Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

UNIFORM CORROSION

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu bahan dan pengendalian korosi
Dosen Pengampu : Anggi wahyuningsi, ST., M. Eng.

DI SUSUN OLEH:

1. TIARA JUMITA 1702040


2. INDRA LASMANA 1702054
3. RONI ANGGARA 1702055
4. RIZKI ANUGRAH 1702069
5. ARRIZ ZIZQU FAHLEVI 1702077

PROGAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN MIGAS


POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2018 / 2019
UNIFORM CORROSION (KOROSI SERAGAM)

1. Pengertian

Korosi seragam adalah korosi yang terjadi pada permukaan material akibat bereaksi
dengan oksigen Biasanya korosi seragam ini terjadi pada material yang memiliki ukuran butir
yang halus dan homogenitas yang tinggi.

Korosi seragam adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam yang berbentuk
pengikisan permukaan logam secara merata sehingga ketebalan logam berkurang, sebagai
akibat permukaan terknversi oleh produk karat yang biasanya terjadi pada peralatan-
peralatan terbuka misalnya permukaan luar pipa.

Korosi ini terjadi pada seluruh permukaan logam yang kontak dengan air dengan
intensitas yang sama. Akibat korosi ini biasanya logam akan mengalami kehilangan berat
paling besar dibandingkan dengan korosi lain.Korosi ini biasa terjadi pada baja karbon yang
berada dalam lingkungan atmosfer maupun korosif, sedangkan pada tembaga terjadi laju
korosi yang rendah karena adanya lapisan film pelindung pada permukaannya sehingga
tembaga memiliki ketahanan korosi yang tinggi

Jenis korosi ini adalah yang paling umum dimana korosi terjadi secara menyeluruh pada
permukaan logam yang terekspos pada lingkungan korosif. Korosi ini sering pula disebut
sebagai penipisan (thinning) atau general corrosion. Contoh paling umum adalah korosi pada
logam yang terekspos di udara. Contoh lain adalah serangan oleh asam seperti
HCl,H2SO4,HF,senyawa sulfu, dan sebagainya.

2. Mekanisme

Korosi seragam ditandai oleh serangan korosif yang berjalan secara merata di atas
seluruh luas permukaan, atau sebagian besar dari luas daerah. Umumnya penipisan lapisan
bahan terkorosi berlangsung sampai terjadi kegagalan material.

Korosi pada logam terjadi karena adanya reaksi redoks antara logam dengan
lingkungannya. Korosi merata berlangsung secara lambat dan korosi ini dipicu oleh korosi
yang mula-mula terjadi pada sebagian permukaan logam sehingga dengan bertambahnya
waktu akan menyebar ke seluruh permukaan logam. Korosi merata yang terjadi pada logam
besi prosesnya bisa digambarkan sebagai berikut :
Reaksi yang terjadi adalah :

Fe Fe2+ + 2e

Ketika media berkontak/berinteraksi dengan atmosfer, maka akan mengandung


oksigen terlarut. Air dan air laut relatif bersifat netral, maka reaksi katodiknya adalah:

O2 + 2H2O + 4e 4OH-

Di sini ion natrium dan klorida tidak terlibat dalam reaksi, sehingga reaksi
keseluruhan dapat dilihat dengan menggabungkan reaksi (2.1) dengan reaksi (2.2), yaitu:

2Fe + 2H2O + O2 2Fe2+ + 4OH- 2Fe(OH)2

Endapan besi hidroksida yang dihasilkan bersifat tidak stabil dalam larutan
beroksigen, sehingga senyawa tersebut teroksidasi membentuk garam besi:

2Fe(OH)2 + H2O + O2 2Fe(OH)3

Karena korosi merata relatif mudah diukur dan diprediksi, bencana kegagalan relatif
jarang ditemukan. Dalam banyak kasus, hanya tampak parah dari sudut pandang penampilan.
Seperti terjadi korosi merata ke seluruh permukaan komponen logam, praktis dapat
dikendalikan oleh perlindungan katodik, penggunaan pelapis atau cat, atau hanya dengan
uang saku yang menetapkan korosi. Dua klasik dalam hal ini adalah patina secara alami
menodai diciptakan oleh tembaga atap dan warna-warna yang dihasilkan karat pada baja
pelapukan.

Dengan rincian sistem lapisan pelindung pada struktur sering mengarah pada bentuk
korosi. Menumpulkan dari terang atau dipoles permukaan, etsa oleh asam pembersih, atau
oksidasi (perubahan warna) dari baja adalah contoh dari korosi permukaan. Tahan korosi baja
paduan dan stainless dapat menjadi noda atau teroksidasi di lingkungan korosif. Korosi
permukaan dapat menunjukkan kerusakan pada lapisan pelindung sistem, bagaimanapun, dan
harus diperiksa dengan cermat untuk lebih maju menyerang. Jika korosi permukaan
diperbolehkan untuk melanjutkan, permukaan dapat menjadi kasar dan korosi permukaan
dapat menyebabkan lebih serius jenis korosi.
3. Penyebab

Korosi seragam mengacu pada pengurangan ketebalan di atas permukaan bahan yang
terkorosi yang relatif seragam Relatif mudah untuk mengukur, memprediksi dan mendesain
kerusakan pada korosi tipe ini. Korosi seragam terjadi karena poses anodik dan katodik yang
berlangsung pada permukaan logam terdistribusi secara merata. Ini terjadi karena adanya
pengaruh dari lingkungan sehingga kontak yang berlangsung mengakibatkan seluruh
permukaan logam terkorosi. Korosi seperti ini umumnya dapat kita temukan pada baja di
atmosfer dan pada logam atau paduan yang aktif terkorosi (potensial korosinya berada pada
daerah kestabilan ionnya dalam diagram potensial-pH).

Daerah anodik dan katodik pada prinsipnya dapat terbentuk bila pada permukaan
logam atau paduan terdapat perbedaan potensial atau energi bebas dari titik yang satu
terhadap yang lain disekitarnya. Perbedaan potensial ini dapat dihasilkan misalnya oleh dua
jenis logam yang berhubungan secara listrik, perbedaan rasa,perbedaan suhu, perbedaan
tegangan, perbedaan besar butiran,daerah pinggir dan tengah butiran dan juga pengaruh
konsentrasi dari lingkungan (Fontana & Green, 1986).

Kerusakan material yang diakibatkan oleh korosi seragam umumnya dinyatakan


dengan laju penetrasi yang ditunjukkan sebagai berikut :

Ketahanan
mpy mm/yr mm/yr nm/h
Relatif Korosi

Sempurna <1 < 0.02 < 25 <2

Baik sekali 1-5 0.02-0.1 25-100 2-10

Baik 5-20 0.1-0.5 100-500 10-150

Sedang 20-50 0.5-1 500-1000 50-150

Rendah 50-200 1-5 1000-5000 150-500

Sangat rendah 200+ 5+ 5000+ 500+

Secara teknik korosi seragam tidak berbahaya karena laju korosinya dapat diketahui
dan diukur dengan ketelitian yang tinggi. Kegagalan materi akibat serangan korosi ini dapat
dihindari dengan pemeriksaan dan monitoring secara teratur.
Korosi seragam merupakan bentuk yang paling klasik dari korosi, tetapi tidak selalu
yang paling penting dalam hal biaya atau keselamatan. Hal ini ditandai dengan adanya
beberapa spesi pada proses elektrokimia yang terjadi secara merata di seluruh permukaan
dipertimbangkan.

Konsekuensi dari seragam korosi adalah logam penurunan ketebalan per satuan waktu
(atau menurunkan berat badan per satuan luas per satuan waktu) jika produk korosi larut, atau
yang lebih atau kurang seragam deposit produk ini jika mereka tidak larut.

4. Dampak pada peralatan indusri

Negara-negara di kawasan tropis seperti Indonesia paling banyak menderita kerugian


akibat korosi. Namun sayangnya, belum ada data yang jelas dan pasti tentang besarnya
kerugian korosi di Indonesia, padahal korosi menyerang semua peralatan yang terbuat dari
Logam.

Dampak dari korosi seragam antara lain :

1. Biaya pemeliharaan dan perbaikan membengkak karena penggantian material.


2. Produktivitas/ kapasitas produksi industri menurun akibat produksi berhenti atau total
shut-down.
3. Menimbulkan kontaminasi pada produk
4. Pencemaran lingkungan hidup
5. Gangguan kesehatan dan keselamatan kerja
6. Kerugian-kerugian yang dapat berupa pencemaran nama baik perusahaan dan
opportunity lost lainnya.

5. Cara Pengendalian
Cara pengendalian korosi seragam adalah :

1. Diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor seperti gemuk.


2. Untuk jangka pemakain yang lebih lama disarankan diberi logam berpaduan tembaga
0,4%
3. Dengan melakukan pelapisan dengan cat atau dengan material yang lebih anodic
4. Melakukan inhibitas dan proteksi katodik (cathodik protection)
6. Gambar Uniform Corrosion

Anda mungkin juga menyukai