Anda di halaman 1dari 3

SISTEM PENGUKURAN CORIOLIS

1. Sistem Pengukuran Coriolis Meter

Coriolis meter adalah salah satu alat pengukur aliran yang digunakan
didalam industri khususnya perminyakan. Teknologi coriolis
diperkenalkan oleh Gaspar Gustav de’Coriolis pada tahun 1792 – 1843.
Coriolis dapat digunakan pada aliran fluida baik berupa cairan, gas dan
cairan padat (slurries).

Coriolis dikenal mempunyai beberapa kelebihan dilihat dari segi


pemakaian dan bentuknya, antara lain :
• Dapat digunakan pada cairan, slurries, gas, cairan berfasa ganda dan
aliran gas (di dalam batasan).
• Unit ukuran dalam berat, suatu keuntungan ketika pengukuran massa
diinginkan.
• Mampu menangani cairan sulit (cairan dengan bermacam-macam
tingkat kepadatan) dimana meter lain tidak bisa digunakan.
• Menghasilkan ketelitian dan repeatabilitas tinggi pada aliran cairan dan
slurries, ketelitiannya dibuat perbandingan ke meter lain yang biasanya
digunakan pada aliran cairan.
• Tidak terikat pada putaran dan profil aliran, tidak memerlukan
perubahan pada keadaan aliran.

Sedangkan kerugian yang ada pada sistem Coriolis antara lain :


• Tersedia hanya pada ukuran 1/16 sampai 6 inchi.
• Jika pengukuran volume diinginkan, konversi via pengukuran kepadatan
atau analisa pada kondisi-kondisi dasar diperlukan.
• Instalasi khusus dibutuhkan untuk mengamankan meter dari getaran
mekanis.

2. Bagian-Bagian Coriolis Meter

Coriolis umumnya terdiri atas satu kesatuan unit, dimana pada satu unit
coriolis meter paling tidak terdapat tiga bagian pokok, yaitu :
• Sensor.
• Transmitter.
• Peralatan tambahan (peripheral)

2.1 Sensor

Pada sebagian besar coriolis meter yang ada pada saat ini, umumnya
mempunyai tiga unit sensor yang terpasang, adapun ketiga unit sensor
tersebut masing-masing adalah :
• Sensor flow (Coriolis)
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi banyaknya aliran yang lewat
didalam proses
• Sensor temperatur
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi besaran temperatur dari aliran
yang lewat
• Sensor tekanan
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi besarnya tekanan kerja yang ada
didalam Coriolis meter

2.2 Transmitter

Peralatan ini mempunyai fungsi untuk menerima besaran sinyal yang dari
sensor untuk kemudian merubahnya menjadi signal yang diinginkan dan
kemudian meneruskan ke bagian output. Output dari peralatan ini pada
umumnya sinyal instrument standar ( 4-20 mA / 1-5 V), tetapi seiring
dengan perkembangan teknologi mikroprosesor, pada saat ini sudah
dapat kita temukan Coriolis meter yang dapat menghasilkan output
dalam bentuk data. Sehingga langsung terhubung dengan peralatan lain
yang menggunakan data sebagai komunikasinya seperti Flow Computer
dan sebagainya.

2.3 Peralatan Tambahan (Peripheral)

Peralatan ini umumnya hanya sebagai pelengkap dari Coriolis meter


tergantung dari jenis operasi yang dikerjakan oleh Coriolis meter.
Peralatan ini berupa indikator lokal yang telah disesuaikan dengan
keinginan pihak operator. Misalnya indikator banyaknya flow yang telah
lewat maupun besaran yang lainnya.

3. Prinsip Kerja Coriolis Meter

Pada prinsipnya, Coriolis bekerja dengan memanfaatkan efek coriolis.


Efek ini dapat digambarkan dengan sebuah benda yang tergantung pada
sebuah pegas. Daya renggang pegas akan selalu berubah tergantung
kepada berat dari benda yang memberatinya. Bila kita amati gambar 3 &
4, maka akan terlihat bahwa regangan yang terjadi pada pegas berbeda
antara beban 1 dan beban 2. Dengan panjang regangan yang berbeda,
otomatis gerakan tarik ulur dari pegaspun menjadi berbeda. Bila kita
ibaratkan gerakan tarik ulur sebagai sebuah frekwensi, maka dapat
dikatakan bahwa frekwensi dari kedua beban tersebut mempunyai
perbedaan, dimana semakin ringan berat benda akan semakin tinggi
frekwensi yang terjadi dan begitu sebaliknya. Atas dasar prinsip inilah
coriolis dibuat.

Anda mungkin juga menyukai