Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENGARUH HARMONISA PADA VARIABLE SPEED DRIVE

TERHADAP HASIL PENUNJUKAN KWH METER 3 FASA

MAKALAH SEMINAR HASIL


TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

BINTANG MUFTI ZUAMA ESYE


NIM. 125060301111044

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2016

LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS PENGARUH HARMONISA PADA VARIABLE SPEED DRIVE


TERHADAP HASIL PENUNJUKAN KWH METER 3 FASA

JURNAL SKRIPSI

TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

BINTANG MUFTI ZUAMA ESYE


NIM. 125060301111044

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing I

Ir. Soeprapto, M.T.


NIP. 19561020 198903 1 001

Dosen Pembimbing II

Ir. Mahfudz Shidiq, M.T.


NIP. 19580609 198703 1 003

ANALISIS PENGARUH HARMONISA PADA VARIABLE SPEED DRIVE


TERHADAP HASIL PENUNJUKAN KWH METER 3 FASA
Bintang Mufti Zuama.1, Soeprapto, Ir., MT.2, Mahfudz Shidiq, Ir., MT.3
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Dosen Jurusan Teknik Elektro, Universitas Brawijaya
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail : bintangmuftize@gmail.com
ABSTRAK
Pemanfaatan energi listrik secara efisien bukan hanya dengan cara menghemat pemakaiannya, tetapi juga
mempertimbangkan kualitas daya (power quality) yang digunakan untuk menghasilkan kinerja yang maksimal
pada peralatan listrik termasuk alat ukur listrik. Harmonisa sebagai salah satu penyebab menurunnya power
quality pada sistem tenaga listrik timbul akibat dari penggunaan beban nonlinier. Harmonisa yang ditimbulkan
oleh beban nonlinier seperti variable speed drive dapat berpengaruh terhadap hasil penunjukkan kWh meter 3
fasa. Variable speed drive dapat mengatur kondisi operasi dari motor induksi 3 fasa dengan merubah variabel
tegangan dan frekuensi pada motor atau bisa disebut kendali V/f konstan. Pengaturan kendali V/f konstan dapat
mempengaruhi nilai %THD (Total Harmonic Distortion). Dalam penelitian ini digunakan 5 kondisi kendali V/f
konstan 380/50, 304/40, 228/30, 152/20, dan 100/13,16 dimana perbandingan antara tegangan dan frekuensinya
tetap dijaga konstan sebesar 7,6. Semakin besar variabel kendali V/f konstan, maka nilai %THDi akan semakin
besar, perubahan variabel pada kendali V/f konstan tidak berpengaruh terhadap nilai dari %THDv. Ketika motor
induksi 3 fasa diberi beban mekanik, kenaikan torsi beban juga akan mempengaruhi nilai %THDi. Pada kondisi
kendali V/f yang sama semakin tinggi torsi beban, maka nilai %THDi akan semakin besar dan perubahan torsi
beban juga tidak berpengaruh terhadap nilai %THDv. Nilai %THD sangat memepengaruhi bentuk dari
gelombang tegangan maupun arus, semakin besar nilai %THD maka distorsi pada gelombang akan semakin
besar dan menyebabkan gelombang tidak lagi berbentuk sinusoidal.
Kata kunci : harmonisa, power quality, kWh meter 3 fasa, variable speed drive.
ABSTRACT
Efficient electricity utilization is not only by saving the usage, but also by considering power quality that used to
prevent maximum performance on electrical utility include electrical measurement instrumentation. Harmonics,
as one of the reason on power quality deterioration occurs when non-linear load is used. Harmonics coused by
non-linier load like variable speed drive can effect to 3 phase kWh meter measurements. Variable speed drive
can set operation of 3 phase induction motor condition with change voltage and frequency varible motor or can
be constant V/f control. Constant V/f control setting can affect %THD (Total Harmonics Distortion) value. In
this research there are 5 condition constant V/f control used 380/50, 304/40, 228/30, 152/20, 100/13,16 which
voltage and frequency ratio is always constant, which is 7,6. The higher constant V/f control value, then %THDi
value will be higher, constant V/f control variable changed wont affect %THDv value. When induction motor is
loaded by mechanic, load torque increment will also affect %THDi value. In the same constant V/f control
codition the higher load torque , then %THDi value will be higher and load torque changed also not affect
%THDv value. %THD value greatly affect a voltage and current wave shape, the higher %THD value then
distortion on this wave will be higher and cause not longer sinusoidal wave.
Keywords: harmonics, power quality, 3 phase kWh meter, variable speed drive

I.

power quality yang buruk, maka efisiensi dari


perangkat itu akan mengalami penurunan.
Penggunaan variable speed drive sebagai
pengendali motor induksi 3 fasa termasuk dalam
beban nonlinier yang dapat menimbulkan
harmonisa. Harmonisa akan berpengaruh langsung
terhadap pemakaian alat ukur energi yaitu kWh
meter 3 fasa. Besarnya arus netral yang mengalir
pada jaringan sistem 3 fasa yang ditimbulkan oleh
penggunaan beban nonlinier menyebabkan

PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi saat ini membuat


persaingan di dunia industri juga semakin
berkembang pesat. Suplai daya listrik yang
berkualitas mempengaruhi kinerja maksimal dari
alat-alat listrik dan juga alat ukur listrik seperti
halnya kWh meter. Pada umumnya dalam dunia
industri digunakan kWh meter 3 fasa sebagai alat
ukur energi listrik yang dikonsumsi oleh beban.
Ketika alat-alat listrik dipaksa bekerja dengan
1

pengukuran energi pada kWh meter 3 fasa


mengalami kesalahan (Error).
Penelitian tentang pengaruh harmonisa beban
nonlinier rumah tangga terhadap hasil penunjukan
kWh meter satu fasa sebenarnya telah dilakukan,
akan tetapi dibutuhkan penelitian lain terhadap
pengaruh harmonisa yang diakibatkan oleh beban
nonlinier dengan daya yang lebih besar. Oleh
karena itu, dalam penelitian yang berjudulkan
Analisis pengaruh harmonisa pada variable speed
drive terhadap hasil penunjukan kWh meter 3 fasa
mengingat banyaknya penggunaan variable speed
drive pada dunia industri maka penelitian ini akan
menganalisis seberapa besar pengaruh dari
harmonisa yang diakibatkan variable speed drive
terhadap hasil penunjukan kWh meter 3 fasa.

s
t
P

= Jumlah putaran piringan dalam selang


waktu t
= Waktu putaran piringan putar (detik)
= Daya listrik (kW)

Untuk mengetahui energi yang dikonsumsi oleh


beban maka menggunakan persamaan berikut:
(2-2)
dengan:
W
= Energi yang dikonsumsi (kWh)
P
= Daya nominal yang diukur oleh kWh
meter (kW)
T
= Selang waktu penggunaan daya (h)
Persentase kesalahan pengukuran kWh meter
dihitung menggunakan rumus: (SPLN 57-1 : 1991)

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. KWh Meter 3 Fasa
Secara umum konstruksi dan bagianbagian dari kWh meter 3 fasa tidak jauh beda
dengan kWh meter 1 fasa. Perbedaan yang paling
menonjol yaitu pada jumlah kumparan tegangan
dan kumparan arusnya. Pada kWh meter 3 fasa 4
kawat memiliki 3 set kumparan tegangan dan
kumparan arus. KWh meter 3 fasa akan mencatat
jumlah penggunaan pada ketiga fasanya. Pada
konstruksinya, piringan putar pada kWh meter 3
fasa duhubungkan ketiga fasanya yang ada.
Penggunaan hanya salah satu atau dua buah fasanya
tetap memutar piringan putar pada kWh meter,
sehingga penggunaan tetap tercatat.

Tabel 2.1 Batas Kesalahan Persentase yang Diizinkan

C. Analisis Perhitungan dan Standar Harmonisa


Tingkat kecacatan seringkali dinyatakan dengan
Total Harmonic Distortion (THD), Total Harmonic
Distortion digunakan sebagai ukuran untuk melihat
berapa besar pengaruh keseluruhan adanya
harmonisa terhadap sinyal sinus. Pengaruh
keseluruhan harmonisa diperbandingkan terhadap
komponen
fundamental,
karena
komponen
fundamentalah yang memberikan transfer energi
nyata.
Untuk tegangan nonsinus, THD didefinisikan
sebagai berikut: (J. Arrilanga & N.R Watson,
2003:339)

Gambar 2.1 kWh meter 3 fasa 4 kawat


Sumber: www.hwelektroindo.com
B. Perhitungan Daya, Energi dan Kesalahan
Daya total yang dicatat kWh meter analog 3
fasa merupakan penjumlahan dari daya yang
terukur pada beban dan total daya harmonisa pada
beban. Dalam menghitung daya yang terukur pada
kWh meter analog 3 fasa, dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
(2-1)
dengan:
K
= Konstanta (putaran/kWh)

(2-6)

Vrms dapat dinyatakan dengan identitas parseval

(2-7)
dengan:
Vh = tegangan rms pada frekuensi tunggal pada
harmonisa ke n
V1 = tegangan rms fundamental
N = harmonisa maksimum
h
= orde harmonisa
Untuk arus nonsinus, THD didefinisikan sebagai
berikut: (J. Arrilanga & N.R Watson, 2003:184)

Mulai

(2-8)
Studi Literatur

Irms dapat dinyatakan dengan identitas parseval

Perencanaan
Pengujian

(2-9)
Pengujian

dengan:
Ih = arus rms pada frekuensi tunggal pada
harmonisa ke n
IR = arus rms fundamental
N = harmonisa maksimum
h
= orde harmonisa

Data Sementara
Benar

Tidak

Ya
Pengambilan Data
Keseluruhan

D.

Standard Harmonisa
Karena begitu besar dan bervariasi dampak
harmonisa pada peralatan dan sistem secara teknis
dan ekonomis maka diperlukan standarisasi
harmonisa. Standar yang mengatur distorsi
harmonisa ini adalah standar IEEE 512-1992,
standar ini mengatur batasan harmonisa yang
diijinkan seperti terlihat dalam Tabel 2.2 dan Tabel
2.3.

Analisis

Kesimpulan

Selesai

Tabel 2.2 Tabel Maksimum Distorsi Harmonisa IEEE


519-1992

Gambar 3.1 Diagram alir metode pengerjaan


penelitian
Mulai

Pengukuran harmonisa pada variable speed drive


dengan Power Monitoring Analyzer

Pencatatan hasil penunjukan energi pada alat ukur


Power Monitoring Analyzer

Melakukan perhitungan energi menggunakan rumus dan


hasil pengukuran yang didapat

Membandingkan hasil perhitungan energi dengan hasil


penunjukan energi secara lansung pada alat ukur Power
Monitoring Analyzer dan menghitung berapa persen
kesalahan

Tabel 2.3 Standar Distorsi Tegangan


Analisis hasil perhitungan dan kesalahan (Error)

Selesai

Gambar 3.2 Diagram alir tahap pengambilan data


III. METODE PENELITIAN

B.

Rangkaian Pengujian
Rangkaian percobaan yang akan dilakukan
adalah 2 kali yaitu pertama dengan menggunakan
motor induksi tanpa beban dan berbeban dengan
variable speed drive sebagai pengatur kecepatan.

A. Diagram Alir Penelitian


Langkah-langkah dalam analisis secara umum
dapat dilihat pada diagram alir Gambar 3.1.

Keterangan:
THDE = prosentase kandungan harmonisa orde
genap (2, 4, 6, dan seterusnya)
THDO = prosentase kandungan harmonisa orde
ganjil (3, 5, 7, dan seterusnya)
Berikut ini grafik hasil percobaan yang
menunjukkan % THDv terhadap perubahan
pengaturan kendali V/f konstan:

Gambar 3.3 Rangkaian pengukuran THD pada


VSD motor tanpa beban

Gambar 4.1 Grafik hubungan harmonisa terhadap


kendali V/f konstan pada VSD pengendali motor
tanpa beban

Gambar 3.4 Rangkaian pengukuran THD pada


VSD motor berbeban

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan grafik THDv diatas dapat dilihat


bahwa nilai %THDv tidak begitu mengalami
perubahan yang signifikan. Pada grafik tersebut
dapat dilihat bahwa nilai %THDv paling tinggi
yaitu pada fasa R kendali V/f konstan 304/40
sebesar 2,9%. Sedangkan nilai %THDv paling
rendah yaitu pada fasa S kendali V/f konstan
380/50 dan fasa S kendali V/f konstan 304/40
sebesar 2,4%.
Berikut ini grafik hasil percobaan yang
menunjukkan % THDi terhadap perubahan
pengaturan kendali V/f konstan:

A. Pengujian Variable Speed Drive dengan


Motor Induksi 3 Fasa Tanpa Beban
Hasil pengukuran harmonisa arus dan
harmonisa tegangan pada variable speed drive
dengan motor induksi 3 fasa tanpa beban dapat
dilihat pada Tabel 4.1.
Table 4.1 Pengukuran THD tegangan dan THD arus

Gambar 4.2 Grafik hubungan THDi terhadap


kendali V/f konstan pada VSD pengendali motor
tanpa beban
Berdasarkan grafik THDi diatas dapat dilihat
bahwa nilai %THDi mengalami perubahan. Saat
nilai tegangan dan frekuensi dapat kendali V/f
konstan semakin kecil, maka nilai %THDi juga
akan semakin kecil. Pada grafik tersebut dapat
dilihat bahwa nilai %THDi paling tinggi yaitu pada
fasa R kendali V/f konstan 380/50 sebesar 141,8%.
Sedangkan nilai %THDi paling rendah yaitu pada

fasa S kendali V/f konstan 100/13,16 sebesar


68,5%.
B. Analisis Pengaruh Harmonisa Terhadap
Hasil Penunjukan kWh Meter 3 Fasa pada
Pengujian Pertama
Dari hasil data pengukuran yang telah
dilakukan, maka selanjutnya akan dihitung
berdasarkan teori berupa besar daya aktif yang
terpakai oleh variabel speed drive dengan motor
induksi tanpa beban. Berikut adalah data hasil
pengukuran variabel pada kWh meter 3 fasa.

4. Perhitungan daya aktif pada kendali V/f konstan


152/20

5. Perhitungan daya aktif pada kendali V/f konstan


100/13,16

Tabel 4.2 Hasil pengukuran waktu putar disc pada kWh


meter 3 fasa

Berikut merupakan data energi yang dikonsumsi


oleh variable speed drive dengan motor induksi
tanpa beban yang dihitung berdasarkan persamaan
(2-2).

Dalam perhitungan daya aktif pada kWh meter 3


fasa, telah diketahui bahwa nilai K (konstantan
kWh meter) yaitu 150 putaran/kWh. Perhitungan
waktu tempuh dari disc hanya dilakukan setiap 1
kali disc berputar. Berdasarkan persamaan (2-1)
perhitungan daya aktif pada yang ditunjukkan pada
kWh meter 3 fasa secara teori adalah sebagai
berikut:
1. Perhitungan daya aktif pada kendali V/f konstan
380/50

Tabel 4.3 Penunjukkan energi oleh power meter dan kWh


meter 3 fasa

Berikut merupakan perhitungan presentase


kesalahan hasil penunjukkan energi kWh meter 3
fasa terhadap energi power meter yang diserap oleh
variable speed drive yang dihitung menggunakan
persamaan (2-3).

2. Perhitungan daya aktif pada kendali V/f konstan


304/40

3. Perhitungan daya aktif pada kendali V/f konstan


228/30

semakin kecil kendali V/f konstan maka nilai


%THDi akan semakin kecil, tetapi hal tersebut
tidak memepengaruhi dari nilai %THDv dimana
nilainya tidak mengalami penurunan maupun
kenaikan.
Besarnya
nilai
%THDi
akan
mempengaruhi kesalahan pembacaan kWh meter 3
fasa. Terlihat pada Tabel 4.7, semakin besar nilai
%THDi maka persentase kesalahan kWh meter
akan semakin besar juga.
C.

Dari perhitungan presentase kesalahan


penunjukkan energi oleh kWh meter 3 fasa diatas,
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
harmonisa arus dan tegangan terhadap kesalahan
penunjukkan kWh meter 3 fasa. Berikut merupakan
data kandungan harmonisa pada variable speed
drive dan prosentase kesalahan (%Error)
penunjukkan kWh meter 3 fasa.
Tabel 4.4 Presentase kesalahan (%Error) pada kWh
meter 3 fasa

Gambar 4.3 Grafik hubungan (%) Error terhadap


kendali V/f konstan
Pada pengujian variable speed drive
penegendali motor induksi 3 fasa tanpa beban ini,

Pengujian Variable Speed Drive dengan


Motor Induksi 3 Fasa Berbeban
Perbedaan dari percobaan pertama, yaitu
terletak pada motor induksi 3 fasa yang diberi
beban mekanik berupa magnetic powder brake.
Torsi beban yang digunakan terdiri dari 3 kondisi,
yaitu 0,1 N-m, 0,2 N-m, 0,3 N-m.
Hasil pengukuran harmonisa arus dan
harmonisa tegangan pada variable speed drive
dengan motor induksi 3 fasa tanpa beban dapat
dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Pengukuran THD tegangan dan THD arus

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat dilihat


nilai %THDv tidak begitu mengalami perubahan
yang signifikan. Nilai %THDv berkisar antara 1,9%
sampai 2,2% dimana nilai tersebut masih dalam
batas standar maksimum THDv IEEE 512-1992.
Sedangkan untuk data THDi pada Tabel 4.5
dapat dilihat bahwa nilai %THDi mengalami
perubahan. Pada pengoperasian kendali V/f konstan
380/50, semakin besar torsi beban maka nilai
%THDi juga semakin besar. Begitu pula pada
pengoperasian kendali V/f konstan lainnya. Namun
pada kendali V/f konstan 100/13,16 nilai %THDi
tidak mengalami perubahan yang signifikan
terhadap perubahan beban, karena nilai besaran
listrik (tegangan, arus, dan daya) pada kondisi
kendali V/f konstan tersebut nilainya sama. Pada
data pengujian tersebut dapat dilihat bahwa nilai
%THDi paling tinggi yaitu pada fasa T kendali V/f
konstan 380/50 dengan torsi beban 0,3 N-m yaitu
sebesar 167,7%. Sedangkan nilai %THDi paling
rendah yaitu pada fasa S kendali V/f konstan
100/13,16 dengan torsi beban 0,1 N-m yaitu
sebesar 73,2%.
D. Analisis Pengaruh Harmonisa Terhadap
Hasil Penunjukan kWh Meter 3 Fasa pada
Pengujian Kedua
Dari hasil data pengukuran yang telah
dilakukan, maka selanjutnya akan dihitung
berdasarkan teori berupa besar daya aktif yang
terpakai oleh variabel speed drive dengan motor
induksi berbeban. Berikut adalah data hasil
pengukuran variabel pada kWh meter 3 fasa.

2.

Perhitungan daya aktif pada kendali V/f


konstan 304/40 dengan torsi beban 0,3 N-m

3.

Perhitungan daya aktif pada kendali V/f


konstan 228/30 dengan torsi beban 0,3 N-m

4.

Perhitungan daya aktif pada kendali V/f


konstan 152/20 dengan torsi beban 0,3 N-m

5.

Perhitungan daya aktif pada kendali V/f


konstan 100/13,16 dengan torsi beban 0,1 Nm

Tabel 4.6 Hasil pengukuran waktu putar disc pada kWh


meter 3 fasa

Berikut merupakan data energi yang dikonsumsi


oleh variable speed drive dengan motor induksi
tanpa beban yang dihitung berdasarkan persamaan
(2-2).
Berdasarkan persamaan (2-3) perhitungan daya
aktif pada yang ditunjukkan pada kWh meter 3 fasa
secara teori adalah sebagai berikut:
1.

Perhitungan energi pada power meter kendali


V/f konstan 380/50 dengan torsi beban 0,3 N-m

Perhitungan daya aktif pada kendali V/f


konstan 380/50 dengan torsi beban 0,3 N-m

Perhitungan energi pada kWh meter 3 fasa


kendali V/f konstan 380/50 dengan torsi beban
0,3 N-m

Tabel 4.7 Penunjukkan energi oleh power meter dan kWh


meter 3 fasa

Dari perhitungan presentase kesalahan


penunjukkan energi oleh kWh meter 3 fasa diatas,
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
harmonisa arus dan tegangan terhadap kesalahan
penunjukkan kWh meter 3 fasa. Berikut merupakan
data kandungan harmonisa pada variable speed
drive dan prosentase kesalahan (%Error)
penunjukkan kWh meter 3 fasa.
Tabel 4.8 Presentase kesalahan (%Error) pada kWh
meter 3 fasa

Berikut merupakan perhitungan presentase


kesalahan hasil penunjukkan energi kWh meter 3
fasa terhadap energi power meter yang diserap oleh
variable speed drive yang dihitung menggunakan
persamaan (2-3).

1. Nilai %THDv pada pengujian variable speed


drive pengendali motor induksi 3 fasa tanpa
beban, menunjukkan bahwa nilainya masih
dibawah standar IEEE 519-1992 untuk tegangan
dibawah 69 kV. Begitu pula pada pengujian
variable speed drive pengendali motor induksi 3
fasa berbeban, nilai %THDv masih dibawah
standar atau dibawah 5%. Untuk nilai %THDi
pada pengujian variable speed drive pengendali
motor induksi 3 fasa tanpa beban sangat tinggi
yaitu mencapai 141,8% pada fasa R kendali V/f
konstan 380/50. Sedangkan pada pengujian
variable speed drive pengendali motor induksi 3
fasa berbeban nilainya dapat mencapai 167,7%
pada fasa T kendali V/f konstan 380/50 dengan
torsi beban 0,3 N-m. Besar nilai %THDi hasil
pengujian bila dibandingkan dengan standar
IEEE 519-1992 nilainya melebihi dari standar
maksimum yaitu sebesar 15%.
2. Besar persentase kesalahan pada penunjukkan
alat ukur kWh meter 3 fasa pada pengujian
variable speed drive pengendali motor induksi 3
fasa tanpa beban (Pengujian 1) lebih kecil bila
dibandingan dengan pengujian variable speed
drive pengendali motor induksi 3 fasa berbeban
(Pengujian 2). Pada perhitungan persentase
kesalahan (%Error) pengujian 1, didapatkan
persentase kesalahan terkecil yaitu sebesar
2,91% pada kendali V/f konstan 100/13,16 dan
persentase kesalahan terbesar yaitu 21,79% pada
kendali V/f konstan 380/50. Semakin kecil
tegangan dan frekuensi kendali V/f konstan
maka persentase kesalahan juga akan semakin
kecil. Sedangkan pada perhitungan persentase
kesalahan (%Error) pengujian 2, didapatkan
persentase kesalahan terkecil yaitu sebesar
15,98% pada kendali V/f konstan 152/20 dengan
torsi beban 0,1 N-m dan persentase kesalahan
terbesar yaitu 29,16% pada kendali V/f konstan
380/50 dengan torsi beban 0,3 N-m. Tidak
hanya nilai tegangan dan frekuensi kendali V/f
konstan yang mempengaruhi persentase
kesalahan pada penunjukkan alat ukur kWh
meter 3 fasa, besarnya daya beban juga
mempengaruhi persentase kesalahan dari alat
ukur tersebut. Semakin besar daya beban, maka
persentase kesalahan penunjukkan kWh meter 3
fasa juga semakin besar.

Gambar 4.4 Grafik hubungan antara persentase


kesalahan (%Error) dengan torsi beban serta
pengaruh terhadap kendali V/f konstan
Suatu hal yang dapat merusak bentuk
gelombang arus/tegangan ialah harmonisa. Semakin
besar daya dari beban nonlinier seperti variable
speed drive maka semakin besar nilai %THDv dan
%THDi yang kemudian akan berimbas pada
semakin buruknya bentuk gelombang yang
dihasilkan. Dengan buruknya bentuk gelombang
arus dan tegangan dalam hal ini bisa disebut
kualitas daya (power quality) akibat distorsi
harmonisa maka kemungkinan besar akan terjadi
kesalahan dalam pengukuran kWh meter 3 fasa.
Pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.8 dapat diketahui
bahwa presentase kesalahan (%Error) penunjukkan
kWh meter 3 fasa dipengaruhi oleh tingkat
kandungan harmonisa khususnya %THDi. Semakin
besar kandungan harmonisa %THDi, maka
presentase kesalahan (%Error) akan semakin besar
pula.
Pada dasarnya kWh meter analog bekerja
dengan prinsip induksi. Patokan yang dijadikan
sebagai perhitungan dan pengukuran daya yang
terpakai adalah putaran lempeng alumunium yang
menggunakan torsi putaran yang timbul akibat
adanya masing-masing besaran arus dan tegangan
yang masuk ke kWh meter tersebut. Dengan
melihat persamaan torsi piringan putar kWh meter
dimana, TD = K.V.I.cos terlihat bahwa torsi
sebanding dengan daya aktif (V. I . Cos ) yang
besarnya daya aktif ini dihitung berdasarkan luas
permukaan gelombang sinusoidal. Sehingga jelas
bahwa jika bentuk gelombang daya aktif tidak
sinusoidal maka akan memepengaruhi besarnya
torsi dan torsi ini akan mengakibatkan putaran yang
tidak presisi dan pada akhirnya mengakibatkan
pengukuran menjadi salah dan tingkat akurasinya
berkurang sehingga meyebabkan kesalahan
pengukuran.

B.

Saran
Dari hasil penyelesaian penelitian ini ada
pun saran yang dapat dilakukan untuk penelitian
lebih lanjut:
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan variable speed drive yang telah
diaplikasikan secara langsung seperti contohnya
pada pabrik atau industri menengah.
2. Perlu adanya perhitungan secara ekonomis
mengenai kerugian yang diakibatkan oleh
kesalahan pembacaan kWh meter 3 fasa.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pengambilan data yang telah
dilakukan di Laboratorium Elektronika Daya, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
9

3. Efek adanya harmonisa perlu diperhatikan dan


dikaji lebih lanjut seperti pengaruhnya terhadap
kualitas daya (power quality) pada sistem tenaga
listrik.
4. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut untuk
kWh meter 3 fasa dengan kelas yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Cahyani, A. 2013. Studi Analisis Pengaruh
Harmonisa Beban Nonlinier Terhadap Hasil
Penunjukan Kwh Meter Digital. Skripsi.
Tidak dipublikasikan. Malang: Teknik Elektro,
Univ Brawijaya.
[2] Dey, Nandita.& Chakraborty, A.K. 2013,
Neutral Current and Neutral Voltage in a
Three Phase Four Wire Distribution System of
a Technical Institution. International Journal.
72-No.3.
[3] Dugan, Roger C & Mc Granaghan, Mark F.
2003. Electrical Power Systems Quality.
McGraw-Hill: Digital Engineering Library.
[www.digitalengineeringlibrary.com]
[4] Kennedy, Barry. 2000. Power Quality
Primer. New York: Mc Graw-Hill, Inc.
[5] Nasiraghdam H, Morteza N, & Mohammadi
M. 2014, Total Harmonic Distortion and
Power Loss Reduction in DPF Mode
Operation of Harmonic Passive Filters under
Presence of Nonlinier Loads in Electrical
Power System. International Journal. 04No.6.
[6] Sapiie,
Soedjana.&Nishino.
1974
Pengukuran dan Alat-Alat Ukur Listrik,
Bandung : Pertja.

Anda mungkin juga menyukai