Anda di halaman 1dari 15

Batubara

Mohammad Iqbal S R
13110074

Outline

Batubara

Batuan hasil sedimentasi zat organik terutama pohon dan sisa-sisa


tumbuhan lain yang sudah mati dan terkubur di dalam tanah selama
jutaan tahun.

Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil. Unsur utama


batubara adalah karbon, hidrogen dan oksigen

Proses Pembentukan Batubara


Proses pembentukan batubara dimulai
dengan matinya tumbuhan akibat
peristiwa alam lalu terendam di
bawah air.
Air yang dimaksud yaitu air dimana
bakteri pengurai tumbuhan tidak
dapat hidup.
Sehingga, tumbuhan yang sudah mati
tersebut
tidak
terurai
atau
membusuk,
melainkan
akan
terdekomposisi menjadi gambut.
Faktor yang mempengaruhi proses
pembentukan gambut adalah:
1. Tingkat keasaman air
2. Kedalaman perairan.

Proses Pembentukan Batubara (Lanj.)

Gambut Lignit (Brown Coal)


The Formation of Coal 3D - YouTube.MP4

Geokimia

Biokimia

Proses Pembentukan Batubara

Klasifikasi Batubara

Klasifikasi Batubara

Gambut (Peat)

Bituminous

Lignit (brown coal)

Anthracite

Sub-bituminous

Evaluasi Batubara sebagai Bahan Bakar


Proximate Analysis:
Analisis batubara yang dilakukan untuk menghitung persentase
massa dari fixed carbon, volatile matter, moisture content, dan
ash.
Fixed Carbon: kandungan karbon berupa padatan pada
batubara
Volatile Matter: zat-zat yang terperangkap di dalam
batubara, biasanya hidrokarbon berantai panjang maupun
pendek dan juga hidrokarbon aromatik
Moisture Content: kandungan air di dalam batubara
Ash: kandungan mineral seperti Si, Mg di dalam batubara.
Mineral berbentuk oksida setelah pembakaran.

Ultimate Analysis:
Analisis batubara yang dilakukan untuk mencari komposisi
unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur serta nitrogen bila
ada

Evaluasi Batubara sebagai Bahan Bakar


Prosedur Pengujian Nilai Kalor (ASTM D2015)

Evaluasi Batubara sebagai Bahan Bakar


Prosedur Proximate Analysis (ASTM D3172)
Sampel batubara dimasukkan ke dalam oven dan ditimbang massa
awalnya
Temperatur di dalam oven dinaikkan menjadi 105-1100C (tanpa
oksigen)
Massa batubara akan berkurang hingga suatu saat massa akan
tetap
Perbedaan massa ini merupakan massa dari moisture content pada
batubara tersebut
Temperatur dinaikkan hingga 9000C (tanpa oksigen)
Massa batubara akan berkurang hingga suatu saat massa akan
tetap
Perbedaan massa ini merupakan massa kandungan volatile matter
pada batubara tersebut
Sisa batubara dibakar hingga semuanya mengalami oksidasi
Perbedaan massa merupakan massa dari fixed carbon

Evaluasi Batubara sebagai Bahan Bakar


Prosedur Ultimate Analysis (ASTM D3176)
1. Penentuan kandungan C dan H (ASTM D3178):
Sampel batubara dibakar di dalam ruang tertutup
Gas hasil pembakaran dialirkan ke absorption unit. Absorbent:
MgClO4 dan NaOH/KOH (Liebig Method)
Massa C dan H diukur di dalam masing-masing absorption unit

Evaluasi Batubara sebagai Bahan Bakar


Prosedur Ultimate Analysis (ASTM D3176)
2. Massa N diperoleh secara kimiawi (ASTM D3179 / KjeldahlGunning
macro method)
Sampel dicampur dengan larutan asam sulfat dan kalium
hidroksida panas
Nitrogen di dalam sampel akan bereaksi menjadi ammonium
sulfat
Ammonium sulfat direaksikan dengan NaOH sehingga menjadi
ammonia (NH3)
Ammonia dipisahkan dari larutan dengan distilasi, kemudian
dikondensasikan kembali
Konsentrasi ammonia dicari

Evaluasi Batubara sebagai Bahan Bakar


Prosedur Ultimate Analysis (ASTM D3176)
3. Massa S (ASTM D3177 / Eschka Method)
Sampel dicampur dengan Eschka Mixture (BaCl2 dan
Na2CO3)
Campuran dibakar hingga semua unsur mengalami
oksidasi
Hasil akhir pembakaran adalah BaSO4
Kandungan sulfur dihitung berdasarkan jumlah massa
BaSO4
4. Massa O = 100% - %C -%H -%N -%S

Anda mungkin juga menyukai