Anda di halaman 1dari 6

Materi PAK Kelas 12 – Semester 1

Iman dan Logika


Ibrani 11:17 - 19

Pendahuluan
Pernahkan anda mendengarkan pernyataan seperti ini ?
- Jangan pakai logika. Terima saja. Percaya saja.
- Tuhan tidak ingin engkau memikirkan FirmanNya.Berdoalah. Jangan pakai pikiran!
- Jadi orang Kristen tidak boleh pakai rasio. Kita harus beriman.
- Jangan pakai otak, tetapi pakai hati.
Dulu saya banyak mendengar para pendeta di gereja mengatakan kalimat-kalimat
semacam itu beserta varian lainnya. Saya percaya mereka adalah orang-orang yang jujur dan
punya motivasi yang baik untuk membangun iman para pendengarnya.
Namun terlepas dari jujur atau tidak, punya motivasi baik atau tidak, kamu tetap harus
menilai benar tidaknya kalimat itu.
Matahari tidak akan menjadi tidak ada hanya karena seorang yang jujur dan
bermotivasi baik mengatakan bahwa matahari itu tidak ada.
Kalimat-kalimat bermotivasi baik itu sebenarnya adalah kalimat-kalimat yang justru
merusak spirit kekristenan.
Kekristenan adalah kepercayaan yang logis. Alkitab adalah Firman Allah, dan Allah
yang adalah Kebenaran memiliki sifat logis. Mengatakan bahwa baca Alkitab tidak boleh pakai
logika berarti menyangkali sifat Allah.

Pembahasan
Beberapa hal yang kita renungkan hari ini 
1. Apakah logika bertentangan dengan iman?
Banyak dari orang Kristen yang telah mengadopsi kalimat-kalimat di atas. Bagi mereka,
logika adalah sesuatu yang najis dan sebaiknya tidak usah disebut-sebut.
Ketika kita mengatakan, Ya, logikanya kan begini... mereka akan langsung memotong,
Kamu terlalu pakai logika. Hidup dengan Tuhan tidak bisa dilogikakan.
Sebenarnya, apakah logika bertentangan dengan iman?
Apakah mereka berdua adalah musuh yang tidak mungkin didamaikan?
Perlukah kita mendamaikannya, atau mereka sebenarnya adalah saudara?
Sepertinya ada suatu kesalahpahaman di sini.

LOGIKA 
Berasal dari kata Yunani Logos yang berarti “hasil pertimbangan akal pikiran yang
diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.”
Logika berhubungan dengan pikiran, dan kemampuan berpikir dengan tepat dan benar –
sistematis (tersusun).
Apa Logika bertentangan dengan Iman ? apakah pikiran dan akal budi bertentangan
dengan Iman ?
Matius 22 : 37  Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Roma 12 : 2  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa
yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Roma 7:26  Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh
insaniku aku melayani hukum dosa.
1 Korintus 14:15  Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku,
tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan
rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.
Ibrani 8:10  "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah
waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi
mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan
mereka akan menjadi umat-Ku.
I Petrus 1:13  Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah
pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu
penyataan Yesus Kristus.
Jadi berdasarkan ayat ayat tersebut logika adalah natur atau sifat dasar dari
kebenaran. Satu bagian dalam kebenaran tidak akan bertentangan dengan bagian yang lain. Itu
logika.
Kebenaran pasti logis-tetapi yang logis belum tentu kebenaran.
Kebenaran Allah ada dalam Pikiran Manusia – Namun pikiran manusia belum tentu
Kebenaran Allah.
Orang Kristen percaya bahwa Allah adalah kebenaran, dan Allah berbicara pada kita
melalui FirmanNya, yang berarti FirmanNya adalah kebenaran. Maka Allah dan FirmanNya
pasti logis.
Ini sebenarnya sudah tercantum dalam Alkitab, dikatakan oleh Tuhan Yesus sendiri:
Matius 5: 37  Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan:
tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Kalimat Tuhan Yesus di atas meringkaskan tiga hukum utama
logika
Hukum identitas (ya berarti ya, tidak berarti tidak),
Hukum non-kontradiksi ( ya tidak bisa sekaligus tidak), dan
Hukum excluded-middle, (yaitu selain ya dan tidak tidak ada yang lain).

JADI, Apakah Logika bertentangan dengan Iman ? pada dasarnya tidak. (selama tunduk
pada kebenaran Allah).

2. Bagaimana hubungan logika dengan iman?


Ketika kita menyimpulkan bahwa Logika tidak bertentangan dengan Iman (selama
tunduk kepada kebenaran Allah).
Bacaan kita hari ini mengangkat kasus Abraham yang memberikan contoh bagaimana
hubungan Logika dengan Iman.
Kejadian 22:5  Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini
dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu
kami kembali kepadamu."
Logika tanpa kebenaran Allah 
Harusnya Abraham tidak mengatakan “Kami” kepada bujangnya, tapi harusnya “saya”
karena logikanya Ishak yang disembelih sudah mati.
Abraham bergumul dengan perintah itu, namun ketika bergumul, Imannya lah yang
memimpin dia untuk kuat melakukannya...jika logika dia yang memimpin tentu akan berat.
Ibrani 11:17  Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia,
yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,

Tatkala ujian pencobaan itu datang, Iman Abraham yang memimpinnya...

Ibrani 11:19  Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang


sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Sekalipun Iman Abraham memimpin dirinya dalam menghadapi pergumulan, namun
ternyata dia tidak hanya beriman, tetapi juga berlogika / berpikir tentang Allah.

1. Jadi IMAN memimpin LOGIKA ketika menghadapi pergumulan hidup...

LOGIKA memimpin IMAN apakah terjadi ?? Ya Terjadi...Tuhan Yesus memberikan


contohnya...
Ketika Tuhan Yesus berdebat dengan orang Farisi – Ahli taurat – orang saduki dll....ketika
itu tidak satupun Tuhan Yesus menyuruh mereka untuk percaya saja, sebab kasusnya beda yaitu
Tuhan Yesus sedang mempertahankan Iman.

Jadi ketika Mempertahankan Iman (Apologetika) LOGIKA memimpin IMAN...


Contohnya 
- Jika dituduh Alkitab sudah dipalsukan, maka logikanya mereka yang menuduh tahu yang
asli, jadi buktikan bahwa ada Alkitab Asli untuk menolak Alkitab yang dituduh
dipalsukan.
- Buktikan kalimat persis Yesus berkata : Aku adalah Allah dan Sembahlah Aku....maka
buktikan kebalik pula, kalimat persis sama Yesus berkata : Aku adalah bukan Allah dan
Jangan sembah Aku.
- Tidak boleh merayakan Natal karena tidak ada perintahnya di alkitab, maka jawaban
logikanya kalau gitu buktikan di alkitab larangan untuk merayakan natal.
- Nabi M dinubuatkan di kitab kidung agung...mereka mengklaim bahwa kitab Kidung
agung adalah kitab porno..maka kesimpulannya adalah Nabi M dinubuatkan dalam kitab
porno. (mau terima)
- Yesus bukan mengutus RK melainkan Nabi M.....mereka mempunyai pengakuan iman
bahwa nabi M diutus oleh Allah...maka kesimpulannya Yesus adalah Allah...

Itulah contoh contoh simple dimana LOGIKA memimpin IMAN ketika kita sedang
mempertanggungjawabkan iman..
2. Jadi LOGIKA memimpin IMAN ketika mempertahankan Iman

Kemudian apakah IMAN dan LOGIKA bisa Setara ? Bisa. Kapan itu terjadi ?
Ketika bapak ibu dan saya Belajar Firman Tuhan.
Belajar Firman Tuhan itu tidak hanya sekedar kemampuan kognitif atau pikiran kita yang
diolah..melainkan Iman kita pun juga ikut diolah bersamaan.
Ibrani 11:3  Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman
Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.

“dari mana alam semesta ini ada ?....” kemudian membaca firman Tuhan dan pikiran kita
diberikan informasi bahwa Allah lah yang menciptakanNya...maka kita berkata “Jadi Tuhanlah
yang menciptakan seluruh Alam semesta ini”
3. IMAN dan LOGIKA seakan setara ketika kita sedang belajar Firman Tuhan
Kesimpulan
Jadi, apakah sebagai orang Kristen tidak perlu menggunakan logika? orang Kristen sejati
harus selalu menggunakan logika. Karena kebenaran itu logis.
Seorang Kristen sejati pastilah merasa haus dan lapar untuk terus menggali kebenaran,
yang bersifat logis. Dan salah satu alat yang tuhan berikan kepada kita adalah pikiran akal
budi kita.
Maka seorang Kristen sejati pastilah memikirkan baik-baik dengan rasionya, mendeduksi
secara logis berdasarkan imannya terhadap Firman Tuhan, dan akhirnya mengerti apa yang
Tuhan kehendaki bagi dirinya.
Jangan lupa bahwa Alkitab mengandung ayat-ayat semacam ini, yang menunjukkan
pentingnya pikiran 
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu. (Matius 22:37) - Mengasihi juga harus mencakup aspek akal
budi.
Mari jangan abaikan sisi Akal Budi kita dalam mengasihi Tuhan Allah, berpikirlah untuk
Tuhan, karena itu bagian dari perintahNya. Tuhan Yesus memberkati. AMIN

Anda mungkin juga menyukai