Jurusan Teknik Kelautan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Keputih Sukolilo – Surabaya 60111
E-mail : elica_cha@yahoo.co.id
Abstrak
Korosi merupakan masalah yang serius dalam dunia material dan sangat merugikan karena dapat mengurangi
kemampuan suatu konstruksi dalam memikul beban. Tugas akhir ini membahas mengenai taksiran prioritas resiko
dan manajemen korosi pada struktur jacket. Dengan adanya bahasan ini diharapkan dapat mengetahui tingkatan
resiko yang terjadi pada LD Platform milik BP Indonesia yang disebabkan oleh beberapa failure mode, antara lain :
terkelupasnya coating dan sebab anoda sehingga bisa mempermudah dalam langkah perbaikan. Untuk menghitung
peluang kegagalan dari masing-masing sebab digunakan metode Fault Tree Analysis (FTA), sedangkan konsekuensi
di dapat dari perbandingan antara biaya perbaikan dengan biaya maintenance secara keseluruhan. Dari bahasan ini
didapat besarnya peluang kejadian (occurance) untuk terkelupasnya coating sebesar 0,176 dengan konsekuensi
0.00297 sedangkan sebab anoda nilai occurance sebesar 0,28 dengan konsekuensi sebesar 0.0179. Maka di dapat
Risk Priority Number pada sebab anoda sebesar 0.005 dan 0.0005 untuk sebab terkelupasnya coating. Sehingga
yang menjadi prioritas dalam perbaikan adalah kerusakan yang disebabkan karena anoda. Sistem mitigasi
merupakan salah satu cara yang diterapkan dalam manajemen korosi, sistem yang digunakan menggunakan metode
Failure Mode Effects and Critically Analysis (FMECA).
Kata kunci : Korosi, Resiko, Failure Mode Effects and Criticaly Analysis, Fault Tree Analysis, Risk Priority
Number.
1. PENDAHULUAN
Korosi merupakan masalah yang serius dalam dunia
material dan sangat merugikan karena dapat
mengurangi kemampuan suatu konstruksi dalam
memikul beban. Usia bangunan konstruksi menjadi
berkurang dari waktu yang sudah direncanakan.
Tidak hanya itu apabila tidak diantisipasi lebih awal
maka akan mengakibatkan kerugian-kerugian yang
lebih besar antara lain bisa menimbulkan kebocoran,
mengakibatkan berkurangnya ketangguhan, robohnya
suatu konstruksi, meledaknya suatu pipa/ bejana
bertekanan dan mungkin juga dapat membuat
pencemaran pada suatu produk.
1
Jurnal Tugas Akhir
Perangkat penanganan permasalahan tersebut adalah Dengan korosi, logam berubah ke dalam garamnya,
dengan menerapkan manajemen korosi. Manajemen oksida atau hidroksida. Korosi terdapat dalam
korosi terkadang dipandang sebagai bagian berbagai bentuk. (BJM Beumer:1985)
organisasi yang hanya mengelola beberapa aktifitas
rutin terkait desain, inspeksi dan pemeliharaan Dalam korosi perlu diperhatikan adanya 4 komponen
peralatan industri. Padahal sistem manajemen yang menjadi penyebab terjadinya korosi yaitu:
seharusnya dipandang sebagai sebuah metode yang 1. Katoda (elektroda positif) atau kation (ion
memberikan keuntungan dan manfaat bagi positip dalam bentuk mikro)
lingkungan, keamanan, produktifitas dan kualitas Merupakan bagian yang terkorosi dan akan
(Ikhsan:2008). melepaskan elektron-elektron dari atom-atom
logam netral yang membentuk ion-ion.
Manajemen resiko merupakan suatu pendekatan
komprehensif yang jarang diterapkan di Indonesia 2. Anoda (elektroda negatif) atau anion (ion
oleh departemen khusus. Agar manajemen korosi negatip dalam bentuk mikro)
dapat berjalan secara optimal dan efektif maka Merupakan bagian yang tidak mengalami korosi
diperlukan suatu teknik yang dapat memberikan walaupun menderita kerusakan.
masukan data dan pemecahan masalah kemudian.
Salah satu alternatif untuk mengoptimalkan 3. Media elektrolit sebagai penghubung
manajemen korosi adalah Analisa Resiko. Analisa ini Istilah yang diberikan pada larutan yang bersifat
perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana kriteria menghantarkan arus listrik. Larutan ini
resiko yang diterima apabila struktur tersebut mempunyai harga konduktivitas tertentu.
mengalami kegagalan baik kegagalan elemen
maupun kegagalan struktur dan konsekuensi yang 4. Hubungan listrik
akan terjadi. Pada dasarnya tujuan utama dari Antara katoda dan anoda harus ada hubungan
melakukan analisa resiko (risk assessment) adalah listrik agar arus di dalam sel korosi dapat
untuk mengidentifikasi bahaya yang dapat mengalir. Hubungan secar fisik tidak diperlukan
menimbulkan dampak (consequence) yang besar jika anoda dan katoda merupakan bagian logam
pada proses utama dan untuk mengembangkan usaha yang sama.
penyelamatan guna mencegah ataupun mengurangi
efek negatif. (Yudhistira:2008). Dalam penelitian ini Bentuk Korosi
bermaksud untuk menyusun manajemen yang
mengatur tentang segala sesuatu yang berhubungan Pada dasarnya korosi memiliki bentuk yang
dengan korosi mulai dari segi identifikasi resiko, bermacam-macam apabila dilihat dari penyebabnya
mitigasi dan monitoring sehingga mempermudah tetapi apabila dilihat berdasarkan bentuknya korosi
dalam menentukan langkah apabila terjadi hal-hal dapat dibedakan menjadi tiga macam. Berikut adalah
yang tidak diharapkan. macam dari korosi bila dilihat dari bentuknya yakni :
(BJM Beumer:1985)
Permasalahan-permasalahan korosi dalam industri 1. Korosi Menyeluruh (Uniform Corrosion)
minyak dan korosi banyak terjadi dari perspektif Korosi yang diderita pada seluruh permukaan dan
yang keliru terhadap manajemen korosi. Manajemen mengakibatkan kehilangan metal yang merata.
korosi terkadang dipandang sebagai bagian 2. Korosi Setempat (Local Corrosion)
organisasi yang hanya mengelola beberapa aktifitas Bentuk korosi ini mencerna logam setempat,
rutin terkait desain, inspeksi dan pemeliharaan sehingga pada umumnya muncul bopeng-bopeng
peralatan industri. Padahal sistem manajemen kecil dalam bahan berupa sumuran (pits) yang
seharusnya dipandang sebagai sebuah metode yang mungkin tersususn secara terpisah ataupun
memberikan keuntungan dan manfaat bagi menumpuk.
lingkungan, keamanan, produktifitas dan kualitas 3. Korosi antar garis-hablur
(Ikhsan:2008). Korosi dalam garis-hablur terjadi di sepanjang
batas hablur.Sebagai akibatnya hablur-hablur
terlepas satu sama lain. Bentuk korosi ini sangat
2. DASAR TEORI berbahaya karena dari luar tidak nyata.
Korosi memiliki kontribusi yang besar sebagai Korosi telah didefinisikan sebagai penurunan mutu
penyebab adanya kegagalan. Korosi didefinisikan logam akibat reaksi elektrokimia dengan
sebagai suatu proses penurunan mutu suatu material lingkungannya. Pada kebanyakan situasi, praktis
logam. Hal ini dapat terjadi oleh lingkungan dengan serangan ini tidak dapat dicegah tetapi hanya dapat
peristiwa kimia atau elektrokimia sehingga timbul mengendalikan sehingga struktur atau komponen
kesetimbangan antara logam dengan lingkunganya tinjauan mempunyai massa yang lebih panjang.
(Simposium Nasional IATMI VII:2002). Korosi Dengan dasar pengetahuan tentang elektrokimia
dapat diartikan pencernaan logam oleh keadaan proses korosi yang dapat menjelaskan mekanisme
sekitar. Keadaan sekitar dapat diartikan udara dari korosi, dapat dilakukan usaha-usaha untuk
lembab, bahan kimia, air laut, gas dan sebagainya. pengendalian korosi. Berikut ini adalah cara-cara
2
Jurnal Tugas Akhir
yang paling penting dalam rangka mengendalikan penting yang harus dipenuhi untuk proteksi katodik
korosi antara lain: (Trethewey:1991) adalah untuk mendapatkan situasi permukaan logam
yang terlindungi, dimana tidak ada arus lokal
• Modifikasi Rancangan penyebab korosi. Dalam istilah elektrokimia yang
• Modifikasi Lingkungan melibatkan masukan elektron pada baja, dapat
• Pemberian Lapisan pelindung menggunakan dua cara :
(i) Dengan pemberian arus melalui sumber
• Pemilihan Bahan
eksternal, ini disebut metode impressed
• Proteksi katodik atau anodik
current biasa disebut ICCP (Impressed
Current Cathodic Protection)
Pengecatan (coating)
(ii) Dengan membentuk sel galvanik
Proses coating juga bisa dilakukan dibawah menggunakan bongkahan logam yang
permukaan air, prose tersebut biasanya disebut cocok, seperti seng, yang terhubung pada
Underwater Coatings. Proses ini merupakan suatu baja. Mengumpankan logam yang memiliki
cara perawatan yang digunakan pada struktur- potensial lebih negatif dari baja untuk
struktur bangunan laut, baik pada onshore ataupun diserang, elektron akan melewatinya pada
offshore. Hal ini dimaksudkan agar bangunan laut baja. Cara ini disebut sebagai metode
dapat beroperasi secara maksimal. Perawatan yang anoda korban, karena logam yang diserang
dimaksud terutama untuk mengatasi dan mengontrol adalah dikorbankan untuk melindungi baja
marine bioufouling/marine growth (biota laut) dan atau sering disebut SACP (Sacrificial
juga mengatasi pengaruh/atau efek dari air laut yaitu Anodes Cathodic Protection)
dalam bentuk korosi. Pelaksaan mennggunakan
teknik coating atau painting pada struktur bangunan Keuntungan dari metode impressed current adalah :
laut lebih dikarenakan alasan ekonomi dikarenakan (i) Voltase tinggi yang dikendalikan
pelaksanan yang lebih mudah dan cukup ekonomis dihubungkan untuk mengefisiensi
daripada cara tradisional. Pada dasarnya underwater perlindungan struktur-struktur besar
coatings/underwater painting merupakan teknik (ii) Lebih sedikit anoda yang diperlukan
perawatan struktur bangunan laut dengan mengecat (iii) Metode ini mampu memberikan kontrol
struktur tersebut dengan menggunakan suatu cairan yang lebih baik untuk memberikan performa
yang lebih dikenal dengan Epoxy System. yang optimal.
Kerugiannya adalah :
(i) Power dc. kontinyu harus tersedia
(ii) Kesalahan bisa terjadi pada arah koneksi; ini
bisa membuat laju korosi lebih cepat dari
pada proteksinya
(iii) Pengawasan level tinggi diperlukan
(iv) Kontrol yang rendah bisa mengakibatkan
proteksi berlebihan dan memungkinkan
terjadinya masalah pada pelapisan dan baja
tegangan tinggi.
(v) Pada lingkungan agresif seperti di laut utara,
kerusakan fisik yang akan lebih
menimbulkan masalah dibandingkan dengan
Gambar 2. 1. Pelaksanaan Underwater Coating anoda korban.
3
Jurnal Tugas Akhir
Fault Tree Analysis (FTA) adalah metode yang Dari definisi manajemen yang diberikan oleh para
digunakan untuk mengidentifikasi "semua sebab" pakar tersebut, manajemen mencakup tiga aspek,
yang mungkin (kegagalan komponen atau kejadian yakni:
kegagalan lainnya, yang terjadi sendirian atau a) Pertama : manajemen sebagai proses
bersama-sama) menyebabkan kegagalan sistem, dan b) Kedua : adanya tujuan yang telah ditetapkan
memberi pijakan perhitungan peluang kejadian c) Ketiga : mencapai tujuan secara efektif dan
kegagalan tersebut. efisien
4
Jurnal Tugas Akhir
5
Jurnal Tugas Akhir
6
Jurnal Tugas Akhir
7
Jurnal Tugas Akhir
Penyebab kegagalan tersebut terletak pada Ega. 2009. "BAB 6 Manajemen Resiko”.
proses pekerjaan baik dari segi pemasangan Http://ega.staff.gunadarma.ac.id
maupun pengelasan. Korosi sering terjadi di
zona A dan B (splash zone). Dengan Fontana. Mars.G.1987. Corrosion Engineering
prosentase sebagai berikut zona A 31.58%, Association of Corrotion Engineering
zona B 36.84%, zona C 15.79% dan zona D (NACE) Standart. Tokyo : McGraw-Hill
sebesar 5.26%. Hal ini dikarenakan splash Book Company
zone memiliki aerasi O2 dan salinitas yang
lebih tinggi jika dibanding dengan zona lain Gellings, P.J.1985. Introduction to Corrosion
serta merupakan daerah perbatasan antara Prevention and Control. Delft,
kondisi pasang dan surut sehingga Netherlands: Delft University Press.
kelembapan berubah-ubah.
Ikhsan, ILmi. 2008. Sistem Manajemen Korosi dan
2. Risk Priority Number untuk LD Platform Studi Aplikasinya untuk Pipa Penyalur
sebagai berikut : Gas Lepas Pantai Yang Beresiko Top Of
a) Sebab Anoda sebesar 0,005 Line Corrosion. Mechanical Engineering :
b) Sebab terkelupasnya coating ITB.
sebesar 0,0005
INDOCOR. 2001. Training Sertifikasi Korosi.
Dari hasil analisa pada Platform ini, Indonesian Corrosion Association.
penggantian anoda lebih diprioritaskan
daripada coating. Hal ini terlihat dari nilai Kristiansen, S. 2004. MARITIME
RPN untuk sebab anoda lebih besar TRANSPORTATION : Safety
daripada RPN pada coating. Dari 104 anoda Management and Risk Analysis.
yang terpasang, sebanyak 68 anoda berada Butterworth-Heinemann.
8
Jurnal Tugas Akhir
http://www.migas-indonesia.com
http://www.McDermott-indonesia.com