Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Tugas Akhir

MANAJEMEN KOROSI BERBASIS RISIKO PADA STRUKTUR JACKET

Elica Indahsari1, Daniel M Rosyid 2, Yeyes Mulyadi2


1) Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan, FTK – ITS, Surabaya
2) Staf Pengajar Jurusan Teknik Kelautan, FTK – ITS, Surabaya

Jurusan Teknik Kelautan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS Keputih Sukolilo – Surabaya 60111
E-mail : elica_cha@yahoo.co.id

Abstrak

Korosi merupakan masalah yang serius dalam dunia material dan sangat merugikan karena dapat mengurangi
kemampuan suatu konstruksi dalam memikul beban. Tugas akhir ini membahas mengenai taksiran prioritas resiko
dan manajemen korosi pada struktur jacket. Dengan adanya bahasan ini diharapkan dapat mengetahui tingkatan
resiko yang terjadi pada LD Platform milik BP Indonesia yang disebabkan oleh beberapa failure mode, antara lain :
terkelupasnya coating dan sebab anoda sehingga bisa mempermudah dalam langkah perbaikan. Untuk menghitung
peluang kegagalan dari masing-masing sebab digunakan metode Fault Tree Analysis (FTA), sedangkan konsekuensi
di dapat dari perbandingan antara biaya perbaikan dengan biaya maintenance secara keseluruhan. Dari bahasan ini
didapat besarnya peluang kejadian (occurance) untuk terkelupasnya coating sebesar 0,176 dengan konsekuensi
0.00297 sedangkan sebab anoda nilai occurance sebesar 0,28 dengan konsekuensi sebesar 0.0179. Maka di dapat
Risk Priority Number pada sebab anoda sebesar 0.005 dan 0.0005 untuk sebab terkelupasnya coating. Sehingga
yang menjadi prioritas dalam perbaikan adalah kerusakan yang disebabkan karena anoda. Sistem mitigasi
merupakan salah satu cara yang diterapkan dalam manajemen korosi, sistem yang digunakan menggunakan metode
Failure Mode Effects and Critically Analysis (FMECA).

Kata kunci : Korosi, Resiko, Failure Mode Effects and Criticaly Analysis, Fault Tree Analysis, Risk Priority
Number.

1. PENDAHULUAN
Korosi merupakan masalah yang serius dalam dunia
material dan sangat merugikan karena dapat
mengurangi kemampuan suatu konstruksi dalam
memikul beban. Usia bangunan konstruksi menjadi
berkurang dari waktu yang sudah direncanakan.
Tidak hanya itu apabila tidak diantisipasi lebih awal
maka akan mengakibatkan kerugian-kerugian yang
lebih besar antara lain bisa menimbulkan kebocoran,
mengakibatkan berkurangnya ketangguhan, robohnya
suatu konstruksi, meledaknya suatu pipa/ bejana
bertekanan dan mungkin juga dapat membuat
pencemaran pada suatu produk.

Kerugian korosi ini tentu saja dapat mengakibatkan


biaya pemeliharaan membengkak, kapasitas produksi
menurun, produksi berhenti atau total shutdown,
menimbulkan kontaminasi pada produk,
mengakibatkan klaim akibat delivery yang tidak tepat Gambar 1. 1 Komposisi Kegagalan (Rochim:2000)
jadwal, pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan
dan keselamatan kerja, serta kerugian-kerugian non- Permasalahan utama yang tampak pada Gambar 1.1
wujud lainnya. Pada umunya korosi yang paling adalah korosi. Untuk menangani permasalahan korosi
banyak terjadi adalah korosi oleh udara dan air maka perlu dilakukan suatu perangkat yang dapat
(Fontana:1987). memberikan suatu solusi dan terintegrasi berbagai
metode pengendalian dan penanggulangan masalah
Dari penyebab kegagalan pada 350 industri kimia, korosi termasuk juga dengan memperhitungkan
pertambangan dan manufaktur yang paling dominan kepentingan perusahaan sehingga dapat memperkecil
adalah berkaitan korosi. Berikut ini adalah komposisi resiko. Agar resiko tidak berkembang, maka dapat di
dari penyebab kegagalan di seluruh dunia: atur supaya berada dalam tingkatan yang terkendali.

1
Jurnal Tugas Akhir

Perangkat penanganan permasalahan tersebut adalah Dengan korosi, logam berubah ke dalam garamnya,
dengan menerapkan manajemen korosi. Manajemen oksida atau hidroksida. Korosi terdapat dalam
korosi terkadang dipandang sebagai bagian berbagai bentuk. (BJM Beumer:1985)
organisasi yang hanya mengelola beberapa aktifitas
rutin terkait desain, inspeksi dan pemeliharaan Dalam korosi perlu diperhatikan adanya 4 komponen
peralatan industri. Padahal sistem manajemen yang menjadi penyebab terjadinya korosi yaitu:
seharusnya dipandang sebagai sebuah metode yang 1. Katoda (elektroda positif) atau kation (ion
memberikan keuntungan dan manfaat bagi positip dalam bentuk mikro)
lingkungan, keamanan, produktifitas dan kualitas Merupakan bagian yang terkorosi dan akan
(Ikhsan:2008). melepaskan elektron-elektron dari atom-atom
logam netral yang membentuk ion-ion.
Manajemen resiko merupakan suatu pendekatan
komprehensif yang jarang diterapkan di Indonesia 2. Anoda (elektroda negatif) atau anion (ion
oleh departemen khusus. Agar manajemen korosi negatip dalam bentuk mikro)
dapat berjalan secara optimal dan efektif maka Merupakan bagian yang tidak mengalami korosi
diperlukan suatu teknik yang dapat memberikan walaupun menderita kerusakan.
masukan data dan pemecahan masalah kemudian.
Salah satu alternatif untuk mengoptimalkan 3. Media elektrolit sebagai penghubung
manajemen korosi adalah Analisa Resiko. Analisa ini Istilah yang diberikan pada larutan yang bersifat
perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana kriteria menghantarkan arus listrik. Larutan ini
resiko yang diterima apabila struktur tersebut mempunyai harga konduktivitas tertentu.
mengalami kegagalan baik kegagalan elemen
maupun kegagalan struktur dan konsekuensi yang 4. Hubungan listrik
akan terjadi. Pada dasarnya tujuan utama dari Antara katoda dan anoda harus ada hubungan
melakukan analisa resiko (risk assessment) adalah listrik agar arus di dalam sel korosi dapat
untuk mengidentifikasi bahaya yang dapat mengalir. Hubungan secar fisik tidak diperlukan
menimbulkan dampak (consequence) yang besar jika anoda dan katoda merupakan bagian logam
pada proses utama dan untuk mengembangkan usaha yang sama.
penyelamatan guna mencegah ataupun mengurangi
efek negatif. (Yudhistira:2008). Dalam penelitian ini Bentuk Korosi
bermaksud untuk menyusun manajemen yang
mengatur tentang segala sesuatu yang berhubungan Pada dasarnya korosi memiliki bentuk yang
dengan korosi mulai dari segi identifikasi resiko, bermacam-macam apabila dilihat dari penyebabnya
mitigasi dan monitoring sehingga mempermudah tetapi apabila dilihat berdasarkan bentuknya korosi
dalam menentukan langkah apabila terjadi hal-hal dapat dibedakan menjadi tiga macam. Berikut adalah
yang tidak diharapkan. macam dari korosi bila dilihat dari bentuknya yakni :
(BJM Beumer:1985)
Permasalahan-permasalahan korosi dalam industri 1. Korosi Menyeluruh (Uniform Corrosion)
minyak dan korosi banyak terjadi dari perspektif Korosi yang diderita pada seluruh permukaan dan
yang keliru terhadap manajemen korosi. Manajemen mengakibatkan kehilangan metal yang merata.
korosi terkadang dipandang sebagai bagian 2. Korosi Setempat (Local Corrosion)
organisasi yang hanya mengelola beberapa aktifitas Bentuk korosi ini mencerna logam setempat,
rutin terkait desain, inspeksi dan pemeliharaan sehingga pada umumnya muncul bopeng-bopeng
peralatan industri. Padahal sistem manajemen kecil dalam bahan berupa sumuran (pits) yang
seharusnya dipandang sebagai sebuah metode yang mungkin tersususn secara terpisah ataupun
memberikan keuntungan dan manfaat bagi menumpuk.
lingkungan, keamanan, produktifitas dan kualitas 3. Korosi antar garis-hablur
(Ikhsan:2008). Korosi dalam garis-hablur terjadi di sepanjang
batas hablur.Sebagai akibatnya hablur-hablur
terlepas satu sama lain. Bentuk korosi ini sangat
2. DASAR TEORI berbahaya karena dari luar tidak nyata.

Korosi memiliki kontribusi yang besar sebagai Korosi telah didefinisikan sebagai penurunan mutu
penyebab adanya kegagalan. Korosi didefinisikan logam akibat reaksi elektrokimia dengan
sebagai suatu proses penurunan mutu suatu material lingkungannya. Pada kebanyakan situasi, praktis
logam. Hal ini dapat terjadi oleh lingkungan dengan serangan ini tidak dapat dicegah tetapi hanya dapat
peristiwa kimia atau elektrokimia sehingga timbul mengendalikan sehingga struktur atau komponen
kesetimbangan antara logam dengan lingkunganya tinjauan mempunyai massa yang lebih panjang.
(Simposium Nasional IATMI VII:2002). Korosi Dengan dasar pengetahuan tentang elektrokimia
dapat diartikan pencernaan logam oleh keadaan proses korosi yang dapat menjelaskan mekanisme
sekitar. Keadaan sekitar dapat diartikan udara dari korosi, dapat dilakukan usaha-usaha untuk
lembab, bahan kimia, air laut, gas dan sebagainya. pengendalian korosi. Berikut ini adalah cara-cara

2
Jurnal Tugas Akhir

yang paling penting dalam rangka mengendalikan penting yang harus dipenuhi untuk proteksi katodik
korosi antara lain: (Trethewey:1991) adalah untuk mendapatkan situasi permukaan logam
yang terlindungi, dimana tidak ada arus lokal
• Modifikasi Rancangan penyebab korosi. Dalam istilah elektrokimia yang
• Modifikasi Lingkungan melibatkan masukan elektron pada baja, dapat
• Pemberian Lapisan pelindung menggunakan dua cara :
(i) Dengan pemberian arus melalui sumber
• Pemilihan Bahan
eksternal, ini disebut metode impressed
• Proteksi katodik atau anodik
current biasa disebut ICCP (Impressed
Current Cathodic Protection)
Pengecatan (coating)
(ii) Dengan membentuk sel galvanik
Proses coating juga bisa dilakukan dibawah menggunakan bongkahan logam yang
permukaan air, prose tersebut biasanya disebut cocok, seperti seng, yang terhubung pada
Underwater Coatings. Proses ini merupakan suatu baja. Mengumpankan logam yang memiliki
cara perawatan yang digunakan pada struktur- potensial lebih negatif dari baja untuk
struktur bangunan laut, baik pada onshore ataupun diserang, elektron akan melewatinya pada
offshore. Hal ini dimaksudkan agar bangunan laut baja. Cara ini disebut sebagai metode
dapat beroperasi secara maksimal. Perawatan yang anoda korban, karena logam yang diserang
dimaksud terutama untuk mengatasi dan mengontrol adalah dikorbankan untuk melindungi baja
marine bioufouling/marine growth (biota laut) dan atau sering disebut SACP (Sacrificial
juga mengatasi pengaruh/atau efek dari air laut yaitu Anodes Cathodic Protection)
dalam bentuk korosi. Pelaksaan mennggunakan
teknik coating atau painting pada struktur bangunan Keuntungan dari metode impressed current adalah :
laut lebih dikarenakan alasan ekonomi dikarenakan (i) Voltase tinggi yang dikendalikan
pelaksanan yang lebih mudah dan cukup ekonomis dihubungkan untuk mengefisiensi
daripada cara tradisional. Pada dasarnya underwater perlindungan struktur-struktur besar
coatings/underwater painting merupakan teknik (ii) Lebih sedikit anoda yang diperlukan
perawatan struktur bangunan laut dengan mengecat (iii) Metode ini mampu memberikan kontrol
struktur tersebut dengan menggunakan suatu cairan yang lebih baik untuk memberikan performa
yang lebih dikenal dengan Epoxy System. yang optimal.

Kerugiannya adalah :
(i) Power dc. kontinyu harus tersedia
(ii) Kesalahan bisa terjadi pada arah koneksi; ini
bisa membuat laju korosi lebih cepat dari
pada proteksinya
(iii) Pengawasan level tinggi diperlukan
(iv) Kontrol yang rendah bisa mengakibatkan
proteksi berlebihan dan memungkinkan
terjadinya masalah pada pelapisan dan baja
tegangan tinggi.
(v) Pada lingkungan agresif seperti di laut utara,
kerusakan fisik yang akan lebih
menimbulkan masalah dibandingkan dengan
Gambar 2. 1. Pelaksanaan Underwater Coating anoda korban.

Keuntungan dari metode anoda korban adalah :


Proteksi Katodik (i) Dapat dipakai meskipun tidak ada tenaga /
tegangan
Suatu material akan mengalami pengkaratan apabila (ii) Lebih murah
material tersebut berfungsi sebagai anoda dalm sel (iii) Lebih sedikit pengawasannya
galvanik. Sedangkan material yang berfungsi sebagai (iv) Kemudahan dalam instalasi dan anoda
katoda todak mengalami proses pengkaratan. Oleh tambaha bisa ditambahkan bila proteksi
karena itu pencegahan dapat dilakukan dengan cara yang sudah ada ternyata tidak cukup
menjadikan material yang akan dilindungi sebagai (v) Anoda tidak mungkin terpasang secara
katoda. Pada umumnya proses korosi dimulai dengan salah, beda halnya jika arus dipasang
terbentuknya ion-ion positif (anoda) dari atom bahan dengan salah arah, akan mengakibatkan
yang bersangkutan, yang kemudian dengan pelepasan penambahan korosi sebagai ganti dari
beberapa muatan elektronnya. Hal ini terjadi karena proteksinya.
adanya perbedaan potensial antara satu bagian (vi) Proteksi berlebihan tidak akan terjadi.
dengan bagian lainnya dari bahan tersebut. Hal

3
Jurnal Tugas Akhir

Kerugiannya adalah: atau tindakan. Ini harus dilakukan untuk seluruh


(i) Ketersediaan arus tergantung pada luasan proses dan desain. Setelah ini dilakukan, sangatlah
anoda, sehingga pada struktur yang mudah untuk menentukan bidang kepedulian
berukuran besar akan membutuhkan terbesar. Modus kegagalan yang memiliki RPN
banyak anoda tertinggi harus diberikan prioritas tertinggi untuk
(ii) Ada batasan untuk keberadaan voltase tindakan korektif. Ini berarti tidak selalu mode
yang dikendalikan dan ini adalah transaksi kegagalan dengan angka keparahan tertinggi yang
yang menguntungakan yang lebih rendah harus ditangani terlebih dahulu. Ada pula yang angka
dari sistem impressed current keparahannya rendah tetapi yang terjadi lebih sering
(iii) Permintaan akan lingkungan dengan dan kurang terdeteksi. Nilai RPN menunjukkan
tingkat konduktif yang tinggi bukanlah keseriusan dari potential failure, semakin tinggi nilai
masalah dalam lingkungan laut tapi RPN maka menunjukkan semakin bermasalah. Tidak
menjadi masalah di tanah. ada angka acuan RPN untuk melakukan perbaikan.
Segera lakukan perbaikan terhadap potential cause,
alat kontrol dan efek yang diakibatkan. Severity
Analisa Risiko merupakan suatu penilaian dari seberapa serius efek
dari mode kegagalan potensial terhadap pelanggan
Risiko adalah bentuk ketidakpastian yang terjadi Manajemen Resiko
pada setiap keadaan. Secara umum risiko dapat
diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi Meskipun manajemen didefinisikan berbeda-beda
seseorang atau perusahaan dimana terdapat oleh para pakar, akan tetapi pada hakekatnya terdapat
kemungkinan yang merugikan. Sesuatu yang tidak kesamaan yang menyatakan bahwa manajemen
pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan sebagai suatu proses, manajemen sebagai ilmu
atau merugikan. Tetapi ketidakpastian yang pengetahuan dan manajemen sebagai seni. Defisini
menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal manajemen beberapa pakar adalah sebagai berikut:
dengan istilah peluang (Opportunity, sedangkan “Manajemen merupakan suatu proses yang
ketidak pastian yang menibulkan akibat yang menggunakan metode ilmu dan seni untuk
merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk). Pada menerapkan fungsi-fungsi perencanaan,
dasarnya proses dari analisa risiko ini terdiri dari pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pada
empat langkah dasar antara lain (Maslun:2009) : kegiatan-kegiatan dari sekelompok manusia yang
dilengkapi dengan sumber daya/faktor produksi
1. Identifikasi Bahaya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan lebih
2. Perkiraan Frekuensi dahulu, secara efektif dan efisien”.
3. Perkiraan Konsekuensi
4. Evaluasi Risiko Kerangka Kerja Manajemen Korosi

Fault Tree Analysis (FTA) adalah metode yang Dari definisi manajemen yang diberikan oleh para
digunakan untuk mengidentifikasi "semua sebab" pakar tersebut, manajemen mencakup tiga aspek,
yang mungkin (kegagalan komponen atau kejadian yakni:
kegagalan lainnya, yang terjadi sendirian atau a) Pertama : manajemen sebagai proses
bersama-sama) menyebabkan kegagalan sistem, dan b) Kedua : adanya tujuan yang telah ditetapkan
memberi pijakan perhitungan peluang kejadian c) Ketiga : mencapai tujuan secara efektif dan
kegagalan tersebut. efisien

Risk Priority Number Berikut ini adalah penjelasan mengenai tujuan


daripada manajemen :
a) Fungsi Perencanaan / Planning
Sebuah Fault Tree memperlihatkan, dalam bentuk
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan
grafis, hubungan logis antara sebuah mode kegagalan
membuat tujuan perusahaan dan diikuti
sistem (dinamakan TOP event) dan sebab-sebab
dengan membuat berbagai rencana untuk
kegagalan dasar (dinamakan PRIME event), dengan
mencapai tujuan yang telah ditentukan
menggunakan simbol-simbol AND atau OR. Sebuah
tersebut.
gerbang AND berarti bahwa semua kejadian di bawah
gerbang harus terjadi agar kejadian diatas gerbang
b) Fungsi Pengorganisasian / Organizing
tersebut terjadi. Sebuah gerbang OR berarti bahwa
Fungsi perngorganisasian adalah suatu
salah satu saja kejadian di bawah gerbang harus
kegiatan pengaturan pada sumber daya
terjadi agar kejadian diatas gerbang tersebut terjadi
manusia dan sumberdaya fisik lain yang
(Rosyid 2007).
dimiliki perusahaan untuk menjalankan
rencana yang telah ditetapkan serta
Metode ini digunakan untuk memprioritaskan item menggapai tujuan perusahaan.
daripada memerlukan perencanaan kualitas tambahan

4
Jurnal Tugas Akhir

c) Fungsi Pengarahan/ Directing/ Leading • Semua manajemen penanganan terhadap risiko


Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi dan bahaya korosi.
kepemimpinan manajer untuk meningkatkan • Pengggunaan sumber daya manusia secara
efektifitas dan efisiensi kerja secara efektif.
maksimal serta menciptakan lingkungan • Pengembangan struktur organisasi yang tepat.
kerja yang sehat, dinamis, dan lain • Perubahan sistem sesuai kondisi yang terjadi
sebagainya. atau yang diinginkan
d) Fungsi Pengendalian/ Controling 4. Pengorganisasian (organizing)
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas Tujuan utama pengorganisasian adalah memberikan
menilai kinerja berdasarkan standar yang kerangka bagaiamana aplikasi strategi penanganan
telah dibuat untuk kemudian dibuat korosi kepada tugas dan kewajiban pelaksana
perubahan atau perbaikan jika diperlukan. organisasi perusahaan maupun kontraktor. Efektifitas
kebijakan untuk pengorganisasian tergantung pada
Kerangka kerja dari Manajemen Korosi seperti yang kepemimpinan (leadership), komitmen serta
disebut dibawah ini. (Simposium Nasional IATMI keterlibatan manajer dan staff senior dalam
VII:2002) penanganan korosi. Budaya yang dikembangakan
dalam proses pengorganisasian ini adalah, kontrol,
1. Database komunikasi, kompetensi dan kerjasama.
Database diperlukan untuk mengetahui kondisi dan
suatu anomali dari peralatan. 5. Perencanaan dan implementasi (planning and
Database yang diperlukan diantaranya: implementation)
• Operational History Tujuan utama dari aktivitas Manajemen Korosi
• Maintenance adalah untuk memastikan semua strategi telah
• Metal Loss digunakan dalam metode yang logis dan efisien
• Corrosion Protection termasuk kegiatan auditingnya. Perencanaan dan
implementasi meliputi pengumpulan data
2. Aktivitas (berhubungan dengan perlatan serta kondisinya) dan
Aktivitas yang dilakukan dalam Manajemen Korosi risiko korosi termasuk bagaimana mengatasinya
antara lain dalam kondisi seminimal mungkin.
• Corrosion Monitoring
• Routine Scientific Data analysis Strategy
• Facility, Audit and Recommendation Perencanaan adapat dibagai dalam tiga kategori,
• Mechanical Cleaning yaitu:
• Corrosion Engineering Suppor • Perencanaan Kerja (Work Planning)
• Failure Analysis • Perencanaan sumber daya yang menangani
• Data Managemnt (Resources Planning)
• Corrosion Inhibition Strategy • Methods and Procedure.
• Awareness Campaign
• Management System
6. Pengukuran dan monitoring hasil (measuring
and monitoring performance)
3. Kebijakan (policy)
Pengukuran dan monitoring terhadap aktivitas dan
Tujuan kebijakan pada Manajemen Korosi adalah
implementasi akan mempertahankan kinerja
sebagai dasar penggunaan wewenang untuk aplikasi
(performance) sistem operasi serta pencegahan
pada unit tertentu. Kebijakan tersebut akan mendasari
korosi. Pertimbangan- pertimbangan yang dilakukan
pembuatan Strategi Manajemen Korosi (Corrosion
dalam hal ini adalah:
Managemnt Strategy). Kebijakan memberikan
• Setting Performance Measures
kewenangan dan perintah untuk penanganan
permasalahan yang meliputi strategi, struktur • Responsibility
organisasi, standar performa, prosedur dan proses • Frequency
manajerial lainya. Pada umumnya semua perusahaan • Monitoring of Performance
migas memiliki kebijakan dan strategi pada • Measuring Performance
penanganan risiko dan bahaya, terutama bagi • Corrective Action
Departemen HS&E. Pembuatan Manajemen Korosi
melibatkan banyak sekali fungsi manajemen dan 7. Kaji ulang hasil (reviewing performance)
teknis serta impaknya terhadap pelaksana (duty Tujuan utama kaji ulang adalah memastikan proses
holder) dan kontraktor. dan prosedur manajemen korosi berjalan seperti
strategi yang diinginkan perusahaan.
Scope dalam kebijakan Manajemen Korosi meliputi:

5
Jurnal Tugas Akhir

8. Auditing frekuensi kejadian /tahun dibagi dengan utilitas.


Tujuan utama auditing adalah untuk memastikan Dimana utilitas berasal dari jumlah hari dalam 1
manajemen korosi efisien tahun.
efektif dan reliable serta proses dan prosedur yang
Tabel 3.2 Peluang Kejadian Unit untuk Coating
diimplementasikan sesuai dengan perencanaan yang
telah ditetapkan. Auditing mempertimbangkan aspek- Penyebab Identifikasi Frekuensi Utilitas Peluang Peluang
Korosi kejadian/th kejadian/th kejadian
aspek pada implementasi prosedur dan proses, untuk 22 th
kompetensi, check in place, dan compliance. erkelupasnya Bakteri 2 360 0.00556 0.122
Coating Coating tidak 1 360 0.00278 0.061
sempurna

Keuntungan Manajemen Korosi pada suatu


perusahaan Migas adalah: Setelah itu penulis dapat menghitung peluang
kejadian sistem (occurance) dari metode FTA.
1. Mengurangi kebocoran-kebocoran. Perhitungannnya sebagai berikut
2. Meningkatkan pengunaan fasilitas
3. Mengurangi perawatan peralatan yang tidak Probability Of Occurance =
terjadual
4. Mengurangi penghitungan ulang biaya 1- ((1-peluang pada unit ke1) X (1-peluang pada unit ke2))
(deferment cost).
5. Mengakomodasi kebijakan H,S&E pada proses
penanganan korosi. Probability Of Occurance = 1-((1-P1)*(1-P2))
1-((1-0.122)*(1-0.061))
Manajemen risiko terbagi menjadi 3 proses antara 0.176
lain (Feringa:2002)
• Risk Assessment Fungsi anoda tidak optimal
Mengukur akibat yang akan disebabkan
risiko Perhitungan peluang kejadian per unit yang di dapat
• Risk Mitigation pada tabel dibawah ini berasal pembagian antara
Melakukan mitigasi dari hasil penilaian frekuensi kejadian /tahun dibagi dengan utilitas.
risiko Dimana utilitas berasal dari jumlah hari dalam 1
• Evaluation and assessment tahun.

Tabel 3.3. Peluang Kejadian Unit


3. ANALISA DAN PEMBAHASAN yebab Korosi Identifikasi Frekuensi Utilitas/th Peluang Peluang
bahaya kejadian/ kejadian kejadian
th untuk 22 th
Anoda tidak Hilang dicuri 3 360 0.0083 0.183
3.1 Identifikasi Sebab fungsi dengan Kesalahan 1 360 0.0028 0.061
optimal Pengelasan
Peletakkan anoda 1 360 0.0028 0.061
Pengidentifikasian sebab pada permasalahan ini yang tidak sesuai
diasumsikan menjadi dua yakni terkelupasnya
coating dan fungsi anoda yang tidak optimal. Dari
kedua sebab tersebut akan di break down kembali
Pada tabel 3.3 terlihat ada tiga faktor yang
sehingga mendapatkan trigging event atau unit sebab. diidentifikasi sebagai penyebab tidak optimalnya
Istilah tersebut digunakan untuk membedakan antara fungsi anoda. Faktor yang paling sering terjadi
yang sebab global dengan sebab yang lebih detail. adalah anoda hilang karena dicuri. Harga anoda
Berikut adalah tabel identifikasi penyebab korosi relatif mahal, sehingga banyak yang mencoba untuk
mengambilnya tanpa ijin. Menurut seorang QC dari
Tabel 3. 1. Identifikasi Sebab TOTAL E&P anoda hilang bisa mencapai angka 50%
Sebab Unit Sebab
(Trigging event)
Dampak
(Hazardous Condition)
dari anoda yang tepasang. Harga 100 kg anoda bisa
Terkelupasnya Coating Dimakan bakteri Berkurangnya ketebalan mencapai Rp 5.500.000. Penyebab selajutnya adalah
coating
Hasil coating tidak Rusaknya lapisan Coating kesalahan dalam pengelasan, hal ini bisa terjadi
Fungsi Anoda tidak
sempurna
Hilang dicuri Adanya luasan yang tidak
karena welder tidak sempurna dalam menyelesaikan
optimal terlindungi pekerjaannya, atau bisa juga terjadinya cacat las
Peletakkan anoda yang tidak Berkurangnya luasan yang
sesuai akan dilindungi anoda ketika pemasangan anoda sehingga mengurangi
Kesalahan Pengelasan Hasil Lasan tidak sempurna kekuatan dari las tersebut sehingga jatuh. Hal ini bisa
terjadi karena faktor human error, ketika anoda salah
pemasangan secara otomatis luasan yang terlindungi
3.2 Perhitungan Frekuensi juga akan bergeser.
Terkelupasnya Coating
Perhitungan peluang kejadian per unit yang di dapat Ada daerah yang double perlindungan dan ada daerah
pada tabel dibawah ini berasal pembagian antara yang tidak terlindungi. Hal ini merupakan hal kecil

6
Jurnal Tugas Akhir

tetapi juga berpeluang untuk mendatangkan risiko


yang besar. Setelah angka untuk peluang kejadian
Tabel 3.5 Perhitungan Biaya Perbaikan Coating
unit dapat ditemukan maka langkah selanjutnya
adalah mencari Probabilty of occurance. Perhitungan
tersebut akan dilakukan dengan menggunakan
metode Fault Tree Analysis (FTA). Perhitungan
peluang kegagalan dengan menggunakan sistem ini
menggunakan hubungan PRIME event adalah OR
yang berarti salah satu saja penyebab terjadi maka
kegagalan dapat terjadi. Setelah itu penulis dapat
menghitung peluang kejadian sistem (occurance) dari
metode pada gambar 3.1, Perhitungannnya sebagai
berikut Untuk menghitung nilai konsekuensi, maka
diperlukan rincian biaya keseluruhan untuk biaya
Probability of Occurence = 1- [(1-0.00833)(1-0.002278)(1-0.002278)]produksi platform.
Probability of Occurence = 0,0017
Dari hasil perhitungan di atas maka didapatkan nilai
konsekuensi:
3.3 Perhitungan Konsekuensi
Nilai Konsekuensi = Biaya Perbaikan
Untuk perhitungan biaya penggantian anoda, data
yang digunakan menggunakan referensi harga dari Total Biaya Produksi
PT. Kartini Utama. Sehingga perhitungannya sebagai
berikut Sehingga di dapatkan nilai konsekuensi masing-
masing penyebab sebagai berikut
Tabel 3.4 Perhitungan Biaya Penggantian Anoda
Sebab Fungsi anoda tidak optimal = 0.025851957
Sebab Terkelupasnya coating = 0.004274269

3.4 Menghitung Risk Priority Number (RPN)


RPN dihitung dengan mengalikan konsekuensi
dengan peluang kejadian. Maka didapatkan hasil
RPN untuk masing-masing sebab:

Tabel 3.6 Risk Priority Number (RPN)


Pada perhitungan di atas menggunakan pola
Sebab Peluang Kejadian Konsekuensi Risk Priority
perbandingan, karena referensi yang ada hanya Number
proyek untuk penggantian 12 anoda. Sehingga Fungsi Anoda 0.28 0.0179 0.005
tidak optimal
digunakan cara tersebut untuk mendapatkan biaya Terkelupasnya 0.176 0.00297 0.0005
penggantian dengan anoda yang diganti sebanyak 16 Coating
anoda. Jika dilihat pada tabel 4.6 maka terlihat jelas
angka yang paling tinggi adalah angka yang
Dari table 3.6 terlihat bahwa terkelupasnya coating
dikeluarkan untuk divers beserta alatnya. Untuk
membutuhkan perhatian yang lebih apabila
segala aktifitas yang dilakukan dibawah permukaan
dibandingkan dengan masalah anoda. Hal ini bisa
air memiliki risiko yang cukup tinggi, Hal inilah
diterima karena coating adalah merupakan
yang menyebabkan biaya yang dikeluarkan tinggi.
perlindungan awal dan merupakan dasar untuk
melindungi dari korosi. Sedangkan anoda merupakan
Perhitungan Perbaikan coating perlindungan kedua setelah anoda.
Untuk perhitungan biaya perbaikan coating, data
yang digunakan menggunakan referensi harga dari
LPPM ITS. Untuk perhitungan ini menggunakan dua 3.5 Mitigasi dan Monitoring
cara yakni pekerjaan dengan divers dan non divers.
Prosedur pelaksanaan perawatan bisa dijabarkan
Hal ini dikarenakan ada zona A segala pekerjaan bisa
sebagai berikut:
dilakukan pada waktu kondisi surut sehingga tanpa
 Pengukuran elektrik
divers tetapi pada zona B dilakukan dengan
Pengukuran dan pemeriksaan elektrik penting
menggunakan divers karena memang kondisi yang
dilakukan untuk menentukan apakah proteksi
tidak memungkinkan. Sehingga perhitungannya
yang dipasang telah memenuhi kriteria yang
sebagai berikut
ditentukan dan apakah setiap bagian sistem
proteksi katodik telah bekerja dengan baik.
Kondisi yang mempengaruhi proteksi dapat
berubah berubah bersama waktu karena itu

7
Jurnal Tugas Akhir

diperlukan penyesuaian untuk mempertahankan pada potensial dibawah -800mV ketika


proteksi. Pengukuran dan pemeriksaan secara pengukuran.
berkala diperlukan unuk mengetahui tingkat
perlindungan katodik. 3. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa
inspeksi untuk anoda dan coating perlu
 Survey setelah install dilakukan minimal sekali dalam lima tahun,
Survey harus dilakukan setelah sistem proteksi hal ini bertujuan untuk memperkecil resiko
selesai dipasang untuk melihat apakah telah kegagalan yang terjadi akibat korosi dengan
memenuhi criteria proteksi an apakah bekerja memeriksa secara kontinu pada sistem
dengan efektif. Survey ini meliputi pengukuran proteksi katodik yang diterapkan pada LD
potensial struktur secara menyeluruh untuk Platform.
mengetahui apaka proteksi telah dicapai.
Saran
 Survey tahunan
Survey tahunan harus dilakukan untuk Ada beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk
memeriksakontinuitas proteksi katodik. memperbaiki Tugas Akhir ini, antara lain :
Pengukuran elektrik yang dilakukan pada 1. Memperbanyak failure mode yang terjadi
survey ini harus meliputi pengukuran potensial sehingga mengetahui resiko yang paling
struktur pada lokasi yanag sama dengan yang kritis terjadi.
dipilih pada survey-survey sebelumnya. Selain
survey tahunan, pemeriksaan perlu dilakukan 2.
Mengkongkritkan langkah-langkah
pada waktu-waktu tertentu misalnnya setelah manajemen plan berdasarkan data dari
terjadi badai. lapangan
5. DAFTAR PUSTAKA

Andrews J.D., dan S.J. Dunnett. 2009. "Event Tree


4. KESIMPULAN DAN SARAN Analysis Using Binary Decision
Diagrams". Http://www. google.com .
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa maka
dapat disimpulkan antara lain : Badan Klasifikasi Indonesia. 2006. Report
1. Peluang kegagalan untuk LD Platform Complete Inspection LD Platform:
sebagai berikut : Jakarta.
a) Sebab anoda sebesar 0,28
b) Sebab terkelupasnya coating Beumer. 1985. Ilmu Bahan Logam Jilid 1. Bharata
sebesar 0,176 Karya Aksara : Jakarta.

Penyebab kegagalan tersebut terletak pada Ega. 2009. "BAB 6 Manajemen Resiko”.
proses pekerjaan baik dari segi pemasangan Http://ega.staff.gunadarma.ac.id
maupun pengelasan. Korosi sering terjadi di
zona A dan B (splash zone). Dengan Fontana. Mars.G.1987. Corrosion Engineering
prosentase sebagai berikut zona A 31.58%, Association of Corrotion Engineering
zona B 36.84%, zona C 15.79% dan zona D (NACE) Standart. Tokyo : McGraw-Hill
sebesar 5.26%. Hal ini dikarenakan splash Book Company
zone memiliki aerasi O2 dan salinitas yang
lebih tinggi jika dibanding dengan zona lain Gellings, P.J.1985. Introduction to Corrosion
serta merupakan daerah perbatasan antara Prevention and Control. Delft,
kondisi pasang dan surut sehingga Netherlands: Delft University Press.
kelembapan berubah-ubah.
Ikhsan, ILmi. 2008. Sistem Manajemen Korosi dan
2. Risk Priority Number untuk LD Platform Studi Aplikasinya untuk Pipa Penyalur
sebagai berikut : Gas Lepas Pantai Yang Beresiko Top Of
a) Sebab Anoda sebesar 0,005 Line Corrosion. Mechanical Engineering :
b) Sebab terkelupasnya coating ITB.
sebesar 0,0005
INDOCOR. 2001. Training Sertifikasi Korosi.
Dari hasil analisa pada Platform ini, Indonesian Corrosion Association.
penggantian anoda lebih diprioritaskan
daripada coating. Hal ini terlihat dari nilai Kristiansen, S. 2004. MARITIME
RPN untuk sebab anoda lebih besar TRANSPORTATION : Safety
daripada RPN pada coating. Dari 104 anoda Management and Risk Analysis.
yang terpasang, sebanyak 68 anoda berada Butterworth-Heinemann.

8
Jurnal Tugas Akhir

Kusuma, Yuriadi. 2005. Manajemen Pemeliharaan.


Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB.

Maslun, Muhammad. 2009. Risk Assssment


Unburied Subsea Pipeline Akibat
Pengaruh Trawl Gear: Tugas akhir
Jurusan Teknik Kelautan. Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

NACE International RP 0198. 1998. The Control of


Corrotion Under Thermal Insulation
and Fireproofing Material-A system
Approach. Houston: Texas.

NACE International RP 077599. 1999. Preparation,


Imstalatition, Analysis and
Interpretstion of Corrosion Coupons in
Oilfield Operation. Houston: Texas.

Recommended Practice Det Norske Veritas (DNV


RP B401). 2005. Cathodic Protection
Design. Norwegia.

Rochim S. 2000. Teknologi Pelapisan Untuk


Perawatan. Proseding Seminar Nasional:
“Spray coating” untuk maintenance
peralatan. Divisi Metalurgi. Jurusan
Teknik Pertambangan. Bandung: ITB.

Rosyid, D.M. 2007. Pengantar Rekayasa


Keandalan; Airlangga University Press;
Surabaya.

Simposium Nasional IATMI VII. 2002. Manajemen


Korosi pada Jaringan Pipa Produksi
Migas Menggunakan Analisa
Manajemen Resiko: Jakarta,

Supomo, Heri. 2003. Korosi. Jurusan Teknik


Perkapalan : ITS Surabaya.

Trethewey, Kenneth R, dan John Chamberlain .


1991. Korosi untuk mahasiswa saina
dan rekayasawan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.

Thoft, CP dan Y. Murotsu. 1986. Aplication of


Structural Realibility Theory. Springer-
Verlag. Berlin.

Yudhistira. 2008. Analisa Kekuatan Ultimate


Struktur Jacket LWA Berbasis Resiko
dengan Microsas. Tugas akhir Jurusan
Teknik Kelautan. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.

http://www.migas-indonesia.com
http://www.McDermott-indonesia.com

Anda mungkin juga menyukai