Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ORDO DIPTERA DAN HYMENOPTERA

Disusun guna memenuhi tugas ujian mata kuliah Entomologi


Dosen pengampu : Lendawati,SKM,M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 9

1. Intan Permata Sari 2013353061


2. Salsabila Elsa Amania 2013353083
3. Silvi Nabila 2013353088

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serangga merupakan suatu misteri penciptaan yang luar biasa. Serangga mempunyai jumlah
terbesar dari seluruh spesies yang ada di bumi ini, mempunyai berbagai macam peranan dan
keberadaannya ada dimana-mana, sehingga menjadikan serangga sangat penting di ekosistem
dan kehidupan manusia (Suheriyanto, 2008).
            Dari 1,82 juta spesies tumbuhan dan hewan yang telah diidentifikasi, serangga
merupakan kelompok yang paling besar, yaitu mencapai 60% dari spesies tersebut atau lebih
kurang ada 950.000 spesies serangga. Jumlah seluruh serangga baik yang sudah diidentifikasi
secara pasti. Menurut perkiraan pada tahun 1992, jumlah serangga berkisar antara 5 sampai 10
juta spesies (Suheriyanto, 2008).
            Hymenoptera adalah salah satu ordo biologi serangga, yang antara lain terdiri
atas tawon, lebah, dan semut. Nama ini merujuk karena serangga ini memiliki sayap yang
bermembran. Sayap belakang terhubung ke sayap depan oleh sejumlah kait disebut hamuli.
Betinanya khas memiliki ovipositor khusus untuk memasukkan telur ke dalam inang maupun
tempat lain yang tak dapat dijangkau. Ovipositor sering termodifikasi atas alat penyengat.
Yang mudanya berkembang melalui metamorfosis sempurna yakni memiliki stadium larva
seperti cacing dan stadium kepompong yang tak atif sebelum dewasa.
            Dari sudut kepentingan manusia, ordo ini barangkali berguna dari seluruh kelas
serangga. Ordo ini mengandung banyak sekali jenis yang berharga sebagai parasit-parasit atau
pemangsa-pemangsa dari hama-hama serangga, dan ordo itu mengandung penyerbuk-
penyerbuk yang paling penting dari tumbuh-tumbuhan yaitu lebah-lebah. Hymenoptera adalah
satu kelompok yang sangat menarik dalam hal biologi, karena menunjukkan keragaman yang
besar dari kebiasaan-kebiasaan dan kompleksitas kelakuan yang meningkat dalam hal
organisasi sosial dari tabuhan, lebah dan semut-semut (Borror, 1996).
Kehadiran serangga di alam bisa mendatangkan manfaat dan keuntungan, namun tidak
sedikit pula yang mendatangkan masalah dan kerugian. Salah satu serangga yang dapat
mendatangkan masalah dan kerugian adalah lalat. Lalat termasuk insekta Ordo Diptera yang
ditandai dengan sepasang sayap, yang hidupnya dekat dengan lingkungan manusia dan
penyebarannya sangat luas di seluruh dunia. Seekor lalat dapat membawa 6.500.000 jasad
renik. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu
tempat, kurang lebih 125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut (Melsilawati, 2012)
Diptera berasal dari dua kata bahasa Yunani di artinya dua dan ptera artinya sayap.
Lalat memiliki sifat cosmopolitan artinya kehidupan lalat di jumpai merata hampir di seluruh
permukaan bumi. Diperkirakan di seluruh dunia terdapat lebih kurang 85.000 jenis lalat yang
paling merugikan manusia adalah spesies lalat rumah (Musca domestic), Lalat hijau (Lucilia
sertic), Lalat biru (Calliphora vomituri), dan lalat Latrine (Fannia canicularis)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari ordo Diptera dan Hymenoptera?
2. Apa ciri-ciri, struktur morfologi dan anatomi dari ordo Diptera Dan Hymenoptera?
3. Bagaimana peranan dari ordo Diptera dan Hymenoptera?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari ordo Diptera dan Hymenoptera
2. Mengetahui Ciri-ciri, Struktur morfologi dan anatomi dari Ordo diptera dan Hymenoptera.
3. Mengetahui peranan dari Ordo diptera dan Hymenoptera.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Ordo


2.1.1 Hymenoptera
            Berasal dari kata hymen yang berarti selaput dan pteron yang berarti sayap. Identifikasi
dari ordo ini adalah mempunyai dua pasang sayap yang menyerupai membran. Sayap
belakang lebih kecil dari sayap muka dan terletak di margin anterior yang digunakan pada
waktu terbang. Alat mulut mandibulata, ovipositor berkembang dengan baik bermodifikasi
sebagai alat pengengat (pada imago betina) (Boror and Delong, 1970).
2.1.2 Diptera
Diptera berasal dari kata Di artinya "dua" dan pteron berarti "sayap". Diptera artinya
serangga yang hanya mempunyai sepasang sayap depan sebab sepasang sayap belakangnya
telah berubah bentuk menjadi bulatan yang disebut dengan "halter". Sayap ini berfungsi
sebagai alat keseimbangan pada saat terbang, alat untuk mengetahui arah, dan juga alat
pendengaran. Stadium larva Diptera disebut "tempayak" atau "belatung" atau "set". Larva
tidak mempunyai kaki, dan hidupnya di tempat-tempat yang lembap atau basah.
Perkembangan hidup Diptera adalah "holometabola" (telur - larva - pupa - imago). Tipe alat
mulut larva bersifat menggigit-mengunyah, sedang imagonya memiliki alat mulut menusuk-
mengisap atau menjilat-mengisap.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Ordo


2.2.1 Hymenoptera
            Tipe perkembangan dari serangga ini adalah holometabola, serangga ini ada yang
parasit, predator, pemakan tanaman dan juga sebagai pemakan bahan-bahan organik
(scavengers). Hymenoptera ini terbagi atas dua sub ordo yaitu Symphyta dan Apocrita. Pada
Symphyta abdomen menyatu dengan toraks, sedangkan pada Apocrita dasar abdomen
mengecil dan mengalami pergentingan dengan toraks (Arora and Dhaliwal, 1999).
2.2.2 Diptera
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila
melanogaster diantaranya yaitu suhu lingkungan, ketersediaan makanan, tingkat kepadatan
botol pemeliharaan, dan intensitas cahaya (Ruslan, 2007).
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal.
Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28oC. Pada suhu ini lalat akan mengalami
satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 18oC, waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar
18-20 hari. Pada suhu 30oC, lalat dewasa yang tumbuh akan steril (Ruslan, 2007).

2.3 Struktur Ordo


2.3.1.1 Morfologi Hymenoptera
            Anggota-anggota yang bersayap dari ordo ini memiliki empat sayap yang tipis. Sayap-
sayap belakang lebih kecil daripada sayap-sayap depan dan mempunyai satu deret kait-kait
kecil (hamuli) pada tepi anterior, dengan alat itu sayap belakang menempel ke satu lipatan
pada tepi anterior sayap depan. Sayap-saya secara relatif  mengandung beberapa rangka sayap,
dan pada beberapa bentuk yang kecil tidak terdapat rangka-rangka sayap sama sekali. Bagian-
bagian mulut mandibulat, tetapi kebanyakan, terutama lebah-lebah, labium dan maksillae
membentuk satu struktur seperti lidah melalui alat itu makanan cairan diambil (Borror, 1996).
            Sungut-sungut hymenoptera beragam bentuknya, jumlah ruas-ruas, dan lokasi pada
muka. Pada Apocrita, jumlah ruas-ruas sungut dan dalam berapa hal, bentuk sungut dapat
berbeda pada dua jenis kelamin. Pada kebanyakan acleata yang jantan mempunyai 13 ruas
sungut dan yang betina memiliki 12. Pada semur-semut, sungut-sungut dengan sangat jelas
bersiku pada ratu-ratu dan pekerja daripada yang jantan (Borror, 1996).

2.3.1.1 Morfologi Diptera


Drosophila dan Arthrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, yaitu suatu seri
segmen yang teratur. Segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu kepala, thoraks,
dan abdomen seperti hewan simetris bilateral lainnya. Drosophila memiliki poros anterior dan
posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut).
Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur member informasi
posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. Setelah fertilisasi,
informasi dengan benar akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen
(Ashburner, 1989).

2.3.2.1 Anatomi Hymenoptera


            Berbeda dengan golongan serangga lain, serangga yang tergolong ordo Hymenoptera
memiliki “thorax” yang terdiri atas empat ruas, yaitu prothorax, mesothorax, metathorax, dan
propedeum. Secara homologi propodeum adalah ruas abdomen yang pertama tetapi secara
evolusioner fungsinya menyatu dengan thorax. Unit abdomen Hymenoptera yang secara
homologi minus abdomen pertama itu dikenal sebagai gester sedangkan thorax dan
propodeum dikenal sebagai alitrunk (Susilo, 2007).
            Hymenoptera terdiri atas dua sub-ordo, yaitu Symphyta (tingkat rendah) dan Apocrita
(tingkat tinggi). Sub-ordo Symphyta mencakup golongan Hymenoptera herbivora yang
dikenal sebagai kerawai daun, sedangkan sub-ordo Apocrita mencakup golongan
Hymenoptera karnivora (predator & parasitoid) dan Hymenoptera eusosial. Perbedaan
morfologi antara Symphyta dan Apocrita adalah bentuk ruas awal gaster dan tipe larvanya.
Ruas awal gaster pada Apocrita berukuran lebih langsing daripada ruas-ruas belakangnya
sehingga membentuk tangkai (petiol). Karena bentuk gasternya yang demikian itu, Sub-ordo
Apocrita dikenal pula sebagai Sub-ordo Symphyta adalah Sub-ordo Clistogastra (Petiolata)
(Susilo, 2007).
2.3.2.2 Anatomi Diptera
Pada umumnya Drosophila melanogaster memiliki warna tubuh kuning kecokelatan
dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. Ukuran tubuh Drosophila
melanogaster berkisar antara 3-5 mm. Sayap Drosophila melanogaster cukup panjang dan
transparan. Posisi sayapnya bermula dari thorax. Urat tepi sayap (costal vein)nya memiliki
dua bagian yang terinterupsi dekat dengan tubuhnya. Sungut (arista)nya pada umumnya
berbentuk bulu dan memiliki 7-12 percabangan. Crossvein posterior umumnya berbentuk
lurus, tidak melengkung. Drosophila melanogaster memiliki mata majemuk berbentuk bulat
agak ellips dan berwarna merah. Hewan ini juga memiliki mata oceli pada bagian atas
kepalanya dengan ukuran relatif lebih kecil dibanding mata majemuk. Thoraxnya berbulu-
bulu dengan warna dasar putih, sedankan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam
(Shorrocks, 1972). 
Selain pengklasifikasian menurut Borror (1992), Wheeler (1981) telah
mengklasifikasikan Drosophila melanogaster ke dalam sub ordo Cyclophorpha, yaitu
pengelompokkan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3 dan memiliki jaw hooks. Selain
itu, Drosophila melanogaster termasuk ke dalam seri Acaliptrata, yaitu imago yang menetas
dari bagian anterior pupa.
Secara morfologi Drosophila jantan dan betina memiliki ciri yang berbeda. Ukuran tubuh
jantan lebih kecil dari betina. Pada Drosophila jantan, sayapnya pun lebih pendek
dibandingkan sayap betina. Drosophila jantan memiliki sisir kelamin (sex comb) yang tidak
dimiliki oleh betina. Hal yang paling memudahkan membedakan Drosophila jantan dan betina
adalah, ujung abdomen jantan lebih tumpul, sementara ujung abdomen betina runcing dan
tidak berwarna hitam (Nio, 1990).

2.4 Ciri-ciri
2.4.1 Ordo Hymenoptera
            Ukuran tubuh sangat kecil hingga besar. Sayap 2 pasang, seperti selaput, bervena
sedikit, untuk yang berukuran sangat kecil hampir tidak mempunyai vena, sayap depan lebih
besar dari sayap belakang, mempunyai sederetan kait-kait kecil yang ter letak di margin
anterior yang digunakan pada waktu terbang. Antena mempunyai 10 ruas atau lebih. Betina
memunyai ovipositor yang berkembang baik, beberapa jenis ovopositornya bermodifikasi
menjadi alat sengat untuk pertahanan diri (Mochamad dkk, 2009).
            Ciri-ciri toraks yang dipakai dalam identifikasi Hymenoptera terutama mencakup
bentuk pronotum sklerit mesothoraks tertentu dan lekukan-lekukan. Bentuk protonum berguna
untuk memisahkan beberapa famili Symphyta, dan bentuknya dari sisi berguna untuk
memisahkan kelompok-kelompok superfamili Apocrita.
2.4.2 Ordo Diptera
1. Bersayap dua (sepasang) tipis
2. Termasuk Endopterygota
3. Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah,
predator dan parasitoid.
4. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang
mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter.
5. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet.
6. Tipe alat mulut bervariasi, umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau
pencucuk pengisap.
7. Pada tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga bagian yaitu:
a. Bagian pangkal yang berbentuk kerucut disebut rostum, 
b. Bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum, 
c.Bagian ujung yang berupa spon disebut labellum atau oral disc.
8. Metamorfosisnya sempurna (holometabola), melalui stadia: telur —> larva —>
kepompong —> dewasa.
9. Larva tidak berkaki
10. Biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak
sebagai hama, parasitoid dan predator.
11. Pupa bertipe coartacta

2.5 Klasifikasi
2.5.1 Ordo Hymenoptera
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Subkelas : Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Super ordo : Endopterygota
Ordo : Hymenoptera
2.5.2 Ordo Diptera
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Subkelas : Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Super ordo : panorpida
Ordo : Diptera
2.6 Peranan
2.6.1 Ordo Hymenoptera
            Anggota ordo ini banyak yang menguntungkan manusia karena sebagai parasit dan
predator hama serta sebagai polinator. Ordo ini terbagi menjadi 2 sub ordo yang kemudian
tiap sub ordo terbagi menjadi beberapa superfamili dan beberapa famili. Kedua sub ordo
tersebut adalah Symphyta (Chalastrogastra) dan sub ordo Apecitra (Clistogastra). Sifat- sifat
karakteristik yang digunakan dalam identifikasi adalah vena sayap, antena, abdomen, kaki,
dan sifat-sifat yang lain (Mochamad dkk, 2009).
2.6.2 Ordo Diptera
Serangga merupakan kelompok makhluk hidup yang memiliki jumlah spesies
terbanyak. Beberapa anggota dari serangga memiliki peranan positif maupun negatif di bidang
pertanian dan kehidupan. Peran negatif serangga dibidang pertanian dan kehidupan adalah
sebagai pemakan tumbuhan budidaya, sebagai vektor penyebab penyakit pada tanaman, dan
sebagai penyebab penyakit pada manusia. Peran positif serangga adalah sebagai polinator atau
penyerbuk, sebagai dekomposer atau pengurai, sebagai predator atau parasitoid (musuh
alami), sebagai bioindikator lingkungan, sebagai penghasil bahan-bahan berguna dan
bermanfaat juga dalam bidang kesehatan (madu).

2.7 Siklus Hidup


2.7.1 Ordo Hymenoptera
            Metamorfosis sempurna, dan pada kebanyakan ordo, larva seperti lundi atau seperti
belatung. Larva kebanyakan lalat-lalat gergaji dan bentu-bentuk yang sekerabat (subordo
Symphyta) adalah eruciform dan berbed dari lepidoptera di mana mereka mempunyai
lebihdari lima pasang proleg, tidak ada kroset pada proleg-proleg ini, dan biasanya hanya
mempunyai sepasang stemmata. Pupae eksarat dan dapat terbentuk dalam satu kokon, di
dalam induk-semang (dalam hal jenis parasitik) atau pada sel yang khusus. Kelamin pada
kebanyakan Hymenoptera dikontrol oleh pembuahan telur. Telur yang telah dibuahi
berkembang menjadi betina-betina dan telur-telur yang tidak dibuahi biasanya berkembang
menjadi jantan (Borror, 1996).
2.7.2 Ordo Diptera
Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai dari telur, larva, pupa dan
dewasa.

2.8 Spesies
2.8.1 dari Ordo Hymenoptera
2.8.1.2 Lebah Madu (Apis Indica)
            Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya
berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk
dalam suku atau familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia
terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.
Sebagai serangga, lebah mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah membuat
sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari
propolis (perekat dari getah pohon) dan malam yang diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah
betina yang masih muda terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk
sari.
        Lebah menjalani metamorfosis lengkap ("holometabola") sehingga terdapat empat tahap
bentuk kehidupan:
1. telur,
2. larva (bentuk ulat),
3. pupa (kepompong),
4. imago (lebah dewasa).
            Telur yang menetas akan menjadi larva. Pada tahapan ini, lebah pekerja akan memberi
larva makanan berupa serbuk sari, nektar, serta madu. Sebagian nektar yang dikumpulkan oleh
lebah pekerja disimpan sebagai madu. Setelah beberapa hari, larva berganti menjadi pupa dan
seterusnya menjadi anak lebah. Salah satu syarat hidup lebah adalah adanya tanaman. Secara
umum lebah bisa hidup di seluruh belahanbumi, kecuali di daerah kutub. Hal ini disebabkan di
daerah kutub tidak ada tanaman yang menjadi sumber pakan lebah. Di daerah tropis lebah
dapat berkembang biak dengan baik dan produktif sepanjang tahun karena tumbuhan sebagai
sumber pakan tersedia terus. Di daerah sub tropis lebah tidak produktif pada musim dingin
(Suranto,2004).
Berikut ini klasifikasi dari spesies lebah madu.
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Famili: Apidae
Bangsa: Apini
Genus: Apis
            Lebah madu telah di kenal oleh manusia sejak zaman budaya-budaya kuno beberapa
ribu tahun yang lalu. Al Qur'an menempatkan secara istimewa lebah madu menjadi sebuah
judul yaitu An Nahl (Lebah Madu). Dalam salah satu ayatnya (Surah An Nahl ayat 68-69
tertulis: 
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah di mudahkan. Kemudian dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Tuhan)
bagi orang-orang yang berpikir”.

2.8.1.2 Semut rangrang (Oechophylla smaragdina)


            Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut
termasuk dalam ordo Hymenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih
dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut
dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan
semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut.
Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan
mereka. Koloni semut kadangkala disebut super organisme dikarenakan koloni-koloni mereka
yang membentuk sebuah kesatuan.
            Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di beberapa tempat
seperti di Islandia,Greenland dan Hawaii, mereka tidak menguasai daerah tesebut. Di saat
jumlah mereka bertambah, mereka dapat membnetuk sekitar 15 - 20%
jumlah biomassa hewan-hewan besar. Rayap, terkadang disebut semut putih, tidak memiliki
hubungan yang erat dengan semut, walaupun mereka memiliki struktur sosial yang
sama. Semut beludru, walaupun menyerupai semut besar, tapi mereka merupakan tawon
betina yang tidak bersayap.
            Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif sangat kecil, semut adalah hewan terkuat kedua
didunia. Semut jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat
badannya sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu menopang beban
dengan berat dua kali dari berat badannya sendiri. Posisi pertama adalah Kumbang
Badak dengan kemampuan menopang beban dengan berat 850 kali dari berat badannya
sendiri.
 Klasifikasi ilmiah dari spesies semut rangrang adalah sebagai berikut :
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Sub ordo : Apokrita
Sub Famili: Vespoidea
Famili : Formicidae
Spesies : Oechophylla smaragdina
           Umat muslim diperintahkan untuk tidak membunuh semut,
berdasarkan hadits riwayat Abu Hurairah Muhammad bersabda bahwa, "Ada seekor seekor
semut pernah menggigit salah seorang nabi. Nabi tersebut lalu memerintahkan umatnya untuk
mendatangi sarang semut kemudian membakarnya. Tetapi kemudian Allah menurunkan
wahyu kepadanya, "Apakah hanya karena seekor semut menggigitmu lantas kamu
membinasakan satu umat yang selalu bertasbih.

2.8.2 Ordo Diptera


2.8.2.1 Nyamuk (Aedes aegypt)

Kingdom :Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas :Inseta
Ordo : Diptera
Family : Culicidae
Subfamily : Culicinae
Genus : Aedes
Species : Aedes aegypti

Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypt


 Berwarna hitam dengan belang-belang putih pada kaki dan tubuhnya
 Hidup di dalam dan di luar rumah, serta di tempat-tempat umum (TTU)
seperti sekolah, perkantoran, tempat ibadah, pasar dll.
 Mampu terbang mandiri sampai kurang lebih 100 meter.
 Hanya nyamuk betina yang aktif menggigit (menghisap) darah manusia.
Waktu menghisap darah pada pagi hari dan sore hari setiap 2 hari. Protein darah
yang dihisap tersebut diperlukan untuk pematangan telur yang dikandungnya.
Setelah menghisap darah nyamuk ini akan mencari tempat untuk hinggap
(istirahat).
 Nyamuk jantan hanya menghisap sari bunga/tumbuhan yang mengandung
gula
 Umur nyamuk Aedes aegypti rata-rata 2 minggu, tetapi ada yang dapat
bertahan hingga 2-3 bulan.
edes aegypti termasuk ke dalam serangga holometabola. Hal itu bermakna
bahwa spesies ini mengalami metamorforsis yang sempurna meliputi telur, larva,
pupa, dewasa. Fase hidup Aedes aegypti terbagi menjadi dua yaitu fase akuatik
(larva dan pupa) dan fase terrestrial (telur dan dewasa).  Rentang hidup nyamuk
dewasa berkisar antara dua minggu hingga satu bulan bergantung pada kondisi
lingkungan. Siklus hidup nyamuk dapat diselesaikan dalam waktu satu setengah
minggu hingga tiga minggu.

2.8.2.2 Lalat (Musca domestica)


Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Muscidae

Genus : Musca

Spesiess : Musca domestica

Lalat masuk ke dalam ordo Diptera yaitu memiliki dua pasang sayap (“Di” dua dan “ptera”
sayap). Mata biasanya berukuran besar. Antena memiliki jumlah segmen yang bervariasi
dari 3 – 40 buah. Metamorfosis sempurna dengan larva yang tidak berkaki (S a’adah,
2013).

Ordo ini memiliki tipe alat mulut untuk mengunyah dan menghisap atau menjilat dan
menghisap membentuk alat mulut yang sepeti belalai disebut probosis. Probosis ini dapat
ditarik ke dalam atau dijulurkan sesuai dengan keperluan hewan tersebut. Sesuai dengan
namanya, hewan dari ordo ini mempunyai 2 pasang sayap depan, sedangkan sayap
belakang berubah bentuknya menjadi suatu bulatan kecil yang disebut haltere. Haltere ini
digunakan sebagai alat keseimbangan dan alat untuk mengetahui keadaan angin (Rusyana,
2011).
Lalat rumah (Musca domestica) dapat bertindak sebagai vektor  penyakit typus,
penyakitperut
lainnya seperti disentri, diare, kolera, dan  penyakit kulit (Kartikasari, 2008).
1.Typus
Demam tifoid merupakan insiden yang paling sering muncul di daerah endemik dan
berkembang seperti di Indonesia. Demam tifoid adalah infeksi bakteri enterik yang
disebabkan oleh Salmonella enterica serovar Typhi atau Paratyphi A. Sebagian besar kasus
disebabkan oleh S. Typhi, Sumber penularannya terutama berasal dari makanan yang
tercemari kuman Salmonella Thypi (Butler, 2011).

2.Disentri dan diare 


Diare adalah suatu penyakit dengan tanda- tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi
dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar
biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari (Depkes RI, 2005).Epidemiologi penyebab kuman
yang menyebabkan diare biasanya ditularkan melalui face oral antara lain melalui makanan
atau minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita (Depkes
RI, 2005).Yang di bawa oleh vektor mekanis lalat rumah (Musca domestica).

3.Kolera
Kolera adalah penyakit diare akut, yang disebabkan oleh infeksi usus akibat terkena
bakteria Vibrio cholera. Infeksi biasanya ringan atau tanpa gejala, tapi terkadang parah.
Kurang lebih 1 dari setiap 20 penderita mengalami sakit yang berat dengan gejala diare yang
sangat encer, muntah – muntah, dank ram di kaki. Bagi mereka ini, kehilangan cairan tubuh
secara cepat ini dapat mengakibatkan dehidrasi dan shock atau reaksi fisiologik hebat
terhadap trauma tubuh.Seseorang dapat terkena kolera apabila minum air atau makan
makanan yang telah terkontaminasi bakteria kolera. Dalam situasi adanya wabah (endemic),
biasanya tinja orang yang telah terinfeksi menjadi sumber kontaminasi (CDC, 2005) 
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengertian dari Ordo Hymenoptera adalah hymen = selaput, berarti hymenoptera
merupakan  Serangga bersayap selaput.
2. Ciri-ciri dari Ordo Hymenoptera yaitu : Sayap seperti selaput tipis, Metamorfosis :
Holometabola, Bersifat sebagai hama (sebagian kecil), parasit, dan predator, serta
penyerbuk. Memiliki Sungut-sungut hymenoptera beragam bentuknya, jumlah ruas-ruas, dan
lokasi pada muka.
3. Peranan dari Ordo Hymenoptera yaitu :
Hama : Kerawai daun (leafcutter bees),
Parasit : Larva memarasit berbagai jenis serangga dari ordo Homoptera, Coleoptera, Diptera
dan Hymenoptera,
Predator : Memangsa berbagai jenis serangga,
Penyerbuk : Jenis lebah, tetapi imago parasit pun dapat berperan sebagai penyerbuk.
4.Ordo Diptera (bahasa Yunani:di berarti “dua”, ptera berarti “sayap”) adalah ordo klasifikasi
dari kelas Insecta (serangga) yang didasarkan atas sayapnya yang mempunyai ciri hanya
menggunakan sepasang sayap tipis yang fungsional untuk terbang, sementara sepasang lain
hanya sebagai pembantu penstabil atau sebagai detektor kecepatan udara (atau dikenal dengan
istilah halterer). Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet.Serangga
anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan
parasitoid.Beberapa anggota dari serangga memiliki peranan positif maupun negatif di bidang
pertanian dan kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Borror j, Donald,1996. Pengenalan Pelajaran Serangga edisi keenam.  Gajah mada university


press : Yogyakarta

Hadi, H. Mochamad, dkk. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Graha ilmu. Yogyakarta

Purnomo, Hari, 2010. Pengantar Pengendalian Hayati. Penerbit : CV Andi offset. Yogyakarta

Suheriyanto, Dwi, 2008. Ekologi Serangga. UIN Malang Press

Susilo F.x, 2007. Pengendalian Hayati dengan memberdayakan musuh alami hama tanaman.


Graha ilmu edisi pertama. Yogyakarta

Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA : Coldspring Harbor


Laboratory Press
Firmansyah, 2012. http://Anything/DIPTERA/ordo-diptera.html
Goodenough. 1984. Genetika Edisi ketiga Jilid Satu. Jakarta : Erlangga
Hartwell L.H., L. Hood, Reynolds Goldberg, Veres Silver. 2004. Genetics From Genes to Genoms
2nd Ed. New Delhi : McGraw-Hill Publishing Company LTD.

Anda mungkin juga menyukai