Anda di halaman 1dari 55

PROSES MANUFAKTUR DAN PRAKTIKUM

IEG2G3

Program Studi Teknik Industri


Fakultas Rekayasa Industri
Telkom University
DOSEN

Andri. G. Suryabrata, ST, MSC


Ruangan: C-128
HP: 081380588570
PENILAIAN

1. Praktikum – 30%
2. Presentasi dan Tugas Besar – 20%
3. UTS – 20%
4. UAS – 20%
5. Quiz & Tugas – 10%
QUIZ

Quiz ada 2 kali yaitu di:

1. PERTEMUAN KE 2 – Multiple Choice


2. PERTEMUAN KE 6 – Multiple Choice &
Essay
Pengertian Manufaktur
• Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang
berarti dibuat dengan tangan.

• Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata


manufacturing muncul tahun 1683.

• Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses


merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi:
1) Perancangan Produk
2) Pemilihan Material, dan
3) Tahap-tahap Proses Dimana Produk Tersebut Dibuat.

• Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan


pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-
macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan
yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang
diperlukan.
• Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya
adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan
berbagai variasi sumbe rdaya dan aktifitas sebagai
berkut:

Perancangan Produk - Pembelian - Pemasaran - Mesin


dan perkakas - Manufacturing - Penjualan -
Perancangan proses - Production control – Pengiriman
- Material - Support services - Customer service

• Hal-hal di atas telah melahirkan disiplin ilmu tentang


teknik manufaktur. Sesuai dengan definisi manufaktur,
keilmuan teknik manufaktur mempelajari
perancangan produk manufaktur dan perancangan
proses pembuatannya serta pengelolaan sistem
produksinya (system manufaktur).
• Sebagai ilustrasi, mari perhatikan dan periksa beberapa
objek di sekitar kita: arloji, kursi, stapler, pensil, kalkulator,
telpon, panci dan pemegang lampu. Kita segera akan
menyadari bahwa semua obyek tersebut mempunyai
bentuk yang berbeda.

• Benda-benda tersebut tidak akan bisa dijumpai ada di


alam ini sebagaimana seolah-olah tersedia begitu saja di
ruangan kita. Benda-benda tersebut telah
ditransformasikan (diciptakan/dibuat) dari berbagai
material dan dirakit hingga menjadi benda-benda yang
kita pergunakan sehari-hari
• Beberapa obyek terdiri dari satu komponen, seperti
paku, baut, kawat, gantungan baju. Namun demikian,
kebanyakan obyek seperti, mesin pesawat terbang
(ditemukan tahun 1939), ballpoint (1938),
panggangan roti (1926), mesin cuci (1910), AC (1928),
lemari es (1931), mesin fotocopy (1949), dan semua
jenis mesin, serta ribuan produk lainnya , dibangun
dari perakitan sejumlah komponen yang terbuat dari
berbagai jenis material.
• Semua komponen tersebut dibuat melalui berbagai
proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Di
samping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga
melibatkan aktifitas dimana produk yang dibuat
dipergunakan untuk membuat produk.

• Produk tersebut adalah mesin-mesin yang dipakai untuk


membuat berbagai macam produk. Misalnya :
1. mesin press untuk membuat plat lembaran menjadi
bodi mobil,
2. mesin-mesin untuk membuat komponen, atau
3. mesin jahit untuk memproduksi pakaian.

• Aspek yang sama pentingnya adalah perbaikan dan


perawatan (service and maintenance) mesin-mesin
tersebut selama umur hidupnya
Sejarah proses manufaktur (1700 - 1960)
Sejarah proses manufaktur (1960 – 2000s)
Desain Produk & Concurrent Engineering

• Gambar a). Menunjukkan


langkah-langkah dalam
mendesain dan manufaktur
produk, yang tergantung
pada kompleksitas dan jenis
material yang digunakan,
rentang waktu antara
konsep asli dan pemasaran
produk bisa bulanan sampai
tahunan.

• Gambar b). Menunjukkan


aliran pembuatan produk
secara umum dalam
concurent engineering, dari
analisa pasar sampai
Gambar b). menjadi produk.

Gambar a).
Pemilihan Material Dan Proses

• Terdapat banyak sekali jenis material yang ada di alam,


di dalam dunia teknik material umumnya diklasifikasikan
menjadi lima jenis yaitu:
a) Material logam (fero, non fero)
b) Polimer
c) Keramik
d) komposit

• berbagai bahan yang tersedia tersebut, masing-masing


jenis memiliki sendiri,
a) sifat material dan karakteristik manufaktur,
b) keuntungan dan keterbatasan,
c) pengolahan dan biaya produksinya, dan
d) konsumen dan industri aplikasi
Sifat-sifat material
• Sifat mekanik (kuat, ulet, keras, tangguh, elastis, lelah,
dan mulur)
• Sifat fisik (berat jenis, panas spesifik, ekspansi termal &
konduktifitas, titik leleh, sifat listrik dan magnet)
• Sifat kimia (oksidasi, korosi, degradasi, racun dan sifat
mampu nyala)
• Sifat-sifat manufaktur (workability)
• Sifat-sifat fungsi (estetika, ergonomi)

a) Logam Fero dan Non Fero


• Logam fero adalah: logam paduan yang
mengandung besi (Fe) sebagai unsur utamanya.
• Logam non fero adalah: logam paduan yang
mengandung sedikit atau sama sekali tanpa besi (Fe)
Dalam dunia teknik, logam (besi / baja) merupakan material
yang paling banyak dipakai,
Logam fero dan non fero merupakan bahan anorganik
terdiri dari satu atau lebih unsur logam , yang mempunyai
sifat:
• Memiliki struktur kristal dan baik sebagai penghantar
(konduktor) panas dan listrik,
• Memiliki kekuatan dan modulus elastisitas yang tinggi,
• Mampu mempertahankan kekuatan (strength) baik pada
suhu tinggi maupun rendah,
• Logam juga memiliki duktilitas yang cukup, yang penting
untuk banyak aplikasi teknik,
• Logam dapat diperkuat dengan paduan dan perlakuan
panas
• Beberapa logam dapat dibuat menjadi tahan terhadap
korosi
b) Bahan Polimer adalah: bahan organik yang yang memiliki
rantai molekul (karbon) yang panjang dan berat molekul
yang besar karbon , umumnya non kristal hanya ada
beberapa yang merupakan campuran kristal dan non
kristal

Sifat bahan polimer


• Polimer umumnya memiliki kepadatan rendah dan
kekakuan rendah dibanding bahan logam
• Lebih lunak dibanding logam dan mempunyai sifat
viskoelastis (kenyal dan elastis)
• Merupakan penghantar listrik yang buruk
• Titik lelehnya rendah, dan umumnya tidak tahan terhadap
cairan asam
tahan korosi
• Ringan (berat jenis rendah)
c) Keramik merupakan bahan anorganik yang terdiri dari logam
dan unsur non logam yang terikat bersama secara kimiawi ,
keramik bisa berupa kristal (keramik), non kristal (gelas) atau
campuran keduanya (kaca-keramik)

Sifat bahan keramik:

• Umumnya keramik memiliki titik leleh tinggi dan stabil terhadap


cairan kimia seperti asam
• keramik memiliki kekerasan tinggi dan dapat mempertahankan
kekuatannya pada suhu tinggi
• keramik sangat rapuh dan mudah pecah (duktilitasnya
rendah)
• keramik biasanya merupakan penghantar listrik dan panas
yang buruk
• keramik memiliki kekuatan tinggi pada kompresi
4. Bahan Komposit adalah: bahan campuran (kombinasi)
dua atau lebih material hasil rekayasa, berupa matriks
(polimer, logam dan keramik) dan penguat (logam,
gelas, keramik),
Bahan komposit direkayasa untuk menggabungkan
sifat terbaik dari masing-masing komponennya

Sifat bahan komposit


• Sifat terutama sifat mekanik bisa direkayasa
• Ringan dan non magnetik

(Kayu adalah bahan komposit yang terbentuk secara


alamiah, yang terdiri dari serat selulose yang berada
dalam matriks lignin).
• Sifat mekanik adalah sifat yang menyatakan kemampuan
suatu material untuk menerima beban, gaya dan energi
tanpa menimbulkan kerusakan pada material tersebut,
pentingnya sifat mekanik material dalam aplikasi teknik
adalah sebagai berikut:
• kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan tentang
sifat bahan, sehingga pilihan material sesuai untuk
aplikasinya
• data sifat mekanik digunakan untuk memprediksi
respon bahan terhadap beban mekanis.
Beberapa sifat mekanik yang penting antara lain:

• Kekuatan (strength)
Merupakan kemampuan suatu material untuk menerima
beban tanpa menyebabkan material menjadi patah.
Berdasarkan pada jenis beban yang bekerja, kekuatan
dibagi dalam beberapa macam yaitu: (a) kekuatan tarik,
(b) kekuatan geser, (c) kekuatan tekan, (d) kekuatan
torsi, dan (e) kekuatan tekuk.

• Kekakuan (stiffness)
Adalah kemampuan suatu material untuk menerima
tegangan/beban tanpa mengakibatkan terjadinya
deformasi atau difleksi.
• Keuletan (ductility)
Adalah sifat material yang didefinisikan sebagai kecenderungan
material mengalami deformasi secara signifikan sebelum patah
(pada beban tarik), ukuran keuletan material diukur dengan
menggunakan persen perpanjangan sebelum patah atau
pengurangan luas sebelum patah, bahan yang memiliki sifat ini
antara lain besi lunak, tembaga, aluminium, nikel, dll.

• Kegetasan (brittleness)
Adalah suatu sifat material yang didefinisikan sebagai ukuran tidak
adanya deformasi sebelum patah (sifat kegetasan berlawanan
dengan keuletan). Contoh bahan yang memiliki sifat kerapuhan ini
yaitu: besi cor, keramik
• Kelelahan (fatigue)
• Merupakan kecenderungan dari logam untuk menjadi
patah bila menerima beban bolak-balik (dynamic load)
yang besarnya masih jauh di bawah batas kekakuan
elastiknya.

• Melar (creep)
Merupakan kecenderungan suatu logam untuk
mengalami deformasi plastik bila pembebanan yang
besarnya relatif tetap dilakukan dalam waktu yang lama
pada suhu yang tinggi.

• Kekerasan (hardness)
Merupakan ketahanan material terhadap penekanan
atau indentasi / penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat
tahan aus (wear resistance) yaitu ketahanan material
terhadap penggoresan atau pengikisan.
• Kekenyalan (elasticity)
Didefinisikan sebagai kemampuan meterial untuk
menerima tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya
perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan
dihilangkan, atau dengan kata lain kemampuan
material untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula
setelah mengalami deformasi (perubahan bentuk).

• Plastisitas (plasticity)
Adalah kemampuan material untuk mengalami
deformasi plastik (perubahan bentuk secara
permanen) tanpa mengalami kerusakan. Material yang
mempunyai plastisitas tinggi dikatakan sebagai
material yang ulet (ductile), sedangkan material yang
mempunyai plastisitas rendah dikatakan sebagai
material yang getas (brittle )
Sifat mekanik secara umum ditentukan melalui pengujian
destruktif dari sampel material pada kondisi pembebanan
yang terkontrol,

sifat mekanik yang paling baik diperoleh dengan


melakukan pengujian pada produk prototif dengan
menggunakan pembebanan sebenarnya

Uji Tarik dan Tensile Strength


Spesimen uji (standar) → lihat gambar
Pengujian dilakukan dengan melakukan penarikan pada
batang uji perlahan-lahan sampai patah, setiap
penambahan beban, panjang bahan uji diukur, hasil
pengujian tarik dapat dilihat pada gambar di bawah
σ : tegangan =P/A0 ε : regangan =(l-l0)/l0
Modulus elastis itas (E), Titik pl pada gbr. Di atas → batas proporsional →
di bawah titik tsb tegangan sebanding dengan regangan → sifat
proporsional diformulasikan sebagai hukum HOOK:

E = modulus elastisitas = modulus YOUNG = ukuran kekakuan


material pada batas elastis

Batas elastis , titik el pada gbr. Di atas → batas elastis → bila dilewati,
material akan mengalami deformasi permanen (plastis) → batas
perilaku elastis dengan perilaku plastis

Titik Y → titik luluh, material mulai mengalami luluh dengan laju


deformasi meningkat

Titik U → kekuatan tarik ultimate (ultimate Tensile Strength) setelah


titik ini material patah (fracture).
Uji tekan (comprsssion strength)
Uji tekan dilakukan dengan memberikan beban tekan
kepada spesimen berupa batang silinder dengan
diameter tertentu.
Uji Tekuk (bending) dan Flexural Strength
Uji bending biasanya dilakukan untuk menentukan flexural strength
komponen. Pengujian ini dilakukan dengan menumpu batang
dengan tumpuan sederhana dan kemudian membebani batang
tersebut secara transversal pada bagian tengahnya.
Bila materialnya ulet, kegagalan yang terjadi berupa luluh
sedangkan bila materialnya getas kegagalannya adalah berupa
patahan. Gambar 2.7 menunjukkan contoh hasil akhir uji bending

Spesimen uji tekuk setelah gagal, (a) baja ulet, (b) baja karbon
getas
Uji Puntir Shear Strength
Uji puntir dilakukan untuk mengetahui sifat geseran pada
material. Uji puntir biasanya diperlukan untuk komponen yang
beban utamanya adalah beban puntir. Bentuk spesimen uji
puntir ini tidak jauh berbeda dengan bentuk spesimen uji tarik.
Gambar di bawah menunjukkan contoh hasil akhir uji puntir.

Spesimen uji puntir setelah gagal, (a) baja ulet, (b) besi cor
getas.
Sifat-sifat mekanik dapat ditentukan dengan uji puntir adalah
sebagai berikut :
Modulus kekakuan geser (Modulus of Rigidity)
Persamaan tegangan-regangan untuk puntiran murni didefinisikan
sebagai berikut:
Dimana τ: tegangan geser, r: radius spesimen,
Lo: panjang benda kerja, θ: sudut puntir
(radian), dan G: modulus kekakuan geser

Hubungan G dengan modulus Young dan rasio Poisson’s


dinyatakan sebagai berikut :

ν (Rasio Poisson’s): perbandingan antara


regangan arah lateral dengan regangan
longitudinal.
Uji Keras (Hardness)
Uji keras dilakukan untuk mendapatkan sifat kekerasan material.
Kekerasan biasanya dapat dinyatakan dalam tiga skala yaitu
Brinell, Rockwell, atau Vickers. Perbedaan utama dari ketiga
skala ini adalah pada beban dan indentor yang digunakan
dalam pengukurannya.
Micro Hardness (knoop hardness
Pengujian Vickers testing)
Sering disebut knoop hardness
testing, digunakan untuk :
Mengukur kekerasan keramik dan
Material lunak
Uji Lelah dan Endurance Limit
Dalam aplikasi nyata, banyak sekali komponen mesin yang mengalami
pembebanan yang bervariasi terhadap waktu baik besar maupun arahnya.
Beban seperti ini disebut beban dinamik. Beban dinamik yang bekerja bolak-
balik atau berfluktuasi dapat menimbulkan kegagalan lelah (fatigue). Sifat
mekanik material sehubungan dengan fenomena ini adalah kekuatan lelah
(fatigue strength). Kekuatan lelah dapat ditentukan dengan melakukan uji
lelah, menggunakan mesin R.R. Moore. Gambar di bawah menunjukkan set-up
uji lelah dan beban bolak-balik yang dialami spesimen uji.
Basic Manufacturing Processes

• Casting or moulding (liquid to solid with new shape)


• Forming (deformation of solid into new shape)
• Machining (material removal to make new shape)
• Joining and assembly (making new shape from smaller
shapes)
• Surface treatments (changing or adding to surface)
• Heat treating (changing properties without changing
shape)
• Other (vapour deposition, dissolution etc)

Often more than one process will be involved; e.g. casting,


heat treating, machining, surface treatment.
Contoh:
pembuatan medali

1. Model 3 D dibuat sesuai


yang diinginkan
2. Kemudian model 3 D
ditransfer ke mesin CNC
(digitizing)
3. Kemudian berdasarkan
3D model dibuatkan
cetakan
4. Bahan medali dipotong
5. Bahan medali di bentuk
berdasarkan cetakan
Application of CAD/CAM to make sunglasses mold

Figure :
Machining a mold cavity for
making sunglasses.

a) Computer model of the


sunglass as designed and
viewed on the monitor.
b) Machine the die cavity
using a computer
numerical-control milling
machine
c) Final product. Source:
Courtesy of
Mastercam/CNC
Software, Inc.
Basic Manufacturing Processes
1. Shaping processes (proses pembentukan)
1) Casting/moulding (pengecoran dan
cetakan)
2) Cutting/separating (pemotongan dan
pemisahan)
3) Deformation/forming
4) Joining (penyambungan)
2. Non shaping processes (bukan pembentukan)
1) Heet treatment
2) Surface finishing/surface treatment
Casting/consolidation
1. Laminating→(a)Filament winding, (b)Lay up, (c)Pultrusion
2. Casting
1) Permanent mould→(a) gravity die casting, (b)
pressure die casting, (c) Squeeze casting, Centrifugal
casting, (c) Compression moulding, (d) Reaction inj.
(e)Moulding, (f)Injection moulding, (g)Rotational
moulding, (h)Contact moulding
2) Permanent pattern→ (a) Sand casting, (b) Shell
moulding
3) Expendable mould and pattern→ (a) Investment
casting, (b) Evaporative pattern casting
3. Deposition techniques→ (a) Chemical techniques, (b)
Physical techniques
Schematic illustration of various casting
processes
Deformation/forming
1. Sheet
1) Sheet metal forming, (a)Bending, (b)Die, (c)Spinning
2) Vacuum forming
3) Blow moulding
4) Superplastic forming
2. Bulk
1) Forging
1) Hot Forging : (a) Drop, (b) Press, (c) Upset
2) Cold Forging: (a) Swaging, (b) Cold heading
2) Wire/tube drawing
3) Rolling: (a) Sheet (b) Structural, (c) Pierce
4) Extrusion: (a) Direct, (b) Indirect, (c) Impact
3. Powder processing
1) Slip casting
2) Pressing and sintering
3) Isostatic pressin
Schematic illustration of various bulk
deformation processes
Schematic illustration of various sheet metal
forming processes
Cutting/separating

1. Mechanical machining:
(a) Single point cutting, (b) Multiple point
cutting, (c) Grinding/Abrasives
2. Electromachining:
(a) Electrochemical, (b) Electrical discharge
3. Shearing:
(a) Piercing, (b) Blanking
4. Thermal cutting:
(a) Torch cutting, (b) Electric discharge
5. Chemical milling:
(a) Immersion, (b) Photo etching
Schematic illustrations of various
machining and finishing processes.
Joining/assembly
1. Resistance welding: (a) Spot weldingm, (b) Seam welding, (c)
Projection welding, (d) Electroslag welding
2. Fusion welding
a) Electric arc welding : (1) GMAW, (2) GTAW, (3) SMAW, (4)
FCAW, (5) PAW
b) Gas welding
c) Laser welding
d) Electron beam welding
3. Solid state welding: (a) Forge welding, (b) Friction/Ultrasonic
welding, (c) Cold welding, (d) Explosive welding, (e) Diffusion
bonding
4. Mechanical joining
a) Fasteners : (1) Screws, (2) Rivets, (3) Bolts, (4) Nails, (5) Seams
5. Liquid state bonding : (a) Adhesive bonding, (b) Brazing, (c)
Soldering
Schematic illustration of various joining
processes

Anda mungkin juga menyukai