Anda di halaman 1dari 10

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI FEEDER

DAN KOORDINASI SISTEM MESIN SPB COSMOS


BERBASIS PLC OMRON CPM2A DAN
SCHNEIDER SR3B261BD
Rizqi Santria Mulki

Abstrak : Sistem kendali mesin Sarana Penyimpanan Beras ( SPB ) terdiri atas, pengendali otomatis dan manual. Setiap
bagian mesin memiliki kendali tersendiri dan untuk mengintegrasikan semua bagian mesin terdapat bagian yang bernama
master, yang berfungsi mengkoordinasikan setiap bagian mesin. Mensin press dan folding bagi komponen ( SPB )
merupakan mesin yang membutuhkan pengendali bagi empat bagian mesin yang berbeda. Tiga bagian mesin untuk
melakukan proses press dan folding idgunakan penggerak yang menggunakan sistem hidrolik, karena tenaga yang
dibutuhkan untuk melakukan proses press dan fold sangat besar. Dan untuk melakukan proses pemindahan benda kerja
dari satu stasion menuju ke stasion lain digunakan stasion pembawa benda kerja, memiliki sistem pneumatik yang memiliki
vaccum agar bisa menghisap dan membawa benda kerja, dan rangka stasion pembawa digerakan oleh motor 3 fasa yang
dikendalikan oleh inverter.
Untuk menghasilkan sebuah produk, proses dilakukan dari stasion pertama , kedua dan ketiga secara berurutan.
Yang berfungsi sebagai pemindah benda kerja adalah Feeder yang dikontrol menggunakan PLC CMP2A, prosesnya dengan
cara menghisap benda kerja berupa plat baja dengan vacuum generator dan mengangkat lalu menggesernya menuju stasion
berikutnya.Agar pergerakan antara proses press dan pemindahan benda kerja tidak terjadi bentrok, dibuatlah sistem
kendali koordinasi untuk mengaturnya, sehingga proses bisa berlangsung bergantian. Pemrograman pada sisstem
koordinasi empat bagian mesin digunakan perangkat lunak ZelioSoft yang memprogram Zelio SmartRelay untuk
mengendalikan pergerakan setiap bagian mesin dengan memanfaatkan sinyal dari setiap bagian. Hasil dari program yang
dibuat bisa mengendalikan mesin secara otomatis dan manual. Serta mengatur kecepatan pergerakan dari masing-masing
sistem.
Hasil pengujian menunjukan bahwa, mesin mampu bekerja untuk menghasilkan komponen SPB dengan proses
otomatis dan dengan waktu pengerjaan yang presisi. Juga stasion pembawa benda kerja dapat menempatkan benda kerja
tepat pada temapatnya. Total waktu proses dalam satu siklus memerlukan waktu 21 detik.
Kata kunci : press dan fold, inverter, ZelioSoft, Zelio SmartRelay, Cx-Programmer, SPB

I Pendahuluan
1.1 Tujuan
Pembuatan pengendali mesin press dan folding SPB
sarana penyimpanan beras ini bertujuan untuk :

1. Menghasilkan suatu lintasan produksi


pengerjaan sheet metal (pemotongan dan
pembentukan) untuk komponen SPB
(sarana penyimpanan beras) lima varian,
yang terdiri dari mesin penekan, sistem
pembawa dan alat penekuk.
2. Membuat produk komponen SPB (sarana
penyimpanan beras) dari empat tahapan
3.

proses (pemotongan, penekukan bentuk


U, penekukan L, dan penekukan U)
menjadi tiga tahapan proses yakni tahapan
pemotongan, penekukan U, dan L

4.

5.

6.

7.

8.

9.

(dilakukan dalam satu proses) bagian tepi,


dan penekukan bentuk U.
Mengotomatiskan sebuah mesin press,
folding dan feeder untuk pembuatan
komponen SPB.
Mampu mengubah bentuk bahan dasar
lembaran plat menjadi sebuah bentukan
komponen sarana penyimpan beras.
Mampu menyelesaikan proses pembuatan
dalam waktu tujuh belas detik setiap
benda kerja.
Membuat pengendali koordinasi antara
panel master dengan bagian yang lainnya
(feeder dan stasion pemotongan,
penekukan U dan L, dan penekukan U).
Membuat pengendali pada setiap stasion.
Membuat pengendali mesin pembawa (
feeder ) sebagai pembawa benda kerja ke
setiap stasion.

1.2.2

Teknologi Pada Mesin Pembawa (Feeder)


1. Inverter Thosiba VF-S15 (3PH-200/240V0,75kW/1HP).Motor 3 fasa MEZ 3~ Mot
7AA/IM04 (UD 1201/1410590-002 38).
2. Silinder aksi tunggal Festo DNC-32-50-PPVA 163307 C958.
3. Selenoid katup 5/2 MEBH-5/2-1/8/PB.
4. Reedswitch sensor SMT-8-K-1ED-24.
5. Sensor posisi feeder EE-XX672/672P.
6. Vaccum generator 1VN-14-H-T4-PQ3-VQ-3R02-B.
7. Vaccum switch VPEV-1/8.

1.2.3

Teknologi Pada Pengendali


1. Zelio Soft 2.
2. CX Programmer.
3. Smart Relay Schneider SR3B261BD dan
SR3XT141BD.
4. PLC Omron CPM2A

1.2 Teknologi yang digunakan


Teknologi yang digunakan pada mesin press dan
folding SPB Cosmos ini antara lain :
1.2.1

Teknologi Pada Stasion Satu, Dua, dan Tiga


1. Motor tiga fasa Bologna type BLC-160M-4.
2. Directional Valve 4/3 Bistabil with
Selesnoid Yuken DSG-0tiga3C2-A220-NI-50.
3. Directional Valve 4/2 MonoStabil with
Selesnoid Yuken BSG-06-2B3B-A220-NI-50.
4. Silinder aksi ganda (double acting cylinder).
5. Penyaring (filter).
6. Limit switch CNTD T2-8104.

II Landasan Teori
2.1 Motor Induksi Tiga Fasa
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak
balik

(AC)

yang

paling

luas

penggunaannya.

gambaran motor induksi tiga fasa diperlihatkan pada


gambar 1.

Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini


bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator ke
statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh
dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara

putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic


field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam

a) Bentuk fisik

b. Bagian dalam motor induksi

Gambar 1. Motor induksi tiga fasa

kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah


tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor
induksi tiga fasa dan motor induksi satu fasa. Motor
induksi tiga fasa dioperasikan pada sistem tenaga tiga
fasa dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang
industry dengan kapasitas yang besar. Motor induksi satu
fasa dioperasikan pada sistem tenaga satu fasa dan
banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah
tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin
cuci dan sebagainya karena motor induksi satu fasa
mempunyai daya keluaran yang rendah. Bentuk

2.2 Inverter DC ke AC Tiga Fasa


Inverter tiga fasa merupakan inverter dengan
tegangan keluaran berupa tegangan bolak balik (ac) tiga
fasa per segi. Sebuah rangkaian dasar inverter tiga fasa
tunggal sederhana terdiri dari tiga buah inveter satu fasa
dengan menggunakan MOSFET daya (power MOSFET)
sebagai sakelar. Tegangan suplai merupakan sumber dc
dengan tegangan sebesar Vs, dengan titik netral
merupakan titik hubung dari titik bintang (Y) pada beban.
Terdapat dua jenis mode operasi dari inverter jenis ini,
yaitu mode kondusi 120 dan mode konduksi 180.

Diagram blok dari inverter tiga fasa dapat dilihat pada

memindahkan beban yang relatif ringan dibanding beban

gambar 2.

kerja sistem hidrolik.


Sistem kendali pneumatik terdiri dari beberapa
komponen

sinyal

dan

bagian

kerja.

Komponen-

komponen sinyal dan kendali menggunakan rangkaian


atau urut-urutan kerja dari bagian kerja yang disebut
sebagai katup (valve). Ada sementara orang yang
menyebut ventil (dari bahasa Jerman atau Belanda). Jadi
katup pneumatik adalah perlengkapan pengendali
ataupun pengatur, baik untuk mulai (start), berhenti
(stop), arah aliran angin.
Gambar 2. Diagram blok inverter tiga fasa

2.4 Vacuum Generator


Komponen ini digunakan untuk menghasilkan udara

2.3 Sistem Pneumatik

vakum atau udara hisap. Digunakan bersamaan dengan


mangkuk hisap untuk memindahkan berbagai benda kerja.
Alat ini bekerja pada prinsip venturi meter (vacuum).

Gambar 4. Gambaran vacuum

2.5 Sistem Hidrolik


Gambar 3. Gambaran sistem pneumatik dasar
Sistem Pneumatik adalah sebuah teknologi yang
memanfaatkan udara terkompresi sebagai tenaga untuk
menghasilkan

efek

gerakan

mekanis.

menggunakan

udara

terkompresi,

maka

Karena
sistem

pneumatik tidak dapat dipisahkan dengan kompresor,


sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan udara
bertekanan tertentu.
Pada

sistem

pneumatik

menggunakan

fluida

kompresibel. Tekanan kerjanya juga pada rentang yang


kecil jika dibaningkan denga sistem hidrolik. Sistem
pneumatik bekerja pada tekanan rendah 550-690 KPa.
Dan pada aplikasinya, sistem pneumatik digunakan untuk

Sistem hidrolik adalah suatu sistem yang


memanfaatkan tekanan fluida sebagai sumber tenaga
pada sebuah mekanisme. Karena itu, pada sistem hidrolik
dibutuhkan power unit untuk membuat fluida
bertekanan. Kemudian fluida tersebut dialirkan sesuai
dengan kebutuhan atau mekanisme yang diinginkan.
Sistem hidrolik menggunakan fluida inkompresibel,
sistem hidrolik bekerja pada tekanan 6,9-34 MPa. Pada
kebanyakan aplikasi, sistem hidrolik banyak digunakan
seperti memindahkan beban yang berat, sebagai alat
penekan dan pengangkat. Dalam industri banyak ditemui
penggunaan sistem hidrolik pada alat-alat berat, seperti
truk pengangkat (dump truck), mesin moulding, mesin
press, forklift, crane, dan lain-lain. Berikut adalah contohcontoh penggunaan sistem hidrolik:
Dongkrak hidrolik hydrostatic transmission, untuk
menggerakkan peralatan konstruksi, kendaraan berat,
mesin pertanian dan mentransmisikan tenaga ke
aktuator tipe rotasi. Komponen yang digunakan pada
sistem hidrolik:

1.
2.

Piston sebagai aktuator


Pompa mengubah energi mekanis dari putaran
poros menjadi energi fluida dan juga untuk
menaikkan fluida kerja
Tangki menstabilkan sirkulasi tekanan minyak
yang dikeluarkan pompa, menyimpan fluida
bertekanan, menghindari pressure drop apabila
sejumlah besar minyak dipakai dalam waktu
singkat.

3.

4.
5.

Manometer (pressure gauge): mengukur


tekanan kerja fluida pada saat piston melakukan
langkah maju dan langkah mundur
Hose
Hose Couplers (penyambung hose)

Gambar 5. Gambaran sistem hodrolik dasar

2.6 Silinder Kerja Ganda


Aktuator adalah bagian keluaran untuk mengubah
energi suplai menjadi energi kerja yang dimanfaatkan.
Sinyal keluaran dikendali oleh sistem kendali dan
aktuator bertanggung jawab pada sinyal kendali melalui
elemen kendali terakhir.

JPST ( Jala Petri Sinyal Tertinterpretasi )


merupakan pengembangan lanjut dari Jala Petri (JP)
(Petri Net (PN)) biasa. JP biasa diperkenalkan pertama kali
oleh C.A. Petri dalam disertasi doktornya pada akhir
tahun 1960-an. Berdasarkan JP biasa ini, dikembangkan
berbagai JP khusus yang digunakan dalam kasuskasus
tertentu. Salah satunya adalah JPST, yaitu JP yang bisa
menggambarkan hubungan antara algoritma yang
disusun dengan lingkungannya. Hubungan antara
algoritma dengan lingkungannya digambarkan melalui
sinyal masukan dan sinyal keluaran. Aplikasi JPST untuk
merancang berbagai sistem otomasi, sebagai contoh
boiler, sistem pompa dan sistem turbin angin dan PV
surya, dapat dilihat pada (Joelianto dan Loeis, 2006;
Joelianto, dkk., 2006; Mostavan, dkk. 2006). Sistem
otomasi yang dibangun bisa dirancang menggunakan
JPST, kemudian diterapkan ke dalam bahasa
pemrograman PLC dalam bentuk diagram tangga. Analisis
digunakan untuk melihat kinerja algoritma yang telah
dibangun dengan menggunakan metode analisis invarian
(Wang, 1998) dan grafik ketercapaian (Frey,2000).
JPST memberikan penjabaran yang lebih luas dari
JP. Pada JPST, JP dimungkinkan untuk menerima aliran
informasi dari luar dan memberikan informasi ke luar
sistem. Syarat kondisi terpicunya suatu transisi selain
kondisi pengisian token pada tempat (place) yang
dihubungkan dengan busur ke transisi tersebut adalah
aktifnya masukan (input) tertentu yang akan memulai
pemicuan suatu transisi. Masukan atau kombinasi
masukan yang menjadi syarat awal pemicuan suatu
transisi tertentu disebut sebagai kondisi C (condition),
dimana C(Ti) Ti. Contoh pada Gambar 6
memperlihatkan terpicunya suatu transisi apabila syarat
masukan (input) pada kondisinya C(Ti) telah terpenuhi.

Aktuator pneumatik dapat digolongkan menjadi dua


kelompok yakni gerak lurus dan putar.
1.

Gerakan lurus (gerakan linear)


a. Silinder kerja tunggal.
b. Silinder kerja ganda.
2. Gerakan putar
a. Motor udara.
b. Aktuator yang berputar (ayun).
Metoda Efisiensi Program PLC ( Petri Net )

Gambar 6. Syarat kondisi pada transisi JPST


Dalam pemrograman PLC yang memiliki
banyak I/O, diperlukan efesiensi program yang dibuat,
ini digunakan untuk mempercepat proses scanning
program.
Salah satu metode formal yang banyak digunakan
untuk merancang dan menganalisis sistem otomasi
adalah JPST atau SIPN (Frey and Schettler, 1998; Frey,
2000a; 2000b).

pembentukan. Tiga tahapan tersebut adalah proses

III Penyelesaian Proyek

pemotongan,

3. 1 Gambaran Umum Sistem


Berikut adalah gambar perancangan umum mesin
press, folding dan feeder sarana penyimpanan beras (
SPB ) Cosmos :

proses

penekukan

Udan

L,

proses

penekukan U, serta sistem pemindah benda kerja atau


produk (feeder) menuju stasion selanjutnya.
Pada stasion pemotongan, silinder dengan membawa
alat penekan digerakan untuk memotong bagian tepi
lembaran plat SPB, melubangi (piercing), dan
membentuk collar. Setelah lembaran plat SPB selesai
dipotong, sistem pembawa benda kerja (feeder)
memindahkan benda kerja dari stasion pemotongan
selanjutnya masuk menuju proses penekukan U dan L,
sistem pembawa kembali membawa plat SPB ke stasion
tiga yakni penekukan U.
1.

3.2 Tuntutan Sistem


Mampu melakukan pembuatan satu produk
dalam waktu tujuh belas detik ( memiliki cycle
time tujuh belas detik ).

Gambar 7. Mesin press dan folding sarana

2.

Mesin mampu membuat lima varian produk.

3.

Mesin dapat bekerja secara otomatis maupun


secara manual.

penyimpanan beras

4. Mesin dapat bekerja dengan aman, bagi


Mesin

press,

folding

dan

feeder

sarana

pengguna, mesin, dan barangnya.

penyimpanan beras (SPB) memiliki tiga tahapan

3.3 Diagram Alir Sistem


3.3.1 Diagram Alir Stasion Master

Mulai

Single

Terdapat dua mode pengoperasian yakni


single dan integrasi, pemilihan mode ini merupakan
pengaturan

dari

sistem

kerja

mesin.

Pilihan Mode
Single/Integrasi
A

Mode Single

Kirim Signal
Q2 Pada
Stasion 1,2,3
dan Feeder

Integrasi
Sinyal
Homeposition
Feeder
Stasion 1,2,3
Masuk ?

Tidak

Ya

Ya

Fungsi single stasion


1,2,3 dan feeder aktif

Sinyal Home
Stasion 1,2,3
Masuk ?

Pilihan Mode
Cycle

Tombol Siap
Stasion 3

Tidak

Mode Step
Ya

Penekanan
Tombol Siap
Stasion 3

Kirim Sinyal Q3
Pada Feeder

Ya

Dua Tombol Mulai


Stasion 1

Penekanan
Dua Tombol
Mulai

Dua
Tombol
Mulai
Stasion 1

Tidak

Feeder
Mengirimkan
Sinyal Home
Tidak
Selesai

Ya
Kirim Sinyal
Q1 Pada
Stasion 1,2,3

Gambar 8. Diagram alir sistem master

3.3.2 Diagram Alir Sistem Pembawa Benda Kerja


a. Diagram Alir Mode Otomatis

3.4 Perancangan Sistem


3.4.1 Proses Pembawa Benda Kerja
(Feeder)
Diskripsi kerja

Otomatis Feeder
A
Homeposition
Stasion
Silinder Diatas Aktif
?

Tidak

memindahkan
Sensor 2A
Aktif ?

Ya

Feeder

Feeder Bergerak
ke Kanan Cepat

telah

yang

stasion penekukan U dan L ke stasion

Tidak

Penekanan
Tombol

Sensor 2B
Aktif ?

Ya
Feeder Bergerak
ke Kiri Cepat

penekukan U. Proses ini melibatkan


empat langkah kerja yaitu : forward

Tidak

Ya

fetch

Silinder Pembawa
Vaccum Turun

Tidak

Ya
Feeder Bergerak
ke Kiri Lambat

Sensor 1A
Aktif ?

produk

station penekukan U dan L ataupun dari

Feeder Bergerak
ke Kanan Lambat

Sensor 1B
Aktif ?

untuk

diproses oleh station pemotongan ke

Tidak

Ya

Tombol Start

digunakan

Reed
Switch B
Aktif ?

forward home .
setdown

setdown

Proses fetch dan

dilakukan

dengan

menggunakan sistem kerja pneumatik (

Tidak

Ya
Penghisap dan
Tekanan Penghisap
Tidak Aktif

Tidak

backward

vacuum

dan

silinder

up/down

sedangkan proses forward dan backward

Silinder Pembawa
Vaccum Naik

dilakukan dengan menggunakan motor

Ya

listrik dengan variable speed dan kendali

Feeder Berhenti
Reed Switch
A Aktif ?
Silinder Pembawa
Vaccum Turun

Reed
Switch B
Aktif ?

posisi.
Tidak

Ya
Feeder Bergerak
ke Kiri Cepat
Tidak

Ya
Penghisap dan
Tekanan
Penghisap Aktif

Motor feeder

Sensor 3C
Aktif ?

Tidak

Ya
Feeder Bergerak
ke Kiri Lambat

Silinder Pembawa
Vaccum Naik

Silinder

Reed
Switch A
Aktif ?

Sensor 3B
Aktif ?
Tidak

Ya
A

Tidak

Ya
Selesai

Penghisap

Gambar 10. Diagram waktu siklus kerja


Gambar 9. Diagram alir pembawa

feeder

benda kerja mode otomatis

Mulai
Integrasi
Cycle
Start

Step
Start

Pemotongan

Penekukan
U dan L

Penekukan
U

Pemotongan

Penekukan
U dan L

Start

Pembawa
Benda Kerja

Pembawa
Benda Kerja

Gambar 13. Step ladder sistem kordinasi mode integrasi

IV Hasil Implementasi
4.1.1

Gambar 11. Pneumatik diagram

Hasil Implementasi Panel Operator


a.

3.4.2 Sistem Koordinasi Stasion dan


Feeder ( Master )
Diskripsi Kerja
Sistem ini berfungsi untuk mengatur
sistem kerja ke-empat stasion/sub-sistem (
stasion satu, dua, tiga dan pembawa benda
kerja/feeder ) di atas sehingga masingmasing

sub-sistem

tersebut

dapat

dijalankan satu per satu atau bekerja


bersamaan secara sekuensial dari awal

Panel operator feeder


Feeder terdiri dari sistem penggerak

linear, dan sistem pneumatik. Memiliki


lebih banyak aktuator yang dikontrol,
jika dibandingakan dengan stasion lain.
Oleh karena itu dipasang jumlah tombol
pada panel yang disesuaikan dengan
jumlah aktuator. Satu tambahan
tombol, yaitu tombol home, berfungsi
untuk memerintahkan feeder kembali
ke posisi aman (home) secara otomatis.

hingga akhir yang melibatkan semua proses.


b. Panel operator master
Pada panel operator master terdapat
dua buah selector, selector pertama

Mulai

digunakan untuk mengaktikan mode

Single

integrasi atau single dan selector kedua


Station-1

Station-2

Station-3

Feeder

digunakan untuk mengaktifkan mode


Pemotongan

Penekukan U
dan L

Penekukan U

Pembawa
Benda Kerja

cycle atau step. Lampu indicator pada


panel operator master berfungsi sebagai
penanda aktifnya mode integrasi atau
single.

Gambar 12. Step ladder sistem koordinasi mode single

Penekukan
U

Hasil Implementasi Panel Kontrol

4.2 Pengujian Sistem

a. Panel kontrol feeder

4.2.1Pengujian Ketercapaian Waktu Kerja


a. Ketercapaian waktu integrasi

Yang awalnya menggunakan Zelio


Smart Relay, namun digantikan dengan
PLC Omron-CPM2A sebagai pengendali,

Tabel 1. Ketercapaian waktu


integrasi

dikarenakan kekurangan jumlah i/o yang


Master

tersedia. Lalu PSU yang berfungsi


sebagai sumber tegangan juga dilepas,
karena tegangan diberikan dari satu
sumber

panel master

),

Pengujian

Cycle time
(s)

Pengujian

Cycle
Time (s)

untuk
1

21.31

11

20.96

keseluruhan sistem.

21.22

12

20.57

Terdapat Inverter sebagai pengatur

20.56

13

21.12

20.22

14

20.29

20.41

15

20.92

21.18

16

20.46

20.84

17

20.58

20.48

18

20.49

21.08

19

20.68

10

20.68

20

20.62

memudahkan kontrol emergency pada

pergerakan motor 3 fasa agar bisa


memiliki beberapa tahapan kecepatan.
Juga terdapat relay yang digunakan
sebagai pengaktif aktuator pada sistem
pneumatik dan penggerak motor.
b. Panel kontrol master
Desain elektrik panel kontrol master
tidak mengalami perubahan. Panel kontrol
master

menggunakan

smart

relay

Schneider SR3B261BD yang berfungsi


sebagai otak untuk mengatur kerja

Rata-rata : 20.7335

keseluruhan stasion. Terdapat catu daya


DC 24 volt yang berfungsi sebagai sumber
tegangan keseluruhan stasion.

Cycle Time

25
20
15

Cycle Time (s)

4.1.2

10
5

0
0

10

15

20

Pengujian ke Gambar. 14 Diagram waktu Cycle Time Integrasi

b.

Ketercapaian waktu feeder

V Penutup

Tabel 2. Ketercapaian waktu feeder

Ketercapaian Tujuan dan Tuntutan


Dari hasil pembuatan dan pengujian dari

Feeder
Pengujian

Cycle time

keseluruhan mesin SPB, sebagian besar tujuan pembuatan

Pengujian

Cycle time

telah tercapai. Dengan tutuntan yaitu, mampu membuat

(s)

produk komponen SPB, membuat kontrol dari masing-

(s)

masing stasion, dan pembawa benda kerja ( feeder ), serta


1

6.29

11

6.3

6.16

12

6.27

pembuatan kontrol otomatis pada mesin SPB. Namun


untuk waktu tempuh dengan mode integrasi seluruh
stasion dan feeder masih belum memenuhi waktu yang

6.31

13

6.25

6.35

14

6.3

6.19

15

6.29

6.24

16

6.18

6.22

17

6.27

6.2

18

6.29

6.23

19

6.32

ditentukan.

Permasalahan yang Ditemukan


Cycle Time yang terjadi pada stasion penekukan
U dan L terlalu lama, sehingga menjadikan cycle
time keseluruhann menjadi lebih lambat dari
waktu yang ditargetkan, dalam hal ini adalah 21
detik. Penyebabnya dikarenakan beban kerja
yang dialami pada stasion tersebut merupakan

10

6.2

20

yang terbesar diantara stsion lainnnya.

Solusi Permasalahan
Solusi yang didapat dari penulis dapatkan untuk

6.28

permasalahan yang ditemukan diantaranya :

Rata-rata :6.257

1.

Pengurangan
penekukan

lintasan
U

dan

kerja
L

pada

sehingga

stasion
dapat

mempercepat waktu pemrosesan.

Cycle Time (s )

2.

untuk rangkaian hidrolik, agar memperbesar

Cycle Time

7
6
5
4
3
2
1
0

Penambahan diameter selang yang digunakan

nilai debit fluida yang bekerja pada sistem


hidrolik.
3.

Penambahan daya motor yang digunakan untuk


memperbesar nilai tekanan dari kerja sistem
hidrolik.

10

15

20

Pengujian keGambar 15. Diagram Cycle Time feeder

DAFTAR PUSTAKA

Sistm Otomasi Pada Proses Produksi

1. Anonim. Industrial Inverter ( For 3 Phase induction


motors ). Thosiba. Jepang.

Bioetanol Menggunakan Jala Petri Sinyala

2. Anonim. Perencanaan Lini Produksi Cosmos.


Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.
Bandung. 2013.

Teknik Komputer Volume 10 No 1 ITB.

3. Cara Memilih Motor Penggerak [online] Tersedia :


https://noerpamoengkas.wordpress.com/
diakses pada [27 Juni 2015].
4. Esposito, Anthony. Fluid Power With Aplications.
Departement of Manufacturing Engineering
Miami University, Oxford Ohio. 1994.
5. Inverter DC ke AC [online] Tersedia :
http://elektronika-dasar.web.id/ diakses pada
[16 April 2015].6. Joelianto, Endra dan Alex
Dananjaya. (2008) Perancangan dan Analisis

Teriternpretasi ( JPST ), 60 Gematek Jurnal

Bandung. 2008.
7. Prinsip Kerja Solenoid Valve Pneumatik [online]
Tersedia : http://electricmechanic.blogspot.com/ diakses pada [16
April 2015].
8. Setiawan, Ari dan Setiawan, Iwan. (2004)
Perancangan Lengan Robot Pneumtatik
Pemindah Plat Menggunakan Programmable
Logic Controller, Tugas Akhir. Teknik
Elektro UNDIP. 2004.
9. Silinder Pneumatik [online] Tersedia :
https://maswie2000.wordpress.com/ diakses
pada [16 April 2015].

10

Anda mungkin juga menyukai