KATA KUNCI Acalypha indica L.; mencit; kualitas sperma; dan sintesis hormon reproduksi
KEYWORDS Acalypha indica L.; mice; and sperm quality; reproduction hormone synthesis
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol
akar anting-anting (Acalypha indica L.) terhadap kualitas spermatozoa
mencit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri
atas empat perlakuan dengan lima ulangan. Perlakuan terdiri atas pemberian
ekstrak etanol akar anting-anting dengan dosis: 0 mg/kg bb (P0), 150 mg/kg
bb (P1), 300 mg/kg bb (P2), dan 600 mg/kg bb (P3) yang diberikan sekali
sehari selama 7 hari. Parameter kualitas spermatozoa adalah motilitas
spermatozoa, keutuhan membran plasma, spermatozoa hidup, dan
abnormalitas spermatozoa dari 200 spermatozoa. Data hasil penelitian
dianalisis dengan analisis varian dan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda
Duncan. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol akar anting-anting
berpengaruh nyata dalam meningkatkan motilitas spermatozoa, jumlah
spermatozoa dengan membran plasma utuh, dan jumlah spermatozoa hidup.
Pemberian ekstrak etanol akar anting-anting dengan dosis 300 mg/kg bb dan
600 mg/kg bb merupakan dosis yang dapat meningkatkan libido, sedangkan
dosis untuk meningkatkan kualitas spermatozoa dosis adalah 600 mg/kg bb.
ABSTRACT This study was aimed to examine the effect of ‘anting-anting’ (Acalypha indica
L.) root ethanol extract on mice sperm quality. An experimental method with
completely randomized design was applied consisted of four treatments and
five duplications. The treatments were 0 mg/kg bw (P0), 150 mg/kg bw (P1),
300 mg/kg bw (P2), and 600 mg/kg bw (P3) ‘anting-anting’ root ethanol
extract was given once a day for 7 consecutive days. Observed parameter
included sperm quality parameter consisted of sperm motility, plasma
membrane integrity of sperm, life sperm, and abnormality of sperm from 200
sperms. The data was analyzed using analysis of variance and followed by
Duncan’s multiple range test. The result showed that ‘anting-anting’ root
ethanol extract could increase the sperm motility, sperm plasma membrane
integrity, and life sperm. The application of 300 mg/kg bw and 600 mg/kg bw
‘anting-anting’ ethanol extract was found to increase sexual arousal, while the
dose of 600 mg /kg bw increased sperm quality.
030 CUT YASMIN, KARTINI ERIANI, WIDYA SARI
tozoa hidup dari 200 spermatozoa yang bahwa pemberian ekstrak etanol akar anting-
diamati. Pengamatan ini dilakukan dengan anting berpengaruh nyata terhadap jumlah
meneteskan pewarnaan eosin B di atas kaca spermatozoa dengan membran plasma utuh
benda yang telah berisi spermatozoa. Peng- (P<0,05). Rata-rata jumlah spermatozoa
amatan dilakukan dengan pembesaran 400x. dengan membran plasma utuh dapat dilihat
Spermatozoa hidup terlihat bening pada pada Tabel 2.
bagian kepala, sedangkan spermatozoa mati
kepala berwarna merah atau pink. Jumlah spermatozoa hidup
Hasil penelitian menunjukkan adanya
4. Pengamatan spermatozoa abnormal peningkatan jumlah spermatozoa hidup
Pengamatan terhadap spermatozoa setelah diberikan ekstrak etanol akar anting-
yang abnormal dilakukan dengan memakai anting pada berbagai dosis. Analisis varian
pewarnaan eosin B pada pembesaran 400x. menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
Pengamatan ini dilakukan dengan cara etanol akar anting-anting berpengaruh nyata
menghitung jumlah spermatozoa yang terhadap jumlah spermatozoa hidup (P<0,05).
abnormal dari 200 spermatozoa yang diamati.
Spermatozoa yang abnormal ditandai dengan Tabel 1. Rata-rata persentase motilitas
kepala ganda, ekor putus, dan ekor hilang. spermatozoa pada tiap taraf perlakuan dosis
ekstrak etanol akar anting-anting
HASIL
Persentase
Motilitas spermatozoa Perlakuan spermatozoa motil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ( x ± SD )
pemberian ekstrak etanol akar anting-anting P0 (Kontrol, 0 g/kg bb) 70,00a ± 3,53
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap per- P1 (150 mg/kg bb) 74,00a ± 4,18
sentase jumlah spermatozoa motil. Tabel 1 P2 (300 mg/kg bb) 82,80b ± 4,09
menunjukkan bahwa persentase spermatozoa P3 (600 mg/kg bb) 85,00b ± 3,53
motil pada P0, P1, P2, dan P3 masing-masing Keterangan: Superskrip huruf yang berbeda menunjukkan
perbedaan nyata (P<0,05)
yaitu 70,00%, 74,00%, 82,80%, dan 85,00%.
Motilitas spermatozoa meningkat seiring
dengan peningkatan dosis yaitu 150 mg/kg Tabel 2. Rata-rata jumlah spermatozoa
bb (P1), 300 mg/kg bb (P2), dan 600 mg/kg dengan membran plasma utuh pada tiap taraf
bb (P3). Uji jarak berganda Duncan me- perlakuan dosis ekstrak etanol akar anting-
nunjukkan persentase motilitas spermatozoa anting
pada perlakuan P1 tidak berbeda nyata
dengan kontrol (P0). Perlakuan P2 dan P3 Rata-rata jumlah
menunjukkan perbedaan yang nyata dengan spermatozoa
kontrol karena pengaruh peningkatan dosis. Perlakuan dengan membran
plasma utuh
Keutuhan membran plasma ( x ± SD )
Hasil penelitian menunjukkan adanya P0 (Kontrol, 0 g/kg bb) 158,00a ± 9,59
peningkatan jumlah spermatozoa dengan P1 (150 mg/kg bb) 160,00a ± 4,27
membran plasma utuh setelah diberikan P2 (300 mg/kg bb) 159,00a ± 4,06
ekstrak etanol akar anting-anting pada P3 (600 mg/kg bb) 171,60b ± 5,41
berbagai dosis. Analisis varian menunjukkan Keterangan: Superskrip huruf yang berbeda menunjukkan
perbedaan nyata (P<0,05)
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL AKAR ANTING-ANTING (ACALYPHA INDICA L.) TERHADAP 033
KUALITAS SPERMATOZOA MENCIT
Setelah dilanjutkan dengan uji jarak berganda persentase motilitas spermatozoa dengan
Duncan menunjukkan rata-rata jumlah memberikan pengaruh terhadap metabolisme
spermatozoa hidup pada perlakuan P0, P1, spermatozoa. Ketersediaan nutrisi yang
dan P2 tidak berbeda, sedangkan perlakuan cukup berupa fruktosa akan mendukung
P3 berbeda nyata(Tabel 3). metabolisme spermatozoa. Peningkatan
motilitas spermatozoa diduga karena adanya
Tabel 3. Rata-rata jumlah spermatozoa hidup kandungan steroid dalam akar anting-anting
pada tiap taraf perlakuan dosis ekstrak yang dapat merangsang sintesis hormon.
etanol akar anting-anting Menurut Turner dan Bagnara (1988) steroid
merupakan bahan penyusun hormon FSH
Rata-rata jumlah dan LH, dan testoteron. Nugroho et al. (2005)
Perlakuan spermatozoa hidup ( x ± menyatakan bahwa FSH, LH, dan testoteron
SD) dapat meningkatkan sekresi fruktosa oleh
P0 (0 g/kg bb) 143,00 ± 10,44
a vesika seminalis sebagai nutrisi utama
P1 (150 mg/kg bb) 145,00a ± 9,60 spermatozoa. Fruktosa merupakan salah satu
P2 (300 mg/kg bb) 158,60a ± 15,24 monomer dari disakarida yaitu sukrosa selain
P3 (600 mg/kg bb) 181,60b ± 7,83 glukosa. Menurut Rizal (2005) fruktosa
Keterangan: Superskrip huruf yang berbeda menunjukkan berperan sebagai sumber energi yang terlebih
perbedaan nyata (P<0,05)
dahulu dimetabolisasi melalui jalur glikolisis
dan dilanjutkan dengan siklus krebs, se-
Abnormalitas spermatozoa
hingga dihasilkan energi berupa ATP yang
Rata-rata jumlah spermatozoa
akan dimanfaatkan oleh spermatozoa dalam
abnormal pada setiap perlakuan tersaji pada
motilitas.
table 4.
Kandungan steroid dalam ekstrak
etanol akar anting-anting diduga mem-
Tabel 4. Rata-rata jumlah spermatozoa yang
pengaruhi kadar hormon steroid pada mencit
abnormal pada tiap taraf perlakuan dosis
jantan yaitu testosteron sehingga akan mem-
ekstrak etanol akar anting-anting
pengaruhi proses spermiogenesis. Menurut
Toelihere (1993) LH dan testoteron berperan
Rata-rata jumlah
dalam proses spermiogenesis dengan mem-
spermatozoa yang
Perlakuan pengaruhi sel-sel benih (germ cells) atau sel
abnormal
sertoli secara tidak langsung. Spermiogensis
( x ± SD ) merupakan tahapan perkembangan dari
P0 (Kontrol, 0 g/kg bb) 13,00 ± 4,47 spermatid yang berbentuk bulat dan relatif
P1 (150 mg/kg bb) 12,00 ± 2,94 besar menjadi spermatozoa yang berbentuk
P2 (300 mg/kg bb) 10,20 ± 1,09 panjang dan sudah membentuk kepala dan
P3 (600 mg/kg bb) 10,00 ± 1,22 ekor. Turner dan Bagnara (1988) menyatakan
bahwa Lutenizing Hormone merangsang sel
PEMBAHASAN leydig untuk menghasilkan testosteron yang
memicu terjadinya diferensiasi spermatid
Tabel 1 menunjukkan persentase menjadi spermatozoa motil.
motilitas spermatozoa yang meningkat Pemberian ekstrak etanol akar anting-
seiring dengan peningkatan dosis. Pemberian anting selain meningkatkan persentase
perlakuan ekstrak etanol akar anting-anting motilitas juga berpengaruh terhadap pe-
yang mengandung steroid meningkatkan ningkatan jumlah spermatozoa dengan
034 CUT YASMIN, KARTINI ERIANI, WIDYA SARI
membran plasma utuh dan jumlah sperma- antioksidan nonenzimatis. Menurut Saleh
tozoa hidup. Berdasarkan Tabel 2 terlihat dan Agarwal (2002) antioksidan merupakan
perlakuan P0, P1, dan P2 tidak menunjukkan suatu senyawa yang mampu menangkap
perbedaan nyata secara statistik dalam atau meredam efek negatif oksidan dalam
peningkatan jumlah spermatozoa dengan tubuh dan bekerja dengan mendonorkan
membran plasma utuh. Hal ini diduga karena elektronnya. Palmer dan Paulson (2000)
dosis belum cukup untuk mempengaruhi menyatakan tubuh manusia memiliki
keutuhan membran plasma spermatozoa. mekanisme untuk bertahan dari radikal
Jumlah spermatozoa dengan membran bebas, salah satunya adalah dengan mem-
plasma utuh baru berbeda nyata pada bentuk senyawa antioksidan yang bersifat
perlakuan P3. nonenzimatis dan antioksidan enzimatis.
Peningkatan jumlah spermatozoa Antioksidan nonenzimatis bekerja secara
dengan membran plasma utuh ini diduga preventif, dengan menghambat ROS melalui
karena kandungan flavonoid dalam ekstrak pengkelatan metal atau dirusak pem-
etanol akar anting-anting. Flavonoid merupa- bentukannya. Flavonoid, isoflavon, dan
kan senyawa antioksidan yang dapat me- antosianin yang banyak ditemukan pada
lawan radikal bebas. Senyawa tersebut tumbuhan merupakan senyawa antioksidan
diduga mempertahankan keutuhan membran nonenzimatis. Berbeda dengan antioksidan
plasma dengan melindungi spermatozoa dari nonenzimatis yang bersifat preventif,
paparan radikal bebas. Menurut Feradis antioksidan enzimatis seperti enzim
(1999) dan Hemachand (2003) radikal bebas superoksida dismutase (SOD), katalase, dan
merupakan atom atau molekul yang memiliki glutation peroksidase bersifat memutuskan
elektron tidak berpasangan. Molekul yang rantai pembentukan radikal bebas.
tidak berpasangan ini akan merusak sperma- Jumlah spermatozoa hidup meningkat
tozoa melalui suatu mekanisme yang disebut setelah diberi perlakuan seiring dengan
dengan stres oksidatif. Stres oksidatif me- penambahan dosis. Peningkatan jumlah
rupakan kondisi dimana produksi radikal spermatozoa hidup diduga karena adanya
bebas dan antioksidan tidak berimbang. kandungan senyawa steroid dari ekstrak
Menurut Sikka (1995) kondisi stres oksidatif etanol akar anting-anting disamping senyawa
akan memicu produksi reactive oxygen species lain seperti flavonoid sebagai antioksidan
(ROS) oleh radikal bebas sebagai produk yang keduanya berpengaruh dalam penurun-
metabolisme. Senyawa ini menyebabkan an jumlah apoptosis pada spermatozoa.
terjadinya peroksidasi lipid membran sel dan Kandungan steroid pada ekstrak etanol akar
merusak organisasi membran sehingga ber- anting-anting menyebabkan peningkatan
akibat hilangnya fungsi seluler membran kadar testosteron sehingga apoptosis sperma-
secara total. Suryohudoyo (2000) menyatakan tozoa menurun. Tujuannya apoptosis ini
peroksidasi lipid membentuk radikal disebabkan oleh faktor intrinsik dari sperma-
hidroksil yang dapat mengganggu asam tozoa. Sikka (1995) menyebutkan faktor
lemak tak jenuh membran sel. Hal ini meng- intrinsik apoptosis disebabkan oleh proses
akibatkan terputusnya rantai asam lemak biokimia yang berasal dari intracelluler stress,
menjadi berbagai senyawa yang bersifat perubahan redoks dan peroksidasi lipid.
toksik terhadap membran sel. Bahan-bahan tersebut menyebabkan per-
Flavonoid sebagai senyawa anti- ubahan mitokondria yang dimulai dengan
oksidan yang terkandung dalam ekstrak terbukanya membran bagian luar sehingga
etanol akar anting-anting berperan sebagai
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL AKAR ANTING-ANTING (ACALYPHA INDICA L.) TERHADAP 035
KUALITAS SPERMATOZOA MENCIT
Sikka S, C 1995. Oxidative Stress and Role of Toelihere 1979. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit
Antioxidants in Normal and Abnormalty Sperm Angkasa, Bandung.
Function. Frontiers in Bioscience 1:78-86. Turner CD, dan Bagnara 1988. Endokrinologi Umum.
Sirait M 2007. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. ITB Diterjemahkan dari General Endocrinolgy, oleh
Press, Bandung. Harsojo. Airlangga Press, Yogyakarta.
Steel RGD, dan Torrie GH 1989. Prinsip dan Prosedur Widyaatmoko D 2000. Aktivitas Androgenik Infusa
Statistik. Terjemahan dari Principles and Procedures Daun Maitan (Lunasia amara B.) pada Anak Ayam
of Statistic, oleh B. Sumantri. Gramedia, Jakarta. Jantan. Skripsi. Universitas Padjajaran, Bandung.
Suryohudoyo 2000. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran
Molekuler. Cv Sagung Seto, Jakarta.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL AKAR ANTING-ANTING (ACALYPHA INDICA L.) TERHADAP 037
KUALITAS SPERMATOZOA MENCIT
Lampiran 1
Gambar 1. Anting-Anting (Acalypha indica L.), a) Morfologi anting-anting (Acalypha indica); b) Akar anting-
Anting (Acalypha indica L)