Anda di halaman 1dari 21

NAMA : TITO FAIRUZ NURIADI

NRP : 14-2012-016
KELAS :A

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI 22 APRIL 2016

1. Pada dasarnya logam Aluminium adalah logam yang sangat reaktif (potensial elektrodanya,
lebih negatif dibandingkan dengan Fe). Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari logam ini
sering dikelompokan kedalam logam tahan korosi. Jelaskan.

Jawaban :
Aluminium tahan terhadap korosi karena fenomena pasivasi. Pasivasi adalah
pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen udara sehingga
lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam dari korosi. Resistansi atau ketahanan
terhadap korosi terjadi akibat fenomena pasivasi, yaitu terbentuknya lapisan Aluminium
oksida ketika Aluminium terpapar dengan udara bebas. Lapisan Aluminium oksida ini
mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh.

2. Jelaskan, mengapa unsur khrom (dalam jumlah tertentu) yang terkandung dalam baja
(misalnya dalam baja tahan karat) akan meningkatkan ketahanan korosinya

Jawaban :

Semakin tinggi kandungan Cr daerah austenit yang terbentuk akan semakin menyempit,
sehingga daerah ferit menjadi lebih luas. Kandungan krom diatas 10,5% di dalam baja akan
membentuk lapisan pasif khrom (Cr2O3) yang dapat mengikat oksigen sehingga
meningkatkan resistensi atau ketahanan terhadap korosi dan ketahanan oksidasi pada
temperatur tinggi. Khrom juga merupakan unsur pembentuk karbida yang dapat berikatan
dengan besi, karbon dan dengan unsur lainnya.

3. Logam M dengan potensial standarnya EM berada dalam suatu lingkungan yang potensial
standarnya EL; dimana EL > EM. Gambarkan (secara skematik), peristiwa korosi logam M
ini dalam diagram Evan (kurva E Vs i); dan pada gambar tersebut, tunjukkan potensial dan
arus korosinya.

Jawaban :

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 1
4. Berdasarkan diagram tersebut (soal no.3.), jelaskan dan gambarkan prinsip-prinsip dasar
pengendalian korosi yang dapat dikembangkan.

Jawaban :

Berdasarkan diagram Evan yang telah digambarkan pada soal no. 3 , prinsip-prinsip
dasar dari teknik pengendalian korosi yang dapat dikembangkan terdiri dari 5 poin yaitu :

Lapisan Pelindung
Tujuan dasar dari lapisan pelindung adalah untuk memisahkan (secara fisik) logam
dari lingkungannya. Secara umum, lapisan pelindung harus memenuhi persyaratan
berikut.
Lapisan bersifat kontinu.
Kedap air, oksigen, ataupun bahan korosif lainnya.
Melekat baik pada logam (dasar) yang dilindungi.
Tidak mudah bereaksi dengan dengan lingkungan maupun logam (dasar) yang
dilindungi.
Kadang-kadang (sebagai tambahan) tahan terhadap gesekan dan juga aspek
tampilannya (keindahan atau estetikanya).

Berikut dibawah ini merupakan skema lapisan pelindung melindungi logam (dasar)
agar terpisah dari lingkungannya.

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 2
Proteksi Katodik
Proteksi Katodik merupakan suatu teknik pengendalian korosi dimana struktur
atau logam dasar yang akan dilindungi, dibanjiri oleh elektron. Berikut dibawah
ini merupakan persamaan reaksi yang menjadi prinsip dasar proteksi katodik.

= + +

Proteksi katodik dapat diklasifikan menjadi 2 poin yaitu :

Proteksi Katoda Anoda Korban (Sacrificial Anode)


Logam (dasar) yang akan dilindungi dihubungkan dengan logam lain yang lebih
reaktif (anodik).

Proteksi Katoda Arus Tandingan (Impressed Current)


Logam (dasar) yang akan dilindungi dihubungkan dengan kutub negatif
menggunakan arus searah.

Parameter desain dari proteksi katodik terdiri 4 poin yaitu :


Dimensi struktur (dimensi pipa untuk menentukan luas selimut pipa)
Kondisi struktur (Bare metals, jenis dan kondisi lapisan pelindung)
Korosivitas lingkungan (resistivitas lingkungan) yang kemudian mendorong
kepada kebutuhan arus proteksi total.
Untuk proteksi katoda anoda korban (sacrificial anode), maka diperlukan
jumlah anoda untuk setiap groundbed dan total
Untuk proteksi katoda arus tandingan (impressed current), maka diperlukan
DC power supply dan groundbed anoda
Jenis dan spesifikasi anoda (untuk sistem anoda korban, data current capacity
Ah/kg sangat penting)

Kelebihan yang dimiliki oleh proteksi katodik anoda korban (sacrificial anode)
yaitu :
Memberikan perlindungan secara menyeluruh atau merata
Pengaturan arus proteksi lebih mudah
Umur dari sistem dapat ditentukan dengan perhitungan yang teliti
Kecil kemungkinan terjadinya overproteksi atau proteksi berlebih dan
perapuhan hidrogen

Disamping kelebihan yang dimiliki oleh proteksi katodik anoda korban (sacrificial
anode), terdapat pula keterbatasannya atau kekurangannya yaitu :
Bila diperlukan tambahan anoda, pemasangan yang dilakukan dalam air sukar
dan mahal
Pengelasan anoda ke struktur memerlukan keterampilan

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 3
Anodanya berat dan ini akan berdampak pada bertambahnya berat pada struktur
Kelebihan yang dimiliki oleh proteksi katodik arus tandingan (impressed current)
yaitu :
Keperluan arus dapat disediakan menurut kebutuhan
Perlengkapan total memiliki bobot yang tidak berat

Disamping kelebihan yang dimiliki oleh proteksi katodik arus tandingan (impressed
current), terdapat pula keterbatasannya atau kekurangannya yaitu :
Sukar untuk memperoleh distribusi arus yang merata
Memungkinkan terjadinya overproteksi atau proteksi berlebih yang dapat
merusak lapisan pelindung

Proteksi Anodik
Proteksi anodik hanya dapat digunakan untuk logam yang dalam lingkungan
tersebut bersifat aktif pasif dan proteksi dilakukan pada daerah pasif. Berikut
dibawah ini merupakan diagram polarisasi dan ditunjukkan pula daerah pasif
sebagai tempat berlangsungnya proteksi anodik.

Proteksi anodik telah diaplikasikan untuk memproteksi storage tanks, reaktor, alat
penukar panas (heat exchangers), dan transportation vessel untuk larutan yang
bersifat korosif.

Parameter desain dari proteksi anodik terdiri 3 poin yaitu :


Rentang potensial dimana logam berada pada keadaan pasif (rentang proteksi)
Critical Current Density
Flade Potential

Potensial yang optimum untuk proteksi anodik yaitu saat logam bila dipolarisasikan
berada dalam daerah pasif.

Kelebihan yang dimiliki oleh proteksi anodik yaitu :

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 4
Dapat digunakan dalam keadaan lingkungan yang terbilang agresif secara
ekstrim
Kondisi operasi dapat dikontrol dengan mudah, akurat, dan cepat melalui
pengukuran secara elektrokimia (electrochemical measurement)
Biaya pengoperasiannya terbilang rendah (low cost)

Disamping kelebihan yang dimiliki oleh proteksi anodik, terdapat pula


keterbatasannya atau kekurangannya yaitu :
Hanya dapat digunakan atau diaplikasikan pada logam yang bersifat aktif pasif
Biaya instalasi terbilang tinggi (high cost)

Inhibisi
Proses inhibisi dalam menghambat laju korosi pada logam dilakukan dengan
menambahkan inhibitor korosi. Inhibitor korosi merupakan suatu zat kimia yang
ditambahkan dalam jumlah yang relatif kecil untuk menghentikan atau
memperlambat laju korosi pada logam dan paduannya. Berikut dibawah ini
merupakan reaksi inhibisi yang menjadi prinsip dasar proses inhibisi.

= 2+ + 2 ()
2 + + 2 = 2 ()
2 + + = 2 + 2+

Penurunan laju korosi (oleh inhibitor) terjadi akibat adanya fenomena sebagai
berikut.
Meningkatnya kelakuan dari polarisasi anodik maupun katodik (Tafel Slope)
Berkurangnya pergerakan atau difusi dari ion menuju permukaan logam
Meningkatnya resistansi atau ketahanan elektrik dari permukaan logam

Inhibitor korosi dapat diklasifikasikan menjadi 2 poin yaitu :


Inhibitor korosi berdasarkan chemical functionality yang terbagi atas 3 macam
inhibitor yaitu :
Anodic Inhibitors
Cathodic Inhibitors
Mixed Inhibitors

Inhibitor korosi berdasarkan functionality scheme yang terbagi atas 5 macam


inhibitor yaitu :

Passivating Inhibitors (Anodic Inhibitors)


Inhibitor ini menyebabkan pergeseran potensial korosi yang besar dan
mendorong permukaan logam masuk ke dalam daerah pasif.

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 5
Cathodic Inhibitors
Dapat digunakan sebagai teknik pengendalian korosi dengan prosses inhibisi
dan dapat dilakukan dengan tiga mekanisme yang berbeda, yaitu
memperlambat reaksi katodik, membentuk endapan, dan oxygen scavenger
atau membatasi difusi ion ke area katodik.

Organic Inhibitors
Inhibitor jenis ini di dirancang sebagai lapisan film yang melindungi logam
dengan membentuk lapisan hydrophobic pada permukaan logam. Efektivitas
inhibitor ini didalam melakukan pengendalian korosi tergantung pada
komposisi kimia, struktur molekul, dan karena lapisan film adalah suatu
proses adsorpsi, maka suhu dan tekanan sistem juga merupakan faktor yang
amat penting.

Precipitation Inhibitors
Precipitation Inhibitors merupakan senyawa yang berbentuk film atau
lapisan tipis bersifat protektif yang bekerja pada permukaan logam untum
menghambat anodic sites maupun cathodic sites secara tidak langsung. Jenis
inhibitor yang umum untuk precipitation inhibitors yaitu inhibitor silikat dan
inhibitor fosfat.

Volatile Corrosion Inhibitors (VCI)


Volatile Corrosion Inhibitors (VCI) atau biasa disebut sebagai Vapor Phase
Inhibitors (VPI) merupakan suatu senyawa yang ditransportasikan pada
lingkungan yang tertutup kemudian menguap yang bertujuan untuk
membentuk proteksi. Misalnya di dalam suatu pipa dimana didalamnya
terdapat cairan dengan level cairan yang tidak 100% (misalnya level cairan
adalah 75%) mengisi bagian dalam dari pipa. Untuk melakukan proteksi
pada bagian dalam pipa yang tidak terbasahi oleh fluida cair tersebut, maka
dalam fluida cair tersebut ditambahkan Volatile Corrosion Inhibitors (VCI).
Saat kontak dengan udara di dalam pipa, Volatile Corrosion Inhibitors
(VCI) akan menguap dan membentuk proteksi pada bagian dalam pipa yang
tidak terbasahi oleh fluida cair yang ditransportasikan.

Pengembangan Bahan
Pengembangan bahan sebagai bagian dari inhibitor korosi berdasarkan functionality
scheme menggunakan bahan logam paduan sebagai material konstruksi. Logam
paduan yang dimaksud dapat diklasifikasikan kedalam 3 poin yaitu :

Baja Paduan Rendah


Logam yang tergolong ke dalam baja paduan rendah yaitu Cu, P, Cr, Si, Ni, Mn,
dan Mo.

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 6
Baja Paduan Tinggi
Logam yang tergolong ke dalam baja paduan tinggi yaitu Cr

Besi Cor
Logam yang tergolong ke dalam besi cor yaitu Si, Cr, dan Ni.

5. Ditinjau dari aspek metalurgi dan lingkungannya, jelaskan kondisi-kondisi yang dapat
menimbulkan terjadinya korosi setempat (korosi lokal) .

Jawaban :

Berdasarkan aspek metalurgi, korosi setempat (korosi lokal) dapat terjadi karena adanya
heterogenitas pada permukaan suatu logam dan atau pada struktur suatu komposit atau
paduan dan berkisar dari penyimpangan mikroskopis seperti distribusi fasa.
Berdasarkan aspek lingkungan, korosi setempat (korosi lokal) dapat terjadi karena
adanya heterogenitas pada lingkungan yang terdiri dari kecepatan fluida yang tidak seragam,
konsentrasi spesies reaktan yang tidak seragam seperti oksigen terlarut, dan temperatur yang
tidak seragam.

6. Jelaskan mekanisme terjadinya korosi celah dan jelaskan pula sifat kerusakannya.

Jawaban :

Berikut dibawah ini merupakan mekanisme proses terjadinya kososi celah (crevice
corrosion.

Tahap Inisiasi
Reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung di seluruh permukaan logam, baik di daerah
celahan, maupun di daerah sekitarnya.

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 7
= + +
2 + 22 + 4 = 4

Setelah Interval Waktu Tertentu


Oksigen didalam celahan menjadi kosong atau habis sehingga tidak terjadi reduksi
oksigen didalam celahan ini. Reduksi oksigen hanya terjadi di permukaan logam di luar
celahan dan di dalam celahan hanya terjadi reaksi oksidasi logam. Oleh karena itu,
permukaan luar logam seolah-olah terproteksi dan korosi hanya terjadi di daerah celahan
saja.

Akibat adanya perbedaan luas permukaan celahan dan luas permukaan di luar celahan
(Scelah < Sluar) maka tingkat kerusakan di bagian celahan akan lebih parah dibandingkan
dengan di bagian luar celahan.

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan korosi selektif; dan jelaskan mekanisme terjadinya
korosi selektif pada besi cor kelabu.

Jawaban :

Korosi selektif (selective leaching) yaitu peristiwa terlarutnya satu unsur, umumnya
yang lebih aktif, dari suatu paduan, akibat proses korosi.

Pada besi cor kelabu terjadi proses korosi selektif (selective leaching) yaitu
Graphitization. Graphitization merupakan peristiwa terlarutnya unsur Fe dari besi cor
kelabu (Gray Cast Iron) sehingga di permukaan tersisa grafit (graphite) (C). Berikut
dibawah ini merupakan mekanisme proses terjadinya Graphitization.

Di dalam besi cor kelabu (C, relatif tinggi) terdapat karbon bebas dalam matrix Fe.
C lebih katodik daripada Fe, sehingga terbentuk sel galvanik.
Fe terlarut dan meninggalkan massa yang porous (mengandung graphite saja); akibatnya
besi cor kelabu ini akan lost its metallic properties, lost in Strength, sedangkan
dimensinya hampir tidak berubah.

8. "Cavitation damage" termasuk kedalam bentuk korosi erosi. Jelaskan, bagaimana cavitation
damage ini terjadi dan berikan contohnya.

Jawaban :

Korosi rongga (cavitation damage) yaitu peristiwa yang disebabkan karena


terbentuknya gelembung uap dan jatuhnya gelembung uap di dalam liquid dekat dengan
permukaan logam pada suatu pipa. Berikut adalah kenampakan dari korosi rongga
(cavitation damage).

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 8
Korosi rongga (cavitation damage) dapat terjadi karena fluida yang dioperasikan
memiliki pressure drop dibawah tekanan uap yang menyebabkan gelembung uap akan
terbentuk dan jatuh di dalam liquid dekat dengan permukaan logam pada suatu pipa. Lokasi
yang memungkinkan korosi ini dapat terjadi yaitu :

Pada pompa di bagian suction terutama apabila mengoperasikannya dekat dengan Net
Positive Suction Head Required (NPHSR).
Pada bagian discharge dari valve atau regulator terutama apabila mengoperasikannya
mendekati posisi menutup.
Pada elbow pipa.

Berikut dibawah ini merupakan contoh dari korosi rongga (cavitation damage).

9. Baja tahan karat austenitik sangat peka terhadap serangan korosi antar butir ( intergranular
corrosion). Korosi ini dapat terjadi akibat proses (pengerjaan) pengelasan yang kurang
sempurna; dalam arti bahwa setelah proses pengelasan tidak dilakukan proses akhir yang
baik, sehingga terdapat daerah-daerah yang mengalami sensitasi. Jelaskan mekanisme
terjadinya korosi antar butir pada baja tahan karat austenitic

Jawaban :

Ambil contoh korosi antarbutir (intergranular corrosion) terjadi pada Stainless Steel SS-
304 dimana penyebabnya adalah terbentuknya endapan khrom karbida (Cr23C6).

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 9
Karena pada batas butir konsentrasinya lebih rendah daripada butiran maka Cr akan
berdifusi dari butiran ke batas butir.

Endapan khrom karbida (Cr23C6) terbentuk di batas butir. Daerah ini disebut daerah
sensitasi.

Terbentuk daerah miskin Cr pada batas butir. Karena hal inilah maka kekuatan logam
akan menurun.

10. Uraikan dengan singkat dan jelas mengenai :


a. Polarisasi
b. Polarisasi Aktivasi
c. Potensial lebih
d. Polarisasi konsentrasi
e. Rapat arus pertukaran

Jawaban :

a. Polarisasi adalah peristiwa bergesernya potensial elektroda dari potensial


kesetimbangannya. Polarisasi pada katoda terjadi karena elektron dipasok ke
permukaan yang menimbulkan laju reaksi lambat akibat potensial permukaan menjadi

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 10
negatif, sehingga bernilai negatif. Polarisasi pada anoda elektron lepas dari logam
menimbulkan defisiensi sehingga perubahan potensial positif terjadi karena adanya
reaksi pada permukaan dan bernilai positif.

b. Polarisasi aktivasi merupakan polarisasi yang disebabkan karena terjadinya evolusi


terbentuknya gas hidrogen di katoda melalui beberapa tahapan mekanisme. Misalnya
pada proses tereduksinya hidrogen pada permukaan logam seng (Zn) seperti yang
ditunjukkan melalui skema dibawah ini.

Pada tahap pertama, atom hidrogen harus dapat mengikat permukaan logam sebelum
terjadi reaksi. Pada tahap kedua, harus terjadi transfer elektron sebagai hasil reduksi
dari atom hidrogen. Tahap ketiga, dua atom hidrogen menyatu membentuk gelembung.
Tahap keempat, gelembung tersebut menjadi gas hidrogen. Kecepatan reduksi pada ion
hidrogen dapat dikendalikan dengan memperlambat empat tahapan mekanisme seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya.

c. Potensial lebih (overpotential) merupakan beda potensial sebagai tambahan terhadap


nilai kesetimbangan yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan reaksi yang
diharapkan. Potensial lebih (overpotential) menyebabkan tegangan kerja jauh lebih
besar daripada tegangan kesetimbangan. Tegangan kerja ditentukan dengan mengubah-
ubah besar tegangan sumber sehingga terjadi jumlah arus yang besarnya tidak berubah
lagi walaupun tegangan terus ditingkatkan. Tegangan minimum saat arus mulai konstan
disebut dengan tegangan kerja.

d. Polarisasi konsentrasi merupakan polarisasi yang disebabkan karena adanya


perubahan konsentrasi di dalam larutan dekat permukaan logam. Misalnya pada kasus
reduksi hidrogen dimana terjadi proses difusi ion-ion hidrogen yang terjadi pada
permukaan logam seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 11
Apabila reaksi reduksi hidrogen berlangsung dengan laju yang tinggi, sedangkan
konsentrasi hidrogen di dalam larutan relatif rendah, maka di daerah dekat permukaan
logam akan kekurangan ion hidrogen karena telah dikonsumsi oleh reaksi katodik. Pada
kondisi ini laju reaksi ditentukan oleh laju difusi ion hidrogen ke permukaan logam.

e. Rapat arus pertukaran adalah jumlah arus homogen terkonsentrasi pada luas
permukaan yang menyebabkan korosi. Rapat arus pertukaran dapat ditentukan melalui
ekstrapolasi kurva polarisasi sampai pada = 0. Pada saat = 0, sistem berada dalam
keadaan setimbang dan nilai arus total = 0. Pada keadaan setimbang, rapat arus katodik
(ic) sama dengan rapat arus anodik (ia) sama dengan rapat arus pertukaran (i0), sehingga
laju korosi dalam kehilangan berat per satuan waktu atau laju penetrasi per satuan waktu
dapat ditentukan berdasarkan data rapat arus korosi (icorr) yaitu

= =

11. Dengan menggunakan diagram E-I, jelaskan prinsip perlindungan besi/baja terhadap
korosi dengan cara berikut ini:
- Cathodic control protection by sacrificial metal coating
- Anodic control protection by noble metal coating
- Emf control protection by noble metal coating
Pada diagram yang saudara buat, tunjukan :
- i corr besi/baja sebelum diberi lapisan pelindung.
- i corr besi/baja setelah diberi lapisan pelindung.
- i corr besi/baja apabila terjadi cacat dalam lapisan pelindunng.

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 12
Jawaban :

a. Cathodic control protection by sacrificial metal coating


Merupakan proses yang digunakan untuk memproteksi substrat dengan pelapisan
(coating) menggunakan logam yang bukan termasuk logam mulia dimana kemiringan
(slopes) dari kurva polarisasi katodiknya adalah berbentuk curam. Potensial lebih
(overpotential) katodik dapat meningkat dengan proses pelapisan (coating) dan dengan
demikian, potensial korosi (icorr) menjadi lebih negatif bila dibandingkan dengan
substratnya. Bahan pelapis (coating metal) yang digunakan pada cathodic control
protection yaitu seng (Zn), aluminum (Al), mangan (Mn), dan cadmium (Cd) beserta
paduannya, yang mana potensial elektrodanya lebih negatif dibandingkan dengan besi
dan baja. Bahan pelapis (coating metal) bertindak sebagai anoda korban (sacrificial
anodes) untuk substrat besi dan atau baja di saat substrat terpapar (exposed) dengan
lingkungan atmosfer.

Laju korosi dari besi yang telah dilapisi oleh lapisan seng (Zn), menjadi lebih rendah
bila dibandingkan dengan besi yang belum dilapisi bahan pelapis karena potensial lebih
(overpotential) katodik di permukaan meningkat dengan adanya lapisan seng (Zn) dan
pertukaran current density dari oksigen terlarut pada seng lebih rendah bila
dibandingkan dengan pertukaran current density dari oksigen terlarut pada besi. Apabila
sebagian kecil dari besi terpapar dengan lingkungan atmosfer, potensial elektroda dari
besi yang terpapar adalah sama dengan potensial korosi pada seng karena besi yang
terpapar telah terpolarisasi secara katodik oleh seng sehingga sangat kecil kemungkinan
besi terpapar tersebut untuk terjadi korosi. Prinsip kerja dari cathodic control protection
dapat terlihat pada gambar kurva potensial elektroda terhadap log current density
dibawah ini.

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 13
b. Anodic Control Protection by noble metal coating
Pada metode ini, dimana potensial lebih (overpotential) anodik mengalami peningkatan,
dicirikan dengan menerapkan kemampuan pasivasi anodik dari logam ke lapisan
(coating). Yaitu logam mulia, seperti khromium (Cr) dan nikel (Ni) beserta paduannya
membentuk lapisan pasif pada permukaan logam di lingkungan atmosfer, sehingga
logam mulia ini memberikan resistansi korosi yang baik. Potensial pasivasi dari logam
mulia ini lebih negatif bila dibandingkan dengan besi dan atau baja seperti yang terlihat
pada gambar dibawah ini. Saat permukaan besi dilapisi khromium, potensial korosi dari
besi yang dilapisi khromium berubah menjadi potensial pasivasi dari khromium
sehingga korosi pada khromium berlangsung dengan laju yang sangat lambat pada
potensial pasif. Laju korosi dari besi yang terpapar (exposed) lingkungan atmosfer saat
mengalami cacat meningkat hingga icorr dari besi yang terpapar karena adanya aksi
galvanik dari besi dan khromium.

c. Emf (Electromotive Force) control protection by noble metal coating


Merupakan beda potensial antara katoda dengan anoda yang juga merupakan derajat
ketidakstabilan termodinamik dari permukaan logam. Yaitu, semakin rendahnya
electromotive force, maka laju korosi semakin berkurang. Proses untuk membuat
keadaan aktif dari permukaa logam yang secara termodinamika bersifat stabil yaitu
dengan melapisi permukaan logam dengan lapisan yang bersifat kontinu dari suatu
material yang bersifat lebih stabil. Berikut merupakan prinsip kerja dari Emf
(electromotive force) control protection menggunakan pelapisan copper seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1.6 tentang EMF Control Protection. Sistem pelapisan
menggunakan copper memberikan resistansi atau ketahanan korosi yang baik pada

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 14
kondisi dimana tidak terdapat cacat pada bahan pelapis yang bersifat kontinu yang
melapisi permukaan logam. Yaitu electromotive force dari logam berkurang oleh adanya
lapisan copper. Potensial korosi dari logam yang tidak terlapisi copper berubah menjadi
menjadi potensial korosi dari copper dengan adanya pelapisan copper dan oleh karena
itu, besi yang telah dilapisi oleh copper akan terkorosi dengan laju korosi yang yang
sangat lambat.

12. Jelaskan mekanisme perlindungan lapisan seng (Zn) yang diginakan untuk melindungi
besi/baja dari serangan korosi. Mengapa ketahanan korosi lapisan paduan Zn-Ni lebih baik
dari lapisan Zn.

Jawaban :

Perlindungan besi/baja menggunakan lapisan seng (Zn) disebut sebagai proteksi katodik.
Apabila besi atau baja dihubungkan dengan seng (Zn), maka besi atau baja tersebut akan
sukar untuk mengalami korosi. Hal ini disebabkan karena seng lebih mudah teroksidasi
dibandingkan besi atau baja. Potensi reduksi seng adalah EZn2+|Zn = -0.76V, lebih negatif
daripada potensi reduksi besi, yaitu sebesar EFe2+|Fe = -0.44V sehingga seng (Zn)
terkorosi lebih dahulu.

Ketahanan korosi lapisan paduan Zn-Ni lebih baik dari lapisan Zn karena produk korosi
yang dihasilkan dari lapisan paduan Zn-Ni tidak lebih kendur dan tebal dari produk korosi
yang dihasilkan dari lapisan paduan Zn. Selain itu, Zn-Ni lebih baik karena reaksi hidrolisis
Zn(OH)2 dihambat oleh Ni sehingga pembentukan ZnO akan sekecil mungkin dan

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 15
konduktivitas ionik yang dihasilkan relatif kecil yang berdampak pada proteksi yang tinggi
terhadap korosi.

13.
a) Ditinjau dari mekanisme perlindungannya, jelaskan perbedaan antara lapisan Seng dan
lapisan Nikel yang digunakan sebagai lapisan pelindung besi/baja.
b) Jelaskan, mengapa ketahan korosi lapisan paduan Seng-Nikel jauh lebih baik daripada
lapisan Seng.
c) Jelaskan, mengapa ketahanan korosi lapisan Nikel multi-layer jauh lebih baik daripada
lapisan Nikel yang single layer.
d) Jelaskan perbedaan yang paling penting pada setiap lapisan dalam multi-layer.

Jawaban :

a. Untuk lapisan seng, menggunakan elektrolit low cyanogen untuk memberikan


distribusi material yang baik ; dan juga menggunakan elektrolit asam untuk
menghindarkan dari terjadinya hydrogen embrittlement.

Untuk lapisan nikel, menggunakan larutan elektrolit Watt dan larutan elektrolit nikel
sulfamat yaitu untuk memperhalus bagian permukaan logam yang dilindungi dan
memberikan resistansi korosi yang baik.

b. Ketahanan korosi lapisan paduan Zn-Ni lebih baik dari lapisan Zn karena produk korosi
yang dihasilkan dari lapisan paduan Zn-Ni tidak lebih kendur dan tebal dari produk
korosi yang dihasilkan dari lapisan paduan Zn. Selain itu, lapisan paduan Zn-Ni lebih
baik karena reaksi hidrolisis Zn(OH)2 dihambat oleh Ni sehingga pembentukan ZnO
akan sekecil mungkin dan konduktivitas ionik yang dihasilkan relatif kecil yang
berdampak pada proteksi yang tinggi terhadap korosi.

c. Karena pada lapisan Nikel multi layer, lapisan nikel kilap melindungi lapisan nikel
dasar yang mana lapisan nikel dasar melindungi logam (dasar). Ini akan memberikan
proteksi yang sangat baik terhadap logam dasar yang akan dilindungi sehingga
terbentuknya korosi pada logam dasar berlangsung dengan laju yang sangat lambat.

d. Perbedaan yang paling penting pada setiap lapisan dalam multi layer yaitu lapisan nikel
kilap dan lapisan nikel dasar yang melindungi logam dasar, memiliki perbedaan sifat
secara mekanik. Karena apabila memiliki sifat yang sama secara mekanik, maka logam
dasar yang dilindungi akan mengalami laju korosi yang cepat yang serupa dengan
sistem single layer yaitu lapisan nikel dasar melindungi logam dasar.

14.

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 16
a) Di Industri, Ammonia (NH3) merupakan salah satu bahan kimia yang cukup penting
(khsusunya di industri pupuk). Pada suhu tinggi, lingkungan yang mengandung bahan
ini akan menyebabkan terjadinya korosi nitridisasi. Jelaskan, logam (paduan logam) apa
saja yang dapat disarankan untuk menanganinya.
b) Pada suhu tinggi, lingkungan yang mengandung campuran gas CO dan CO2 adalah salah
satu penyebab baja mengalami karburisasi atau dekarburisasi. Jelaskan.
c) Jelaskan mengapa lingkungan yang mengandung gas H2S berakibat lebih merusak
logam, dibandingkan dengan lingkungan yang mengandung O2.

Jawaban :

a. Pada lingkungan industri yang menangani bahan Ammonia (NH3) dan bekerja pada
suhu tinggi, bahan Ammonia ini akan membentuk senyawa nitrida yang berdampak
pada terjadinya fenomena korosi nitridisasi. Pada korosi nitridisasi, unsur logam
yang mudah membentuk nitrida yang stabil adalah Fe, Cr, Al, dan Ti. Sedangkan
logam Ni dan Cu tidak membentuk nitrida yang stabil pada suhu tinggi sehingga
memberikan perlindungan atau daya tahan yang baik terhadap korosi nitridisasi.
Maka dari itu, disarankan untuk menggunakan bahan konstruksi logam Ni dan Cu
untuk lingkungan yang bekerja dengan Ammonia (NH3) pada suhu tinggi.

b. Karburisasi atau dekarburisasi dapat terjadi disebabkan oleh lingkungan yang


mengandung campuran gas CO dan CO2 pada korosi suhu tinggi. Proses karburisasi
atau dekarburisasi ditentukan oleh aktivitas karbon terhadap permukaan logam
sehingga memicu terbentuknya oksida logam pada permukaan logam. Aktivitas
karbon yang memicu terjadinya proses karburisasi atau dekarburisasi ditentukan
oleh beberapa reaksi sebagai berikut .

Aktivitas karbon (Ac) pada fase gas pada setiap reaksi diatas dapat ditentukan
menggunakan konstanta kesetimbangan (K) berdasarkan tekanan parsial (p) dari
setiap komponen reaksi.

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 17
Aktivitas karbon akan terjadi apabila tidak ada kesetimbangan reaksi pada semua
senyawa gas diatas, sedangkan reaksi yang paling dominan adalah reaksi yang
menghasilkan aktivitas karbon paling tinggi.

c. Oksidasi logam oleh sulfur (sulfidisasi) dalam hal ini adalah gas H2S berakibat lebih
merusak daripada korosi oksidasai oleh oksigen. Hal iini dapat disebabkan karena :
Sifat kerak sulfida cenderung lebih mudah retak dan gugur
Umumnya tidak terbentuk kerak yang bersifat protektif sehingga reaksi
berlangsung dengan laju kinetika reaksi korosi yang linear
Titik leleh sulfida logam (MS) umumnya lebih rendah dibandingkan oksida
sulfida logam. Eutektik senyawa oksida biasanya meleleh pada temperatur yang
mendekati titik leleh logamnya sedangkan eutektik senyawa sulfida meleleh
pada temperatur yang jauh dibawah titik leleh logamnya.

15.
a) Untuk memprediksi ketahanan korosi pada suhu tinggi dari suatu logam, dapat
digunakan sutu parameter yang disebut dengan Pilling-Bedworth Ratio (PBR). Jelaskan
apa yang dimaksud dengan PBR dan bagaimana hubungannya dengan ketahanan korosi
dari suatu logam.
b) Pada korosi suhu tinggi, pertumbuhan produk korosi (lapisan oksida) dapat mengikuti
mekanisme Anion Diffusion atau Cathion Diffusion. Jelaskan perbedaannya.
c) Jelaskan fenomena yang terjadi pada korosi suhu tinggi dari suatu logam yang
kinetikanya mengikuti persamaan parabolik.
d) Jelaskan hubungan antara nilai PBR dan persamaan kinetika reaksi korosi pada suhu
tinggi

Jawaban :

a. Pilling Bedworth Ratio (PBR) merupakan rasio volume oksida yang terbentuk
terhadap volume logam yang teroksidasi. Berlaku hubungan nilai PBR terhadap
ketahanan korosi suatu logam.

PBR = 1 -> Oksida yang terbentuk tepat menutupi lapisan logam dasar

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 18
Pada PBR = 1, maka logam dasar terlindungi dengan sempurna karena oksida
yang terbentuk terdistribusi secara merata dan seragam pada seluruh permukaan
logam yang dilindungi. Pada PBR = 1, ketahanan korosi logam sangat baik.

PBR < 1 -> Lapisan logam dasar hanya sebagian tertutupi oleh oksida yang
terbentuk dan sebagiannya lagi, lapisan logam dasar kontak
dengan udara (tidak terproteksi oleh oksida terbentuk).

PBR < 1, maka logam dasar tidak terlindungi dengan sempurna karena oksida
yang terbentuk hanya melindungi sebagian dari permukaan logam sehingga
bagian permukaan logam yang tidak terlindungi oleh oksida terbentuk akan
kontak dengan udara dan teroksidasi. Pada PBR < 1, ketahanan korosi logam
kurang baik.

PBR > 1 -> Seluruh lapisan logam dasar telah tertutupi oleh oksida yang
terbentuk. Terdapat satu titik dimana pada permukaan logam
membentuk tonjolan dan terdapat void karena pada titik tersebut
oksida yang terbentuk memberi proteksi berlebih (overproteksi).

PBR > 1, maka seluruh permukaan pada logam dasar terlindungi oleh oksida
yang terbentuk. Namun terdapat kondisi dimana pada satu titik terjadi tonjolan
pada permukaan logam dasar dan di bagian dalamnya terbentuk void yang
memungkinkan terjadi crack. Pada waktu tertentu, tonjolan yang mengalami
crack secara terus menerus, maka lapisan oksida terbentuk akan terbuka sehingga
pada bagian tersebut, logam dasar tidak terlindungi lagi dan kontak dengan udara
sehingga terjadi oksidasi. Pada PBR > 1, ketahanan korosi logam kurang baik.

b. Pada korosi suhu tinggi, pertumbuhan lapisan oksida menurut mekanisme anion
diffusion yaitu ion oksigen dari lingkungan berdifusi ke permukaan logam dan pada
waktu (t) tertentu akan terbentuk lapisan oksida pada permukaan logam. Berikut
dibawah ini merupakan skema dari anion diffusion.

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 19
Pada korosi suhu tinggi, pertumbuhan lapisan oksida menurut mekanisme cathion
diffusion yaitu ion logam berdifusi menuju lingkungan dan pada waktu (t) tertentu
akan terbentuk lapisan oksida pada permukaan logam. Berikut dibawah ini
merupakan skema dari cathion diffusion.

c. Pada kondisi ini, pada tahap awal, laju korosi raltif besar. Saat waktu (t) tertentu,
laju korosi menurun dan PBR < 1 dimana hanya sebagian permukaan logam dasar
yang terlindungi oleh oksida yang terbentuk sehingga perlindungan terhadap logam
dasar tidak sempurna. Pada kondisi dimana korosi suhu tinggi pada suatu logam
yang kinetika korosinya mengikuti persamaan parabolik, terbentuk kerak (scale)
yang bersifat protektif pada permukaan logam.

d. Apabila logam memiliki nilai PBR lebih besar dari 1 (PBR > 1), maka kinetika
reaksi korosi pada suhu tinggi mengikuti persamaan linear. Apabila logam memiliki
nilai PBR sama dengan 1 (PBR = 1), maka kinetika reaksi korosi pada suhu tinggi
mengikuti persamaan logaritmik. Apabila logam memiliki nilai PBR lebih rendah
dari 1 (PBR < 1), maka kinetika reaksi korosi pada suhu tinggi mengikuti
persamaam parabolik.

16.
a) Jelaskan mengapa korosi pada lingkungan yang mengandung gas H2S akan memberikan
dampak yang lebih berbahaya dibandingkan dengan korosi pada lingkungan yang
mengandung Oksigen
b) Jelaskan perbedaan kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya dekarburisasi dan
karburisasi pada korosi suhu tinggi
c) Jelaskan apa yang dimaksud dengan korosi nitridisasi; dan bagaimana pengaruhnya
terhadap sifat mekanik logam.

Jawaban :

a. Oksidasi logam oleh sulfur (sulfidisasi) dalam hal ini adalah gas H2S berakibat lebih
merusak daripada korosi oksidasai oleh oksigen. Hal ini dapat disebabkan karena :
Sifat kerak sulfida cenderung lebih mudah retak dan gugur

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 20
Umumnya tidak terbentuk kerak yang bersifat protektif sehingga reaksi
berlangsung dengan laju kinetika reaksi korosi yang linear
Titik leleh sulfida logam (MS) umumnya lebih rendah dibandingkan oksida
sulfida logam. Eutektik senyawa oksida biasanya meleleh pada temperatur yang
mendekati titik leleh logamnya sedangkan eutektik senyawa sulfida meleleh
pada temperatur yang jauh dibawah titik leleh logamnya

b. Dekarburisasi pada korosi suhu tinggi dapat terjadi pada kondisi dimana lingkungan
yang mengandung gas hidrogen serta gas campuran CO-CO2 . Berikut dibawah ini
merupakan persamaan reaksi terjadinya proses dekarburisasi.

() + 2 = 2

Karburisasi pada korosi suhu tinggi dapat terjadi pada kondisi dimana lingkungan
mengandung gas CO atau gas hidrokarbon (metana,propana) yang notabene
merupakan senyawa pembawa unsur karbon. Berikut dibawah ini merupakan
persamaan reaksi terjadinya proses karburisasi.

2 = () + 2

c. Korosi nitridisasi pada dasarnya merupakan salah satu proses Surface Hardening
dimana reagen yang digunakan dalam proses ini adalah Ammonia (NH3) yang
membentuk senyawa-senyawa nitrida di permukaan logam.

Korosi nitridisasi memberikan penngaruh terhadap sifat mekanik logam yaitu


mengakibatkan penurunan keuletan logam (ductility) dan kerak yang terbentuk (bila
ada) bersifat sangat rapuh serta tidak memberikan perlindungan atau proteksi yang
memadai terhadap permukaan logam.

TUGAS LATIHAN SOAL ILMU BAHAN DAN KOROSI TANGGAL 22 APRIL 2016 | 21

Anda mungkin juga menyukai