adalah spesies lalat rumah (Musca domestic), Lalat hijau (Lucilia
sertic), Lalat biru (Calliphora vomituri), dan lalat Latrine (Fannia canicularis)
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari ordo Diptera dan Hymenoptera
2. Mengetahui Ciri-ciri, Struktur morfologi dan anatomi dari Ordo diptera dan Hymenoptera.
3. Mengetahui peranan dari Ordo diptera dan Hymenoptera.
BAB II
PEMBAHASAN
2.4 Ciri-ciri
2.4.1 Ordo Hymenoptera
Ukuran tubuh sangat kecil hingga besar. Sayap 2 pasang, seperti selaput, bervena
sedikit, untuk yang berukuran sangat kecil hampir tidak mempunyai vena, sayap depan lebih
besar dari sayap belakang, mempunyai sederetan kait-kait kecil yang ter letak di margin
anterior yang digunakan pada waktu terbang. Antena mempunyai 10 ruas atau lebih. Betina
memunyai ovipositor yang berkembang baik, beberapa jenis ovopositornya bermodifikasi
menjadi alat sengat untuk pertahanan diri (Mochamad dkk, 2009).
Ciri-ciri toraks yang dipakai dalam identifikasi Hymenoptera terutama mencakup
bentuk pronotum sklerit mesothoraks tertentu dan lekukan-lekukan. Bentuk protonum berguna
untuk memisahkan beberapa famili Symphyta, dan bentuknya dari sisi berguna untuk
memisahkan kelompok-kelompok superfamili Apocrita.
2.4.2 Ordo Diptera
1. Bersayap dua (sepasang) tipis
2. Termasuk Endopterygota
3. Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah,
predator dan parasitoid.
4. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang
mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter.
5. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet.
6. Tipe alat mulut bervariasi, umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau
pencucuk pengisap.
7. Pada tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga bagian yaitu:
a. Bagian pangkal yang berbentuk kerucut disebut rostum,
b. Bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum,
c.Bagian ujung yang berupa spon disebut labellum atau oral disc.
8. Metamorfosisnya sempurna (holometabola), melalui stadia: telur —> larva —>
kepompong —> dewasa.
9. Larva tidak berkaki
10. Biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak
sebagai hama, parasitoid dan predator.
11. Pupa bertipe coartacta
2.5 Klasifikasi
2.5.1 Ordo Hymenoptera
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Subkelas : Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Super ordo : Endopterygota
Ordo : Hymenoptera
2.5.2 Ordo Diptera
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Subkelas : Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Super ordo : panorpida
Ordo : Diptera
2.6 Peranan
2.6.1 Ordo Hymenoptera
Anggota ordo ini banyak yang menguntungkan manusia karena sebagai parasit dan
predator hama serta sebagai polinator. Ordo ini terbagi menjadi 2 sub ordo yang kemudian
tiap sub ordo terbagi menjadi beberapa superfamili dan beberapa famili. Kedua sub ordo
tersebut adalah Symphyta (Chalastrogastra) dan sub ordo Apecitra (Clistogastra). Sifat- sifat
karakteristik yang digunakan dalam identifikasi adalah vena sayap, antena, abdomen, kaki,
dan sifat-sifat yang lain (Mochamad dkk, 2009).
2.6.2 Ordo Diptera
Serangga merupakan kelompok makhluk hidup yang memiliki jumlah spesies
terbanyak. Beberapa anggota dari serangga memiliki peranan positif maupun negatif di bidang
pertanian dan kehidupan. Peran negatif serangga dibidang pertanian dan kehidupan adalah
sebagai pemakan tumbuhan budidaya, sebagai vektor penyebab penyakit pada tanaman, dan
sebagai penyebab penyakit pada manusia. Peran positif serangga adalah sebagai polinator atau
penyerbuk, sebagai dekomposer atau pengurai, sebagai predator atau parasitoid (musuh
alami), sebagai bioindikator lingkungan, sebagai penghasil bahan-bahan berguna dan
bermanfaat juga dalam bidang kesehatan (madu).
2.8 Spesies
2.8.1 dari Ordo Hymenoptera
2.8.1.2 Lebah Madu (Apis Indica)
Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya
berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk
dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia
terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.
Sebagai serangga, lebah mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah membuat
sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari
propolis (perekat dari getah pohon) dan malam yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah
betina yang masih muda terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk
sari.
Lebah menjalani metamorfosis lengkap ("holometabola") sehingga terdapat empat tahap
bentuk kehidupan:
1. telur,
2. larva (bentuk ulat),
3. pupa (kepompong),
4. imago (lebah dewasa).
Telur yang menetas akan menjadi larva. Pada tahapan ini, lebah pekerja akan memberi
larva makanan berupa serbuk sari, nektar, serta madu. Sebagian nektar yang dikumpulkan oleh
lebah pekerja disimpan sebagai madu. Setelah beberapa hari, larva berganti menjadi pupa dan
seterusnya menjadi anak lebah. Salah satu syarat hidup lebah adalah adanya tanaman. Secara
umum lebah bisa hidup di seluruh belahanbumi, kecuali di daerah kutub. Hal ini disebabkan di
daerah kutub tidak ada tanaman yang menjadi sumber pakan lebah. Di daerah tropis lebah
dapat berkembang biak dengan baik dan produktif sepanjang tahun karena tumbuhan sebagai
sumber pakan tersedia terus. Di daerah sub tropis lebah tidak produktif pada musim dingin
(Suranto,2004).
Berikut ini klasifikasi dari spesies lebah madu.
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Famili: Apidae
Bangsa: Apini
Genus: Apis
Lebah madu telah di kenal oleh manusia sejak zaman budaya-budaya kuno beberapa
ribu tahun yang lalu. Al Qur'an menempatkan secara istimewa lebah madu menjadi sebuah
judul yaitu An Nahl (Lebah Madu). Dalam salah satu ayatnya (Surah An Nahl ayat 68-69
tertulis:
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah di mudahkan. Kemudian dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Tuhan)
bagi orang-orang yang berpikir”.
Kingdom :Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas :Inseta
Ordo : Diptera
Family : Culicidae
Subfamily : Culicinae
Genus : Aedes
Species : Aedes aegypti
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Muscidae
Genus : Musca
Lalat masuk ke dalam ordo Diptera yaitu memiliki dua pasang sayap (“Di” dua dan “ptera”
sayap). Mata biasanya berukuran besar. Antena memiliki jumlah segmen yang bervariasi
dari 3 – 40 buah. Metamorfosis sempurna dengan larva yang tidak berkaki (S a’adah,
2013).
Ordo ini memiliki tipe alat mulut untuk mengunyah dan menghisap atau menjilat dan
menghisap membentuk alat mulut yang sepeti belalai disebut probosis. Probosis ini dapat
ditarik ke dalam atau dijulurkan sesuai dengan keperluan hewan tersebut. Sesuai dengan
namanya, hewan dari ordo ini mempunyai 2 pasang sayap depan, sedangkan sayap
belakang berubah bentuknya menjadi suatu bulatan kecil yang disebut haltere. Haltere ini
digunakan sebagai alat keseimbangan dan alat untuk mengetahui keadaan angin (Rusyana,
2011).
Lalat rumah (Musca domestica) dapat bertindak sebagai vektor penyakit typus,
penyakitperut
lainnya seperti disentri, diare, kolera, dan penyakit kulit (Kartikasari, 2008).
1.Typus
Demam tifoid merupakan insiden yang paling sering muncul di daerah endemik dan
berkembang seperti di Indonesia. Demam tifoid adalah infeksi bakteri enterik yang
disebabkan oleh Salmonella enterica serovar Typhi atau Paratyphi A. Sebagian besar kasus
disebabkan oleh S. Typhi, Sumber penularannya terutama berasal dari makanan yang
tercemari kuman Salmonella Thypi (Butler, 2011).
3.Kolera
Kolera adalah penyakit diare akut, yang disebabkan oleh infeksi usus akibat terkena
bakteria Vibrio cholera. Infeksi biasanya ringan atau tanpa gejala, tapi terkadang parah.
Kurang lebih 1 dari setiap 20 penderita mengalami sakit yang berat dengan gejala diare yang
sangat encer, muntah – muntah, dank ram di kaki. Bagi mereka ini, kehilangan cairan tubuh
secara cepat ini dapat mengakibatkan dehidrasi dan shock atau reaksi fisiologik hebat
terhadap trauma tubuh.Seseorang dapat terkena kolera apabila minum air atau makan
makanan yang telah terkontaminasi bakteria kolera. Dalam situasi adanya wabah (endemic),
biasanya tinja orang yang telah terinfeksi menjadi sumber kontaminasi (CDC, 2005)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengertian dari Ordo Hymenoptera adalah hymen = selaput, berarti hymenoptera
merupakan Serangga bersayap selaput.
2. Ciri-ciri dari Ordo Hymenoptera yaitu : Sayap seperti selaput tipis, Metamorfosis :
Holometabola, Bersifat sebagai hama (sebagian kecil), parasit, dan predator, serta
penyerbuk. Memiliki Sungut-sungut hymenoptera beragam bentuknya, jumlah ruas-ruas, dan
lokasi pada muka.
3. Peranan dari Ordo Hymenoptera yaitu :
Hama : Kerawai daun (leafcutter bees),
Parasit : Larva memarasit berbagai jenis serangga dari ordo Homoptera, Coleoptera, Diptera
dan Hymenoptera,
Predator : Memangsa berbagai jenis serangga,
Penyerbuk : Jenis lebah, tetapi imago parasit pun dapat berperan sebagai penyerbuk.
4.Ordo Diptera (bahasa Yunani:di berarti “dua”, ptera berarti “sayap”) adalah ordo klasifikasi
dari kelas Insecta (serangga) yang didasarkan atas sayapnya yang mempunyai ciri hanya
menggunakan sepasang sayap tipis yang fungsional untuk terbang, sementara sepasang lain
hanya sebagai pembantu penstabil atau sebagai detektor kecepatan udara (atau dikenal dengan
istilah halterer). Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet.Serangga
anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan
parasitoid.Beberapa anggota dari serangga memiliki peranan positif maupun negatif di bidang
pertanian dan kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA