Anda di halaman 1dari 9

JURNAL KEDOKTERAN YARSI 18 (1) : 029-037 (2010)

Pengaruh pemberian Ekstrak Etanol Akar Anting-Anting


(Acalypha indica L.) terhadap kualitas Spermatozoa Mencit

The Effect of Anting-Anting Root Ethanol Extract on Mice


Sperm Quality

Cut Yasmin, Kartini Eriani, Widya Sari


Faculty of Mathematics and Natural Science, SYIAH KUALA UNIVERSITY, Banda Aceh

KATA KUNCI Acalypha indica L.; mencit; kualitas sperma; dan sintesis hormon reproduksi
KEYWORDS Acalypha indica L.; mice; and sperm quality; reproduction hormone synthesis

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol
akar anting-anting (Acalypha indica L.) terhadap kualitas spermatozoa
mencit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri
atas empat perlakuan dengan lima ulangan. Perlakuan terdiri atas pemberian
ekstrak etanol akar anting-anting dengan dosis: 0 mg/kg bb (P0), 150 mg/kg
bb (P1), 300 mg/kg bb (P2), dan 600 mg/kg bb (P3) yang diberikan sekali
sehari selama 7 hari. Parameter kualitas spermatozoa adalah motilitas
spermatozoa, keutuhan membran plasma, spermatozoa hidup, dan
abnormalitas spermatozoa dari 200 spermatozoa. Data hasil penelitian
dianalisis dengan analisis varian dan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda
Duncan. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol akar anting-anting
berpengaruh nyata dalam meningkatkan motilitas spermatozoa, jumlah
spermatozoa dengan membran plasma utuh, dan jumlah spermatozoa hidup.
Pemberian ekstrak etanol akar anting-anting dengan dosis 300 mg/kg bb dan
600 mg/kg bb merupakan dosis yang dapat meningkatkan libido, sedangkan
dosis untuk meningkatkan kualitas spermatozoa dosis adalah 600 mg/kg bb.

ABSTRACT This study was aimed to examine the effect of ‘anting-anting’ (Acalypha indica
L.) root ethanol extract on mice sperm quality. An experimental method with
completely randomized design was applied consisted of four treatments and
five duplications. The treatments were 0 mg/kg bw (P0), 150 mg/kg bw (P1),
300 mg/kg bw (P2), and 600 mg/kg bw (P3) ‘anting-anting’ root ethanol
extract was given once a day for 7 consecutive days. Observed parameter
included sperm quality parameter consisted of sperm motility, plasma
membrane integrity of sperm, life sperm, and abnormality of sperm from 200
sperms. The data was analyzed using analysis of variance and followed by
Duncan’s multiple range test. The result showed that ‘anting-anting’ root
ethanol extract could increase the sperm motility, sperm plasma membrane
integrity, and life sperm. The application of 300 mg/kg bw and 600 mg/kg bw
‘anting-anting’ ethanol extract was found to increase sexual arousal, while the
dose of 600 mg /kg bw increased sperm quality.
030 CUT YASMIN, KARTINI ERIANI, WIDYA SARI

Tumbuhan anting-anting (Acalypha terhadap kualitas spermatozoa. Berdasarkan


indica L.) merupakan tumbuhan yang ber- informasi tersebut, maka dapat menjadi dasar
manfaat dalam pengobatan tradisional. dalam pengembangan pemanfaatan tumbuh-
Daunnya dapat mengobati mimisan, batuk, an anting-anting.
disentri, diare, muntah darah, pendarahan,
dan luka luar (Dalimartha, 2003). Menurut BAHAN DAN CARA KERJA
Keumala (2010), tumbuhan ini mampu me-
ningkatkan stamina dan libido pada kucing Rancangan penelitian
jantan. Hal ini dikuatkan oleh uji fitokimia Penelitian dilaksanakan di Laborato-
tumbuhan anting-anting yang menunjukkan rium Mikroteknik Jurusan Biologi FMIPA
adanya golongan senyawa flavonoid, Unsyiah. Pembuatan ekstrak anting-anting
triterpenoid, steroid, dan saponin (Halimah, dilakukan di Laboratorium Penelitian
2010). Kandungan senyawa kimia dari Jurusan Kimia FMIPA Unsyiah Banda Aceh.
tanaman anting-anting berupa senyawa Metode yang digunakan adalah metode
turunan saponin, triterpenoid, steroid, eksperimental dengan Rancangan Acak
flavonoid, dan senyawa lain nya menjadi- Lengkap (RAL) terdiri atas 4 perlakuan
kan tanaman ini berpotensi sebagai tumbuh- dengan 5 ulangan. Data yang diperoleh
an afrodisiaka (Sirait, 2007). dianalisis dengan menggunakan analisis
Tumbuhan afrodisiaka memiliki varian. Apabila perlakuan berpengaruh
kandungan senyawa yang mampu mensti- nyata, maka dilanjutkan dengan uji Jarak
mulasi nafsu atau kekuatan seksual pada Berganda Duncan (Steel dan Torrie, 1989).
hewan jantan, diantaranya dengan mem-
pengaruhi hormonal. Salah satu hormon yang Pengadaan dan aklimatisasi
dipengaruhi adalah hormon reproduksi Mencit yang digunakan adalah mencit
seperti testosteron. Hormon testosteron galur Balb/c. Penelitian ini menggunakan
merupakan hormon yang masuk ke dalam dua puluh ekor mencit jantan dan empat
aliran darah berfungsi mengatur pertumbuh- puluh ekor mencit betina (Mus musculus)
an karakteristik seksual sekunder jantan dan berumur dua bulan. Mencit diperoleh dari
libido (Widyaatmoko, 2000). Selain mengatur Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unsyiah,
karakteristik seksual sekunder jantan dan Banda Aceh. Kandang perawatan mencit
libido, hormon testosteron yang dihasilkan terbuat dari bak plastik dengan ukuran 31
tersebut akan bekerja menstimulasi tahap cm x 19 cm x 22 cm yang bagian atasnya
akhir spermatogenesis, memperpanjang ditutupi jaring kawat dan bagian bawahnya
hidup spermatozoa pada epididimal, me- dialasi sekam padi dengan ketebalan 3 cm.
ningkatkan pertumbuhan dan perkembangan Mencit-mencit ini diaklimatisasi selama 7
kelenjar prostat, kelenjar vesikula, vas hari. Hewan coba diberi pakan pelet jenis
deferens, penis, dan skrotum (Hafez, 2000). 789-S produksi PT Charoen Pokphan Medan,
Telah banyak penelitian yang dilaku- Indonesia. Mencit diberi pakan dan minum
kan mengenai khasiat herbal tumbuhan secara ad libitum.
anting-anting, namun belum ada diantaranya
yang menjelaskan peran herbal tersebut
terhadap sistem reproduksi. Tujuan peneliti- Correspondence:
Cut Yasmin, Faculty of Mathematics and Natural Science, SYIAH
an ini adalah memberikan informasi lebih KUALA UNIVERSITY, Banda Aceh, Jalan Syeh Abdurrauf 3
lanjut mengenai manfaat tumbuhan anting- Darussalam, Banda Aceh, HP 081361353522, e-mail:
cutyasmin@ymail.com
anting pada sistem reproduksi khususnya
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL AKAR ANTING-ANTING (ACALYPHA INDICA L.) TERHADAP 031
KUALITAS SPERMATOZOA MENCIT

Pembuatan Ekstrak P3 : Diberi ekstrak akar anting-anting dengan


Akar anting-anting (Acalypha indica L.) dosis 600 mg/kg bb
(Lampiran 1) yang digunakan sebanyak 2 kg
yang diperoleh dari Desa Limpok, Kecamatan Mencit jantan ditimbang terlebih
Darussalam Kota Banda Aceh. Akar yang dahulu sebelum diberi perlakuan. Pemberian
digunakan adalah akar yang sudah tua ekstrak etanol akar anting-anting dilakukan
dengan ciri-ciri bentuk bagian dalam umbi setiap hari mulai pukul 09.00 - 10.00 WIB.
yang berwarna putih. Akar yang digunakan Pemberian ekstrak anting-anting diberikan
merupakan akar yang diperoleh dari secara oral pada mencit jantan dengan
tumbuhan dengan tinggi sekitar 40-60 cm, menggunakan alat pencekokan (gavage)
dengan kondisi tanah yang relatif kering. dengan dosis 0 mg/ kg berat badan, 150 mg/
Setelah itu akar anting-anting dicuci dengan kg bb, 300 mg/ kg bb, dan 600 mg/ kg bb
air mengalir. (Shivayogi et al., 1998). Perlakuan diberikan
Akar anting-anting diiris tipis-tipis selama 7 hari dengan volume 0,1 ml/10 g bb
dan dikeringanginkan. Setelah kering akar per harinya.
dimasukkan ke dalam blender untuk di-
hancurkan menjadi serbuk kasar. Serbuk Pengamatan kualitas spermatozoa mencit
anting-anting dengan berat 50 g selanjutnya Mencit dibedah dan diambil kauda
dimaserasi dalam etanol 95% sehari semalam epididimis. Kauda epididimis diletakkan
di atas shaker, kemudian larutan disaring. dalam cawan petri yang berisi media NaCl
Residu dimaserasi kembali berulang-ulang fisiologis, lalu dicacah sehingga diperoleh
hingga filtrat yang diperoleh jernih. Filtrat spermatozoa. Selanjutnya dilakukan pe-
kemudian diuapkan dalam evaporator pada meriksaan mikroskopis terhadap kualitas
suhu 500C sehingga diperoleh ekstrak spermatozoa (Gambar 2 lampiran 1).
sebanyak 22,2 g.
Ekstrak etanol akar anting-anting 1. Pengamatan motilitas
ditimbang dengan timbangan digital. Ekstrak Persentase motilitas spermatozoa di-
etanol akar anting-anting dilarutkan dalam lakukan dengan melihat persentase sperma-
akuades dengan volume tertentu sebagai tozoa yang bergerak secara progresif. Di-
stock. Dari larutan stock dibuat larutan tentukan secara subjektif pada delapan
ekstrak etanol akar anting-anting untuk dosis lapangan pandang yang berbeda dengan
150 mg/kg bb, 300 mg/kg bb, dan 600 mg/kg mikroskop cahaya pembesaran 400x. Angka
bb. yang diberikan berkisar antara 0% hingga
100% dengan skala 5%.
Perlakuan hewan coba
Dua puluh ekor mencit jantan 2. Pengamatan membran plasma utuh (MPU)
dikelompokkan secara acak menjadi lima Pengamatan membran plasma utuh
perlakuan dengan empat ulangan untuk dilakukan dengan menggunakan metode
masing-masing perlakuan, yaitu: hypo osmotic swelling test (HOS-Test) dengan
P0 : Diberi akuades (kontrol). pembesaran 400x.
P1 : Diberi ekstrak akar anting-anting dengan
dosis150 mg/kg bb 3. Pengamatan spermatozoa hidup
P2 : Diberi ekstrak akar anting-anting dengan Pengamatan spermatozoa hidup di-
dosis 300 mg/kg bb lakukan dengan menghitung jumlah sperma-
032 CUT YASMIN, KARTINI ERIANI, WIDYA SARI

tozoa hidup dari 200 spermatozoa yang bahwa pemberian ekstrak etanol akar anting-
diamati. Pengamatan ini dilakukan dengan anting berpengaruh nyata terhadap jumlah
meneteskan pewarnaan eosin B di atas kaca spermatozoa dengan membran plasma utuh
benda yang telah berisi spermatozoa. Peng- (P<0,05). Rata-rata jumlah spermatozoa
amatan dilakukan dengan pembesaran 400x. dengan membran plasma utuh dapat dilihat
Spermatozoa hidup terlihat bening pada pada Tabel 2.
bagian kepala, sedangkan spermatozoa mati
kepala berwarna merah atau pink. Jumlah spermatozoa hidup
Hasil penelitian menunjukkan adanya
4. Pengamatan spermatozoa abnormal peningkatan jumlah spermatozoa hidup
Pengamatan terhadap spermatozoa setelah diberikan ekstrak etanol akar anting-
yang abnormal dilakukan dengan memakai anting pada berbagai dosis. Analisis varian
pewarnaan eosin B pada pembesaran 400x. menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
Pengamatan ini dilakukan dengan cara etanol akar anting-anting berpengaruh nyata
menghitung jumlah spermatozoa yang terhadap jumlah spermatozoa hidup (P<0,05).
abnormal dari 200 spermatozoa yang diamati.
Spermatozoa yang abnormal ditandai dengan Tabel 1. Rata-rata persentase motilitas
kepala ganda, ekor putus, dan ekor hilang. spermatozoa pada tiap taraf perlakuan dosis
ekstrak etanol akar anting-anting
HASIL
Persentase
Motilitas spermatozoa Perlakuan spermatozoa motil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ( x ± SD )
pemberian ekstrak etanol akar anting-anting P0 (Kontrol, 0 g/kg bb) 70,00a ± 3,53
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap per- P1 (150 mg/kg bb) 74,00a ± 4,18
sentase jumlah spermatozoa motil. Tabel 1 P2 (300 mg/kg bb) 82,80b ± 4,09
menunjukkan bahwa persentase spermatozoa P3 (600 mg/kg bb) 85,00b ± 3,53
motil pada P0, P1, P2, dan P3 masing-masing Keterangan: Superskrip huruf yang berbeda menunjukkan
perbedaan nyata (P<0,05)
yaitu 70,00%, 74,00%, 82,80%, dan 85,00%.
Motilitas spermatozoa meningkat seiring
dengan peningkatan dosis yaitu 150 mg/kg Tabel 2. Rata-rata jumlah spermatozoa
bb (P1), 300 mg/kg bb (P2), dan 600 mg/kg dengan membran plasma utuh pada tiap taraf
bb (P3). Uji jarak berganda Duncan me- perlakuan dosis ekstrak etanol akar anting-
nunjukkan persentase motilitas spermatozoa anting
pada perlakuan P1 tidak berbeda nyata
dengan kontrol (P0). Perlakuan P2 dan P3 Rata-rata jumlah
menunjukkan perbedaan yang nyata dengan spermatozoa
kontrol karena pengaruh peningkatan dosis. Perlakuan dengan membran
plasma utuh
Keutuhan membran plasma ( x ± SD )
Hasil penelitian menunjukkan adanya P0 (Kontrol, 0 g/kg bb) 158,00a ± 9,59
peningkatan jumlah spermatozoa dengan P1 (150 mg/kg bb) 160,00a ± 4,27
membran plasma utuh setelah diberikan P2 (300 mg/kg bb) 159,00a ± 4,06
ekstrak etanol akar anting-anting pada P3 (600 mg/kg bb) 171,60b ± 5,41
berbagai dosis. Analisis varian menunjukkan Keterangan: Superskrip huruf yang berbeda menunjukkan
perbedaan nyata (P<0,05)
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL AKAR ANTING-ANTING (ACALYPHA INDICA L.) TERHADAP 033
KUALITAS SPERMATOZOA MENCIT

Setelah dilanjutkan dengan uji jarak berganda persentase motilitas spermatozoa dengan
Duncan menunjukkan rata-rata jumlah memberikan pengaruh terhadap metabolisme
spermatozoa hidup pada perlakuan P0, P1, spermatozoa. Ketersediaan nutrisi yang
dan P2 tidak berbeda, sedangkan perlakuan cukup berupa fruktosa akan mendukung
P3 berbeda nyata(Tabel 3). metabolisme spermatozoa. Peningkatan
motilitas spermatozoa diduga karena adanya
Tabel 3. Rata-rata jumlah spermatozoa hidup kandungan steroid dalam akar anting-anting
pada tiap taraf perlakuan dosis ekstrak yang dapat merangsang sintesis hormon.
etanol akar anting-anting Menurut Turner dan Bagnara (1988) steroid
merupakan bahan penyusun hormon FSH
Rata-rata jumlah dan LH, dan testoteron. Nugroho et al. (2005)
Perlakuan spermatozoa hidup ( x ± menyatakan bahwa FSH, LH, dan testoteron
SD) dapat meningkatkan sekresi fruktosa oleh
P0 (0 g/kg bb) 143,00 ± 10,44
a vesika seminalis sebagai nutrisi utama
P1 (150 mg/kg bb) 145,00a ± 9,60 spermatozoa. Fruktosa merupakan salah satu
P2 (300 mg/kg bb) 158,60a ± 15,24 monomer dari disakarida yaitu sukrosa selain
P3 (600 mg/kg bb) 181,60b ± 7,83 glukosa. Menurut Rizal (2005) fruktosa
Keterangan: Superskrip huruf yang berbeda menunjukkan berperan sebagai sumber energi yang terlebih
perbedaan nyata (P<0,05)
dahulu dimetabolisasi melalui jalur glikolisis
dan dilanjutkan dengan siklus krebs, se-
Abnormalitas spermatozoa
hingga dihasilkan energi berupa ATP yang
Rata-rata jumlah spermatozoa
akan dimanfaatkan oleh spermatozoa dalam
abnormal pada setiap perlakuan tersaji pada
motilitas.
table 4.
Kandungan steroid dalam ekstrak
etanol akar anting-anting diduga mem-
Tabel 4. Rata-rata jumlah spermatozoa yang
pengaruhi kadar hormon steroid pada mencit
abnormal pada tiap taraf perlakuan dosis
jantan yaitu testosteron sehingga akan mem-
ekstrak etanol akar anting-anting
pengaruhi proses spermiogenesis. Menurut
Toelihere (1993) LH dan testoteron berperan
Rata-rata jumlah
dalam proses spermiogenesis dengan mem-
spermatozoa yang
Perlakuan pengaruhi sel-sel benih (germ cells) atau sel
abnormal
sertoli secara tidak langsung. Spermiogensis
( x ± SD ) merupakan tahapan perkembangan dari
P0 (Kontrol, 0 g/kg bb) 13,00 ± 4,47 spermatid yang berbentuk bulat dan relatif
P1 (150 mg/kg bb) 12,00 ± 2,94 besar menjadi spermatozoa yang berbentuk
P2 (300 mg/kg bb) 10,20 ± 1,09 panjang dan sudah membentuk kepala dan
P3 (600 mg/kg bb) 10,00 ± 1,22 ekor. Turner dan Bagnara (1988) menyatakan
bahwa Lutenizing Hormone merangsang sel
PEMBAHASAN leydig untuk menghasilkan testosteron yang
memicu terjadinya diferensiasi spermatid
Tabel 1 menunjukkan persentase menjadi spermatozoa motil.
motilitas spermatozoa yang meningkat Pemberian ekstrak etanol akar anting-
seiring dengan peningkatan dosis. Pemberian anting selain meningkatkan persentase
perlakuan ekstrak etanol akar anting-anting motilitas juga berpengaruh terhadap pe-
yang mengandung steroid meningkatkan ningkatan jumlah spermatozoa dengan
034 CUT YASMIN, KARTINI ERIANI, WIDYA SARI

membran plasma utuh dan jumlah sperma- antioksidan nonenzimatis. Menurut Saleh
tozoa hidup. Berdasarkan Tabel 2 terlihat dan Agarwal (2002) antioksidan merupakan
perlakuan P0, P1, dan P2 tidak menunjukkan suatu senyawa yang mampu menangkap
perbedaan nyata secara statistik dalam atau meredam efek negatif oksidan dalam
peningkatan jumlah spermatozoa dengan tubuh dan bekerja dengan mendonorkan
membran plasma utuh. Hal ini diduga karena elektronnya. Palmer dan Paulson (2000)
dosis belum cukup untuk mempengaruhi menyatakan tubuh manusia memiliki
keutuhan membran plasma spermatozoa. mekanisme untuk bertahan dari radikal
Jumlah spermatozoa dengan membran bebas, salah satunya adalah dengan mem-
plasma utuh baru berbeda nyata pada bentuk senyawa antioksidan yang bersifat
perlakuan P3. nonenzimatis dan antioksidan enzimatis.
Peningkatan jumlah spermatozoa Antioksidan nonenzimatis bekerja secara
dengan membran plasma utuh ini diduga preventif, dengan menghambat ROS melalui
karena kandungan flavonoid dalam ekstrak pengkelatan metal atau dirusak pem-
etanol akar anting-anting. Flavonoid merupa- bentukannya. Flavonoid, isoflavon, dan
kan senyawa antioksidan yang dapat me- antosianin yang banyak ditemukan pada
lawan radikal bebas. Senyawa tersebut tumbuhan merupakan senyawa antioksidan
diduga mempertahankan keutuhan membran nonenzimatis. Berbeda dengan antioksidan
plasma dengan melindungi spermatozoa dari nonenzimatis yang bersifat preventif,
paparan radikal bebas. Menurut Feradis antioksidan enzimatis seperti enzim
(1999) dan Hemachand (2003) radikal bebas superoksida dismutase (SOD), katalase, dan
merupakan atom atau molekul yang memiliki glutation peroksidase bersifat memutuskan
elektron tidak berpasangan. Molekul yang rantai pembentukan radikal bebas.
tidak berpasangan ini akan merusak sperma- Jumlah spermatozoa hidup meningkat
tozoa melalui suatu mekanisme yang disebut setelah diberi perlakuan seiring dengan
dengan stres oksidatif. Stres oksidatif me- penambahan dosis. Peningkatan jumlah
rupakan kondisi dimana produksi radikal spermatozoa hidup diduga karena adanya
bebas dan antioksidan tidak berimbang. kandungan senyawa steroid dari ekstrak
Menurut Sikka (1995) kondisi stres oksidatif etanol akar anting-anting disamping senyawa
akan memicu produksi reactive oxygen species lain seperti flavonoid sebagai antioksidan
(ROS) oleh radikal bebas sebagai produk yang keduanya berpengaruh dalam penurun-
metabolisme. Senyawa ini menyebabkan an jumlah apoptosis pada spermatozoa.
terjadinya peroksidasi lipid membran sel dan Kandungan steroid pada ekstrak etanol akar
merusak organisasi membran sehingga ber- anting-anting menyebabkan peningkatan
akibat hilangnya fungsi seluler membran kadar testosteron sehingga apoptosis sperma-
secara total. Suryohudoyo (2000) menyatakan tozoa menurun. Tujuannya apoptosis ini
peroksidasi lipid membentuk radikal disebabkan oleh faktor intrinsik dari sperma-
hidroksil yang dapat mengganggu asam tozoa. Sikka (1995) menyebutkan faktor
lemak tak jenuh membran sel. Hal ini meng- intrinsik apoptosis disebabkan oleh proses
akibatkan terputusnya rantai asam lemak biokimia yang berasal dari intracelluler stress,
menjadi berbagai senyawa yang bersifat perubahan redoks dan peroksidasi lipid.
toksik terhadap membran sel. Bahan-bahan tersebut menyebabkan per-
Flavonoid sebagai senyawa anti- ubahan mitokondria yang dimulai dengan
oksidan yang terkandung dalam ekstrak terbukanya membran bagian luar sehingga
etanol akar anting-anting berperan sebagai
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL AKAR ANTING-ANTING (ACALYPHA INDICA L.) TERHADAP 035
KUALITAS SPERMATOZOA MENCIT

menyebabkan hilangnya potensial trans- SIMPULAN


membran.
Note: tidak dilakukan pengukuran Pemberian ekstrak etanol akar anting-
apopotosis, semuanya berujuk pada para- anting berpengaruh terhadap kualitas
meter hidup mati spermatozoa. spermatozoa yaitu meningkatkan persentase
Flavonoid menurunkan apoptosis motilitas, jumlah spermatozoa hidup, dan
karena adanya efek antioksidan dari senyawa spermatozoa dengan membran plasma utuh.
ini yang terkandung dalam ekstrak etanol Dalam penelitian ini dosis 600 mg/kg bb
akar anting-anting. Senyawa tersebut me- merupakan dosis yang mampu memberikan
lindungi spermatozoa dari radikal bebas pengaruh yang paling baik.
dengan menurunkan apoptosis. Menurut
Hemachand (2003) salah satu prinsip KEPUSTAKAAN
kerusakan spermatozoa akibat radikal bebas
adalah dengan peningkatan apoptosis oleh Dalimartha S 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.
Trubus Agriwidya, Jakarta.
reactive oxygen species (ROS). Sikka (1995)
Feradis 1999. Penggunaan Antioksidan dalam Peng-
menyatakan ROS terbentuk melalui suatu encer Semen Beku dan Metode Sinkronisasi Estrus
mekanisme yang disebut stres oksidatif. Stres pada Program Inseminasi Buatan Domba St. Croix.
oksidatif merusak integritas DNA pada Disertasi. Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Bogor.
nukleus spermatozoa menginduksi terjadinya Hafez ESE 2000. Reproduction in Farm Animals. Lea and
Febiger, USA.
apoptosis sel. Stres oksidatif berperan sebagai Halimah N 2010. Uji Fitokimia dan Uji Toksisitas
mediator kerusakan pada membran plasma, Ekstrak Tanaman Anting-Anting (Acalypha indica
sehingga mengurangi fungsi spermatozoa. L.) Terhadap Larva Udang (Artemia salina Leach).
Berbeda dengan persentase motilitas Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, Malang.
spermatozoa, jumlah spermatozoa dengan
Hemachand T, Shaha C 2003. Functional Role of Sperm
membran plasma utuh, jumlah spermatozoa Surface Glutathione S-Transferases and Extracellular
hidup yang cenderung meningkat seiring Glutathione in the Haploid Spermatozoa Under
dengan peningkatan dosis, hal ini tidak Oxidative Stress. FEBS Lett 2 (6999):1-5.
terlihat dalam parameter abnormalitas Keumala CI 2010. Bayam Uteun’ Bangkitkan Birahi
Kucing Jantan. Serambi Indonesia. 3 Oktober.
spermatozoa. Hasil pengamatan mikroskopis Nugroho YA, Lucie W, Pudji A, dan Budi N 2005.
yang telah dilakukan menunjukkan terjadi- Toksisitas Akut dan Khasiat Ekstrak Som Jawa
nya penurunan jumlah spermatozoa yang (Talinum paniculatum Gaertn.) Sebagai Stimulan.
abnormal dari 200 spermatozoa yang diamati Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 3(1):17-20.
Palmer HJ, Paulson KE 1997. Reactive Oxygen Species
pada mencit setelah diberikan ekstrak etanol
and Antioxidants in Signal Transduction and Gene
akar anting-anting. Abnormalitas sperma- Expression. Nutr Rev; 55(10): 353-61.
tozoa yang ditemukan berupa ekor putus dan Rizal M 2005. Fertilitas Spermatozoa Ejakulat dan
kepala tanpa ekor yang berarti bahwa ini Epididimis Domba Garut Hasil Kriopreservasi
merupakan abnormalitas sekunder dimana Menggunakan Modifikasi dan Pengenceran Tris
dengan Berbagai Krioprotektan dan Antioksidan.
terjadi setelah spermatozoa meninggalkan Disertasi. IPB, Bogor.
tubulus seminiferus. Abnormalitas sekunder Saleh RA, & Agarwal A 2002. Oxidative Stress and Male
juga dapat terjadi karena perlakuan saat Infertility: from Research Bench to Clinical Practice.
pengamatan spermatozoa. Pengambilan J. Andrology. 23:737-752.
Shivayogi, Hiremath K, Rudresh B, Sarasawati, and
spermatozoa dari kauda epididimis dengan
Shrishailappa 1998. Post-Coital Antifertility Activity
cara mencacahnya dapat menyebabkan ekor of Acalypha indica L.). Journal of Etnopharmacology.
putus dan kepala terlepas dari ekor. 67(3) : 253-258.
036 CUT YASMIN, KARTINI ERIANI, WIDYA SARI

Sikka S, C 1995. Oxidative Stress and Role of Toelihere 1979. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit
Antioxidants in Normal and Abnormalty Sperm Angkasa, Bandung.
Function. Frontiers in Bioscience 1:78-86. Turner CD, dan Bagnara 1988. Endokrinologi Umum.
Sirait M 2007. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. ITB Diterjemahkan dari General Endocrinolgy, oleh
Press, Bandung. Harsojo. Airlangga Press, Yogyakarta.
Steel RGD, dan Torrie GH 1989. Prinsip dan Prosedur Widyaatmoko D 2000. Aktivitas Androgenik Infusa
Statistik. Terjemahan dari Principles and Procedures Daun Maitan (Lunasia amara B.) pada Anak Ayam
of Statistic, oleh B. Sumantri. Gramedia, Jakarta. Jantan. Skripsi. Universitas Padjajaran, Bandung.
Suryohudoyo 2000. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran
Molekuler. Cv Sagung Seto, Jakarta.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL AKAR ANTING-ANTING (ACALYPHA INDICA L.) TERHADAP 037
KUALITAS SPERMATOZOA MENCIT

Lampiran 1

Gambar 1. Anting-Anting (Acalypha indica L.), a) Morfologi anting-anting (Acalypha indica); b) Akar anting-
Anting (Acalypha indica L)

Gambar 2. Kualitas spermatozoa, a) keutuhan membran plasma; b) spermatozoa yang hidup; c)


spermatozoa yang mati; d) spermatozoa yang abnormal.

Anda mungkin juga menyukai