Anda di halaman 1dari 12

Pencegahan dan Perlindungan terhadap Korosi dengan Coating/Painting

Pencegahan dan Perlindungan terhadap Korosi dengan Coating/Painting

Pendahuluan

Masalah korosi dilingkungan industri perminyakan hulu merupakan masalah yang sangat serius karena
kerusakan peralatan dan komponen pendukung yang diakibatkan penanganan korosi yang kurang tepat dan
serius dapat berakibat fatal seperti terjadinya kebocoran, ledakan, kebakaran, rusaknya lingkungan dan
keamanan serta keselamatan manusia. Disamping kerugian material langsung atau tidak langsung juga dapat
berdampak image yang buruk bagi pemerintah dan masyarakat. Itulah sebabnya, penanganan korosi didunia
perminyakan menjadi sangat serius dan hati hati karena industri ini sangat vital dan merupakan kontributor
terbesar untuk penerimaan Negara.

Kerusakan akibat korosi dapat diakibatkan banyak faktor, dapat terjadi karena variable luar seperti pengaruh
lingkungan sekitar peralatan yang sangat korosif, berupa beban statik, beban dinamik, suhu, media operasi
dan pemeliharaan yang buruk.
Dalam banyak metode penanggulangan korosi, Coating atau Cat adalah merupakan satu pilihan dari banyak
metode penanggulangan korosi lainnya. Metode ini dianggap efektif karena mudah untuk di aplikasikan baik
sebelum konstruksi terpasang, pada saat di fabrikasi dan atau setelah konstruksi selesai.
Makalah ini akan menyoroti secara umum hal-hal yang dianggap penting tentang Coating atau Painting, apa
dan bagaimana aplikasi coating atau painting secara baik dan benar sehingga Coating atau Painting itu dapat
berfungsi sebagai proteksi terhadap korosi, tahan lama dan berpenampilan baik.
Beberapa uraian dalam makalah ini dianggap penting untuk dikemukakan oleh penulis sebagai dasar
penjelasan materi sebagai mata rantai permasalahan permasalahan baik di industri perminyakan hulu,
petrokimia dan industri lainnya yang memerlukan penanganan khusus dengan aplikasi Coating atau
Painting.
COATING ATAU PAINTING
Agar pengertian tidak rancu, maka perlu didefinisikan apa yang dimaksud dengan Coating dan atau Painting.
Pada industri penanggulangan korosi, COATING dapat diartikan yakni sebagai pelapis, pelindung dan
berfungsi sebagai penanggulangan korosi. Coating bisa dalam bentuk ORGANIC dan INORGANIC dalam
bentuk liquid atau padat, dari bahan yang keras non metal, komposit, ceramic, metal, dan bahan sintetis.
Adapun jenisnya sangat beragam.

Sementara PAINTING atau yang lazim disebut di Indonesia sebagai CAT, pada umumnya terbuat dari
bahan ORGANIC berupa Liquid atau cairan, dapat berfungsi sebagai penanggulangan korosi, namun lebih
menonjol dalam sisi dekoratif atau estetika.

Sebelum kita mengulas tentang Coating dan Painting serta permasalahannya berikut ini adalah penjelasan
singkat terhadap pengertian korosi dan metoda penanggulangan korosi lainnya selain Coating atau Painting.
Perlu di ingat, bahwa suksesnya penanggulangan korosi dilingkungan perminyakan adalah dengan
menggunakan metoda-metoda penanggulangan korosi sebanyak-banyaknya, dan Coating atau Cat hanya
merupakan satu metoda pilihan dari yang lainnya yang juga diterapkan secara konsisten di dalam dunia
perminyakan.
KOROSI
Korosi umumnya terjadi pada logam. Korosi adalah reaksi kimia atau elektrokimia yang terjadi antara
material logam dengan lingkungannya yang mengakibatkan berkurangnya sifat kekuatan energy pada
material logam tersebut.
Secara fisik logam yang rusak terlihat sebagai bentuk kerusakan, dan bentuk kerusakan yang terjadi bisa
merata atau setempat dan bentuk rusaknya logam ini disebut Korosi.
Berkurangnnya sifat kekuatan energi pada material logam terjadi pada area yang disebut anoda dan pada
area dimana tidak terjadi penurunan kualitas energi disebut katoda. Reaksi kimia terjadi pada area katoda
akibat terbentuknya formasi basa oleh adanya larutan dan kurun waktu dan hadirnya hydrogen gas pada
permukaan logam akan bersifat passive, dan adanya sifat ini dapat mengurangi laju korosi.
Reaksi yang timbul dengan adanya oxygen juga terjadi pada area katoda, dan keberadaan oxygen ini dapat
menunjukkan laju korosi pula.
Bentuk dan jenis korosi:
Bentuk dan jenis korosi haruslah dimengerti sehingga kita dapat mengetahui bentuk dan jenis korosi seperti
apa yang dapat ditanggulangi dengan Coating atau Cat.
Beberapa bentuk dan jenis korosi yang terjadi secara umum adalah:
- Uniform (General, dimana anoda dan katoda vise versa)
- Pitting (Sumuran)
- Dissimilar metal (Galvanic corrosion)
- Differential Environment (Dampak suhu yang berbeda)
- Stray Current
- Dealloying
- Erosion
- Exfoliation (Delaminasi yang terjadi pada batas butir).
Dari ragam bentuk dan type korosi diatas, yang layak diperhitungkan oleh Pengendalian korosi dengan
Protective Coating adalah Uniform Corrosion.
Berfungsi tidaknya Protective Coating juga dapat dipengaruhi oleh disain konstruksi.
Disain yang buruk dapat membuat konstruksi akan lebih cepat berkarat.
Contoh disain yang buruk adalah:
- Kontak antar logam yang berbeda potensial
- Kondisi cuaca atau suhu yang tidak sesuai antara disain dan actual service
- Tidak adanya Water trap mencegah adanya penumpukan larutan atau air
- Crevices atau adanya celah pada konstruksi
- Permukaan yang kasar dan ujung ujung yang lancip, contoh: alur las
- Permukaan yang sulit di akses atau permukaan yang kompleks.

METODA PENANGGULANGAN KOROSI


Ada beberapa metoda pengendalian korosi dimana metoda yang satu dengan metoda lain nya memiliki
keunggulan dan kelemahan.
Untuk mendapatkan hasil pengendalian korosi yang optimal adalah dengan cara mengaplikasikan metoda
pengendalian korosi sebanyak banyaknya dengan tepat secara optimal dan tepat fungsi dan tidak menjadi
over proteksi.

Metoda metoda pengendalian korosi adalah:


- Pemilihan kualitas bahan Konstruksi (Material Selection)
- Penggunaan Material non logam
- Pengendalian korosi dengan Inhibitor atau proteksi Anodic
- Pengkondisian cuaca dan merubah lingkungan agar tidak korosif.
- Pengendalian korosi dengan Proteksi Katodik
- Pengendalian Korosi dengan Protective Coating atau Painting

Didalam tulisan ini, kita hanya membahas metoda penanggulangan korosi dengan Coating atau painting dan
tidak mengulas semua bentuk dan jenis korosi serta metoda pengendaliannya, namun dengan mengetahui
bentuk dan jenis korosi yang ada serta metoda penanggulangan yang ada kita dapat melihat dengan nyata
bentuk korosi yang dapat diperhitungkan dan dapat ditanggulangi dengan metoda pelapisan atau lapis
lindung atau disebut Protective coating atau painting.
Metoda Pengendalian Korosi dengan Protective Coating atau Painting
Coating atau Painting dapat memproteksi permukaan logam dari korosi dengan cara membentuk suatu
lapisan yang dapat memisahkan dan merintangi atau mengisolir antara permukaan logam dengan lingkungan
luar.
Kondisi lingkungan yang berbeda tingkat korosifitas nya maka penggunaan satu jenis Coating system saja
tidaklah tepat atau cukup dan dapat memungkinkan Coating menjadi tidak berfungsi secara optimal.
Didalam Standard ISO 12944 penggunaan Coating system pada lingkungan perminyakan dapat
dikategorikan pada klasifikasi Zona C 4 I dan
Faktor Utama Pemakaian Protective Liquid Coating atau Cat
Protective Coating atau Painting yang umum disebut “Cat” adalah lapis pelindung, melindungi dengan cara
membentuk suatu lapisan antara permukaan dengan lingkungan luar.
Daya tahan dari sistim pelapisan ini tergantung dari beberapa faktor, dan faktor yang mutlak dan sangat
penting adalah SPESIFIKASI dan kelengkapan DOKUMEN TEKNIS pendukung, Kelengkapan peralatan,
tenaga kerja yang mahir. Berikut adalah 7 (Tujuh) Faktor penting dimaksud:
1.      Permukaan Konstruksi Jenis Logam dan disain Konstruksi
Secara umum, coating atau cat dipergunakan untuk memproteksi permukaan besi/logam, namun juga pada
permukaan non logam sperti kayu, tembok, non ferrous steel (mis: Galvanis, Aluminium, Stainless Steel,
FRP, untuk perlindungan ganda dan estetika), baik konstruksi baru atau maintenance.
Cacat pada bahan/konstruksi termasuk disain yang kurang baik secara langsung dapat berpengaruh buruk
pada sistim pelapisan
2.      Kondisi Lingkungan Tingkat Korosifitas dan Cuaca sekitar
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh diantaranya adalah atsmofir, Humidity, Immersion, Tidal zone,
temperature, sinar matahari, kelembaban udara, kandungan kimia, dll. Semakin tinggi tingkat korosif dari
suatu lingkungan atau daerah sekitar maka semakin tinggi pula laju korosi yang akan terjadi. Misalnya:
Daerah industry dekat pantai akan sangat lebih korosif dibanding dengan daerah pegunungan yang jauh dari
tepi pantai.
3.      Mutu/Kualitas Coating atau Cat Jenis Generik Coating Kelemahan dan Keunggulan
Coating atau Cat yang berkualitas hanya dapat dibuat apabila menggunakan bahan baku yang berkualitas.
Pemakaian bahan baku bermutu oleh pabrik pembuat Cat, formulasi yang tepat, proses produksi dan control
laboratorium yang baik harus dilaksanakan secara konsisten. Pemilihan produsen yang berlandaskan
spesialisasi, pengalaman yang teruji, kelengkapan research and development serta laboratorium proses dan
konsistensi produk yang berkualitas dari salah satu produsen adalah kriteria pemilihan produk yang tepat.
Termasuk bantuan technical service yang handal dan dapat memberikan saran teknis bagi para
pelanggannya; disamping persyaratan lain yang menjadi perhatian pengguna atau pemakai.
4.      Coating System System Pelapisan dan kombinasi pelapisan Primer, Intermediate, Finish Coat
Faktor dan aspek penting selain Surface Preparation adalah Aplikasi yakni: menciptakan lapisan dari bahan
cat yang cair/kental, menjadi bahan yang solid, kering dan merekat menutupi permukaan secara sempurna.
Coating atau Cat setelah diaplikasi harus dapat berfungsi sebagai proteksi sekaligus performance, berdaya
guna serta mendapatkan usia pakai maksimal sesuai spesifikasi yang diharapkan.
Persiapan Permukaan sebelum proses aplikasi dimulai, menjadi hal yang mutlak dan harus ter-penuhi untuk
menghasilkan hasil pengecatan yang baik dan berkualitas.
Persiapan dimaksud meliputi antara lain: Kelengkapan dokumen mulai Spesifikasi, Material cat dan Thinner
sesuai Spesifikasi, jumlah pemakaian yang cukup tersedia, peralatan aplikasi yang paling sesuai dengan
rekomendasi pabrik, peralatan inspeksi, sarana penunjang seperti scaffolding atau perancah dan penerangan
yang cukup, ventilasi bilamana pengecatan berlangsung didalam ruangan tertutup mis: Tanki timbun.
Kontraktor pelaksana haruslah memiliki tenaga blaster dan painter yang terlatih, berpengalaman dan mahir.
Kondisi lingkungan dan cuaca selama proses pengerjaan juga sangat penting dimana dampak kelembaban
udara, titik embun dan suhu permukaan akan sangat mempengaruhi proses pengeringan Coating atau cat.
Adanya batasan tertentu yang harus dipatuhi yang semuanya berdampak pada hasil pengecatan.
Memungkinkan. Untuk dapat memonitor proses pekerjaan step by step maka peranan Coating Inspector
menjadi sangat penting.
Pemilihan generic cat secara tepat haruslah sesuai dengan penggunaanya secara khusus. Setiap generic
memiliki keunggulan dan kelemahan, karakter, klasifikasi dan sifat yang berbeda-beda dari jenis yang satu
dengan jenis yang lainnya. Sebagai contoh: Cat jenis Alkyd tidak cocok bila diaplikasikan pada permukaan
nonferrous atau semen konkrit dan akan menimbulkan saponifikasi, begitu juga pada area yang senantiasa
terendam dengan larutan.
Dengan adanya perbedaan pada tiap-tiap jenis cat maka secara otomatis kombinasi pada system pelapisan
haruslah tepat sesuai fungsinya masing-masing. Pada lembar berikut topic ini akan diuraikan secara rinci
dan tersendiri sebagai dasar pemahaman tentang protective coating atau cat dan segala permasalahanya.
5.      Surface Preparation, Metoda Tingkat Kebersihan, Surface ProfileAplikasi, Peralatan Aplikasi, Kondisi
Cuaca
Penelitian menunjukkan bahwa prosentase kegagalan pada hasil pengecatan 85% nya adalah akibat surface
preparation yang kurang baik. Kurangnya pengertian dan pengetahuan dan informasi serta pelatihan
terhadap blaster dan painter memungkinkan hal itu terjadi. Pemahaman mendasar mengenai surface
preparation ini adalah sesuatu yang mutlak sebab coating atau cat hanya akan berhasil baik apabila surface
preparation juga baik.
Pokok-pokok utama dalam surface preparation adalah: Metoda-metoda yang dipakai pada saat surface
preparation, Standard dan code practice untuk surface preparation, teknik preparasi, peralatan, tenaga kerja
terlatih, terampil dan mahir, dan pengetahuan tentang keselamatan kerja atau safety.
6.      Aplikator Tenaga Kerja Terdidik dan Terlatih Berpengalaman
Coating atau Cat dapat diaplikasikan dengan menggunakan peralatan sesuai rekomendasi produsen,
rekomendasi ini dapat dilihat di produk data teknis. Peralatan aplikasi yang umum dipakai baik di lapangan
dan didalam workshop antara lain adalah: kuas, roller, air spray dan airless, plural pump; Dan pada coating
Plant menggunakan system extruded, pengecatan otomatis.
Masing-masing peralatan ini, memiliki keunggulan dan kelemahan juga memerlukan Painter yang memiliki
kualifikasi dan atau operator yang memiliki sertifikat.
Pokok-pokok pemahaman dalam aplikasi adalah : peralatan, tenaga kerja yang mahir dan terampil, cuaca
yang baik, memahami data teknis produk, MSDS dan keselamatan atau safety.
7.      Spesifikasi Manajemen Mutu,Quality AssuranceQuality Control/Inspection
Fungsi dan kegunaan quality control/ inspeksi sangat berperan untuk mencegah terhadap kekeliruan dan
kesalahan, dapat memberikan solusi untuk memperbaiki kekeliruan dan kesalahan yang timbul selama
proses berlangsung, untuk menghindari kesalahan yang berkesinambungan. Peranan Inspector sebelum,
selama dan sesudah proses aplikasi sangatlah penting sebagai bagian dari quality manajemen system.
Inspector yang bersertifikat, perpengalaman dibidangnya akan mampu melaksanakan tugas sebagaimana
yang diperlukan pada QA/QC dokumen. Menguasai Spesifikasi, Standard procedure, Teknik dan Inspeksi
serta pengawasan fisik baik untuk verifikasi Dokumen teknis, laporan laporan, hasil pengujian atau testing
termasuk pengunaan peralatan uji, sebagai saksi dan penguji. Inspector Coating adalah seorang yang
memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh suatu badan independent profesi seperti NACE International, dan
LSP AhLI Korosi Nasional (AKN), CCIPP untuk lingkup Nasional.
Pemilihan Jenis CAT dan Kombinasi pada Sistim Pelapisan dan Cara Pemakaian
Protective coatings atau lazim disebut cat menjadi salah satu pilihan yang paling banyak dipergunakan saat
ini. Keunggulan Coating atau Cat telah terbukti efektif dan efisien menjadikannya menjadi Sebuah pilihan
yang praktis dan ekonomis untuk penanggulangan korosi.
A.    Defenisi
Liquid protective Coating atau Cat dapat diartikan sebagai suatu produk cair atau kental yang apabila
diulaskan/disemprotkan pada suatu permukaan yang telah lebih dulu dipersiapkan akan membentuk suatu
lapisan tipis kering, berkohesi, dan memiliki daya lekat yang baik terhadap permukaan serta mampu
memproteksi permukaan tersebut dari ekses luar/lingkungannya.
B.     Komposisi dan Produksi
Cat dapat dibuat dengan mempergunakan beberapa jenis bahan baku yang berbeda, berbentuk cair dan
bubuk diproses sedemikian rupa sesuai dengan spesifikasi dan formulasi menurut jenis cat yang
dikehendaki.
Secara umum, komposisi cat dapat dibagi menjadi lima bahan baku utama, yakni:
Binder
Pigment
Solvent
Extender
Additive
Hasil pencampuran dari bahan-bahan tersebut diatas, kita kenal sebagai produk Liquid Coating atau Cat.
C.     Type Cat dan Klasifikasi
Type cat dan klasifikasi cat dapat dibagi menjadi lima bagian penting menurut cara pengeringan, seperti
berikut ini:
1.      Solvent Evaporation Coating
Proses Pengeringan berdasar pada penguapan solvent
Contoh : a. Chlorinated Rubber, Vinyl
b. Tar / Bitumen/Asphalt
2.      Oxidation Coating
Proses dimana cat menguap dan memerlukan oxygen sebagai penghantar :
Contoh : a. Drying Oils
b. Alkyd
c. Epoxy
d. Phenolic
e. Urethane
3.      Chemically Curing (Induced Polymerization)
Proses pengeringan terjadi apabila mencampur dua komponen yang berbeda, terjadi reaksi dan induksi antar
keduanya hingga menjadi satu rangkaian polymerisasi dan membentuk lapisan kering.
Contoh : a. Phenolic – Epoxy modified dua component
b. Urethane (Moisture curing)
c. Epoxy two components
d. Coal Tar Epoxy
e. Epoxy emulsion
f. Polyurethane
g. Vinyl (butyral) Wash primer
h. Solvent Free Epoxy
i. Polyurea
j. Polysiloxane
4.      Heat Induces Polymerization Coatings
Proses pengeringan dimana diperlukan suatu tingkat panas tertentu untuk membentuk lapisan kering.
Contoh : a. Epoxy – phenolic (heat converting one component)
b. Coal Tar Enamel
c. Silicone
5.      Zinc Rich Coatings
Coating jenis ini bisa ORGANIC dan INORGANIC. Proses pengeringan dimana diperlukan pensenyawaan
dari suatu tingkat bahan tertentu dengan reaksi-reaksi kimia lain: Carbon dioksida, uap air, dan solvent.
Cat jenis ini harus kontak langsung dengan besi dan metoda pembersihan paling sedikit dengan abrasive
blasting dengan tingkat kebersihan minimal Sa 2½ (ISO 8501) atau SSPC SP 10, dan memiliki anhorn
pattern atau Kekasaran tertentu, disesuaikan dengan tebal lapisan.
Contoh : - Zinc Ethyl Silicate
- Thermal Spray Coating
- Mettalic Coating
6.      Jenis Protective Coating dengan Penggunaan khusus seperti Pipeline,dll.
Jenis Coating lainnya yang dianggap khusus dan dikerjakan dimanufaktur dan banyak dipergunakan dalam
lingkungan perminyakan hulu adalah:
- Fusion Bonded Epoxy
- Tar Enamel
- Polyethelene
- Polypropelene
- Ceramic Coating
- Concrete Weight Coating
- FRP (Fiber Reinforcement Plastic)
- FGRP (Fiber Glass Reinforcement Plastic)
- Petrolatum
- Taping dan Wrapping
- Dan lain lain
D.    Fungsi Cat (Khusus Liquid Coating)
Cat yang penggunaannya sebagai proteksi terhadap korosi dibuat dan diperuntukkan sesuai fungsinya.
Didalam praktek pengecatan dapat dilakukan sebelum difabrikasi, setelah difabrikasi, didalam atau diluar
ruangan, bertahap atau full sistem secara berkesinambungan. Sangat tergantung pada jenis konstruksi yang
akan di-coating atau di-cat.
Berikut ini adalah yang umum dipakai antara lain :
Shop primer
Primer Coat
Intermediate Coat
Finish /Top Coat
Lain lain
D. 1.1 Shop primer
Proteksi sementara selama proses pembangunan konstruksi, akan mempermudah prosedur pekerjaan
selanjutnya. Karena masa proteksi yang sangat terbatas, ( 3-12 bulan). Jenis Shop primer ini bisa
dipergunakan sebagai lapisan permanent atau dibuang sebahagian atau keseluruhan tergantung dari kondisi
akhir lapisan sebelum pengecatan dengan system yang sesunggunya, atau tergantung Spesifikasi dan
rekomendasi produsen.
D.2.1 Primer Coat
Cat lapis dasar pada multi coat system, mutlak harus memiliki daya lekat yang baik pada permukaan dan
harus mengandung proteksi, serta mampu dan dapat menerima cat diatasnya.
Cat dasar/primer bisa mengandung inhibisi, bersifat barrier atau memiliki efek galvanis.
D.3.1 Intermediate Coat
Cat lapis kedua atau penebal agar lapisan menjadi kedap air, dan untuk menciptakan tebal lapisan tertentu
sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Harus dapat melekat dengan baik pada lapisan dasar atau primer, dan dapat menerima lapisan finish coat.
D.4.1 Finish Coat
Cat lapis akhir, sebagai pelindung paling luar tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekspos langsung pada
lapisan paling luar, menonjolkan warna sebagai estetika atau signal. Finish Coat atau Top Coat harus dapat
melekat dengan baik terhadap lapisan intermediate, dan beberapa lapis finish coat diatasnya yang
kompatibel, setara atau sejenis.
D.5.1 Lain – lain
Dalam praktek teknis aplikasi juga memerlukan kombinasi jenis cat yang sama atau berbeda, dipakai untuk
meng-optimalkan system pelapisan lama atau baru pada aplikasi multi coat system antara lain:
D.5.1.A Holding Primer
Cat yang dipergunakan untuk memperpanjang proteksi sementara juga kadang kadang disebut Blast Primer
dimana pekerjaan Blasting dilakukan bertahap dan juga dapat dilakukan pada penggunaan shoprimer, hingga
pengecatan dengan sistim penuh dapat dilaksanakan sewaktu – waktu, tanpa harus mengupas cat lama, atau
disebut jenis cat dasar yang dipergunakan di lokasi kerja, apabila blasting dilakukan berulang – ulang.
D.5.1.B Mist Coat / Flash Coat
Langkah/tahapan prosedur teknis pengecatan pada permukaan, umumnya jenis zinc silicate untuk
menghindari popping. Dilakukan sekali atau dua semprotan tipis, segera setelah terjadi penguapan dan
kering sentuh, penyemprotan dapat dilanjutkan hingga mendapat ketebalan penuh sesuai rekomendasi.
D.5.1.C Tie Coat
Jenis cat yang dipergunakan untuk mengisolasi/menutupi permukaan yang tidak rata, mis : permukaan
dengan kondisi pitting merata, permukaan berpori-pori (zinc silicate), menjebatani cat lama/baru terhadap
cat antifouling.
E.     Cara Protective Coating atau Cat Memproteksi
Protective Coating atau Cat dapat memproteksi permukaan baja dari karat dengan Tiga prinsip dasar, yaitu
1.      Barrier effect
Menciptakan rintangan atau hambatan yang kuat untuk memisahkan atau mengisolasi permukaan dari air
dan oksigen. Dasar prinsip ini disebut BARRIER EFFECT.
2.      Inhibitor Effect
Memberikan peluang kepada air atau larutan untuk menembus rongga-rongga pada lapisan Cat dan
melarutkan sebagian campuran anti karat pada permukaan cat dan akan bereaksi terhadap permukaan baja
dan membuat permukaan menjadi pasif. Dasar prinsip ini disebut INHIBITOR EFFECT.
3.      Galvanic Effect
Kontak langsung antara besi dengan logam yang potensialnya lebih lemah (misal: seng). Hasilnya adalah
perlindungan katodik pada logam itu sendiri, dasar prinsip ini disebut GALVANIC EFFECT.
E 1.1 Barrier Effect
Dengan cara melapisi cat yang kedap air dengan ketebalan antara 250 – 500 micron. Biasanya cat seperti ini
terdiri dari bahan (tidak selalu) generik Cat antara lain:
Bitumen
Coal Tar Epoxy
Vinyl Tar
Epoxy
Untuk area – area terendam (dibawah air) yang paling sering digunakan sebagai lapis pelindungnya adalah
Barrier Effect.
E 2.1 Inhibitor Effect
Dasar prinsip ini yakni dengan cara menambahkan antikarat (inhibisi) pada cat primer sebagai bagian dari
bahan pewarna (pigments) untuk menahan laju korosi. Dasar prinsip ini terdapat pada generik Cat antara
lain:
Zinc Chromatic*1
Zinc Phosphate*
Zinc Metaborate*
Red Lead*1
Calcium Plumbate
Bahan-bahan inhibitor haruslah yang dapat melarut atau dilarutkan dengan air. Agar tidak luntur, maka cat
lapis berikutnya dibuat tanpa inhibitor untuk mencegah atau menutupi permukaan dasar yang mengandung
inhibitor tetap berfungsi.
Jenis ini tidak dapat bertahan lama apabila dipakai pada area yang terendam dan area-area yang terbuka
dimana dapat menimbulkan blistering (gelembung –gelembung) dan akan mudah pecah. Kerusakan
setempat yang ditimbulkannya akan menjadi tidak terlindungi dan korosi dapat terjadi dibawah lapisan cat.
*Cat jenis ini tidak mengandung partikel zinc namun mempunyai nama kimia zinc;
*1.Cat ini sudah dilarang karena mengandung bahan chromat, merkuri dan timbal.
E 3.1 Galvanic Effect
Lapis pelindung besi yang dapat memiliki proteksi seperti pada system proteksi katodik atau galvanis.
Galvanic protection effect dapat dicapai karena Coating atau Cat itu mengandung metallic zinc (seng). Cat
yang diformulasi khusus untuk mendapatkan perlindungan yang effisien bertumpu pada prosentase
kandungan partikel-partikel zinc yang bersentuhan atau kontak langsung dengan besi.
Tipe cat yang mengandung Galvanic Effect, generiknya antara lain:
Zinc Rich Epoxy
k. Ethyl Silicate
Alkali Silicate
Ketentuan yang mutlak dilaksanakan apabila menggunakan coating atau cat ini adalah bahwa permukaan
besi harus benar-benar bersih (dengan abrasive blasting), terutama apabila menggunakan zinc silicate,
termasuk permukaan yang harus memiliki pola jangkar atau kekasaran (surface profile, anchorn pattern)
akan mendapatkan hasil yang sangat baik dan tahan lama.
PERMASALAHAN
Coating/Painting SPESIFICATION, adalah dokumen teknis tertulis resmi/legal dan bagian dari kontrak
yang menjabarkan pekerjaan yang akan dilaksanakan menyangkut kualitas material dan kuantitas serta
pencapaian akhir produk sesuai dengan persyaratan teknis yang dipersyaratkan oleh disainer engineering,
dibuat untuk proyek Konstruksi baru atau Pemeliharaan (Maintenance), dilaksanakan di Field, Dry Docking,
Workshop Fabrikasi, Manufacture atau Konstruksi terpasang.
Sebagaimana diuraikan pada bagian awal makalah ini ada banyak variable pada komponen inti dan
parameter yang harus dipersiapkan seperti tertera dalam Figure: 1, harus terukur dan dilakukan dengan
konsekwen dan sistematis, saat perencanaan oleh divisi Engineering, dimulai pada saat pembuatan dokumen
teknis secara lengkap yang menyangkut semua aspek teknis dan non teknis. Hal-hal teknis yang harus jelas
dan rinci antara lain: ruang lingkup pekerjaan, standard practice dan Code, material coating, surface
preparation, paint application, inspection, testing/pengujian dan acceptance criteria, peralatan, tenaga kerja,
keselamatan atau safety dan masih banyak lagi sisi non teknis lain yang dianggap perlu dan penting.
Pengalaman menunjukkan, ada banyak kegagalan dan kesalahan terjadi pada saat pelaksanaan dan
kegagalan serta permasalahan yang terjadi kesemuanya bermuara dari penulisan spesifikasi yang kurang
baik.
SPESIFIKASI
Pembuatan spesifikasi yang kurang baik dapat berdampak beberapa permasalahan seperti dibawah ini:
Penawaran dari Aplikator/Kontractor yang tidak qualified
Harga penawaran yang tidak realistis (Terlalu mahal atau terlalu murah)
Penggunaan Produk yang ber ubah ubah
Kualitas rendah dan jumlah volume pekerjaan yang tidak sesuai
Penggantian Kontraktor atau Sub-Contractor
Pemutusan Kontrak sebelum waktunya
Keterlambatan Schedule
Claim dan kemungkinan adanya perkara.
Permasalahan lainnya yang dianggap sering terjadi adalah, Spesifikasi lama sering kali hanya di salin atau di
copy tanpa menyesuaikan kondisi yang actual. Spesifikasi pada saat konstruksi baru dijadikan menjadi
Spesifikasi untuk perawatan atau perbaikan (Maintenance) yang sama sekali tidak dapat diaplikasikan pada
saat pelaksanaan proyek.
Spesifikasi seringkali juga dimintakan pada produsen, pada hal produsen hanya memberikan Spesifikasi
produk (Coating System) saja, dan ini bukanlah SPESIFIKASI project yang lengkap.
Peran penting Engineering dan Consultant SPESIALIST sangat penting untuk pembuatan dokumen
Spesifikasi.
Spesifikasi yang baik adalah:
Tepat
Jelas
Padat
Sistematis
Spesifikasi yang telah dikeluarkan Perusahaan harus tepat sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki
teknikal engineering, ditulis dengan jelas agar tidak menimbulkan kesalahan interpretasi, padat isi dalam
artian detail dan berurutan atau sistematis terencana. Dokumen ini dari waktu ke waktu dapat di-sesuaikan
atau di revisi dan setiap adanya revisi atau perubahan haruslah mendapatkan persetujuan dan di sahkan oleh
bagian yang diberikan wewenang untuk itu.
Bila Spesifikasi sudah disepakati dan ditandatangani oleh pemberi jasa dan pelaksana maka SPESIFIKASI
haruslah mutlak menjadi pedoman pelaksanaan lapangan hingga proyek selesai tepat waktu dan pencapaian
mutu sesuai yang diharapkan.
Panduan mengenai penulisan dan isi dari spesifikasi secara lengkap dan ter standard terdapat pada ISO
12944.
INSPECTOR
Untuk mengaplikasikan SPESIFIKASI secara konsekwen tentu saja merupakan tugas dari Quality
Assurance dan Quality Control dimana petugas lapangan yang berwenang adalah INSPECTOR.
Di beberapa perusahaan perminyakan hulu yang dioperasikan oleh perusahaan asing, keterlibatan third party
dan specialist sudah dilibatkan mulai saat pembuatan spesifikasi, review, bid, assessment, verifikasi teknis
dokumen yang diajukan oleh pelaksana, dan check fisik atau inspeksi hingga proses aplikasi komplit.
Peranan Inspector ini lah yang kita anggap masih lemah pada industry saat ini bukan hanya pada industry
perminyakan hulu namun berlaku juga pada industry lainnya.
Peran Inspector pengecatan sangat penting sebab mekanisme kerja dari tahap awal banyak melibatkan
sistematika pengujian dengan variable yang berbeda namun berkesinambungan dan dalam teknis
pelaksanaan pengawasan Coating/Painting melibatkan tidak kurang dari dua puluh (20) STANDARD
INTERNATIONAL beserta CODE PRACTICE; Inspection HOLD POINT menjadi sangat penting karena
harus dilakukan verifikasi terlebih dahulu barulah pekerjaan selanjutnya dapat dilanjutkan.
Sebut saja mulai pengecekan kelengkapan dan kualitas peralatan, material coating, Abrasive, Mixing and
thinning, surface preparation, paint application, uji kualitas/testing dan lain sebagai nya.
Kualifikasi atau kompetensi seorang Coating/Painting Inspector diatur didalam standard ASTM D 3276 atau
N/S 476.
Painting Inspector Qualification
Berkenaan dengan banyak nya variable yang ada pada pekerjaan Coating atau Painting, maka kualifikasi
keahlian Inspector menjadi mutlak. Sebelum Proses eksekusi dan Pengawasan dilaksanakan ada dua hal
pokok yang harus dilaksanakan yakni:
PRE-JOB CONFERENCE   
PRE QUALIFICATION TEST (PQT)
1.1  PRE-JOB CONFERENCE
Yang sering terlupakan bahkan mungkin tidak dilakukan adalah melaksanakan pertemuan atau yang disebut
dengan Pre Job Conference. Hal ini sangat penting dimana sebelum eksekusi dilaksanakan semua pihak
yang terlibat didalam project tersebut saling berkomunikasi dan sekaligus mem-ferifikasi semua teknis
pelaksanaan yang sudah disepakati bersama, baik Spesifikasi, SOP, ITP, Data teknis produk, MSDS, Format
format laporan, agenda pertemuan, Safety, JSA, Permit permit, dan kelengkapan dokumen teknis dan non
teknis lainnya. Disamping itu, pre-job conference ini sangat berguna bagi seorang Inspector agar pada
kesempatan tersebut setiap anggota yang terlibat, masing-masing team atau divisi mengetahui apa tugas dan
tanggung jawab oleh masing masing pihak, alur organisasi yang terstruktur secara jelas.
2.1. PRE QUALIFICATION TEST
Pre Qualification Test atau umumnya disebut PQT adalah merupakan satu kegiatan untuk kualifikasi teknis
yang terabaikan. PQT adalah satu kegiatan dimana seluruh komponen yang tertuang didalam SPESIFIKASI,
PROSEDUR, ITP, dll, diverifikasi, di uji dan diperiksa, termasuk kualifikasi personil pelaksana sesuai
dengan jabatannya seperti Painter, Blaster dan Inspector dari pelaksana. PQT ini dapat juga kita artikan
sebagai demonstrasi percobaan unjuk kualitas yakni pemenuhan Spesifikasi secara konsekwen sebelum
melaksanakan pekerjaan yang actual. Dua hal penting diatas, menurut pengamatan penulis sebagai
praktisioner bila dilaksanakan akan dapat mengurangi tingkat kegagalan atau permasalahan.
Selanjutnya dalam pelaksanaan pengawasan mutu oleh Quality Control oleh Coating Inspector hal hal yang
tertuang di Inspection Test Plan (ITP) haruslah di laksanakan dengan penuh tanggung jawab dan konsekwen
serta konsisten.
Adapun Inspection Hold Point yang berlaku pada pekerjaan Coating atau Painting adalah:
1.      Pra Inspeksi persiapan awal
Kelengkapan material konstruksi dan atau bila ada modifikasi (NACE RP 0178)
Job Site sudah lengkap (Lokasi pekerjaan)
Peralatan Blasting (Kebersihan udara blasting/ ASTM D 4285, pressure dan volume udara) dan Painting
Equipment (Air Spray atau Airless, Tip Orifice dll, SSPC PA 1)
Material Blasting SSPC AB 1/2/3?, dan Paint Material (Product data Teknis dari Manufaktur dengan
Material Safety Data Teknis/MSDS) Kebersihan Abrasive, mesh ukuran abrasive (Sieve Test ASTM C 136)
Peralatan pendukung lain termasuk Scafolding, Penerangan, Ventilasi, dll
2.      Post Surface Preparation
Tingkat kebersihan Permukaan (SSPC VIS 1/ISO 8501/SIS 055900/NACE TM 0170; BS 4232? ASTM D
4258/4259/4260?) Standard Cleaning degree misalnya: SP1?, ST 3?, SP 8?, Sa 2½?, SSPC SP 10?; NACE
No.2?, dll). Anchorn profile atau Kekasaran permukaan (ISO 8503/ASTM D 4417 A/B/C?) Dust assessment
(ISO 8502-3) Bebas dari kontaminasi yang tidak terlihat (Invisible contaminants) Contoh: garam
Pra Painting Inspection
ii. Storage (Safety Regulation standard Company dan Manufactur)
jj. Mixing, Thinning, Penyaringan, Viskositas (ASTM D 4212)
Temperatur Liquid (ASTM D 4212), Batch number produk
ll. Pemahaman pada Instruksi aplikasi dari produk data teknis manufaktur, dll.
3.      Inspeksi selama aplikasi
Induction time
Pot Life
Recoating Interval
Curing time (ASTM D 4752)
Wet film thickness (ASTM D 4414)
Stripe Coating (SSPC PA 1)
Overlaps, dll
4.      Inspeksi setelah Aplikasi
tt.Dry Film Thickness (BS 3900? ASTM D 1186 A/B?; SSPC PA 2?)
Adhesion Test (ASTM D 3359 atau ASTM D 4541 atau yang lain?) Curing time
Holiday Test (ASTM D 5162 atau NACE RP 0188 atau yang lain?), dll
5.       Pengujian Lingkungan (Environmental Test/ ASTM E 337)
Suhu Udara/Ambient Temperature (Wet dan Dry Bulb Temperature).
Relative Humidity (Kelembaban Udara)
Dew Point (Titik Embun)
Wind Velocity (Arah dan kecepatan angin)
Steel Temperature (Suhu Permukaan Besi)
6.      Lain Lain
Lokasi pekerjaan
Transportasi
Handling
Touch Up Repair (Punc list)
Commisioning
DISKUSI
Dari banyaknya alur proses dan pengujian kualitas secara sistematis sebagaimana diuraikan diatas tentu saja
permasalahan dapat terjadi pada setiap alur proses kerja. Kegagalan atau kesalahan yang tidak dikoreksi
dapat berdampak langsung pada kegagalan Coating atau Painting, baik pada konstruksi baru atau
pemeliharaan. Permasalahan bisa kompleks karena meliputi banyak variable seperti: Standards, Material,
Peralatan, Ketenaga kerjaan (SDM), Keamanan, Safety dan lokasi kerja dan Lingkungan yang kesemuanya
adalah manajemen mutu terpadu dan spesifik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Korosi dapat dikendalikan dengan aplikasi Coating atau Painting. Kualitas aplikasi akan mempengaruhi usia
pakai, keamanan dan image perusahaan. Spesifikasi Teknis merupakan komponen inti yang mutlak harus
jelas, lengkap, padat dan sistematis. Spesifikasi yang buruk dapat mempengaruhi hasil kualitas yang buruk
secara keseluruhan. Kontraktor pelaksana harus lah yang berpengalaman, mempunyai peralatan lengkap,
memiliki kompetensi keahlian personil khususnya Blaster dan Painter.
Kontraktor Pelaksana dan Jasa Inspeksi harus dilengkapi dengan peralatan uji kualitas (Inspection
Equipment), disarankan melibatkan tenaga ahli atau Coating Specialist dan atau third party Inspector sejak
pembuatan spesifikasi, bidding dan eksekusi. Sementara Tenaga pengawas atau Inspector harus memiliki
sertifikat Kompetensi atau Kualifikasi Keterampilan yang dibuktikan dengan sertifikat kelulusan kompetensi
yang dikeluarkan oleh assosiasi profesi semisal NACE atau AKN. Yang disebut Kompeten dalam hal ini
adalah Professional yang dalam keahliannya telah mengacu pada ISO 17024 tentang Kompetensi
Professional.
Pendidikan berupa kursus kursus keterampilan sangat perlu bagi, Engineering, Facility Engineer, Operator,
Blaster dan Painter dan Inspector disamping keterlibatan Management dan tersedianya budget.
Masalah korosi dan aplikasi Coating atau Painting didunia perminyakan hulu adalah judul makalah; Dengan
uraian singkat diatas diharapkan dapat menambah pengetahuan dibidang Coating atau Painting dan
memberikan wawasan pemikiran yang berguna untuk dijadikan evaluasi, dan diharapkan penanganan serius
oleh pihak Management sehingga dapat membuat suatu kebijakan yang tepat untuk perlindungan asset vital
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai