Anda di halaman 1dari 1

Korosi adalah kerusakan material khususnya logam secara umum akibat reaksi dengan

lingkungan sekitarnya. Korosi merupakan penurunaan kualitas yang disebabkan oleh reaksi
kimia bahan logam dengan unsur-unsur lain yang ditemukan di alam.[1] Pada saat ini banyak
sekali kerusakan yang diakibatkan oleh korosi terutama dibidang industri khususnya industri
perkapalan. Banyak sekali kerugian yang diakibatkan oleh korosi sehingga perusahaan perlu
mengeluarkan biaya extra untuk memperbaki peralatan yang mengalami kerusakan akibat
korosi. Biasanya korosi terjadi pada pipa, paku, penyangga – pengangga tanki, tanki dll. Jenis
korosi yang biasa terjadi pada bidang industri : uniform attack ( korosi merata), galvanic
corrosion (korosi galvanis), crevice corrosion (korosi celah), pitting corrosion ( korosi sumur),
intergaranular corrosion ( korosi antar butir ), selective corrosion ( korosi pisah ), erosion
corrosion ( korosi erosi ), stress corrosion ( korosi tekanan ), fatique corrosion ( korosi lelah ),
biological corrosion.[2] Saat ini ukuran pengendalian korosi pipa ladang minyak memiliki
beragam, misalnya mengubah struktur internal logam, pada penutup pelindung permukaan
logam, perlindungan elektro-kimia dll. Tetapi tindakan pengendalian korosi yang paling hemat
biaya terutama adalah tektum (coating) menambahkan proteksi galvanik. Proteksi galvanik
dibagi menjadi dua macam yaitu proteksi galvanik anoda dan proteksi galvanik arus terkesan
(impressed current). [3] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui katodik dan merancang
proteksi korosi dengan metode anoda korban pada instalasi pipa surya bawah tanah. Material
yang digunakan adalah pipa baja. Panjang pipa di dalam tanah 35.384 m dan diameter 150 mm.
Jenis anoda yang digunakan adalah magnesium yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa luas areal yang harus dilindungi 16,67 m 2 . Kebutuhan arus proteksi pipa adalah 0,81
A. Jumlah total anoda adalah 208,69 kg. Jarak pemasangan anoda 2,36 m. Kebutuhan arus
proteksi berdasarkan jarak antar anoda adalah 12,06 A. Untuk melindungi pipa sepanjang
35.384 m, jumlah ideal anoda magnesium yang digunakan adalah 208,69 kg. Hasil verifikasi
rancangan sistem proteksi katodik anoda korban pipa solar bagian bawah menunjukkan jumlah
anoda yang mensuplai arus sebesar 0,81 A untuk memproteksi pipa adalah 15 buah. [4] Untuk
mengatasi permasalahan ini digunakan proteksi katodik metoda anoda tumbal yang
menghambat laju korosi. Melakukan penelitian dengan metode anoda tumbal dalam
lingkungan aqueous menggunakan anoda jenis aluminium dan seng. Hasilnya berdasarkan
kehilangan berat, anoda tumbal aluminium mampu menurunkan laju korosi baja sampai dengan
82% dan seng 50%. [5]
Namun begitu , beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor penyebab laju korosi ialah,
keberadaan zat pengotor, kontak langsung antara logam, temperatur,pH dan mikroba.
Oleh sebab itu , dibuatlah penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman serta
penyempurnaan penelitian sebelumnya.

Daftar Pustaka :
[1] M. F. Sidiq, “Electrochemical process,” Met. Finish., vol. 100, no. 2, p. 123, 2002, doi:
10.1016/s0026-0576(02)80201-x.
[2] B. Utomo, “Jenis Korosi Dan Penanggulangannya,” Kapal, vol. 6, no. 2, pp. 138–141,
2019.
[3] “CN201459240U(1).pdf.” .
[4] N. H. Sari and R. C. Lelio, “Corrosion protection by sacrificial anode method on
underground solar pipe installation : a case study in the Lombok Gas Engine Combine
Cycle Power plant ( Peaker ) 130-150 MW,” vol. 6, no. 2, pp. 15–20, 2021, doi:
10.22219/jemmme.v6i2.11519.
[5] F. S. Afriani, “Proteksi Katodik Metoda Anoda Tumbal Untuk Mengendalikan Laju
Korosi,” Jom FTEKNIK, vol. 1, no. 2, p. 1, 2014.

Anda mungkin juga menyukai