Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FENOMENA DASAR

GOVERNOR

Oleh: NAMA NIM KELOMPOK : IZZUDDIN ALI RAJA SIREGAR : 1007120493 :7

LABORATORIUM KONSTRUKSI DAN PERANCANGAN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU OKTOBER, 2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Fenomena Dasar tentang Governor Laporan ini merupakan bukti bahwa penulis telah mengikuti praktikum Fenomena Dasar, adapun laporan ini berisikan tentang teori-teori dasar, alat dan bahan, prosedur kerja, pembahasan dan kesimpulan dari praktikum Governor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, yang telah memberikan motivasi sehingga laporan ini terselesaikan sesuai apa yang diinginkan. Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin namun penulis juga mempunyai keterbatasan pengetahuan, sehingga nantinya laporan ini ada kekurangan-kekurangan harap dimaklumi dan penulis siap menerima saran yang bersifat membangun sehingga laporan ini nantinya bisa menjadi lebih sempurna.

Pekanbaru, Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pertama sekali, governor sentrifugal diregulasikan pada jarak dan tekanan antara millstones pada kincir angin pada abad ke-17. Pada mulanya mesin uap sangat murni bergerak bolak-balik dan telah digunakan untuk memompa air, Variasi pengaplisiannya di toleransi pada kecepatan kerja. Sampai seorang engineer dari Skotlandia,James Watt memperkenalkan mesin uap berotasi untuk menggerakkan mesin di pabrik, dan pengoperasiannya konstan dengan menggunakan pendulum yang akhirnya disebut governor. Dimana, governor di buat dari bola baja yang menyentuh lengan penghubung vertikal. Governor mengontrol gaya dengan adanya berat dari bola baja. Governor selalu berperan dan mengendalikan out put mesin. Jika terjadi dalam perubahan yangdiinginkan maka governor akan segera bertindak mengatur suplay untuk mengendalikan out put.Jadi gobernor merupakan suatu alat kontrol otomatis, governor berperan mengatur kecepatan rata-rata mesin untuk penggerak mula, apabila terjadi variasi kecepatan akibat fluktuasi beban. Jikabeban motor meningkat, kecepatan motor pun menurun dan wujud governor akan bertambahdengan perubahan sehingga menggerakkan katup untuk memperbanyak suplay fluida kerja untukmengimbangi kenaikan beban motor. Jadi governor secara otomatis mengendalikan suplay ke motorbila beban berubah dan mempertahankan kecepatan rata-ratanya, di dalam batas tertentu.

1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum gonernor ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui karakteristik pengatur kecepatan dengan membuat grafik yang menyatakan hubungan antara kecepatan poros dengan posisi sleeve untuk berbagai berat flyball. b. Untuk dapat menentukan gaya sentrifugal yang ditimbulkan dengan gaya tekan pegas pada flyball.

c. Untuk dapat menerapkan konsep penguraian gaya truss dan frame pada konstrusi governor.

1.3 Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari dilaksanakannya pratikum fenomena dasar dengan judul governor ini adalah sebagai berikut: a. Dapat mengetahui secara langusng prinsip kerja dari alat governor dan dapat menggunakannya secara langsung b. Dapat menerapkan prinsip kerja governor kedalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang pemesinan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Dasar Governor adalah merupakan suatu alat pengatur kecepatan putaran pada mesin penggerak mula. Fungsi dari governor adalah mengatur kecepatan putaran poros keluaran pada mesin penggerak mula yang di pasang alat pengatur ini. Sehingga bias diperoleh kecepatan putaran poros keluaran yang stabil, meskipun beban yang di tanggung oleh mesin tersebut bervariasi dan berubah-ubah. Governor bekerja berdasarkan perubahan besarnya gaya sentrifugal yang terjadi karena adanya perubahan kecepatan putaran poros. Tanggapan dari governor ini di teruskan ke suatu system lain yang mempengaruhi besarnya kecepatan putaran dari mesin-mesin penggerak mula.

Gambar 2. 1 Governor

Governor bekerja dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran flyball. Putaran flyball sebanding dengan putaran poros utama yang memiliki putaran sudut (). Kecepatan sudut akan bervariasi menurut putaran poros (n). Besarnya gaya sentrifugal yang di timbulkan oleh flyball adalah Fs = mr2

Dimana : Fs = gaya sentrifugal (N) m = massan flyball (kg) r = jarak flyball ke sumbu poros utama (m) = kecepatan putaran poros utama (rad/s)

Putaran yang diberikan dengan memakai motor penggerak yang mana kecepatan putaran poros dapat diatur dengan menggunakan slide regulator. Setelah putaran yang di berikan sesuai dengan yang diharapkan, lengan-lengan governor akan mengangkat posisi sleeve dari posisi awal sampai maksimum. Jadi output yang diharapkan dari system kerja governor ini adalah berapa ketinggaian sleeve (h) agar posisi mencapai kondisi stabil.

Penggerak mula sering kali harus beroperasi pada putaran yang relatif konstan walaupun daya yang harus dihasilkannya berfariasi. Untuk mencapai kondisi operasi seperti yang diperlukan suatu alat yang disebut pengatur (governor). Berdasarkan cara kerjanya pengaturan dibedakan menjadi dua yaitu : a. Pengaturan sentrifugal (centrifugal governor) b. Pengaturan inersia (inersia governor) Pengaturan sentrifugal bekerja berdasarkan gaya sentrifugal sedangkan pengatur inersia bekerja berdasarkan momen inersia yang timbul kerena

terjadinya percepatan sudut. Karena lebih rumit maka jenis pengatur inersia tidak banyak digunakan walaupun reaksinya lebih cepat. Jenis-jenis dari governor adalah sebagai berikut : Governor Jenis Porter Bentuk geometri dari governor jenis porter adalah seperti gambar berikut :

Gambar 2. 2 Governor Porter

Untuk governor yang sedang dalam keadaan berputar maka berlaku persamaan dinamis M = I.. Pada kecepatan putar tertentu akan tercapai suatu keadaan setimbang, dimana gaya sentrifugal seimbang dengan gaya pemberat. Jika ini terjadi maka ada suatu titik yang memiliki percepatan sudut sebesar nol ( = 0), sehingga M = 0. Persamaan gerak yang terjadi dengan M dititik 0 sama dengan 0 adalah sbb : 0A + Fc = Fc =
( *

0A m.g.OB Fc Bc = 0
+ )

= *

+ m.g

Jika = K1 dan

= K2, maka persamaan akan menjadi :

Fc =

Dari rumus diperoleh : Fc = m.r.2 Fc = m.h.2 = ; n=

Maka persamaan menjadi :

m.r.2 = =
*

*
+

n=

Governor Jenis Proell Bentuk geometri dari governor jenis proell adalah seperti gambar berikut :

Gambar 2. 3 Governor Proell

Untuk governor yang sedang dalam keadaan berputar maka berlaku persamaan dinamis M = I.. Pada kecepatan putar tertentu akan tercapai suatu keadaan setimbang, dimana gaya sentrifugal seimbang dengan gaya pemberat. Jika ini terjadi maka ada suatu titik yang memiliki percepatan sudut sebesar nol (= 0), sehingga M = 0. Persamaan gerak yang terjadi dengan M dititik 0 sama dengan0adalahsbb 0C + m.g.OD Fc BD = 0 Fc = Fc = Fc = Jika = K, maka persamaan akan menjadi :
( )

Fc =

Dari rumus diperoleh : Fc = m.r.2 Fc = m.h.2 = ; n=

Maka persamaan menjadi : m.h.tan .2 = = n=


* +

Governor Jenis Hartnell Bentuk geometri dari jenis Hartnell adalah seperti gambar berikut :

Gambar 2. 4 Governor Hartnell

Karakteristik Universal Governor adalah sebagai berikut : 1. Penurunan kecepatan, atau berkurangnya kecepatan mesin dari tanpa

beban ke beban penuh yang dinyatakan dalam putaran/menit atau sebagai presentase dari kecepatan normal/ rata-rata.

2. Pengaturan Isohkhorik, yaitu mempertahankan kecepatan mesin konstan pada segala beban, pengaturan kecepatan yang mungkin dari penurunan kecepatan nol. 3. Kepekaan/sensitify atau perubahan kecepatan yang diperlukan sebelum Governor akan melakukan gerakan. 4. Kestabilan yaitu kemampuan mengatur waktu mempertahankan kecepatan mesin yang diinginkan tanpa naik turun atau constan. 5. Ayunan, yaitu naik turun yang kontinyu dari mesin terhadap kecepatan yang diperlukan meskipun ketika beban tidak bertambah. 6. Ketangkasan, kecepatan aksi pengatur. Biasanya dinyatakan sebagai waktu dalam detik yang diperlukan governor untuk menggerakkan kendali bahan bakar dari kedudukan tanpa batasan bahan sampai beban penuh. 7. Daya dari pengatur, gaya yang ditimbulkan pada governor untuk mengatasi tahanan dalam sistem kendali bahan bakar. 2.2 Aplikasi 1. Pneumatic Hydraulic Speed Control. Pada sistem di atas, governor mengontrol beberapa keadaan, yaitu : 1. Oil Supply Pada sistem penyuplaian minyak terdiri dari tempat penyimpanan minyak, pompa roda gigi, dan aki. Minyak melumasi bagian yang bergerak dan mendukung beberapa parts untuk beroperasi. Kerja untuk penyuplaian minyak ini dilakukan oleh governor. 2. Speed Control Coulumn Berfungsi dalam pengubahan kecepatan mesin dengan adanya perubahan katup penghambat atau menjaga kecepatan mesin agar tetap konstan jika terjadi perubahan beban 3. Power Piston Berfungsi mengatur besarnya injeksi yang diberikan ke piston pada berbagai jenis bukaan katup.

4. Compesanting Mechnism Merupakan mekanisme yang terjadi pada saat penggantian kecepatan, dimana terjadi perubahan posisi piston dan klep. 5. Fuel Control Governor berfungsi sebagai pengontrol besar bukaan katup minyak yang di supply ke mesin.

2. Diesel Engine Dengan mesin beroperasi , minyak dari sistem pemberian minyak mesin disediakan untuk persneling pompa yang terlihat pada gambar diatas. Kenaikan persneling pompa tekanan minyak untuk nilai ditentukan oleh klep. Tekanan minyak diatur pada kedua piston penyangga dan tegangan di dua bidang penyangga sama. Tekanan minyak yang sama pada sisi klep pilot terus menyampaikan minyak ke klep lain . Demikian untuk sistim hidrolis di keseimbangan, dan konstan tetap kecepatan mesin.

Gambar 2. 5 Skema Diesel Engine

Ketika pertambahan beban mesin, kecepatan mesin menurun. Penurunan di kecepatan mesin akan dirasakan oleh box governor. Karena

penurunan tadi box governor menurunkan pengisap klep pilot. Gerakan naik servo-motor pada piston akan terus dipancarkan dan pengangkat stasiun untuk rak bahan bakar akan meningkatkan jumlah bahan bakar yang disuplai ke dalam mesin. Gerakan naik piston dimampatkan oleh penyangga bagian atas dan membebas tekanan di penyangga bagian bawah. Sirkuit mesin lokomotif disel sebagai banyak yang diketik beda sirkuit mulai dari ukuran dan pabrikan mesin lokomotif disel. Biasanya, mereka dapat dimulai oleh kapal motor udara, kapal motor elektris, kapal motor hidrolis, dan secara manual. Sirkuit start dapat buku sederhana start pushbutton, atau komplek auto-start sirkuit. Tetapi hampir semua kasus peristiwa mengikuti harus terjadi untuk mesin mulai untuk start. Tanda start mengirim untuk motor mulai beroperasi elektris atau motor hidrolis, akan melibatkan engines roda gaya. Motor akan mulai memutar engkol mesin. Mesin akan kemudian mempercepat ke kecepatan normal. Ketika motor setater gear tambahan oleh motor berlari itu akan melepaskan rodagaya. Sebab rely mesin lokomotif disel panas di tekanan untuk menyalakan bahan bakar, mesin dingin dapat panas cukup mengambil dari gasses yang jatuh udara dimampatkan di bawah panas pengapian bahan bakar.

3. Electro Hydraulic Speed Control Seting kecepatan dengan electro-hydraulic governor dengan langkah-langkah kombinasi energizing dari empat solenoid "A" , "B", "C" dan "D".ke kecepatan mesin pertambahan , musim semi batas kecepatan harus dimampatkan atau tekanan dikurangi ke kecepatan berkurang . Kedudukan piston sesuai dengan batas kecepatan harus dirubah ke kondisi-kondisi tertentu. Dari batas kecepatan tertentu yang diawasi oleh solenoid, klep, pilot kontrol kecepatan, dan ring berputar. Ketika kombinasi beda " , " " B " atau " C " solenoid memberi tenaga, piring bersegitiga turun dipaksa pada jarak tertentu tergantung saat solenoid memberi tenaga. Ini sebabkan klep pilot kontrol kecepatan untuk

turun. Pelabuhan mengatur di ring berputar, tekanan bawah governor mengijinkan kekuatan turun ke piston sampai batas kecepatan minimum. Sebagai bagian yang mengatur batas kecepatan maka hubungan klep pilot kontrol kecepatan harus diatur lagi.

Gambar 2. 6 Electro Hydraulic Speed Control

Governor sentrifugal di gunakan untuk mengatur jarak dan tekanan antara millstones dalam windmills. Dahulu steam engines menggunakan gerak reciprocating murni untuk pompa air di mana aplikasi ini dapat mentoleransi variasi kecepatan. Engineer skotlandia James Watt memperkenalkan mesin uap rotative untuk factor kemudi mesin, sehingga kecepatan operasi yang dibutuhkan menjadi konstan. Antara tahun 1775 dan1800, Matthew Boulton memproduksi 500 rotative beam engines. Pada inti mesin ini watt sendiri yang merancang conical pendulum governor. Seperangkat bola baja yang berputar berdempet pada spindle vertical dengan siku penghubung, yang mana pengontrolan gaya di lakukan oleh berat dari bola.

BAB III METODOLOGI


3.1 Peralatan Peralatan-peralatan yang digunakan selama pratikum adalah : a. Seperangkat alat governor Seperangkat alat governor ini digunakan untuk melakukan pratikum nantinya.

Gambar 3. 1 Alat Governor

b. Beban (3 variasi massa) Digunakan untuk memberikan beban pada alat uji governor.

Gambar 3. 2 Beban (massa)

c. Tachometer Digunakan untuk mengukur nilai putaran poros (n)

Gambar 3. 3 Tachometer d. Mistar Mistar digubakan untuk mengukur pertambahan pangjang (tinggi sleeve ) yang terjadi saat putaran.

Gambar 3. 4 Mistar e. Jangka Jangka digunakan untuk mengukur pertambahan pangjang (tinggi sleeve ) yang terjadi saat putaran.

Gambar 3. 5 Jangka

3.2 Prosedur Praktikum Prosedur pelaksanaan pratikum governor adalah sebagai berikut : a. Susunlah alat seperti gambar dibawah ini

Gambar 4. 1 Peralatan Uji Governor b. Pasang beban pemberat (minimal 3 variasi beban ) c. Aturlah putaran motor dengan mengatur slide regulator, untuk setiap massa yang tetap ambilah 3 buah data putaran yang berbeda. d. Ukurlah berapa pegas terdefleksi atau berapa tinggi sleeve bergerak keatas. e. Catat data pengujian pada tabel ayng telah disediakan. f. Tentukanlah besar gaya-gaya setiap lengan governor sehingga diperoleh hubungan gaya secara teoritik dan praktek antara gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh putaran porosutama dengan gaya real pegas tertekan.

3.3 Asumsi-Asumsi a. Massa batang pada alat uji diabaikan. b. Massa pegas pada alat uji diabaikan. c. Kekakuan padapegas dianggap konstan.

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN


4.1 Data Praktikum Tabel 4. 1 Data Praktikum

4.2 Perhitungan Mencari nilai kekakuan pegas Massa = 0.976 kg Panjang awal= 175 mm Panjang akhir = 170 mm

Mencari nilai F percobaan F = k . x (N)

1. Massa 0,089 kg 125v F= 1,915 x 20 F= 38,3 N 2. Massa 0,271 kg 125v F= 1,915 x 27 F= 51,705 N 3. Massa 0,976 kg 125v F= 1,915 x 56 F= 107,24 N 150 v F= 1,915 x 87 F= 166,605 N 150v F= 1,915 x 49 F= 93,835 N 150v F=1,915 x36 F= 68.94 N

Mencari nilai jarak flyball (r)

r = panjang lengan flyball x sin

1. Massa 0,089 kg 125 v 150v

r = 0,155 x sin 60 r = 0,134 m 2. Massa 0,271 kg 125 v

r = 0,155 x sin 63,36 r = 0,139 m

150v

r = 0,155 x sin 61,48 r = 0,136 m 3. Massa 0,976 kg 125 v

r = 0,155 x sin 66,02 r = 0,142 m

150v

r = 0,155 x sin 67,42 r = 0,143 m

r = 0,155 x sin 73,51 r = 0,149 m

Mencari nilai

(rad/s)
1. Massa 0,089 kg 125 v 150v

2. Massa 0,271 kg 125 v 150v

( 3. Massa 0,976 kg 125 v

150v

Mencari nilai gaya sentrifugal teoritis Fs = mr (N)


1. Massa 0,089 kg 125 v Fs = 0,089kg x 0,134m x(26,18) rad/s = 8,17 N 150v Fs = 0,089kg x 0,139m x(37,49)rad/s = 17,39 N

2. Massa 0,271 kg 125 v Fs = 0,271kg x 0,136m x(25,87)rad/s = 24,67 N 150v Fs = 0,271kg x 0,142m x (37,39)rad/s = 53,8N

3. Massa 0,976 kg 125 v Fs = 0,976kg x 0,143m x(26,91)rad/s = 101,07 N 150v Fs = 0,976kg x 0,149mx (37,28)rad/s = 202,11N

4.3 Pembahasan Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa semakin besar massa yang digunakan akan menyebabkan semakin tinggi juga gaya sentrifugal dan semakin besar juga tinggi sleeve terangkat. Hal ini menunjukan bahwa massa mempunyai pengaruh yang besar tinggi sleeve, kecepatan putar poros, gaya tekan pegas, gaya sentrifugal dan juga jarak flyball ke sumbu utama. Semakin besar massa yang diberikan, maka kecepatan putar poros juga akan meningkat, hal ini menyebabkan tinggi sleeve juga akan bertambah. Meningkatnya kecepatan poros juga menyebabkan gaya sentrifugal meningkat. Hal ini disebabkan karena gaya sentrifugal berbanding lurus dengan kecepatan putar poros. Kenaikan tinggi sleeve, menyebabkan jarakk antara flyball ke sumbu poros utama semakin jauh, karena pertambahan tinggi sleeve diiringi oleh perubahan sudut pada lengan governor. Pertambahan massa juga mempengaruhi gaya tekan pegas, semakin besar gaya yang diberikan, maka gaya tekannya juga bertambah besar. Pada hasil dari pengujian terdapat perbedaan antara hasil percobaan (gaya pegas) dengan hasil teoritis (gaya sentrifugal), sebagai contoh pada hasil pengujian pada massa 0,089 kg diperoleh gaya tekan pegas sebesar 38,3 N sedangkan secara teoritis diperoleh gaya sentrifugal sbesar 8,17 N. Perbedaan yang sangat jauh ini disebabkan mungkin karena alat pengujian yang kurang akurat dan presisi. Seperti salah satunya yaitu terdapat kekosongan jarak yang cukkup besar antara pegas dengan landasannya sebelum pegas tersebut mendapat beban putar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Perbedaan hasil ini bisa juga disebabkan kesalahan pengukuran konstanta pegas untuk hasil praktikum, karena sebelum percobaan dilakukan pengukuran untuk menghitung besar konstanta pegas dan didapat hasil konstanta pegas yang berbeda untuk satu benda. Selain itu dalam melakukan praktikum governor ini, kesalahan bisa juga terjadi dalam proses pengukuran benda-benda praktikum disebabkan kondisi ruangan yang tidak cukup terang, sehingga terjadi perbedaan antara hasil praktikum dan hasil teoritis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilaksanakan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu : Tinggi sleeve berbanding lurus dengan massa. Semakin besar massa, maka tinggi sleeve akan bertambah. Gaya tekan pegas berbanding lurus dengan tinggi sleeve yang terangkat. Semakin besar tinggi sleeve, gaya tekan pegas akan semakin besar. Gaya sentrifugal berbanding lurus dengan massa dan kecepatan rotasinya. Semakin besar massa dan kecepatan rotasinya, gaya sentrifugalnya akan semakin tinggi pula. Putaran poros (n) berbanding lurus dengan tinggi sleeve. Semakin besar putaran poros, tinggi sleeve akan bertambah. Semakin besar putaran poros, jarak flyball ke sumbu poros utama akan bertambah.

5.2 Saran Setelah pelaksaan praktikum ini ada beberapa hal yang dapat disarankan agar dalam pelaksanaan praktikum berikutnya dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil pengujian yang baik juga diantarnya yaitu: Alat uji governor sebaiknya dilakukan perawatan setiap selang waktu tertentu, sehingga tetap bisa beroperasi dengan baik. Dalam pengukuran tinggi sleeve, sebaiknya hati-hati agar mistar tidak mengenai flyball yang sedang berputar. Pengamatan tachometer sebaiknya lebih teliti, karena nilainya selalu berubah-ubah. Pencahayaan didalam ruang praktikum lebih terang lagi sehingga hasil pengukuran lebih jelas dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA Badri, muftil & Nazaruddin .2012. Panduan Pratikum Fenomena Dasar Mesin Bidang Konstruksi Dan Perancangan. Pekanbaru www.scribd.com/doc/37803025/governor-machine, 4 November 2010

Anda mungkin juga menyukai