Anda di halaman 1dari 20

BAHASA INDONESIA

PENULISAN KARYA ILMIAH

DOSEN :
YANTI SUMARSIH,M.Pd

OLEH :
NAMA : IBRAHIM AHMAD RAMBE
NIM : 1607115178
KELAS : B

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2017
KATAPENGANTAR

Alhamdulillahirabilalamin, penulis ucapan kepada Allah karena telah


diberikan kesehatan dan kemudahan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul
Penulisan Karangan Ilmiah.
Adapun tujuan dari penulis untuk membuat makalah yang berjudul
Penulisan Karangan Ilmiah disebabkan oleh permasalahan dilingkungan
mahasiswa dalam membuat karangan ilmiah dapat berupa permasalahan dalam
membuat tataletak penyusunan karangan maupun permasalahan lainnya yang
dialami oleh mahasiswa.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak yang membantu penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih atas dukungan dan bantuan tersebut kepada:
1. Ibu Yanti Sumirah,MP.d. selaku dosen pengampu matakuliah Bahasa
Indonesia jurusan Teknik Mesin Universitas Riau.
2. Teman-teman dan berbagai sumber.
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memberikan infomasi dan pengetahuan
bagaimana membuat karangan ilmiah yang baik dan benar. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan keritik dan saran yang membangun agar makalah ini
menjadi makalah yang bermanfaat nantinya.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak semoga
Allah memberikan balasan yang setimpal, Amin.

Pekanbaru,19 Juni 2017

Penuli

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 3
D. Manfaat ....................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
A. Mengidentifikasi Masalah Tulisan ........................................................... 5
B. Menulis Latar Belakang Masalah ............................................................ 6
C. Menulis Tujuan Tulisan ............................................................................ 7
D. Menulis Manfaat Tulisan .......................................................................... 7
E. Kajian Teori ................................................................................................ 7
F. Formulasi Isi Tulisan ................................................................................. 8
G. Membuat Kesimpulan dan Saran ........................................................... 12
BAB III ................................................................................................................. 15
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menulis laporan penelitian karya ilmiah acap kali menjadi masalah bagi
seseorang yang sudah menyelesaikan proposal penelitian ilmiah, atau bahkan sudah
melaksanakan penelitian. Berbagai alasan seperti kesibukan, sedikitnya waktu,
tidak adanya biaya sering menjadi kambing hitam atas ketidakberdayaan kita
menyelesaikan laporan hasil penelitian karya ilmiah.
Akhirnya, setelah berbulan-bulan penelitian ilmiah dilaksanakan laporan
hasilnya belum juga selesai. Banyak kasus, mahasiswa yang sudah menyelesaikan
Ujian Negara masih bermasalah karena belum menyelesaikan skripsi atau tesisnya.
Menyelesaikan laporan karya ilmiah terkait dengan kegiatan menulis.
Seperti yang kita ketahui, menulis merupakan keterampilan berbahasa yang masih
menjadi masalah di negeri kita. Keterampilan menulis memang tidak bisa lahir
dengan serta merta. Diperlukan kolaborasi antara talenta manusia dengan wawasan
kebahasaan. Talenta melahirkan semangat menulis, dan wawasan kebahasaan
menjadi bekal untuk terampil menulis. Talenta saja tidak cukup, sebab sebagai
sebuah skill, seperti halnya naik sepeda, kegiatan menulis perlu dilatih atau diasah.
Semakin sering berlatih, maka kemampuan menulis akan semakin baik. Untuk
sekedar naik sepeda, hanya diperlukan waktu sekitar satu bulan, dan untuk menjadi
seorang atlet balap sepeda, diperlukan latihan bertahun-tahun. Sama halnya dengan
belajar menulis.
Untuk sekedar bisa menulis, dibutuhkan waktu beberapa bulan saja, tetapi
untuk menjadi penulis yang handal, yang tulisan-tulisannya ditunggu oleh para
pembaca, tentu dibutuhkan waktu latihan yang lebih lama lagi. Tulisan bersifat
efektif bila didasarkan atas prinsip-prinsip yang sama dengan penyelidikan yang
dilakukan sebelumya, yaitu kejelasan, ketetapan (bebas dari kesalahan), dan
kenalaran. Seperti halnya dengan sebuah percobaan, tulisan harus didasarkan atas
organisasi yang mantap dan rapih: “Organisasi yang baik merupakan kunci tulisan
yang baik” (Peterson 1980).

1
Penulisan dan pikiran merupakan dua hal yang saling berkaitan: sebuah
tulisan yang disusun dengan buruk sering mencerminkan percobaan yang kurang
terorganisasi dengan latar belakang pikiran yang kacau. Sebaliknya, penyusunan
tulisan dapat membantu penulis dalam pengertian masalah yang diselidikinya.
Organisasi yang baik juga menimbulkan kesederhanaan. Percobaan ilmiah kerap
sangat rumit, tetapi laporannya perlu ditulis dengan sederhana supaya dapat dibaca
dan ditafsirkan dengan mudah oleh orang lain (spesialis maupun bukan spesialis).
Menulis laporan hasil penelitian, tidak berbeda dengan menyusun tulisan
ilmiah populer lainnya. Secara teknis, bedanya pada kerangka tulisan. Tulisan
ilmiah hasil penelitian harus ditulis berdasarkan kerangka yang sudah baku.
Kerangka laporan hasil penelitian terdiri atas, Pendahuluan, Kajian Teori,
Metodologi Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta Simpulan dan
Saran, yang ditambah dengan lampiran-lampiran bukti hasil penelitian.
Karya ilmiah merupakan sesuatu yang berfungsi menarik perhatian
pembaca dan memberi arahan terhadap masalah yang akan diuraiakan. Dengan akal
kita dapat terpikir untuk menganalisis permasalahan, menemukan akar
permasalahan, menemukan alternatif pemecahannya, kemudian memberikan
kesimpulannya. Proses berpikir seperti di atas akan menjadi langkah kerja ilmiah
apabila dituangkan dalam bentuk tulisan.
Oleh karena itu, dalam karya ilmiah ini kami mengangkat masalah penulisan
karya ilmiah. Tim Penulis mencoba menyusun suatu karya tulis mengenai
bagaimana mengidentifikasikan masalah tulisan, latar belakang, tujuan dan manfaat
penulisan, mengindentifikasi kerangka teori, formulasi isi tulisan dan bagaimana
membuat kesimpulan dan saran dalam karya ilmiah.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini adalah :
1. Bagaimana mengidentifikasi masalah tulisan?
2. Bagaimana menulis latar belakang?
3. Bagaimana menulis tujuan dan manfaat penulisan karya ilmiah?
4. Bagaimana mengidentifikasi kerangka teori dalam karya ilmiah?

2
5. Bagaimana memformulasikan isi tulisan?
6. Bagaimana membuat kesimpulan dan saran?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk :
1. Mengetahui cara mengidentifikasi masalah tulisan.
2. Mengetahui cara menulis latar belakang masalah.
3. Mengetahui cara menulis tujuan dan manfaat penulisan karya ilmiah.
4. Mengetahui cara mengidentifikasi kerangka teori dalam karya ilmiah.
5. Mengetahui bagaimana memformulasikan isi tulisan.
6. Mengetahui cara membuat kesimpulan dan saran.

D. Manfaat
Ada banyak manfaat yang baik dari pembuatan karya ilmiah. Jika tidak ada
manfaatnya maka tentu saja Sekolah atau instansi sejenisnya tidak akan
menuntutnya. Beberapa manfaat antara lain :
1. Melatih kreatifitas siswa dalam menuangkan gagasan pemikirannya (ide-
idenya) tentang suatu kajian atau topik dari ilmu-ilmu yang sudah didalami.
Di sini secara tidak langsung penulis juga dilatih untuk menerapkan
kemampuan berpikir secara logis-sistematis, kemampuan membahasakan,
kemampuan menganalisis-kritik, dll.
2. Karya tulis itu, bukan hanya berguna bagi penulis saja tetapi juga sebagai
bahan referensi ilmiah dan sumbangan pengetahuan bagi sekolah, bagi para
pembaca tentang apa yang anda sumbangkan lewat ide penulis melalui
karya ilmiah tersebut.
3. Sebagai tuntutan akademik bagi para akademisi yang ingin berpetualang
terus dalam dunia pengetahuan dan pendidikan. Dengan hasil karya tulis,
penulis dilatih secara khusus untuk terbiasa menulis atau mengolah sesuatu
yang menjadi obyek tulisan ilmiah anda sehingga dapat mempermudah anda

3
manakala melanjutkan studi-studi ilmiah dan untuk mencapai gelar-gelar
ilmiah lainnya.
4. Melatih berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti
tata cara penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan
teknik, aturan/kaidah standar, disajikan teratur, runtun dan tertib.
5. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya
menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil
(produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan,
terutama setelah penyelesaian studinya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengidentifikasi Masalah Tulisan


Setelah mendapatkan topik atau judul penelitian yang akan anda lakukan,
hal selanjutnya yang dilakukan adalah merumuskan pertanyaan masalah penelitian
tersebut. Setelah sumber diperoleh, dibuat rumusan masalah dan penelitian.
Rumusan masalah dibuat dalam bentuk pertanyaan dan menggambarkan hubungan
antar variabel yang akan diteliti. Pertanyaan-pertanyaan dirumuskan secara tertulis.
Oleh karena itu,perlu diperhatikan penggunaan bahasa yang baik agar tidak terjadi
salah tafsir. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Gunakan bahasa yang mudah dipahami.
2. Pilihlah kata-kata yang mengandung arti yang sama bagi semua orang.
3. Gunakan kalimat pendek yang tidak menyulitkan pemahaman
Contoh rumusan pertanyaan penelitian dapat dilihat pada uraian berikut ini:
Topik : Pribadi siswa yang tidak tenang
Judul : pengaruh kepribadian siswa yang tidak tenang terhadap prestasi belajar
Variabel : kepribadian siswa dan prestasi belajar
Subjek/Populasi : Siswa
Rumusan masalah :
a. Faktor-faktor apakah yang melatarbelakangi timbulnya lepribadian yang
tidak tenang?
b. Apakah kepribadian yang tidak tenang berpengaruh terhadap prestasi
belajar?
c. Bagaimanakah cara menyikapi siswa yang memiliki kepribadian tidak
tenang agar tidak mengganggu siswa yang lain?
Pertanyaan-pertanyaan :
a. Apakah ada faktor-faktor dari dalam yang berpengaruh terhadap
kepribadian siswa?
b. Apakah ada faktor-faktor dari luar yang berpengaruh terhadap kepribadian
siswa (contoh : teman dan lingkungan sekitar)?

5
c. Benarkah kepribadian tidak tenang sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar?
d. Bagaimana sikap seorang guru jika menghadapi siswa yang memilliki
kepribadian tidak tenang?
Rumusan pertanyaan di atas, dapat dikembangkan ke dalam pertanyaan-
pertanyaan, seperti : angket atau kuesioner, atau pedoman wawancara. Teknik yang
dipakai dalam sebuah penelitian sangat tergantung pada data yang ingin diperoleh.
Misalnya, apabila data tersebut bersifat pribadi atau sensitif, maka teknik yang
dipakai adalah wawancara.

B. Menulis Latar Belakang Masalah


Dalam latar belakang masalah, peneliti harus mengemukakan masalah
alasan dipilihnya suatu masalah atau topik yang akan dijadikan bahan penelitian.
Mengapa masalah itu perlu diteliti dan apa yang melatarbelakanginya. Dalam latar
belakang masalah dikemukakan juga fakta-fakta sementara yang diperoleh peneliti
dari pengamatan dan studi kepustakaan.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan suatu masalah
adalah sejauh mana urgensi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari bagi
masyarakat. Selain aspek urgensi dan manfaat, peneliti juga mempertimbangkan
aspek kepraktisan seperti fakta dan data yang dapat diperoleh, dana, dan tenaga.
Dalam membuat latar belakang masalah, pertanyaan yang perlu ada dalam
benak peneliti adalah “kenapa masalah itu penting?”. Untuk menjawab pertanyaan
ini, peneliti akan memulainya dari sesuatu yang umum hingga pada akhirnya
menyempit pada titik permasalahan.
Contohnya, peneliti ingin meneliti tentang pendidikan alternatif, maka
peneliti akan memulai dari tingkat kemiskinan di Indonesia, kemudian menjelaskan
HDI (Human Development Indeks) Indonesia, hingga pada akhirnya masuk pada
keterkaitan antara kemiskinan dengan pendidikan berupa rendahnya akses
pendidikan bagi masyarakat miskin, perlu juga menjelaskan data-data pendukung.

6
C. Menulis Tujuan Tulisan
Tujuan penelitian merupakan rumusan masalah dalam bentuk kalimat
pernyataan. Contoh :
 Rumusan masalah : faktor-faktor apakah yang mempengaruhi tingkat
kedisiplinan siswa SMU di Jakarta?
 Tujuan penelitian : ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kedisiplinan siswa SMU di Jakarta.
Tujuan penelitian juga sangat berkaitan dengan kesimpulan. Bila masalah
penelitian merupakan hal yang dipertanyakan dan tujuan penelitian merupakan
jawaban yang ingin dicari, maka kesimpulan merupakan jawaban yang diperoleh.

D. Menulis Manfaat Tulisan


Manfaat penelitian merupakan keguanaan nyata dari hasil yang akan dicapai
melalui penelitian tersebut. Misalnya, membantu pemerintah menemukan alternatif
kebijakan yang lebih bagus. Selain bersifat praktis, manfaat penelitian juga bersifat
teoritis.

E. Kajian Teori
Kajian teori atau kerangka teori berisi prinsip-prinsip teori yang
memengaruhi dalam pembahasan. Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk
membantu gambaran langkah dan arah kerja. Kerangka teori akan membantu
penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti. Artinya, kerangka teori
harus bisa memberikan gambaran tata kerja teori itu.
Kerangka teori dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran
tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah
pernah dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif
sama. Dengan demikian pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris
yang kuat.
Untuk membuat kerangka teori, kita harus menetapkan topik/masalah apa
yang akan dibahas, kemudian cari penelusuran pustaka atau bahan-bahan yang
berhubungan dengan topik tersebut dapat melalui berbagai media seperti buku-buku

7
referensi atau mencarinya di internet untuk dijadikan landasan/dasar teori dari
topik/masalah yang akan dibahas. Bahan-bahan yang dikumpulkan harus lengkap
dan sebanyak-banyaknya pastinya berhubungan dengan topik yang akan dibahas.
Biasanya tidak ada prosedur baku dalam menentukan landasan/dasar teori
ini. Beberapa buku penulisan karya ilmiah pun satu sama lain tidak seragam dalam
konteks sistematikanya. Landasan teori biasanya mewajibkan si penulis untuk
menggunakan kerangka umum dari tema penulisan karya ilmiahnya. Artinya kalau
si penulis telah menentukan tema dari karya ilmiah, maka buku-buku referensi tentu
saja harus yang berhubungan dengan tema tersebut. Bisa juga buku tambahan tetapi
buku-buku utama atau jurnal yang hendak kita kutip harus merupakan "referensi"
yang berkaitan dengan tema yang hendak kita buat agar kerangka acuannya tidak
terlalu meluas.
Misalnya, kerangka teori untuk menganalisis kesalahan (Anakes)
kebahasaan kita menggunakan teori yang berhubungan dengan itu, misalnya
dengan membuat rujukan buku karya Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis
Kesalahan Berbahasa, Penerbit Angkasa, Bandung.

F. Formulasi Isi Tulisan


Setelah data terkumpul, langkah berikutnya yang dilakukan peneliti adalah
mengolah dan menganalisis data tersebut.
1. Tahap Persiapan
a. Editing
Kegiatan editing adalah kegiatan meneliti atau memeriksa kembali data
yang telah dikumpulkan dari lapangan. Biasanya editing dilakukan oleh kuesioner
yang disusun secara berstruktur dan diisi melalui wawancara formal. Dalam
mengedit, hal-hal yang harus diperhatikan dari sebuah data adalah sebagai berikut
:
 Memeriksa namadan kelengkapan identitas pengisi.
 Mengecek kelengkapan data. Artinya memeriksa isi instrumen
pengumpulan data, termasuk kelengkapan lembar instrumen.

8
b. Coding
Coding atau pengkodean adalah usaha mengklarifikasikan jawaban
responden menurut macamnya. Tujuannya adalah menyederhanakan jawaban
responden sehingga dapat diolah. Usaha pengkodean dilakukan dengan memberi
simbol atau angka pada jawaban responden. Simbol atau angka inilah yang disebut
kode.
Contoh :
1) Kategori jenis kelamin
a) Laki-laki diberi kode 1
b) Perempuan diberi kode 0
2) Usia responden
a) 15-20 tahun diberi kode 1
b) 21-25 tahun diberi kode 2
c) 26-30 tahun diberi kode 3
3) Kategori tingkat pendidikan
a) SD diberi kode 1
b) SLTP diberi kode 2
c) SLTA diberi kode 3
d) Perguruan tinggi diberi kode 4

2. Tahap Pengorganisasian Data


Setelah pengkodean, langkah selanjutnya adalah pengorganisasian data.
Data-data yang telah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel
pengolahan, baik berupa tabel frekuensi maupun tabel silang. Dengan demikian
data dari lapangan akan tampak lebih sederhana, ringkas, dan mudah dipahami.
Dengan melakukan kegiatan pengorganisasian data, peneliti akan
memperoleh keuntungan sebagai berikut :
a. Menghemat ruang, mengurangi penjelasan, dan pernyataan deskriptif
menjadi seminimal mungkin.
b. Bisa lebih menampilkan relasi dari proses-proses penelitian.

9
c. Data yang ditabulasikan itu bisa lebih mudah diingat daripada data yang
tidak ditabulasikan.
d. Pengaturan secara tabular ini mempermudah penjumlahan dari item-
itemnya dan mempermudah menemukan kesalahan-kesalahan.
e. Tabel akan memberikan basis yang mudah untuk mengadakan perhitungan.
Terdapat dua jenis tabel untuk mengorganisasi data agar mudah dibaca dan
ditafsirkan.
 Tabel Frekuensi : Untuk mengetahui besarnya frekuensi data pada masing-
masing kategori perlu dilakukan perhitungan dengan menempatkan kode
jawaban yang sama pada kategori tabel yang disesuaikan. Cara yang paling
mudah adalah dengan cara talli.
 Tabel Silang : dibuat dengan cara memecahkan setiap satuan data dari setiap
kategori menjadi dua atau lebih subsatuan. Pemecahan data demikian
dilakukan dengan suatu kriteria yang baru.

3. Tahap Mengolah Data


Cara pengelolaan data terdiri dari 2 cara. Kedua cara itu adalah cara statistik
dan nonstatistik.
a. Pengolahan data secara statistik
Cara statistik biasa digunakan untuk data yang bersifat kuantitatif.
Pengolahan data secara statistik mempunyai 2 fungsi. Pertama, membantu peneliti
melukiskan dan merangkum hasil pengumpulan datanya. Statistik seperti ini
disebut statistik deskriptif. Kedua, membantu meramalkan suatu kesimpulan untuk
suatu populasi yang lebih besar dari sekumpulan data yang diselidiki. Statistik
seperti ini disebut statistik inferensial.
b. Pengolahan data secara nonstatistik
Pengolahan data nonstatistik adalah cara mengolah data-data kualitatif.
Hasil pengolahan data langsung dapat diambil tanpa menggunakan instrument
statistik. Misalnya, dapat langsung diambil dari hasil pengamatan, melalui angket
tertutup atau wawancara.

10
4. Jenis Hubungan Data
Setelah mengolah data langkah selanjutnya menganalisis atau
menginterpretasikan data tersebut. Dalam tahap tersebut hal yang harus diketahui
adalah jenis hubungan data. Ada beberapa jenis hubungan data yang perlu diketahui
oleh seorang peneliti dalam menganalisis atau menginterpretasikan data yang telah
diolah. Jenis hubungan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Hubungan simetris
Apabila sebuah variabel berhubungan dengan variabel yang lain, tetapi
adanya variabel tersebut bukan disebabkan oleh variabel yang pertama, hubungan
demikian dinamakan hubungan simetris. Hubungan simetris terjadi bila kedua
variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama. Hubungan yang terjadi
hanyalah kebetulan saja. Misalnya, seorang peneliti menganalisis dua buah
variabel, yaitu meningkatkan pemakaian pupuk oleh petani dan meningkatkan
jumlah radio yang dimiliki petani.
Meningkatnya pengguna pupuk dan peningkatan jumlah radio disebabkan
faktor yang sama, yaitu meningkatkan pendapatan para petani.
b. Hubungan Asimetris
Apabila suatu berhubungan dengan variabel yang lain tetapi hubungan
tersebut tidak timbal balik, hubungan itu disebut asimetris. Misalnya hubungan
antara “rajin” dan “sukses” atau pendidikan dan perilaku sosial.
c. Hubungan Timbal Balik (Resiprokal)
Apabila kedua variabel saling mempengaruhi secara timbal balik (2 arah),
hubungan itu dinamakan hubungan timbal balik. Dengan perkataan lain, variabel X
mempengaruhi variabel Y dan sebaliknya Y mempengaruhi X. Dalam hubungan
ini, kita tidak tahu mana sebab dan mana akibat. Misalnya, tingkat pendidikan yang
rendah akan mempengaruhi penghasilan seseorang.

11
G. Membuat Kesimpulan dan Saran

1. Pengertian Kesimpulan dan Saran


Bagian akhir dari sebuah laporan penelitian adalah kesimpulan dan saran.
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat, jelas, dan sistematis dari keseluruhan
hasil analisa, pembahasan, dan pengujian hipotesa dalam sebuah penelitian. Saran
merupakan usul atau pendapat dari seorang peneliti yang berkaitan dengan
pemecahan masalah yang menjadi objek penelitian ataupun kemungkinan
penelitian lanjutan.
Pada bagian kesimpulan dan saran, peneliti berusaha memperlihatkan
benang merah antara keseluruhan bagian dalam penelitian, terutama antara masalah
penelitian, hipotesa, dan analisis data. Sebuah kesimpulan ilmiah harus didasarkan
pada hasil penelitian karena pada bagian ini peneliti berusaha memberikan jawaban
atas pertanyaan masalah penelitian.
Kesimpulan berasal dari fakta-fakta atau hubungan yang logis. Pada
umumnya kesimpulan terdiri atas kesimpulan utama dan kesimpulan tambahan.
Kesimpulan utama adalah yang berhubungan langsung dengan permasalahan.
Dengan demikian, kesimpulan utama harus bertalian dengan pokok permasalahan
dan dilengkapi oleh bukti-bukti.Pada kesimpulan tambahan, penulis tidak
mengaitkan pada kesimpulan utama, tetapi tetap menunjukkan fakta-fakta yang
mendasarinya. Dengan sendirinya, penulis tidak dibenarkan menarik kesimpulan
yang merupakan hal-hal baru, lebih-lebih jika dilakukan pada kesimpulan utama.
Jika penulis bermaksud menyertakan data atau informasi baru maka hendaknya
dikonsentrasikan pada bab-bab uraian dan bukannya pada kesimpulan.
Pendek kata, kesimpulan adalah berisi pembahasan tentang kesimpulan
semata. Pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis, maka
pada kesimpulan utamanya harus dijelaskan apakah hipotesis yang diajukan
memperlihatkan kebenaran atau tidak.
Kesimpulan utama pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang
memerlukan hipotesis tidaklah sedetil kesimpulan yang terdapat pada bab analisis.
Sebaliknya, pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang tidak memerlukan

12
hipotesis, maka kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas
pertanyaan yang diajukan pada bab pendahuluan.

2. Langkah-langkah Menyusun Kesimpulan dan Saran


Sebagai langkah pertama, penulis menguraikan garis besar permasalahan
dan kemudian member ringkasan tentang segala sesuatu yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya. Pada langkah berikutnya, penulis harus menghubungkan
setiap kelompok data dengan permasalahan untuk sampai pada kesimpulan tertentu.
Langkah terakhir dalam menyusun kesimpulan adalah menjelaskan mengenai arti
dan akibat-akibat tertentu dari kesimpulan-kesimpulan itu secara teoritik maupun
praktis.
Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang peneliti untuk mengetahui
cara atau teknik menarik kesimpulan atas data-data yang diperolehnya. Umumnya
terdapat dua logika penarikan kesimpulan, yakni logika deduktif dan logika
induktif.

a. Kesimpulan dengan logika deduktif


Logika deduktif atau umum-khusus merupakan proses berpikir yang
dimulai dari sesuatu hal yang umum ke hal-hal yang khusus. Proses pengambilan
keputusan ini dilakukan untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Pengambilan kesimpulan dengan logika deduktif, dimulai dengan teori yang
digunakan, kemudian teori tersebut dikaitkan dengan data yang diperoleh sehingga
peneliti memperoleh kesimpulan.
Contoh :
Premis 1 : langit mendung maka hari akan hujan.
Premis 2 : hari ini langit mendung.
Kesimpulan : maka hari ini akan hujan.

b. Kesimpulan dengan logika induktif


Logika berpikir ini dimulai dari sesuatu hal yang spesifik sehingga dapat
dilihat pola yang terjadi dan pola ini akan menjadi kesimpulan bagi sebuah

13
penelitian proses logika berpikir ini dapat digunakan untuk penelitian dengan
pendekatan kualitatif.
Contoh :
Bukti 1 : senin hujan
Bukti 2 : selasa hujan
Bukti 3 : rabu hujan
Bukti 4 : kamis hujan
Kesimpulan : maka kemungkinan hari jumat hujan.

14
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Dalam mengidentifikasi masalah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah pertama, gunakan bahasa yang mudah dipaham. Kedua, pilihlah
kata-kata yang mengandung arti yang sama bagi semua orang. Ketiga,
gunakan kalimat pendek yang tidak menyulitkan pemahaman.
2. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan suatu masalah
adalah sejauh mana urgensi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
bagi masyarakat. Selain aspek urgensi dan manfaat, peneliti juga
mempertimbangkan aspek kepraktisan seperti fakta dan data yang dapat
diperoleh, dana, dan tenaga.
3. Tujuan penelitian juga sangat berkaitan dengan kesimpulan dan manfaat
penelitian merupakan keguanaan nyata dari hasil yang akan dicapai melalui
penelitian tersebut.
4. Prinsip-prinsip teori dalam karya ilmiah berguna untuk membantu
gambaran langkah dan arah kerja. Kerangka teori akan membantu penulis
dalam membahas masalah yang sedang diteliti.
5. Dalam memformulasikan isi tulisan ada beberapa tahap yang dilakukan
yaitu tahap persiapan yang terdiri dari editing dan coding. Kedua, yaitu
tahap pengorganisasian data.
6. Kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas pertanyaan
yang diajukan pada bab pendahuluan. Dalam penulisan kesimpulan
umumnya terdapat dua cara penarikan kesimpulan, yakni cara nonstatistik
dan cara statistik.\Saran merupakan usul atau pendapat dari seorang peneliti
yang berkaitan dengan pemecahan masalah yang menjadi objek penelitian
ataupun kemungkinan penelitian lanjutan.

15
B. Saran
1. Dalam menulis karya ilmiah diharapkan memperhatikan sistematika
penulisan sehingga karya ilmiah tersebut dapat diterima oleh berbagai
kalangan.
2. Dalam menulis diharapkan penulis dapat mengkaji berbagai fenomena dan
permasalahan yang terjadi dalam masyarakat saat ini sehingga karya tulis
dapat menjadi menarik dan bermanfaat bagi para pembaca.
3. Kami mengharapkan para pembaca dapat meningkatkan kekreatifannya dan
kekritisannya dalam berfikir saat membuat karya ilmiah.

16
DAFTAR PUSTAKA
http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/Abstrak-kesimp-saran.pdf
http://id.shvoong.com/humanities/1914052-manfaat-menulis-ilmiah/
http://www.akatiga.org/index.php/artikeldanopini/lainnya/128
http://mgmp1.wordpress.com/2009/03/11/penulisan-karya-ilmiah-artikel-ilmiah/

17

Anda mungkin juga menyukai