Diajukan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan Studi mata kuliah Kerja Praktek Jurusan
S1
Teknik Mesin Universitas Singaperbangsa Karawang
Dosen Pembimbing : oleh
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2022
Lembar Pengesahan
2
Lembar pengesahan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Kerja Praktek
yang berjudul “PROSES PRODUKSI DAN PERAWATAN MESIN PRODUKSI PT.
HAMASA STELL CENTRE”
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan Laporan ini tidak lepas dari bantuan
orang-orang yang dengan segenap hati memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan, baik
moral maupun material. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak S.T., M.T., selaku Kaprodi program studi Teknik Mesin S1 Universitas
Singaperbangsa Karawang,
2. Bapak Oleh S.T.,M.T selaku Dosen Pembimbing kerja praktek yang telah
membimbing pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan kerja praktek.
3. Bapak Marno BSc., M.T., selaku Dosen Wali yang telah memberi dukungan dalam
penyusunan laporan kerja praktek
4. PT. Hamasa Steel centre yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan kegiatan kerja praktek,
5. Kedua orang tua dan teman-teman yang telah memberi dukungan dan semangat
kepada penulis untuk menyusun laporan kerja praktek.
Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi maka penulis bisa
menyelesaikan laporan magang ini dengan sebaik-baiknya. Laporan magang ini memang
masih jauh dari kesempurnaan, tapi penulis sudah berusaha sebaik mungkin. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi kita semua.
Michael Ambarita
4
Dafar isi
Daftar Gambar
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Baja adalah material yang banyak digunakan untuk membentuk suatu rangka dalam
bangunan. Pembuatan rangka dilakukan menggunakan proses pembentuukan agar dapat
sesuai dengan kebutuhan yang akan diginakan. Salah satu rangka adalah besi cnc. Kegunaan
besi cnc adalah untuk menopang rangka atap.
materi penyusunnya terlebih dahulu. Jenis besi ini merupakan material yang tercipta dari
hasil pembentukan bahan plat coil. Bahan penyusunnya ini adalah sejenis lembaran galvalum
atau baja yang telah terlapis krom pada permukaannya.
Bahan bakunya sendiri tidak terbuat dari bahan baku yang memiliki sifat mudah rapuh.
Sebab, hal ini harus disesuaikan dengan fungsi dan kegunaannya. Yang mana material ini
lebih sering dipakai untuk menopang konstruksi dengan beban berat. Sehingga membutuhkan
penyusun yang terkenal kokoh, kuat, dan tidak mudah rapuh atau roboh
Mesin kanal c adalah mesin banding untuk membentuk baja menjadi bentuk U. Mesin ini
membentuk baja yang telah dipotong disbanding sesuai kriteria yang diinginkan dengan
mengatu pembentuk yang ada di dalam mesin agar sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan. Baja yang
Pembentukan besi cnc menggunakan proses Metal Forming dengan cara kerja rolling. Mesin
pembentuk besi cnc menggunakan proses rolling dengan mengatur komponen rolling agar
membentuk besi cnc sesuai kriteria yang dibutuhkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang penulis
ambil diantaranya adalah :
1. Prose produksi dan penggunaan mesin porduuksi
2. Perawatan teknis yang dilakukan untuk maintenenc mesin produksi
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
a) Mengetahui proses produksi besi cnc
b) Mengetahui proses-proses pemesinan dalam produksi mesin cnc
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, untuk memfokuskan pembahasan
maka batasan masalah dalam laporan kerja praktik ini adalah proses produksi
mesin Roll Forming CNP.
a) BAB I Pendahulun
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dalam proses
pembuatan Besi CNP, rumusan masalah laporan, batasan masalah,
tujuan dan sistematika Penulisan
e) BAB V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil implementasi kerja
praktek di PT. Hamasa Stell Centre
8
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT. Hamasa Stell adalah perusaan yang bergerak di bidak produksi pengolahan material besi
dan baja..
Berawal dari sebuah toko besi kecil dengan luas bangunan +/- 100 meter, Toko Besi Harapan
Masa yang berdiri sejak tahun 1965 pertama kali berlokasi di jalan Pangeran Jayakarta no.22.
Didirikan oleh Djiauw Beng Wan (Slamet Djohari), TB Harapan Masa bergerak di bidang
distribusi dan supply material besi
Dengan berkembangnya Harapan Masa Group, pada tanggal 14 november 1992, didirikanlah
PT Hamasa Steel Centre yang berfokus pada Coil Shearing, Slitting dan CNP Manufacturing.
PT Hamasa Steel Centre juga dipercaya menjadi salah satu distributor PT Krakatau Steel
(Persero) dan juga menjadi salah satu pelopor yang berpatisipasi membantu program
pemerintah konversi minyak tanah ke gas LPG.
Hamasa steel menjadi supplier besi cnp untuk PT. Krakatau Steel.
Perusahaan beralamat di Hamasa Steel Centre Pt., Jl. Raya Narogong No.24, Tlajung Udik,
Kec. Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16710
1. Direktur
Direktur merupakan penanggung jawab perusahan kapada pemegang saham
perusahan. Dan mengawasi kegiatan managerial dari setiap fungsi yang ada,
keseluruhan kegiatan managerial tersebut disusun dalam satu laporan kemudian akan
diteruskan ke manager direktur.
2. Managing Director
Managing Director bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional perusahaan,
seperti menyetujui dan memisahkan rencana kerja untuk satu tahun anggaran,
memantau aliran kas keuangan perusahaan, menetapkan rapat tinjauan manajemen,
10
mengesahkan dokumen sistem manajemen mutu perusahaan, dan menetapkan
kebijakan mutu dan sasaran mutu.
3. Factory Manager
Bertanggung jawab kepada general manager, dan mempunyai tugas serta wewenang
sebagai berikut :
Manager produksi ini dibantu oleh production consultant, juga dibantu oleh 4
supervisior pada bagian-bagian :
c. Maintenance supervisor
4. Sales Manager
Bertangung jawab kepada general manager, dan mempunyai tugas serta wewenang
untuk mengatur penjualan-penjualan baja lembaran tipis seng hasil produksi yang
disalurkan melalui distributor.
5. General Manager
General manager bertugas memimpin atau mengawal jalannya perusahan, yaitu
mengawal bawahan mereka untuk selanjutnya bertanggung jawab kepada manager
direktur sehingga dapat dikatakan bahwa general manager adalah asisten direktur.
6. General Affair Manager
General Affair ini bertanggung jawab kepada general manager. Dengan tugas dan
wewenang sebagai berikut :
7. Purchase manager
Bertanggung jawab kepada general manager, dan mempunyai tugas serta wewenang
untuk menyediakan bahan baku setengah jadi (Raw Material), suku cadang serta
keperluan lainnya yang berhubungan dengan pabrik dalam menjamin kelancaran
produksi. Manager ini dibantu oleh seorang asisten manager dan asisten manager
dibantu oleh order dan payment administration.
8. Financial Accounting Manager
Bertanggung jawab kepada general manager, dan mempunyai tugas serta wewenang
sebagai berikut :
a. Accounting staff
b. Financial staff
9. Machinery Maintenence
Unit ini berfungsi sebagai perawatan pada unit-unit produksi atau peralatan mekanis
lainnya pada pabrik. Adapun peralatan-peralatan tersebut adalah sebagai berikut :
11. Forklift
Unit ini berfungsi untuk memenuhi keperluan transportasi bahan maupun hasil
produksi serta barang lainnya dalam lingkungan pabrik sehingga menghemat tenaga
karyawan dalam hal pengangkutan barangbarang dalam pabrik.
12. Waste-Water Treatment
Unit ini bertugas untuk memproses air buangan industri agar betul-betul memenuhi
syarat sebagai air yang tidak mengandung zatzat berbahaya yang berpotensi
mencemari lingkungan di sekitar pabrik dan masyarakat di sekitar pabrik tersebut.
13. Ware House Raw Material
Unit ini bertugas sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan baku produksi dan
menampung peralatan-peralatan lainnya.
12
Unit ini bertugas sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan baku produksi dan
menampung peralatan-peralatan lainnya.
A. Besi CNP
B. Besi Wermesh
C. Pipa Galvalum
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Mesin yang dioprasikan
Pada kegiatan kerja praktek saya menggoprasikan 2 mesin yaitu mesin roll forming cnp dan
mesin slitting untuk memproduksi cnp dan mengerjakan maintenance mesin produksi.
3.1.1. Mesin slitting coil
Mesin slitting coil adalah mesin yang digunakan untuk memotong coil. Pemotongan coil
dilakukan dengan Menyusun pisau yang dapat diatur sesuai lebar diameter coil yang
dibutuhkan..
14
Mengusun rolling shear cutting untung memotong galvalume sesuai ukuran yang
diinginkan.
C. Recoiler
Adalah bagian mesin slitting untuk meletakkan hasil potongan yang sudah diproses
oleh mesin sliting
3.1.2. Mesin Roll Forming CNP
E. Panel Control
Adalah system untuk mengatur setiap komponen dalam mesin roll forming seperti
meningkatkan kecepatan,menggerakkan cutting untuk memotong besi
16
Gambar 3.8 Panel Control
2. Mesin akan menggerakkan roll untuk menggerakkan coil akar tertarik dan coil
mengalaming proses banding untuk membentuk koil sesuai dengan pengaturan roll
yang sudah dibuat
3. Setelah sudah besi koil yang dibentuk sesuai Panjang yang diinginkan besi dipotong
menggunakan cutting yang digerakkan dari sitem panel control
Untuk melakukan perawatan terhadap mesin produksi seperti mesin slitting coi,mesin Roll
Forming CNP digunakan beberapa alat pendukun seperti
18
3.2. Peralatan Pendukung
Dalam melakukan proses perawatan mesin dibutuhkan peralatan dan komponen
untuk melakukan maintenece sebagai berikut
20
3.2.2. Mesin turning/bubut
Gambar 3.14 Gerakan utama proses bubut (a) pemakanan memanjang; (b) pemakanan
melintang (facing)
3.2.2.1 Bagian mesin turning /mesin Bubut
a. Bagian – bagian mesin
b. Ukuran mesin
Ukuran mesin menentukan dimensi benda kerja yang dapat diproses. Pada mesin
bubut turning biasanya ada 2 ukuran yang menentukan ukuran mesin, yaitu Jarak antara
center kepala tetap dan centre kepala lepas Menentukan panjang benda kerja yang dapat
diproses. Dan berikutnya tinggi antara sumbu dengan bed mesin menentukan jari – jari
diameter benda kerja
22
Gambar 3.16 Ukuran mesin
Gambar 3.17 Turret magazine pada mesin (a) manual turning; (b) CNC
Turning Tornado
4. Boring mill lathe adalah mesin bubut yang memiliki rangka vertikal dan benda kerja
diletakkan pada chuck atau alat cekam lain yang menghadap ke atas. Boring mill lathe
ini biasanya digunakan untuk membubut benda kerja yang besar dan berat.
6. Automatic lathe Adalah mesin bubut yang dapat bergerak secara otomatis sesuai
dengan setting mesin dan/atau program yang diberikan. Mesin bubut otomatis ini telah
dikembangkan dengan menggunakan perintah – perintah numerik yang berupa kode huruf dan
angka oleh perangkat komputer. Mesin ini biasa disebut Computer Numerical Control
Turning atau CNC Turning.
Gambar 3.19
3.2.3. Welding/Pengelasan
Welding atau pengelasan dalam Bahasa Indonesia secara harfiah yang dikutip dari
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah proses, cara, perbuatan menyambung
besi dengan membakar. Definisi tersebut terasa kurang jelas, karena memang kurang
mendeskripsikan kegiatan dari pengelasan itu sendiri. Secara teknik, pengelasan
didefinisikan sebagai sebuah kegiatan menyambung logam dengan melalui fase cair
logam tersebut sebelum akhirnya membeku dan tercipta sambungan.
Perbedaannya ada pada kata “besi” dan “logam” karena memang nyatanya
pengelasan tidak hanya digunakan untuk menyambung unsur besi (Fe) saja. Tetapi juga
memiliki banyak aplikasi pada unsur golongan logam yang lain seperti aluminium (Al),
tembaga (Cu), titanium (Ti), dan lain lain. Secara ekstensif juga termasuk senyawa
logam seperti baja (Fe3C), baja tahan karat (FeCr), dll. Sehingga kata logam lebih tepat
digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas pengelasan. Selain itu, penggunaan istilah
“membakar” pada definisi harfiahnya juga kurang tepat.
Pembakaran pada pengelasan melibatkan suhu yang sangat tinggi dan harus cukup
tinggi untuk mencapai titik leleh dari logam yang akan disambung. Suhu tinggi tersebut
24
berasal dari bermacam – macam sumber tergantung proses las nya dan digunakan untuk
mencairkan logam yang disambung. Logam yang memasuki fase cair tersebut
bercampur lalu membeku dan menjadi sebuah sambungan las. Oleh karena itu,
penggunaan istilah “melalui fase cair” memberikan gambaran yang lebih deskriptif
tentang pengelasan.
Gambar 3.20 Kawat las fase cair membeku menjadi sambungan yang berbentuk
guratan
Terdapat berbagai macam proses pengelasan yang hingga saat ini masih memiliki
aplikasi masing – masing. Pengelompokan jenis proses las didasarkan pada sumber
panas yang digunakan untuk mencairkan logam.
Klasifikasi proses las tersebut kurang lebih seperti berikut :
3.2.3.1. Pengelasan Gas
Pengelasan Gas adalah pengelasan dimana sumber panas berasal dari pembakaran
gas. Beberapa proses las yang termasuk dalam pengelasan gas contohnya seperti OFW
(Oxy-Fuel Welding) dimana gas yang digunakan adalah campuran oksigen dengan
LPG (Liquid Petroleum Gas), dan OAW (Oxy-Acetylene Welding) dimana gas yang
digunakan adalah campuran oksigen dengan asetilen atau yang lebih banyak dikenal
dengan karbit.
Gambar 3.22 Peralatan Gas Tungsten Arc Welding (GMAW)
Pengelasan gas merupakan pengelasan yang sangat tua, ditemukan pada awal tahun
1900an sebelum las busur listrik ditemukan. Namun hingga saat ini pengelasan gas
terutama OAW masih banyak digunakan karena sifatnya yang praktis dan relatif lebih
murah dari proses las yang lain walaupun kualitas sambungan yang dihasilkan
cenderung kurang bagus. Selain digunakan untuk mengelas, aplikasi lain dari nyala api
oksigen dengan asetilen adalah untuk pemotongan logam dan brazing.
Pengelasan Busur Listrik merupakan jenis las yang paling banyak dipakai di dunia
industri karena pengelasan ini praktis, murah, efisien, dan memiliki produktivitas tinggi
dengan hasil sambungan yang cukup berkualitas. Pengelasan busur listrik mendapatkan
panas dari busur listrik yang tercipta antara ujung elektroda dengan logam induk. Busur
26
listrik tersebut tercipta dari reaksi arus pendek akibat dari terjadinya kotak ujung
elektroda dengan logam induk. Reaksi tersebut menciptakan panas yang cukup untuk
meng ionisasi udara disekitarnya, udara yang ter ionisasi mampu untuk menghantarkan
elektron diantara kedua media tersebut.
Sehingga nyala busur listrik yang konstan akan tercipta, menjadi sumber panas
bagi pengelasan busur listrik. Contoh pengelasan busur listrik seperti SMAW (Shielded
Metal Arc Welding), GMAW (Gas Metal Arc Welding), GTAW (Gas Tungsten Arc
Welding), dll. Selanjutnya pengelasan busur listrik juga terbagi menjadi pengelasan
elektroda terumpan dan tidak terumpan. Pada pengelasan elektroda terumpan, elektroda
yang digunakan untuk menciptakan busur listrik ikut mencair dan menjadi filler metal.
Sedangkan pada elektroda tak terumpan, elektroda tersebut terbuat dari bahan yang
memiliki titik lebur yang tinggi sehingga tidak ikut mencair menjadi filler metal.
Ring berfungsi untuk menahan bola/roller tetap berputar di tempat yang sama.
Terbuat dari material yang keras, seperti baja atau chrome, yang kekuatannya
mempengaruhi beban yang diterima dan masa pakainya. Kadang juga terbuat dari
keramik dan plastik, walaupun lebih ringan. Perlu diingat bahwa bahan bearing
plastik tidak cocok untuk ditempatkan pada temperatur dan tekanan tinggi.
28
B. . Inner Ring dengan jalur (raceway)
Ring yang letaknya di bagian paling dalam. Permukaannya bersentuhan langsung
dengan ball/roler dan poros. Umumnya terbuat dari bahan yang sama dengan outer
ring.
D. Cage
Cage berfungsi untuk menjaga jarak antara bola/silinder. Dengan demikian
bola/roller tidak saling bertabrakan atau bergesekan satu dengan yang lain.
Sehingga putaran bearing menjadi halus dan lancar.
A. Ball Bearing
prinsip kerja kerja bearingJika Anda belum mengetahui ball bearing itu seperti apa
maka gambar di samping ini adalah bentuk dari ball bearing. Ball bearing
mungkin yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dan juga cenderung
digunakan pada suatu benda yang hanya menerima beban kecil dan putaran tinggi.
Pada ball bearing, beban di transfer dari outer surface ke balls kemudian dari balls
akan dikirim ke bagian inner surface. Karena ball berbentuk sebuah sphere maka
kontak inner surface dengan outer surface sangat kecil sehingga itu membantu
bearing berputar dengan halus. Tetapi pada tipe bearing ini sangat rentan terhadap
beban besar.
B. Roller Bearing
bearing Rolller Bearing biasanya digunakan pada roller conveyor dimana pada
kasus ini bearing menerima beban radial yang besar. Roller bearing ini berbentuk
sebuah silinder sehingga kontak antar inner surface dengan outer surface menjadi
lebih banyak daripada ball bearing yang ball nya berbentuk sphere. Oleh karena
itu lah, roller bearing ini bisa menerima beban yang lebih besar daripada ball
bearing dalam menerima beban. Tetapi roller bearing ini tidak dapat menerima
beban thrust yang terlalu besar. Roller bearing juga biasa disebut needle bearing.
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Penentuan Tema
Tema yang diambil didalam laporan Kerja Praktek ini adalah “Proses Produksi
dan perawatan mesin roll forming CNP PT. Hamasa Stell Centre”
Mulai
Pembuatan Surat
Permohonan KP
Pengajuan ke PT yang
dituju
Tidak
Diterima PT
melakukan KP
Ya
Pengenalan
Lingkungan Kerja
Tidak
Pengajuan Judul ke
Dosen Pembimbing
Ya
A
A
Pengumpulan Data
Study Literatur
Penyusunan Laporan
Kerja Praktek
Tidak
Penyerahan Laporan
Kerja Praktik
Ya
Seminar
Selesai
1. calvalum/coil yang sudah disiapkan akan dipotng menggunakan mesin slitting sesuai
lebar diameter cnp yang akan diproduksi. Pisau slitting diseting agar diameter
pemotongan baja sesuia dengan hasil yang diperlukan
32
2. coil diletakkan di decoiler lalu diulurkan.
3. mesin akan berjalan koil akan dipotong oleh cutting yang telah disetting agar koil
terpotong sesuai ukuran yang diinginkan
4.4. Hasil
Hasil dari produsi mesin roll forming menghasilkan ukuran besi CNP dengan kriteria
besaran sebagai berikut
No H B T Panjang
1 200 mm 75 mm 3,2 mm 6 Meter
2 150 mm 65 mm 3,2 mm 6 Meter
3 125 mm 50 mm 3,2 mm 6 Meter
4 100 mm 50 mm 3,2 mm 6 Meter
5 150 mm 65 mm 2,3 mm 6 Meter
6 200 mm 75 mm 2,3 mm 6 Meter
7 200 mm 75 mm 2,1 mm 6 Meter
8 150 mm 65 mm 2,1 mm 6 Meter
9 200 mm 75 mm 2,8 mm 6 Meter
10 125 mm 50 mm 2,8 mm 6 Meter
11 150 mm 65 mm 2,8 mm 6 Meter
12 150 mm 65 mm 2,8 mm 6 Meter
13 200 mm 75 mm 2,5 mm 6 Meter
14 75 mm 45 mm 2,3 mm 6 Meter
15 100 mm 50 mm 2,1 mm 6 Meter
16 125 mm 50 mm 2,1 mm 6 Meter
17 125 mm 50 mm 2,5 mm 6 Meter
18 150 mm 50 mm 2,5 mm 6 Meter
19 150 mm 50 mm 3,2 mm 6 Meter
20 150 mm 50 mm 2,1 mm 6 Meter
21 100 mm 50 mm 2,6 mm 6 Meter
21 125 mm 50 mm 2,6 mm 6 Meter
34
22 150 mm 50 mm 2,6 mm 6 Meter
23 125 mm 50 mm 2,6 mm 6 Meter
Tabel 1 Spesifikasi Ukuran besi
Mesin rolling forming yang telah digunakan akan mengalami masalah atau kerusakan.
Dibutuhkan devisi maintenen untuk melakukan perawatan terhadap mesin jika terjadi
kerusakan agar kegiatan produksi dapat terus berlanjut. Beberapa kerusakan yang dialami
mesin roll forming
36
Dilakukan pelepasan pada komponen mesin dan retak yang ada paada komponen
tersebut akan dilakukan pengelasan. Setelah selesai dilakukan proses pengelasan
komponen yang sudah selesai akan dilakukan proses penghalusan menggunakan
mesin turning dan juga dapat dilakukan proses penghalusan menggunakan
gerinda.
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kerja praktek yang dilalui dapat diambil kesimpulan yang diantaranya
adalah :
5.2 Saran
Dalam proses dan kegiatan kerja praktek penulis memiliki beberapa saran untuk
kegiatan kerja praktek ini diantaranya adalah:
a. Kegiatan kerja praktek baiknya dilakukan diawal setelah pengisian
KRS
b. Kegiatan kerja praktik baiknya menggunakan APD mengikuti SOP
K3 pada lingkungan kerja
c. Menjaga fasilitas pabrik setelah melakukan kegiatan produksi agar tidak terjadi
barang yang hilang
d. Lebih interaktif dan komunikatif mempelajari proses produksi mesin yang
sedang diteliti, karena karyawan sangat sibuk saat bekerja
e. Lebih banyak mencari referensi dan studi literatur dalam penyusunan laporan
kerja praktik.
40